Anda di halaman 1dari 33

TEORI EKONOMI MIKRO

KONSEP DASAR TEORI EKONOMI


1.1 Kedudukan teori ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi
Ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi. Masalah ekonomi timbul sebagai
adanya berbagai jumlah dan ragam kebutuhan manusia yang sangat banyak, dan alat
pemuas kebutuhan sangat relative dibandingkan dengan kebutuhan manusia
tersebut.
Dari jaman pra sejarah sampai jaman modern saat ini belum pernah ditemukan suatu
masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya telah dapat terpenuhi
seluruhnya.
Dengan semakin majunya peradaban manusia , manusia semakin cerdas dan semakin
banyak alat capital yang mereka miliki. Yang semua ini menigkatkan kemampuan
mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya
digunakan oleh mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka.Akan tetapi
meningkatnya kemampuan ini hampir senantiasa diikuti bahkan didahului oleh
timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru.Peningkatan ini sedemikian pesatnya sehingga
bangsa yang paling maju sekalipun masih pula merasakan keterbatasan mereka dalam
memenuhi kebutuhan mereka yang semakin beragam.Menghadapi kenyataan ini maka
manusia bertendensi untuk bersikap rasional. Yaitu sepanjang mereka mempunyai
pilihan , mereka akan memilih pilihan yang mendatangkan manfaat yang sebesar-
besarnya dari alat pemuas kebutuhan tertentu. Atau memilih pilihan yang menurut
perhitungan mereka memerlukan korban yang paling kecil diantara pilihan-pilihan
lain untuk maksud pemenuhan kebutuhan tertentu. Ilmu yang mempelajari
bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya mengadakan
pemilihan di antara berbagai alternative pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan
yang tersedianya relative terbatas inilah yang kita sebut ilmu ekonomi pemuas atau
economics.
EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI Ilmu Ekonomi dibagi
dalam 3 kelompok Dasar.Yaitu :
a. Ekonomi deskriptif : Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang
relevan mengenai suatu masalah ekonomi.
b. Teori Ekonomi : Bisa disebut economi theory atau economic principal,
yang terbagi lagi atas 2 kelompok besar yaitu teory ekonomi mikro dan
teory ekonomi makro yang tugasnya menerangkan secara umum perilaku
system perekonomian . Bila materi pembahasannya tentang pelaku-pelaku
ekonomi yang berada dalam system perekonomian, maka masuk kategory
teori ekonomi Mikro, sedangkan bila pembahasan tentang mekanisme
bekerjanya perekonomian secara keseluruhan maka akan masuk pada
kategori ekonomi Makro.
c. Ekonomi Terapan : Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul
dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan keterangan yang
dikumpulka oleh ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka
penggolongan ilmu ekonomi tersebut, dapatlah dikatakan bahwa materi
yang disajikan dalam bahasan ini kalau dilihat isinya dapat dimasukkan ke
dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim disebut teori harga atau
price teori atau ekonomi mikro atau micro economic.

1.2 Ruang lingkup teori ekonomi mikro


Ruang Lingkup Teori Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan-
kegiatan ekonomi secara individual (unit-unit) atau bagian-bagian kecil dari masalah-
masalah ekonomi atau secara disagregat.Seperti misalnya kehidupan/kegiatan suatu
perusahaan, tingkat harga dan upah, alokasi factor-faktor produksi, dan sebagainya.
Jadi ilmu ekonomi mikro lebih mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit dalam
kegiatan ekonomi dan apa yang terjadi pada kehidupan ekonomi yang berlangsung.
Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan model-model abstrak di dalam
melihat bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan bagaimana sumber
daya yang tersedia dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan produksi untuk
masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat digunakan
sebagai dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut suatu
peramalan yang bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana syaratnya
adalah adanya suatu ASUMSI. Suatu model yang paling sempurna dalam teori
ekonomi mikro adalah model penawaran dan model permintaan, dimana melalui
penggunaan model ini maka ramalan yang bersifat kondisional dapat dibuat.
Misalnya, dapat dikatakan bahwa bila kurva permintaan mempunyai kemiringan yang
negatif dan kurva penawaran mempunyai kemiringan yang positif, maka dengan
naiknya harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan adanya kelebihan
barang di pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga diterapkan pada kebijaksanaan perekonomian, yakni
dengan menggunakan teori harga untuk menganalisa tindakan-tindakan yang
dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian.
Peranan Matematika dalam Teori Ekonomi Mikro :
Dalam teori ekonomi mikro penggunaan matematika bukanlah merupakan tujuan,
tetapi lebih berperan sebagai alat untuk membantu tercapainya tujuan menerangkan
dan meramalkan.Melalui penggunaan matematika, maka masalah ekonomi yang banyak
mengandung variabel dapat disederhanakan pemecahannya, serta penyajian teori
dapat dilakukan lebih singkat. Pada dasarnya setiap teori ekonomi dapat
diformulasikan ke dalam model matematis, meskipun penggunaan analisa variabel
seringkali tetap diperlukan untuk mengisi kekurangan-kekurangan dalam hubungan
matematis, dan asumsi-asumsi dasar serta kesimpulan yang hendak dicapai

1.3 Asumsi teori ekonomi mikro


Asumsi-Asumsi Yang Dipakai Teori Ekonomi Mikro
Di atas telah disebutkan bahwa teori ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro,
bekerja dengan menggunakan asumsi-asumsi.Dan asumsi-asumsi tersebut ada yang
berlaku sangat umum dalam arti dipakai oleh teori ekonomi, baik teori ekonomi
mikro maupun teori ekonomi makro; ada yang hanya dipakai oleh teori ekonomi mikro
saja atau oleh teori ekonomi makro saja; dan akhirnya ada pula yang hanya dipakai
untuk bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun bagian-bagian tertentu
ekonomi makro.Di bawah mi disajikan sedikit uraian mengenai beberapa asumsi yang
mendasari kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.

A. Asumsi Umum.
Asumsi-asumsi di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro maupun
kebanyakan teori ekonomi lainnya :
Asumsi Rasionalitas. Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi.Pelaku ekonomi
yang diasumsikan bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau
economic man.Penggunaan asumsi mi pada teori konsumen terwujud dalam bentuk
asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan
kepuasan; yaitu yang dalam literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization
assump tion. Sebaliknya dalam teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama
terjelma dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha
inemperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Asumsi ini dalani literatur dikenal
sebagai profit maximization assumption.
Asumsi Ceteris Paribus. Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things
being equal atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang
dikehendaki oleh asumsi mi ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel
yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang
tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai
variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Asumsi Penyederhanaan. Meskipun abstraksi sudah banyak sekali mengurangi
kompleksnya permasalahan, agar supaya permasalahan nya lebih mudah dianalisa dan
difahami, sering-sering kita perlu menyederhanakan persoalan lebih lanjut.Misalnya
saja menurut kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang clihadapi rumah tangga
keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan misalnya
pada Bab X, penggunaan analisa indiferen un tuk menerangkan teori permintaan,
jumlah macam barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. mi
memaksa kita menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam
barang atau jasa.

Asumsi Khusus Ekonomi Mikro :


Sebetulnya tidak banyak asumsi yang hanya dipergunakan oleh teori ekonomi mikro,
dalam arti tidak dipergunakan sama sekali oleh teori ekonomi makro. Hal ini kiranya
mudah difahami kalau kita ingat hahwa yang membentuk perilaku perekonomian
sebagai suatu keseluruhan tidak lain adalah perilaku para pelaku ekonomi itu sendiri,
dengan demikian tidaklah mengherankan kalau kita jumpai bahwa teori ekonomi
makro banyak menggunakan teori-teori atau kesimpulan-kesimpulan teoritik ekonomi
mikro sebagai dasar analisanya.
Oleh karena itulah maka yang kita maksud dengan asumsi khusus teori ekonomi
mikro, hanyalah terbatas kepada asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi
mikro akan tetapi tidak selalu dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Dengan
menggunakan batasan ini kita dapat menyebut beberapa contoh asumsi khusus teori
ekonomi mikro. Antara lain yang penting ialah asumsi ekuilibrium parsial dan asumsi
tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian
Asumsi ekuilibrium parsial. Untuk sebagian besar model-model analisa ekonomi
mikro, seperti juga halnya dengan seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi
berlakunya ekuilibrium parsial, yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-
balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku
ekonomi dengan perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada.
Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba
mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium
parsial, maka dalam kita membuat analisa kita harus memperhitungkan pengaruh
penurunan pengeluaran konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional, yang
seterusnya juga terhadap pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan
berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan
menggunakan asumsi ekuilibrium parsial unsur pemantulan semacam itu tidak kita
perhatikan.
Asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Kelak kita akan
menyaksikan misalnya, apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka
berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen
melaksanakan penyesuaian atau adjustment. Menurut kenyataan banyak hambatan-
hambatan yang menyulitkan pelaksanaan penyesuaian tersebut.Faktor-faktor,
seperti misalnya faktor psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan
penghambat terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa
dengan menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara
mengurangi kortsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak
dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja
dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan untuk
mengadakan penyesuaian tersebut.Dalam teori ekonomi mikro kita mengasumsikan
bahwa hambatan hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.

1.4 Alat analisis teori ekonomi mikro


ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-
teorinya dan untuk menguji kebenaran teori-teori tersebut .yaitu :

Peranan grafik dalam analisi ekonomi


Teori dan penjelasan ilmiah memerlukan alat-alat agar dapat dengan mudah
di mengerti. Dalam ilmu ekonomi usaha untuk memberikan penerangan yang lebih
jelas mengenai teori-teori ekonomi dilakukan dengan bantuan grafik dan kurva .

Sifat-sifat grafik
Suatu grafik mempunyai dua sumbu: sumbu datar dan sumbu tegak.Sumbu
datar adalah sumbu yang letaknya horizontal,sedangkan Sumbu tegak adalah
sumbu yang tegak lurus pada sumbu horizontal.pertemuan di antara sumbu tersebut
di namakan origin atau titik asal.

MASALAH EKONOMI
a. Kelangkaan sebagai sumber masalah
Kelangkaan Sumber Ekonomi
Inti masalah ekonomi adalah keinginan yang tidak terbatas namun dengan alat
pemenuh kebutuhan yang terbatas. Alat pemuas kebutuhan berupa barang atau jasa
dengan sumber daya yang sudah tersedia. Sumber daya yang tersedia bersifat
terbatas dan langka. Jadi, kebutuhan manusia yang tidak terbatas dihadapkan
dengan sumber-sumber yang bersifat terbatas akan menimbulkan kelangkaasn
sumber daya tersebut.
Contoh kelangkaan ekonomi:
1). Kelangkaan sumber makanan pokok masyarakat seperti padi, gandum, dan
sumber makanan pokok lainnya.
2). Kelangkaan BBM (bahan bakar minyak) seperti bensin, solar, dan lain-lain.
Kelangkaan sumber ekonomi manusia dibagi menjadi 3 (tiga):
1). Kebutuhan manusia yang tidak terbatas
Kebutuhan manusia memiliki 2 (dua) sifat yaitu sifat keberanekaan ragam dan tidak
dapat di puaskan dengan barang atau jasa.Hal tersebut yang membuat kebutuhan
manusia tidak terbatas.
Contoh kebutuhan manusia yang tidak terbatas: 1). sesorang ingin memiliki sepeda
untuk mendukung ia melakukan aktifitasnya sehari-hari namun sesudah memiliki
sepeda Ia akan menginginkan sepeda motor untuk mendukung aktifitasnya sehari-
hari. Dan kemudian setelah memiliki sepeda motor Ia akan menginginkan yang lebih
seperti motor yang lebih bagus ataupun Mobil.

b. 3 masalah pokok ekonomi


Masalah pokok ekonomi dapat ditinjau dari 2 sudut pandang:
Menurut Teori Klasik, yang dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :
1. PRODUKSI
Produksi adalah segala tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna /
manfaat dari suatu barang.
Karena sifat manusia yang tidak pernah mengalami tingkat kepuasan yang hakiki,
maka berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan manusia;
sehingga selama itu pula produksi menjadi masalah pokok ekonomi.
2. DISTRIBUSI
Distribusi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan atau
menyalurkan barang hasil produksi dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen
akhir/pemakai.
Yang termasuk kegiatan distribusi diantaranya : Pengemasan,
pensortiran/pemilahan, pengepakan, penyimpanan/pergudangan, pengangkutan, dll
Distribusi dapat dibedakan menjadi 2 cara :
1. Distribusi langsung, dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke konsumen
akhir/pemakai.
2. Distribusi tidak langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa
perantara, seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar, pedagang
eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat dimungkinkan harga
yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.
3. KONSUMSI
Konsumsi adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau
mengurangi nilai guna suatu barang.
Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :
1. Faktor Internal, seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi.
2. Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial,
kebijakan pemerintah, dll.

Menurut Teori Modern


Menurut Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi, membedakan masalah pokok
yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :
1. Apa yang akan diproduksi (What) Karena keterbatasan sumber daya faktor
produksi, maka harus hal yang tidak mungkin akan memproduksi sebanyak-
banyaknya, maka harus dilakukan pemilihan barfang apa yang harus diproduksi serta
berapa jumlahnya.
2. Bagaimana proses produksinya (How) Hal ini sangat tergantung dari ketersediaan
sumber daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi negara maju akan
menggunakan faktor produksi padat modal dengan teknologi majunya, sementara
bagi negara yang berkembang akan menerapkan teknologi menengah tanpa
mengesampingkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sehingga tidak
terjadi pengangguran yang tinggi.
3. Untuk siapa hasil produksi ditujukan (for Whom) Untuk masalah yang satu ini,
pertimbangan ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat memenuhi
kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh
masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.

Menurut Richard Lipsey, menambahkan permasalahan perokonomian secara makro,


yaitu tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kapasitas produksi.

KEGIATAN EKONOMI
a. Putaran kegiatan ekonomi
b. Produksi
Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena
menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi akan
menjadi langka dan masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha memproduksi barang dan
jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.
1. PENGERTIAN PRODUKSI
A. Pengertian produksi dalam Arti sehari-hari
Setiap hari manusia selalu menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhanya.
Barang-barang tersebut tidak akan tersedia apabila tidak ada yang menghasilkanya.
Contoh: Di daerah pedesaan para petani mengolah sawah atau ladangnya untuk
menghasilkan barang-barang hasil pertanian seperti padi, jagung, keledai, tebu, dll.
Contoh kegiatan diatas disebut Produksi.Jadi, produksi adalah kegiatan
menghasilkan barang atau jasa.
B. Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi
Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan
barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan
barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya.Perhatikan contoh berikut.
a. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.
b. Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat
kembali lalu dijual
Berdasarkan uraian di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa.
c. distribusi
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan
(jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses
distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat
merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan
non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi
di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran.
Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus
informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus
penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus
bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi
(distribution channel) untuk menawarkan produknya ke pasar.

d. Konsumsi
Manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam .manusia menginginkan agar semua
kebutuhannya dapat terpenuhi.alat pemuas kebutuhan manusia yang terdiri dari
barang dan jasa sangat terbatas jumlahnya. ―konsumsi adalah setiap kegiatan
memakai, menggunakan, atau menikmati barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan.‖
Adapun pengertian konsumsi dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu konsumsi
langsung dan konsumsi tak langsung.Konsumsi langsung merupakan pengkonsumsian
barang yang langsung dilakukan oleh penggguna barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhannya. Contohnya, makanan, minuman, dan pakaian yang langsung dipakaioleh
pengguna sementara itu, konsumsi tak langsung merupakan pemakaina benda
konsumsi berupa barang dan jasa yang tidak secara langsung digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna barang contohnya, pembelian bahan baku pabrik yang
akan diproses lebih lanjut untuk keperluan penciptaan barang. Pembelian bahan baku
dapat dikategorikan sebagai tindakan konsumsi, tetapi bukan merupakan konsumsi
langsung.

FAKTOR PRODUKSI
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan
dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa
digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja
mansuia, modal dan kewirausahaan.
a. Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini
meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah
tersedia di alam langsung.

b. Tenaga kerja
adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu
barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya)
yang terbagi atas:
a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour),
adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani

c. Distribusi
Yaitu kegiatan menyalurkan atau menjual barangb sampai ke tangan konsumen
@ Macam-macam :
1. Distribusi pendek/ distribusi langsung (produsen-konsumen)
2. Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari
produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3. Distribusi panjang/ distribusi tidak langsung (produsen-distribusi-konsumen)
Lembaga distribusi Adalah orang / badan usaha yang menjadi perantara antara
produsen dan konsumen.
@ Lembaga distribusi dapat digolongkan menjadi :
1. Pedagang, adalah lembaga distribusi yang melakukan pekerjaan membeli hasil
produksi untuk dijual kembali atas tanggung jawab sendiri. Pedagang dapat
dibedakan menjadi :
(a) Pedagang besar atau grosir (whoseller) yaitu pedagang yang membeli barang
dalam jumlah besar dan menjualnya kembali ke para pengecer
(b) Pedagang kecil / eceran (retailer)
2. Perantara khusus, adalah lembaga yang menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen namun tidak bertanggung jawab apabila barang yang disalurkan tersebut
tidak laku. Perantara khusu terbagi dari :
(a) Agen,
(b) Lembaga
(c) Komisioner
(d) Importir
(e) Eksportir
d. Konsumsi
Kegiatan manusia yang secara langsung menggunakan barang dan jasa (baik
mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa) untuk memenuhi
kebutuhan dan memperoleh kepuasan.
Contoh kegiatan konsumsi antara lain : makan,naik kendaraan umum, menonton tv,
membaca buku, dll
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
· Tingkat pendapatan masyarakat
· Selera konsumen
· Harga barang, baik harga barang itu sendiri, barang substitusi maupun barang
komplemeter
· Tingkat pendidikan masyarakat
· Jumlah keluarga
· Lingkungan alam

PERMINTAAN DAN PENAWARAN


1. pengertian permintaan dan penawaran
~Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan
waktu tertentu.
~Penawaran adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang dijual atau jasa yang
akan dijual atau
ditawarkan oleh produsen pada berbagai macam tingkat harga.

2. hukum permintaan dan penawaran


~ Hukum permintaan berbunyi, ―Jumlah barang yang diminta akan selalu berbanding
terbalik dengan harganya, artinya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang
diminta akan berkurang, dan jika harga barang turun, maka jumlah barang yang
diminta akan bertambah.
~ Hukum penawaran mengatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan akan selalu
terbanding lurus dengan harganya / artinya jika harga barang naik, maka jumlah
barang yang ditawarkan bertambah, sebaliknya jika harga turun, maka jumlah
barang yang ditawarkan berkurang.

3. faktor-faktor yang mempengaruhi


~ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi
beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan
margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan / penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang
yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan
mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga dimasa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau
membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan
sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau,
sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan
lainnya.

~ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran


1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan
membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak
mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan
adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga
memicu penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit
oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga
harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar
maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang
rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga
perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang
turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti / pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka
konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi
penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga dimasa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan
mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa
menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
4. fungsi permintaan dan penawaran
A. Fungsi Permintaan
Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.fungsi
permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa
perilaku konsumen dan harga.fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu
apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga
menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang
tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta
memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan
selalu negatif.

Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a – bPd atau Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b = ∆Qd / ∆Pd
Pd = adalah harga barang per unit yang diminta
Qd = adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd / dQ < 0

untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan
pembahasan tentang fungsi permintaan.

Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut
sebanyak 1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg
permintaan akan jeruk menurun menjadi 600Kg, buatlah fungsi permntaannya ?

Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis
melalui dua titik, yakni :
y – y1 x – x1
—— = ——–
y2 – y1 x2 – x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P – P1 Q – Q1
——- = ——–
P2 – P1 Q2 – Q1

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :


P – 5.000 Q – 1000
———————– = —————-
7.000 – 5.000 600 – 1000

P – 5.000 Q – 1000
———————– = —————-
2.000 -400

P – 5.000 (-400) = 2.000 (Q – 1000)


-400P + 2.000.000 = 2000Q – 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 – 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 – 400P)
Q = 2000 – 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 – 0,2

B. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di
pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran
digunakan oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan
diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris
paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan
akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang
ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan
jumlah barang yang ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b)
dari fungsi penawaran selalu positif.

Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:


Qs = a + bPs

dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0

Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian
sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu
menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi
penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000 Q1 = 100 buah
P2 = 4.000 Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan
linear a:
P – P1 Q – Q1
——– = ———
P2 – P1 Q2 – Q1

P – 3.000 Q – 100
————– = ————-
4.000 – 3.000 200 – 100

P – 3.000 Q – 100
————– = ————-
1.000 100

(P – 3.000)(100) = (Q – 100) (1.000)


100P – 300.000 = 1.000Q – 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
C. Keseimbangan Harga
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi
keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan
konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :

Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi
permintaan Qd = 10 – 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.

Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 – 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30

Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi
tersebut:
Q = 10 – 0,2(30)
Q = 10 – 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.

Mekanisme pembentukan harga pasar


A. PENGERTIAN HARGA PASAR
- Harga pasar atau Harga keseimbangan adalah Harga yang disepakati oleh pihak
penjual dan pihak pembeli pada tingkatan harga tertentu.
- Pada tingkatan harga tertentu, jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
- Terbentuknya harga ditentukan berdasarkan hukum ekonomi ( hukum permintaan
dan hukum penawaran ) yaitu sebagai berikut :
1. Harga akan tetap jika permintaan seimbang.
2. Permintaan makin bertambah, jika harga turun, penawaran akan berkurang
jika harga makin turun.
3. Makin banyak permintaan, harga makin tinggi, makin banyak penawaran,
harga makin rendah.
B. PROSES TERBENTUKNYA HARGA PASAR
- Harga pasar akan tercapai setelah melalui serangkaian proses tawar – menawar
antara penjual dan pembeli.
- Apabila harga barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dirasa terlalu tinggi
oleh pembeli maka barang dan jasa tersebut tidak dapat terjual.
- Istilah Surplus dikenal dengan pengertian suatu keadaaan dimana terjadi
kelebihan penawaran.
- Istilah Shortage dikenal dengan pengertian suatu keadaan dimana terjadi
kelebihan permintaan
- Prinsip Ceteris Paribus berlaku dalam hal ini, yaitu Harga merupakan satu –
satunya faktor yang menentukan permintaan dari pembeli dan penawaran dari
penjual.
- Faktor – Faktor yang mempengaruhi harga pasar :
1. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang atau
jasa terbatas.
2. Tinggi rendahnya biaya produksi.
3. Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen.
4. Produsen mengetahui selera konsumen.
5. Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen
Tetap atau berkurang
- Peranan Harga pasar dalam perekonomian :
1. Menunjukan perubahan kebutuhan masyarakat.
2. Membantu menentukan penawaran.
3. Menggerakkan pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan permintaan
- Fungsi harga pasar adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jenis barang yang akan diproduksi.
2. Menentukan pembagian hasil produksi diantara para konsumen.
3. Menentukan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi.
- Kurva Keseimbangan penawaran dan permintaan :
Harga ( P ) Permintaan Penawaran
Rp 2500 5 20
Rp 2000 10 15
Rp 1500 12 12
Rp 1000 15 10
Rp 500 20 5
ELASTISITAS
1. Elastisitas Permintaan
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas permintaan atau price elasticity of demand
(PED) adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap
perubahan harga.
Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah
permintaan barang terhadap perubahan harga.Ketika harga sebuah barang turun,
jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik —semakin rendah
harganya, semakin banyak benda itu dibeli.Elastisitas permintaan ditunjukan dengan
rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga.Ketika
elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan
terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang
diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.Sementara itu, barang dengan
nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-
kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh,
jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu
naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut
dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1.
Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah
permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan
atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
koefisien Elastisitas
n=0 Inelastis sempurna
0<n<1 Inelastis
n=1 Elastis uniter
1<n<∞ Elastis
n=∞ Elastis sempurna
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat pada
peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang dapat
dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak dipengaruhi oleh
perubahan harga.Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong
inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan
inelastis karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati
terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun
biayanya.Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang substitusi,
semakin elastis barang tersebut.
Meskipun permintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang ―kebutuhan,‖
banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak
―membutuhkannya.‖ Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan
inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena
harganya yang sangat murah.

2. Elastisitas penawaran
Elastisitas penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa
berubah ketika harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk
prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu
persen perubahan harga.

Koefisien Elastisitas Penawaran


Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point
adalah sebagai berikut :
Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga
atau
Keterangan:
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal

Jenis-jenis Elastisitas Penawaran


Ada lima jenis elastisitas penawaran :
1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat
ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat
vertikal.
2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari
perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif
kecil terhadap penawaran.
3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan
perubahan harga.
4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari
perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif
besar terhadap penawaran.
5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat
menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan
mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
3. Elastisitas Permintaan silang
Elastisitas Permintaan Silang
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta
atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya.
Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan
menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan
kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas
sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan
menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya
bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik,
permintaan akan mobil akan cenderung turun.

4. Elastisitas pendapatan
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas pendapatan adalah perubahan dalam permintaan
sebagai akibat dari perubahan dalam pendapatan. Misalnya, apabila karena
pendapatan meningkat 10%, permintaan suatu barang meningkat 20%, maka
elastisitas pendapatannya adalah 20%/10% = 2.
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal
akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat
digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior
akan menurun jika pendapatan meningkat.

KEBIJAKSANAAN PENETAPAN HARGA OLEH PEMERINTAH


8.1 Kebijakan penetapan harga eceran terendah (floor price)
PENGERTIAN FLOOR PRICE
• Harga dasar : merupakan tingkat harga minimum yang diberlakukan pemerintah.
• Penetapan harga dasar ini bertujuan untuk melindungi produsen, karena dirasakan
harga pasar produk yang dihasilkan dianggap terlalu rendah sehingga pendapatan
para produsen terancam.
• Untuk melindungi para produsen maka pemerintah dapat campur tangan dengan
menetapkan harga minimum atau Harga Eceran Terendah.
• Harga minimum ini lebih tinggi daripada harga keseimbangan yang berlaku di pasar
dan disebut Harga Dasar (Floor Price ).
PENGARUH FLOOR PRICE TERHADAP PASAR
Sebuah harga dasar ditetapkan di atas harga keseimbangan pasar memiliki
beberapa efek samping.
@ Konsumen mendapatkan keadaan mereka sekarang harus membayar harga yang
lebih tinggi untuk produk yang sama. Sebagai hasilnya, mereka mengurangi
pembelian mereka padaproduk tersebut atau keluar dari pasar secara total.
@ Di lain pihak, pemasok menemukan harga yang terjamin, harga baru lebih
tinggidaripada yang mereka pakai sebelumnya. Sebagai hasilnya, mereka
meningkatkan produksi. Secara keseluruhan,
@ Berarti efek sekarang adalah adanya kelebihan pasokan (dikenal sebagai
―surplus‖) dari produk di pasar. Untuk menjaga harga
dasar dalam jangka panjang. Harga keseimbangan ditentukan ketika kuantitas yang
diminta sama dengan kuantitas yang ditawarkan.

JENIS-JENIS FLOOR PRICE


INELASTIS
Jika kedua daerah arsiran tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut:
Arsiran I : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun:biaya yang
dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar S’ SFE’
Arsiran II:Pemberian subsidi kepada petani ;biaya yang dibutuhkan pemerintah
untuk pemberian subsidi adalah sebesar AEFB
Sehingga,AEFB>S’SFE’
Jadi,subsidi lebih mahal daripada pembelian kelebihan.
ELASTIS
jika kedua daerah arsian tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut :
Arsiran 1 : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun : biaya yang
dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar S’SFE’
Arsiran 2 : pemberian subsidi kepada petani : biaya yang dibutuhkan pemerintah
untuk pemberian subsidi adalah sebesar AEFB
Sehingga AEFB < S’SFE’ jadi pembelian pemerintah lebih mahal daripada subsidi
kepada petani
8.2 Kebijaksanaan penetapan harga eceran tertinggi (celling price)
PENGERTIAN CELLING PRICE
Price Ceiling atau harga tertinggi adalah harga maksimum yang ditetapkan
berkenaan dengan menurunnya penawaran barang di pasar.Price Ceiling efektif
dalam melindungi konsumen dari gejolak harga yang tak terhingga.Pada price ceiling,
harga maksimum terdapat di bawah harga keseimbangan. Dengan menurunnya harga
jual, maka permintaan akan meningkat (hukum permintaan). Kondisi ini mendorong
permintaan terus bertambah, sehingga jumlah barang yang diminta lebih tinggi dari
barang yang ditawarkan (shortage).

Cara mengatasi shortage


1. Penjatahan dengan sistem kupon
Kebijakan ini menunjukan bahwa bukan hanya kekuatan uang yang mampu
menggerakan mekanisme pasar, tetapi uang dan kupon, sehingga permintaan akan
berkurang.
2. Pengeluaran stock persediaan beras
Persediaan yang diperoleh dari hasil pembelian pada waktu panen dapat dikeluarkan
pada saat seperti ini. Pemerintah dapat menjual persediaan beras sehingga
kekurangan permintaan dapat dipenuhi.
3. Impor
Untuk mengatasi kekurangan terhadap jumlah barang yang diminta pemerintah
dapat melakukan impor barang dari luar negeri, kebijakan ini dapat dilakukan apabila
kebijakan pemerintah dalam pembelian hasil yang disimpan dalam bentuk stock tidak
mencukupi.

8.3 Kombinasi kebijakan floor price dan celling price


Pada dasarnya, floor price dan ceiling price tidak dapat terjadi pada lokasi dan
waktu yang bersamaan.Dua kebijakan tersebut terjadi secara bertahap. Dimana
pemerintah akan mengeluarkan kebijakan floor price untuk melindungi produsen
saat terjadi kemerosotan harga yang dikarenakan kelebihan jumlah hasil produksi.
Lalu saat jumlah hasil produksi menurun, pemerintah menetapkan kebijakan ceiling
price.
Dengan adanya kombinasi kebijakan floor price dan ceilling price yang
dilakukan oleh pemerintah, maka dapat menstabilkan perekonomian, selain itu antara
produsen dan konsumen tidak merasa dirugikan karena masing-masing mendapat
harga yang sesuai.
TEORI KONSUMEN
9.1 Teori konsumen dengan pendekatan guna kardinal
Konsumen
Konsumen adalah pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan
atau kepentingan orang lain.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai contoh:
 Pendapatan
 Selera konsumen
 Harga barang

Ciri-ciri pendekatan cardinal


1. Dikatakan dalam pendekatan kardinal, kepuasan seorang konsumen diukur
dengan satuan kepuasan. Misalnya: uang
2. Makin banyak yang dikonsumsi, makin besar kepuasan konsumen tersebut.
3. Terjadi hukum The Law of Deminishing Marginal Utility.
4. Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 barang bisa dihargai dengan
uang.
Setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang
diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.Semakin besar jumlah barang
yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.Pendekatan guna
kardinal memiliki kelemahan berupa asumsi kepuasan seseorang itu tidak realis.
Karena kepuasan masing – masing orang pada dasarnya adalah hal yang bersifat
relatif.Namun kelebihannya yang menonjol adalah mudahnya isi konsepsi pendekatan
kardinal untuk lebih dipahami: bahwa pendekatan kardinal mendahului uraian
mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal.

KESEIMBANGAN KONSUMEN
Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada
tingkat pendaptan yang dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang
bersangkutan.
Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang
maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang
sama pada berbagai barang.
Para ahli ekonom mempercayai bahwa pendekatan kardinal utility merupakan ukuran
kebahagiaan seseorang.
Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa
dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi
Sehingga dapat ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut:
U = f ( X1, X2, X3, … Xn)
Dimana ―U‖ adalah utility atau besar kecilnya kepuasan, sedangkan X adalah jenis &
jumlah barang yang dikonsumsi.
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERDIRI DARI DUA KONSEP YAITU:
1. Total utility (kepuasan total) Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh
yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa
2. Marginal utility (kepuasan tambahan) Kepuasan tambahan adalah perubahan
total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi.

PENDEKATAN KARDINAL MEMPUNYAI 5 ASUMSI, YAITU:


• Konsumsi rasional.Artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya
dengan batasan pendapatannya.
• Berlaku hukum Diminishing Marginal Utility yaitu besarnya kepuasan marginal akan
selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus
menerus.
• Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan
konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang teteap supaya pendapatan
mereka tetap jika salah satu barang didalam pendekatan kardinal harganya melonjak
• Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran
dari tingkat kepuasan didalam pendekatan kardinal, semakin banyak konsumen
mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
• Total utility adalah additive dan independen. Additive artinya daya guna dari
sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang
dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi
tindakan mengonsumsi barang X2,X3,X4,……Xn dan sebaliknya.

9.2 Teori konsumen dengan pendekatan ordinal


Karakteristik kurva indefferen :
1. Berlereng/ slope negatif.
2.Cembung ke arah titik pusat.
3. Tidak saling berpotongan.
4. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.

SIFAT–SIFAT KURVA INDIFERENS :


1. Kurva Indiferens merupakan fungsi kontinyu, bukan kumpulan titik – titik diskrit,
dan selalu melewati titik-titik kombinasi produk.
2. Bentuk kurva Indiferens memiliki slope negatif (menurun ke kanan) dan
cembung kearah titik pusat sumbu.
3. Kurva Indiferens yang terletak lebih jauh dari titik pusat menunjukkan tingkat
kepuasan total yang lebih tinggi, sehingga dua atau lebih kurva indiferens tidak akan
berpotongan.
Kombinasi seorang konsumen dalam mengkonsumsi 2 macam produk berbentuk
cembung ke arah titik pusat sumbu dan menurun ke kanan.
Efek Pendapatan Dan Efek Substitusi
Harga suatu produk menimbulkan dua macam efek yaitu :
Efek Pendapatan
Kenaikan atau penurunan harga yang menyebabkan naik atau turunnya pendapatan
riil.
Efek Substitusi
Penggantian pilihan terhadap barang lain akibat dari penurunan atau kenaikan harga
barang.

TEORI PRODUKSI
10.1 Teori produksi dengan satu input yang bersifat variable
A. Fungsi Produksi
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut
fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang
dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa
memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Produksi : Suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output.
Produsen dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis, yang
didalam teori ekonomi disebut ―fungsi produksi‖
Fungsi Produksi : suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan
(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan
tingkat output yang dihasilkan.
Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q = f (K, L, R, T)
Q = jumlah output (hasil produksi)
K = modal (kapital)
L = tenaga kerja (labor)
R = kekayaan akan (raw material)
T = teknologi
Perlu diketahui bahwa teknologi tidak dianggap sebagai faktor produksi

B. Produksi Dengan Satu Input Variabel


Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output
yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk
menghasilkan output tersebut.
Dalam analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa semua faktor
produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan
satu input variabel : Q = f (L).
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel Tunduk pada ―Law of Diminishing
Return‖.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang (the law of diminishing return)
menyatakan : bila satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah sebanyak
satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total akan
semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu
produksi tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif.
Keadaan ini akan menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya,
akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.

Tabel 1. Dibawah ini menunjukan sistem produksi dengan satu input variabel dimana
dimisalkan Y input faktor produksi modal (kapital) dan X merupakan input faktor
produksi variabel tenaga kerja. Dalam Tabel 1. Dimisalkan perusahaan berproduksi
dengan menggunakan sejumlah modal tertentu misalnya Y = 2 (artinya Y konstan),
dan input variabel tenaga kerja/labor X.
• Produksi Marginal
Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja
yang digunakan.
Rumus : MP = ∆TP/∆L

• Produksi rata-rata
produksi yang secara rata dihasilkan oleh setiap pekerja
Rumus : AP =TP/L
Hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP) dan Average Product
(AP) dapat digambarkan secara grafik seperti pada gambar 1 berikut ini :
Kurva Total Product dan Marginal Product
Fungsi produksi dengna satu input variabel (misal : tenaga kerja) tunduk pada hukum
―the law of deminishing return‖ yang menyatakan : Bila suatu macam input
penggunaannya terus ditambah sebanyak 1 unit, sedangkan input yang lain konstan,
pada mulanya Total Product akan semakin besar pertambahannya. Tetapi sesudah
mencapai suatu tingkat tertentu ―produksi tambahan‖ semakin menurun hingga
mencapai nol, dan ini menyebabkn total product semakin lambat pertambahannya
dan akhirnya ia (TP) mencapai tingkat maksimum. Bila penambahan input terus
dilanjutkan, maka MP-nya akan menjadi negatif dan TP-nya.

A. Tahap- Tahap Produksi


Pada hakekatnya the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara
tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan
menjadi 3 tahap :
(1)Tahap Pertama : Produksi Total (Total Product) mengalami pertambahan yang
semakin cepat.
Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product
dimana AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal
product).
(2) Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama
semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP
maksimum.

(3) Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun.
Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.

 Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product
(TP) mulai berubahan.
 Faktor produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya
tidak dapat dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung,
mesin, managerial, dll.
 Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti
perubahan jumlah output yang dihasilkan.

B. Tahap Produksi Paling Efisien


1) Tahap I menunjukan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L)
masih sedikit, bila dinaikan penggunaannya, maka produksi rata-rata (average
product, AP) naik dengan ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input
tenaga kerja (L) tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata (cost of production
per-unit) akan menurun dengan ditingkatkannya produksi (output).
Dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), produsen tidak akan
pernah beroperasi (berhenti berproduksi) pada tahap I ini, karena dengan
memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini
berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jadi pasa tahap I ini
―efisiensi produksi‖ belum maksimal.
2) Tahap III meliputi daerah dimana produksi marginal (marginal product, MP)
negatif. Pada tahap III ini penggunaan input tenaga kerja (L) sudah terlalu banyak,
sehingga produksi total (total product, TP) justru akan menurun, jika penggunaan
input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP negatif (efisiensi produksi
telah melampaui kondisi maksimal).
3) Diantara tahap I dan tahap III terdapat tahap II.
Maka berdasarkan pada keadaan tahap I dan tahap III dapat disimpulkan bahwa
―efisiensi produksi maksimal‖ terjadi pada tahap II.

10.2 Teori produksi dengan dua input variable


Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input Variabel
Pengertian Teori Produksi
Bagi kebanyakan manajer perusahaan, persoalan produksi yang dihadapi adalah
bagaimana memproduksi suatu produk dengan komposisi yang paling menguntungkan
Baik komposisi input yang dipergunakan maupun komposisi jenis produk yang akan
dihasilkan. Untuk memaksimumkan profit, para manajer perusahaan harus
berorientasi pada usaha memproduksi secara efisien dengan beban biaya minimal.
Hal ini diartikan sebagai upaya untuk secara terus menerus mencari dan menemukan
metode rekayasa memproduksi serta membandingkan metode yang dipakai dengan
metode yang sudah pernah digunakan oleh perusahaan sebelumnya.Dari
perbandingan tersebut dipilih suatu metode yang merupakan terbaik, dengan
menghasilkan keuntungan tertinggi bagi perusahaan.
Pada teori produksi yang biasa dibahas dalam kebanyakan literatur ekonomi
manajerial terdapat berbagai macam metode pendekatan. Pendekatan yang pertama
ialah pendekatan yang menggunakan satu variabel input. Pendekatan kedua dikenal
sebagai pendekatan dua variabel input dan pendekatan ketiga adalah dengan
pendekatan biaya total.
Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input Variabel
Teori produksi dengan dua input variabel, misalnya tenaga kerja (L) dan modal (K).
Digunakan dalam jangka pendek, dengan asumsi bahwa input K merupakan input
tetap, sehingga jumlah output yang dihasilkan hanya tergantung dari jumlah tenaga
kerja (L) yang digunakan. Teori produksi dua input variabel hanya memperhitungkan
dua macam input, dimana kerdua macam input ini saling dapat menggantikan
kedudukan penggunaannya dalam produksi. Artinya jika input yang satu dikurangi
atau ditambahkan maka akan dapat digantikan perannya dengan ditambahkan atau
dikurangi input yang lain.
Misalnya kita dapat mencontohkan antara input tenaga kerja dan mesin. Antara
tenaga kerja dan mesin disini dapat saling mengganti peran dalam melaksanakan
fungsi produksi. Kalau tenaga kerja ingin ditambah maka konsekwensinya porsi
mesin dapat dikurangi.sebaiknya jika tenaga kerja yang ingin dikurangi maka
konsekwensinya harus menambah mesin sebagai penggantinya untuk mencapai target
produksi tertentu.

Pengertian Isoquant
Kurva isoquant adalah suatu kurva (garis) yang menghubungkan titik-titik
kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang sama jumlahnya. Kurva
isoquant menunjukkan suatu tingkat output tertentu makin tinggi kurva isoquant
menunjukkan tingkat output yang makin besar pula. Sedangkan berbagai kumpulan
(himpunan) kurva isoquant yang mungkin dapat dicapai oleh produsen disebut
―petakurva isoquant‖ (isoquant curve map). Karakteristiknya antara lain:
1. Memiliki slope negative
2. Cembung ke arah titik pusat sumbu
3. Dua atau lebih kurva isoquant tidak akansaling berpotongan
4. Semakin tinggi menjauhi titik 0 menunjukan total produksi semakin tinggi pula.

Pengertian Isocost
Kurva isocost adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan penggunaan input
dengan sejumlah biaya tertentu. Sebagaimana diketahui bahwa isoquant merupakan
berbagai alternatif penggunaan input untuk manghasilkan output yang sama
jumlahnya. Namun sampai di situ masalah pemilihan berapa komposisi jumlah input
yang akan ditentukan belum bisa dipastikan. Sebab isoquanthanya membahas
berbagai alternatif dan kondisi objektif dari sifat kemampuan alamiah dari dua
input yang dipergunakan menghasilkan output. Karena pada alternatif mana saja
sepanjang isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang dihasilkan sama.
Pendekatan ini dikenal dengan istilah Isocost, yang diartikan sebagai komposisi
input atau kombinasi dua macam input yang akan dipergunakan untuk menghasilkan
output yang mampu dibiayai oleh perusahaan.
Keseimbangan Produsen
Seorang produsen berada dalam kondisi keseimbangan, apabila dengan
sejumlah pengeluaran (biaya) tertentu dapat menghasilkan output yang maksimal,
atau dengan kata lain untuk menghasilkan sejumlah output tertentu diperlukan biaya
minimal.
Dengan menggabungkan kurva isoquant dengan isocost dapat dia nalisa
keseimbangan produsen. Keseimbangan produsen ini terkait dengan penggunaan
input optimal. Penggunaan input optimal dapat dibedakan analisanya berupa
maksimasi output dan minimasi biaya. Keseimbangan produsen dicapai ketika kurva
isocost bersinggungan dengan isoquant.

10.3 Teori produksi Cobb-Douglas


Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi ini sering disebut fungsi produksi eksponensial. Bentuk umumnya juga sama,
yakni Y = f (Xi) atau dapat ditulis dalam bentuk spesifik Y = aXb, dimana Y adalah
variabel yang dijelaskan, X adalah variabel yang menjelaskan, dan a dan b adalah
parameter yang diduga.
Kelebihan Cobb- Douglas ini adalah pada pangkat menunjukan pangkat elastisitas
produksi. Sedangkan kelemahannya adalah dalam interpretasi perlu dilinierkan dengan
proses logaritma atau sering disebut dengan double log; log Y = log a + b log X.
Dari empat bentuk fungsi produksi ini masih banyak bentuk fungsi lainnya seperti
fungsi produksi berikut ini :
1. Constant Elasticity of Substitutions (CES) ; Y = [ò K-p + ( 1 – ò) L-p]-1/p
2. Transendental; Y AK1b1 ec1x1 x2b2 ec2x2 + u
3. Translog; log Y = log b0 + b1 logX1 + b2 logX2 + b3 (logX1 logX2) + u
4. Semi log; Y = b0 + b1 + b2 logX2
5. Log Invers atau log linier; log Y = b0 + b1 X1 + b2 X2

Teori dasar pendekatan Cobb Douglas


Beberapa fungsi produktivitas dalam suatu perusahaan sangatlah berperan penting
dalam pengembangan produktivitas. Terutama untuk menunjang proses produksi
sehingga dapat memberikan beberapa peluang yang diharapkan. Dalam
dunia ekonomi, pendekatan Cobb-Douglas merupakan bentuk fungsional dari fungsi
produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input. Hal ini
diusulkan oleh Knut Wicksell (1851-1926), dan diuji terhadap bukti statistik
oleh Charles Cobbdan Paul Douglas di 1900-1928.
Untuk produksi, fungsi dapat digunakan rumus :
Y = AL α K β , Y = K α β AL,
Dimana:
Y = total produksi (nilai moneter semua barang yang diproduksi dalam setahun)
L = tenaga kerja input
K = modal input
A = produktivitas faktor total
α dan β adalah elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, masing-masing. Nilai-
nilai konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia.
Output elastisitas mengukur respons output oleh perubahan tingkat baik tenaga
kerja atau modal yang digunakan dalam produksi, ceteris paribus. Sebagai contoh
jika α = 0,15, peningkatan 1% tenaga kerja akan mengakibatkan kenaikan sekitar
0,15% pada output.
Selanjutnya, jika:
α + β = 1, α + β = 1,
Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan .Artinya, jika L dan K masing-masing
meningkat sebesar 20%, kenaikan Y sebesar 20%.Jika :
α + β < 1, α + β <1,
Kembali ke skala yang menurun, dan jika :
α + β > 1 α + β> 1
kembali ke skala yang meningkat. Dengan asumsi persaingan sempurna dan α + β = 1,
α dan β dapat ditunjukkan untuk menjadi tenaga kerja dan modal pangsa output.
Cobb dan Douglas dipengaruhi oleh bukti statistik yang muncul untuk menunjukkan
bahwa tenaga kerja dan modal saham dari total output yang konstan dari waktu ke
waktu di negara maju, mereka menjelaskan hal ini dengan statistik fitting -kuadrat
regresi fungsi produksi mereka. Saat ini sudah ada keraguan mengenai apakah
keteguhan dari waktu ke waktu ada.

Pengukuran Produktivitas dengan Pendekatan Cobb-Douglas


Sebelum melakukan pengukuran produktivitas pada semua sistem, terlebih dahulu
harus dirumuskan secara jelas output apa saja yang diharapkan dari sistem itu dan
sumber daya (input) apa saja yang akan digunakan dalam proses sistem tersebut
untuk menghasilkan output.
Salah satu model pengukuran produktivitas yang sering digunakan adalah
pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu suatu
fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu
disebut variabel independent (Y) dan yang lain disebut variabel dependent (X).
Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah
penerapannya.
2. Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil
(return to scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.
3.Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung
menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan dan
dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
4. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi
produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam
menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji
Kekurangan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1. Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang
negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil.
2. Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang
dipakai sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan pengukuran
ini akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3. Dalam praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk
meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit diukur dan
dipakai dalam variabel independentdalam pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas.
Bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas adalah:
Q = δ.I α
Keterangan: Q = Output
I = Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan untuk
dikaji
δ = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkanoutput
α = elastisitas produksi dari input yang digunakan
Berikut beberapa analisa mengenai pendekatan cobb douglas :
1. Mentransformasi Persamaan Regresi Linier
Sebelum data dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut, data-data yang diperoleh
harus terlebih dulu ditransformasikan ke dalam bentuk Logaritma Natural (Ln).
Kemudian data-data dalam bentuk Logaritma Natural tersebut diolah kembali untuk
mendapatkan persamaan regresi Y = a + bX, atau dikembalikan pada variabel aslinya
dengan Y = Ln Q dan X = Ln I. Maka persamaan regresi menjadi Ln Q = a + b(Ln I).
Selanjutnya regresi linier tersebut ditransformasikan ke dalam fungsi produksi
Cobb-Douglas, dengan langkah:
Ln Q = a + b(Ln I)
Ln Q = a + Ln Ib
Ln Q – Ln Ib = a
Q = eaIb
Dengan demikian persamaan Cobb-Douglas telah didapat dengan eamerupakan indeks
efisiensi dari proses transformasi, serta a dan b merupakan elastisitas produksi
dari input yang digunakan
2. Analisa Efisiensi Proses Produksi
Efisiensi merupakan penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan
jumlah produksi sebesar-besarnya tanpa melupakan kualitas dari produk yang
dihasilkan. Efisiensi proses produksi dapat dilihat dari koefisien intersep fungsi
produksi Cobb-Douglas, yaitu:
Indeks efisiensi = ea
Keterangan: e = 2,71828
a = koefisien intersep persamaan regresi
Indeks efisiensi akan didapat dari perhitungan, dengan semakin tinggi indeks
efisiensi produksi berarti proses transformasi input menjadi outputmenjadi
semakin efisien. Selain indeks efisiensi, rasio efisiensi juga akan didapat dari
perhitungan. Rasio efisiensi menunjukkan perbandingan kemampuan
menghasilkan output dengan memakai input yang tersedia.
3. Return to Scale
Berdasarkan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas, terdapat tiga situasi yang
mungkin dalam tingkat pengembalian terhadap skala (Browning dan Browning, 1989).
1. Jika kenaikan yang proporsional dalam semua input sama dengan kenaikan yang
proporsional dalam output (εp = 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala
konstan (constant returns to scale).
2. Jika kenaikan yang proporsional dalam output kemungkinan lebih besar daripada
kenaikan dalam input (εp > 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala meningkat
(increasing returns to scale).
3. Jika kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input (εp < 1), maka
tingkat pengembalian terhadap skala menurun (decreasing returns to scale).
4. Elastisitas Produksi ParsialElastisitas produksi parsial berkenaan
dengan input tertentu merupakan ukuran perubahan proporsional pada input-nya
ketika inputlainnya konstan. Sebelum elastisitas produksi parsial dapat dihitung,
terlebih dahulu dicari nilai Total Physical Product, Average Physical
Product, dan Marginal Physical Product.

Anda mungkin juga menyukai