Anda di halaman 1dari 2

Percaya dan Taat

Rom 6:11-14

Seluruh Perjanjian Baru menampakkan kepada kita, bahwa prinsip hidup orang Kristen
hanya ada dua, yaitu 1) percaya, 2) taat. Semua buah-buah kebaikan lainnya dihasilkan
dari dua prinsip ini. Setiap hari kita berkontak dengan Tuhan, kita perlu percaya dan taat.
Dalam Perjanjian Baru, banyak tempat yang menyinggung tentang percaya dan taat. Kali
ini saya hanya mengambil dari Roma 6:11 dan ayat 13. Ayat 11 mengatakan,
"Menghitung", inilah percaya; ayat 13 mengatakan, "menyerahkan", inilah taat.

Percaya
Apakah percaya itu? Percaya berarti sudah mengetahui, sudah melihat, sudah
mengenal. Orang tidak bisa percaya kepada sesuatu yang belum dilihatnya. Baik itu
kematian, kebangkitan, kenaikan ke sorga, perlu ada wahyu Roh Kudus baru bisa percaya.
Doktrin adalah membicarakan suatu perkara kepada Anda, sedangkan kebenaran adalah
realitas yang ada di belakang kebenaran itu. Jika sesuatu itu benar-benar ada di sana, itu
tidak saja merupakan suatu doktrin, bahkan itu adalah suatu kebenaran. Contoh : Tuhan
Yesus mati bagi kita, ini bukan hanya doktrin, ini bahkan suatu kebenaran. "Kebenaran"
dalam bahasa lbraninya adalah "realitas." Kematian Tuhan adalah kebenaran, ini berarti
kematian Tuhan adalah realitas. Kebangkitan Tuhan adalah kebenaran, berarti
kebangkitan Tuhan adalah realitas. Kenaikan Tuhan adalah kebenaran, ini juga berarti
kenaikan Tuhan adalah realitas. lnilah kebenaran.
Bagaimana kita tahu bahwa kebenaran itu adalah realitas? Setiap kali kita menerima
suatu kebenaran, itu tidak tergantung pada bagaimana seorang pengkhotbah
mengatakannya. Di seluruh dunia hanya ada satu Persona yang bisa memimpin manusia
masuk ke dalam kebenaran, Dia adalah Roh Kudus. Pengkhotbah hanya bisa memberikan
doktrin kepada orang; harus ada wahyu Roh Kudus, baru manusia bisa memiliki iman.
Saudara saudari, sudahkah Anda nampak hal ini?
Dahulu Anda tidak mengenal dosa, juga tidak mengenal Allah, tidak mengenal Kristus.
Pada suatu hari, Anda mendengar orang mengatakan, bahwa Tuhan Yesus telah mati
menggantikan Anda; justru perkataan ini telah menjamah hati Anda, lalu Anda berkata,
"O, ternyata ada perkara demikian." Anda nampak "dosa," Anda nampak "Allah," Anda
nampak "Kristus," Anda juga nampak "keselamatan." Anda nampak dosa Anda sudah
diampuni, Andapun berani berkata bahwa dosa Anda sudah diampuni. Mungkin ada orang
bertanya kepada Anda, "Bagaimana kamu tahu bahwa dosamu telah diampuni?"
Bagaimanapun, Anda sangat jelas, karena Anda telah nampak. Apakah wahyu Roh Kudus
itu? Wahyu Roh Kudus adalah Roh Kudus di belakang orang yang sedang berbicara
membukakan tirai kepada Anda, agar Anda nampak isinya. Demikianlah Anda nampak
apakah pengampunan dosa itu, apakah kelahiran baru itu. Jika kita memiliki wahyu Roh
Kudus, maka kita akan memiliki iman; hanya paham di otak bukanlah iman. Ketika kita
datang pada firman Tuhan atau ketika kita sedang mendengarkan kotbah firman Tuhan,
kita seharusnya memohon pada Tuhan agar Tuhan menampakkan kepada kita realitas di
dalam firman tersebut, agar timbul iman di dalam kita yang berdasar pada realitas di
dalam firman Tuhan.
Taat
Kita juga harus tahu, bahwa hanya memiliki iman yang demikian masih belum cukup.
Selanjutnya masih ada satu perkara yaitu ketaatan. Di satu pihak kita harus percaya, di
pihak lain kita masih harus taat. Tekad kita harus diruntuhkan, dan kita harus
mempersembahkan setiap anggota tubuh kita kepada Allah. Saudara-saudari, setelah
Anda memiliki iman yang hidup, Anda masih perlu belajar taat hari demi hari. Begitu Allah
menjamah sesuatu pada diri Anda, lalu Anda menginginkan Allah tidak meneruskannya,
itu berarti Anda telah tidak taat kepada Allah. Satu orang dosa yang tidak mau bertobat,
dia pasti tidak bisa percaya. Satu orang imani jika tidak memiliki hati yang taat, dia pun
tidak bisa percaya.
Saudara saudari, hanya percaya, tidak bisa menjaga Anda dalam menempuh jalan yang
di depan. Mungkin begitu Anda percaya Tuhan, Allah segera meminta Anda untuk taat.
Saya tidak tahu apa permintaan Allah terhadap masing-masing pribadi. Tetapi kalau hanya
ada satu aspek, itu masih sangat kurang. Barangsiapa tidak mempersembahkan tubuhnya
kepada Allah, lalu mengira asal sudah percaya sudah cukup, orang yang demikian seperti
roti yang tidak dibalik. Kisah Abraham mempersembahkan Ishak di gunung Moria adalah
salah satu contoh ketaatan yang mutlak. Abraham tidak berargumen dengan Allah, dia
melakukan segalanya seperti yang diperintahkan oleh Allah secara mutlak hingga akhirnya
Abraham dapat melihat Allah telah mempersiapkan seekor domba. Allah harus menunggu
sampai Anda mutlak taat, baru Allah dipuaskan. Kita masing-masing harus memiliki satu
pengalaman yang khusus ini dengan Allah. Ini adalah satu langkah khusus yang harus
dilewati, ini adalah satu pos. Tidak ada satu orangpun yang dipakai Allah yang tidak
melewati pos ini. Jika mengharapkan tidak melalui pos ini, maka tidak bisa mengharapkan
memiliki kemajuan rohani.

Kesimpulan
Manusia harus percaya, manusia juga harus taat. Tidak hanya sekali taat, selanjutnya
masih harus senantiasa taat. Hanya taat, tetapi tidak percaya, tidak akan ada kekuatan.
Hanya percaya tetapi tidak mau taat, itu hanya doktrin. Hanya taat dan tidak memiliki
iman, itu sungguh menderita. Ingatlah, bahwa prinsip dalam Alkitab adalah: 1) percaya; 2)
taat. Tidak bisa hanya percaya namun tidak taat, juga tidak bisa hanya taat namun tidak
percaya. Percaya yang tidak disertai ketaatan adalah percaya yang palsu; taat tetapi tidak
percaya adalah pertapaan. Hari ini di dalam gereja Tuhan ada satu penyakit, yaitu jika
tidak bermasalah dalam hal iman, tentu bermasalah dalam hal ketaatan.

Jika kita mau percaya dan taat, kita akan memiliki musim semi yang panjang, memiliki
siang hari yang kekal. "Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar yang kian terang sampai
rembang tengah hari" (Ams 4:18). Semoga Allah memberkati kita, sehingga kita menjadi
satu orang yang sempurna di hadapanNya, yaitu menjadi orang yang percaya dan taat.

Anda mungkin juga menyukai