Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI PEMASANGAN RELAY JARAK PADA JARINGAN SISTEM

TRANSMISI TENAGA LISTRIK


Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
mata kuliah Sistem Proteksi

Disusun oleh :
Dio Septa Yogaswara
(181047011)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses
penyaluran daya listrik. Oleh karena itu proteksi pada saluran transmisi perlu
mendapat perhatian yang serius dalam perencanaannya. Sistem transmisi
sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang parameter ‐ parameter dan
keadaan sistemnya berubah secara terus menerus. Oleh karena itu strategi
proteksi harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal
desain dan setting peralatannya. Relai sebagai salah satu bagian penting dalam
sistem proteksi saluran transmisi harus mempunyai kemampuan mendeteksi
adanya gangguan pada semua keadaan yang kemudian memisahkan bagian
sistem yang terganggu tersebut sehingga dapat meminimalkan kerusakan pada
bagian yang terganggu dan mencegah gangguan meluas ke saluran lain yang
tidak terganggu. Relai jarak merupakan relai yang paling banyak digunakan
sebagai pengaman utama pada saluran transmisi. Relai jarak bekerja
berdasarkan hukum ohm (Ω) sesuai data input analog tegangan (V) dan arus
(I).Penyetelan dan kordinasi rele jarak selama ini berdasarkan aspek-aspek
teknis saluran transmisi itu sendiri dengan kompensasi perkiraan besarnya
gangguan yang dihitung secara off‐line. Penyetelan relai jarak memegang
peranan yang sangat penting untuk mendapatkan keandalan dan selektifitas
kerja yang tinggi dari relai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengaplikasi pemasangan relay jarak pada jaringan Sistem Transmisi
Tenaga Listrik ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara pemasangan relay jarak pada jaringan Sistem Transmisi
Tenaga Listrik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Relay Jarak


Relai jarak (distance relay) merupakan protkesi yang paling utama
pada saluran transmisi. Relai jarak menggunakan pengukuran tegangan dan
arus untuk mendapatkan impedansi saluran yang harus diamankan. Jika
impedansi yang terukur di dalam batas settingnya, maka rele akan bekerja.
Disebut relai jarak, karena impedansi pada saluran besarnya akan sebanding
dengan panjang saluran. Oleh karena itu rele jarak tidak tergantung oleh
besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi tergantung pada jarak gangguan
yang terjadi terhada prele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z,
R saja ataupun X saja, tergantung jenis rele yang dipakai. Prinsip kerja relai
jarak berdasarkan pada impedansi saluran transmisi, yang besarnya
sebanding dengan panjang dari saluran transmisi tersebut.

Gambar 2.1 Relai Jarak (Distance Relay)


(Sumber : www.techquipment.com )

2.2 Prinsip Kerja Relay Jarak


Prinsip dasar dari rele jarak atau distance relay adalah berdasarkan
rasio perbandingan tegangan dan arus gangguan yang terukur pada lokasi
rele terpasang (apparent impedance), untuk menentukan apakah
gangguan yang terjadi berada di dalam atau di luar zona yang
diproteksinya. Rele jarak hanya bekerja untuk gangguan yang terjadi
antara lokasi rele dan batas jangkauan (reach setting) yang telah
ditentukan. Rele jarak juga dapat bekerja untuk mendeteksi gangguan
antar fasa (phase fault) maupun gangguan ke tanah (ground fault).
Prinsip pengukuran jaraknya dengan membandingkan arus gangguan
yang dirasakan oleh relai terhadap tegangan di titik atau lokasi dimana
relai terpasang. Dengan membandingkan kedua besaran itu, impedansi
saluran transmisi dari lokasi relai sampai titik atau lokasi gangguan dapat
diukur. Perhitungan impedansi dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Rele jarak pada umumnya telah dilengkapi elemen directional
untuk menentukan arah atau letak gangguan sehingga membuat rele
menjadi lebih selektif. Gambar dibawah ini menjelaskan secara sederhana
prinsip kerja rele jarak elektro-mekanis yang didisain agar torsi operasi
(operating torque) sebanding dengan arus yang terukur dan torsi
penyeimbang (restraint torque) sebanding dengan tegangan yang terukur.
Ketika terjadi gangguan akan timbul arus yang besar relatif terhadap
tegangannya sehingga rasio V/I (impedansi) menjadi lebih kecil dan torsi
operasi yang dihasilkan akan lebih besar daripada torsi penyeimbang.
Kondisi ini akan menyebabkan kontak rele tertutup (trip).
1. Lokasi gangguan jauh (di luar daerah jangkauan setting relay) : I
<, V > restrain > operating = restrain (rele tidak bekerja)
2. Lokasi gangguan dekat (di dalam daerah jangkauan setting relay) : I
>, V < restrain < operating = operate (rele bekerja)

2.2 Karakteristik Kerja Rele Jarak


Rele jarak dapat diklasifikasi berdasarkan karakteristik impedansi
(R-X) di dalam koordinat polar, jumlah input atau masukan rele, dan
metode yang digunakan untuk membandingkan input tersebut. Umumnya
metode yang digunakan adalah dengan membandingkan dua input (dapat
berupa besaran atau sudut fasa) untuk menentukan apakah gangguan yang
terjadi berada di dalam atau di luar daerah kerja rele.
2.2.1 Karakteristik Mho
Karakteristik mho ketika digambar dalam diagram impedansi R-X
merupakan lingkaran dimana diameter lingkaran tersebut memotong titik
pusat dari sistem koordinat dan besarnya diameter tersebut menggambarkan
setelan jangkauan dan sudut fasa dari karakteristik mho. Setelan jangkauan
dan sudut fasa karakteristik mho dapat di atur sama dengan impedansi
saluran transmisi yang diproteksinya. Rele jarak dengan karakteristik mho
akan bekerja apabila impedansi yang terukur berada didalam lingkaran.

Gambar 2.2 Karakteristik kerja Mho


(Sumber : www.academia.com)

2.2.2 Karakteristik Quadrilateral


Karakteristik kerja quadrilateral dapat dibentuk dengan menentukan
setelan forward reach dan resistive reach yang masing-masing dapat di
setel independen. Gambar 2.4 menunjukan 4 setelan batasan atau
jangkauan karakteristik kerja quadrilateral. Empat setelan batas rele
yaitu batas paling atas menunjukan setelan jangkauan reaktansi,
kemudian batas kiri dan kanan yaitu setelan jangkauan resistansi positif
dan resistansi negatif serta batas bawah menunjukan elemen directional.

Gambar 2.3 Karakteristik kerja quadrilateral


(Gambar : www.academia.com)

Keterangan : ZL = Impedansi saluran transmisi


ZR = Setelan jangkauan reaktansi rele jarak
RF = Setelan jangkauan resistansi rele jarak
32Q = Elemen arah (directional)
Rele dengan karakteristik quadrilateral akan bekerja apabila
impedansi yang terukur oleh rele berada di dalam bidang yang dibatasi oleh
empat garis yang telah disebutkan di atas. Quadrilateral mempunyai
jangkauan resistansi yang lebih luas daripada karakteristik mho.
Karakteristik kerja quadrilateral mempunyai kelebihan dalam hal
pengukuran impedansi untuk gangguan ke tanah atau ground fault.
Gangguan ke tanah, mempunyai resistansi yang cukup tinggi yang di
akibatkan oleh busur api (resistive arc) dan impedansi ke tanah itu sendiri
sehingga menyebabkan resistansi gangguan ke tanah mempunyai nilai yang
cukup signifikan.

2.3 Pola Pengaman Teleproteksi Rele Jarak


Untuk dapat meningkatkan koordinasi waktu sistem proteksi pada saluran
udara tegangan tinggi, diperlukan suatu peralatan yang dapat mengirim dan
menerima sinyal dari satu atau beberapa rele di satu Gardu Induk (GI) ke
rele di GI yang lain. Peralatan teleproteksi merupakan peralatan yang dapat
mengirim dan menerima sinyal (data or logic status) dari satu rele ke rele
yang lain. Dikarenakan jarak antara satu gardu induk dengan gardu induk
yang lain cukup jauh maka diperlukan suatu media komunikasi yang
dapat digunakan untuk mengirimkan sinyal. Saluran komunikasi yang
digunakan dapat berupa serat optik (fiber optic), Power Line Comunication
(PLC) atau melalui gelombang mikro (microwave).
Dasar pemilihan pola pengaman dengan menggunakan teleproteksi
adalah untuk meningkatkan keandalan sistem yaitu jika terjadi gangguan di
luar zona satu rele tetapi masih berada pada saluran yang diamankan (ujung
saluran transmisi), maka rele jarak yang telah dilengkapi teleproteksi akan
bekerja lebih cepat dibandingkan rele jarak tanpa teleproteksi. Waktu
pemutusan gangguan yang cepat pada saluran transmisi mempunyai
beberapa keuntungan yaitu :
1. Mengurangi kerusakan pada konduktor atau penghantar
2. Meningkatkan stabilitas sistem
3. Memungkinkan diterapkannya auto reclosing
untuk meningkatkan ketersediaan penghantar
sehingga peluang (lama dan frekuensi)
pemadaman dapat dikurangi.

2.3.1 Pola DUTT (Direct Underreach Transfer Trip)


Salah satu cara yang paling sederhana untuk mengurangi waktu
pemutusan gangguan yang terjadi di ujung saluran transmisi adalah dengan
menerapkan direct transfer trip atau sinyal trip secara langsung, gambar 2.8
menunjukkan gambar rangkaian logika dari pola DUTT. Apabila terjadi
gangguan pada zona satu rele jarak, maka rele akan bekerja mengirim
sinyal trip ke CB dan pada saat yang bersamaan rele juga mengirim sinyal
(direct transfer trip signal) ke rele lain di ujung terminal. Rele yang
menerima sinyal tersebut akan langsung (instantaneous) mengirim sinyal
tripping ke CB.
Salah satu kekurangan dari pola teleproteksi ini adalah adanya
kemungkinan kesalahan tripping (unwanted tripping) yang disebabkan
gangguan pada peralatan teleproteksi seperti timbulnya noise maupun
interferensi pada saluran komunikasi.

2.3.2 Pola PUTT (Permissive Underreach Transfer Trip)


Pola direct under-reach transfer tripping dapat dibuat lebih aman
dengan cara mengawasi sinyal yang diterima (received signal) dengan
operasi dari zona dua rele jarak sebelum mengirim sinyal trip secara
langsung ke CB seperti ditunjukkan pada gambar 2.9 Prinsip kerja dari pola
PUTT adalah apabila gangguan dirasakan pada zona satu rele jarak, maka
rele akan mengirim sinyal trip ke CB dan pada saat yang bersamaan juga
mengirim sinyal ke rele di ujung terminal yang lain. Rele yang menerima
sinyal received hanya akan bekerja secara langsung apabila telah
merasakan adanya gangguan pada zona dua relenya. Pola PUTT
mempunyai kelebihan yaitu untuk gangguan di daerah ujung saluran
transmisi yang diamankan (zona dua) maka rele di kedua ujung saluran
yang diamankan akan trip seketika karena menerima sinyal trip dari rele di
ujung yang lain.

2.3.3 Pola POTT (Permissive Overreach Transfer Trip)


Prinsip kerja pola POTT adalah apabila ada gangguan yang
dirasakan oleh zona dua rele jarak, maka rele akan mengirim sinyal ke rele
di ujung terminal yang lain dan rele di ujung terminal yang lain tersebut
hanya akan bekerja apabila gangguannya juga dirasakan oleh zona dua rele
tersebut

2.4 Kontruksi Relai Jarak


Meskipun sebenarnya relai jarak hanya merupakan sebuah
perangkat pengukur impedansi atau secara teknis hanya perangkat
pembanding tegangan dan arus, namun mengingat beragamnya jenis
gangguan dan parameter pengukuran yang harus dilakukan maka kontruksi
sebuah relai jarak adalah kompleks dan tidaklah sederhana.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kontruksi relai
yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan sebuah relai jarak
diantaranya :
1. Kondisi gangguan dimana tegangan gangguan sangat kecil sehingga
relai tidak dapat menentukan letak gangguan.
2. Terdapatnya berbagai lingkar sirkuit impedansi gangguan atau loop
fault impedance
yang harus diukur.
3. Adanya berbagai jenis gangguan.
4. Bervariasi besar tahanan gangguan.
5. Kesimetrisan impedansi saluran dimana impedansi kawat bisa
berbeda beda.
6. Konfigurasi saluran transmisi (single, double atau banyak terminal).

Berbeda dengan kontruksi relai konvensional, sejauh ini sangat


jarang buku yang menjelaskan kontruksi relai numerik. Disamping
terbatasnya buku, salah satu kesulitan dalam mengurangkan kontruksi relai
jarak antara lain adalah karena relai jarak tidak lagi semata mata merupakan
perangkat keras tetapi juga sudah tidak terlepas dari perangkat lunak yang
saling terintegrasi. Secara umum sebuah relai jarak biasnya dilengkapi
dengan berbagai elemen pengukuran jarak, modul logika dan algoritma
perhitungan kapan pengukuran harus dimulai (Unit Starting) yang
semuanya disusun dan digabungkan untuk mendapatkan relai dengan
tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi.
Dalam praktik terdapat berbagai jenis rele jarak dengan kecepatan
operasi yang berbeda beda yang perlu dipilih sesuai kebutuhan tanpa
melupakan pertimbangkan biaya yang berhubungan dengan perangkat
keras, perangkat luunak, dan kapasitas relai yang dibutuhkan.
Jenis relai jarak yang paling umum dan banyak dijumpai antara lain
adalah:
a. Relai yang dilengkapi dengan elemen pengukur tunggal setiap fasa
sehingga ketiga elemen dapat mencakup semua kesalahan fasa.
b. Biasanya terdapat perangkat kendali untuk mengaktifkan elemen
pengasut (starter) untuk mengenali fasa yang mana yang mengalami
gangguan. Elemen pengasut ini akan mengaktifkan elemen
pengukur tunggal atau modul (algoritma) pengukur impedansi
gangguan yang paling tepat. Karena menggunakan elemen pengukur
tunggal yang bisa digunakan untuk berbagai pengukuran jenis
gangguan maka sistem ini biasanya dikenal dengan switched
distance rele.
c. Terdapat seperangkat elemen pengukur impedansi untuk tiap sirkuit
impedansi dengan fasilitas setelan capaian masing masing yang
meningkat secara progresif dari setelah capaian satu daerah ke
setelan capaian daerah lain. Peninggkatan daerah cakupan
dilengkapi dengan pewaktu (timer) yang akan terinisialisasi oleh
elemen starter secara otomatis. Ini biasanya dikenal dengan
reached-stepped distance rele.
d. Tiap elemen pengukur zona gangguan biasanya dilengkapi dengan
pasangan elemen pengukuran yang saling independen untuk setiap
sirkuit lingkar impedansi gangguan. Sistem ini dikenal sebagai full
distance scheme, yang merupakan sistem yang mampu
menghasilkan kinerja tertinggi, khususnya dalam hal kecepatan
maupun segi fleksibilitas.
Tergantung dari jenis-jenis gangguan, karateristik dan setelan
perlindungan berbeda pula. Setiap gangguan dalam praktiknya harus
diperlukan secara khusus dan terpisah satu sama lain. Secara teoritis untuk
mendapatkan suatu relai jarak konvensional yang mempunyai tiga zona
proteksi dan mampu merespon terhadap semua jenis gangguan akan
membutuhkan lebih dari satu detektor dan banyak elemen pengukur
impedansi.
Pada teknologi elektromagnetik, tiap elemen pengukuran memiliki
rumah relai yang terpisah dari books masing masing dengan demikian suatu
relai jarak berdiri dari panel panel yang dibutuhkan untuk menempatkan
relai dan elemen pengukuran sekaligus untuk melakukan perkabelan
interkoneksi yang dibutuhkan.

2.5 Pengaruh Rasio Impedansi Sumber dan Impedansi Saluran


Untuk melihat pengaruh rasio impedansi sumber dan impedansi
saluran terhadap tegangan relai pada berbagai arus gangguan yang dapat
dilihat pada suatu sistem tenaga listrik, seperti digambarkan pada single
diagram. Tegangan V yang diterapkan pada rangkaian impedansi tertutup
adalah tegangan open circuit dari sistem tenaga tersbut. Titik R merupakan
lokasi relai sedang IR dan VR adalah arus dan tegangan yang diukur dan
dirasakan oleh relai. Impedansi Zs dan ZL digambarkan sebagai impedansi
sumber dan impedansi saluran sesuai dengan posisi mereka terhadap lokasi
relai. Impedansi sumber Zs adalah sebuah acuan level gangguan pada titik
relai. Pada gangguan tanah, impedansi sumber bergantung pada metode
sistem pentanahan jaringan di belakang relai tersebut. Impedansi ZL adalah
impedansi bagian saluran yang dilindungi maka tegangan VR yang
diterapkan dan dapat dirasakan oleh relai adalah IR dan ZL.

2.6 Aplikasi Relai Jarak


Relai jarak atau distance relay digunakan sebagai pengaman utama
(main protection) pada suatu sistem transmisi, baik SUTT maupun SUTET,
dan sebagai cadangan atau backup untuk seksi didepan. Sistem proteksi
penting pada sistem tenaga listrik. Relai jarak bekerja dengan mengukur
besaran impedansi (Z), dan transmisi dibagi menjadi beberapa daerah
cakupan pengamanan yaitu Zone-1, Zone-2, dan Zone-3, serta dilengkapi
juga dengan teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu
cepat dan selektif di dalam daerah pengamanannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Relai jarak (distance relay) adalah sebuah alat pada sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai proteksi sistem tenaga listrik yang mampua
dalam menghilangkan gangguan (fault clearance) dengan cepat dan
penyetelannya yang relatif mudah.
Relai jarak bekerja dengan cara membandingkan impedansi
gangguan yang terukur dengan impedansi setting. Apabila harga impedansi
gangguan lebih kecil dari pada impedansi setting relai maka relai akan trip.
Namun apabila harga impedansi gangguan lebih besar dari pada impedansi
setting relai maka relai tidak akan trip. Nilai impedansi kabel penghantar
SUTT akan semakin besar ketika penghantar yang digunakan semakin
panjang. Suatu rele jarak minimal harus melindungi saluran transmisi
dalam 3 zona, yaitu zona 1, zona 2, dan zona 3. Relay jarak perlu
digunakan untuk sistem tenaga listrik untuk melindungi sistem tenaga
listrik.

3.2 Saran
Pada penulisan makalah ini terdapat kesalahan atau kekurangan,
untuk itu penulis mempersilakan pembaca untuk mengkritik atau
memberikan saran kepada penulis agar makalah ini dapat dibaca lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Alfian B.H, G.D Arjana, W Setiawan. “Studi Perhitungan Relay Jarak Pada
Saluran Double Circuit Dengan Single Conductor Antara Gi Kapal - Gi
Pemecutan Kelod Menggunakan Artificial Neural Network (ANN),”
Teknologi Elektro. Vol. 15, No.2, hal. 59. Desember 2016
Antonius H, Fikriansyah. “Analisa Dan Pengaturan Ulang Relai Jarak Pada
Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 Kv Keramasan – Bukit Asam”
Mikrotiga, Vol 1, No. 3 November 2014.
Emhemad Aker ,Elhadi dkk. “Adverse Impact of STATCOM on the
Performance of Distance Relay,” Indonesian Journal of Electrical
Engineering and Computer Science. Vol. 6 No. 3. Hal. 528 – 536. Juni
2017.

Anda mungkin juga menyukai