Anda di halaman 1dari 14

KLIPING

‘’NASIONALISME DI ASIA‘’

Disusun Oleh:
Bramanza Matswa Dwiyama / 07/ XI – IPS 1
SMA NEGERI 1 TUREN
Tahun Pelajaran 2020/2021
BAB 1 PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG NASIONALISME
1. PENGERTIAN
Nasionalisme merupakan suatu sikap politik atau pemahaman
dari masyarakat suatu bangsa yang memiliki keselarasan
kebudayaan dan wilayah. Juga memiliki kesamaan cita-cita dan
tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya,
baik dari internal maupun eksternal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme
adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri. Kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan,
dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan
kekuatan bangsa. Sikap dan perilaku nasionalisme yang harus
dimiliki warga negara. Itu meliputi harus mematuhi aturan yang
berlaku, mematuhi hukum negara, melestarikan budaya
Indonesia.
Pengertian Nasionalisme menurut ahli :
1. Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak
untuk bersatu dan bernegara.
2. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan
perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
3. Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul
dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain
nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari
kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan kesadaran
nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu
negara nasional.
Untuk lebih jelas lagi perlu kita perhatikan beberapa definisi
nasionalisme berikut ini!
4. Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu
kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana
mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara
bersama di dalam suatu bangsa.
5. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality
in History and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme,
yaitu:1. Hasrat untuk mencapai kesatuan.2. Hasrat untuk mencapai
kemerdekaan.3. Hasrat untuk mencapai keaslian.4. Hasrat untuk
mencapai kehormatan bangsa. Dari definisi itu nampak bahwa negara
dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:
a. memiliki cta-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu
kesatuan; b. memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa
senasib sepenanggungan; c. memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang
sama sebagai akibat pengalaman hidup bersama; d. menempati suatu
wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah; dan e. teroganisir
dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka terikat dalam
suatu masyarakat hukum.

2. LATAR BELAKANG
Revolusi Perancis dan Revolusi Industri Kedua peristiwa itu
memicu munculnya nasionalisme. karena, saat kedua peristiwa
itu, masih banyak negara yang dijajah oleh bangsa lainnya. Saat
itu banyak negara penjajah melakukan penindasan pada negara
yang dijajah. Negara yang dijajah ini kemudian sadar akan
persamaan nasib dan harga dirinya sebagai suatu bangsa. Hingga
akhirnya hal ini memunculkan nasionalisme di Eropa pada abad
ke-18. Paham ini kemudian cepat menyebar ke seluruh dunia
terutama negara jajahan bangsa Eropa, termasuk negara-negara
Asia dan Afrika. Selain itu latar belakang nasionalisme di Indonesia
adalah karena pengaruh dari dalam Bangsa Indonesia sendiri yang
telah merasa tertindas dan tersakiti oleh Bangsa Asing yang
menjajah Indonesia, Bangsa Indonesia yang melihat jaman
terdahulunya telah ada beberapa kerajaan seperti Majapahit dan
Sriwijaya yang sangat megah dan bisa berkuasa atas hampir
seluruh wilayah Indonesia sedangkan sekarang wilayah Indonesia
malah dipersempit oleh Bangsa Asing, Munculnya kaum terpelajar
di Indonesia, dan juga karena faktor eksternal yakni Indonesia
melihat Bangsa Asia lainnya yang berhasil bangkit melawan Barat,
seperti Jepang menang atas Rusia, Filiphina mulai melawan
kepada penjajahan Spanyol dan memerdekakan negaranya, dan
lainnya.
BAB 2 TOKOH TOKOH NASIONALISME
Tokoh pergerakan nasionalisme di asia yaitu :
1. Mahatama gandhi (india)
Gandhi dilahirkan dengan nama Mohandas
Karamchand Gandhi pada 02 Oktober 1869 di
Porbandar, Gujarat, Negara bagian di sebelah
barat India. Ayahnya merupakan seorang
menteri utama untuk Negara bagian Porbandar,
pada era kolonial Inggris. Ibunya merupakan
istri ke-4 yang merupakan penganut Hindu
Rama yang sangat taat. Banyak dari keluarga
Gandhi yang saat itu bekerja untuk pemerintah
Inggris. Awal perjuangan gandhi yaitu dimulai
pada saat dirinya menaiki kereta dan ia
mendapatkan perlakuan yang rasis yaitu ia
diusir dari gerbong yang berisi orang berkulit
putih, padahal ia mendapatkan tiket kelas pertama, mendapat perlakuan itu semangat
pemberontkan gandhi muncul. Dan ia menggerakkan masyrakat india pada saat itu untuk
memberontak pada pemerintahan kolonial Belanda.

2. Gamal Abdul Nassar (Mesir)


Gamal Abdel Nasser lahir pada 15 Januari
1918 di Bakos, Iskandariyah, sebagai putra
pertama dari Fahima dan Abdel Nasser
Hussein. Ayah Nasser adalah tukang
pos yang lahir di Beni Mur, Mesir Hulu dan
dibesarkan di Iskandariyah, dan keluarga
ibunya berasal dari Mallawi, el-
Minya. Orangtuanya menikah pada 1917,dan
kemudian memiliki dua putra lebih, Izz al-
Arab dan al-Leithi. Biografer Nasser Robert
Stephens dan Said Aburish menyatakan
bahwa keluarga Nassersangat meyakini
"pencapaian kejayaan Arab", Pada masa
pemerintahannya, Gamal Abdul Nasser
membangkitkan Nasionalisme Arab dan Pan Arabisme, menasionalisasi terusan
Suez yang mengakibatkan krisis Suez yang membuat Mesir berhadapan
dengan Prancis, Inggris dan Israel yang memilii kepentingan terhadap terusan itu. Krisis
ini berakhir dengan keputusan dunia Internasional yang menguntungkan Mesir serta
terusan Suez resmi berada dalam kedaulatan Mesir.

3. Dr. soetomo (Indonesia)


Beliau lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888. Lalu beliau
masuk STOVIA pada tahun 1903. Pada tahun 1908,
beliau bersama beberapa mahasiswa mendirikan Budi
Utomo. Tahun 1930, beliau mendirikan Partai Bangsa
Indonesia dan pada tahun 1935, beliau mendirikan
Partai Indonesia Raya yang menjadi wadah
perjuangannya merintis kemerdekaan

4. Douwes Dekker (Indonesia)


Douwes Dekker terlahir di Pasuruan, Jawa Timur, pada tanggal 8 Oktober 1879,
sebagaimana yang dia tulis pada riwayat hidup
singkat saat mendaftar di Universitas Zurich,
September 1913. Ayahnya, Auguste Henri Eduard
Douwes Dekker, adalah seorang agen di bank kelas
kakap Nederlandsch Indisch Escomptobank. Auguste
ayahnya, memiliki darah Belanda dari ayahnya, Jan
(adik Eduard Douwes Dekker) dan dari ibunya,
Louise Bousquet. Sementara itu, ibu Douwes
Dekker, Louisa Neumann, lahir di Pekalongan, Jawa
Tengah, dari pasangan Jerman-Jawa.[1] Dia terlahir
sebagai anak ke-3 dari 4 bersaudara, dan keluarganya
pun sering berpindah-pindah. Saudaranya yang
perempuan dan laki-laki, yakni Adeline (1876) dan
Julius (1878) terlahir sewaktu keluarga Dekker berada di Surabaya, dan adik laki-lakinya
lahir di Meester Cornelis, Batavia (sekarang Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun 1883.
Dari situ, keluarga Dekker berpindah lagi ke Pegangsaan, Jakarta PusatBeliau mendirikan
Nationale Indische Partij pada tahun 1912 yang merupakan sebuah partai politik. Menilai
Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan
sebuah partai politik. Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara
dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri
yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga
berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam
berbagai organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan,
serta Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes
Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.

5. Soekarno (Indonesia)
Soekarno lahir dengan nama Kusno yang diberikan oleh orangtuanya. Akan tetapi,
karena ia sering sakit maka ketika berumur sebelas
tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh
ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang
panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi
"Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan
"su" memiliki arti "baik’’. Kebangkitan nasional bukan saja pada masa berdirinya
organisasi-organisasi pergerakan nasional, namun hingga saat ini juga. Soekarno berjasa
besar bagi bangsa Indonesia. Perjuangannya menjelang detik-detik proklamasi tidak
dapat dilupakan. Aktif dalam organisasi PUTRA yang berjuang demi kemerdekaan
bangsa Indonesia pun tidak dapat dilupakan. Walaupun setelah kemerdekaan, pada masa
demokrasi terpimpin ia bertindak bagaikan diktator, semua jasanya tak dapat dilupa. Pada
saat agresi militer I ketika Indonesia terdesak, beliau memerintahkan Syafrudin
Prawiranegara untuk melanjutkan perjuangan Indonesia dengan mendirikan Pemerintah
Darurat Republik Indonesia. Walaupun dengan risiko ditangkap oleh Belanda karena
kondisi Yogyakarta pada saat itu masih sangat rawan. Inilah semangat perjuangan yang
harus dimiliki segenap bangsa.
BAB 3 PENGARUH NASIONALISME DALAM BERBAGAI BIDANG
1. Bidang Politik
munculnya organsasi – oragnaisai yang didirikan atas asa kesamamaan
nasib, pada awalnya organisasi politik pertama di Indonesia adalah indische
Partij yang dibentuk oleh 3 orang serangkai. Dan tujuan dari partai politik ini
adalah untuk membangun dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang
merdeka.
2. Bidang ekonomi
Dalam bidang ekonomi pengaruh nasionalisme juga penting karena dengan
dengan adanya pengaruh nasionalisme, pemerataan ekonomi diharapkan bisa
terlaksana dengan baik, karena semua hajat atau kekayaan negara bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan bersama,
3. Bidang pendidikan
Kelahiran nasionalisme tidak luput dengan adanya kehadiran pendidikan,
nasionalisme sebagai ide modern masuk kedalam kesadaran pribumi melalui
lembaga pendidikan, khusunya bacaan. Tak mengherankan, para pelopor
nasionalisme pribumi adalah kaum terdidikyang sudah dicerahkan
(kartini,trito adhisoerjo, wahidin soedirohoessodo, tjipto Mangoenkoesomi,
dan soewardi soerjaningrat, dll). Bacaan berkontribusi dalam melahirkan
pengetahuan untuk membaca keadaan, mengetahui akar masalah, dan
menusun strategi untuk mengubahnya, karena itu, selain faktor material,
yakni pengalaman dan kesadaran sosial, bacaan juga berkontribusi dalam
munculnya kesadaran sebagai nasionalis.
4. Bidang sosial budaya
Dalam bidang sosial budaya, nasionalisem ikut serta untuk memajukan
budaya yang ada pada negara tersebut, selain itu bidang sosial yang terjalin
dalam masyrakat semakin erat karena masyrakat sendiri memiliki tujuan
yang sema terhadap negaranya
Selain 4 pengaruh tersebut pengaruh nasionalisme dalam bangsa Indonesia yaitu
pengaruh adanya paham nasionalisme di indonesia pada masa pra-kemerdekaan
telah memunculkan tekad generasi muda indonesia (terutama para pemuda dari
kalangan terdidik) untuk lepas dari kolonialisme belanda dan membangun sebuah
negara yang merdeka bernama Indonesia. paham nasionalisme sendiri muncul dari
Eropa. dan memang munculnya gagasan mengenai Indonesia itu dimunculkan oleh
generasi muda yang mengenyam pendidikan eropa (Belanda) yang terpengaruh
oleh nasionalisme di benua eropa.

sedangkan nasionalisme pada masa kini adalah wujud dari semangat kebangsaan
berupa loyalitas yang tinggi terhadap suatu negara. loyalitas ini muncul untuk
mengisi perjuangan kemerdekaan yang didapat indonesia dengan jerih payah,
usaha sendiri, bukan hadiah. sehingga perjuangan mengisi kemerdekaan itu tidak
kalah pentingnya dengan memerjuangkan kemerdekaan.

pengaruh masuknya nasionalisme ke wilayah nusantara/Indonesia menurut hemat


saya memberikan arti yang positif. karena dengan bentuk negara lah gagasan
Indonesia yang terdiri dari ragam budaya, etnis, suku-bangsa, bahasa, agama dalam
bentangan pulau-pulau dapat disatukan dalam sebuah komunitas bangsa, yakni
bangsa indonesia. kalau tanpa paham nasionalisme maka sampai saat ini kita akan
terpecah-pecah menjadi suku jawa, sunda, melayu, dayak, madura dll.
BAB 4 BENTUK BENTUK NASIONALISME
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau
gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan
pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut
lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan
sebahagian atau semua elemen tersebut.
 Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari
penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori
ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-
bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du
Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
 Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah
masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang
memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
 Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme
identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis di mana negara
memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari
bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik
adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati
idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep
nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh
Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
 Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat
keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik
ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada
budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-
ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok.
Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat
istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak
rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab
persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT
berpaham komunisme.
 Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan,
selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik
adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan
kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan
prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state'
adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang
lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta
nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih
kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap
unitaris dan golongan pemusat negeri Prancis, seperti juga nasionalisme
masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak
kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan
nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bilamana nasionalisme
kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan
masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan
penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di
antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Prancis dengan
nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.
 Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu,
lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme
keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari
persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang
diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol
dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18,
nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan.
Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk
memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan
paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka
terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan
kebebasan.
BAB 5 TUJUAN DAN CIRI CIRI NASIONALISME

1. Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara mempunyai tujuan tertentu.
Dibawah ini merupakan beberapa tujuan nasionalisme:

1. Menumbuhkan serta meningkatkan rasa cinta terhadap tanah


air dan juga bangsa.
2. Membangun hubungan yang rukun serta harmonis antar
individu dan juga masyarakat.
3. Membangun serta mempererat tali persaudaraan antar sesama
anggota masyarakat.
4. Berupaya supaya menghilangkan ekstrimisme,atau juga
tuntutan berlebihan dari warga negara kepada pemerintah.
5. Menumbuhkan semangat rela berkorban bagi tanah air serta
bangsa.
6. Menjaga tanah air serta bangsa dari serangan musuh, baik itu
dari luar atau juga dari dalam negeri.

2. Ciri – ciri nasionalisme

Nasionalisme ini dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs.


Sudiyo, ciri-ciri nasionalisme ini diantaranya ialah sebagai berikut:

 Adanya persatuan serta kesatuan bangsa.


 Adanya organisasi modern yang memiliki sifat nasional.
 Perjuangan yang dilakukan sifatnya itu nasional.
 Nasionalisme ini bertujuan untuk kemerdekaan serta
mendirikan sebuah negara merdeka yang mana kekuasaan
tertinggi itu berada di tangan rakyat.
 Nasionalisme ini lebih mengutamakan pikiran, sehingga
pendidikan mempunyai peranan penting didalam
mencerdaskan kehidupan bangsa
&

Anda mungkin juga menyukai