Anda di halaman 1dari 3

Ujian Tengah Semester

Universitas Langlangbuana 2020

Mata Kuliah : Sosiologi Hukum

Hari/Tanggal : Sabtu 21 November 2020

Waktu : -

Semester/Kelas : 7/C1-4

Nama : Giri Rukmantara

Npm : 41151010170224

Dosen : H . Riyanto. S.H.,M.H.


Analisis Sosiologi Hukum

Dari analisis Di atas di tinjau dari aspek sosiologi hukum Kenakalan remaja
merupakan perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan merupakan gejala patologis
sosial yang dikarenakan adanya suatu bentuk pengabaian sosial, dan akibatnya mereka
mengembangkan perilaku dengan cara menyimpang. Perilaku menyimpang bukan semata-
mata terletak pada sikap tindak individu itu sendiri akan tetapi ada dalam interaksi antara
pelaku dengan tanggapan yang diberikan oleh orang lain.

Kenakalan remaja merupakan perilaku yang menyimpang dari norma-norma, sedangkan


dalam ilmu sosiologi menyebutkan bahwa kenakalan remaja merupakan gejala patologis
sosial yang dikarenakan adanya suatu bentuk pengabaian sosial, dan akibatnya mereka
mengembangkan perilaku dengan cara menyimpang. Perilaku menyimpang bukan semata-
mata terletak pada sikap tindak individu itu sendiri akan tetapi ada dalam interaksi antara
pelaku dengan tanggapan yang diberikan oleh orang lain.

Pandangan sosiologis yang lebih relativitas, mereka yang melakukan penyimpangan


adalah sikap atau tindakan yang mengalami kegagalan dalam mematuhi aturan-aturan
kelompok. Kelompok merumuskan adanya aturan-aturan dan berusaha menegakkannya,
dengan hal tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur yang dapat menentukan apakah
seorang anggota kelompok melanggar aturan dan dianggap menyimpang atau tidak.

Hal ini disebabkan karena adanya sebuah posisi yang ada dalam masyarakat dan peranannya
dalam posisi tersebut ditentukan oleh adanya suatu kaidah-kaidah tertentu. Maka dari itu
kaidah merupakan patokan untuk bertingkah laku dan sebagaimana yang diharapkan. Dimana
perlunya di atur dalam suatu kaidah dimana kaidah hukum itu sendiri berisikan tentang
larangan ataupun kebolehan bagi subyek hukum, sekaligus kaidah hukum bagi penegak
hukum untuk melakukan tindakan terhadap pelanggar-pelanggarnya.

Kaidah hukum terdiri dari kaidah hukum primer dan sekunder, kaidah hukum dapat
mempengaruhi perikelakuan yang disebabkan adanya suatu pemegang peranan untuk
menentukan pilihan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh
lingkungannya, kaidah hukum dan adanya penegak hukum digunakan sebagai batasan untuk
melakukan pilihan tersebut. Hukum berproses dengan cara membentuk suatu struktur pilihan
para pemegang peranan, melalui dengan adanya aturan-aturan serta sarana untuk
mengusahakan konformitas yang berwujud sanksi.bagaimana yang diharapkan.

Adapun yang dimaksud peranan adalah suatu sistem kaidah yang berisikan dengan patokan-
patokan perikelakuan, didalam masyarakat ada suatu kedudukan tertentu yang mana dapat
dipunyai pribadi ataupun kelompok-kelompok. Pribadi yang memegang atau mempunyai
peranan tadi dinamakan sebagai pemegang peranan. Perikelakuannya pemegang peranan juga
dapat sesuai ataupun berlawanan dengan apa yang sudah ditentukan oleh kaidah-kaidah

Kaidah hukum tersebut dapat dilakukan dengan adanya cara-cara sebagai berikut:
pertama melakukan atau memberikan imbalan psikologis bagi pemegang peranan yang patuh
maupun yang melanggar kaidah-kaidah hukum. Kedua merumuskan tugas-tugas penegak
hukum untuk bertindak dengan sedemikian rupa, sehingga sesuai dan serasi. Yang ketiga
yaitu mengubah perikelakuan pihak ketiga yang dapat mempengaruhi perikelakuan
pemegang peranan yang mengadakan interaksi. Terakhir yaitu dengan mengusahakan
perubahan pada persepsi, sikap, dan nilai-nilai pemegang peranan.

Menanggulangi adanya kenakalan remaja tidak hanya dengan memberi hukuman atau
sanksi, seperti kenakalan remaja yang melakukan tawuran. Dari pihak sekolah akan
memberikan peringatan dan melakukan skors untuk tidak bersekolah sementara waktu.

Dengan adanya hukuman atau tindakan represif pelaku akan mengalami jera dan tidak akan
melakukan tawuran lagi, akan tetapi hal tersebut juga perlu diimbangi dengan tindakan
preventif, seperti memberikan pendidikan yang tidak hanya dengan pendidikan formal saja
akan tetapi dengan pendidikan nonformal yang berupa pendidikan mental dan pribadi melalui
pengajaran agama, budi pakerti, dan etika.

Memberikan nasehat secara umum dan memperkuat motivasi atau dorongan untuk
bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik. Apabila dengan tindakan
represif dan preventif belum berhasil maka selanjutnya bisa dilakukan dengan tindakan
kuratif dan rehabilitasi.

Penanggulangan yang dilakukan secara terarah akan memberikan dampak yang baik atau
positif bagi remaja yang melakukan penyimpngan. Lembaga pendidikan mempunyai aspek
penting bagi penanggulangan kenakalan remaja akan tetapi keluarga juga menjadi aspek yang
sangat penting karena keluarga mempunyai peran dalam pembentukan karakter pada perilaku
anak, seperti pengajaran moral ataupun etika saat berperilaku.

Anda mungkin juga menyukai