Anda di halaman 1dari 14

Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

KINERJA BUNDARAN SIMPANG BUPATI


JALAN BRIGJEND. H. HASAN BASRY KABUPATEN TAPIN

Dewi Yuniar1), Eka Pertiwi1) dan Adi Susetyo Dermawan1)


1)
Program Studi Teknik Sipil Universitas Achmad Yani Banjarmasin
as_dermawan@yahoo.com

ABSTRAK

Bundaran Simpang Bupati merupakan salah satu bundaran yang cukup penting di
Kabupaten Tapin yang melayani arus lalu lintas dan mengendalikan persimpangan
sebagai titik pertemuan antara beberapa ruas jalan dari arah Jalan Brigjend. Hasan Basry
HSS, Jalan Pelita, Jalan Brigjend. H. Hasan Basry Pasar Raya dan Jalan Perintis.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kinerja dari bundaran Simpang Bupati, besarnya
kapasitas bundaran (C), derajat kejenuhan (DS) dan Tundaan (DT) yang terjadi dan
mengevaluasi bundaran. Metode penelitian menggunakan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI 1997). Pengumpulan data berdasarkan data primer yaitu survey
lapangan dan data sekunder dari Dinas Perhubungan Kabupaten Tapin. Hasil penelitian
menunjukkan kapasitas bundaran di jalan Brigjend. H. Hasan Basry HSS adalah
1960,15 smp/jam, di jalan Pelita adalah 2155,62 smp/jam, di jalan Brigjend. H. Hasan
Basry Pasar Raya adalah 3003,97 smp/jam dan di jalan Perintis adalah 2921 smp/jam.
Kapasitas terbesar terjadi pada jalan Brigjend. H. Hasan Basry Pasar Raya, yaitu
3003,97 smp/jam. Derajat kejenuhan yang terjadi di jalan Brigjend. H. Hasan Basry
HSS adalah 0,76, di jalan Pelita adalah 0,78, di jalan Brigjend. H. Hasan Basry Pasar
Raya adalah 0,55 dan di jalan Perintis adalah 0,54. Rata-rata derajat kejenuhan ≤ 0,85
berarti tidak jenuh. Tundaan (DT) di jalan Brigjend. H. Hasan Basry HSS adalah 4,65
det/smp, di jalan Pelita 5,03 det/smp, di jalan Brigjend. H. Hasan Basry Pasar Raya
adalah 2,56 det/smp dan di jalan Perintis adalah 2,53 det/smp.

Kata kunci : bundaran, MKJI 1997, derajat kejenuhan, tundaan

PENDAHULUAN panjang, dan tundaan yang terdapat di


ruas jalan dan simpang.
Pesatnya arus lalu lintas Bundaran (roundabout)
disebabkan oleh meningkatnya merupakan salah satu jenis
kebutuhan masyarakat akan pengendalian persimpangan yang
kepemilikan kendaraan, terbatasnya umumnya dipergunakan pada daerah
sumberdaya pembangunan jalan raya perkotaan dan luar kota sebagai titik
dan belum optimalnya fasilitas lalu pertemuan antara beberapa ruas jalan.
lintas yang ada berakibat pada masalah- Bundaran berfungsi membelokkan
masalah yang dapat menggangu arus kendaraan-kendaraan dari suatu lintasan
lalu lintas. Dilihat dari jumlah penduduk yang lurus, sehingga akan
Kabupaten Tapin yang berjumlah memperlambat kecepatannya dan
181.778 Jiwa (Badan Pusat Statistik mengurangi konflik yang terjadi di
Kabupaten Tapin, 2015). Membuat lalu persimpangan. Bundaran Simpang
lintas di Kabupaten Tapin semakin Bupati yang terletak di Kota Rantau
padat setiap harinya, yang salah satunya merupakan bundaran di 4 (empat)
sering terjadi kemacetan, antrian persimpangan yaitu dari Jalan Brigjend.

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 8
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

H. Hasan Basry HSS, Jalan Pelita, Jalan kurang lengkap seperti tidak adanya alat
Brigjend. H. Hasan Basry Pasar Raya pemberi isyarat lalu lintas (APILL)
dan Jalan Perintis. Bundaran ini berada serta kurangnya kesadaran masyarakat
di perkotaan dan perkantoran Kota dalam berlalu lintas mengakibatkan
Rantau dengan jumlah volume sering terjadinya kepadatan kendaraan
kendaraan yang sangat ramai dan selalu di daerah persimpangan sekitar
dilewati bagi pengguna jalan baik dari bundaran. Tujuan penelitian adalah
wilayah Kota Rantau maupun pengguna menganalisis kinerja dan kapasitas
jalan dari luar kota yang akan menuju bundaran Simpang Bupati dengan
arah Kalimantan Timur. menggunakan metode MKJI 1997
Masalah yang terjadi di bundaran beserta derajat kejenuhan dan tundaan
Simpang Bupati yaitu seringnya terjadi yang terjadi.
kemacetan disetiap lengannya baik pada
pagi hari, siang hari maupun sore hari. METODOLOGI PENELITIAN
Hal ini disebabkan oleh banyaknya
jumlah kendaraan yang ingin melintas Tahapan-tahapan penelitian dapat
serta fasilitas perlengkapan jalan yang dilihat pada bagian alir berikut ini :

Mulai

Identifikasi Masalah

Kajian Pustaka (MKJI 1997)

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


- - Jumlah Penduduk
olume lalu lintas -
- olume lalu lintas
ebar pendekat W1 dan W2

Pengolahan Data

Analisis Data

Analisis dam Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1. Alur penelitian

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 9
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Tahap persiapan ini meliputi : penumpang (smp). Analisis data


1. Mengetahui lokasi yang akan dilanjutkan untuk perhitungan kinerja
diteliti bundaran. seperti besarnya kapasitas,
2. Menentukan waktu penelitian derajat kejenuhan dan tundaan. Analisis
3. Menentukan peralatan yang kinerja bundaran menggunakan metode
digunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia
4. Studi pustaka materi untuk proses (MKJI 1997).
pelaksanaan
Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data Primer HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh meliputi volume
lalu lintas, lebar pendekat (W1 dan Kondisi Geometrik bundaran
W2), lebar jalinan (Ww) dan panjang Simpang Bupati
jalinan (Lw). Jenis kendaraan yang Bundaran Simpang Bupati
diambil adalah LV (kendaraan memiliki 4 (empat) lengan
ringan), HV (kendaraan berat), MC persimpangan. Setiap lengan diberi
(sepeda motor) dan UM (kendaraan notasi A, B, C, dan D, sesuai arah jarum
tak bermotor). Pengambilan data jam.
volume lalu lintas dilaksanakan 1. Jalan Brigjend. H. Hasan Basry
selama 3 (tiga) hari, yaitu pada hari HSS, diberi notasi A
Sabtu, Minggu dan Senin pada jam 2. Jalan Pelita, diberi notasi B
puncak, pagi pukul 07.00-09.00 3. Jalan Brigjend. H. Hasan Basry
WITA, siang pukul 12.00-14.00 Pasar Raya, diberi notasi C
WITA dan sore 16.00-18.00 WITA. 4. Jalan Perintis, diberi notasi D
Jam ini dianggap jam sibuk karena
pada saat jam berangkat
sekolah/kantor/pasar, istirahat dan
pulang.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Survey data sekunder meliputi data
jumlah penduduk dari Badan Pusat
Statistik Kabupaten Tapin serta data
volume lalu lintas dan kondisi
geometric dari dinas Perhubungan
Kabupaten Tapin.

Pengolahan dan analisis data


Hasil survey dicatat pada formulir
pencatatan sesuai dengan jenis Gambar 2. Kondisi Geometrik
kendaraan dan arah pergerakan seperti Bundaran Simpang Bupati
belok kiri (LT), lurus (ST) dan belok Sumber : Dinas Perhubungan
kanan (RT) dari tiap-tiap lengan Kabupaten Tapin, 2016
persimpangan dan hasilnya
dikonversikan kedalam satuan mobil

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 10
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Kondisi Lalu Lintas bundaran Simpang Bupati

Tabel 1. Data Volume Lalu Lintas Sabtu, 24 September 2016 (Kend/Jam)


Jam Pergerakan  Lengan A  Lengan B  Lengan C  Lengan D Total
LT 436 374 195 475
07.00-
ST 580 238 627 288 4425
08.00
RT 245 482 318 167
LT 276 185 267 316
08.00-
ST 739 324 521 405 4147
09.00
RT 183 352 196 383
LT 324 397 214 420
12.00-
ST 485 168 673 239 3937
13.00
RT 170 272 264 311
LT 153 437 219 186
13.00-
ST 264 321 532 173 3378
14.00
RT 215 375 176 327
LT 245 382 186 341
16.00-
ST 471 196 639 218 3893
17.00
RT 306 492 154 263
LT 187 432 345 391
17.00-
ST 586 219 562 274 4099
18.00
RT 266 343 168 326
Jumlah 23879
Sumber : Data Survey 2016

Tabel 2. Data Volume Lalu Lintas Minggu, 25 September 2016 (Kend/Jam)


Jam Pergerakan  Lengan A  Lengan B  Lengan C  Lengan D Total
LT 320 473 255 384
07.00-
ST 563 196 689 174 4565
08.00
RT 287 520 418 286
LT 259 412 245 451
08.00-
ST 571 178 499 236 3887
09.00
RT 167 324 268 277
LT 193 204 271 316
12.00-
ST 396 285 612 184 3792
13.00
RT 323 370 401 237
LT 338 236 262 145
13.00-
ST 574 177 417 243 3312
14.00
RT 168 269 202 281
LT 376 427 308 259
16.00-
ST 624 274 485 167 4165
17.00
RT 252 391 219 383
LT 161 347 348 287
17.00-
ST 475 185 556 218 3521
18.00
RT 233 294 161 256
Jumlah 23242
Sumber : Data Survey 2016

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 11
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Tabel 3. Data Volume Lalu Lintas Senin, 26 September 2016 (Kend/Jam)


Jam Pergerakan  Lengan A  Lengan B  Lengan C  Lengan D Total
LT 348 532 467 572
07.00-
ST 887 359 743 347 5712
08.00
RT 375 481 406 195
LT 236 393 168 370
08.00-
ST 472 237 639 182 3773
09.00
RT 191 285 254 346
LT 283 172 367 502
12.00-
ST 294 364 518 149 3846
13.00
RT 227 453 280 237
LT 197 632 425 314
13.00-
ST 702 158 863 257 4902
14.00
RT 349 323 274 408
LT 283 376 425 487
16.00-
ST 634 280 714 223 4631
17.00
RT 421 367 172 249
LT 128 276 342 436
17.00-
ST 473 324 829 183 4424
18.00
RT 294 402 385 352
Jumlah 27288
Sumber : Data Survey 2016

Tabel 4. Data Volume Lalu Lintas Total (Kend/Jam)


Jam Sabtu, 24 Mei 2016 Minggu, 25 Mei 2016 Senin, 26 Mei 2016
07.00-08.00 4425 4565 5712
08.00-09.00 4147 3887 3773
12.00-13.00 3937 3792 3846
13.00-14.00 3378 3312 4902
16.00-17.00 3893 4165 4631
17.00-18.00 4099 3221 4424
Total 23879 22942 27288
Sumber : Data Survey 2016

Dari data hasil survey yang pengamatan hari Senin, 26 September


dilakukan selama 3 (tiga) hari maka 2016 pada jam 07.00-08.00 WITA.
didapat arus maksimum pada periode

Tabel 5. Data Arus Lalu Lintas Maksimum (Kend/Jam)


Lengan Pergerakan Kend. Bermotor Kend. Tak Bermotor Total
LV HV MC UM
LT 32 7 286 23
A ST 216 15 639 17 1610
RT 73 5 289 8
LT 41 18 467 6
B ST 23 4 332 0 1372
RT 92 2 383 4

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 12
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Tabel 5. Lanjutan
Lengan Pergerakan Kend. Bermotor Kend. Tak Bermotor Total
LV HV MC UM
LT 71 2 382 12
C ST 182 11 523 27 1616
RT 39 0 349 18
LT 56 4 503 9
D ST 24 5 317 1 1114
RT 27 9 156 6
Sumber : Data Survey 2016

Tabel 6. Perhitungan Arus Lalu Lintas Dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Tipe
LV HV MC
Kendaraan MV UM
Emp Emp = 1,0 Emp = 1,3 Emp = 0,5
Kend Smp Smp Kend Kend/
Kend/ Smp/ Kend/ Smp/
Gerakan / / / / jam
jam jam jam jam
Jam jam jam jam
LT 32 32 7 9,1 286 143 325 184,1 23
ST 216 216 15 19,5 639 319,5 870 555 17
A
RT 73 73 5 6,5 289 144,5 367 224 8
Total 321 321 27 35,1 1214 607 1562 963,1 48
LT 41 41 18 23,4 467 236,5 526 300,9 6
ST 23 23 4 5,2 332 166 359 194,2 0
B
RT 92 92 2 2,6 383 193,5 477 288,1 4
Total 156 156 24 31,2 1182 596 1362 783,2 10
LT 71 71 2 2,6 382 191 455 264,6 12
ST 182 182 11 14,3 523 261,5 716 457,8 27
C
RT 39 39 0 0 349 174,5 388 213,5 18
Total 292 292 13 16,9 1254 627 1559 935,9 57
LT 56 56 4 5,2 503 251,5 563 312,7 9
ST 24 24 5 6,5 317 158,5 346 189 1
D
RT 27 27 9 11,7 156 78 192 116,7 3
Total 107 107 18 23,4 976 488 1101 618,4 13
Total 5584 3300,6 128
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 13
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Tabel. 7. Perhitungan Arus Menjalin


A B C D
Kendaraan
Bermotor Total (UM)
MV QW QTOT QW QTOT QW QTOT QW QTOT
Gerakan

Kend/ Smp/ Smp/ Smp/ Smp/ Smp/ Smp/ Smp/ Smp/ Smp Smp/
jam jam jam jam jam Jam jam jam jam /jam jam
LT 325 184,1 23
ST 870 555 555 555 555 17
A RT 367 224 224 224 224 224 8
UT 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 1562 963,1 963,1 48
LT 526 300,9 6
ST 359 194,2 194,2 194,2 194,2 0
B RT 477 288,1 288,1 288,1 288,1 288,1 4
UT 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 1362 783,2 783,2 10
LT 455 264,6 12
ST 716 457,8 457,8 457,8 457,8 27
C RT 388 213,5 213,5 213,5 213,5 213,5 18
UT 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 1559 935,9 935,9 57
LT 563 312,7 9
ST 346 189 189,5 189,5 189,5 1
D RT 192 116,7 116,7 116,7 116,7 120,6 6
UT 0 0 0 0 0 0 0
Total 1101 618,4 618,4 13
Total 5584 3300,6 1181,5 1482,3 1154 1678,9 1089,5 1642,2 1051,6 1577,8 128
Rasio Menjalin (PW) 0,797 0,687 0,663 0,666
Rasio Kendaraan Tak Bermotor (PUM) 0,023
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan :
QW = Arus Menjalin
QTOT = Arus Total
PW = Rasio Menjalin

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 14
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Tabel 8. Perhitungan Rasio Jalinan


Bagian Qmasuk QTOT QW PW
Jalinan (Smp/jam) (Smp/jam) (Smp/jam) (Smp/jam)
= A- =
A= + = A+D-
+ + /
+ + + + +
+ =
AB A=184,1+555+22 = 963,1+618,4-
1181,5/148
4+0 312,7+213,5
= 963,1- 2,3
=963,1 +0+0 = 1482,3
184,1+189+213,5 = 0,797
+0 = 1181,5
= B- =
= B+A-
B= + + + + /
+ + +
+ + =
BC = 783,2+963,1-
B=300,9+194,2+2 = 783,2- 1154/1678,
184,1+116,7
88,1 +0= 783,2 300,9+555+116,7 9
+0+0 = 1678,9
+0 = 1154 = 0,687
= C- =
= C+B-
C= + + + /
+ + +
+ + + =
CD = 935,9+783,2-
C=264,6+457,8+2 1089,5/164
300,9+224
13,5 +0=935,9 = 935,9- 2,2
+0+0 = 1642,2
264,6+194,2+224 = 0,663
+0 = 1089,5
= D- =
D= + = D+C-
+ + /
+ + + + +
+ =
DA D=312,7+189+11 = 618,4+935,9-
1051,6/157
6,7+0 264,6+288,1
= 618,4- 7,8
=618,4 +0+0 = 1577,8
312,7+457,8+ = 0,666
288,1+0 = 1051,6
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan :
Bagian Jalinan = Ruang gerak lebih pada sisi kiri jalan
QMASUK = Arus masuk bundaran
QTOT = Arus Total
QW = Arus menjalin
PW = Rasio menjalin

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 15
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Gambar 3. Parameter Geometri Bundaran


Sumber : Hasil Survey, 2016

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 16
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Perhitungan parameter geometri bisa dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 9. Parameter Geometri Bagian Jalinan


Bagian W1 W2 WE Ww We/Ww Lw Ww/Lw
Jalinan (m) (m) (m) (m) ( m) ( m) ( m)
AB 7 5 9,5 8,9 1,07 13,7 0,65
BC 2,8 10,2 7,9 9,3 0,85 18,9 0,49
CD 4 13 10,5 12,4 0,85 23,4 0,53
DA 3,7 16,4 11,9 11,4 1,04 19,3 0,59
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan :
Bagian jalinan = Ruang gerak lebih pada sisi kiri jalan
W1, W2 = Lebar Pendekat
WE = Lebar masuk rata-rata
WW = Lebar Jalinan
WE / Ww = Rasio lebar masuk rata-rata atau lebar jalinan
LW = Panjang jalinan
Ww / Lw = Rasio lebar atau panjang jalinan
Lebar masuk rata-rata (WE) dihitung dengan rumus : WE = W1+ W2 / 2

Kapasitas bundaran Simpang Bupati ini berdasarkan jumlah penduduk


Kapasitas dihitung menggunakan kota (Juta Jiwa).
persamaan berikut :
Tabel 10. Faktor Penyesuaian Ukuran
C = CO X FCS X FRSU (smp/jam) Kota (FCS)
Ukuran kota Junlah Faktor
Keterangan : penduduk penyesuaian
C = Kapasitas Juta ukuran Kota
CO = Kapasitas dasar ( )
FCS = Faktor penyesuaian Sangat kecil < 0,1 0,82
FRSU = ukuran kota Kecil 0,1 – 0,5 0,88
Faktor penyesuaian tipe Sedang 0,5 – 1,0 0,94
lingkungan jalan, Besar 1,0 – 3,0 1,00
hambatan samping dan Sangat besar > 3,0 1,05
kendaraan tak bermotor Sumber : MKJI 1997

Langkah-langkah perhitungan Berdasarkan jumlah penduduk


kapasitas sebagai berikut : Kabupaten Tapin yaitu sebanyak
 Menentukan Kapasitas Dasar (CO) 181.778 Jiwa, maka Faktor Penyesuaian
1,3
CO = 135 x x Ukuran Kota (FCS) adalah 0,88 dengan
(1+ / 1,5
x (1- / 0,5
ukuran kota kecil (0,1 – 0,5 juta jiwa).
-1,8
x (1+ / Menentukan Faktor Penyesuaian
 Menentukan Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan
Ukuran Kota (FCS) Samping dan Kendaraan Tak Bermotor
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FRSU).
(FCS) ditentukan dari tabel dibawah

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 17
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Tabel 11. Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping dan
Kendaraan Tak Bermotor (FRSU)
Kelas tipe lingkungan Kelas hambatan Rasio kendaraan tak bermotor
jalan RE samping SF 0,00 0,05 0,10 0,15 0,2 ≥0,25
Tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70
Komersial Sedang 0,94 0,89 0,85 0,80 0,75 0,70
Rendah 0,95 0,90 0,86 0,81 0,76 0,71
Tinggi 0,96 0,91 0,86 0,82 0,77 0,72
Permukiman Sedang 0,97 0,92 0,87 0,83 0,77 0,73
Rendah 0,98 0,93 0,88 0,83 0,78 0,74
Tinggi/sedang/
Akses terbatas 1,00 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75
rendah
Sumber : MKJI 1997

Berdasarkan dari hasil Perhitungan Kapasitas


pengamatan di lapangan kelas tipe Kapasitas dapat dihitung
lingkungan jalan RE bundaran simpang berdasarkan rumus :
bupati adalah komersial dengan C = CO x x
hambatan samping rendah. Dari hasil Derajat kejenuhan ditetapkan
perhitung rasio kendaraan tak bermotor sebagai : DS = QTOT/C
sebesar 0,023. Maka Faktor
Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hasil perhitungan kapasitas
Hambatan Samping dan Kendaraan Tak bundaran dan derajat kejenuhan pada
Bermotor (FRSU) adalah 0,93 Tabel 12.
(interpolasi).

Tabel 12. Perhitungan Kapasitas dan derajat kejenuhan


Faktor
CO C QTOT
Jalinan Penyesuaian DS Keterangan
(Smp/jam) FCS FRSU (Smp/jam) (smp/jam)
Tidak
AB 2395,10 0,88 0,93 1960,15 1482,3 0,76
jenuh
Tidak
BC 2633,94 0,88 0,93 2155,62 1678,9 0,78
jenuh
Tidak
CD 3670,54 0,88 0,93 3003,97 1642,2 0,55
jenuh
Tidak
DA 3569,31 0,88 0,93 2921,12 1577,8 0,54
jenuh
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan
CO = Kapasitas Dasar
FCS = Ukuran Kota
FRSU = Lingkungan Jalan, Hambatan Samping dan Kendaraan Tak Bermotor
C = Kapasitas (Smp/jam)
QTOT = Arus total (smp/jam)
DS = Derajat kejenuhan

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 18
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Tundaan Bundaran Simpang Bupati H. Hasan Basry Pasar Raya, yaitu


(DT) 3003,97 smp/jam.
Tundaan rata-rata lalu lintas per 2. Derajat kejenuhan yang terjadi di
kendaraan yang masuk ke bagian jalan Brigjend. H. Hasan Basry
jalinan, dapat dihitung sebagai berikut : HSS adalah 0,76, di jalan Pelita
DT = 2 + 2,68982 x DS Untuk adalah 0,78, di jalan Brigjend. H.
– (1-DS) x 2 DS < 0,6 Hasan Basry Pasar Raya adalah
DT = 1 / (0,59186 – Untuk 0,55 dan di jalan Perintis adalah
0,52525 x DS) – DS > 0,6 0,54. Rata-rata derajat kejenuhan ≤
(1-DS) x 2 0,85 berarti tidak jenuh.
3. Tundaan (DT) di jalan Brigjend. H.
Hasil perhitungan Tundaan Hasan Basry HSS adalah 4,65
bundaran Simpang Bupati bisa dilihat det/smp, di jalan Pelita adalah 5,03
pada Tabel 13. det/smp, di jalan Brigjend. H.
Hasan Basry Pasar Raya adalah
Tabel 13. Tundaan bundaran Simpang 2,56 det/smp dan di jalan Perintis
Bupati adalah 2,53 det/smp.
Jalinan Derajat Tundaan Lalu
Kejenuhan Lintas DAFTAR PUSTAKA
DS DT (det/smp)
AB 0,76 4,65 Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah
BC 0,78 5,03 Penduduk. Kabupaten Tapin.
CD 0,55 2,56 Bina Marga, Direktorat Jendral. 1997.
DA 0,54 2,53 Manual Kapasitas Jalan
Sumber : Hasil Perhitungan 2016 Indonesia (MKJI). Jakarta.
Dinas Perhubungan. 2016. Geometrik
Derajat kejenuhan yang Bundaran Simpang Bupati dan
diisyaratkan kurang dari 0,85 smp/jam Volume Lalu Lintas. Kabupaten
(DS≤0,85). Berdasarkan perhitungan Tapin.
pada 4 (empat) arah jalan derajat Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas
kejenuhan masih kurang dari 0,85 Angkutan Kota. 1999. Rekayasa
menunjukkan tidak terjadi kejenuhan Lalu Lintas. Direktorat Jenderal
dan jalan tersebut tidak perlu di evaluasi Perhubungan Darat. Jakarta.
saat ini kecuali terjadi peningkatan Harpiati. 2015. Analisa Kinerja
pertumbuhan arus lalu lintas. Bundaran Jalan Jepang Kuala
Kapuas. Universitas Achmad
KESIMPULAN Yani. Banjarmasin.
Januwinata, A. 2009. Evaluasi Kinerja
1. Kapasitas bundaran di jalan Bundaran Pada Persimpangan
Brigjend. H. Hasan Basry HSS Jalan P. Samudera-Jalan MT.
adalah 1960,15 smp/jam, di jalan Haryono di Banjarmasin.
Pelita adalah 2155,62 smp/jam, di Universitas Lambung Mangkurat.
jalan Brigjend. H. Hasan Basry Banjarbaru.
Pasar Raya adalah 3003,97 Munawar, A. 2004. Manajemen Lalu
smp/jam dan di jalan Perintis Lintas Perkotaan. Beta Offset.
adalah 2921 smp/jam. Kapasitas Yogyakarta.
terbesar terjadi pada jalan Brigjend. Risantika, S. 2015. Evaluasi Bundaran
di Simpul Jalan Cipto

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 19
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

Mangunkusumo Kota Bontang. Universitas Islam Indonesia.


Universitas 17 Agustus 1945. Yogyakarta.
Samarinda. Warpani, S. 1993. Rekayasa Lalu
Setiawan, A. D. 2009. Evaluasi Kinerja Lintas. Barata Karya Aksara.
Bundaran (Studi Kasus Bundaran Jakarta.
Gelora Manahan Solo).

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 20
Volume 05, Nomor 1, Edisi April 2017

PolhaSains
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 21

Anda mungkin juga menyukai