Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus yaitu coronavirus. Coronavirus merupakan virus
RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Awalnya, penyakit ini
dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian
WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus
Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) [ CITATION Erl20 \l 1033 ].
Pada Desember 2020, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius
yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut
berjumlah 44 pasien, dan terus bertambah hingga saat ini [ CITATION Erl20 \l
1033 ]. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi
lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan [ CITATION Hua20 \l 1033 ].
Jumlah kasus terbaru secara global menurut WHO pada tanggal 29
september 2020 kasus terkonfirmasi sebanyak 33.206.00, dan kasus meninggal
sebanyak 999.239. Wilayah dengan angka tertinggi konfirmasi positif adalah
Amerika dengan 16.434.186 kasus, Asia tenggara dengan 6.888.331 kasus, eropa
6.888.331 kasus [ CITATION Org20 \l 1033 ]
Di Indonesia pada tanggal 29 september 2020 memiliki kasus
terkonfirmasi 278.722. kasus meninggal 10.437. daerah dengan angka tertinggi
kasus konfirmasi adalah DKI Jakarta 72,577 kasus, jawa timur 43.450 kasus,
jawa tengah 22.205 kasus, jawa barat 21.759 kasus (Kementerian Kesehatan,
2020)
Di Kalimatan Timur sendiri pada tanggal 29 september 2020 kasus
terkonfirmasi sebanyak 8438 kasus, dengan wilayah tertinggi kasus konfirmasi
adalah Balikpapan 2.980 kasus, samarinda 2.529 kasus, kukar 1.188 kasus (Dinas
Kesehatan Provinsi KALTIM, 2020)
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, berat bahkan
kritis dan dapat juga tidak menimbulkan gejala. Tingkat keparahan infeksi
COVID-19 ini ditentukan berdasarkan gejala klinis pasien. Gejala klinis utama
yang muncul yaitu demam (suhu >38oC), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu
dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal
seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak
dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif,
seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan
atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala
yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien
memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan
meninggal [ CITATION Erl20 \l 1033 ].
Saat ini, tanpa obat khusus, pencegahan dan pengendalian infeksi adalah
langkah utama untuk COVID-19, dan perilaku pencarian kesehatan pasien pada
tahap awal adalah salah satu yang penting dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi [ CITATION Tia20 \l 1033 ]. Perilaku kesehatan masyarakat dapat
dijelaskan oleh banyak teori, salah satunya dalam teori perilaku dan akses ke
layanan kesehatan oleh Ronald M. Andersen. Penggunaan fasilitas layanan
kesehatan dipengaruhi beberapa faktor antara lain kondisi lingkungan,
karakteristik masyarakat, perilaku kesehatan dan hasil dari penggunaan layanan
kesehatan itu sendiri [ CITATION Hid17 \l 1033 ]

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, sampai sekarang


belum terdapat penelitian tentang perilaku pencarian pengobatan pada pasien
COVID-19 di Samarinda. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk meneliti
Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di Samarinda.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien
COVID-19 di Samarinda?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Gambaran perilaku pencarian
pengobatan pada pasien COVID-19 di Samarinda
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui Gambaran karekteristik pasien COVID-19 di Samarinda.
2) Mengetahui Gambaran Faktor perilaku pencarian pengobatan penyakit
COVID-19 di Samarinda.
3) Mengetahui gambaran berat gejala pada pasien covid 19 di Samarinda

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Ilmiah
Manfaat yang didapat dari sisi ilmiah dari penelitian ini adalah :
1) Dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian dikemudian hari
mengenai Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19
di Samarinda
2) Menambah informasi dan ilmu pengetahuan di bidang Pendidikan
Kedokteran mengenai Gambaran perilaku pencarian pengobatan pada pasien
COVID-19 di Samarinda.

1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat


Manfaat yang didapat bagi masyarakat dari penelitian ini adalah :
1) Menambah wawasan kepada masyarakat tentang Gambaran perilaku
pencarian pengobatan pada pasien COVID-19.
2) Sebagai sumber informasi dan evaluasi tentang Gambaran perilaku
pencarian pengobatan pada pasien COVID-19.

1.4.3 Manfaat bagi Peneliti


Manfaat yang didapat oleh peneliti dari penelitian ini adalah :
1) Menambah wawasan di bidang Pendidikan Kedokteran mengenai Gambaran
perilaku pencarian pengobatan pada pasien COVID-19 di kota Samarinda
2) Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh mengenai metode
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai