Anda di halaman 1dari 7

A.

Bank Statement
Bank menginformasikan departemen keuangan mengenai transaksi di dalam akun bank
perusahaan menggunakan bank statement. Posting yang disimpan di dalam bank statement
harus dimasukkan ke dalam akuntansi. Perusahaan dapat menerima bank statement dalam dua
cara yang berbeda:
a. Dalam bentuk form: dalam kasus ini, account statement harus dibuat secara manual di
dalam sistem SAP.
b. Dalam bentuk file: file ini disediakan baik di dalam pembawa data ataupun diambil
dari bank menggunakan transfer program (bank-spesific). Laporan SAP mengimpor
file ini ke penyimpanan bank sementara dari sistem SAP.
Proses selanjutnya adalah:
a) Bank statement di dalam penyimpanan bank sementara dapat dicetak untuk tujuan
dokumentasi.
b) Batch input session dibuat dari bank statement di dalam penyimpanan bank
sementara. Kita harus menjalanakan sesi ini untuk menciptakan posting yang
dibutuhkan. Kita juga dapat melakukan posting secara langsung (tanpa batch input).
c) Kita dapat menjalankan postprocessing baik dengan menjalankan batch input session
secara online atau menggunakan transaksi special postprocessing jika kita melakukan
posting secara langsung.

Preparing Financial Statement


Financial Closing in the General Ledger
a. General Ledger Closing

Gambar 2.34 General Ledger closing operations


Langkah-langkah penutupan di dalam general ledger adalah sebagai berikut:
a. Pada awal tahun fiskal yang baru, program balance carry forward dijalankan. Hal ini
memastikan bahwa saldo dari G/L account dipindahkan ke tahun fiskal yang baru.
b. Periode posting dari tahun fiskal lama diblok dan periode khusus untuk entri penutup
dibuka. Penyesuaian teknikal antara transaction figure dan dokumen memastikan
bahwa dokumen di-post tanpa satupun kesalahan teknikal.
c. Dokumen dengan mata uang asing kemudian dievaluasi, dokumen accrual atau
deferral di-post dan GR/IR clearing account dianalisis. Selanjutnya, akun yang
bersangkutan di-update.
d. Jika kita ingin membuat laporan keuangan untuk business area, kita harus membuat
posting penyesuaian ke business area. Saldo dari business area kemudian diatur
menjadi nol.
e. Periode khusus kemudian dapat ditutup.
f. Untuk keperluan dokumentasi, balance audit trail dapat dilakukan dan laporan
keuangan dibuat. Laporan tambahan disiapkan untuk tujuan pelaporan yang legal.
.
A. Closing Cockpit
Closing Cockpit memungkinkan kita untuk membuat antarmuka terstruktur untuk
menjalankan transaksi dan program yang merupakan bagian dari proses yang kompleks,
seperti proses penutupan.

Gambar 2.35 Closing Cockpit


Closing cockpit sangat cocok ketika:
a. Aktivitas akan muncul kembali secara periodik
b. Lebih dari satu pihak yang bertanggung jawab dilibatkan
c. Aktivitas dilakukan di dalam proses yang memiliki urutan kronologi tetap atau
ditentukan oleh dependensi
d. Aktivitas harus didukung oleh antarmuka untuk semua yang terlibat
e. Status dari semua aktivitas periodik harus didokumentasi dan dibuat transparan dan
tersedia untuk semua yang terlibat
Untuk mendukung proses penutupan, closing cockpit menawarkan pilihan-pilihan berikut:
a. Hirarki untuk menampilkan objek organisasi yang terlibat di dalam proses penutupan
b. Template daftar tugas berdasarkan struktur organisasi
c. Daftar tugas yang berasal dari template daftar tugas
d. Tampilan daftar di mana semua tugas yang harus dikelola atau dijalankan dari daftar
tugas masing-masing dibuat menjadi tersedia untuk pemrosesan atau untuk
pengawasan kemajuan tugas
e. Informasi rinci mengenai pengaturan teknikal dari tugas serta untuk menganalisis
background program
f. Dependensi untuk menampilkan kondisi yang merepresentasikan prasyarat untuk
memproses tugas individu

B. Accrual Engine
Pendapatan dan biaya, yang di-post di dalam periode posting yang spesifik, seringkali berasal
dari periode yang berbeda.
Ada dua metode di dalam sistem untuk posting seperti ini, yaitu:
a. Accrual: Biaya atau pendapatan adalah milik periode yang sedang berjalan, namun
tidak di-post hingga periode nanti, karena tagihannya belum dikirim atau belum
diterima.
b. Deferral: Biaya atau pendapatan di-post di periode yang sedan berjalan, namun
transaksi bisnis yang sesungguhnya terjadi di periode yang akan datang.

D. GR/IR Analysis
GR/IR clearing account berisi daftar dari semua barang dan tagihan yang diterima. Jika pada
akhir periode, saldo dari akun ini tidak nol, ada dua alasan:
a. Barang telah ditagih namun belum juga dikirim
b. Barang telah dikirim namun belum juga ditagih Ketika tutup buku, saldo tersebut
perlu dicatat sebagai aset maupun kewajiban di dalam laporan keuangan.
GR/IR dianalisis dengan menggunakan program khusus. Di sini, saldo di-post ke akun barang
telah ditagih namun belum juga dikirim atau ke akun barang telah dikirim namun belum juga
ditagih. Posting tersebut dibalik pada hari pertama di periode berikutnya, karena melakukan
posting ulang selama bisnis sehari-hari akan menyebabkan terjadinya kesalahan. Posting
pembersihan biasanya dilakukan dengan menggunakan correction account. GR/IR clearing
account dan correction account¬-nya kadang-kadang ditampilkan di lampiran laporan
keuangan.
a. Financial Statements Untuk membantu di dalam pembuatan laporan keuangan, ada
dua pilihan yang tersedia di dalam sistem SAP, yaitu:
a. Menggunakan program ABAP
b. Menggunakan G/L account information system

E. Cost-of-Sales Accounting
a. Period Accounting
Dua metode dasar untuk menata laporan laba rugi adalah:
a. Period accounting
b. Cost-of-sales accounting
Kedua metode akan menghasilkan laporan laba rugi yang sama untuk satu periode. Metode
yang digunakan mungkin saja diwajibkan atau hanya berdasarkan pertimbangan bisnis saja.
Di dalam period accounting, jumlah hasil untuk satu periode dibandingkan dengan jumlah
biaya untuk periode tersebut. Biaya keseluruhan untuk satu periode terdaftar menurut tipe
biayanya. Di sini, saldo ditambahkan di akun biaya yang sama.

Gambar 2.36 Period Accounting


b. Cost-of-Sales Accounting
Pada cost-of-sales accounting, biaya barang yang terjual dikurangi dari
pendapatan untuk menghitung keuntungan operasi. Pada period
accounting, jumlah biaya produksi dikurangi dari pendapatan. Tidak
seperti period accounting, di mana biaya dipecah berdasarkan tipe
biaya, pada cost-of-sales accounting, biaya terdaftar berdasarkan
fungsi mereka di dalam organisasi, seperti produksi, penjualan,
administrasi, dan lain-lain. Fungsi-fungsi tersebut direpresentasikan
oleh functional area.

Gambar 2.37 Cost-of-Sales Accounting

F. Derivation of Functional Area


Ketika cost-of-sales accounting dipilih, field tambahan yaitu functional area dimasukkan ke
dalam coding block untuk akun. Entri dibuat di field functional area melalui:
a. Entri manual pada field
b. Entri otomatis dari functional area melalui substitusi
c. Menyalin secara otomatis functional area yang dimasukkan ke master data dari akun
laba rugi
d. Menyalin secara otomatis functional area yang dimasukkan ke master data dari objek
CO
Cost-of-Sales Accounting Ledger
Untuk membuat laporan keuangan berdasarkan cost-of-sales accounting, sistem SAP
membutuhkan transaction figure untuk functional area. Pada general ledger yang standar,
transaction figure hanya disimpan untuk company code dan business area saja. Untuk alasan
inilah, cost-of-sales accounting ledger harus digunakan sehingga transaction figure untuk
functional area dapat disimpan juga. Menggunakan laporan keuangan khusus, transaction
figure tersebut dapat diakses dan laporan laba rugi dapat dibuat berdasarkan cost-of-sales
accounting. Jika tambahan transaction figure untuk field account assignment baru maupun
yang sudah ada harus dikelola, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan special ledger.
Metode berikut ini disediakan untuk mengelola transaction figure tambahan:
a. Memperluas coding block.
b. Menggunakan customer-defined ledger yang berisi transaction figure tambahan.

Anda mungkin juga menyukai