Anda di halaman 1dari 3

LATIHAN DAN PELAKSANAAN PENGINJILAN

DALAM JALAN
YANG DITETAPKAN ALLAH
 
Ayat Alkitab : Luk. 10:1-6; Mat. 28:18-19; Luk. 14:21-23; 2 Tim. 4:2a; Kis. 8:4, 29; 16:6-7
 
Hari ini kita akan membahas latihan dan pelaksanaan penginjilan menurut jalan yang ditetapkan
Allah. Kita memuji Tuhan bahwa sejak jalan yang ditetapkan Allah dibawa masuk ke dalam
pemulihan Tuhan, kebanyakan orang saleh dan gereja telah menerima dan bertekun di dalamnya.
Namun, latihan dan pelaksanaan jalan baru kita sangat lemah. Kita mungkin menerima jalan yang
ditetapkan Tuhan, tetapi kita tidak banyak berlatih dan melaksanakannya. Apa yang kita perlukan
hari ini tidak sekadar mengetahui apa jalan baru ini; kita perlu berlatih dalam jalan baru ini. Jika
kita ingin mahir bermain bola, kita harus berlatih terus-menerus. Saya ingat dulu saat belajar naik
sepeda, perlu berlatih. Juga saat kelas 5 SD saya belajar memetik gitar. Dalam prinsip yang sama,
jika kita memiliki roh sedemikian tekun berlatih untuk melaksanakan jalan baru, kita akan sukses.
Kita perlu berlatih melaksanakan jalan baru.
 
PENGINJILAN ADALAH HAL PERTAMA YANG HARUS, DILAKSANAKAN DALAM
JALAN YANG DITETAPKAN ALLAH
 
Hal pertama yang perlu kita laksanakan dalam jalan yang ditetapkan Allah bagi pelayanan
Perjanjian Baru adalah penginjilan. Kita menginjil untuk menyelamatkan orang dosa, membawa
mereka kepada Tuhan. Namun, ini bukan sasaran kita. Sasaran kita menyelamatkan orang dosa
adalah membangun Tubuh Kristus. Kita berbeban menyelamatkan orang dosa, tetapi ini bukan
hanya untuk menyelamatkan orang yang akan binasa. Jika mendapatkan jiwa adalah satu-satunya
sasaran penginjilan kita, maka pandangan kita terlalu sempit. Kita harus memiliki pandangan Allah
menurut ekonomi-Nya. Sejak kekekalan yang lampau, Allah telah memiliki satu ekonomi. Di dalam
ekonomiNya, Allah ingin manusia ciptaan-Nya diselamatkan bagi pembangunan Tubuh Kristus.
Apa yang Allah inginkan bukanlah sekelompok orang dosa yang diselamatkan. Allah
mendambakan Tubuh Kristus. Kita harus memiliki penampakan yang jauh dan tinggi. Setelah ada
penampakan ini, kita harus memikul beban penginjilan. Ketika kita menginjil dengan sudut pandang
ini, berarti kita melaksanakan tugas imam. Aspek pertama imamat Perjanjian Baru adalah
memberitakan Injil agar orangorang dosa yang diselamatkan bisa dipersembahkan kepada Allah
sebagai kurban rohani yang berkenan kepada Allah (Rm. 15:16; 1 Ptr. 2:5).
 
PENGINJILAN DALAM PERJANJIAN BARU
 
Perjanjian Baru dimulai dengan penginjilan. Sebelum Tuhan Yesus datang, pekerjaan Yohanes
Pembaptis tidak hanya membaptis orang, tetapi juga menginjil. Dia berkata, "Bertobatlah, sebab
Kerajaan Surga sudah dekat!" (Mat. 3:2). Yohanes tidak hanya membaptis orang, tetapi juga
menginjil supaya orang diselamatkan dan dibawa kepada Kristus. Setelah Yohanes, Tuhan Yesus
datang. Dia juga menginjil (Mat. 4:17). Lukas 8:1 mengatakan "Tuhan berjalan berkeliling dari kota
ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah." Selain kota-kota, ada banyak
desa, tempat-tempat tinggal yang lebih kecil, yang perlu kita kunjungi. Tuhan Yesus juga mengutus
dua belas murid untuk melakukan hal yang sama seperti yang Dia lakukan (Mat. 10:5). Bahkan
tidak cukup, Dia mengutus tujuh puluh murid untuk pergi ke setiap kota dan tempat yang hendak
dikunjungi-Nya (Luk. 10:1). Ketika kita pergi mengmjil, kita tidak seharusnya hanya mengunjungi
kotakota, kita juga harus mengunjungi semua tempat. Bahkan pengutusan Tuhan terhadap ketujuh
puluh orang tidaklah cukup. Karena itu, setelah kebangkitan-Nya, Dia mengutus semua murid-Nya,
menyuruh mereka menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat. 28:19).
Untuk penginjilan dalam Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis terlebih dulu pergi, setelah itu Yesus
sendiri juga pergi. Kemudian Ia mengutus dua belas, dan tujuh puluh murid-murid-Nya, dan
sekarang Dia mengutus kita semua. Dia telah mengutus semua murid-Nya mengunjungi kota-kota
dan setiap tempat untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat. 28:19). Hari ini Injil telah
mencapai semua suku, bangsa, dan negara. Namun, sasaran Injil bukan hanya menyelamatkan orang
dosa, mendapatkan jiwa, tetapi juga mendapatkan bahan-bahan bagi pembangunan Tubuh Kristus.
 
BERBUAH ADALAH KENIKMATAN YANG RIIL ATAS KEKAYAAN KRISTUS
 
Paulus berkata, "Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!" (1Kor. 9:16). Tidak menginjil
adalah satu celaka. Tuhan Yesus mengatakan bahwa jika kita, ranting-ranting-Nya, tidak berbuah,
kita akan dipotong (Yoh. 15:2, 6). Dipotong berarti kehilangan kenikmatan atas suplaian yang kaya
dan penuh dari pohon anggur. Inilah sebabnya banyak orang Kristen yang begitu miskin dalam
kenikmatan atas kekayaan Kristus. Mereka telah kehilangan kenikmatan yang penuh atas kekayaan
Kristus karena mereka tidak berbuah. Jika kita tidak berbuah, kita akan dipotong.
Walaupun kita, tidak berbuah, kita masih ada di dalam Tuhan, tetapi kita tidak dapat memiliki
kenikmatan yang riil atas suplai yang kaya dari sari hayat pohon anggur. Asalkan kita tidak
memiliki kenikmatan atas suplai yang limpah dari sari hayat Kristus, kita telah dipotong. Apakah
kita dipotong atau tidak, ditentukan oleh apakah kita memiliki kenikmatan yang riil atas kekayaan
Kristus. Ini sangat serius. Kekurangan utama dari banyak orang Kristen adalah mereka tidak
memiliki kehidupan berbuah pada waktunya. Kita harus bangkit menghasilkan buah.
 
MENGHINDARI PERDEBATAN, MENEBUS WAKTU, MENYELAMATKAN ORANG
DOSA BAGI PERTAMBAHAN GEREJA
 
Banyak orang Kristen berselisih, berdebat, dan berargumentasi. Asalkan orang-orang Kristen sibuk
dengan perselisihan dan perdebatan, hasilnya adalah tidak ada pertambahan. Walaupun mereka
merasa bahwa mereka berperang bagi Tuhan dan mempertahankan kebenaran, hasil dari peperangan
itu adalah tidak ada buah. Saya sering melihat sekelompok orang Kristen yang cukup baik namun
begitu mereka mulai berdebat dengan alasan mempertahankan kebenaran, mereka mulai menurun
dalam jumlah.
Begitu perdebatan timbul, jalan terbaik untuk menghadapinya adalah "Pergi!" Kita tidak seharusnya
memperhatikan perdebatan, tetapi memperhatikan menyelamatkan orang. Kita harus pergi
menyelamatkan orang. Ada orang mungkin berkata bahwa kita salah jika kita memperhatikan
jumlah. Namun, Alkitab memperhatikan jumlah. Bahkan ada satu kitab dalam Alkitab yang disebut
Bilangan. Allah menyuruh Musa dan Harun menghitung jumlah orang (Bil. 1: 2). Kita harus
menghitung orang dalam gereja di lokal kita (Kis. 2:41; 4:4; 21:20). Jika kita melakukan ini, kita
akan sadar bahwa kita telah lalai dalam berbuah. Keperluan kita yang mendesak adalah pergi
membawa orang beroleh selamat. Kita seharusnya lebih memilih menyelamatkan orang paling
sedikit satu orang hari ini daripada berdebat. Ketika kita membaptis seseorang ke dalam. Allah
Tritunggal, kita merasa mulia. Jalan yang mulia ialah menyelamatkan orang dosa dan
menghitungnya.
Jika seseorang datang kepada kita untuk berdebat tentang kebenaran, kita hanya perlu berkata
bahwa kita tidak punya waktu untuk hal itu. Kemudian kita bisa bertanya kepadanya apakah orang
tuanya dan familinya telah diselamatkan. Jika mereka belum diselamatkan, kita dapat bersama dia
mendoakan mereka. Kita tidak seharusnya berdebat tentang apa yang benar dan apa yang salah.
Kita bukan ditunjuk menjadi hakim, dan kita tidak punya waktu untuk berdebat. Kita harus
meluangkan waktu kita untuk menyelamatkan orang dosa, merawat dan memelihara orang-orang
yang muda untuk membantu mereka bertumbuh.
Kita harus pergi mengunjungi orang dan menginjil kepada mereka. Tuhan tidak menyuruh kita
pergi kepada orang yang "benar" atau kepada orang yang "salah". Dia hanya menyuruh kita pergi!
Pertama-tama, kita harus pergi mengunjungi rumah orang (Luk. 9:4). Kemudian kita harus
mengunjungi setiap kota dan tempat (Luk. 10:1). Akhirnya, kita harus pergi ke seluruh dunia (Mat.
24:14; 28:19; Ms. 1:8).
 
MENERIMA BEBAN, MENGUNJUNGI ORANG UNTUK MENGINJIL
 
Beban kita yang utama kali ini adalah setiap kita harus berbeban untuk pergi mengunjungi orang
untuk menginjil kepada semua orang. Kita harus menerima beban ini. Kita tidak boleh beralasan.
Tuhan terlebih dulu mengutus diri-Nya sendiri; kemudian Ia mengutus dua belas, dan tujuh puluh
murid-murid-Nya; dan sekarang Dia mengutus semua murid-Nya. Kitab Kisah Para Rasul mencatat
bahwa sejumlah besar orang diselamatkan di Yerusalem, melalui penginjilan. Pada hari Pentakosta,
tiga ribu orang diselamatkan (Kis. 2:41). Kemudian Kisah Para Rasul 4:4 mengatakan, "Jumlah
mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki." Ada ribuan orang yang telah diselamatkan di
Yerusalem, tetapi mereka tidak mau keluar. Mereka semua sudah terpaku di dalam kota itu.
Kemudian terjadilah penganiayaan, dan ini memaksa mereka keluar (Kis. 8:1). Kisah Para Rasul 8:4
memberi tahu kita bahwa mereka yang tersebar itu menjelajahi seluruh negeri itu sambil
memberitakan Injil. Karena penganiayaan, mereka pergi dan Injil disebarkan. Karena mereka
keluar, Kerajaan meluas ke banyak tempat dan gereja terbangunkan (Kis. 9:3 1).
Kita harus menjadi orang-orang yang keluar. Jika kita tidak dapat pergi setiap hari, kita harus pergi
paling sedikit sekali seminggu. Setiap orang dapat melakukan ini. Paling sedikit satu malam atau
satu siang dalam setiap minggu, kita harus keluar. Kita harus terlebih dulu pergi ke "Yerusalem"
kita, yang berarti kita harus pergi mengunjungi sanak keluarga kita : orang tua, paman, bibi, sepupu,
ipar kita, dsb. Kemudian kita harus pergi ke Yudea, ke Samaria, dan akhirnya ke ujung bumi (Kis.
1:8).
Kita tidak tahu siapa yang terpilih. Tuhan telah memilih orang-orang "dari tiap-tiap suku dan bahasa
dan umat dan bangsa" (Why. 5:9). Hanya Tuhan yang tahu siapa yang terpilih. Lukas 14
mengatakan bahwa kita harus "pergilah dengan segera ke semuajalan dan lorong kota" (ay. 21), dan
kemudian "pergilah ke semua jalan dan lorong" (ay. 23). Ini berarti kita harus pergi ke mana saja.
Kita tidak boleh membedakan siapa yang tinggi dan siapa yang rendah. Asalkan mereka adalah
manusia, kita harus membawa mereka kepada Tuhan. Tuhan menyuruh mereka keluar dan
membawa orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang
lumpuh (ay. 21).
Orang yang senang berdebat mungkin mengatakan bahwa kita memaksa orang percaya dan
dibaptis, tetapi dalam Lukas 14 Tuhan menyuruh kita "memaksa" orang menerima keselamatan-
Nya (ay. 23). Sebelum kita diselamatkan, mungkin kita tidak mau mencari Tuhan, sehingga kita
harus dipaksa, didorong untuk menerima keselamatan-Nya. Jika kita memaksa orang menerima
Tuhan, kita mungkin meragukan apakah sebagian dari mereka adalah kaum beriman sejati. Tetapi
Tuhan tahu siapa yang lalang dan siapa yang gandum (Mat. 13:29-30), dan Tuhan tidak menyuruh
kita mencoba mengetahui perbedaan mereka. Tuhan menyuruh kita pergi menjadikan semua bangsa
murid-Nya dan membaptis mereka dalam nama Allah Tritunggal (Mat. 28:19). Sebagai anggota
gereja, tanggung jawab kita yang pertama adalah bangkit dan berlatih pergi menginjil dalam jalan
baru.

Anda mungkin juga menyukai