FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
PERNYATAAN INTEGRITAS
Nim : 05011281722038
Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang dimuat dalam laporan
praktik lapangan ini merupakan hasil pengamatan saya sendiri dibawah supervisi
pembimbing, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya. Apabila di
kemudian hari ditemukan adanya unsur plagiasi dalam laporan praktik lapangan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi dari Universitas Sriwijaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
mendapatkan paksaan dari pihak manapun.
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, karna berkat rahmat
dan ridho-Nya sehingga peulis dapat menyelesaikan Proposal Praktik Lapangan
yang berjudul “Analisa Biaya dan Pendapatan Pembudididayaan Ikan Patin
(Pangasius sp.) di klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ir.
Yulius, M.M selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam menyelesaikan proposal praktik lapangan ini. Terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Maryadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian yang telah memberikan izin sehingga pelaksanaan praktik
lapangan ini akan bisa terlaksana. Terima kasih khususnya kepada orang tua
penulis yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan baik moril dan
materil, serta saudara penulis sehingga penulis dapat meyelesaikan proposal
praktik lapangan ini.
Penulis menyadari bahwa proposal praktik lapangan ini masih memiliki
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan untuk membantu memperbaiki dan menyempurnakan tulisan di masa
yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga proposal
praktik lapangan ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.2. Tujuan.....................................................................................................................2
1.3. Manfaat...................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
v
3.6. Metode Analisis Data............................................................................................16
3.6.1. Perhitungan Biaya Total..................................................................................16
3.6.1.1. Biaya Tetap (fixed cost)...............................................................16
3.6.1.2. Biaya Variabel (variable cost).......................................................16
3.6.1.3. Biaya Total (total cost).................................................................17
3.6.2. Analisis Pendapatan......................................................................................17
3.7. Jadwal Kegiatan....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Budidaya ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) sudah
mulai dirintis oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun
1980. Salah satu balai yang juga mengembangkan komoditas ikan patin
adalah Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu (BPBAT Tatelu)
(KKP 2016).
2
ini sangat mudah untuk dilakukan, dengan biaya yang tidak terlalu
banyak namun memberikan keuntungan yang tinggi.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan, pengalaman dan memperoleh
keterampilan serta mendapatkan pengalaman kerja secara langsung
dalam kegiatan analisa biaya dan pendapatan pembudidayaan ikan patin
(Oreochromis niloticus) di Klinik Agribisnis agar semakin banyak
wirausaha dibidang pertanian
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kelas : Pisces
Sub-kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidae
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
4
yaitu patin lokal (Pangasius pangasius) atau sering pula disebut
jambal (Pangasius djambal) dan patin Bangkok atau patin Siam
(Pangasius hypophtalamus sinonim P. sutchi). Saanin (1984)
mengatakan, patin jambal memiliki sungut rahang atas jauh
lebih panjang dari setengah panjang kepala dan hidung sedikit
menonjol kemuka serta mata agak ke bawah. Sedangkan
Hernowo (2005) menjelaskan, Patin siam merupakan ikan
introduksi yang masuk ke Indonesia pada tahun 1972 dari
Thailand. Menurut Agribisnis & Aquacultures (2009), jenis ikan
patin yang benar- benar baru dan asli dari Indonesia adalah Patin
pasupati. Patin jenis ini dihasilkan dari persilangan antara patin
siam betina dan patin jambal jantan untuk pertama kalinya.
Keunggulan dari patin ini adalah memiliki daging yang
berwarna putih, kadar lemak yang relatif rendah, laju
pertumbuhan badan yang relatif cepat dan jumlah telur yang
relatif banyak. Daging yang berwarna putih dan bobot tubuh
yang besar diturunkan dari patin jambal, sementara jumlah telur
yang relatif banyak diturunkan dari patin siam.
5
Kayan, Berau, Mahakam, Barito, Kahayan dan Kapuas.
Umumnya, ikan ini ditemukan di lokasi-lokasi tertentu di bagian
sungai, seperti lubuk (lembah sungai) yang dalam (Agribisnis &
Aquacultures, 2009). Susanto dan Amri (2002) mengatakan, ikan
patin bersifat nocturnal atau melakukan aktivitas dimalam hari
sebagaimana umumnya ikan catfish lainnya. Patin suka
bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai habitat hidupnya
dan termasuk ikan dasar , hal ini bisa dilihat dari bentuk mulutnya
yang agak ke bawah.
6
moluska. Sementara makanan pelengkap ikan patin berupa
rotifera, ikan kecil dan daun-daunan yang ada di perairan.
Apabila dipelihara di jala apung, ikan patin ternyata tidak
menolak diberi pakan, sesuai dengan penelitian Arifin (1993)
dalam Cholik et al (2005) yang menyatakan bahwa ikan patin
sangat tanggap terhadap pakan buatan.
7
penggunaan tepung daging bekicot optimum dalam penyusunan
pakan buatan hingga 25%.
2.5. Penebaran
Berdasarkan analisis ragam padat tebar tidak berpengaruh nyata
terhadap kelangsungan hidup benih ikan patin. Menurut Wedemeyer
(1996), peningkatan padat penebaran akan mengganggu proses Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia Septimesy, et al. (2016) 5 fisiologi dan
tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang pada akhirnya dapat
menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologis sehingga pemanfaatan
makanan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup mengalami penurunan.
8
2.6. Pembesaran
Menurut Jangkaru (2004), pembesaran ikan merupakan
bagian dari usaha budi daya ikan. Pembesaran adalah suatu
usaha pemeliharaan ikan yang dimulai dari ikan lepas dederan
dan berakhir sampai mencapai ukuran kunsumsi atau ukuran
untuk pasar. Sedangkan Susanto dan Amri (2002) mengartikan,
pembesaran ikan merupakan kegiatan untuk menghasilkan ikan
yang siap konsumsi. Produk akhirnya berupa ikan konsumsi,
meskipun ukuran ikan yang dikonsumsi bisa saja berbeda sesuai
dengan kebutuhan pasar.
9
2.7.2. Teori Pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan
maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari
seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-
faktor produksi yang dimilikinya pada sector produksi. Sektor
produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan
sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar
factor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti
halnya juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik
menarik, antara penawaran dan permintaan ( Suryananto, 2005).
10
Winardi (2002) menyatakan bahwa pendapatan adalah semua
penghasilan yang diperoleh dari pihak lain sebagai tanda balas jasa yang
diberikan dimana penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga atau perseorangan. Pendapatan merupakan suatu tujuan utama dari
perusahaan karena dengan adanya
8
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
3.3.1. Persiapan
Sebelum melaksanakan praktek lapangan terlebih dahulu
segala persiapan untuk kerja di lapangan dipersiapkan, persiapan
ini seperti pengurusan kelengkapan administrasi dan adanya
koordinasi dengan klinik agribisnis, dan juga membersihkan kolam
klinik agribisnis Universitas Sriwijaya.
3.3.2. Pelaksanaan
1. Penebaran Benih
Padat penebaran merupakan hal penting yang harus
diperhatikan pada saat menebarkan benih. Jika padat penebaran
tinggi, dikhawatirkan terjadi kanibalisme terhadap ikan-ikan
yang lebih lemah. Selain itu, ikan menjadi rentan terhadap
penyakit akibat luka yang disebabkan oleh senggolan antar ikan
atau senggolan dengan dinding karamba. Padat penebaran juga
harus memperhatikan keterkaitan antara jumlah ikan yang
ditebar dengan daya tampung optimal dari tempat pembesaran.
9
Ukuran benih yang ditebar di karamba minimal telah
mencapai berat 50 gram per ekor atau panjang 2,5 – 3,5 inci.
Benih yang ditebar sebaiknya memiliki ukuran yang sama dan
seumur. Jika ada yang lebih besar atau lebih tua umurnya
dikhawatirkan akan mendominasi benih lainnya, baik dalam
persaingan hidup maupun persaingan mendapat makanan. Padat
penebaran benih yang disarankan adalah sekitar 5 kg/m 2. Padat
penebaran sebanyak itu akan menghasilkan panen sekitar 30 – 40
kg/m2. Apabila kolam yang dipakai seluas 500 m2 dengan padat
penebaran 10—20 ekor/m3 maka total benih yang ditebar sebanyak
5.000—10.000 ekor. Sedangkan padat penebaran benih di keramba
jaring apung (KJA) dan keramba bisa mencapai 50—100 ekor/m3.
(Rochdianto, 2005).
Agar ikan patin yang ditebar di waring tidak mengalami
stress, penebaran benih patin sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari saat suhu masih rendah. Penebaran dilakukan dengan
aklimatisasi yaitu benih patin yang berada dalam kantong plastik
pengangkutan dibiarkan mengapung di atas air selama 5 – 10
menit. Selanjutnya kantong plastik dibuka dan ditambahkan air
dari karamba jaring apung sedikit demi sedikit kedalam kantong
sampai kondisi air di dalam kantong sama dengan kondisi air di
dalam karamba jaring apung. Proses aklimatisasi ini selesai jika
ikan patin di dalam kantong plastik keluar dengan sendirinya ke
karamba.
2. Pemberian Pakan
10
tambahan berupa pelet sebanyak 3 – 5% dari berat total
tubuhnya. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap sebanyak
empat kali yaitu, pagi, siang, sore dan malam hari. Porsi
pemberian pakan pada malam hari sebaiknya lebih banyak
daripada pagi, siang dan sore hari, karena ikan patin lebih aktif
pada malam hari. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian
makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam
bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35 – 40 cm.
11
oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1 liter) selama 30 menit.
Sedangkan Penyakit bakteri dapat dibasmi dengan merendam
ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama
30–60 menit, Merendam ikan dalam larutan nitrofuran 5- 10 ppm
selama 12–24 jam atau merendam ikan dalam larutan
oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.
5. Pemanenan
Pada umumnya panen pada pembesaran ikan patin dapat
dilakukan setelah 6 – 12 bulan pada saat ikan mencapai ukuran
berat satu kilogram. Ikan patin yang dipelihara di karamba jaring
apung dengan ukuran awal 5 inci membutuhkan waktu selama 6
– 8 bulan untuk mencapai ukuran satu kilogram.
Pemanenan dilakukan secara selektif karena pertumbuhan
ikan tidak seragam. Cara panen ikan patin adalah dengan
menggunakan serok atau alat tangkap lainnya. Penanganan saat
12
pemanenan harus hati-hati dan menghindari adanya luka karena
dapat menurunkan mutu dan harga jual ikan. Penangkapan
langsung menggunakan tangan sebaiknya tidak dilakukan karena
tangan bisa terluka terkena patil atau duri sirip ikan. Untuk
menjaga mutu ikan yang dipanen, sehari sebelum dipanen
biasanya pemberian pakan dihentikan (diberokan).
13
3.4.4. Metode Diskriptif
Metode diskriptif terdiri dari kegiatan-kegiatan
mengumpulkan, mengklarifikasikan, menganalisa dan
menginterprestasikan data secara akurat dan optimal sehingga
diperoleh hasil yang baik.
14
persentase pertumbuhan berat yang dicapai pada akhir
pengamatan (Cholik et al., 2005), dihitung dengan rumus :
Wt−Wo
G= ×100 %
Wo
H
Keterangan :
H : Lama
( Wt+ D )−Wo
FER= X 100 %
F
Keterangan :
15
Wo : Berat total awal ikan
n
TFC =∑ X . P x i
i=l
Dimana:
Px = Harga input
n = Macam input
16
n
1
n
TVC =∑ Bv
i=l
Dimana:
TVC = biaya tetap (variable cost)
Bv = biaya variabel dari setiap input
n = banyak input
TC=TFC+TVC
Dimana:
TC = Biaya total
TFC = Biaya tetap total
TVC = Biaya variabel total
17
Menurut Mubyarto (1994), total penerimaan dari suatu usaha
𝛑 = TR – TC
Keterangan :
𝛑 = Pendapatan (Rp/hari)
TR = Total penerimaan
(Rp/hari) TC = Total
biaya (Rp/hari)
Kriteria:
2 Studi Literatur x x
18
3 Konsultasi x x
4 Pelaksanaan x x x x X x x x x x
Praktik
Lapangan
5 Penyusunan x x x
Laporan
Keterangan :
1,2,3,4 : Minggu
X :Pelaksanaan Minggu Ke
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Hernowo. 2001. Pembenihan Patin Skala Kecil dan Besar, Solusi
Permasalahan. Penebar Swadaya. Jakarta. 66 hal
Jangkaru, Z. 2004. Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai
Lingkungan Pemeliharaan. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal
Kordi, M.G.H. dan A.B. Tancung. 2005. Pengelolaan Kualitas Air. PT Rineka
Cipta, Jakarta.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2016. Laporan Kinerja(LKJ)
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya tahun 2016. Jakarta (ID) : KKP
Minggawati, I., Saptono. (2011). Analisa Usaha Pembesaran Ikan Patin
Jamb(Pangasius djambal) dalam Kolam di desa Sidomulyo
Kabupaten Kuala Kapuas.Media Sains 3(1).
Mudjiman, A. 2001. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. hal. 100-178.
Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. hal. 1-73.
Nurhamidah D. 2007.Pengaruh Padat Penebaran Pada Benih IkanPatin.(Pangasius
hypophthalmus)dengan Sistem Resirkulasi. Skripsi (Departemen Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian. Bogor.
Probowo HS. 2000. Parlaungan, I. 2010. Tinjauan Teknologi Pembesaran
IkanPatin. Dari Tinjauan Teknologi Pembesaran Ikan Patin Web Site:
http://bakorluh.riau.go.id. Diakses pada tanggal 19 September 2019.
Rochdianto, A. 2005. Budi Daya Ikan di Jaring Terapung. Penebar Swadaya.
Jakarta.98 hal.
Sahwan, M. F. 2002. Pakan Ikan dan Udang. Penebar Swadaya. Jakarta. 95 hal.
Sogbesan, A. O and Ugwumba A.
Supardi, dan Anwar, S. 2004. Dasar-dasar Perilaku Organisasii. UII Press.
Yogyakarta.
Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. Rajagrafindo Pustaka. Jakarta.
21
Wedemeyer GA. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems.Chapman
ang, Hall. USA.
Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. PT
RajaGrafindo Persada. Jakarta.
22