Keadilan 2 PDF
Keadilan 2 PDF
TINJAUAN TEORI
A. Teori Keadilan
1. Pengertian Keadilan
dasarnya adalah suatu konsep yang relatif, setiap orang tidak sama,
adil menurut yang satu belum tentu adil bagi yang lainnya, ketika
negara, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila
20
21
hukum (hukum polis pada waktu itu, tertulis dan tidak tertulis)
17
Ibid, hlm. 86.
18
Ibid, hlm. 87.
22
prestasinya.19
19
Hyronimus Rhiti, Filsafat Hukum Edisi Lengkap (Dari Klasik ke Postmodernisme), Ctk.
Kelima, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2015, hlm. 241.
23
berikut:21
20
Ibid, hlm. 242.
21
Ibid, hlm. 246-247.
24
22
Damanhuri Fattah, “ Teori Keadilan Menurut John Rawls”, terdapat dalam
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1589 , Diakses terakhir tanggal 12
September 2018.
25
diartikan dalam wujud yang luas tidak hanya sebatas perjanjian dua
undangan yang tidak memihak pada satu pihak saja tetapi saling
23
Muhammad Syukri Albani Nasution, Hukum dalam Pendekatan Filsafat, Ctk. Kedua,
Kencana, Jakarta, 2017, hlm. 217-218.
26
efektif”. 24
keadilan, karena adil itu termasuk pengertian hakiki suatu tata hukum
24
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Ctk. Kedelapan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014,
hlm. 174.
25
Ibid,
27
Di dalam Pancasila kata adil terdapat pada sila kedua dan sila
26
M. Agus Santoso,Op.Cit, hlm. 91
27
M. Agus Santoso,Op.Cit, hlm. 92.
28
masyarakat.28
bagi masyarakat.29
5. Keadilan Sosial
28
Umar Sholehudin, Op.Cit, hlm. 43.
29
Umar Sholehudin, Op.Cit, hlm. 44.
29
30
Hyronimus Rhiti, Op.Cit, hlm. 251
31
Hyronimus Rhiti, Ibid, hlm. 252
30
persoalan baru dalam hukum dan ilmu hukum, namun bagaimana hal
32
Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum: Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah, Ctk.
Kedua, Genta Publishing, Yogyakarta, 2010, hlm.203-204.
31
melibatkan dua variabel, yaitu hukum dan manusia yang menjadi objek
tidak hanya dilihat sebagai fungsi peraturan hukum, melainkan juga fungsi
untuk mematuhinya.34
33
Ibid, hlm. 205.
34
Ibid, hlm. 207.
35
Ibid, hlm. 209.
32
hukum.36
seperti kelompok jahat dan tidak jahat, umur, kedudukan sosial ekonomi,
hidupnya di dunia. Semakin tinggi nilai hak milik atas suatu benda, maka
Tanah adalah salah satu milik yang sangat berharga bagi umat manusia,
36
Ibid, hlm. 211-212.
37
Ibid, hlm. 213.
38
Ibid, hlm 214-215.
39
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Ctk. Pertama, Sinar
Grafika, Jakarta, 2007, hlm. 7.
33
Hak milik tidak terbatas jangka waktunya, dalam UUPA hak milik atas
tanah tersebut kepada keturunannya tanpa batas waktu dan tanpa batas
Mengenai keabsahan dan kehalalan hak milik, telah dikenal dua asas,
Pertama asas “Nemo plus juris transfere potest quam ipse habet”, artinya
kepada orang lain melebihi hak miliknya atau apa yang dia punyai. Kedua,
asas “Nemo sibi ipse causam possessionis mutare potest”, artinya tidak
karena itu, prinsip-prinsip, hakikat, esensi, kedudukan dan peran hak milik
40
Ibid, hlm. 8
41
Ibid, hlm. 10-11.
34
Hak milik atas tanah dapat terjadi melalui tiga cara sebagaimana
hanya itu, hak milik atas tanah yang terjadi menurut hukum
Adat, lidah tanah yang tidak begitu luas menjadi hak bagi
atas tanah. Hak milik atas tanah yang terjadi menurut Hukum
Hak milik atas tanah yang terjadi disini semula berasal dari
42
Ibid, hlm. 96
36
Hak Pengelolaan.43
perubahan status hak atas tanah dari hak atas tanah menurut
yang semula sudah berstatus tanah Hak milik, misalnya jual beli,
43
Ibid, hlm. 97.
44
Ibid, hlm. 98.
37
hukum atau peristiwa hukum tersebut, maka hak milik atas tanah
yang sudah ada beralih atau berpindah dari subjek hukum yang
Peralihan hak milik atas tanah diatur dalam Pasal 20 ayat (2)
UUPA, yaitu hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain,
a. Beralih
maka hak milik nya secara hukum berpindah kepada ahli waris
45
Ibid,.
38
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah jo. Pasal 111 dan Pasal
46
Ibid, hlm. 93.
39
1997.47
Peralihan hak milik atas tanah baik secara langsung maupun tidak
47
Ibid, hlm. 94
48
Ibid,.
40
hapusnya Hak Milik atas tanah dan tanahnya jatuh kepada Negara yaitu: 49
atau penyerahan hak atas tanah untuk kepentingan umum atau untuk
hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya, yang berakibat hak atas
49
Urip Santoso, Perolehan Hak Atas Tanah, Ctk. Pertama, Kencana, Jakarta, 2015, hlm. 34- 36.
41
d. Karena subjek haknya tidak memenuhi syarat sebagai subjek hak milik
atas tanah, yaitu subjek hak milik atas tanah yang tidak memenuhi
persyaratan yang diatur dalam Pasal 21 ayat (3) dan ayat (4) UUPA.
hak milik tersebut tidak dilepaskan, maka hak tersebut hapus karena
milik dan baginya berlaku ketentuan bahwa dalam waktu satu tahun
atau memindahkan hak milik atas tanah kepada orang yang memnuhi
e. Karena pemindahan hak milik kepada orang atau badan hukum yang
tidak memenuhi syarat sebagai subjek hak milik yang diatur dalam
asing atau kepada suatu badan hukum, kecuali yang ditetapkan oleh
hukum dan tanah nya jatuh kepada Negara, dengan ketentuan bahwa
kembali.
dan tsunami.
yang dirumuskan Pasal 6 UUPA bahwa semua hak atas tanah harus
penghormatan terhadap hak atas tanah masyarakat hukum adat, asas fungsi
besar.
keadilan sosial bagi seluruh masyarakat maka ada beberapa hal yang harus
yang dipunyai oleh orang perseorangan atau badan hukum berupa upaya
33 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara langsung
keinginan untuk menilai secara arif produk hukum yang telah ada dan
pelaksanaan UUPA.
sosial yang menjadi misi utama UUPA, dengan demikian perlu adanya
kewajiban itu.52
keadilan, karena keadilan itu sendiri baru akan dicapai atau dituju oleh
hukum. Maka, logis jika dikatakan hukum tidak pernah adil, karena tidak
keadilan sebagai salah satu tujuannya tidak berisi apapun, bebas dengan
tergantung dari ide dan cita para pelaku hukum. Dalam kajian filsafat
50
Rico Septian Noor, “Kebijakan Pertanahan di Indonesia dalam Perspektif Sosiologi
Hukum”, terdapat dalam https://www.scribd.com/document/360018414/KEBIJAKAN-
PERTANAHAN-DI-INDONESIA-DALAM-PERSPEKTIF-SOSIOLOGI-HUKUM#, Diakses
terakhir tanggal 19 Juli 2018.
51
Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, ctk. Pertama, Pusat Penerbitan Universitas
LPPM- Universitas Islam Bandung, Bandung, 1995, hlm. 72.
52
Ibid., hlm. 74.
47
hukum Islam, keadilan bukanlah tujuan dari hukum. Hukum tidak hendak
Allah:
melainkan kita diperintahkan untuk untuk berbuat adil, karena adil adalah
karakter orang yang dekat dengan Allah. Keadilan dalam hukum Islam
oleh manusia. Nilai seruan berasal dan bersumber dari prinsip-prinsip yang
jauh lebih kuat dan hakiki yaitu berasal dari Allah. Kehendak keadilan
keterbatasan dan juga kelemahan. Oleh karena itu, arahan atas keadilan
manusia dapat saja ditolak karena tidak memiliki kekuasaan atas fitrah
manusia. Untuk itu, keadilan adalah kehendak Allah berasal dari citra
Allah. Sikap adil itu mendekatkan kita pada taraf ketakwaan, dan sikap
menuju ketakwaan dan takut akan persaksian karena tidak ada yang dapat
53
Fokky Fuad Wasitaatmadja, Filsafat Hukum Akar Religiositas Hukum, Ctk. Kedua,
Kencana, Jakarta, 2017, hlm. 38.
48
pada Allah karena itu adalah sifat-Nya, dan dilakukan kepada sesama
manusia.54
tidak terpisah jauh dan bahkan esensi dari hukum adalah keadilan itu
moral hukum yang wajib dijalankan oleh para penegak hukum. Manusia
Perintah Allah agar para penegak hukum memutuskan hukum dengan adil
kaum Muslim dan ahli kitab saja. keadilan yang harus dirasakan oleh
Allah. Identitas ini terkena terhadap seluruh manusia ,mukmin atau bukan,
teman atau lawan, kulit putih atau berwarna, orang Arab maupun non-
Arab.55
54
Ibid,.
55
Ibid, hlm.39.