Anda di halaman 1dari 10

Penataan Ruang Terbuka Hijau

(552KK186)

Dosen:
DR. Ir. Janthy T. Hidayat MSi
YUSI FEBRIANI,SP, MSi.
• Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengenalan
dasar-dasar pengetahuan mengenai:

1. Arti dan peran kedudukan RTH dalam perencanaan tata ruang


2. Teori dan konsep RTH sebagaimana unsur utama tata ruang kota dan
wilayah
3. Strategi dan perencanaan RTH dalam berbagai kasus

• Lingkup perkuliahan meliputi:

1. Latar belakang dan hakekat pentingnya penghijauan kembali


lingkungan.
2. RTH sebagai unsur utama tata ruang kota dan wilayah
3. Teori dan konsep mengenai RTH
4. Contoh dan kasus penyelenggarann RTH
Latar Belakang
• Undang Undang no 26/2007 tentang Penataan Ruang  perubahan
paradigma pembangunan mengamanatkan penyediaan ruang terbuka
hijau di wilayah dan kota.

• Pasal 3 : mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,


produktif dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara
dengan terwujudnya :
1. Keharmonisan antara lingkungan alami dan buatan
2. Keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia
3. Perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
• Pasal 17 : memuat bahwa proporsi kawasan hutan paling
sedikit 30 % dari luas DAS

• Pasal 28 s/d 30 : memuat bahwa proporsi ruang terbuka hijau


pada wilayah kota minimal 30 % dimana proporsi ruang
terbuka hijau publik pada wilayah kota minimal 20 %.
• Penyusunan RTRW Kabupaten berlaku mutatis mutandis
(pasal 28) ,dimana untuk penyusunan RTRW kota dengan
penambahan muatan pada rencana :

1. Penyediaan pemanfaatan ruang terbuka hijau


2. Penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau
3. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan
kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal dan ruang evakuasi
bencana yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota
sebagai pusat pelayanan sosial-ekonomi dan pusat pertumbuhan
wilayah
Ruang Terbuka Kota

Ruang terbuka kota merupakan ruang yang tidak terbangun dan memiliki
fungsi utamanya untuk menunjang tuntutan akan
kebutuhan,kenyamanan,kesejahteraan,keamanan,peningkatan kualitas
lingkungan, dan pelestarian alam

Bentuk dasar:
1. ruang pulau/oasis sebagai tempat perhentian

Contoh: taman kota,plaza,lapangan

2. linear untuk kepentingan pergerakan yang bersifat linear

Contoh: jalur hijau, barrier


• Ruang Terbuka Perkotaan :

Ruang terbuka non hijau :


a. Ruang terbuka non hijau publik
b. Ruang terbuka non hijau privat

Ruang terbuka hijau (30 % luas kota) :


a. RTH publik (20 % luas kota)
b. RTH privat (10 % luas kota)

“Berdasarkan latar belakang diatas RTH menjadi


merupakan suatu komponen kota yang harus
disediakan dalam suatu kota”
RUANG WILAYAH KOTA

RUANG TERBANGUN RUANG TERBUKA


(60%) (40%)

RUANG HUNIAN NON HUNIAN JARINGAN TAMAN-TAMAN LAINNYA


(40%) (20%) JALAN KOTA (NON HIJAU)
(20%) (12,5%) (7,5%)

RTH di Ruang Hunian: RTH di Ruang Non Hunian: RTH di Jarirngan Jalan: (Sungai, Jalan KA, SUTET)
Asumsi KDB maks 80% Asumsi KDB maks 90% Asumsi jalur hijau 30% Asumsi 20% hijau
RTH = 20% x 40% = 8% RTH = 10% x 20% = 2% RTH = 30% x 20% = 6% RTH = 20% x 7,5% = 1,5%

RTH PRIVAT = 10% RTH PUBLIK = 20%


6
RTH PUBLIK

11
RTH PRIVAT

Anda mungkin juga menyukai