Disampaikan oleh :
Endang Setyaningrum
Rencana induk merupakan rencana garis besar yang menggambarkan arahan
sistem pengelolaan sampah dalam 25 tahun kedepan (minimal 10 tahun).
Studi kelayakan merupakan bagian dari rencana induk ( baik kelayakan teknis,
ekonomi, lingkungan maupun sosial). Pada tahap ini secara bersamaan juga
dilakukan studi pemilihan lokasi TPA dengan mengacu pada SNI atau metode lain dan
studi AMDAL atau UKL/UPL.
Perencanaan teknis merupakan rencana detail dengan mengacu pada rencana
induk atau studi kelayakan dan dilengkapi dengan gambar detail, spesifikasi
teknis, SOP dan dokumen lain yang diperlukan (penjabaran RKL/RPL atau
UKL/UPL) serta siap untuk dilakukan tahap pelaksanaan (penyediaan prasarana
dan sarana).
URUTAN PROSES
PENGUMPULAN
DATA
INDENTIFIKASI
MASALAH
ANALISA
RENCANA
OUTPUT PERENCANAAN
6 Rencana Pendanaan
• POSISI KOTA/KABUPATEN
A. Gambaran • TRADE MARK KOTA : kota bunga, kota
Wilayah Studi pelajar
• PETA KOTA
• TOPOGRAFI
B. Kondisi Fisik
• GEOLOGI
Kota • HIDROLOGI
DATA KOTA DAN RENCANA PENGEMBANGAN KOTA
•KELOMPOK DATA :
•ASPEK INSTITUSI / KELEMBAGAAN,
B. Sistem •ASPEK TEKNIS,
•ASPEK PEMBIAYAAN,
Pengelolaan •ASPEK PERATURAN
•ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT
Perencanaan penanganan sampah jangka panjang yang aplikatif dan mengacu pada
target nasional, kesepakatan MDGs, serta target propinsi dan kota/kabupaten.
1. Umum
Strategi Teknis, seperti peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan berdasarkan kriteria
kebutuhan pengembangan dan peningkatan kegiatan 3R untuk skala sumber dan
kawasan pada lokasi- lokasi prioritas dan memenuhi kriteria.
Strategi Peningkatan Kelembagaan, seperti peningkatan organisasi sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan pemisahaan fungsi regulator dan operator
Strategi Peningkatan Pembiayaan, seperti peningkatan prioritas alokasi dana untuk
investasi maupun biaya pengelolaan persampahan dan pola pembiayaan yang mengarah
pada Badan Layanan Umum
Strategi Peningkatan Pengaturan, seperti penyempurnaan berbagai Produk hukum
yang realistis serta aplikatif dan sosialisasi produk hukum kepada para stakeholder terutama
mayarakat
Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat, seperti sosialisasi dan edukasi
2.Tujuan dan Target Penanganan
Jangka Pendek, untuk wilayah perencanaan yang membutuhkan penanganan mendesak.
Jangka Menengah, untuk wilayah perencanaan yang membutuhkan penanganan untuk jangka
waktu 5 tahun.
Jangka Panjang, untuk wilayah perencanaan yang membutuhkan penanganan untuk jangka
waktu 10 tahun.
3. Strategi Pengembangan Pelayanan
Prediksi Timbulan Sampah
Sistem Pelayanan
4. Strategi Pembiayaan
Strategi Investasi
Catatan :
•Prosentase kepadatan penduduk (> 100 jiwa/hektar, 50-100 jiwa/hektar dan < 50 jiwa/hektar) harus
dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk pada tahun dimaksud untuk setiap kelurahan.
•Proyeksi fasilitas Kota harus dihitung sesuai dengan rencana pengembangan Kota pada tahun
dimaksud (jangka pendek, menengah dan panjang).
3. Rencana Pengembangan Kelembagaan , meliputi bentuk institusi, bentuk organisasi, SDM, tata
laksana kerja dan pola kerja sama antar kota, bagi TPA Regional.
5. Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi, meliputi biaya investasi, biaya pengoperasian dan
pemeliharaan, indikasi retribusi sampah dan potensi sumber dana pihak swasta.
Rencana Pendanaan
Meliputi :
• Biaya Investasi, perhitungannya didasarkan pada kebutuhan pengadaan lahan (TPA,
TPST dan lain-lain) dan prasarana/sarana persampahan (pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, 3R, pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah)
5. Rencana Pembiayaan, gambaran perencanaan program dapat dilihat pada tabel berikut ini:
6. Sosialisasi
Dokumen studi kelayakan bidang persampahan, merupakan suatu dokumen kelayakan
teknis, ekonomi, keuangan dan lingkungan dari program-program pengembangan
prasarana dan sarana persampahan yang terdapat dalam suatu rencana induk.
Studi kelayakan memuat data atau informasi, berupa:
Perencanaan prasarana dan sarana persampahan yang ada
Kelembagaan
Kebutuhan lahan
Analisis Sensitifitas
Proyeksi rugi/laba
PTMP sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
Gambaran umum kondisi kota/kawasan
Wilayah dan tingkat pelayanan
Program dan kegiatan penanganan sampah
Rencana penanganan sampah yang telah memuat unsur-unsur kelayakan
teknis, sosial, ekonomi, keuangan, dan lingkungan.
Program prioritas
Tahapan pelaksanaan
Aspek pengaturan dan kelembagaa
Pembiayaan
Peran serta masyarakat dan swasta
Kriteria umum dari PTMP adalah sebagai berikut:
Tersedianya dokumen teknis penyelenggaraan prasarana dan sarana
persampahan.
Tersedianya perencanaan dan mekanisme peningkatan kapasitas
kelembagaan penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan.
Analisis tingkat investasi dan manfaat dari penyelenggaraan prasarana
dan sarana persampahan.
Persyaratan teknis dari PTMP adalah sebagai berikut:
Tersedianya konsep perencanaan teknis dan manajemen pengelolaan persampahan
Tersedianya rencana teknis kebutuhan dengan mengantisipasi pertumbuhan timbulan sampah
Terintegrasinya konsep intensifikasi kebersihan berupa konsep reduksi sampah, penggunaan kembali, dan daur
ulang sampah (3R)
Tersedianya opsi konsep manajemen multi institusi pengelolaan kebersihan
Teridentifikasinya kebutuhan materi pengaturan untuk bahan masukan Perda
Tersedianya konsep rancangan kebutuhan dana investasi dan operasional selama lima tahun ke depan berikut
konsep perhitungan tarif retribusi yang perlu dibayar masyarakat
Tersedianya konsep jenis, bentuk, dan pola peran serta masyarakat, berikut teknik, metode, dan materi
penyuluhan serta pendidikan masyarakat.
Tata Cara Pengerjaan Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen
Persampahan
Urutan cara pengerjaan PTMP penyelengaraan prasarana dan sarana adalah :
Pengumpulan data baik secara primer maupun sekunder
Melakukan studi literatur, yang terdiri dari:
Data dan gambar pelaksanaan (as built drawing) prasarana yang sudah ada (TPA)
Laporan PTMP (bila akan dilakukan kaji ulang PTMP yang sudah ditetapkan
sebelumnya)
Melakukan analisis pengolahan data yang diperoleh dengan berbagai metode
analisis kuantitatif dan kualitatif
Membuat kesimpualn berdasarkan data yang ada
Membuat rekomendasi berdasarkan pengkajian dan kesimpulan
Skenario Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
Dalam PTMP perlu dilakukan pengembangan terhadap sistem pengelolaan
persampahan yang telah ada.
Program peningkatan pengelolaan persampahan ke depannya akan mengadopsi
paradigma baru, yaitu menerapkan metode pembatasan, pengurangan, dan
pemanfaatan sampah semaksimal mungkin melalui kegiatan 3R, sehingga
diharapkan jumlah sampah yang dibuang akan berkurang dan tidak
membutuhkan lahan TPA yang terlalu luas.
PEMILIHAN LOKASI TPA
Pemilihan lokasi TPA mempertimbangkan beberapa aspek :
Kondisi geologi dan geohidrologi
Topografi
Kemudahan operasi
Tahapan untuk menghasilkan peta yang menunjukkan zona layak TPA. Pada
tahap ini digunakan kriteria regional yaitu kriteria yang menentukan layak
tidaknya pada suatu wilayah ditempatkan lokasi pembuangan akhir.
Tahap penyisihan
Tahapan untuk memilih satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi
layak TPA yang diperoleh pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini digunakan
kriteria penyisih.
Tahap penetapan
Tahap penentuan lokasi terpilih sebagai TPA oleh instansi yang berwewenang
setempat dan ketentuan yang berlaku.
Kondisi geologi
Tidak berlokasi di zona holocene fault
Tidak boleh di zona bahaya geologi
Kondisi hidrogeologi
Tidak boleh mempunyai muka air tanah < 3 m
Tidak boleh kelulusan tanah > 10-6 cm/detik
Jarak terhadap sumber air minum harus > 100 m di hilir aliran
Dalam hal tidak ada zona yang memenuhi criteria-kriteria tersebut di atas, maka harus
diadakan masukan teknologi.
Kemiringan zona harus kurang dari 20%
Jarak dari lapangan terbang harus > 3.000 m untuk penerbangan turbo jet dan harus > 1.500 m
untuk jenis lain
Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahun.
59
Parameter penyisih dalam pemilihan site yang digunakan pada SNI T-11-1991-03/SNI
03-3241-1994 :
No. Parameter Bobot Nilai
I. Umum
1. Batas Administrasi 5
- dalam batas administrasi 10
- di luar batas administrasi tetapi dalam satu sistem pengelolaan 5
TPA sampah terpadu
- di luar batas administrasi dan di luar sistem pengelolaan TPA 1
sampah terpadu
- di luar batas administrasi 1
2. Pemilik hak atas tanah 3
- pemerintah daerah/pusat 10
- pribadi (satu) 7
- swasta/perusahaan (satu) 5
- lebih dari satu pemilik hak dan atau status kepemilikan 3
- organisasi sosial/agama 1
3. Kapasitas lahan 5
- > 10 tahun 10
- 5 tahun -10 tahun 8
- 3 tahun – 5 tahun 5
- kurang dari 3 tahun 1
60
No. Parameter Bobot Nilai
5. Partisipasi masyarakat 3
-spontan 10
-digerakkan 5
-negosiasi 1
61
No. Parameter Bobot Nilai
2. Air tanah 5
-≥ 10 m dengan kelulusan < 10-6 cm/det 10
-< 10 m dengan kelulusan < 10-6 cm/det 8
-≥ 10 m dengan kelulusan 10-6 cm/det – 10-4 cm/det 3
-< 10 m dengan kelulusan 10-6 cm/det – 10-4 cm/det 1
62
No. Parameter Bobot Nilai
5. Bahaya banjir 2
-tidak ada bahaya banjir 10
-kemungkinan banjir > 25 tahunan 5
-kemungkinan banjir < 25 tahunan → Tolak (kecuali ada masukan -
teknologi)
6. Tanah penutup 4
-tanah penutup cukup 10
-tanah penutup cukup sampai ½ umur pakai 5
-tanah penutup tidak ada 1
7. Intensitas hujan 3
-di bawah 500 mm per tahun 10
-antara 500 mm sampai 1000 mm per tahun 5
-di atas 1000 mm per tahun 1
63
No. Parameter Bobot Nilai
64
No. Parameter Bobot Nilai
13. Pertanian 3
-berlokasi di lahan tidak produktif 10
-tidak ada dampak terhadap pertanian sekitar 5
-terdapat pengaruh negatif terhadap pertanian sekitar 1
-berlokasi di tanah pertanian produktif 1
65
No. Parameter Bobot Nilai
17. Estetika 3
-operasi penimbunan tidak terlihat dari luar 10
-operasi penimbunan sedikit terlihat dari luar 5
-operasi penimbunan terlihat dari luar 1
66
Skema pemilihan
lokasi TPA
Tahap 1: Deskripsi hidrogeologis lokasi (Langkah ke 1 sampai ke 7)
Langkah 1 Jarak sumber pencemar ke titik pemanfaatan sumber air
Berikut adalah proses pemilihan alat angkut persampahan berdasarkan pola pengelolaan persampahan:
Menurut UU No. 18 Tahun 2008, pengangkutan didefinisikan sebagai dalam
bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan
sampah sementara atau dari TPS 3R menuju ke tempat pengolahan sampah
terpadu atau tempat pemrosesan akhir.
Membuat rute yang paling sesuai dengan cara trial and error,
Dimana:
N = Jumlah penduduk yang dilayani per shift
L1= Beban kerja maksimum (ton/shift) yang ditentukan oleh efisiensi pengumpulan
L2= Beban kerja maksimum (ton/shift) yang ditentukan oleh kapasitas kendaraan pengumpul = V
x D xT
F = Frekuensi pengumpulan (1/minggu)
G =Timbulan sampah (ton/orang/hari)
C = Ukuran petugas (orang/petugas)
H = waktu kerja (menit/shift)
E = efisiensi pengumpulan diangkat dari perancangan (orang-menit/ton)
V= volume kendaraan pengumpul (m3)
D = densitas sampah dalam kendaraan (ton/m3)
T = jumlah trip per shift (1/shift)
2. Menghitung jumlah blok yang akan dilayani oleh tiap kendaraan per
shift (B):
B = N/l
Dimana:
B = rata-rata jumlah blok yang akan dilayani
N = jumlah penduduk yang akan dilayani oleh tiap kendaraan per
shift
l =jumlah penduduk per blok
Sistem Kontainer Angkat (Hauled Kontainer Sistem = HCS)
1. Sistem pengosongan kontainer cara 1
Mekanis
Manual
Peraturan lalu lintas yang ada
Pekerja, ukuran dan tipe alat angkut
Jika memungkinkan, rute dibuat mulai dan berakhir di dekat jalan utama,
gunakan topografi dan kondisi fisik daerah sebagai batas rute
Pada daerah berbukit, usahakan rute dimulai dari atas dan berakhir di bawah
Rute dibuat agar kontainer/TPS terakhir yang akan diangkut yang terdekat ke
TPA
Timbulan sampah pada daerah sibuk/lalu lintas padat diangkut sepagi mungkin
Daerah yang menghasilkan timbulan sampah terbanyak, diangkut lebih dahulu
Daerah yang menghasilkan timbulan sampah sedikit, diusahakan terangkut
dalam hari yang sama
1. Waktu Perjalanan
T HCS = ( P HCS + s + h ) / ( 1 – W )
Dimana:
T HCS : waktu yang diperlukan per trip, jam/trip
P HCS : pick up time per trip, jam/trip
S : at site time, jam/trip
H : haul time per trip, jam/trip
W : faktor off route
Haul time (h) = a + b.c
Dimana,
a : konstanta empiris, jam/trip
b : konstanta empiris, jam/km
c : jarak angkut per trip, km/trip
2. Pick Up Time
P HCS = pc + uc + dbc
Dimana,
pc : pick up time untuk kontainer terbeban, jam/trip
uc : waktu pengosongan kontainer, jam/kontainer
dbc : waktu rata-rata perjalanan antara lokasi kontainer, jam/trip
3. Jumlah Perjalanan
Nd = ( 1 – W ) . H / ( P CHS + s + a + bx )
Dimana,
Nd : jumlah perjalanan
H : waktu kerja/hari
4. Jumlah Waktu Kerja dalam Seminggu
Dw = tw ( PHCS + s + a + b.x ) / ( 1 –W )
Dimana,
Dw : waktu pelayanan/minggu
tw : nilai pembulatan Nw, trip/minggu