0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Lajnah Bahtsul Masa'il, istilah istinbath hukum, dan metode yang digunakan Lajnah Bahtsul Masa'il NU dalam menemukan hukum. Lajnah ini bertugas membahas masalah-masalah keagamaan masyarakat dengan merujuk pada kitab-kitab fiqih. Metode utamanya adalah istinbath secara berjenjang, yang dilakukan jika suatu masalah tidak terjawab d
Deskripsi Asli:
Judul Asli
NU,Lajnah Bahtsul masa'il, dan Metode Istinbath.
Dokumen tersebut membahas tentang Lajnah Bahtsul Masa'il, istilah istinbath hukum, dan metode yang digunakan Lajnah Bahtsul Masa'il NU dalam menemukan hukum. Lajnah ini bertugas membahas masalah-masalah keagamaan masyarakat dengan merujuk pada kitab-kitab fiqih. Metode utamanya adalah istinbath secara berjenjang, yang dilakukan jika suatu masalah tidak terjawab d
Dokumen tersebut membahas tentang Lajnah Bahtsul Masa'il, istilah istinbath hukum, dan metode yang digunakan Lajnah Bahtsul Masa'il NU dalam menemukan hukum. Lajnah ini bertugas membahas masalah-masalah keagamaan masyarakat dengan merujuk pada kitab-kitab fiqih. Metode utamanya adalah istinbath secara berjenjang, yang dilakukan jika suatu masalah tidak terjawab d
18020102058 ▪ Kata ijtihad berasal dari kata kerja “ijtihada” artinya bersungguh-sungguh, kata ini hanya terpakai untuk hal-hal yang berat. Sedangkan menurut ilmu ushul fiqih, ijtihad adalah seorang ahli fiqih yang mencurahkan kesanggupannya dan berusaha keras untuk mendapatkan satu ilmu tentang hukum syariat. ▪ Istilah Istinbath berasal dari nabth yang berarti air yang pertama kali keluar dari sumur yang di gali. Sedangkan secara terminologis, istinbath di maknai sebagai kegiatan mengeluarkan atau mengambil makna dari nash yang sudah ada. Adapun istinbath dan ijtihad pada dasarnya hampir mempunyai makna yang sama, hanya saja, istinbath melingkupi makna yang lebih luas, ia bisa jadi berlaku untuk dalil yang qath’i dan dzanni, sementara ijtihad khusus untuk masalah-masalah yang zdanni. Penemuan Hukum oleh Bahtsul Masail Sejarah Lembaga Secara harfiah isitlah lajnah bahsul masail baru muncul pada saat muktamar Nahdatul Ulama XXVIII di Yogyakarta tahun 1989, dimana komisi I bahstul masail merekomendasikan kepada PBNU untuk membentuk “Lajnah Bahtsul Masail Diniyah” (lembaga Pengkajian Masalah-masalah Agama) sebagai lembaga permanen yang khusus menangani persoalan keagamaan. Kalimat “bahtsul masail” artinya membahas masalah-masalah waqi’ah yang terjadi melalui referensi yaitu kutub al fuqaha (kitab- kitab para ahli fiqh). Metode Istinbath Hukum Lajnah Bahtsul Masa’il NU
Pada umumnya permasalahan-permasalahan yang
dibahas di bahtsul masail adalah permasalahan- permasalahan yang aktual di masyarakat. Menurut M. Imdadun Rahmat, bagi ulama NU istilah istinbath hukum tidak banyak dikenal. Sebagai gantinya adalah istilah ittifaq hukum. Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Zahro dalam Imam Yahya menjelaskan bahwa Lajnah Bahstul Masail NU dalam proses pengambilan hukum seringkali menggunakan metode istinbath secara berjenjang. Istinbath hukum merupakan alternative terakhir, yaitu ia dapat dilakukan apabila suatu masalah atau pertanyaan tidak terdapat jawabannya dalam kitab-kitab standard sehingga tidak ada peluang untuk melakukan pilihan pendapat dan tidak memnugkinkan (ulama) untuk melakukan ilhaq karena tidak ada mulhaq bih dan wajh al-ilhaq. Tujuan hasil istinbath hukum yang dilakukan oleh Lajnah Bahtsul Masail NU adalah untuk memenuhi permintaan pendapat hukum dari masyarakat dan atau juga dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Isa,Ansori menyatakan bahwa orientasi pengambilan hukum (ijtihad) yang di lakukan oleh Bahstul Masail NU lebih menekankan pada pendekatan cultural dengan memelihara nilai-nilai terdahulu yang sudah baik, dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik. TERIMA KASIH