COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yaitu coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) [ CITATION Erl20 \l 1033 ]. Pada Desember 2020, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien, dan terus bertambah hingga saat ini [ CITATION Erl20 \l 1033 ]. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan [ CITATION Hua20 \l 1033 ]. Jumlah kasus terbaru secara global menurut WHO pada tanggal 29 september 2020 kasus terkonfirmasi sebanyak 33.206.00, dan kasus meninggal sebanyak 999.239. Wilayah dengan angka tertinggi konfirmasi positif adalah Amerika dengan 16.434.186 kasus, Asia tenggara dengan 6.888.331 kasus, eropa 6.888.331 kasus [ CITATION Org20 \l 1033 ] Di Indonesia pada tanggal 29 september 2020 memiliki kasus terkonfirmasi 278.722. kasus meninggal 10.437. daerah dengan angka tertinggi kasus konfirmasi adalah DKI Jakarta 72,577 kasus, jawa timur 43.450 kasus, jawa tengah 22.205 kasus, jawa barat 21.759 kasus (Kementerian Kesehatan, 2020) Di Kalimatan Timur sendiri pada tanggal 29 september 2020 kasus terkonfirmasi sebanyak 8438 kasus, dengan wilayah tertinggi kasus konfirmasi adalah Balikpapan 2.980 kasus, samarinda 2.529 kasus, kukar 1.188 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi KALTIM, 2020) Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, berat bahkan kritis dan dapat juga tidak menimbulkan gejala. Tingkat keparahan infeksi COVID-19 ini ditentukan berdasarkan gejala klinis pasien. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38oC), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal [ CITATION Erl20 \l 1033 ]. Saat ini, tanpa obat khusus, pencegahan dan pengendalian infeksi adalah langkah utama untuk COVID-19, dan perilaku pencarian kesehatan pasien pada tahap awal adalah salah satu yang penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi [ CITATION Tia20 \l 1033 ]. Perilaku kesehatan masyarakat dapat dijelaskan oleh banyak teori, salah satunya dalam teori perilaku dan akses ke layanan kesehatan oleh Ronald M. Andersen. Penggunaan fasilitas layanan kesehatan dipengaruhi beberapa faktor antara lain kondisi lingkungan, karakteristik masyarakat, perilaku kesehatan dan hasil dari penggunaan layanan kesehatan itu sendiri [ CITATION Hid17 \l 1033 ]
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, sampai sekarang
belum terdapat penelitian tentang perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di Samarinda. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk meneliti Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di Samarinda.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di Samarinda?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di Samarinda 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengetahui Gambaran karekteristik pasien COVID-19 di Samarinda. 2) Mengetahui Gambaran Faktor perilaku pencarian pengobatan penyakit COVID-19 di Samarinda. 3) Mengetahui gambaran berat gejala pada pasien covid 19 di Samarinda
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Ilmiah Manfaat yang didapat dari sisi ilmiah dari penelitian ini adalah : 1) Dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian dikemudian hari mengenai Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di Samarinda 2) Menambah informasi dan ilmu pengetahuan di bidang Pendidikan Kedokteran mengenai Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di Samarinda.
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat
Manfaat yang didapat bagi masyarakat dari penelitian ini adalah : 1) Menambah wawasan kepada masyarakat tentang Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19. 2) Sebagai sumber informasi dan evaluasi tentang Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19.
1.4.3 Manfaat bagi Peneliti
Manfaat yang didapat oleh peneliti dari penelitian ini adalah : 1) Menambah wawasan di bidang Pendidikan Kedokteran mengenai Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di kota Samarinda 2) Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh mengenai metode penelitian.