Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA TINDAK RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA TANGERANG SELATAN, KABUPATEN LEBAK DAN KABUPATEN PANDEGLANG

CV. EKA DWI SATYA

LATAR BELAKANG

Kota memiliki luas yang tertentu dan terbatas Tata ruang penting dalam usaha untuk efisiensi dan efektifitas penggunaannya, baik sumber daya alam alam maupun sumber daya lainnya. RTH perkotaan mempunyai manfaat kehidupan yang tinggi Keberadaan RTH penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan Kelestarian RTH suatu wilayah perkotaan harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.

Maksud

Meningkatkan kemampuan Pemerintah daerah untuk penyiapan ruang terbuka hijau kota guna mewujudkan kota yang bersih, hijau, nyaman, asri, produktif dan berkelanjutan Tujuan Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan ruang terbuka hijau dengan mengacu kepada rencana tata ruang kota

SASARAN

Tersusunnya masukan rencana dan program penanganan Ruang Terbuka Hijau

Tersusunnya masukan teknis bagi pemerintah bentuk rincian pengendalian ruang terbuka hijau
Tersusunnya master plan/peta rencana ruang terbuka hijau

Teridentifikasinya ruang ruang terbuka hijau


Tersusunnya DED fisik percontohan ruang terbuka hijau di Kota Tangerang Selatan, Pandeglang dan Lebak. Tersusunnya rencana investigasi selama lima tahun ke depan bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang Selatan, Pandeglang dan Lebak

Lingkup Substansi Pekerjaan


Tinjauan Kebijakan Terkait (RTRW, RDTR) Menyiapkan format pendataan Melakukan kajian dan evaluasi terhadap literatur tentang RTH Melakukan pengumpulan data primer maupun sekunder Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif maupun aspek kualitatif Perumusan potensi dan masalah Menyusun Rencana Tindak Penanganan RTH. Menetapkan kawasan percontohan yang akan di DEDkan

LINGKUP WILAYAH PEKERJAAN


Lingkup wilayah yang akan dibahas adalah wilayah administrasi di: Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak

10600'

U T

W A

KOTA CILEGON

KABUPATEN TANGERANG KOTA SERANG

KOTA TANGERANG

KABUPATEN SERANG

Kota Tangerang Selatan


KABUPATEN TANGERANG SELATAN

N A T I A N A P T

Kab. Pandeglang
KABUPATEN PANDEGLANG KABUPATEN LEBAK PROVINSI JAWA BARAT

L S E

Kab. Lebak

S A M U D E R A

H I N D I A

PROPINSI BANTEN Peta Wilayah Perencanaan (Kota Tangerang Selatan, Kab. Pandeglang, Kab. Lebak

ALUR PIKIR RENCANA TINDAK RUANG TERBUKA HIJAU

RENSTRA KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN KOTA/ DAERAH RUTRK,RDTRK, RTRK ARAHAN DAERAH KONSERVASI ARAHAN KOMPOSISI TERBANGUN DAN TIDAK TERBANGUN KEBUTUHAN RTHK KENDALA FISIK RENCANA KEBUTUHAN RTHK KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU

STANDAR

FISIK DASAR SOSIAL EKONOMI

KONSEP DISAIN RTHK

KONDISI UMUM

PENGGUNAAN LAHAN UTILITAS

POTENSI DAN MASALAH SEBARAN DAERAH KHUSUS ALTERNATIF RTH DAERAH KHUSUS

JENIS DAN FUNGSI JUMLAH POTENSI DAN MASALAH

JENIS TANAMAN YANG SESUAI ARAHAN JENIS TANAMAN JENIS TANAMAN KHAS/KHUSUS

KONDISI RTH

LUAS LOKASI

KETERSEDIAAN SDM

ARAHAN ASPEK KELEMBAGAAN

KETERSEDIAAN DANA KELEMBAGAAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN REPELITADA PERTAMANAN APBD PERTAMANAN POTENSI DAN MASALAH

KETERSEDIAAN SARANA PARTISIPASI MASYARAKAT

RENCANA TINDAK RUANG TERBUKA HIJAU KOTA

DATA

ANALISIS

RENCANA

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi : Bentuk RTH alami (habitat liar/alami, kawasan lindung) Bentuk RTH non alami atau RTH binaan (pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman

(a) (b)

Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasikan menjadi : Bentuk RTH kawasan (areal, non linear) Bentuk RTH jalur (koridor, linear), Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya diklasifikasikan menjadi : RTH kawasan perdagangan RTH kawasan perindustrian RTH kawasan permukiman RTH kawasan pertanian RTH kawasan khusus (makam, hankam, olahraga, alamiah)

(a)

(b)
(c) (d) (e)

Fungsi ekologis, RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro. Fungsi sosial budaya, keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai tetenger (landmark) ruang kota. Fungsi arsitektural, RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota dan jalur hijau jalan kota Fungsi ekonomi, RTH sebagai pengembangan sarana wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan.

Pengalokasian Ruang Terbuka Hijau (RTH) erat kaitannya dengan perencanaan kota, karena RTH mempunyai nilai yang sangat penting, antara lain : 1.sebagai pelengkap dan pengontras bentuk kota, 2.sebagai determinan utama bentuk kota, 3.sebagai elemen fisik kota yang dapat menciptakan kenikmatan kota, dan 4.mengangkat nilai kemanusiaan dengan berbagai aktivitas bertemu (Budihardjo dan Sutarto, 1999).

MASUKAN/ DATA

PROSES/ ANALISIS

OUTPUT/ RENCANA

DOKUMEN KEBIJAKSANAAN Pola Dasar Pembangunan Daerah Rencana Tata Ruang (RUTRK, RDTRK, RTRK) Standar standar Tata Ruang KONDISI PERKEMBANGAN Data Sosial Ekonomi Data Fisik Binaan Data Fasilitas dan Utilitas KONDISI FISIK DASAR Klimatotogi, Hidrologi, Geologi, Vegetasi, Topografi. KONDISI RTH KOTA Jenis dan sebaran RTH Kondisi RTH di daerah khusus

Ketetapan mengenai Kawasan Terbangun dan Tidak Terbangun Ketetapan mengenai Daerah Konservasi

Rumusan Kebijaksanaan Pengembangan RTH

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di masa mendatang

Rencana Kebutuhan dan besaran RTH

Kesesuaian Lahan Kesesuaian jenis tanaman dan tanaman khas Kuantitas dan kualitas RTH Kualitas RTH di daerah Khusus

Arahan Jenis Tanaman yang sesuai dengan RTH yang dikembangkan Arahan Konsep Dasar RTH Arahan alternative pemecahan RTH pada daerah khusus

KONDISI KELEMBAGAAN Sumber Daya Manusia Sarana Pengelolaan RTH Peraturan Penunjang Pengelolaan RTH
Data Program RTH Perkembangan anggaran RTH Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Swasta

Kuantitas dan kualitas SDM Kuantitas dan Kualitas Sarana Efektifitas peraturan perundangan yang telah ada
Efektifitas program RTH yang telah dilaksanakan Kuantitas dan kualitas partisipasi masyarakat dan swasta

Arahan Kelembagaan Opersional Pengelola RTH

Arahan Indikasi Program Pengembangan RTH

KERANGKA PENGEMBANGAN RTH


Ruang Terbangun

Wilayah Perkotaan
Ruang Terbuka Ruang Terbuka Hijau (RTH) Fungsi Intrinsik Fungsi Ekstrinsik Ruang Terbuka Non Hijau

Fungsi Ekologis Manfaat Tak Langsung

Fungsi Arsitektural Manfaat Tak Langsung

Fungsi Ekonomi

Fungsi Sosial

Manfaat Tak Langsung

Bentuk RTH Ekologis/alami RTH Berbentuk areal:

Bentuk RTH Binaan

Bentuk RTH Binaan

Bentuk RTH Binaan

Hutan (Hutan kota, hutan lindung, hutan rekreasi(, taman, lapangan Olah raga, kebun raya, kebun pembibitan, kawasan fungsional (perdagangan, industri, permukiman, pertanian), kawasan khusus (hankam, perlindungan tata air, plasma nutfah, dll) RTH Berbentuk jalur: RTH Koridor sungai, RTH sempadan danau, RTH sempadan pantai, RTH tepi jalan, RTH jalur kereta api, RTH sabuk hijau Daya dukung ekologis Sruktur RTH Ekologis/alami RTH publik RTH privat Keselarasan, kesesuaian, keindahan Struktur binaan Manfaat ekonomi Struktur binaan Daya dukung sosial Struktur binaan RTH publik

RTH publik

RTH publik

RTH privat

RTH privat

Manfaat Tak Langsung RTH privat

Manfaat Langsung

Manfaat Langsung

Manfaat Langsung

Model pembangunan dan pengelolaan RTH kota

Manfaat Langsung

No

Skala pelayanan

Kebutuhan Luas

fungsi

250 Penduduk

1 (satu) m2/penduduk

Taman ini dipersiapkan untuk melayani balita, manula serta ibu rumah tangga (lingkup aktifitas RT). Mengingat penduduk yang dilayaninya, maka jarak tempuh dari perumahan penduduk idealnya kurang dari 200 m Taman ini dipersiapkan untuk melayani aktifitas remaja, olahraga, serta kegiatan kemasyarakatan lainnya (Lingkup aktifitas RW). Dengan demikian idealnya taman ini berada pada radius kurang dari 400 m Taman ini melayani kegiatan masyarakat skala kelurahan. Taman ini meliputi luas 2,4 ha melayani kegiatan masyarakat skala kecamatan. Taman ini dapat berupa lapangan terbuka untuk kegiatan olahraga, melayani kegiatan masyarakat pada lingkup wilayah kota. Diperuntukkan untuk berbagai kegiatan masyarakat diperkotaan dalam bentuk taman pulau jalan atau jalurjalur hijau lainnya (median) yang tidak memiliki standar luasan khusus Hutan Kota konservasi Hutan Kota industri Hutan Kota Wilayah pemukiman Hutan Kota wisata Hutan Kota Tangkar satwa

2.500 Penduduk

1.250 m2

3 4

30.000 Penduduk 120.000 Penduduk 480.000 Penduduk

0,3 m2/penduduk 0,2 m2/penduduk 0,3 m2/penduduk

Taman jalan/pulau jalan

Tidak memiliki standar khusus (disesuaikan dengan kebutuhan)

Hutan Kota

0,25 Ha

Alat analisis yang dipakai dalam studi ini adalah : Analisis kualitatif studi literatur, Analisis SWOT, analisis AHP dll. Analisis kuantitatif Proyeksi penduduk, Analisis Kebutuhan rth berdasarkan standar yang ditentukan

TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN Persiapan administrasi Survei dan Observasi Pengumpulan Data dan Informasi Evaluasi dan Analisa

Tinjauan kebijakan RTRW Kab. Tangerang

Pusat Pelayanan Primer Kota-kota yang berfungsi sebagai pusat peyanan skala regional yang melayani seluruh wilayah Kabupaten Tangerang dan Wilayah Kabupaten Tangerang dan wilayah yang lebih luas yaitu: Teluk Naga, Balaraja, dan Serpong. Pusat Pelayanan Sekunder Kota-kota yang mempunyai skala pelayanan sub regional yang memiiki perkembangan cepat dan akan dipercepat pertumbuhannya yaitu : Pondok Aren, Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, Curug, Sepatan, Pasar Kemis, Cikupa, Kosambi, dan Tigaraksa. Pusat Pelayanan Sub Sekunder Kota-kota pusat kecamatan yang melayani wilayah kecamatannya sendiri dan diperkirakan juga dapat melayani wilayah kecamatan lainnya yaitu : Kelapa Dua, Jambe, Sindang Jaya, Sepatan Timur, Serpong Utara, Kronjo, Setu, Sukamulya dan Mauk. Pusat Pelayanan Tersier Kota-kota pusat yang melayani wilayah kecamatannya sendiri yaitu : Pakuhaji, Panongan, Cisoka, Kresek, Legok, Pagedangan, Rajeg, Jayanti, Cisauk, Kemiri, Sukadiri, Mekar Baru dan Solear.

Rencana perlindungan setempat

Jalur sempadan jalan kereta api Kriteria jalur sempadan jalan kereta api yaitu kawasan di sisi kiri dan kanan rel kereta api dengan jarak sekurangkurangnya 25 m. Jalur SUTET Jalur SUTET yaitu kawasan dibawah jaringan SUTET dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m. Jalur Pipa Gas Kriteria jalur pipa gas yaitu kawasan dibawah jaringan pipa gas dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m. Taman, taman lingkungan dan pemakaman Umum

TINJAUAN KEBIJAKAN RTRW KAB. PANDEGLANG


RENCANA ALOKASI PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
JENIS PEMANFAATAN LOKASI
Kecamatan Mandalawangi, Jiput dan Gunung Karang, Gunung Pulosari dan Gunung Aseupan

Kawasan Lindung
A. Hutan Lindung B. Kawasan Resapan Air

C. Sempadan Pantai
D. Sempadan Sungai E. TN Ujung Kulon

Kecamatan Labuan, Panimbang, Cigeulis, Sumur, Cibaliung dan Cikeusik


Kecamatan Pandeglang, Cimanuk, Cisata, Jiput, , Pagelaran, Panimbang Cikeusik, Picung, Cimanggu dan Sumur Pantai pesisir barat dan selatan.

Kawasan Budidaya
(1) Hutan Produksi (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Kecamatan Labuan, Bojong, Cimanggu, Sumur dan Cikeusik

Picung,

Munjul,

Angsana,

Cigeulis,

Cibaliung,

Tanaman Pangan Lahan Basah Tanaman Pangan Lahan Kering Tanaman Perkebunan Tanaman Hortikultura Agrowisata Peternakan Perikanan Laut Perikanan Tambak

Kecamatan Karangtanjung, Cadasari, Pandeglang, Banjar, Cimanuk, Mandalawangi, Jiput, Cipeucang, Pagelaran, Panimbang, Cikeusik, Saketi, Cisata, Cikedal dan Menes. Kecamatan Cadasari, Kaduhejo, Mandalawangi, Jiput, Menes, Saketi, Bojong, Picung, Munjul, Angsana, Cibaliung, Cigeulis, Cimanggu, Sumur dan Cikeusik. Kecamatan Bojong, Picung, Munjul, Cikeusik, Cibaliung dan Cimanggu. Kecamatan, Kaduhejo, Mandalawangi, Cimanuk, Jiput, Menes Kecamatan Menes, Pagelaran, Cigeulis, Panimbang, Mandalawangi dan Kecamatan Bojong, Munjul, Angsana dan Cibaliung. Kecamatan Labuan, Panimbang, Pagelaran, Patia, Sumur dan Cikeusik Kecamatan Labuan, Cikeusik dan Cimanggu. Kecamatan Labuan, Cimanuk, Cikedal, Mandalawangi, Panimbang, Sumur, Pandeglang, Saketi, Jiput, Banjar, Pagelaran, Patia, Cigeulis, Cimanggu dan Cikeusik Kecamatan Pagelaran dan Cimanggu. Disetiap Ibu Kecamatan. Diseluruh Kecamatan.

(10) Kawasan Pariwisata (11) Kawasan Militer (12) Pemukiman Perkotaan (13) Pemukiman Pedesaan

TINJAUAN KEBIJAKAN RTRW KAB. LEBAK

Pengembangan pemanfaatan Ruang Kabupaten Lebak


Strategi penetapan kawasan lindung Mempertahankan kawasan lindung yang ada. Menetapkan kawasan lindung di Kabupaten Lebak yang terdiri dari

kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat kawasan suaka alam dan cagar budaya, serta kawasan, rawan bencana. Pengelolaan kawasan lindung untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lindung melalui kegiatan pemantauan, pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang dikawasan lindung.

RENCANA NON BUDIDAYA KAB. LEBAK

Rencana pemanfaatan Ruang Kabupaten Lebak

Rencana Pemanfaatan Ruang


Kawasan Lindung : -Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya -Kawasan perlindungan setempat

Luas
97.226 63.845

Prosentase (Thdp Luas Total Kab. Lebak)


33,98 22,32

10.595

3,70

-Kawasan Suaka alam & cagar budaya -Kawasan Rawan Becana Kawasan Budidaya : - Pertanian - Non Pertanian

21.482
1.300 188.770 153.485 35.285

7,51
0,45 66,01 53,67 12,34

No 1. 2. 3. 4.

Kecamatan Pamulang Serpong Serpong Utara )*

Luas (Ha) 2.766 4.372

5.
6. 7.

Tabel 2.1 Pondok Aren 2.883 Wilayah Kota Tangerang Selatan Ciputat 3.496 Ciputat Timur )* Setu )* Jumlah 4.338 17.885

Anda mungkin juga menyukai