1
I. … lanjutan
POLUSI
KUMUH
2
I. … lanjutan
PERMASALAHAN LINGKUNGAN PERKOTAAN
BANJIR
SAMPAH
LONGSOR
3
I. … lanjutan
Pasal 28 (a)
Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten
berlaku mutatis mutandis untuk perencanaan tata ruang
wilayah kota dengan menambahkan rencana penyediaan
dan pemanfaatan ruang terbuka hijau.
Pasal 29
(1) RTH terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat
(2) Proporsi RTH pada wilayah kota minimal 30% dari
luas wilayah kota
(3) Proporsi RTH Publik minimal 20% dari luas wilayah
kota
Pasal 31
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau dan non hijau diatur
dengan peraturan Menteri
4
I. … lanjutan
RUANG TERBUKA DI PERKOTAAN
RUANG TERBUKA
NON HIJAU PUBLIK
RUANG TERBUKA
NON HIJAU
RUANG TERBUKA
NON HIJAU PRIVAT
RTH PUBLIK
RUANG TERBUKA HIJAU (20% LUAS KOTA)
(RTH)
(MIN 30% LUAS KOTA)
RTH PRIVAT
RTH di Ruang Hunian: RTH di Ruang Non Hunian: RTH di Jarirngan Jalan: (Sungai, Jalan KA, SUTET)
Asumsi KDB maks 80% Asumsi KDB maks 90% Asumsi jalur hijau 30% Asumsi 20% hijau
RTH = 20% x 40% = 8% RTH = 10% x 20% = 2% RTH = 30% x 20% = 6% RTH = 20% x 7,5% = 1,5%
Definisi RTH
RTH adalah area memanjang/ jalur dan/ atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
7
I. … lanjutan
TIPOLOGI RTH
Ekologis
Ruang Pola
RTH RTH Publik
Terbuka Ekologis
Alami
Hijau Sosial/
Budaya
(RTH)
RTH Arsitektural
Pola
Non-
Planologis RTH Privat
alami Ekonomi
8
II. KETENTUAN UMUM
TUJUAN DAN FUNGSI PENYELENGGARAAN RTH
a) meningkatkan mutu lingkungan perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih dan sebagai
sarana pengaman lingkungan perkotaan;
b) menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk
kepentingan masyarakat dan keseimbangan edapis.
9
II. … lanjutan
10
II. … lanjutan
RTH PUBLIK
RTH PRIVAT
11
II. … lanjutan
SISTEM
TAJUK & PERCABANGAN
FUNGSI
INTRINSIK
UDARA FUNGSI EKOLOGIS
O2
oksigen
CO2
carbon dioxida
TANAH FUNGSI
EKSTRINSIK
• FUNGSI SOSIAL
• FUNGSI EKONOMI
AIR • FUNGSI ARSITEKTURAL
SISTEM PERAKARAN
12
II. … lanjutan
Perencanaan Tata Ruang Kota harus dimulai dengan pertanyaan dimana kita
tidak boleh membangun.
Kawasan-kawasan rawan bencana (natural hazards) sebaiknya digunakan
untuk RTH.
Secara hirarkhis di setiap tingkatan wilayah ruang di perkotaan harus memiliki
fungsi pelayanan sosial tertentu dan bentuk RTH yang spesifik.
16
SKEMATIK SKALA PELAYANAN FASILITAS II. … lanjutan
DALAM KOTA BESAR/ METROPOLITAN
N
OLITA
UNIVERSITAS
ETROP
KO
M
TAMAN
TA
/
KO
TA
SA
T A
KO
TE
LI
AN
,D3
T
A M 2
T 1, D
A,D
TK
SM
W
R
TAMAN
KECAMATAN
TAMAN KECAMATAN
RUMAH
SMP
SD
TAMAN
KELURAHAN
KELURAHAN
17
III. KETENTUAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN
RTH
18
III. … lanjutan
RTH katagori ini meliputi: RTH pekarangan, RTH taman dan hutan kota, RTH
jalur hijau jalan, dan RTh untuk fungsi tertentu berupa RTH sempadan rel
kereta api, RTH jaringan listrik tegangan tinggi, RTH sempadan sungan, RTH
sempadan pantai, RTH pengaman sumber air, dan pemakaman.
20
III. … lanjutan
A. RTH PEKARANGAN
a. Pekarangan Rumah Besar
kategori: rumah dengan luasan lahan di atas 500 m2;
RTH min yang disarankan adlh luasan lahan kavling dikurangi luas dasar
bangunan sesuai peraturan daerah setempat;
jumlah pohon pelindung yang harus disediakan min.3 (tiga) pohon pelindung
ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan atau rumput.
Kavling dengan KDB di atas 90% seperti pada kawasan pertokoan di pusat
kota, atau pada kawasan-kawasan dengan kepadatan tinggi dengan lahan
yangan sangat terbatas dibuat taman atap bangunan.
23
III. … lanjutan
24
III. … lanjutan
25
III. … lanjutan
Luas taman minimal 1 m2 per penduduk RT, dengan luas minimal 250 m2
Lokasi taman berada pada radius kurang dari 300 m dari rumah-rumah
penduduk yang dilayani
26
III. … lanjutan
Luas taman minimal 0,5 m2 per penduduk RW, dengan luas minimal
1.250 m2
Lokasi taman berada pada radius kurang dari 1000 m dari rumah-rumah
penduduk yang dilayani
27
III. … lanjutan
3). Taman Kelurahan
Luas taman minimal 0,3 m2 per penduduk kelurahan, dengan luas
minimal 9.000 m2
Lokasi taman berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan
28
III. … lanjutan
4). Taman Kecamatan
Luas taman minimal 0,2 m2 per penduduk kecamatan, dengan luas
minimal 24.000 m2
Lokasi taman berada pada wilayah kecamatan yang bersangkutan
Pohon
pelindung
Jalur
pejalan
kaki
31
III. … lanjutan
Contoh Taman Rukun Tetangga (RT)
Kursi taman
Arena mainan anak Jalur pejalan kaki
Pohon pelindung
32
III. … lanjutan
Lap.
Volley Lap.
rumput
Tempat Tempat Tempat
duduk duduk duduk
Lap.
basket
kios
Sarana
Lapangan olahraga
Terbuka
kios
Area parkir
Kios
Area parkir
Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif) Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)
35
III. … lanjutan
kios
Sarana
plaza
olahraga
Lapangan Terbuka
Hutan kecil
36
III. … lanjutan
37
III. … lanjutan
Menyebar: hutan kota yang tidak mempunyai pola bentuk tertentu, dengan
luas minimal 2500 meter. Komunitas vegetasi tumbuh menyebar terpencar-
pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil
39
III. … lanjutan
Hutan kota;
40
III. … lanjutan
C. RTH JALUR HIJAU JALAN
Jalur tanaman tepi peneduh Jalur tanaman tepi penyerap polusi udara
41
III. … lanjutan
3. Peredam Kebisingan 4. Pemecah Angin
Jalur tanaman tepi penyerap kebisingan Jalur tanaman tepi pemecah angin
5. Pembatas Pandang
43
III. … lanjutan
c. Pada Persimpangan
Catatan: - Tanaman rendah, berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian < 0.80 m
- Tanaman tinggi, berbentuk pohon dengan percabangan di atas 2 meter
44
III. … lanjutan
2). RTH Jalur Pejalan Kaki
a) Kenyamanan cara mengukur kualitas fungsional yang ditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu:
• Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada lansekap untuk membantu dalam
menemukan jalan pada konteks lingkungan yang lebih besar
• Negosiasi, kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya.
b) Perlengkapan untuk memungkinkan terjadinya interaksi sosial baik pasif maupun aktif serta memberi
kesempatan untuk duduk dan melihat pejalan kaki lainnya.
c) Sensor adalah pengalaman menyenangkan atau faktor lainnya sehingga berupa stimulus sensor, baik
yang terukur maupun yang tidak terukur
d) Karakter fisikal
• Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya setempat, kebiasaan dan
gaya hidup, kepadatan penduduk, warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan.
• Kriteria Pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap tempat umumnya berbeda
dipengaruhi oleh tujuan perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada umumnya
orang tidak mau berjalan lebih dari 220 meter.
45
III. … lanjutan
tanaman yang tahan dan dapat hidup dengan baik pada tempat yang ternaungi secara
permanen;
tidak membutuhkan penyinaran matahari secara penuh;
relatif tahan kekurangan air;
perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur bangunan;
sebaiknya merupakan tanaman dari jenis yang mempunyai kemampuan dalam
mengurangi polusi udara;
dapat hidup dengan baik pada pot atau bak tanaman.
46
III. … lanjutan
48
III. … lanjutan
2. Mata air Radius 200 meter a) ruang terbuka hijau dengan aktifitas
sosial terbatas penekanan pada
kelestarian sumberdaya airnya
b) luas ruang terbuka hijau minimal 90%
dengan dominasi pohon tahunan yang
diizinkan
50
III. … lanjutan
52
III. … lanjutan
53
III. … lanjutan
3. KRITERIA VEGETASI RTH
memiliki nilai estetika yang menonjol;
sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;
tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah;
batang dan sistem percabangan kuat;
perakaran dan pertumbuhan batang tidak mengganggu pondasi/ struktur
bangunan;
ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;
berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;
jenis tanaman tahunan atau musiman;
tahan terhadap hama penyakit tanaman;
mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang kehadiran burung.
54
III. … lanjutan
55
III. … lanjutan
56
III. … lanjutan
57
III. … lanjutan
58
III. … lanjutan
59
TERIMA KASIH