Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas
wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
Sebelah Selatan : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih
Sebelah Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah
Sebelah Barat : Kec. grogol dan Kec. Semen
Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu:
Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km² terdiri dari 17 Kelurahan
Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km² tediri dari 15 Kelurahan
Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km² tediri dari 14 Kelurahan
B. Topografi
Berdasarkan ketinggiannya, Kota Kediri dapat dibagi menjadi :
Wilayah Tanah Usaha Utama I c (WTUU Ic) yaitu wilayah dengan ketinggian antara 63 m –
100 m di atas permukaan laut seluas 5.083 Ha (80,17%).
Wilayah Tanah Usaha Utama I d (WTUU Id) yaitu wilayah dengan ketinggian antara 100 m –
500 m dari permukaan laut seluas 1.257 Ha (18,83%).
Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang gambaran wilayah, sinkronisasi dokumen dengan kebijakan Berarti mayoritas ketinggian wilayah Kota Kediri 80,17% berada pada ketinggian 63 m sampai
terkait arahan kebijakan, potensi, masalah, hambatan dan tantangan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan kota dari penyusunan pekerjaan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur 100 m dari permukaan laut yang terletak sepanjang sisi kiri dan kanan Kali Brantas. Sedangkan wilayah
Perkotaan (SPPIP) di
Kota Kediri Tahun 2012. tanah usaha Id terdapat di ujung sebelah barat dan sebelah timur Kota Kediri yaitu di sebelah Desa
Pojok, Desa Sukorame, Desa Gayam sedang di sebelah timur adalah Desa Tempurejo, Desa Bawang
dan Desa Ketami.
2.1 Gambaran Kota Studi Tabel 2. 1 Perincian Ketinggian Wilayah tiap Kecamatan Kota Kediri
2.1.1 Karakteristik dan Perkembangan Pembangunan Wilayah Luas ( Ha )
N
Kecamatan 63 – 100 100 –
2.1.1.1 Kondisi Fisik Dasar omor
m dpl 472m dpl
1 Mojoroto 1.824 536
2 Kota 1.490 -
A. Letak Geografis dan Administrasi
3 Pesantren 1.669 721
Secara geografis, Kota Kediri terletak di antara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur Jumlah 5.083 1.257
Sumber : Up. Dating Peta Data Pokok Pembangunan Kota Kediri
dan 7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 63,404 Km2. Dari aspek topografi,
C. Geologi
Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan
Komposisi batuan wilayah Kota Kediri dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
0-40%.
Alluvium : Kelompok batuan ini terdapat di bagian tengah dan kiri kanan kali Brantas dan
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur
merupakan batuan endapan yang berasal dari gunung berapi (Gunung Kelud).
dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec.
Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana
di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng
Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).
StrAtegi PembAnguNAn PermukimAn dAn InfrAstruktur PerkoTAAn Halaman
(SPPIP Di KotA KediriTAhun 2012
2-1
LAPORAN AKHIR
Young Quartenary Volcanic Product : Kelompok batuan ini terdapat di bagian timur Kota E. Klimatologi
Kediri, wilayah ini merupakan tanah pertanian yang subur karena berasal dari batuan Jumlah hari hujan di Kota Kediri mengalami perubahan tiap tahunnya. Pada tahun 2005
Vulcanic muda (Gunung Kelud). terdapat 69 hari hujan, kemudian meningkat menjadi 92 hari pada tahun 2006, dan meningkat secara
Undifferent Vulcanic Product : Kelompok batuan ini terdapat di sebelah barat Kota Kediri fluktuatif menjadi 228 hari pada tahun 2007. Curah hujannya mengalami kenaikan dari 1.927 mm pada
yang terletak di daerah berbukit. tahun 2006 menjadi 4.010 mm tahun 2007. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret 2007
Kota Kediri terdiri atas berbagai macam jenis batuan dan tanah, berdasarkan Geologi lembar sebesar 876 mm dan Bulan Desember 2007 sebesar 1.085 mm.
kediri, Jawa yang dibuat oleh Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia tataan F. Hidrologi
stratigrafi terdapat batuan sedimen, batuan gunungapi dan aluvium yang diperkirakan berumur Di tengah- tengah Kota Kediri terdapat Kali Brantas yang mengalir dari arah selatan ke arah
plitosen awal hingga resen. utara, sehingga seolah-olah membelah Kota Kediri menjadi wilayah barat (Kecamatan Mojoroto) dan
Sebagian besar wilayah Kecamatan Mojoroto yaitu kelurahan Dermo, Mrican, Gayam, Bujel, wilayah timur (Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren). Nama sungai yang ada di Kota Kediri
Sukorame, Pojok Ngampel, Mojoroto, Bandar Lor, bandar kidul, Banjar Mlati dan Tamanan memiliki adalah sebagai berikut :
endapan alluvium yang terdiri atas elemen kerakal, kerikil, pasir lempung, lumpur dan sisa tumbuhan. Sungai Kresek panjang 9 Km terdapat di Kecamatan Pesantren.
Bahannya berwarna kelabu-kuning keruh-kehitamanan, mudah lepas atau gembur. Sungai Parang panjang 7,5 Km terdapat di Kecamatan Mojoroto.
Pada Kecamatan Kota, jenis batuan yang ada adalah tuf vulkan intermedier dengan kedalaman Sungai Kedak panjang 8 Km terdapat di Kecamatan Mojoroto.
tanah lebih dari 25 Centimeter dan bertekstur tanah halus. Kota Kediri dilalui beberapa sungai yang mengalir menuju Sungai Brantas di Kecamatan Kota
Untuk kecamatan Pesantren, berdasarkan jenis batuannya termasuk dalam jenis batuan sebagai saluran primer. Kecamatan Mojoroto memiliki banyak sumber mata air, yaitu 7 sumber dan
endapan lahar yang sebagian besar dari berasal gunung kelud dan sebagian kecil dari G. Anjasmara dan yang memiliki debit paling besar adalah sendang (0-60 liter/detik). Potensi ini bisa mendukung
G. Kawi – Butak. Endapan lahar ini melampar pada kaki gunung, lereng gunung dan lembah sungai, dan kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti masak, cuci dan mandi.
diduga berupa lahar panas, lahar dingin dan lahar longsoran. Jenis batuan ini memiliki ketebalan Kecamatan Pesantren memiliki 14 sumber mata air dan yang memiliki debit paling besar adalah
puluhan sampai ratusan meter. Memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 25 Cm dan mata air Banteng (10 – 112 liter/detik). Potensi ini sangat mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih
bertekstur halus. penduduk sehari-hari seperti memasak, mencuci dan mandi. Kedalaman air sumur di kecamatan
D. Jenis Tanah Pesantren berkisar antara 6 – 9 meter, yang paling dangkal (6 meter) berada pada Kelurahan Bawang,
Jenis tanah di wilayah Kota Kediri adalah alluvial coklat kelabu dan mediteran. Sesuai dengan Tempurejo dan Ketami.
karakteristik jenis tanah tersebut, yaitu tanah alluvial, memiliki sifat fisik di antaranya memiliki daya
adsorpsi tinggi, permeabilitas rendah, dan kepekaan erosinya besar. Di samping itu, tanah aluvial 2.1.1.2 ORIENTASI KEGIATAN
banyak dijumpai di kawasan datar (kemiringan rendah), jadi erodibilitas tinggi tidak terlalu
berpengaruh pada kemungkinan terjadinya erosi. Namun karena memiliki permeabilitas rendah, maka Orientasi kegiatan dilihat dari jenis kegiatan yang terjadi di suatu kawasan dan memberikan
pembangunan di atas tanah aluvial memerlukan perencanaan sistem drainase yang cermat agar tidak pengaruh bagi kawasan sekitarnya. Berikut akan dijabarkan orientasi kegiatan dan lokasi sesuai
terjadi genangan yang dapat merugikan. Sedangkan untuk berjenis tanah mediteran juga dijumpai di kecamatannya. Pada kecamatan Mojoroto, orientasi kegiatan yang ada antara lain adalah :
wilayah perencanaan, dengan memiliki sifat yaitu daya adsorpsi sedang, permeabilitas tinggi, dan Kegiatan pendidikan, yang berada di sepanjang jalan Veteran dan di jalan Penanggungan.
kepekaan erosinya besar. Tanah mediteran sesuai untuk kawasan terbangun, namun harus Merupakan komplek pendidikan di kota Kediri. Selain itu juga terdapat Pondok Pesantren
mencermati erodibilitasnya yang besar. Jika berada di wilayah yang memiliki sumber air cukup, tanah Lirboyo yang terdapat di ruas jalan DR. Saharjo. Untuk tingkat perguruan tinggi terdapat IKIP
mediteran sesuai untuk pertanian padi, palawija, tebu, tembakau, dan kapas. PGRI di jl. KH. Ahmad Dahlan; Institut Agama Islam Tri Bakti, Institut Ilmu Kseshatan Bakti
Wiyata dan Poltekes Kebidanan Malang di jl. KH. Wachd Hasyim; serta
Bandar Lor .147 .646 .899 .915 .700 .001 .880 .103 .691 .943 JUMLAH 0.490 4.394 2.215 5.742 1.672 5.035 6.369 9.732 6.493 9.856
TOTAL 84.884 87.957 86.707 96.101 96.349
Mojoroto .070 .834 .461 .095 .890 .301 .418 .649 .229 .489
KECAMATAN PESANTREN
Sukorame .581 .622 .582 .577 .307 .345 .458 .473 .269 .313
Blabak .501 .454 .558 .511 .006 .888 .118 .923 .039 .844
0 Bujel .055 .167 .223 .232 .653 .641 .791 .715 .602 .555
Bawang .498 .402 .555 .459 .950 .817 .077 .009 .998 .930
1 Ngampel .284 .441 .630 .633 .981 .945 .171 .092 .982 .932
Betet .045 .047 .102 .104 .376 .399 .468 .518 .389 .439
2 Gayam .618 .609 .820 .738 .063 .967 .230 .088 .041 .928
Tosaren .496 .639 .553 .696 .017 .952 .190 .167 .111 .088
3 Mrican .248 .336 .211 .322 .981 .066 .262 .321 .073 .161
Banaran .865 .895 .922 .952 .233 .223 .317 .317 .238 .238
4 Dermo .482 .704 .484 .714 .973 .049 .344 .360 .155 .200
Ngletih 61 43 .018 .000 .029 .026 .067 .035 88 56
JUMLAH 3.501 3.212 6.740 6.270 5.976 3.582 8.840 6.191 6.199 3.958
Tempurejo .806 .820 .863 .877 .300 .367 .414 .502 .335 .423
TOTAL 86.713 93.010 109.558 115.031 110.157
KECAMATAN KOTA Ketami .904 .820 .961 .877 .878 .857 .977 .939 .898 .860
Manisrenggo .411 .656 .398 .645 .410 .660 .686 .936 .694 .944 Pesantren .355 .486 .412 .543 .769 .772 .919 .945 .840 .866
Rejomulyo .876 .858 .934 .923 .918 .859 .194 .135 .202 .143 0 Bangsal .732 .736 .789 .793 .967 .024 .130 .175 .051 .096
Ngronggo .398 .697 .417 .710 .494 .797 .770 .073 .778 .081 1 Burengan .451 .006 .508 .063 .585 .561 .777 .752 .698 .673
Kaliombo .124 .171 .157 .124 .193 .165 .469 .441 .477 .449 2 Tinalan .271 .374 .328 .431 .134 .106 .301 .233 .222 .154
Kampungdale
m .578 .763 .265 .405 .264 .398 .540 .674 .548 .682 3 Pakunden .657 .983 .714 .040 .859 .849 .991 .979 .912 .900
Setonopande .231 .882 .193 .795 .105 .700 .381 .976 .389 .984 4 Singonegaran .767 .763 .824 .820 .530 .758 .653 .865 .574 .786
Ringinanom 19 10 14 06 14 06 90 82 98 90 5 Jamsaren .489 .555 .546 .612 .011 .875 .086 .985 .007 .906
Pakelan .417 .554 .394 .561 .396 .562 .672 .838 .680 .846 JUMLAH 4.801 4.926 5.653 5.778 2.644 1.474 3.485 3.344 2.300 2.159
TOTAL 69.727 71.431 84.118 86.829 84.459
Setonogedong 95 44 58 04 38 76 14 52 22 60 Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2007 - 2011
0 Kemasan .049 .082 .055 .082 .014 .027 .290 .303 .298 .311
Tabel 2. 3 Kepadatan Penduduk Kota Kediri 2007– 2011
1 Jagalan .094 .113 .077 .109 .077 .110 .353 .386 .361 .394 Kecamatan
T
Keterangan Mojorot Ko
2 Banjaran .611 .350 .530 .291 .459 .246 .735 .522 .743 .530 o ahun
o ta Pesantren
3 Ngadirejo .742 .154 .957 .281 .796 .105 .072 .381 .080 .389 2 84
007 Jumlah Penduduk 86.407 .996 69.727
4 Dandangan .153 .562 .093 .274 .936 .085 .212 .361 .220 .369 Kelurahan 14 17 15
Rata-rata Penduduk Per 4.
5 Balowerti .433 .562 .441 .623 .455 .614 .731 .890 .739 .898 Kelurahan 6.172 500 4.648
6 Pocanan 75 .113 67 .104 67 .100 .143 .376 .151 .384
14
Luas (km2) 24.6 .9 23.9
7 Semampir .284 .423 .265 .405 .136 .225 .412 .501 .420 .509 5.
Kepadatan 3.512 704 2.917
c. Sektor tersier dari sektor Perdagangan – Hotel – Restoran, sektor Angkutan –Kecamatan
Komunikasi, sektor Keuangan – Persewaan – Jasa Perusahaan dan sektor Jasa – Jasa.
T
Tabel 2. 4 Sektor
Keterangan Mojorot Ko
o Perekonomian
ahun Kota Kediri Atas Dasar Harga Berlaku 2007 - 2011 (%)
o ta Pesantren
200 200 201 20
2 84
Sektor 2007 8 8 0 11
008 Jumlah Penduduk 93.010 .321 71.420
0.199 0.1 0.18 0.1 0.1
Kelurahan 14 17 15 Primer 3 941 89 837 785
Rata-rata Penduduk Per 4. 0.193 0.18 0.18 0.1 0.1
Kelurahan 6.643 960 4.761 Pertanian 9 89 39 789 739
14 Petambangan dan 0.005 0.00 0.00 0.0 0.0
Luas (km2) 24.6 .9 23.9 Penggalian 4 52 5 048 046
5. 731,5 733, 736, 738 741
Kepadatan 3.781 659 2.988 Sekunder 61 948 335 ,722 ,109
2 92 726,3 729, 731, 734 736
009 Jumlah Penduduk 109.558 .262 83.118 Industri 93 027 661 ,295 ,929
Kelurahan 14 17 15 0.344 0.32 0.30 0.2 0.2
Rata-rata Penduduk Per 5. Listrik, Gas dan Air Bersih 3 42 41 840 639
Kelurahan 7.826 427 5.541 0.172 0.16 0.16 0.1 0.1
14 Bangunan 5 79 33 587 541
Luas (km2) 24.6 .9 23.9 266,4 264, 261, 259 257
6. Tersier 47 112 777 ,442 ,107
Kepadatan 4.453 192 3.477 Perdagangan, Hotel & 218,3 215, 211, 208 205
2 96 Restoran 74 162 950 ,738 ,526
010 Jumlah Penduduk 115.033 .101 86.829 Pengangkutan dan 0.770 0.76 0.75 0.7 0.7
Kelurahan 14 17 15 Komunikasi 9 40 71 502 433
Rata-rata Penduduk Per 5. Keuangan, Persewaan & 29,22 30,0 30,9 31, 32,
Kelurahan 8.216 653 5.788 Jasa Perusahaan 6 90 54 818 682
14 11,13 11,2 11,3 11, 11,
Luas (km2) 24.6 .9 23.9 Jasa - Jasa 8 20 02 384 466
6. 10
Kepadatan 4.675 449 3.632 PDRB 100 100 100 100 0
2 96 *) Angka diperbaiki
011 Jumlah Penduduk 110.183 .349 84.459 **) Angka Sementara
Kelurahan 14 17 15 Sumber : PDRB Kota Kediri 2007 - 2011
Rata-rata Penduduk Per 5.
Kelurahan 7.870 667 5.630
Dengan memperhatikan struktur ekonomi Kota Kediri, sektor primer dan sekunder semakin
14
Luas (km2) 24.6 .9 23.9 turun dari tahun ke tahun. Sedangkan sektor tersier berlaku sebaliknya, dimana disaat sektor sekunder
6.
Sumber : Kota Kediri Dalam Angka 2007 - 2011
Kepadatan 4.479 466 3.533 naik, sektor sekunder tersier turun dan sektor sekunder turun, sektor tersier naik. Struktur
2.1.1.4 Perekonomian ekonomi Kota Kediri pada kurun waktu tahun 2007 – 2011 tidak banyak mengalami perubahan,
Berdasarkan klasifikasi sektor, struktur ekonomi yang membentuk PDRB kota Kediri menjadi dimana sektor yang paling dominan adalah sektor sekunder yang di dalamnya termasuk sektor
industri pengolahan
tiga sektor besar, yaitu : berkenaan dengan keberadaan industri rokok kretek terbesar di Indonesia, PT. Gudang Garam,tbk.
a. Sektor primer, terdiri dari sektor Pertanian dan sektor Pertambangan – Pengggalian, Kediri.
b. Sektor sekunder, terdiri dari Industri Pengolahan, sektor Listrik – Gas – Air Bersih dan Bila ditinjau lebih dalam konstribusi terbesar dalam sektor industri pengolahan diberikan oleh
sektor Bangunan subsektor industri makanan, minuman dan tembakau yang didominasi oleh industri rokok. Sehingga
peranan industri pengolahan tersebut dapat dipastikan sangat dipengaruhi oleh gerakan subsektor PDRB merupakan cerminan potensi perekonomian suatu wilayah. Nilai PDRB merupakan agregat nilai
industri makanan, minuman dan tembakau. tambah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah tersebut. PDRB juga merupakan
salah satu indicator kesejahteraan penduduk dimana besaran PDRB menunjukkan pendapatan yang
Luas kawasan permukiman keseluruhan adalah 1.679,631 ha yang terbagi pada Kecamatan Kota
diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduknya.
seluas 486,602 ha, Kecamatan Mojoroto seluas 724,740 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 468,289
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan produksi riil yang dipengaruhi oleh
ha.
perubahan harga. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menggambarkan pertumbuhan
Perkembangan permukiman oleh developer di Kota Kediri cenderung pada daerah pinggiran
riil dari tahun ke tahun tanpa dipengaruhi perubahan harga/inflasi
kota yaitu Kecamatan Pesantren dan Kecamatan Mojoroto. Sedangkan perkembangan permukiman
Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung dari PDRB merupakan rata –
masyarakat yang berkembang dengan sendirinya cenderung linier sepanjang jaringan jalan arteri
rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila sebuah sektor mempunyai
seperti pada Jl. Sukarno Hatta, Jl. Brigjend Pol Imam Bachri, Jl. KH. Akhmad Dahlan, Jl. Urip Sumoharjo,
konstribusi besar dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat pertumbuhan
Jl.Suharmaji, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. Kapten Tendean, Jl. Dr. Saharjo, Jl. Agus Salim, Jl. Semeru
ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sektor tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan
dan sebagainya. Untuk permukiman perkampungan berkembang di kawasan pusat Kota yitu pada
yang tinggi, maka sektor tersebut akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi.
Kelurahan Setono Gedong, Keurahan Setono Pande, Kelurahan Banjaran, Kelurahan Kemasan
Pertumbuhan ekonomi dari PDRB atas dasar harga konstan 2000. Sehingga pertumbuhan
Kelurahan Jagalan, Kelurahan Semampir dan sebagainya.
ini sudah tidak dipengaruhi faktor harga atau dengan kata lain benar – benar murni disebabkan
Pengembangan permukiman di Kota Kediri diarahkan di sepanjang jalan utama kota dengan
oleh kenaikan periode seluruh sektor pendukungnya.
memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman baru, daya tampung
perkembangan penduduk dan fasilitas/prasarana yang dibutuhkan serta penggunaan lahan eksisting.
2.1.2 Karakteristik dan Perkembangan Pembangunan Permukiman Penyediaan lahan perumahan untuk pengembang diarahkan di Kecamatan Mojokerto yaitu Kelurahan
Perkotaan dan Infrastruktur Pendukungnya Mrican, Ngampel, Mojoroto, Sukorame, Lirboyo, Campurejo dan Bandarlor serta pada Kecamatan
Pesantren yaitu Kelurahan Pesantren, Jamsaren, Pakunden dan Tinalan.
2.1.2.1 Kawasan Permukiman
Perbaikan kualitas permukiman diarahkan pada perkampungan masyarakat melalui perbaikan
Kawasan pemukiman terbagi atas perumahan dengan kepadatan tinggi, perumahan dengan kondisi bangunan dan lingkungan di Kelurahan Setono Gedong, Kelurahan Setono Pande, Kelurahan
kepadatan sedang dan perumahan dengan kepadatan rendah,sedangkan berdasarkan Banjaran, Kelurahan Kemasan, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Semampir, pada pemukiman kepadatan
pengembangannya, kawasan perumahan terdiri dari perumahan yang sengaja dikembangkan oleh tinggi, pemukiman pinggiran kota serta pada pusat-pusat lingkungan kelurahan dan kecamatan
developer, perumahan masyarakat yang berkembang dengan sendirinya serta perkampungan dengan (kantor kelurahan dan kantor kecamatan).
kondisi bangunan dan lingkungan yang kurang memadai. Terkait perkembangan kawasan industri yang pesat dan adanya arahan pengembangan
Kecenderungan berkembangan permukiman di Kota Kediri adalah gabungan dari pola linier dan kawasan industri, diperlukan pengembangan perumahan bagi pekerja di sekitar lokasi industri berupa
grid, dimana permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar rusunawa yaitu di sekitar Industri Rokok Gudang Garam (Kelurahan Dandangan) dengan luas 8,569 ha,
mengikuti jalan lingkungan juga. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama Pabrik Gula Mritjan (Kelurahan Mrican) dan sekitar Pabrik Gula Pesantren baru (Kelurahan Pesantren).
kota cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik Selain itu, adanya pengembangan kawasan industri di Kecamatan Pesantren akan
dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat perdagangan dan jasa. mendorong perkembangan permukiman di Kelurahan Betet dan Blabak yaitu sepanjang Jl. Betet
Bawang dan Jl. Akasia.
Kawasan perukiman yang terletak di kawasan lindung setempat perlu diarahkan lebih lanjut
dengan pembatasan kegiatan, pengawasan dan pegendalian maupun relokasi kawasan permukiman.
Kawasan permukiman pada kawasan lindung terdapat di Kecamatan Kota seluas 19,39 ha, Kecamatan
Mojoroto seluas 8,16 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 7,57 ha. Secara umum, pengembangan Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan fungsi kawasan permukiman
kawasan permukiman di Kota Kediri lebih diarahkan pada penggunaan lahan non produktif. dapat dilihat pada tabel berikut dan Peta 2.2 Kawasan Permukiman Kota Kediri.
Tabel 2. 5 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan di Kecamatan Mojoroto Tahun 2011
Jumlah
KELURAHAN Jumlah Rumah KELURAHAN
O O Rumah
MOJOROTO KOTA
1
Pojok 1.742
Campurejo 1.600 Banjaran 2.058
2
Tamanan 806
Ngadirejo 2.290
Banjarmlati 803 3
B. Kecamatan Kota Pada Kecamatan Kota, intensitas bangunannya dapat digambarkan Kondisi tata bangunan
dengan melihat kondisi eksisting kepadatan bangunan, kondisi bangunan, kemunduran bangunan dan
Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan antara 30-50 bangunan/ha. Merupakan
ketinggian. Masing-masing karakteristik tersebut akan dijabarkan di bawah ini :
bagian terbesar kawasan perumahan di wilayah perencanaan sekitar pusat-pusat desa. Bangunan
1. Kepadatan Bangunan
dengan kepadatan sedang terletak di Kelurahan Kaliombo.
Proporsi luas lantai dasar dengan luas persil dapat dikelompokkan:
Kepadatan rendah
Kurang dari 50%
Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan di bawah 30 bangunan/ha. Pada
Pada kecamatan Kota yang mempunyai proporsi luas lantai dasar tehadap
umumnya berada di kawasan perumahan di pinggiran wilayah perencanaan. Bangunan
bangunan kurang dari 50%, yang terbanyak di komplek militer yang berada di
dengan kepadatan rendah terletak di Kelurahan Manisrenggo dan Kaliombo.
Jalan A. Yani, Lapangan Brawijaya yang berada di jalan A. Yani
3. Proporsi luas lantai dasar dengan luas persil
Antara 50% - 70%
Apabila ditinjau dari luas lantai dasar dengan luas persil dapat dikelompokkan :
Kategori 50% - 70%, banyak terdapat pada instansi pemerintahan, fasilitas – fasilitas
Kurang dari 50%
sosial, Komplek Perumahan Gudang Garam di Jalan Mayor Bismo, perumahan yang
Pada Kecamatan Kota yang mempunyai proporsi luas lantai dasar terhadap
berada di Jalan PK. Bangsa, Kompol Duryat, bangunan pemerintahan di Jalan
bangunan kurang 50% terbanyak berada di perkampungan penduduk, yang dikelilingi
Mayor Bismo.
halaman dan kebun. Lokasinya berada di jalan lingkungan desa di wilayah
Lebih dari 70%
perencanaan yaitu kelurahan Manisrenggo dan Kaliombo.
Berada di jalan Untung Suropati dengan peruntukkan bangunan sebagai perdagangan
Antara 50% - 70%
dan jasa, sebagai perumahan di jl. PK. Bangsa bagian utara, jalan Pemuda
Kategori 50%-70% banyak terdapat pada fasilitas-fasilitas umum di jalan lokal primer
peruntukkannya untuk perdagangan dan jasa, perumahan, fasilitas umum; Jl. Kompol
maupun jalan lokal sekunder.
Duryat untuk perumahan, perdagangan dan jasa.
Lebih dari 70%
Kepadatan bangunan dapat ditinjau dari jumlah bangunan dibagi dengan luas lahan
Kategori ini diidentifikasikan pada bangunan-bangunan komersial di pusat kota atau
maupun proporsi antara luas lantai dasar dan luas lahan/persil.
disisi kanan kiri jalan arteri primer.
2. Jumlah bangunan/luas lahan
4. Kondisi Bangunan
Kepadatan bangunan adalah jumlah bangunan yang ada pada suatu luasan tertentu.Secara
Kondisi bangunan yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik bangunan-bangunan yang ada
umum, pada dasarnya kepadatan bangunan di suatu areal akan proporsional dengan kepadatan
di kecamatan Kota bila ditinjau kualitasnya secara kualitatif. Secara umum bangunan di
penduduk / jumlah keluarga pada areal tersebut. Kondisi kepadatan bangunan di wilayah
kecamatan Kota adalah berupa bangunan-bangunan permanen (baik), semi permanen (sedang)
perencanaan secara umum adalah sebagai berikut:
dan temporer (buruk).
Kepadatan tinggi
Kondisi bangunan permanen dijumpai di jalan arteri sekunder (misal : Jalan Mayor Bismo
Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan di atas 50 bangunan/ha. Pada umumnya
dan Mayjen Sungkono, Brawijaya, Doho dan Panglima Sudirman) dan jalan kolektor primer (misal :
berada di kawasan perumahan tersebar di seluruh perkotaan jalan arteri primer
Jalan Diponegoro, dan Brawijaya) serta jalan lokal (misal : jalan Ronggowarsito, Kartini, Pattimura
dan kolektor primer. Bangunan dengan kepadatan tinggi terletak di
dan Joyoboyo).
Kelurahan Setonogedong.
Kondisi bangunan semi permanen dijumpai di jalan lokal sekunder maupun jalan lingkungan
Kepadatan sedang
tepatnya di Jalan Panglima Polim.
Kondisi bangunan temporer hanya terdapat di beberapa kawasan, terutama di daerah-
daerah pinggiran di jalan lingkungan.
C. Kecamatan Pesantren Untuk kecamatan Pesantren penggambaran intensitas bagunannya adalah sebagai berikut :
1. Kepadatan Bangunan
Bangunan dengan ketinggian lebih dari 3 lantai sangat jarang dan hanya berupa
Kepadatan bangunan menunjukkan jumlah bangunan tiap Ha pada suatu wilayah.
bangunan rumah sakit swasta di Kelurahan Bangsal yang berbatasan dengan BWK B dan
Bangunan di wilayah BWK C masih relatif jarang jika dibandingkan dengan luas total wilayah.
bangunan pabrik gula di Kelurahan Pesantren.
Bangunan-bangunan terkluster dalam kawasan permukiman, perdagangan dan jasa,
3. Garis sempadan bangunan
perkantoran dan industri. Kepadatan bangunan di wilayah ini diidentifikasi sebagai berikut:
Garis sempadan bangunan (GSB) diklasifikasikan menjadi GSB muka bangunan, sempasan
Kepadatan 0 – 40 Bangunan/Ha
pagar dan sempadan samping bangunan. Kondisi garis sempadan muka bangunan atau
Terdapat pada kawasan permukiman di Kelurahan Tempurejo, Ngletih, Bawang, Blabak
kemunduran bangunan, yaitu jarak antara batas persil terdepan atau batas pagar dengan
dan Betet.
dinding bangunan paling depan, di wilayah perencanaan diidentifikasi sebagai berikut :
Kepadatan 40 – 80 Bangunan/Ha
Kemunduran bangunan 1 – 3 meter.
Terdapat pada sebagian kawasan permukiman di Kelurahan Bangsal, Pesantren,
Kemunduran bangunan 1 – 3 meter sangat jarang ditemui karena kondisi wilayah
Banaran, Ketami dan beberapa ruas jalan lokal seperti di Kelurahan Betet dan Bawang.
perencanaan masih pedesaan, sehingga memiliki halaman rumah yang relatif cukup luas.
Berdasarkan survey lapangan, kondisi bangunan yang diidentifikasikan di wilayah
Kondisi bangunan dengan kemunduran ini terdiri dari bangunan yang memiliki dua
perencanaan adalah bangunan permanen dan non permanen.
peruntukkan, yaitu rumah dan komersial. Kondisi ini terdapat di wilayah Kelurahan Pesantren
Permanen
dekat kawasan pabrik gula.
Bangunan permanen terdapat pada kawasan perumahan baru yang dikembangkan
Kemunduran bangunan 4 – 7
developer dan kawasan permukiman non formal serta bangunan fasilitas yang sudah
Kondisi bangunan dengan kemunduran antara 4 – 7 meter mendominasi kawasan
mendominasi total bangunan di masing-masing wilayah kelurahan.
permukiman penduduk.
Non Permanen
Kemunduran bangunan > 7 meter
Bangunan non permanen paling banyak ditemui di wilayah Kelurahan Bawang,
Kondisi bangunan dengan kemunduran lebih dari 7 meter terdiri dari bangunan
Tempurejo, Bangsal dan Banaran.
pemerintah, sebagian kegiatan perdagangan dan kawasan pabrik gula. Halaman yang luas
2. Ketinggian Bangunan
bangunan seringkali menjadi lahan parkir kendaraan.
Bangunan di wilayah BWK C sebagian besar memiliki ketinggian 1 lantai. Kondisi ketinggian
4. Koefisien Dasar Bangunan
bangunan di wilayah perencanaan di kategorikan menjadi 2 yaitu :
Koefisien dasar bangunan adalah perbandingan antara luas lahan untuk bangunan dengan
Bangunan dengan ketinggian 1 lantai
luas lahan yang tersedia untuk bangunan tersebut. Kondisi koefisien bangunan di wilayah
Bangunan dengan ketinggian 1 lantai mendominasi wilayah perencanaaan yang sebagian
perencaan diidentifikasi sebagai berikut :
adalah bangunan perumahan.
Blok peruntukan dengan KDB > 75 %;
Bangunan dengan ketinggian antara 2 – 3 lantai
Kondisi blok peruntukkan ini terdapat di sebagian kecil kawasan permukiman di wilayah
Bangunan dengan ketinggian antara 2 – 3 lantai lantai terdapat di ruas Jl. Letjen Imam
Kelurahan Bangsal, Pesantren dan Banaran, hal ini dikarenakan luas kapling yang kecil.
B.HP, Jl. Mauni, Jl. Mayjen Panjaitan. Bangunan dengan ketinggian ini sebagian
Blok peruntukan dengan KDB 50 – 75%
besar berupa bangunan ruko (rumah toko).
Terdiri dari kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, industri, kantor pemerintah
Bangunan dengan ketinggian lebih dari 3 lantai
dan fasilitas umum yang menyebar di hampir seluruh wilayah kelurahan.
Blok peruntukan dengan KDB < 50 %;
Bangunan yang memiliki KDB kurang dari 50% terdapat di kawasan pabrik gula yang digunakan untuk TPA DAN IPLT 1.10 0.00 0.00 1.10
TERMINAL 2.77 0.00 0.00 2.77
parkir truk pengangkut tebu dan kegiatan pengolahannya.
44.5 119.
SUNGAI
75.29 5 0.00 84
1490 634
2.1.2.3 Tutupan Lahan LUAS (HA) 2460.10 2390.30
.00 0.40
Sumber : Kota Kediri Dalam Angka 2011 dan Digitasi Citra Landsat 2007
Penggunaan Lahan di Kota Kediri di dominasi oleh lahan terbangun. Kota Kediri terbgi menjadi
3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota dan kecamatan Pesantren. Perkembangan
2.2 Sinkronisasi Dokumen dan Kebijakan terkait Arah Kebijakan,Strategi
untuk lahan terbangun belum tersebar ecara merata. Dominasi penggunaan lahan kepadatan tinggi Dan Program Pembangunan Kabupaten/Kota
adalah Kecamatan Kota dengan sebaran perkantoran, perdagangan jasa, industri, pemukiman
kepadatan tinggi dan wisata kota. Penggunaan lahan untuk Kecamatan Mojoroto di dominsi oleh Kegiatan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini tidak
pendidikan, home industri, industri, pariwisata dan pertanian serta pemukiman kepadatan sedang dan terlepas dari kebijakan perencanaan, yaitu kebijakan perencanaan pembangunan dan kebijakan
rendah. Untuk Kecamatan Pesantren, dominasi penggunaan lahannya adalah perkantoran, industri, penataan ruang (non spasial dan spasial). Kedua kebijakan ini memberikan arah pengembangan kota
home industri, permukiman kepadatan sedang dan rendah serta pertanian.Untuk lebih jelas mengenai secara keseluruhan termasuk dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Pada
kondisi penggunaan lahan Kota Kediri, dapat dilihat pada Tabel 2.8 Tutupan Lahan dan Peta 2.3 tabel di bawah ini, merumuskan arah pembangunan kota berdasarkan kebijakan yang terkait dengan
Penggunaan Lahan Kota Kediri. Kota Kediri.
Tabel 2. 8 Tutupan Lahan Kota Kediri 2012 Tabel 2. 9 Sinkronisasi Dokumen dan Kebijakan
LUAS (Ha)
PENGGUNAAN LAHAN KOT TOT
MOJOROTO A PESANTREN AL
486. 1642
PERMUKIMAN
687.17 60 468.29 .05
69.3 148.
PERDAGANGAN DAN JASA
56.13 9 23.44 96
26.5 96.5
PERKANTORAN
69.42 0 0.65 7
44.6 140.
PELAYANAN UMUM
72.03 3 23.71 37
INDUSTRI DAN 121.7 176.
PERGUDANGAN 22.02 7 32.82 61
PARIWISATA 1.99 3.15 1.02 6.15
35.9 59.8
RTH NON HIJAU
21.59 6 2.34 9
32.1
RTH
25.37 5.36 1.47 9
PERUNTUKAN SEKTOR
INFORMAL 0.49 0.00 0.00 0.49
518. 308
PERTANIAN
980.78 45 1586.51 5.74
120. 638.
LADANG/KEBUN CAMPUR
268.19 60 250.07 87
163.
HUTAN
163.44 0.00 0.00 44
12.9 25.3
KAWASAN MILITER
12.34 9 0.00 3
STASIUN 0.00 0.05 0.00 0.05
DOK ARAH
KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG
UMEN PEMBANGUNAN
TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI
KEBIJAKAN KOTA
RPJP Kebijakan untuk - Pengembangan Pengem
Provinsi mengembangkan dan revitalisi obyek wisata bangan kawasan
Jawa Timur perekonomian modern Jawa Timur. pariwisata
Tahun 2005- berbasis agrobisnis, Pengembangan
2025 melalui:
dan penguatan citra industri
Pengembang pariwisata berbasis budaya
an Pariwisata lokal dan agrowisata.
Pengembangan
paket wisata.
Optimalisasi
promosi dan pengembangan
sistem informasi pariwisata.
Peningkatan SDM
pariwisata yang kompeten.
Optimalisasi Pengembangan Pengem
Perdagangan sistem informasi pasar. bangan
Perbaikan perdagangan dan
kerangka regulasi jasa
perdagangan.
Peningkatan dan
penguasaan akses dan
perluasan pasar ekspor.
Peningkatkan
efisiensi dan efektivitas sistem
distribusi daerah.
Kebijakan untuk - Pendidikan dan Pengem
mewujudkan SDM yang pelatihan ketrampilan bangan sarana dan
handal, berakhlak mulia pemuda. prasarana olahraga
DOK ARAH
KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG
UMEN PEMBANGUNAN
TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI
KEBIJAKAN KOTA
Pembanguna kewirausahaan, kepeloporan,
n Pemuda dan Olahraga dan kepemimpinan bagi
pemuda.
Penataan sistem
pembinaan dan
pengembangan olahraga
secara terpadu dan
berkelanjutan.
Peningkatan
budaya dan prestasi olahraga
secara berjenjang.
Peningkatan
pemberdayaan organisas
pemuda dan olahraga.
Peningkatan
sarana dan prasarana
kepemudaan dan
keolahragaan.
Kebijakan misi Pembangunan Pengem
Mewujudkan keluarga berencana dan bangan kualitas
Kemudahan kesehatan reproduksi. kependudukan kota
Memperoleh Akses Pengendalian laju kediri
untuk Meningkatkan pertumbuhan penduduk.
Kualitas Hidup
Peningkatan
Pembanguna
persebaran penduduk.
n Kependudukan Penataan
administrasi kependudukan
dalam mendukung
perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan.
Pembekalan calon
transmigran.
Pengembangan
kualitas penduduk.
Pembanguna Penciptaan Pencipta
n Ketenagakerjaan kesempatan kerja an kesempatan kerja
Peningkatan melalui padat karya
kompetensi, daya saing dan
sarana prasarana.
Pelatihan tenaga
kerja berbasis potensi
kewirausahaan.
Peningkatan
produktifitas, kualitas dan
kesejahteraan pekerja.
Pelaksanaan
hubungan industrial.
Perlindungan
hukum bagi tenaga kerja di
daerah maupun di luar negeri.
Pemantapan
kompetensi tenaga kerja
melalui kurikulum yang
berdaya saing.
Pengembangan
DOK ARAH
KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG
UMEN PEMBANGUNAN
TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI
KEBIJAKAN KOTA
Penanganan
pengangguran melalui padat
karya
Kebijakan misi Peningkatan Pengem
Mengembangankan kawasan permukiman yang banga perumahan
Infrastruktur Bernilai layak huni, sinergis, dan permukiman
Tambah Tinggi, melalui: terintegrasi dan dengan infrastruktur
Perumahan berkelanjutan. yang handal
dan Permukiman Penyediaan sarana
prasarana dasar lingkungan
permukiman.
Pembangunan
Rumah Sehat Sederhana
(RSH) dan Rumah Susun
Sederhana (RUSUNA).
Pembangunan dan
pengelolaan bangunan
gedung/rumah negara.
Pengembangan
teknologi tepat guna bidang
permukiman.
Pengembang Pembangunan Pengem
an Wilayah kawasan strategis, terutama bangan wilayah
kawasan strategis ekonomi melalui peningkatan
metropolitan, agropolitan dan infrastruktur
kawasan tertinggal. (sarana-prasarana)
Pengembangan
prasarana wilayah penopang
kawasan strategis.
Pengembangan
kawasan andalan.
Pengelolaan
kawasan lindung dan
budidaya.
Optimalisasi
kawasan pengendalian ketat
(High Control Zone).
RPJM Peningkata Semua bentuk Program prioritas Pengem
Provinsi n Daya Saing fasilitasi pengembangan Program bangan Kota Kediri
Jawa Timur Industri diarahkan pada upaya Pengembangan Industri Kecil sebagai kota yang
Tahun 2009- Manufaktur memperkuat struktur industri, dan Menengah mendukung
2014 meningkatkan, dan Program Penataan perkembangan
memperluas pemanfaatan Struktur Industri industri di Jawa
teknologi, serta Program Timur
meningkatkan nilai Peningkatan Industri Berbasis
pengganda (multiplier). Sumber Daya A
Meningkatkan Program penunjang
kemampuan kapasitas pasar Program
(terutama dalam negeri) Peningkatan Kualitas Sumber
untuk menyerap kenaikan Daya Manusia
produksi melalui, antara lain,
Program
pengamanan pasar dalam
Peningkatan Standardisasi
negeri dari produk-produk
Industri
impor ilegal, penggalakan
penggunaan bahan Program
Peningkatan Kapasitas
DO ARAH
KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG
K PEMBANGUNAN
TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI
KOTA
UMEN
KEBIJAKAN
untuk meningkatkan daya
saing ekspor.
Mengembangkan
industri manufaktur
diutamakan pada beberapa
subsektor prioritas yang
mampu menyerap banyak
tenaga kerja; memenuhi
kebutuhan dasar dalam negeri
(seperti makanan-minuman
dan obat-obatan); mengolah
hasil pertanian dalam arti luas
(termasuk perikanan) dan
sumber-sumber daya alam
lokal; dan memiliki potensi
pengembangan ekspor.
Mengembangkan
subsektor industri yang
terkait (related industries)
dan sub-sektor industri
penunjang (supporting
industries) bagi industri
manufaktur prioritas.
Fasilitasi
penelitian dan
pengembangan industri
manufaktur untuk teknologi
produksi, termasuk
pengembangan manajemen
produksi, yang
memperhatikan
kesinambungan lingkungan,
dan teknik produksi yang
ramah lingkungan.
Fasilitasi
peningkatan kompetensi dan
keterampilan tenaga kerja
industri untuk meningkatkan
produktivitas dalam
menghasilkan produk yang
berdaya saing tinggi.
Pembangunan, Prioritas Program prioritas Pengem
Pemeliharaan dan pembangunan, pemeliharaan, Program bangan Kota
perbaikan infrastruktur dan perbaikan infrastruktur Penyediaan dan Pengelolaan Kedirisebagai kota
sosial pada infrastruktur Air Baku besar yang didukung
sumber daya air. Program oleh perkembangan
Meningkatkan Pengendalian Banjir infrastruktur yang
dan percepatan Program memadai
pembangunan, pemeliharaan, Pengembangan dan
dan perbaikan infrastruktur Pengelolaan Jaringan Irigasi,
yang menunjang Rawa, dan Jaringan Pengairan
pembangunan sektor Lainnya
pertanian dan wilayah Program
pedesaan. Pemeliharaan dan Perbaikan
Meningkatkan Jalan dan Jembatan
DOK ARAH
KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG
UMEN PEMBANGUNAN
TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI
KEBIJAKAN KOTA
yang menunjang pemerataan dan Perbaikan Prasarana dan
pembangunan antar-daerah. Fasilitas LLAJ
Mendorong kerja Program
sama dengan badan usaha Pembangunan, Pemeliharaan,
swasta untuk percepatan dan Perbaikan Prasarana dan
pembangunan infrastruktur Fasilitas Perkeretaapian
publik dan komersial melalui Program
instrumen tarif dan insentif Pengembangan, Pemerataan
lainnya. dan Peningkatan Kualitas
Sarana dan Prasarana Pos dan
Telematika
Program
Pengembangan dan
Pemerataan Pasokan Listrik
Program
Pengembangan Perumahan
dan Pemberdayaan Komunitas
Perumahan
Program
Pengembangan Kinerja
Pembangunan Air Minum dan
Pengelolaan Sanitasi
Program
Pengembangan Kinerja
Pembangunan Air Minum,
Pengelolaan Drainase dan
Sampah
Program penunjang
Program
Pengembangan, Pengelolaan,
dan Konservasi Sungai,
Danau, dan Sumber Air
Lainnya
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Program
Pembangunan dan
Peningkatan Jalan dan
Jembatan
Program
Peningkatan Aksesibilitas
Pelayanan Angkutan LLAJ
Program
Peningkatan Aksesibilitas
Pelayanan Kereta Api
Program
Penguasaan serta
Pengembangan Aplikasi dan
Teknologi Informasi
Komunikasi
Program
Pengembangan dan
Pemerataan Sumber Energi
Program
Pengembangan Pengelolaan
DOK ARAH
KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG
UMEN PEMBANGUNAN
TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI
KEBIJAKAN KOTA
Pengendalian Pembangunan
Kota-kota Besar dan
Metropolitan
KEBIJAKAN
dan mengembangkan RTH Penataan kawasan
pada kawasan sempadan tepian sungai untuk
mata air; dan pariwisata.
menjaga luasan
dan fungsi dari kawasan yang
memberikan perlindungan
setempat.
Pemantapan mempertahankan Perlindungan
kawasan cagar budaya dan memelihara keaslian benda cagar budaya.
benda dan kawasan cagar Pengembangan
budaya; dan cagar budaya sebagai
melakukan pendukung pariwisata budaya.
konservasi dan preservasi
benda dan kawasan cagar
budaya yang kondisinya
menurun.
Pemantapan mempertahankan Pengembangan
ruang terbuka hijau ruang terbuka hijau yang RTH pemakaman, RTH
minimal 30% dari luas sudah ada; Gerbang Kota, RTH Hutan
kota menyediakan RTH Kota
publik dan privat pada Pengembangan
kawasan yang baru; RTH sebagai pendukung ruang
menambah evakuasi bencana.
penyediaan RTH publik dalam Pengendalian
bentuk taman kota, taman perubahan fungsi pada RTH
lingkungan, lapangan yang sudah ada.
olahraga, jalur hijau, makam, Pengembangan
dan hutan kota; dan buffer zone kawasan industry.
meningkatkan
intensitas penghijauan pada
kawasan lindung;
Penetapan menyediakan Pengembangan
kawasan rawan bencana sarana dan prasarana jalur dan ruang evakuasi
penanggulangan bencana; bencana.
dan Penyediaan
menyediakan jalur hydran pada daerah rawan
evakuasi bencana pada bencana kebakaran.
kawasan rawan bencana.
Pengembangan mengembangkan Kawasan
kawasan budidaya perumahan berkepadatan Perumahan
tinggi yang mengutamakan Pengembangan
bangunan vertikal pada BWK perumahan
B; Perbaikan kualitas
mengembangkan perumahan
perumahan berkepadatan Pembangunan
sedang secara menyebar pada rumah susun bagi pekerja
BWK A dan C;
Kawasan
mengembangkan
Perdagangan dan Jasa
perumahan berkepadatan Pengembangan
rendah pada wilayah wisata belanja
pinggiran kota pada BWK A Pengembangan
dan C;
kawasan perdagangan baru
meningkatkan
Pengembangan
fungsi rumah terintegrasi akomodasi wisata
DOK ARAH
KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG
UMEN PEMBANGUNAN
TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI
KEBIJAKAN KOTA
kualitas perumahan pada Peningkatan pasar
kawasan kumuh melalui umum dan pengembangan
perbaikan kondisi lingkungan pasar grosir.
perumahan; Pengembangan
mengembangkan agricultural market.
pasar induk dan pasar Kawasan
tradisional; Perkantoran
mengembangkan Pengembangan
kawasan pusat perbelanjaan civic centre
secara berhierarki sesuai skala Kawasan Industri
pelayanan; Pengembangan
mengembangkan kawasan industry baru.
kawasan khusus perdagangan
Pengembangan
dan jasa di pusat pelayanan
industry pembuatan rokok.
kota yang sekaligus berfungsi
Pengembangan
sebagai kawasan wisata;
menyediakan sentra industry kecil.
lokasi khusus untuk toko Kawasan
cinderamata dan wisata Pariwisata
kuliner khas Kota Kediri; Pengembangan
mengelola dan wisata belanja.
menata ruang untuk sektor Pengembangan
informal di kawasan wisata modern.
perdagangan; Kawasan
melengkapi setiap Peruntukan Pertanian
kawasan budidaya dengan Mempertahankan
prasarana pejalan kaki dan sawah irigasi teknis dan lahan
RTH; pertanian pangan
mengembangkan berkelanjutan.
kawasan perkantoran baru Diversifikasi
dan perkantoran swasta; komoditi pertanian.
menetapkan Intensifikasi
kawasan peruntukan industri pertanian untuk
kecil atau industri rumah mempertahankan hasil
tangga sebagai kawasan produksi.
sentra industri;
perwujudan
melengkapi kawasan perikanan melalui
sistem pengolahan limbah pengembangan kegiatan
pada sentra industri; budidaya air tawar dan
menyediakan pengembangan industri
sentra pemasaran atau outlet perikanan;
industri kecil sekaligus Kawasan
sebagai toko cindramata; Peruntukan Pertambangan
mengembangkan
Pembatasan
kawasan peruntukan industri penggalian pasir di sepanjang
secara khusus pada wilayah Sungai Brantas.
timur kota;
Kawasan
mengembangkan Peruntukan Pelayanan Umum
galeri khusus untuk pariwisata Pembangunan
budaya; RSUD Gambiran II.
mengembangkan
Pengembangan
wisata alam Gunung Klotok; Perguruan Tinggi (Poltek) di
menyediakan Kelurahan Pojok – Sukorame
akomodasi wisata, promosi dengan luas ± 8 Ha.
wisata dan menggelar event Pengembangan
wisata bersakala regional – pendidikan skala regional.
DOK ARAH DOK ARAH
KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG PROGRAM YANG
UMEN PEMBANGUNAN UMEN PEMBANGUNAN
TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI TERKAIT KOTA KEDIRI
KEBIJAKAN KOTA KEBIJAKAN KOTA
sawah beririgasi teknis pada kawasan militer yang ada. pemantapan kawasan melestarikan kawasan Air
lahan yang telah ditetapkan Pengembangan untuk penyelamatan resapan air untuk Pembatasan
sebagai lahan pertanian buffer zone kawasan militer. lingkungan hidup mengimbangi perkembangan kegiatan terbangun pada
pangan berkelanjutan; dan kegiatan budidaya; daerah resapan air.
mengembangkan melindungi dan Pengembangan
kawasan peruntukan lain melestarikan kawasan suaka kegiatan yang dapat
untuk menunjang fungsi alam; dan meningkatkan perekonomian
utama kota. melindungi dan kota (pariwisata dan sector
Pengelolaan dan menyediakan Kawasan melestarikan warisan budaya informal).
penataan sektor ruang bagi sektor informal Peruntukan Sektor Informal berupa cagar budaya. Pengembangan
informal yang berdekatan dengan Pengembangan tanaman holtikultura seperti
kawasan fungsional kota; sector informal pada kegiatan buah-buahan.
menyediakan potensial seperti pariwisata, Kawasan
lahan untuk sektor informal industry, fasilitas olahraga Sempadan Sungai
secara khusus pada setiap sub (GOR) dan sebagainya. Pembatasan
pusat pelayanan kota; dan Penataan sector kegiatan pada
menyedikan informal. sempadan sungai,
sarana prasarana bagi sektor Pemanfaatan
informal. daerah sempadan sungai
Pengembangan memanfaatkan Kawasan RTH Non untuk ruang terbuka hijau.
Ruang Terbuka non Hijau RTnH sebagai bagian ruang Hijau
Penataan kawasan
(RTnH) terbuka kota untuk kegiatan Pembangunan
tepian sungai untuk
masyarakat;dan GOR.
pariwisata.
mendorong Pengembangan
Sumber: Hasil Review, 2012
penataan fungsi kawasan pelataran parkir bangunan
yang mendukung
perkembangan kawasan
pada bangunan pemerintahan,
perdagangan dan jasa maupun
2.3Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Permukiman di
fungsional kota. fasilitas umum lainnya, Kota Kediri
lapangan olahraga, tempat
bermain & rekreasi, pembatas
Salah satu elemen penting perkotaan adalah permukiman. Pengembangan permukiman di suatu
& median jalan serta koridor daerah pada hakekatnya untuk mewujudkan kondisi suatu daerah yang layak huni, aman, nyaman,
antar bangunan;.
Pengembangan menyediakan Kawasan Ruang damai dan sejahtera serta berkelanjutan. Dalam perkembangan permukiman selalu dihadapkan pada
ruang evakuasi bencana kawasan untuk ruang Evakuasi Bencana
evakuasi bencana melalui Pengembangan berbagai permasalahan antara lain lahan yang terbatas dan kualitas permukiman yang tidak memadai
penggunaan RTH dan RTH lingkungan perumahan.
bangunan umum Pengembangan sehingga sering timbulnya permukiman kumuh.
RTH Kota.
Kebijakan
2.3.1 Potensi Pembangunan Permukiman
mengembangkan Mempertahankan
pemantapan kawasan kawasan perdagangan dan Central Bussines Distric (CBD) Potensi pemukiman yang berkembang di Kota Kediri ini adalah :
untuk kepentingan jasa sebagai penunjang di Pusat Kota
ekonomi pertumbuhan ekonomi; Pengembangan Adanya perkembangan industri yang mengakibatkan perlunya perumahan bagi
mengembangkan kawasan perdagangan baru
kawasan peruntukan industri karyawannya.
Mempertahankan
sebagai pusat pertumbuhan kawasan industry yang ada.
ekonomi; Adanya pembangunan rusunawa.
Pengembangan
mengembangkan sentra industry kecil Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer berkembang pesat.
kawasan pariwisata sebagai
Pengembangan
sektor penunjang
kawasan industry baru
Kawasan permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar
pertumbuhan ekonomi;
Pengembangan mengikuti jalan lingkungan juga.
meningkatkan
industry rokok
minat investasi pada sektor
industri dan pariwisata; dan Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota cenderung
mengembangkan berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan
sarana dan prasarana
penunjang kegiatan ekonomi. kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat perdagangan dan jasa.
Masih banyaknya lahan pada daerah pinggiran kota yang akan dikembangkan sebagai
kawasan industri dan pendidikan yang mendorong perkembangan permukiman.
Terdapat permukiman yang mempunyai kepentingan ekonomi diantaranya permukiman
disekitar industri dan pariwisata.
Masih banyak terdapatnya permukiman peninggalan belanda dan kampung lama yang di
konservasi untuk cagar budaya.
Perbaikan lingkungan terutama permukiman dipusat kota dan wilayah pinggiran.
Tabel 2. 10 Potensi Permukiman
No Potensi Lokasi
1. Adanya perkembangan industri yang mengakibatkan perlunya Sekitar PG. Mrican, PG. Pesantren
perumahan bagi karyawannya. dan PR. Gudang Garam
2. Adanya pembangunan rusunawa Kelurahan Dandangan
3. Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer Tersebar di tiap kecamatan
berkembang pesat.
4. Kawasan permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah Tersebar pada tiap kelurahan
ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan.
5. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota Kawasan pusat kota Kecamatan
cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki Kota
akses jalan yang baik dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga
dengan adanya pusat perdagangan dan jasa.
6. Masih banyaknya lahan pada daerah pinggiran kota yang akan Kelurahan Betet, Blabak dan Mrican
dikembangkan sebagai kawasan industri dan pendidikan yang
mendorong perkembangan permukiman.
8. Masih banyak permukiman peninggalan belanda dan kampung lama Kelurahan Setonogedong, banjaran,
yang dapat di konservasi untuk cagar budaya. Kemasan, Pakelan dan Pocanan
9. Perbaikan lingkungan terutama permukiman dipusat kota dan wilayah Kelurahan Dandangan,
pinggiran. Ngadirejo, Dermo, Pojok dan
Bawang
Peta 2. 1 Potensi Permukiman
2.3.2 Masalah Pembangunan Permukiman Masih adanya kebiasaan buruk masyarakat untuk tidak menghargai lingkungan hidup.
Adapun masalah permukiman di Kota Kediri adalah: Perlu peningkatan kondisi untuk pemenuhan kualitas permukiman yang baik dan
Perkembangan permukiman perkotaan di masing-masing kecamatan memiliki kesenjangan Pengembangan potensi permukiman untuk mendorong ekonomi.
yang cukup tinggi dengan tingkat kepadatan tertinggi di pusat kota. Kepadatan yang tinggi Angka kelahiran dan urbanisasi yang tinggi mengakibatkan kepadatan yang tak terkendali
tersebut tidak diimbangi dengan prasarana lingkungan yang memadai sehingga kemudian
dan liar.
muncul masalah permukiman kumuh.
Terdapatnya regulasi dari dokumen – dokumen perencanaan yang tidak up to date.
Masih terdapatnya rumah tidak layak huni di KelurahanDandangan dan kelurahan daerah
Relokasi permukiman yang membutuhkan dana yang cukup tinggi.
pusat kota.
Kepadatan kurang merata.
2.3.4 Hambatan Pembangunan Permukiman
Ada beberapa bangunan yang terbengkalai.
Hambatan pembangunan permukiman Kota Kediri meliputi:
Daerah timur sungai lebih berkembang daripada barat sungai.
Kepadatan yang cukup tinggi pada kawasan industri mengakibatkan menculnya
Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, sempadan SUTT dan
permukiman kumuh.
sempadan kereta api.
Masyarakat berpikir bahwa kualitas fisik hunian dan lingkungan tidak penting sejauh
Tabel 2. 11 Masalah Permukiman
No Masalah Lokasi mereka masih bisa menyelenggarakan kehidupan mereka.
1. Perkembangan permukiman perkotaan di masing-masing kecamatan wilayah perkotaan dan daerah pinggiran
Umumnya di permukiman kumuh adalah mereka yang tinggal dekat dengan pekerjaannya,
memiliki kesenjangan yang cukup tinggi dengan tingkat kepadatan kota.
tertinggi di pusat kota. Kepadatan yang tinggi tersebut tidak sehingga mereka tidak mau jika tempat tinggalnya direlokasi.
diimbangi dengan prasarana lingkungan yang memadai sehingga
kemudian muncul masalah permukiman kumuh. Saling tumpang tindih kebijakan antar sektor, sehingga pembangunan permukiman tidak
2. Masih terdapatnya rumah tidak layak huni di KelurahanDandangan Sekitar industri PR. Gudang Garam dan
dan kelurahan daerah pusat kota. sepanjang rel KA di pusat kota terintegrasi.
3. Kepadatan kurang merata. Kawasan perkotaan dan pinggiran
4. Ada beberapa bangunan yang terbengkalai. Kelurahan Pakelan, Pocanan
5. Daerah timur sungai lebih berkembang daripada barat sungai. Kecamatan Kota dan Kecamatan
Mojoroto
6. Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, Kelurahan Banjarmlati, Manisrenggo,
sempadan SUTT dan sempadan kereta api. Bandar Lor, Bandar Kidul, Kaliombo,
Ringinanom, Kauman, Pocanan,
Mojoroto, Mrican, Semampir.
Ngronggo, Pandean, Kemasan, Balowerti,
Jagalan, Setonopande, Dandangan.
Rejomulyo, Tosaren, Pakunden, Banaran,
Bangsal
Sumber : hasil Analisa 2012
Masalah pembangunan permukiman Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.4 Peta Masalah
Permukiman.
2.3.3 Tantangan Pembangunan Permukiman
Tantangan pembangunan permukiman Kota Kediri meliputi :
Peta 2. 2 Permasalahan Permukiman Kota Kediri
Tabel 2. 12 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Permukiman No. Potensi Lokasi
NOSEKTORPOTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN Tempurejo, Ngletih, Bawang, Blabak,
1 Permukiman
Adanya perkembangan industri
mengakibatkan Rejomulyo, Manisrenggo, Ngronggo,
Kepadatan kurang Permukiman yangStatus tanah
Banjarmlati, Bandarkidul, Tamanan,
merata Ada bangunan padat sehingga
Campurejo, Pojok, Sukorame, Bujel, Ngampel,
yang beberapa kesulitan dalam
Semampir.
yang pengaturan ruang
perlunya perumahan terbengkalai Sumber: Hasil Analisa 2012
bagi karyawannya. Adanya pembangunan rusunawa.
Daerah timur sungai Potensi jaringan jalan Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.5Peta Potensi Jaringan Jalan.
Perkembangan lebih berkembang
daripada sungai. barang 2.4.1.2 Masalah Jaringan Jalan
Terdapatkawasan Masalah jaringan jalan yang ada di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut:
pemukiman olehpemukimanyang berada di sempadan
pihakswasta developeratau Tabel 2. 14 Masalah Jaringan Jalan di Kota Kediri
sungai, sempadan No Masalah Lokasi
berkembang pesat.SUTT dan sempadan 1. Kerusakan dan bergelombang pada ruas/ badan jalan Jl. Diponegoro, Jl. Mauni
kereta api. sehingga mengurangi kenyamanan Kelurahan Jamsaren, Kelurahan Betet
Sumber: Hasil Analisa 2012 dalamberkendaraan
2. Sering terjadi kemacetan dan kerusakan jalan. Jl. Dhoho Kel. Setono Gedong
Kemacetan terjadi dibeberapa titik simpul transportasi Pada umumnya terjadi disekitar pasar atau kawasan
karena merupakan jalan utama dan kepadatan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan
pemusatan fasilitas. Pada umumnya terjadi disekitar masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung
2.4 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Infrastruktur Perkotaan di pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi
Kota Kediri sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang melintas di jalan raya.
bersinggungan langsung dengan kendaraan yang
memiliki intensitas sangat tinggi melintas di jalan raya.
Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi di beberapa Jalan arteri dan kolektor
2.4.1 Potensi dan Masalah Jaringan Jalan 3.
ruas jalan
Jaringan jalan memiliki arti penting dalam pengembangan infrastruktur perkotaan di Kota Kediri 4. Penggunaan bahun jalan untuk parkir. Jl. Hos Cokroaminoto Kel. Singonegaran (Pasar Pahing)
yaitu sebagai pendukung pengembangan wilayah antar pusat lingkungan dan keterkaitannya dengan Pengembangan jalan lingkar yang direncanakan Kelurahan Pesantren, Ketami, Tempurejo, Ngletih,
5.
pusat-pusat pertumbuhan. Selain itu dengan adanya berbagai macam potensi-potensi terkait dengan lokasinya melewati kawasan pemukiman sehngga Bawang, Blabak, Rejomulyo, Manisrenggo, Ngronggo,
mengalami kesulitan dalam pembebasan tanah untuk Banjarmlati, Bandarkidul, Tamanan, Campurejo, Pojok,
pola tata ruang wilayah Kota Kediri dalam wilayah pengembangan SWP Kediri dan sekitarnya, potensi pengembangan sempadan. Sukorame, Bujel, Ngampel, Semampir.
Sumber: Hasil Analisa 2012
tersebut antara lain:
Potensi jaringan jalan Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.6 Peta Masalah Jaringan Jalan.
2.4.1.1 Potensi Jaringan Jalan
2.4.1.3 Tantangan Jaringan Jalan
Potensi jaringan jalan bisa dilihat pada tabel berikut:
Pengembangan jaringan jalan di Kota Kediri juga mengalami tantangan, diantaranya adalah
Tabel 2. 13 Potensi Jaringan Jalan di Kota Kediri
No. Potensi Lokasi pengembangan kawasan pusat kota yang cukup padat yang menyebabkan seringnya terjadi
1. Merupakan Sub Pusat Pelayanan Kota Bagian Barat Kecamatan Mojoroto
sehingga akses jaringan jalan ke daerah ini sangat padat, kemacetan, serta pengembangan jalan lingkar yang untuk mengurangi beban jalan utama
terutama bagi jalur ke arah Surabaya dan Nganjuk. Jalan
raya di Kota Kediri memiliki hubungan dengan sistem kota.
Provinsi melalui jalan arteri dan secara internal secara
keseluruhan telah mencapai ke semua wilayah Kota 2.4.1.4 Hambatan Jaringan Jalan
Kediri
Hambatan yang dialami Kota Kediri pada sektor jalan ini adalah masih banyaknya ruas jalan yang
2. Jalan di permukiman mayoritas telah diaspal Tersebar di seluruh Kecamatan
ataupun disemen sebagai perkerasannya tidak memiliki ruwasja, sehingga sulit untuk dilakukan pelebaran jalan.
3. Prasarana transportasi di Kota Kediri relatif Seluruh Kelurahan
lengkap dan memadai, secara keseluruhan setiap
kecamatan dan kelurahan telah dihubungkan oleh jalan
dengan akses ke pusat pelayanan/pusat kota.
4. Potensi pengembangan jalan lingkar Kota Kediri Kelurahan Pesantren, Ketami,
Tabel 2. 15 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Jalan
NOSEKTORPOTENSIPERMASALAHAN TANTANGANHAMBATAN
1.JalanSemua wilayah sudahPerluKekhawatiranSebagian
peningkatan terdapat warga
akses jalankualitas
dimanabesarjalan
jalanpada
apabila dilakukanlingkungan tidak perbaikan jalanmemiliki ruwasja akan mengambilyang memadai
beberapa titik lahan merekasehingga sulit untuk
memperlebar jalan
2.4.5 Potensi dan Masalah Jaringan Air Bersih No. Masalah Lokasi
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi setiap orang. Oleh karena tersebut kecilnya jarak antara septictank dengan sumur, sehingga air Kelurahan Bujel, Bandar Lor, Bandar Kidul,
bersih rawan tercemar oleh limbah. Mojoroto, Mrican
peningkatan pelayanan dalam penyediaan air bersih. Kelurahan Tosaren, Singonegaran, Pakunden,
Bangsal, Jamsaren, Burengan
Kebutuhan air bersih di Kota Kediri sebagian besar dipenuhi dengan perolehan air bersih yang 4. Semakin bertambahnya penduduk, kebutuhan air semakin Hampir di tiap kelurahan
meningkat, sedangkan jumlah sumber air terbatas.
berasal dari PDAM dan sebagian lainnya dipenuhi dengan air bersih yang berasal dari sumur gali dan 5. Debit air yang dihasilkan dari PDAM sangat kecil pada jam sibuk Sumur Bor Kuwak Kelurahan Banjaran
(peak hour) terutama pagi hari. Dengan demikian masyarakat
sumur pompa yang diusahakan secara swadaya oleh masyarakat.
menjadi kesulitan mendapatkan air bersih sehingga harus dibantu
oleh pemenuhan kebutuhan air bersih yang berasal dari sumur.
2.4.5.1 Potensi Jaringan Air Bersih
6. Kebanyakan dari masyarakat yang telah menggunakan air bersih Hampir di tiap kelurahan
Potensi jaringan air bersih di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: dari PDAM mengeluhkan adanya bau kaporit yang agak
menyengat terutama sesaat setelah banjir yang melanda wilayah
Tabel 2. 25Potensi Jaringan Air Bersih di Kota Kediri perencanaan. Hal ini mendorong masayarakat untuk tidak
No. Potensi Lokasi sepenuhnya menggunakan air bersih dari PDAM sehingga
1. Pada lokasi sekitar Kota Kediri terdapat sumber air Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet pemenuhan kebutuhan air bersih dilengkapi dengan air yang
yang siap dimanfaatkan untuk air bersih dengan berasal dari sumur.
biaya eksploitasi yang relatif murah. 7. Banyaknya keberadaan permukiman di sekitar kawasan mata air. Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet
2. Kebutuhan Air bersih Kota Kediri sebagian besar Setiap kelurahan Sumber: Hasil Analisa
terlayani oleh jaringan PDAM, dan sebagian
Masalah Jaringan Air Bersih Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.14 Peta Masalah Jaringan Air
penduduk menggunakan sumur gali dan sumur
pompa untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Bersih.
3. Untuk periode limatahun mendatang pemanfaatan Sungai Brantas
potensi air permukaan (sungai Brantas) belum
menjadi pilihan.
2.4.5.3 Tantangan Jaringan Air Bersih
4. Pengoperasian sumur bor Kuwak 2 akan Kelurahan Banjaran
menambah kapasitas produksi 40 Lt/dtk. Tantangan untuk jaringan air bersih Kota Kediri adalah bahwa beberapa warga masih merasa
5. Operasional jam kerja sumur akan meningkat Sumur bor Kuwak Kelurahan Banjaran
kapasitas produksi 60 Lt/dtk. belum membutuhkan air bersih PDAM karena tercukupi dengan sumur.
6. Masyarakat secara swadaya mengelola kebutuhan Kelurahan Darmo, Mrican, Gayam, Pojok, Manisrenggo,
air bersihnya dengan memanfaatkan sumber air Ngronggo, Blabak, Bawang, Ngletih, Ketami 2.4.5.4 Hambatan Jaringan Air Bersih
yang ada melalui sistem pipanisasi.
7. Memilki beberapa sumber mata air yang tersebar di Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet Hambatan jaringan air bersih Kota Kediri adalah biaya operasional yang cukup tinggi untuk
seluruh kelurahan.
Sumber: Hasil Analis
sambungan baru.
Potensi Jaringan Air Bersih Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.13 Peta Potensi Jaringan Tabel 2. 27Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Jaringan Air Bersih di Kota Kediri
NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHA TANTANGA HAMBAT
Air Bersih. N N AN
1 Air Bersih Air tanah dangkal Pelayanan jaringan Beberapa warga Biaya
2.4.5.2 Masalah Jaringan Air Bersih Pada lokasi sekitar PDAM belum merata masih merasa operasional
Kota Kediri belum untuk
Masalah jaringan air bersih di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: terdapat sumber membutuhkan air sambungan baru
air yang siap bersih PDAM
Tabel 2. 26Masalah Jaringan Air Bersih di Kota Kediri
dimanfaatkan karena tercukupi
No. Masalah Lokasi untuk air bersih dengan sumur
1. Debit air dari PDAM masih kurang untuk melayani seluruh Sumur Bor Kuwak Kelurahan Banjaran dengan biaya
wilayah Kota Kediri secara merata. eksploitasi yang
2. Berkurangnya catcment area di Kota Kediri mengakibatkan Gunung Klotok Kelurahan Pojok dan Sukorame relatif murah.
ketersediaan air baku untuk PDAM semakin menipis.
Sumber : Hasil Analisa 2012
3. Keberadaan sumur pada lokasi yang padat memungkinkan Kawasan pusat kota
Peta 2. 10 Potensi Jaringan Air Bersih
Peta 2. 11 Masalah Jaringan Air Bersih
Tabel 2. 28Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Kota Kediri
Faktor Internal Faktor Eksternal
No Infrastruktur
Kekuatan (Strength) Kelemahan (weakness) Kesempatan (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Jaringan Jalan Jalan di permukiman mayoritas berkondisi baik Kerusakan pada ruas/ badan jalan sehingga Jalan raya di Kota Kediri memiliki hubungan Merupakan Sub Pusat Pelayanan Kota Bagian Barat
sehingga memudahkan pergerakan masyarakat mengurangi kenyamanan dalam dengan sistem Provinsi melalui jalan arteri dan sehingga akses jaringan jalan ke daerah ini sangat
setempat. berkendaraan secara internal secara keseluruhan telah padat, terutama bagi jalur ke arah Surabaya dan
Prasarana transportasi di Kota Kediri relatif lengkap Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi di mencapai ke semua wilayah Kota Kediri Nganjuk
dan memadai, secara keseluruhan setiap kecamatan beberapa ruas jalan
dan kelurahan telah dihubungkan oleh jalan dengan Penggunaan bahu jalan untuk area parkir
akses ke pusat pelayanan/pusat kota.
2. Jaringan Drainase Terdapatnya jaringan saluran drainase primer, Elevasi permukaan tanah yang datar di Terdapat sungai besar skala primer yang Terbatasnya pendanaan, peningkatan, pembangunan,
sekunder & tersier akan sangat membantu pengaliran beberapa daerah dan posisi badan jalan lebih melintasi Kota Kediri (Sungai Brantas). rehabilitasi & pengawasan jaringan irigasi & drainase.
air hujan rendah di bandingkan bahu jalan
Sebagian besar jalan-jalan utama Kota Kediri memiliki Perubahan fungsi tata guna lahan, sehingga
saluran drainase dengan kondisi baik berkurangnya daerah resapan
Masih ada ruas jalan yang belum memiliki
drainase
Minimnya jumlah rumah yang memiliki
saluran drainase
Sistem drainase belum sepenuhnya berfungsi
dengan baik sebagai sarana pembuang air
hujan karena sebagian besar salurannya
masih menjadi satu dengan saluran
pembuangan limbah
3. Sampah Terdapat unit-unit komposting yang berfungsi sebagai Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan sosialisasi program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Keterbatasan dana mengakibatkan pengelolaan
pengolahan sampah organik sampah serta memaksimalkan UDPK / Transfer Depo sampah di TPA kurang maksimal dan tidak sesuai
Volume sampah yang dibuang dan dikelola di TPA dalam mengelola sampah. dengan desain operasional yang direncanakan
mencapai 858,22 m3/hari Terdapat peluang untuk mengembangkan Masih rendahnya kesadaran, kepedulian dan
Terdapat Unit Pemusnahan Sampah Medis pengelolaan sampah organik secara modern pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah.
(incenerator) yang dikelola oleh pihak rumah sakit dalam skala besar yaitu salah satunya dalam
bentuk industri pupuk.
4. Limbah Terdapat MCK Umum bagi masyarakat yang Masih banyak penduduk yang belum punya Kesadaran masyarakat akan lingkungan. Keterbatasan lahan untuk pembangunan MCK Umum
belum mampu memiliki sarana prasarana jamban pribadi Di Kota Kediri terdapat kebijakan mengenai Terbatasnya Jumlah lahan untuk pembangunan IPAL
penenganan air limbah sendiri. Di beberapa titik di Kota Kediri, banyak penanganan limbah medis oleh masing-masing di
Sebagian Besar masyarakat Kota Kediri sudah masyarakat yang masih membuang limbah rumah sakit sesuai dengan ketentuan KLH wilayah permukiman
memanfaatkan Tangki Septik untuk saluran cair domestik ke dalam saluran drainase
pembuangan limbah cair domestik. /sungai
Beberapa industri telah dilengkapi oleh IPAL yang
merupakan program bantuan dari DTRKP dan KLH
5. Air bersih Pada lokasi sekitar Kota Kediri terdapat sumber air Kuantitas pelayanan masih minim, hanya Sumber mata air Pranggan masih mempunyai Debit air dari pelayanan air bersih masih kurang untuk
yang siap dimanfaatkan untuk air bersih dengan biaya sekitar 11% pengguna air perpipaan di Kota potensi untuk dikembangkan sebesar 20 Lt/dtk. melayani seluruh wilayah Kota Kediri secara merata.
eksploitasi yang relatif murah. Kediri operasional sumur bor Kuwak 2 akan menambah Berkurangnya catchment area di Kota Kediri
Jaringan Air bersih telah melayani hampir seluruh Buruknya manajemen dari pihak pengelola kapasitas produksi 40 Lt/dtk. mengakibatkan ketersediaan air baku semakin menipis.
wilayah Kota Kediri Air bersih operasional jam kerja sumur akan meningkat Kurang disiplinnya masyarakat dalam membayar
kapasitas produksi 60 Lt/dtk. tagihan rekening air.
7. Jaringan Prasarana Telematika telah manjangkau hingga wilayah Pengembangan telekomunikasi tidak Sebagai kebutuhan utama masyarakat maka Tidak tertibnya masyarakat dalam menggunakan
Telekomunikasi pelosok Kota Kediri terintegrasi dengan baik sehingga terkesan perkembangan telekomunikasi cukup pesat di jaringan telekomunikasi.
semrawut Kota Kediri
Sumber : Hasil Analisa 2012
2.5 Isu StrategisPembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan di Kota Kediri
Isu strategis di Kota Kediri terkait dengan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 29Isu Strategis Kota Kediri
No. Isu Strategis Lokasi
1. Pengembangan RTH dengan fungsi lindung Sepanjang Sungai Brantas
2. Wilayah pengembangan industri besar dan berpolutan Kel. Mrican, Bangsal dan Pesantren
Bab 2 Potensi, Masalah Hambatan Dan Tantangan Pembangunan Permukiman & Infrastruktur Tabel 2. 15 Potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Jalan ...........2-28
Perkotaan Di Kota Kediri 2- Tabel 2. 16 Potensi Jaringan Drainase Di Kota Kediri ..........................................................................2-31
1
2.1 Gambaran Kota Studi.................................................................................................................2-1
2.1.1 Karakteristik Dan Perkembangan Pembangunan Wilayah.......................................................2-1
2.1.2 Karakteristik Dan Perkembangan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dan Infrastruktur
Pendukungnya.............................................................................................................................2-6
2.2 Sinkronisasi Dokumen Dan Kebijakan Terkait Arah Kebijakan,Strategi Dan Program
Pembangunan Kabupaten/Kota.................................................................................................2-11
2.3 Potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Pembangunan Permukiman Di Kota Kediri.....2-23
2.3.1 Potensi Pembangunan Permukiman..........................................................................................2-23
2.3.2 Masalah Pembangunan Permukiman........................................................................................2-26
2.3.3 Tantangan Pembangunan Permukiman....................................................................................2-26
2.3.4 Hambatan Pembangunan Permukiman.....................................................................................2-26
2.4 Potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Infrastruktur Perkotaan Di Kota Kediri............2-28
2.4.1 Potensi Dan Masalah Jaringan Jalan..........................................................................................2-28
2.4.2 Potensi Dan Masalah Jaringan Drainase....................................................................................2-29
2.4.3 Potensi Dan Masalah Sampah....................................................................................................2-35
2.4.4 Potensi Dan Masalah Limbah.....................................................................................................2-38
2.4.5 Potensi Dan Masalah Jaringan Air Bersih...................................................................................2-41
2.5 Isu Strategis Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Di Kota Kediri...........2-46