Anda di halaman 1dari 17

Fokus

Pembaruan Pokok tahun 2019


utama
untuk Pedoman Resusitasi
Kardiopulmonari (CPR) dan
Perawatan Jantung Darurat (ECC)
American Heart Association

American Heart Association berterima kasih


kepada orang-orang berikut atas kontribusi
mereka dalam penyusunan publikasi ini: Ashish R.
Panchal, MD, PhD; Jonathan P. Duff, MD, MEd; Marilyn
B. Escobedo, MD; Jeffrey L. Pellegrino, PhD, MPH;
Nathan Charlton, MD; Mary Fran Hazinski, RN, MSN;
Kelompok penulisan Pembaruan Pokok Pedoman
untuk Dewasa, Pediatri, dan Neonatus AHA; Kelompok
penulisan Pembaruan Pokok Pedoman Pertolongan
Pertama American Heart Association dan American
Red Cross; dan Tim Proyek Fokus Utama Pembaruan
Pokok Pedoman AHA.
Fokus Utama ini merangkum masalah utama yang dibahas dalam pembaruan pokok tahun 2019 untuk Pedoman Resusitasi
Kardiopulmonari (CPR) dan Perawatan Jantung Darurat (ECC) American Heart Association (AHA). Pembaruan ini ditujukan
bagi para pemberi resusitasi dan instruktur AHA agar fokus pada bukti yang telah ditinjau dan rekomendasi pedoman yang
didasarkan pada evaluasi bukti terbaru yang didukung oleh International Liaison Committee on Resuscitation (ILCOR). Selain itu,
pembaruan ini juga memberikan alasan dipilihnya rekomendasi tersebut.

Ikhtisar Proses untuk Penyusunan


Pembaruan Pokok Pedoman
Pembaruan pokok Pedoman AHA untuk CPR dan ECC tahun 2019 didasarkan pada proses evaluasi bukti skala internasional
yang berkelanjutan dari ILCOR, melibatkan ratusan ilmuwan dan ahli resusitasi internasional yang mengevaluasi, mendiskusikan,
dan membahas ribuan publikasi yang telah ditinjau oleh rekan sejawat. Dalam proses ini, satuan tugas ILCOR memprioritaskan
topik yang ditinjau dengan masukan dari anggota dewan resusitasi, termasuk AHA. Setelah topik disetujui untuk dievaluasi,
peninjauan sistematis akan ditugaskan dan dilakukan oleh kelompok sintesis pengetahuan atau seorang peninjau sistematis
dengan masukan dari para ahli konten ILCOR. Setelah peninjauan sistematis selesai, satuan tugas ILCOR meninjau bukti yang
ditemukan dan menyusun draf Consensus on Science With Treatment Recommendations (CoSTR) yang diposting secara online
untuk melihat komentar masyarakat (lihat situs web ILCOR untuk melihat semua draf CoSTR). Antara 12 November 2018 hingga
20 Maret 2019, 6 satuan tugas ILCOR memposting draf CoSTR tentang 12 topik berikut:

Satuan Tugas Bantuan Hidup Dasar


Emergency Care: Dispatcher Instruction in CPR
https://costr.ilcor.org/document/emergency-care-dispatcher-instruction-in-cpr

Satuan Tugas Bantuan Hidup Lanjutan


Advanced Airway Management During Adult Cardiac Arrest
https://costr.ilcor.org/document/advanced-airway-management-during-adult-cardiac-arrest
Vasopressors in Adult Cardiac Arrest
https://costr.ilcor.org/document/vasopressors-in-adult-cardiac-arrest
Extracorporeal Cardiopulmonary Resuscitation for Cardiac Arrest—Adults
https://costr.ilcor.org/document/extracorporeal-cardiopulmonary-resuscitation-ecpr-for-cardiac-arrest-adults

Satuan Tugas Pediatri


Dispatcher Instruction in CPR—Pediatrics
https://costr.ilcor.org/document/dispatcher-instruction-in-cpr-pediatrics
Advanced Airway Interventions in Pediatric Cardiac Arrest
https://costr.ilcor.org/document/advanced-airway-interventions-in-pediatric-cardiac-arrest
Extracorporeal Cardiopulmonary Resuscitation for Cardiac Arrest—Pediatrics
https://costr.ilcor.org/document/extracorporeal-cardiopulmonary-resuscitation-ecpr-for-cardiac-arrest-pediatrics
Pediatric Targeted Temperature Management Post–Cardiac Arrest
https://costr.ilcor.org/document/pediatric-targeted-temperature-management-post-cardiac-arrest

Satuan Tugas Bantuan Hidup Neonatus


Initial Oxygen Concentration for Preterm Neonatal Resuscitation
https://costr.ilcor.org/document/initial-oxygen-concentration-for-preterm-neonatal-resuscitation
Initial Oxygen Concentration for Term Neonatal Resuscitation
https://costr.ilcor.org/document/initial-oxygen-concentration-for-term-neonatal-resuscitation

Satuan Tugas Bantuan Hidup Dasar serta Edukasi, Implementasi, dan Tim
Cardiac Arrest Centers vs Noncardiac Arrest Centers—Adults
https://costr.ilcor.org/document/cardiac-arrest-centers-versus-non-cardiac-arrest-centers-adults

Satuan Tugas Pertolongan Pertama


First Aid Interventions for Presyncope
https://costr.ilcor.org/document/first-aid-interventions-for-presyncope

2
Umpan balik dari masyarakat, termasuk ratusan komentar dari 23.000+ akses baca draf CoSTR, turut berkontribusi dalam
penyusunan CoSTR final yang disertakan oleh satuan tugas ILCOR dalam ringkasan Konsensus Internasional 2019 tentang
CPR dan Ilmu ECC Dengan Rekomendasi Pengobatan. Ringkasan ini dipublikasikan secara bersamaan dalam Sirkulasi dan
Resusitasi (lihat daftar Bacaan yang Direkomendasikan di bagian akhir Fokus Utama ini).
Kelompok penulisan pedoman AHA meninjau semua bukti yang diidentifikasi dari peninjauan sistematis ILCOR dan benar-
benar mempertimbangkan CoSTR ILCOR ketika menyusun pembaruan pokok 2019 yang dipublikasikan dalam Sirkulasi
pada November 2019. Ringkasan langkah-langkah pembuatan dan konten khusus untuk setiap dokumen ILCOR dan AHA
diilustrasikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Langkah-langkah dan proses penyusunan pembaruan pokok Pedoman AHA untuk CPR dan ECC menggunakan
peninjauan sistematis ILCOR dan CoSTR satuan tugas ILCOR.

Kelompok sintesis pengetahuan atau peninjau sistematis (dengan


partisipasi ahli konten ILCOR) melengkapi peninjauan sistematis
dan menyusun manuskrip untuk publikasi jurnal. Peninjauan ini
• Menyertakan istilah dan tabel penilaian berdasarkan GRADE
• Menyertakan forest plot
• Tidak menyertakan rekomendasi pengobatan

Satuan tugas ILCOR membahas dan mendiskusikan bukti yang ada


serta menyusun draf online CoSTR untuk diposting di situs web
ILCOR, dengan
• Tidak menyertakan tabel GRADE atau forest plot (lihat peninjauan
sistematis)
• Menyertakan bagian
-- Pendahuluan yang mencakup deskripsi singkat proses evaluasi bukti
-- Populasi, Intervensi, Komparator, Hasil, Desain Studi, dan Periode
Waktu
-- Consensus on science with treatment recommendations
-- Istilah GRADE yang digunakan untuk kepastian bukti terkait
intervensi dan untuk kekuatan (kuat vs lemah) rekomendasi
-- Nilai dan preferensi
-- Tabel bukti-hingga-keputusan
-- Kesenjangan pengetahuan

Kelompok penulisan satuan tugas ILCOR menyusun ringkasan


CoSTR untuk publikasi jurnal secara bersamaan dalam Sirkulasi dan
Resusitasi. Susunan kata final telah disetujui oleh semua anggota
dewan resusitasi ILCOR.
Dokumen ini
• Tidak menyertakan tabel GRADE, forest plot, dan tabel bukti-hingga-keputusan
• Menyertakan susunan kata final untuk konsensus sains
• Menyertakan rekomendasi pengobatan final
• Detail selengkapnya tentang wawasan satuan tugas terkait nilai dan preferensi

Dewan resusitasi seperti AHA menyusun pedoman khusus dewan


dan setiap materi pelatihan yang diperlukan sesuai dengan CoSTR
ILCOR, tetapi juga sesuai untuk sumber daya dewan, pelatihan, dan
struktur sistem layanan kesehatan.

Singkatan: AHA, American Heart Association; CoSTR, Consensus on Science With Treatment Recommendations; GRADE,
Grading of Recommendations, Assessment, Development, and Evaluation; ILCOR, International Liaison Committee on 3
Resuscitation.
Pembaruan pokok AHA ini ditujukan untuk memperbarui beberapa bagian tertentu dari Pedoman tahun 2010, Pembaruan
Pedoman tahun 2015, serta pembaruan pokok tahun 2017 dan 2018. Versi pedoman yang terpadu tersedia secara online, dan
pembaruan lengkap terkait Pedoman AHA untuk CPR dan ECC akan tersedia tahun 2020.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pembaruan tahun 2019 ini menggunakan sistem rekomendasi AHA/American College of
Cardiology serta taksonomi untuk kelas rekomendasi dan tingkat bukti (Tabel 1). Karena disusun sebagai ringkasan, pedoman
ini tidak mengutip studi pendukung yang telah diterbitkan dan tidak mencantumkan kelas rekomendasi atau tingkat bukti yang
terkait. Pembaca diharapkan mengunjungi situs web pedoman CPR dan ECC untuk membaca pembaruan pokok tahun 2019
dan mengunjungi situs web CoSTR ILCOR untuk detail lebih lanjut.

Tabel 1. Menerapkan Kelas Rekomendasi dan Tingkat Bukti pada Strategi Klinis, Intervensi, Perawatan, atau Pengujian Diagnostik
dalam Perawatan Pasien (Diperbarui bulan Agustus 2015)*
KELAS (KEKUATAN) REKOMENDASI TINGKAT (KUALITAS) BUKTI‡

KELAS 1 (KUAT) Manfaat >>> Risiko TINGKAT A

Ungkapan yang disarankan untuk menulis rekomendasi: • Bukti berkualitas tinggi ‡ dari beberapa RCT
• Disarankan • Meta-analisis RCT berkualitas tinggi
• Diindikasikan/bermanfaat/efektif/menguntungkan • Satu RCT atau lebih, didukung oleh studi register berkualitas tinggi
• Harus dilakukan/diberikan/lainnya
• Ungkapan Perbandingan Efektivitas†: TINGKAT B-R (Acak)
–– Perawatan/strategi A lebih disarankan/diindikasikan
dibandingkan perawatan B • Bukti berkualitas sedang‡ dari 1 RCT atau lebih
–– Perawatan A harus dipilih daripada perawatan B • Meta-analisis RCT berkualitas sedang

KELAS 2a (MENENGAH) Manfaat >> Risiko TINGKAT B-NR (Tidak Acak)

Ungkapan yang disarankan untuk menulis rekomendasi: • Bukti berkualitas sedang‡ dari 1 atau beberapa studi tidak
• Diperbolehkan acak, studi pengamatan, atau studi register yang dirancang dan
• Dapat bermanfaat/efektif/menguntungkan dilaksanakan dengan baik
• Ungkapan Perbandingan Efektivitas†: • Meta-analisis studi tersebut
–– Perawatan/strategi A mungkin lebih disarankan/diindikasikan
dibandingkan perawatan B TINGKAT C-LD (Data Terbatas)
–– Perawatan A lebih diperbolehkan daripada perawatan B
• Studi pengamatan atau register acak maupun tidak acak dengan
KELAS 2b (LEMAH) Manfaat ≥ Risiko batasan rancangan atau pelaksanaan
• Meta-analisis studi tersebut
Ungkapan yang disarankan untuk menulis rekomendasi: • Penelitian fisiologis atau studi mekanistik pada subjek manusia
• Mungkin diperbolehkan
• Dapat dipertimbangkan TINGKAT C-EO (Pendapat Ahli)
• Manfaat/efektivitas tidak diketahui/tidak jelas/diragukan atau tidak
ditetapkan dengan baik • Kesepakatan pendapat ahli berdasarkan pengalaman klinis

KELAS 3: Tidak Ada Manfaat (SEDANG) Manfaat = Risiko COR dan LOE ditetapkan secara terpisah (setiap COR dapat dipasangkan dengan
(Umumnya, hanya penggunaan LOE A atau B) LOE mana pun).
Rekomendasi dengan LOE C tidak menunjukkan bahwa rekomendasi tersebut lemah.
Ungkapan yang disarankan untuk menulis rekomendasi: Banyak pertanyaan klinis penting yang dibahas dalam pedoman yang tidak sesuai
• Tidak disarankan dengan uji klinis. Meskipun RCT tidak tersedia, mungkin ada kesepakatan klinis yang
• Tidak diindikasikan/bermanfaat/efektif/menguntungkan sangat jelas bahwa pengujian atau terapi tertentu akan bermanfaat atau efektif.
• Tidak boleh dilakukan/diberikan/lainnya * Hasil atau perolehan intervensi harus ditetapkan (penyempurnaan hasil klinis,
peningkatan akurasi diagnostik, atau informasi prognosis bertahap).
Kelas 3: Berbahaya (KUAT) Risiko > Manfaat † Untuk rekomendasi perbandingan efektivitas (COR 1 dan 2a; LOE A dan B saja),
studi yang mendukung penggunaan kata kerja pembanding harus menyertakan
Ungkapan yang disarankan untuk menulis rekomendasi: perbandingan perawatan langsung atau strategi yang sedang dievaluasi.
• Berpotensi membahayakan
‡ Metode penilaian kualitas kini semakin berkembang, termasuk penggunaan alat
• Membahayakan
bantu penilaian bukti terstandar yang sudah umum digunakan dan terutama telah
• Berkaitan dengan tingginya morbiditas/kematian divalidasi; dan untuk peninjauan sistematis, gabungan Komite Pemeriksaan Bukti.
• Tidak boleh dilakukan/diberikan/lainnya
COR, Class of Recommendation (Kelas Rekomendasi); EO, Expert Opinion (Pendapat
Ahli); LD, Limited Data (Data Terbatas); LOE, Level of Evidence (Tingkat Bukti);
NR, Nonrandomized (Tidak Acak); R, Randomized (Acak); dan RCT, Randomized
Controlled Trial (Uji Acak Terkendali).

4
Fokus Utama Pembaruan Pokok Pedoman
AHA untuk CPR dan ECC tahun 2019
Pembaruan pokok Pedoman AHA untuk Bagian 4: Sistem Perawatan Sejak 2015, sejumlah studi yang
CPR dan ECC tahun 2019 mencakup diterbitkan telah mengevaluasi
revisi pada bagian Pembaruan dan Peningkatan Kualitas penggunaan DA-CPR bagi OHCA
Pedoman tahun 2015 berikut: Berkelanjutan dewasa. Peninjauan ini menguji
Kelompok penulisan dewasa AHA efektivitas DA-CPR melalui beberapa
Bagian 4: Sistem Perawatan dan
telah meninjau bukti dan rekomendasi sudut pandang dan menilai kaitannya
Peningkatan Kualitas Berkelanjutan:
untuk topik berikut pada tahun 2019: dengan hasil dari OHCA.
CPR yang dibantu paramedis (DA-CPR)
untuk orang dewasa dan potensi peran CPR yang dibantu paramedis: 2019 (Diperbarui): Kami mengimbau
pusat perawatan henti jantung (CAC). DA-CPR telah diterapkan dalam pusat bantuan medis darurat
berbagai sistem perawatan pelayanan untuk memberikan instruksi CPR
Bagian 7: Bantuan Hidup dan mendorong paramedis untuk
Kardiovaskular Lanjutan Dewasa: medis darurat (EMS) di seluruh
penjuru negara dan dianggap sebagai memberikan instruksi tersebut bagi
penggunaan saluran napas lanjutan, pasien dewasa yang mengalami henti
penghubung yang penting antara
vasopresor, dan CPR ekstrakorporeal jantung.
masyarakat umum dan perawatan
(ECPR) pada saat resusitasi. Perlu
EMS. Dalam pembaruan ini, kelompok 2019 (Diperbarui): Paramedis harus
diketahui bahwa konten ECPR juga penulisan tersebut menjawab menginstruksikan penelepon untuk
bertujuan untuk memperbarui bagian pertanyaan terkait apakah pemberian melakukan CPR kepada orang dewasa
dengan nama yang sama di Bagian 6: DA-CPR berhubungan dengan yang menunjukkan gejala henti jantung
Teknik Alternatif dan Alat Bantu untuk meningkatnya hasil dari henti jantung di luar rumah sakit.
Resusitasi Kardiopulmonari. dewasa di luar rumah sakit (OHCA).
2017 (Lama): Kami mengimbau
Bagian 11: Kualitas Resusitasi Pusat perawatan henti jantung: agar pada saat instruksi paramedis
Kardiopulmonari dan Bantuan Hidup CAC adalah pusat perawatan khusus dibutuhkan, petugas harus
Dasar Pediatri: DA-CPR pada bayi dan yang memberikan resusitasi berbasis menginstruksikan penelepon untuk
anak-anak. bukti yang modern dan menyeluruh melakukan CPR dengan kompresi
serta perawatan pascahenti jantung. dada saja pada orang dewasa yang
Bagian 12: Bantuan Hidup Lanjutan
Peninjauan ini menjawab apakah menunjukkan gejala OHCA.
Pediatri: penggunaan intervensi saluran
pemindahan pasien OHCA ke CAC
napas lanjutan pada henti jantung khusus akan memberikan hasil yang 2015 (Lama): Petugas medis harus
pediatri, ECPR untuk henti jantung di lebih baik bagi pasien dibandingkan menginstruksikan penelepon untuk
rumah sakit (IHCA), dan manajemen perawatan di tempat yang tidak melakukan CPR apabila terlihat ada
suhu khusus pascahenti jantung (TTM). dikhususkan. gejala henti jantung. Petugas harus
menginstruksikan penelepon agar
Bagian 13: Resusitasi Neonatus: kadar melakukan CPR dengan kompresi
oksigen awal untuk bayi yang lahir dalam CPR yang Dibantu Petugas Medis dada saja pada orang dewasa yang
masa kehamilan normal dan prematur menunjukkan gejala OHCA.
mendekati HPL (masa kehamilan 35 Ada banyak istilah untuk menjelaskan
proses yang dilakukan oleh paramedis Alasan: Meskipun manfaat jelas DA-
minggu atau lebih) serta kadar oksigen
untuk memberikan instruksi CPR dalam CPR tidak ditunjukkan dalam semua
awal untuk bayi prematur (masa
waktu nyata kepada orang-orang yang studi yang telah ditinjau, perubahan
kehamilan kurang dari 35 minggu).
berada di dekat lokasi kejadian OHCA. dalam pedoman AHA ini menunjukkan
Pembaruan pokok American Heart Agar konsisten, istilah CPR yang adanya peningkatan pada bukti yang
Association dan American Red Cross dibantu paramedis digunakan dalam ada, yang melibatkan puluhan ribu
tahun 2019 untuk pedoman pertolongan peninjauan ini untuk mendeskripsikan pasien dari berbagai negara. Hasil
pertama menyertakan rangkaian instruksi tersebut. Namun, istilah lain ini menunjukkan adanya keterkaitan
intervensi baru untuk hal-hal berikut: seperti CPR telekomunikator dan CPR antara DA-CPR dengan meningkatnya
melalui telepon juga dapat digunakan hasil klinis setelah OHCA. Selain itu,
Bagian 15: Pertolongan Pertama: sebagai pengganti. kaitan DA-CPR dengan kemungkinan
Pembaruan Pedoman American Adanya DA-CPR diharapkan dapat pemberian CPR oleh orang di dekat
Heart Association dan American Red meningkatkan jumlah pemberian CPR lokasi kejadian hingga lebih dari 5 kali
Cross tahun 2015 untuk Pertolongan oleh orang di dekat lokasi kejadian lipat menyimpulkan bahwa manfaat
Pertama: presinkop. bagi korban OHCA sehingga angka DA-CPR secara keseluruhan layak
harapan hidup pun akan meningkat. dipertimbangkan. 5
Peninjauan ini tidak mengevaluasi perawatan regional yang menyediakan telah memberikan informasi baru
dampak yang ditimbulkan oleh jenis bantuan tersebut akan bermanfaat terkait penggunaan dan pemilihan
instruksi CPR yang diberikan oleh dan diperbolehkan untuk perawatan strategi saluran napas selama resusitasi
paramedis. Oleh karena itu, tidak berkelanjutan, jika dapat dilakukan untuk OHCA. Hal ini meliputi proses
ada perubahan pada rekomendasi secara tepat waktu. membandingkan ventilasi BVM dengan
tahun 2015 bagi paramedis untuk strategi intubasi endotrakeal serta
menginstruksikan penelepon agar strategi saluran napas supraglotik
melakukan CPR dengan kompresi Bagian 7: Bantuan Hidup dengan strategi pemasangan
dada saja pada orang dewasa yang Kardiovaskular Lanjutan endotrakeal. Lihat Gambar 2 untuk
menunjukkan gejala OHCA. representasi skematis 6 rekomendasi
Dewasa yang diperbarui ini:
Pusat Perawatan Henti jantung Kelompok penulisan dewasa AHA
2019 (Diperbarui): Baik strategi
mempertimbangkan masalah utama
ventilasi BVM maupun saluran napas
CAC adalah pusat perawatan dan perubahan besar berikut untuk
pembaruan pokok tahun 2019 pada lanjutan dapat dipertimbangkan selama
khusus yang minimal menyediakan
kateterisasi jantung darurat, TTM, dan pedoman bantuan hidup kardiovaskular CPR untuk henti jantung dewasa dalam
perkiraan multimodal untuk perawatan lanjutan (ACLS) dewasa: situasi apa pun.
pascahenti jantung. Meskipun ada 2019 (Diperbarui): Jika saluran napas
Penggunaan saluran napas
banyak istilah untuk menyebutnya (mis. lanjutan digunakan, saluran napas
lanjutan selama CPR: Pemberi CPR
pusat penanganan henti jantung, pusat supraglotik dapat digunakan untuk
memasang alat saluran napas lanjutan
perawatan henti jantung ekstensif, orang dewasa yang mengalami henti
secara terus-menerus selama CPR
pusat perawatan resusitasi jantung), jantung di luar rumah sakit dengan
untuk memberikan ventilasi yang cukup
istilah pusat perawatan henti jantung tingkat keberhasilan trakeal rendah
dan mengurangi risiko masuknya
digunakan dalam pedoman ini untuk
sekresi orogastrik ke paru-paru. atau peluang pelatihan minimal untuk
tujuan konsistensi. Manfaat model
Pembaruan ini membahas penggunaan pemasangan pipa endotrakeal.
sistem perawatan regional terbukti
3 strategi manajemen saluran napas
mampu meningkatkan hasil dalam 2019 (Diperbarui): Jika saluran napas
yang dapat dilakukan pada saat
penanganan penyakit darurat lainnya lanjutan digunakan, saluran napas
resusitasi: strategi ventilasi BVM,
(mis. trauma, infark miokard elevasi supraglotik maupun pipa endotrakeal
pemasangan saluran napas supraglotik,
segmen ST, strok) dalam situasi ketika dapat digunakan untuk orang dewasa
dan intubasi endotrakeal.
manajemen ekstensif tidak tersedia yang mengalami henti jantung di
di semua institusi. Topik ini dijadikan Penggunaan vasopresor: Tujuan luar rumah sakit dengan tingkat
prioritas peninjauan untuk menentukan farmakoterapi untuk henti jantung keberhasilan intubasi trakeal tinggi
apakah manfaat serupa dapat adalah membantu pemulihan dan atau peluang pelatihan optimal untuk
dirasakan oleh korban OHCA melalui mempertahankan stabilitas irama
pemasangan pipa endotrakeal.
penggunaan CAC. spontan yang kuat. Pembaruan pokok
tahun 2019 ini membahas penggunaan 2019 (Diperbarui): Jika saluran napas
2019 (Diperbarui): Metode khusus
vasopresor epinefrin dan vasopresin lanjutan digunakan di lingkungan rumah
regional untuk perawatan pascahenti
pada saat terjadinya henti jantung. sakit oleh petugas ahli yang terlatih
jantung yang mencakup pemindahan
pasien resusitasi secara langsung Peran oksigenasi membran untuk prosedur ini, baik saluran napas
ke pusat perawatan henti jantung ekstrakorporeal (ECMO) dalam supraglotik maupun pipa endotrakeal
diperbolehkan jika perawatan ekstensif CPR: ECMO dapat digunakan dapat digunakan.
pascahenti jantung tidak tersedia di sebagai terapi penyelamatan selama 2019 (Diperbarui): Pengalaman atau
pusat pelayanan setempat. CPR; penggunaan ini kemudian pelatihan ulang yang sering dilakukan
disebut sebagai CPR ekstrakorporeal. disarankan bagi petugas yang
2015 (Lama): Metode khusus regional
Kelompok penulisan tersebut
untuk resusitasi OHCA yang mencakup melakukan intubasi endotrakeal.
memeriksa studi yang melaporkan hasil
penggunaan pusat perawatan resusitasi
ECPR untuk IHCA. 2019 (Diperbarui): Sistem layanan
jantung dapat dipertimbangkan.
medis darurat yang melakukan intubasi
Alasan: Perawatan ekstensif Penggunaan Saluran Napas prarumah sakit harus memberikan
pascahenti jantung berbasis bukti, program peningkatan kualitas yang
termasuk ketersediaan kateterisasi
Lanjutan Selama CPR
berkelanjutan untuk meminimalkan
jantung darurat, TTM, dukungan Untuk menggunakan saluran napas kesulitan serta memantau tingkat
hemodinamika, dan spesialisasi lanjutan secara efektif, penyedia keberhasilan pemasangan pipa
neurologi sangat penting bagi korban layanan kesehatan harus sering melatih endotrakeal dan saluran napas
henti jantung yang diresusitasi. pengetahuan dan kemampuannya. supraglotik secara keseluruhan.
Intervensi ini dapat menunjukkan Manajemen saluran napas saat terjadi
hubungan klinis yang logis antara 2010 dan 2015 (Lama): Baik perangkat
henti jantung biasanya dimulai dengan
resusitasi yang berhasil (yaitu pulihnya strategi dasar, seperti ventilasi BVM, BVM maupun saluran napas lanjutan
sirkulasi spontan [ROSC]) dan harapan dan dapat berlanjut ke strategi saluran dapat digunakan untuk oksigenasi
hidup yang tinggi. Ketika layanan napas lanjutan (mis. pemasangan dan ventilasi selama CPR pada IHCA
pascahenti jantung yang layak dan saluran napas supraglotik atau strategi dan OHCA. Bagi penyedia layanan
sesuai tidak tersedia di pusat pelayanan intubasi endotrakeal). Sejak 2015, kesehatan yang sudah terlatih, alat
setempat, langsung memindahkan beberapa uji acak terkendali (RCT) saluran napas supraglotik maupun pipa
pasien yang diresusitasi ke pusat
6
Gambar 2. Ilustrasi skematis rekomendasi ACLS untuk penggunaan saluran napas lanjutan selama CPR.

Baik strategi ventilasi BVM maupun saluran napas lanjutan dapat


dipertimbangkan selama CPR dewasa dalam situasi apa pun

Jika saluran napas


lanjutan diperlukan

Di Luar Rumah Sakit Di Rumah Sakit

Tingkat keberhasilan Tingkat keberhasilan Petugas ahli yang terlatih


intubasi trakeal rendah atau intubasi trakeal tinggi dalam prosedur saluran
peluang pelatihan minimal dan/atau peluang pelatihan napas lanjutan: baik saluran
untuk pemasangan pipa optimal untuk pemasangan napas supraglotik maupun pipa
endotrakeal: saluran napas pipa endotrakeal: baik saluran endotrakeal* dapat digunakan
supraglotik dapat digunakan napas supraglotik maupun pipa
endotrakeal* dapat digunakan

Sistem EMS yang melakukan intubasi prarumah


sakit harus memberikan program peningkatan
kualitas yang berkelanjutan untuk meminimalkan
kesulitan dan memantau tingkat keberhasilan
pemasangan pipa endotrakeal dan saluran
napas supraglotik secara keseluruhan

Singkatan: ACLS, advanced cardiovascular life support (bantuan hidup kardiovaskular lanjutan); CPR, cardiopulmonary
resuscitation (resusitasi kardiopulmonari); EMS, emergency medical services (layanan medis darurat).
*Pengalaman atau pelatihan ulang yang sering dilakukan disarankan bagi petugas yang melakukan intubasi endotrakeal.

7
endotrakeal dapat digunakan sebagai yang memiliki irama. Hanya satu RCT bagian dari peninjauan menyeluruh
saluran napas lanjutan awal selama yang mempertimbangkan hasil jangka atas penggunaan vasopresor untuk
CPR. Pengalaman atau pelatihan ulang panjang, dan jumlah pasien bertahan pengobatan henti jantung.
yang sering dilakukan disarankan yang cukup sedikit dalam studi tersebut
2019 (Tetap): Epinefrin dosis tinggi
bagi petugas yang melakukan membatasi kepastian kesimpulan yang
tidak disarankan untuk digunakan
intubasi endotrakeal. Sistem EMS didasarkan pada hasil.
secara rutin dalam kasus henti jantung.
yang melakukan intubasi prarumah
2019 (Diperbarui): Kami menyarankan
sakit harus memberikan program 2015 (Lama): Epinefrin dosis tinggi
agar epinefrin diberikan kepada
peningkatan kualitas yang berkelanjutan tidak disarankan untuk digunakan
pasien yang mengalami henti jantung.
untuk meminimalkan kesulitan. secara rutin dalam kasus henti jantung.
Berdasarkan protokol yang digunakan
Alasan: Rekomendasi untuk dalam uji klinis, pemberian 1 mg Alasan: Sejak tahun 2015, tidak ada
pemasangan saluran napas lanjutan epinefrin setiap 3 hingga 5 menit studi baru yang diketahui melalui
saat terjadi henti jantung menganggap diperbolehkan. pencarian sistematis sehingga tidak
petugas sudah mengikuti pelatihan ada perubahan untuk rekomendasi
2015 (Lama): Epinefrin dosis standar
dan memiliki kemampuan dasar tahun 2015.
(1 mg setiap 3 hingga 5 menit) dapat
serta pengalaman yang berkelanjutan
dipertimbangkan bagi pasien yang
untuk memasukkan saluran napas
mengalami henti jantung. Vasopresin vs Epinefrin
dan memastikan posisi yang benar
sembari meminimalkan gangguan Alasan: Beberapa studi acak Hasil dari 3 RCT dievaluasi dalam
saat kompresi dada. Pilihan ventilasi terkendali telah membuktikan bahwa meta-analisis, dan kelompok penulisan
BVM vs pemasangan saluran napas penggunaan epinefrin berkaitan dengan ini mempertimbangkan studi tambahan
lanjutan kemudian akan ditentukan meningkatnya harapan hidup 30 hari untuk mengevaluasi dampak
oleh kemampuan dan pengalaman dan harapan hidup sampai diizinkan vasopresin awal vs epinefrin awal pada
petugas serta kebutuhan pasien. keluar dari rumah sakit serta hasil hasil dari henti jantung. Semua studi
Pengalaman dan pelatihan yang sering jangka pendek ROSC dan harapan tersebut dianggap memiliki tingkat
dilakukan merupakan aspek penting hidup saat menuju ke rumah sakit. Hasil kepastian rendah, dan semuanya
untuk menjaga tingkat keberhasilan ini juga menunjukkan potensi manfaat memiliki sampel dalam ukuran kecil.
yang tinggi bagi manajemen saluran dalam hasil neurologis yang positif,
napas dan harus menjadi bagian terutama bagi pasien dengan irama 2019 (Diperbarui): Vasopresin dapat
dari peningkatan kualitas yang awal yang tidak dapat didefibrilasi. dipertimbangkan untuk henti jantung,
berkelanjutan. Oleh karena itu, Epinefrin belum terbukti meningkatkan tetapi tidak memiliki kelebihan sebagai
keputusan yang tepat terkait pilihan harapan hidup dengan hasil neurologis pengganti epinefrin dalam kasus henti
strategi saluran napas untuk OHCA yang positif, dan sebuah evaluasi jantung.
tidak dapat dibuat tanpa mengetahui menunjukkan peningkatan harapan 2015 (Lama): Vasopresin tidak memiliki
tingkat keberhasilan manajemen saluran hidup jangka pendek dengan hasil kelebihan sebagai pengganti epinefrin
napas. Dari data ini, keputusan tepat neurologis yang positif. Namun, dalam kasus henti jantung.
terkait pilihan strategi saluran napas peningkatan besar dalam ROSC,
dapat dibuat untuk pasien OHCA. harapan hidup jangka pendek dan Alasan: RCT yang membandingkan
jangka panjang, serta potensi hasil vasopresin awal dengan epinefrin
Penggunaan Vasopresor neurologis yang positif (terutama bagi awal gagal menunjukkan hasil yang
pasien dengan irama awal yang tidak positif dari penggunaan vasopresin
Selama CPR dapat didefibrilasi) sangat mendukung dibandingkan epinefrin. Selain itu,
Kelompok penulisan ini meninjau rekomendasi pemberian epinefrin, epinefrin telah terbukti meningkatkan
bukti yang telah diterbitkan terkait meskipun masih ada beberapa harapan hidup jika dibandingkan
penggunaan dosis epinefrin standar, ketidakpastian tentang keseluruhan dengan plasebo, meskipun tidak ada
epinefrin dosis standar vs dosis tinggi, dampaknya terhadap hasil neurologis. uji terkendali plasebo yang serupa
vasopresin vs epinefrin, vasopresin terhadap vasopresin. Karena tidak ada
ditambah epinefrin dibandingkan Epinefrin Dosis Standar vs bukti bahwa vasopresin lebih efektif
dengan epinefrin saja, dan jadwal Epinefrin Dosis Tinggi dari epinefrin, kelompok penulisan ini
pemberian epinefrin. Kelompok sepakat bahwa epinefrin saja boleh
penulisan ini hanya fokus pada Dalam pedoman ACLS tahun 2010, digunakan dalam kasus henti jantung
penggunaan vasopresor untuk epinefrin dosis tinggi tidak disarankan agar tetap memudahkan algoritme
henti jantung dan tidak meninjau kecuali dalam situasi khusus, seperti pengobatan henti jantung dan
penggunaan vasopresor sebelum atau overdosis β-blocker, atau saat dititrasi pemberian obat yang diperlukan.
setelah henti jantung. terhadap parameter yang dipantau.
Pada tahun 2015, penggunaan epinefrin Epinefrin Diberikan Bersama
Epinefrin Dosis Standar dosis tinggi tidak disarankan karena
dianggap tidak memiliki manfaat (Kelas Vasopresin vs Epinefrin Saja
Kelompok penulisan ini meninjau 3: Tidak Ada Manfaat). Meskipun tidak
bukti yang telah diterbitkan terkait ada studi baru yang diketahui sejak Kelompok penulisan ini menganalisis
efektivitas dosis standar (1 mg) tahun 2015 terkait epinefrin dosis tinggi, hasil dari 3 RCT kecil yang
epinefrin, seperti yang dilaporkan dalam bukti dampak epinefrin dosis standar membandingkan penggunaan epinefrin
2 RCT, serta kumpulan analisis hasil vs dosis tinggi dianalisis kembali untuk dan vasopresin di awal dengan epinefrin
dari subkelompok berdasarkan pasien pembaruan pokok tahun 2019 sebagai di awal saja pada saat resusitasi.

8
Meskipun pemberian CPR langsung oleh
orang di dekat lokasi kejadian akan
meningkatkan harapan hidup dari henti
jantung, hanya sedikit korban OHCA yang
mendapatkan CPR dari orang di sekitarnya.
Kemungkinan pemberian CPR oleh orang
di dekat lokasi kejadian meningkat hampir
tiga kali lipat jika DA-CPR diberikan
kepada penelepon.
2019 (Diperbarui): Vasopresin yang 2015 (Lama): Diperbolehkan untuk Kelompok penulisan ini menganalisis
diberikan bersama epinefrin dapat memberikan epinefrin sesegera data dari 15 studi pengamatan
dipertimbangkan untuk digunakan mungkin saat henti jantung terjadi dengan desain studi, definisi hasil, dan
dalam kasus henti jantung, tetapi apabila irama awal tidak dapat pemilihan pasien yang berbeda.
tidak memiliki kelebihan dibandingkan didefibrilasi.
pemberian epinefrin saja. 2019 (Baru): Tidak terdapat cukup
Alasan: Belum ada RCT yang secara bukti untuk menyarankan penggunaan
2015 (Lama): Vasopresin yang langsung menyelidiki dampak waktu CPR ekstrakorporeal secara rutin
diberikan bersama epinefrin tidak pemberian epinefrin terhadap hasil dari kepada pasien yang mengalami henti
memiliki kelebihan sebagai pengganti henti jantung. Data yang tersedia dari jantung.
epinefrin dosis standar dalam kasus 16 studi pengamatan menggunakan
henti jantung. beragam definisi untuk pemberian 2019 (Diperbarui): CPR ekstrakor-
epinefrin di awal. Namun, semua studi poreal dapat dipertimbangkan
Alasan: RCT yang membandingkan untuk pasien tertentu sebagai terapi
menunjukkan tingkat ROSC yang lebih
penggunaan kombinasi vasopresin penyelamatan ketika upaya CPR biasa
tinggi terkait pemberian epinefrin di
dan epinefrin dengan penggunaan gagal, apabila dapat dilakukan dengan
awal. Tidak adanya manfaat sebanding
epinefrin saja tidak menunjukkan cepat dan didukung oleh petugas yang
lain untuk henti jantung dengan irama
dampak positif dari tambahan terlatih.
yang tidak dapat didefibrilasi serta
vasopresin pada epinefrin. Meskipun
tingkat ROSC dan harapan hidup 2015 (Lama): Tidak terdapat cukup
RCT tersebut hanya melibatkan sedikit
yang lebih tinggi dengan penggunaan bukti untuk menyarankan penggunaan
pasien, kelompok penulisan ini sepakat
epinefrin dalam kasus ini memberikan ECPR secara rutin kepada pasien yang
bahwa penggunaan epinefrin saja
dasar untuk menyarankan pemberian mengalami henti jantung. Jika dapat
sebagai vasopresor pada saat henti
epinefrin sesegera mungkin apabila dilakukan dengan cepat, ECPR dapat
jantung akan tetap memudahkan
irama tidak dapat didefibrilasi. Untuk dipertimbangkan untuk pasien tertentu
algoritme pengobatan henti jantung
henti jantung dengan irama yang apabila gejala etiologi henti jantungnya
dan meminimalkan jumlah obat yang
dapat didefibrilasi, pemberian CPR kemungkinan dapat dipulihkan
diperlukan untuk perawatan henti
dan defibrilasi berkualitas tinggi harus dalam waktu tertentu saat bantuan
jantung.
menjadi prioritas perawatan saat itu kardiorespiratori mekanis diberikan.
juga, dengan penggunaan epinefrin
Jadwal Pemberian Epinefrin dan antiaritmia untuk henti jantung Alasan: Saat ini, tidak ada RCT yang
takikardia ventrikular tanpa denyut/ telah diterbitkan yang mengevaluasi
Kelompok penulisan ini menganalisis penggunaan ECPR untuk OHCA
fibrilasi ventrikular yang resistan
data dari 16 studi pengamatan, atau IHCA. Namun, beberapa studi
terhadap syok (Kotak).
termasuk 10 studi yang memban- pengamatan menunjukkan harapan
dingkan pemberian epinefrin di awal hidup yang meningkat dengan
vs akhir. Terdapat perbedaan yang CPR ekstrakorporeal hasil neurologis yang positif ketika
signifikan dalam studi tersebut, yang ECPR digunakan untuk populasi
ECPR merujuk pada tindakan pintas
melarang penggunaan meta-analisis, pasien tertentu. Meskipun belum
kardiopulmonari pada saat resusitasi
dan beberapa variabel mungkin ada bukti untuk mengidentifikasi
pasien yang mengalami henti jantung,
memengaruhi hasilnya. dengan jelas pasien ideal yang akan
dengan tujuan mendorong perfusi
2019 (Diperbarui): Dengan organ sasaran sekaligus menangani dipilih, sebagian besar studi yang
pertimbangan waktu, pemberian kondisi yang kemungkinan dapat dianalisis dalam peninjauan sistematis
epinefrin untuk henti jantung dengan dipulihkan. ECPR merupakan intervensi melibatkan pasien yang berusia relatif
irama yang tidak dapat didefibrilasi kompleks yang memerlukan tim muda dengan sedikit komorbiditas.
diperbolehkan sesegera mungkin. yang terlatih, peralatan khusus, dan Diperlukan data untuk menangani
dukungan dari berbagai cabang ilmu pemilihan pasien serta mengevaluasi
2019 (Diperbarui): Dengan efektivitas biaya terapi ini, konsekuensi
dalam sistem pelayanan kesehatan
pertimbangan waktu, pemberian epinefrin alokasi sumber daya, dan isu etika
(Gambar 3).
untuk henti jantung dengan irama yang terkait penggunaan ECPR sebagai
dapat didefibrilasi diperbolehkan setelah mode terapi resusitasi.
upaya defibrilasi awal gagal.
9
Kotak. Hal umum dan yang belum diketahui tentang waktu dan urutan pemberian obat dalam kasus henti jantung.

Tidak terdapat cukup bukti untuk mengidentifikasi waktu yang optimal untuk memberikan epinefrin dan obat
antiaritmia dalam kasus henti jantung. Oleh karena itu, urutan resusitasi yang disarankan, termasuk pemberian
obat yang ditunjukkan dalam Algoritme Gagal Jantung Dewasa dan pedoman ACLS AHA telah ditentukan
berdasarkan kesepakatan ahli. Berikut adalah pertimbangan yang memengaruhi proses penyusunan rekomendasi
konsensus tersebut.

Epinefrin untuk Gagal Jantung dengan Irama yang Dapat Didefibrilasi (PEA/Asistol)
Untuk irama yang tidak dapat didefibrilasi, AHA menyarankan untuk melakukan CPR berkualitas tinggi dan
memberikan epinefrin secepatnya. Alasannya adalah, CPP harus dioptimalkan karena kondisi ventrikel iskemik
tanpa irama spontan tidak akan mengalami perubahan kecuali jika perfusi koroner (miokardium) membaik.
Dampak epinefrin α-adrenergik (vasokonstriktif) membantu memulihkan CPP. Dalam kondisi ini, hanya ada sedikit
tindakan yang dapat dilakukan selain CPR berkualitas tinggi dan epinefrin untuk kasus irama yang tidak dapat
didefibrilasi, serta mencari dan menangani penyebab yang dapat dipulihkan.

Epinefrin untuk Gagal Jantung dengan Irama yang Dapat Didefibrilasi (VF atau pVT)
Untuk irama yang dapat didefibrilasi, prioritas awalnya adalah memberikan CPR berkualitas tinggi dan memberikan
syok secepatnya. Tindakan ini dapat mengatasi VF dan mengembalikan irama yang teratur, yang kemudian
menguat, bahkan sebelum obat diberikan. Pemberian epinefrin ditunjukkan dalam alur VF/pVT pada Algoritme
Henti Jantung Dewasa ACLS setelah syok kedua; pada saat ini, pemberian epinefrin kemungkinan dapat
memulihkan CPP untuk meningkatkan aktivitas miokardium sehingga syok berikutnya (ketiga), jika diperlukan,
dapat mengatasi VF/pVT. Semua dewan resusitasi (di seluruh dunia) menyarankan setidaknya 1 syok (dan
sebagian besar menyarankan beberapa syok) sebelum memberikan epinefrin.
AHA tidak menyarankan pemberian epinefrin sebelum syok pertama karena CPR ditambah syok saja dapat
mengatasi VF/pVT dan mengembalikan irama yang teratur, yang kemudian menguat. AHA tidak menyarankan
pemberian epinefrin langsung setelah syok pertama (yaitu pada CPR selama 2 menit setelah syok pertama) karena
paramedis tidak akan tahu apakah VF/pVT telah teratasi. Jika syok pertama berhasil (yaitu VF/pVT teratasi), satu
bolus epinefrin dapat memicu kembalinya VF/pVT (atau aritmia lainnya) dan dapat menambah kebutuhan oksigen
saat irama spontan mulai muncul kembali. Selain itu, jika VF/pVT tetap terjadi pada pemeriksaan irama berikutnya
(yaitu setelah pemberian syok pertama ditambah CPR berkualitas tinggi selama 2 menit), AHA menyarankan
untuk memberikan syok kedua, diikuti dengan CPR kembali dan pemberian epinefrin. Alasannya adalah, pada
saat ini, miokardium mungkin mengalami iskemik; meskipun syok kedua menghentikan VF/pVT, epinefrin dan
CPR berkualitas tinggi dapat memulihkan CPP dan perfusi miokardium sehingga jantung kemungkinan akan
mengembalikan dan menjaga irama yang spontan dan kuat. Di sisi lain, jika syok kedua tidak dapat menghentikan
VF/pVT, epinefrin dan CPR berkualitas tinggi mungkin dapat memulihkan CPP dan meningkatkan peluang
keberhasilan syok ketiga.

Pemberian Antiaritmia dan Epinefrin untuk Gagal Jantung dengan Irama yang Dapat
Didefibrilasi (VF atau pVT)
Tidak terdapat cukup bukti untuk menentukan apakah obat golongan antiaritmia sebaiknya diberikan sebelum
atau setelah epinefrin, atau kapan antiaritmia harus diberikan; keputusan tersebut bergantung pada keparahan
kondisi. Paramedis berpengalaman dapat menyesuaikan urutan pemberian obat dengan kebutuhan masing-
masing pasien. Misalnya, pasien dengan VF berulang dapat memperoleh lebih banyak manfaat dari efek penstabil
irama obat antiaritmia seperti amiodarone atau lidokain daripada epinefrin (yang mungkin bersifat proaritmia dalam
situasi tertentu). Sebaliknya, VF yang persisten mungkin memerlukan pemulihan CPP sebelum obat lain dapat
diberikan dalam dosis cukup melalui arteri koroner. Yaitu, epinefrin dengan CPR berkualitas tinggi mungkin akan
meningkatkan perfusi miokardium dan koroner serta meningkatkan peluang keberhasilan pengubahan irama ketika
amiodarone atau lidokain diberikan.
Diperlukan bukti lain dalam bentuk studi acak prospektif untuk mengidentifikasi waktu pemberian obat yang
optimal dalam kasus henti jantung.

Singkatan: ACLS, advanced cardiovascular life support (bantuan hidup kardiovaskular lanjutan); AHA, American
Heart Association; CPP, coronary perfusion pressure (tekanan perfusi koroner); CPR, cardiopulmonary
resuscitation (resusitasi kardiopulmonari); PEA, pulseless electrical activity (aktivitas elektrik tanpa nadi); pVT,
pulseless ventricular tachycardia (takikardia ventrikular tanpa nadi); VF, ventricular fibrillation (fibrilasi ventrikular).

10
Gambar 3. Ilustrasi skematis komponen sirkuit ECMO sebagaimana digunakan untuk ECPR. Komponen mencakup kanul vena,
pompa, oksigenator, dan kanul arteri.

Sirkuit ECPR

Darah Pembuluh Arteri

Oksigenator

Darah Pembuluh Vena

Pompa

Singkatan: ECMO, extracorporeal membrane oxygenation (oksigenasi membran ekstrakorporeal); ECPR, extracorporeal
cardiopulmonary resuscitation (resusitasi kardiopulmonari ekstrakorporeal).

Bagian 11: Kualitas EMS di Korea dan Jepang. Perlu orang di dekat lokasi kejadian meningkat
diketahui bahwa peninjauan ini tidak hampir tiga kali lipat jika DA-CPR
Resusitasi Kardiopulmonari mencakup evaluasi protokol khusus diberikan kepada penelepon, dan
dan Bantuan Hidup Dasar atau bahasa yang digunakan paramedis harapan hidup 30 hari meningkat. CPR
untuk mendukung pemberian CPR oleh
Pediatri orang di dekat lokasi kejadian.
oleh orang di dekat lokasi kejadian,
dengan atau tanpa bantuan paramedis,
Pada tahun 2019, Kelompok penulisan 2019 (Baru): Kami menyarankan berkaitan dengan meningkatnya harapan
pediatri AHA meninjau hasil yang agar pusat bantuan medis darurat hidup, dengan hasil neurologis yang
berkaitan dengan penggunaan DA-CPR memberikan instruksi CPR yang dibantu positif setelah 1 bulan.
pada OHCA pediatri. Bukti dan paramedis untuk dugaan henti jantung
rekomendasi untuk DA-CPR pediatri pediatri.
sedikit berbeda dari rekomendasi Bagian 12: Bantuan Hidup
2019 (Baru): Kami menyarankan agar
DA-CPR dan korban OHCA dewasa.
Namun, seperti dalam populasi paramedis darurat memberikan instruksi
Lanjutan Pediatri
dewasa, DA-CPR berkaitan dengan CPR untuk henti jantung pediatri ketika Kelompok penulisan pediatri AHA
meningkatnya angka CPR yang belum ada tindakan CPR dari orang di mengidentifikasi dan menganalisis bukti
diberikan oleh orang di dekat lokasi dekat lokasi kejadian. baru terkait penggunaan saluran napas
kejadian dan hasil pada bayi dan lanjutan selama CPR, resusitasi ECMO
2019 (Baru): Tidak ada cukup bukti
anak-anak yang mengalami OHCA. (yaitu ECPR), dan TTM setelah resusitasi
untuk menyarankan atau melarang
instruksi CPR yang dibantu paramedis dari henti jantung pada bayi dan anak-
DA-CPR untuk OHCA Pediatri untuk henti jantung pediatri ketika CPR anak. Analisis bukti ini menyempurnakan
sedang dilakukan oleh orang di dekat rekomendasi yang sudah ada terkait
Meskipun pemberian CPR langsung penggunaan terapi ini.
oleh orang di dekat lokasi kejadian akan lokasi kejadian.
meningkatkan harapan hidup dari henti Sebelumnya: Tidak ada rekomendasi Saluran napas lanjutan: Sebagian
jantung, hanya sedikit korban OHCA sebelumnya tentang topik ini. besar kasus henti jantung pediatri dipicu
yang mendapatkan CPR dari orang oleh menurunnya fungsi pernapasan.
di sekitarnya. Kelompok penulisan ini Alasan: DA-CPR berhubungan dengan Ventilasi BVM boleh dijadikan alternatif
meninjau bukti hasil yang berkaitan meningkatnya harapan hidup pada untuk saluran napas lanjutan (seperti
dengan DA-CPR untuk OHCA pediatri anak-anak yang mengalami OHCA. intubasi endotrakeal atau saluran napas
berdasarkan data register dari sistem Kemungkinan pemberian CPR oleh supraglotik).
11
ECPR: Pemberian cepat ECMO perangkat supraglotik) karena Manajemen Suhu Bertarget
venoarterial selama CPR (ECPR) penggunaan saluran napas lanjutan
dilakukan atau untuk pasien dengan memerlukan pelatihan dan peralatan TTM merujuk pada penjagaan suhu
ROSC berulang dapat dipertimbangkan khusus. Namun, jika ventilasi BVM tidak pasien yang berkelanjutan dalam
untuk pasien anak-anak yang efektif meskipun pengoptimalannya lingkup instruksi tertentu. Peninjauan
terdiagnosis memiliki penyakit jantung sudah sesuai, penggunaan intervensi pediatri ini dipicu oleh publikasi hasil
dan IHCA apabila petugas sudah saluran napas lanjutan dapat uji THAPCA-IH (Hipotermia Terapeutik
berpengalaman dengan ECMO. dipertimbangkan. Setelah Henti jantung Pediatri di Rumah
TTM: Uji acak berskala besar terhadap Sakit), RCT dari TTM 32° C sampai
hipotermia terapeutik untuk anak CPR ekstrakorporeal 34° C vs TTM 36° C sampai 37,5° C
dengan IHCA tidak menunjukkan untuk anak-anak yang tetap tidak
Jika ECMO digunakan sebagai terapi sadarkan diri setelah IHCA. Kelompok
perbedaan hasil meskipun hipotermia
penyelamatan ketika teknik CPR biasa penulisan ini mengevaluasi ulang bukti
terapeutik menengah (32° C sampai
tidak berhasil, ECMO disebut sebagai efektivitas TTM untuk IHCA maupun
34° C) atau penjagaan normotermia
CPR ekstrakorporeal (atau ECPR). OHCA.
ketat (36° C sampai 37,5° C) telah
Kelompok penulisan ini meninjau
dilakukan. 2019 (Diperbarui): Disarankan untuk
data register rumah sakit tentang
hasil ECPR. Data ini sebagian besar mengukur suhu inti secara terus-
Penggunaan Saluran Napas diperoleh dari bayi dan anak-anak menerus selama manajemen suhu
Lanjutan Selama Resusitasi yang mengalami henti jantung setelah bertarget.
Pediatri menjalani pembedahan karena kelainan 2019 (Diperbarui): Untuk bayi dan
jantung bawaan. anak-anak berusia antara 24 jam
Efektivitas penggunaan saluran hingga 18 tahun yang tetap tidak
2019 (Diperbarui): CPR ekstrakor-
napas lanjutan dalam henti jantung sadarkan diri setelah mengalami
poreal dapat dipertimbangkan bagi
pediatri terakhir ditinjau oleh ahli henti jantung di luar rumah sakit,
pasien anak-anak dengan diagnosis
ILCOR dan AHA pada tahun 2010. diperbolehkan untuk menjaga suhu
jantung yang mengalami henti jantung
Peninjauan tahun 2019 ini menganalisis bertarget 32° C sampai 34° C yang
di rumah sakit apabila protokol
bukti terkait ventilasi BVM, intubasi diikuti dengan manajemen suhu
oksigenasi membran ekstrakorporeal,
endotrakeal, dan penggunaan saluran bertarget 36° C sampai 37,5° C atau
ahli, dan peralatannya tersedia.
napas supraglotik. Sebagian besar manajemen suhu bertarget 36° C
bukti terbaru diperoleh dari studi 2019 (Diperbarui): Tidak ada sampai 37,5° C.
pengamatan (yaitu data register) yang cukup bukti untuk menyarankan
hanya mencakup OHCA. atau melarang penggunaan CPR 2019 (Baru): Tidak ada cukup bukti
ekstrakorporeal bagi pasien anak-anak untuk mendukung rekomendasi
2019 (Diperbarui): Ventilasi BVM lebih terkait durasi perawatan. Uji THAPCA
yang mengalami henti jantung di luar
diperbolehkan dibandingkan intervensi (Hipotermia Terapeutik Setelah Henti
rumah sakit atau pasien anak-anak
saluran napas lanjutan (intubasi jantung Pediatri) ini menggunakan
tanpa penyakit jantung yang mengalami
endotrakeal atau saluran napas manajemen suhu bertarget 32° C
refraktori henti jantung di rumah sakit
supraglotik) untuk penanganan anak- sampai 34° C selama 2 hari lalu
dibandingkan teknik CPR biasa.
anak yang mengalami henti jantung di manajemen suhu bertarget 36° C
luar rumah sakit. 2015 (Lama): ECPR dapat sampai 37,5° C selama 3 hari, atau
dipertimbangkan untuk pasien anak- manajemen suhu bertarget 36° C
2019 (Baru): Kami tidak dapat
anak dengan diagnosis jantung yang sampai 37,5° C selama 5 hari.
menyarankan atau melarang
mengalami IHCA apabila protokol
penggunaan saluran napas lanjutan 2015 (Lama): Untuk bayi dan anak-
ECMO, ahli, dan peralatan untuknya
dalam penanganan henti jantung anak yang tetap tidak sadarkan diri
tersedia.
di rumah sakit. Selain itu, tidak ada dalam beberapa hari pertama setelah
rekomendasi yang dapat diberikan Alasan: Data dari register di beberapa mengalami henti jantung (di rumah
terkait intervensi saluran napas lanjutan pusat besar dan analisis berdasarkan sakit maupun di luar rumah sakit),
mana yang lebih efektif untuk henti kecenderungan retrospektif sebaiknya terus ukur suhunya dalam
jantung di luar rumah sakit maupun di menunjukkan bahwa ECPR dapat periode waktu ini. Demam (suhu 38° C
rumah sakit. meningkatkan harapan hidup ketika atau lebih tinggi) harus ditangani secara
digunakan pada henti jantung refraktori. intensif setelah ROSC.
2010 (Lama): Dalam situasi prarumah
Namun, sebagian besar data diperoleh
sakit, ventilasi dan oksigenasi 2015 (Lama): Untuk bayi dan anak-
dari bayi dengan diagnosis jantung
diperbolehkan untuk bayi dan anak- anak yang tetap tidak sadarkan diri
yang mengalami IHCA. Oleh karena
anak menggunakan alat BVM, terutama setelah OHCA, diperbolehkan untuk
itu, rekomendasi ini meliputi populasi
jika waktu tujunya cukup singkat. menjaga normotermia (36° C sampai
pasien tersebut dan tetap menyertakan
Alasan: Dengan pengalaman dan peringatan bahwa ECPR merupakan 37,5° C) yang berkelanjutan selama
pelatihan yang tepat, penggunaan terapi yang melibatkan beberapa 5 hari atau hipotermia (32° C sampai
ventilasi BVM adalah alternatif yang cabang ilmu dan bergantung pada 34° C) awal yang berkelanjutan selama
lebih diperbolehkan untuk strategi sumber daya, serta memerlukan 2 hari diikuti dengan normotermia
saluran napas lanjutan (termasuk protokol, ahli, dan peralatan yang tepat. berkelanjutan selama 3 hari.
intubasi endotrakeal atau penggunaan
12
Untuk bayi dan anak-anak yang tetap kehamilan kurang dari 35 minggu) 100%. Bukti kematian yang lebih tinggi
tidak sadarkan diri setelah IHCA, tidak yang menggunakan alat bantu dengan penggunaan awal oksigen
ada cukup bukti untuk menyarankan pernapasan setelah lahir tetap berkisar sebesar 100% ini menetapkannya
pendinginan terhadap normotermia. antara 21% sampai 30%, diikuti pada rekomendasi Kelas 3: Berbahaya
dengan titrasi oksigen yang didasarkan untuk penggunaan oksigen 100% saat
Alasan: Publikasi tentang RCT memulai bantuan pernapasan bagi bayi
beberapa pusat besar terkait TTM pada target saturasi oksigen.
normal atau prematur mendekati HPL.
untuk anak-anak yang tetap tidak
sadarkan diri setelah IHCA memicu Pemberian Oksigen untuk Meskipun masih belum ada cukup
evaluasi bukti tahun 2019 dan Memulai Bantuan Ventilasi bagi bukti tentang metode titrasi oksigen yang
optimal untuk mencapai target saturasi
rekomendasi tentang topik TTM Bayi Normal atau Prematur oksigen, penggunaan penargetan saturasi
pascahenti jantung pediatri. Studi di
rumah sakit ini, dengan tim penyelidikan
Mendekati HPL (Masa Kehamilan oksigen preduktal yang mendekati
dan protokol perawatan yang sama 35 Minggu atau Lebih) rentang interkuartil yang terukur pada
seperti studi yang sebelumnya bayi yang sehat setelah dilahirkan
diterbitkan tentang anak-anak pasca- Meskipun telah diketahui secara secara normal pada permukaan laut
OHCA, membandingkan TTM 32° C umum bahwa hipoksia dan iskemia tetap konsisten dengan nilai tinggi yang
dapat menyebabkan kerusakan ditetapkan untuk menghindari hipoksemia
sampai 34° C pasca-henti jantung
organ, paparan singkat hiperoksia
dengan TTM 36° C sampai 37,5° C. dan hiperoksemia.
pada bayi saat ini bahkan diyakini
Semua uji ini kemudian membentuk membahayakan. Oleh karena itu, Banyak subpopulasi bayi yang
dasar rekomendasi pedoman saat ini. penting untuk mengidentifikasi kadar belum dipelajari secara menyeluruh
Demam biasanya muncul setelah optimal oksigen di awal yang akan untuk menentukan apakah mereka
kejadian hipoksik-iskemik seperti henti digunakan ketika memberikan bantuan memerlukan kadar oksigen awal yang
jantung, dan data register menunjukkan pernapasan awal pada bayi guna berbeda untuk bantuan pernapasan
adanya hubungan antara demam dan mencegah hipoksemia dan hiperoksia. setelah lahir. Bayi yang memiliki
hasil yang buruk setelah henti jantung. penyakit jantung bawaan dan kelainan
2019 (Diperbarui): Pada bayi normal
Rekomendasi tahun 2019 mengizinkan lainnya dapat mengalami kondisi
dan prematur mendekati HPL (masa
TTM dengan hipotermia menengah berbahaya dari hipoksemia atau
kehamilan 35 minggu atau lebih) yang
atau TTM dengan penjagaan hiperoksemia, dan masih diperlukan
menggunakan alat bantu pernapasan
normotermia yang ketat setelah henti studi yang menargetkan bayi-bayi ini.
setelah lahir, penggunaan awal oksigen
jantung. Dengan salah satu strategi sebesar 21% diperbolehkan.
tersebut, pemantauan suhu inti tubuh Pemberian Oksigen untuk
2019 (Diperbarui): Oksigen seratus Memulai Bantuan Ventilasi bagi
dan pencegahan demam menjadi
persen tidak boleh digunakan untuk
prioritas utama.
memulai resusitasi karena dapat Bayi Prematur (Masa Kehamilan
menyebabkan kematian. Kurang Dari 35 Minggu)
Bagian 13: Resusitasi 2015 (Lama): Diperbolehkan untuk Bayi prematur mungkin lebih rentan
Neonatus memulai resusitasi dengan udara (21% terhadap gangguan akibat pemberian
oksigen pada permukaan laut). Oksigen oksigen yang berlebihan (yaitu displasia
Karena henti jantung neonatus
tambahan dapat diberikan dan dititrasi bronkopulmoner, retinopati pada
umumnya diakibatkan oleh asfiksia,
agar mencapai saturasi preduktal yang bayi prematur) dibandingkan bayi
penggunaan strategi ventilasi tetap
seimbang dengan rentang interkuartil normal. Oleh karena itu, penting untuk
menjadi fokus resusitasi awal.
yang terukur pada bayi normal yang menentukan kadar oksigen optimal
Topik utama untuk evaluasi bukti
sehat setelah dilahirkan secara normal yang akan digunakan untuk bantuan
dan pembaruan pokok tahun 2019
pada permukaan laut. pernapasan awal, dengan kebutuhan
bagi pedoman resusitasi neonatus titrasi yang didasarkan pada saturasi
mencakup hal-hal berikut: Alasan: Peninjauan sistematis ILCOR oksigen preductal yang dipantau.
• Penggunaan kadar oksigen awal serta meta-analisis 10 studi awal dan
sebesar 21% untuk bayi normal dan 2 studi tindak lanjut mengonfirmasi 2019 (Direvisi): Pada bayi prematur
adanya penurunan yang signifikan (masa kehamilan kurang dari 35
prematur mendekati HPL (masa
dalam hasil yang sangat penting terkait minggu) yang menggunakan alat bantu
kehamilan 35 minggu atau lebih)
kematian jangka pendek, tanpa selisih pernapasan setelah lahir, sebaiknya
yang menggunakan alat bantu
yang signifikan secara statistik dalam mulai dengan oksigen 21% sampai
pernapasan setelah lahir tetap 30%, diikuti dengan titrasi oksigen yang
diperbolehkan. Studi menunjukkan hasil neurologis jangka pendek dan
jangka panjang, dengan penggunaan didasarkan pada oksimetri nadi.
bahwa penggunaan oksigen 100%
oksigen 21% dibandingkan oksigen 2015 (Lama): Resusitasi bayi prematur
dapat membahayakan, mendorong
100% untuk bayi normal dan prematur dengan masa kehamilan kurang dari
rekomendasi yang melarang
mendekati HPL yang menggunakan 35 minggu harus dimulai dengan kadar
penggunaannya sebagai kadar
alat bantu pernapasan setelah lahir. oksigen rendah (21% hingga 30%), dan
oksigen awal. Masalah ini terakhir Diperkirakan lebih sedikit dari 46/1.000 kadar oksigen ini harus dititrasi agar
ditinjau oleh ILCOR pada tahun 2010. bayi meninggal dunia ketika alat bantu mencapai saturasi oksigen preductal
• Kadar oksigen awal yang akan pernapasan setelah lahir dimulai yang mendekati rentang interkuartil yang
digunakan untuk bayi prematur (masa dengan oksigen 21% dan bukan terukur pada bayi normal yang sehat
13
setelah dilahirkan secara normal pada morbiditas dan kematian dengan berbaring. Setelah berada pada posisi
permukaan laut. Memulai resusitasi pada meringankan penderitaan, mencegah yang aman, sebaiknya orang tersebut
bayi prematur dengan kadar oksigen tinggi timbulnya penyakit atau cedera lain, dan melakukan manuver pencegahan fisik
(65% atau lebih tinggi) tidak disarankan. meningkatkan pemulihan. Pertolongan untuk mencegah sinkop.
Rekomendasi ini menunjukkan preferensi pertama dapat dilakukan oleh siapa
agar tidak memberikan oksigen tambahan 2019 (Baru): Jika pemberi pertolongan
pun dan akan mendukung Rantai
kepada bayi prematur tanpa data yang pertama mengenali presinkop dugaan
Kelangsungan Hidup.
menunjukkan bukti manfaat untuk hasil vasovagal atau ortostatik awal pada
Topik tahun 2019 yang dibahas oleh orang lain, sebaiknya imbau orang
yang penting.
Satuan Tugas Pertolongan Pertama tersebut untuk melakukan manuver
Alasan: Data baru yang telah diterbitkan adalah tindakan pertolongan pertama pencegahan fisik hingga gejala berhasil
sejak 2015, termasuk 16 studi (10 uji pada presinkop. diatasi atau sinkop terjadi. Jika tidak ada
acak, 2 studi tindak lanjut, dan 4 uji
perkembangan dalam 1 hingga 2 menit,
pengamatan), mendorong peninjauan
sistematis ILCOR untuk hasil pada bayi
Pertolongan Presinkop atau jika gejala memburuk atau kembali
prematur (masa kehamilan kurang dari 35 terjadi, pemberi pertolongan pertama
Presinkop, dengan tanda-tanda dan harus meminta bantuan tambahan.
minggu) yang menggunakan alat bantu
gejala awal yang dapat dikenali sebelum
pernapasan langsung setelah lahir dengan 2019 (Baru): Jika kondisi tidak
oksigen awal yang rendah dibandingkan hilangnya kesadaran, dapat berlangsung
selama beberapa detik sebelum terjadi membaik, manuver pencegahan
bayi prematur yang menggunakan alat fisik pada tubuh bagian bawah lebih
bantu pernapasan dengan oksigen awal sinkop vasovagal dan ortostatik.
Tanda dan gejala yang terkait meliputi disarankan dibandingkan manuver
yang lebih tinggi. Peninjauan sistematis pencegahan fisik pada tubuh bagian
ini tidak menunjukkan perbedaan yang pucat, berkeringat, pusing, pandangan
kabur, dan lemas (Tabel 2). Presinkop atas dan abdomen.
signifikan secara statistik pada kematian
jangka pendek atau dalam hasil sekunder merupakan periode ketika pertolongan 2019 (Baru): Penggunaan manuver
yang telah ditentukan antara 2 kelompok pertama yang segera diberikan akan pencegahan fisik tidak disarankan
tersebut. Penargetan saturasi oksigen, meringankan gejala atau mencegah jika presinkop disertai dengan gejala
yang digunakan sebagai intervensi terjadinya sinkop. serangan jantung atau strok.
tambahan dalam 8 uji acak, menunjukkan Manuver pencegahan fisik mencakup
bahwa hampir semua bayi dalam Sebelumnya: Penanganan presinkop
kontraksi otot di tubuh bagian atas tidak dibahas dalam rekomendasi
kelompok awal 21% menerima oksigen atau bawah (atau keduanya) untuk
tambahan. Sebagian besar studi tersebut sebelumnya.
meningkatkan tekanan darah dan
diturunkan tingkatnya karena kemungkinan Alasan: Manuver pencegahan fisik
adanya bias, ketidakakuratan, meringankan gejala presinkop. Contoh
manuver pencegahan fisik ini mencakup merupakan tindakan sederhana
inkonsistensi, dan jumlah yang sedikit.
menyilangkan kaki dengan otot yang yang dapat mencegah sinkop dan
Banyak subpopulasi dan hasil yang
diregangkan, berjongkok, meregangkan konsekuensi yang terkait (jatuh,
tidak dievaluasi dengan benar. Meskipun
terdapat kekurangan dan ketidakpastian lengan, genggaman isometrik, dan terbentur). Sedangkan pada pertolongan
bukti, rekomendasi untuk memulai dengan melenturkan leher. Satuan Tugas pertama lainnya, prioritas keselamatan
kadar oksigen 21% sampai 30% yang Pertolongan Pertama memeriksa bukti menentukan tindakan orang tersebut
diikuti dengan titrasi oksigen tambahan ini dan pemberi pertolongan pertama.
yang telah diterbitkan terkait efektivitas
didasarkan pada pentingnya menghindari Meskipun bukti yang ada menyarankan
manuver pencegahan fisik ini untuk
paparan oksigen tambahan pada populasi untuk melakukan manuver pencegahan
presinkop vasovagal atau ortostatik
yang rentan ini tanpa bukti manfaat untuk fisik pada tubuh bagian bawah
awal.
hasil yang penting. dibandingkan tubuh bagian atas,
2019 (Baru): Jika seseorang metode lain dan bahkan kombinasi
menunjukkan tanda-tanda atau gejala beberapa metode juga akan membantu.
Bagian 15: Pertolongan Pertama presinkop (termasuk pucat, berkeringat, Bukti tersebut menunjukkan bahwa
Pembaruan pokok tahun 2019 pusing, pandangan kabur, dan lemas) orang-orang yang rentan mengalami
American Heart Association dan vasovagal atau ortostatik awal, sinkop vasovagal atau ortostatik dapat
American Red Cross pada pedoman prioritas untuk orang tersebut adalah memiliki kualitas hidup yang lebih baik
pertolongan pertama menegaskan mempertahankan atau berpindah ke dengan mempelajari dan menggunakan
tujuan untuk menurunkan angka posisi yang aman, seperti duduk atau manuver pencegahan fisik.

Tabel 2. Tanda-Tanda dan Gejala Umum Presinkop


Gejala umum presinkop Berkunang-kunang, pusing, mual, merasa hangat/panas atau dingin, sakit pada
abdomen, gangguan penglihatan (titik-titik hitam, pandangan kabur)

Tanda-tanda umum presinkop Pucat, berkeringat, muntah, menggigil, menghela napas, otot postural melemah,
kebingungan

14
Ringkasan
Pembaruan pokok tahun 2019 untuk Pedoman CPR dan ECC AHA mencakup ringkasan peninjauan bukti dan revisi
rekomendasi untuk 11 topik, mulai dari DA-CPR dan CAC setelah OHCA dewasa; saluran napas lanjutan, vasopresor, dan
ECPR untuk ACLS; DA-CPR untuk OHCA pediatri; saluran napas lanjutan dan ECPR untuk henti jantung pediatri dan TTM
untuk perawatan pasca-henti jantung pediatri; dan kadar oksigen awal untuk bantuan pernapasan pada bayi normal atau bayi
prematur mendekati HPL dan bayi prematur. Pembaruan pokok American Heart Association dan American Red Cross tahun
2019 untuk pedoman pertolongan pertama mencakup ringkasan bukti dan rekomendasi baru terkait intervensi untuk presinkop.
Pembaruan pokok ini bertujuan untuk merevisi bagian tertentu dalam pedoman AHA sebelumnya tentang CPR dan ECC, serta
pedoman American Heart Association dan American Red Cross tentang pertolongan pertama. Pembaca diharapkan meninjau
pembaruan pokok tahun 2019 selengkapnya, Pedoman AHA untuk CPR and ECC yang terpadu dan tersedia secara online,
ringkasan CoSTR tahun 2019 yang telah diterbitkan, dan draf online CoSTR tahun 2018-2019 untuk ringkasan bukti yang telah
diterbitkan serta wawasan dan analisis mendetail dari kelompok penulisan ahli ILCOR dan AHA.

Bacaan yang Direkomendasikan


Aickin RP, de Caen AR, Atkins DL, et al; for the International Liaison Committee on Resuscitation Pediatric Life Support Task
Force. Pediatric targeted temperature management post cardiac arrest: consensus on science with treatment recommendations.
Situs web International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed July 8, 2019.

Buick JE, Wallner C, Aickin R, et al; for the International Liaison Committee on Resuscitation Pediatric Life Support Task
Force. Pediatric targeted temperature management post cardiac arrest: a systematic review with meta-analysis. Resuscitation.
2019;139:65-75.

Charlton NP, Pellegrino JL, Kule A, et al. 2019 American Heart Association and American Red Cross focused update for first aid:
presyncope: an update to the American Heart Association and American Red Cross guidelines for first aid [dipublikasikan online
tanggal 14 November 2019]. Circulation. doi: 10.1161/CIR.0000000000000730

Donnino MW, Andersen LW, Deakin CD, et al. Extracorporeal cardiopulmonary resuscitation (ECPR) for cardiac arrest—
adults: consensus on science with treatment recommendations. Situs web International Liaison Committee on Resuscitation.
costr.ilcor.org. Accessed May 22, 2019.

Duff JP, Topjian A, Berg MD, et al. 2019 American Heart Association focused update on pediatric advanced life support: an
update to the American Heart Association guidelines for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care
[dipublikasikan online tanggal 14 November 2019]. Circulation. doi: 10.1161/CIR.0000000000000731

Duff JP, Topjian A, Berg MD, et al. 2019 American Heart Association focused update on pediatric basic life support: an update to
the American Heart Association guidelines for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care [dipublikasikan
online tanggal 14 November 2019]. Circulation. doi: 10.1161/CIR.0000000000000736

Escobedo MB, Aziz K, Kapadia VS, et al. 2019 American Heart Association focused update on neonatal resuscitation: an
update to the American Heart Association guidelines for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care
[dipublikasikan online tanggal 14 November 2019]. Circulation. doi: 10.1161/CIR.0000000000000729

Granfeldt A, Avis SR, Nicholson TC, et al; for the Advanced Life Support Task Force of the International Liaison Committee on
Resuscitation. Advanced airway management during adult cardiac arrest: a systematic review. Resuscitation. 2019;139:133-
143.

Guerguerian AM, de Caen AR, Aickin RP, et al. Extracorporeal cardiopulmonary resuscitation (ECPR) for cardiac arrest—
pediatrics: consensus on science with treatment recommendations. Situs web International Liaison Committee on Resuscitation.
costr.ilcor.org. Accessed May 22, 2019.

Holmberg MJ, Geri G, Wiberg S, et al; for the International Liaison Committee on Resuscitation’s (ILCOR) Advanced Life Support
and Pediatric Task Forces. Extracorporeal cardiopulmonary resuscitation for cardiac arrest: a systematic review. Resuscitation.
2018;131:91-100.

Holmberg MJ, Issa MS, Moskowitz A, et al; for the Advanced Life Support Task Force of the International Liaison Committee on
Resuscitation. Vasopressors during adult cardiac arrest: a systematic review and meta-analysis. Resuscitation. 2019;139:106-
121.

Isayama T, Dawson JA, Roehr CC, et al. Initial oxygen concentration for term neonatal resuscitation: consensus on science with
treatment recommendations. Situs web International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed May 22, 2019.

15
Jensen JL, Cassan P, Meyran D, et al; for the International Liaison Committee on Resuscitation (ILCOR) First Aid Task Force and
Pediatric Task Force. First aid interventions for presyncope: consensus on science with treatment recommendations. Situs web
International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed May 22, 2019.

Jensen JL, Ohshimo S, Cassan P, et al. Immediate interventions for presyncope of vasovagal or orthostatic origin: a systematic
review. Prehosp Emerg Care. 2019:1-63.

Lavonas EJ, Ohshimo S, Nation K, et al; for the International Liaison Committee on Resuscitation (ILCOR) Pediatric Life Support
Task Force. Advanced airway interventions for paediatric cardiac arrest: a systematic review and meta-analysis. Resuscitation.
2019;138:114-128.

Nikolaou N, Dainty KN, Couper K, Morley P, Tijssen J, Vaillancourt C; for the International Liaison Committee on Resuscitation’s
(ILCOR) Basic Life Support and Pediatric Task Forces. A systematic review and meta-analysis of the effect of dispatcher-assisted
CPR on outcomes from sudden cardiac arrest in adults and children. Resuscitation. 2019;138:82-105.

Nuthall G, Van de Voorde P, Atkins DL, et al. Advanced airway interventions in pediatric cardiac arrest: consensus on science with
treatment recommendations. Situs web International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed July 8, 2019.

Olasveengen TM, Mancini ME, Vaillancourt C, et al. Emergency care: dispatcher instruction in CPR: consensus on science with
treatment recommendations. Situs web International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed July 12, 2019.

Panchal AR, Berg KM, Cabañas JG, et al. 2019 American Heart Association focused update on systems of care: dispatcher-
assisted cardiopulmonary resuscitation and cardiac arrest center: an update to the American Heart Association guidelines
for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care [dipublikasikan online tanggal 14 November 2019].
Circulation. doi: 10.1161/CIR.0000000000000733

Panchal AR, Berg KM, Hirsch KG, et al. 2019 American Heart Association focused update on advanced cardiovascular life
support: use of advanced airways, vasopressors, and extracorporeal cardiopulmonary resuscitation during cardiac arrest: an
update to the American Heart Association guidelines for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care
[dipublikasikan online tanggal 14 November 2019]. Circulation. doi: 10.1161/CIR.0000000000000732

Perkins GD, Kenna C, Ji C, et al. The effects of adrenaline in out of hospital cardiac arrest with shockable and non-shockable
rhythms: findings from the PACA and PARAMEDIC-2 randomised controlled trials. Resuscitation. 2019;140:55-63.

Roehr CC, Weiner GM, Isayama T, et al. Initial oxygen concentration for preterm neonatal resuscitation: consensus on science
with treatment recommendations. Situs web International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed May 22,
2019.

Soar J, Maconochie I, Wyckoff M, et al. 2019 International Consensus on Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care Science With Treatment Recommendations: summary from the Basic Life Support; Advanced Life Support;
Pediatric Life Support; Neonatal Life Support; Education, Implementation, and Teams; and First Aid Task Forces [dipubikasikan
online tanggal 14 November 2019]. Circulation. doi: 10.1161/CIR.0000000000000734

Soar J, Nicholson TC, Parr MJ, et al. Advanced airway management during adult cardiac arrest: consensus on science with
treatment recommendations. Situs web International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed May 22, 2019.

Tijssen JA, Aickin RP, Atkins D, et al. Dispatcher instruction in CPR (pediatrics): consensus on science with treatment
recommendations. International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed May 22, 2019.

Welsford M, Berg KM, Neumar RW, et al. Vasopressors in adult cardiac arrest: consensus on science with treatment
recommendations. International Liaison Committee on Resuscitation. costr.ilcor.org. Accessed May 22, 2019.

Welsford M, Nishiyama C, Shortt C, et al; for the International Liaison Committee on Resuscitation Neonatal Life Support Task
Force. Initial oxygen use for preterm newborn resuscitation: a systematic review with meta-analysis. Pediatrics. 2019;143.

Welsford M, Nishiyama C, Shortt C, et al; for the International Liaison Committee on Resuscitation Neonatal Life Support Task
Force. Room air for initiating term newborn resuscitation: a systematic review with meta-analysis. Pediatrics. 2019;143.

Yeung J, Bray J, Reynolds J, et al; for the ALS and EIT Task Forces. Cardiac arrest centers versus non-cardiac arrest centers—
adults: consensus on science with treatment recommendations. Situs web International Liaison Committee on Resuscitation.
costr.ilcor.org. Accessed May 22, 2019.

Yeung J, Matsuyama T, Bray J, Reynolds J, Skrifvars MB. Does care at a cardiac arrest centre improve outcome after out-of-
hospital cardiac arrest? A systematic review. Resuscitation. 2019;137:102-115.
16
Untuk informasi selengkapnya tentang
program American Heart Association
lainnya, hubungi kami melalui:
877-AHA-4CPR atau cpr.heart.org

© 2019 American Heart Association


JN0994

Anda mungkin juga menyukai