net/publication/326344196
CITATIONS READS
0 4,783
1 author:
Herispon Herispon
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Pekanbaru
37 PUBLICATIONS 8 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Causes of Micro, Small and Medium Enterprises Do Not Have Financial Reports (Case in Pekanbaru City, Indonesia) View project
All content following this page was uploaded by Herispon Herispon on 12 July 2018.
HERISPON
Akademi Keuangan & Perbankan Riau (AKBAR)
Jl. H.R. Subrantas No. 57 Panam Pekanbaru 28293 (Telp. 0761-63237)
E-mail : akbar_stier@yahoo.com
Abstract: In preparation of the budget in a company there are many factors into
consideration, not only internal factors but also external factors such as economic
circumstances, political, market prices, product competition, therefore the preparation of
budgets, particularly the production budget must be done with careful planning and assess the
conditions that have been passed in the process of product creation in the form of goods for
example, so that for the future can be done to prepare and establish improvements in the
production budget.
131
Model Analisis Penyimpangan Anggaran Biaya Produksi (Herispon) 132
biaya produksi ini adalah jumlah produksi masalah yang ditemukan. Analisis yang
setiap tahun yang ada pada PT. Tirta Sari dilakukan adalah pada setiap komponen
Surya juga ditampilkan pada tabel berikut : biaya produksi yaitu :
Tabel .2. a. Analisis penyimpangan biaya bahan
Anggaran dan Realisasi Jumlah Produksi baku.
Pada PT. Tirta Sari Surya b. Analisis penyimpangan biaya tenaga
Periode Anggaran Realisasi Variance % kerja langsung
Produksi Produksi % capaian
(ton) (ton) dari
c. Analisis penyimpangan biaya overhead
Anggaran pabrik.
2001 42.000 40.200 (4,3) (95,7)
2002 40.500 39.400 (2,7) (97,3)
PEMBAHASAN
2003 40.000 41.100 2,75 102,75
2004 43.700 47.000 7,55 107,55 Analisis penyimpangan biaya bahan baku.
2005 43.500 43.800 0,69 100,69
Sumber : PT. Tirta Sari Surya
Tahun Analisis Variance
Dapat dilihat bahwa perolehan jumlah 2001 Rencana produksi = 40.500 ton, realisasinya 39.400 ton
Biaya BB Target = 189.200.000.000 / 42.000 = Rp 4.504.761,9 /ton
produksi pada perusahaan yang bersangkutan Biaya BB Aktual = 192.104.000.000 / 40.200 = Rp 4.778.706,5 /ton
MPV = (AP – SP ) x AQ
dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005, = (4.778.706,5 – 4.504.761,9) x 40.200 = Rp 11.012.571.428,57
MQV = ( AQ – SQ ) x SP
bahwa pada tahun 2001 dan tahun 2002 = ( 40.200 – 42.000) x 4.504.761,9 = (Rp 8.108.571.420)
Total Cost Material Variance = MPV + MQV
jumlah produksi dibawah target yang = 11.012.571.428,57 – 8.108.571.420
= Rp 2.904.000.000
ditetapkan, sedangkan pada tahun 2003, 2002 Rencana produksi = 42.000 ton, realisasinya 40.200 ton
2004, dan tahun 2005 jumlah produksi diatas Biaya BB Target = 250.800.000.000 / 40.500 = Rp 6.192.592,6 /ton
Biaya BB Aktual = 236.912.500.000 / 39.400 = Rp 6.013.007,6 /ton
MPV = (AP – SP ) x AQ
target yang telah ditentukan, permasalahan- = (6.013.007,6 – 6.192.592,6 ) x 39.400 = Rp ( 7.075.649.000 )
MQV = ( AQ – SQ ) x SP
permasalahan yang ada antara anggaran dan = ( 39.400 – 40.500) x 6.192.592,6 = Rp ( 6.811.851.860 )
realisasi jumlah produksi ini dibahas pada Total Cost Material Variance = MPV + MQV
= (7.075.649.000) + (6.811.851.860)
bagian analisis penyimpangan anggaran biaya 2003
= Rp ( 13.887.500.860 )
Rencana produksi = 40.000 ton, realisasinya 41.100 ton
produksi. Biaya BB Target = 247.350.000.000 / 40.000 = Rp 6.183.750 /ton
Biaya BB Aktual = 248.565.000.000 / 41.100 = Rp 6.047.810,19 /ton
MPV = (AP – SP ) x AQ
Dari uraian diatas ditemukan = (6.047.810,19 – 6.183.750) x 41.100 = Rp (5.587.126.191)
MQV = ( AQ – SQ ) x SP
khususnya pada anggaran biaya produksi, = ( 41.100 – 40.000) x 6.183.750 = Rp 6.802.125.000
bahwa terdapat dua kondisi yaitu : Total Cost Material Variance = MPV + MQV
= (5.587.126.191) + 6.802.125.000
a. Anggaran biaya produksi, dimana 2004
= Rp 1.214.998.809
Rencana produksi = 43.700 ton, realisasinya 47.000 ton
realisasi biaya lebih kecil dari biaya Biaya BB Target = 278.096.000.000 / 43.700 = Rp 6.363.752,86 /ton
Biaya BB Aktual = 298.987.500.000 / 47.000 = Rp 6.361.436,17 /ton
MPV = (AP – SP ) x AQ
yang dianggarkan, terjadi pada tahun = (6.361.436,17 – 6.363.752,86) x 47.000 = Rp (108.884.430)
MQV = ( AQ – SQ ) x SP
2002 dan tahun 2005 = ( 47.000 – 43.700) x 6.363.752,86 = Rp 21.000.384.438
b. Anggaran biaya produksi, dimana Total Cost Material Variance = MPV + MQV
= (108.884.430) + 21.000.384.438
realisasi biaya lebih besar dari biaya 2005
= Rp 20.891.500.008
Rencana produksi = 43.500 ton, realisasinya 43.800 ton
yang dianggarkan, terjadi pada tahun Biaya BB Target = 353.475.000.000 / 43.500 = Rp 8.125.862,06 /ton
Biaya BB Aktual = 335.525.000.000 / 43.800 = Rp 7.660.388,13 /ton
2001, 2003, dan tahun 2004. MPV = (AP – SP ) x AQ
= (7.660.388,13 – 8.125.862,06) x 43.800 = Rp
Dari dua kondisi yang terjadi ini tentu (20.248.115.955)
MQV = ( AQ – SQ ) x SP
ada hal-hal yang menyebabkan terjadinya = ( 43.800 – 43.500) x 8.125.862,06 = Rp 2.437.758.618
Total Cost Material Variance = MPV + MQV
perbedaan antara biaya yang dianggarkan = (20.248.115.955) + 2.437.758.618
= Rp (17.810.357.337)
(target) dengan biaya realisasinya (aktual). Data Hasil Analisis.
Karena itu pada pembahasan selanjutnya
akan dianalisis penyimpangan-penyimpangan Dari hasil analisis penyimpangan
yang terjadi dan permasalahannya. biaya bahan baku pada tabel diatas terlihat
Tujuan dari analisis penyimpangan jelas bahwa penyimpangan terjadi pada
biaya produksi yang dilakukan oleh penulis variance harga bahan baku dan variance
adalah untuk mengetahui besarnya pemakaian bahan baku, yang dapat
penyimpangan biaya yang terjadi, apa dirangkum seperti pada tabel berikut ini :
penyebabnya, dan apa tindak lanjut yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi
Model Analisis Penyimpangan Anggaran Biaya Produksi (Herispon) 136
(target) dengan realisasinya (aktual) dapat Total Cost Variance BOP = V SBOP + V ABOP = ( CV + VV)
= ( Rp 792.857.363) + (Rp 241.470.000 + Rp 117.857.363)
dijawab sebagai berikut : = (Rp 433.530.000)
a. Bahwa pada tahun 2001, 2002, 2003, dan 2002 Anggaran produksi = 40.500 ton , realisasi produksi = 39.400 ton
tahun 2005 realisasi biaya tenaga kerja Standar BOP = Variabel + Tetap
= 16.800.000.000 + 2.300.000.000 = 19.100.000.000
langsung lebih rendah dari biaya tenaga Standar jam kerja mesin 1 tahun = 21 jam x 300 hari = 6.300 jam
Standar BOP per jam = 19.100.000.000 / 6.300 = Rp 3.031.746,03
kerja yang dianggarkan. Dan diikuti oleh BV perjam = 16.800.000.000 / 6.300
BT perjam = 2.300.000.000 / 6.300
= Rp 2.666.666,67
= Rp 365.079,36
tidak tercapainya realisasi produksi pada Jam kerja mesin perton = 6.300 / 39.400 ton
Aktual jam kerja mesin = 0,16 x 39.400 ton
= 0,16 jam
= 6.304 jam
tahun 2001, 2002, tapi keadaan Aktual BOP = 6.304 jam x 3.031.746,03 =
sebaliknya terjadi pada tahun 2003, 19.112.126.973,12
V A BOP = 18.856.500.000 – 19.112.126.973,12 = (255.626.973,12)
dimana realisasi biaya tenaga kerja V S BOP = 19.112.126.973,12 – 19.100.000.000 = 12.126.973,12
392 + 389 + 385 / 5 = 384 orang). Aktual BOP = 6.165 jam x 3.000.000 = 18.495.000.000
V A BOP = 19.320.350.000 – 18.495.000.000 = 825.350.000
d. Dalam kondisi jangka pendek lebih V S BOP = 18.495.000.000 – 18.900.000.000 = (405.000.000)
DAFTAR RUJUKAN