Anda di halaman 1dari 12

RESUME KEGAWATDARURAN KARDIOVASKULER

“Prosedur Persiapan untuk Vacum dan Forcep”

Oleh :

Ramadhani Riska Sucianti (183110229) Sonia Vaindri (183110234)

Revina Agustina (183110230) Taufal Hidayat (183110236)

Rezi Gusnita Putri (183110231) Wahyuni Irwan (183110237)

Savikri Jurali (183110232) Widya Putri O. (183110238)

Serli Yusuf (183110233) Yesi Sepriyani (183110239)

Yulia Nelri (183110240)

Kelas 3B

Dosen pembimbing :

Hj. Metri Lidya, S.Kp, M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES PADANG

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG


2021
1. FORCEP
A. KONSEP FORCEP EKSTRASI
Forceps digunakan untuk menolong persalinan bayi dengan presentasi vertex,
dapat digolongkan sebagai berikut, menurunkan tingkatan dan posisi kepala bayi pada
jalan lahir pada saat daun forceps dipasang. Tindakan forceps rendah (forceps pintu
bawah panggul) adalah tindakan pemasangan forceps setelah kepala bayi mencapai
dasar perineum, sutura sagitalis berada pada diameter anteroposterior dan kepala bayi
tampak diintroitus vagina. Tindakan forceps tengah (midforseps) adalah tindakan
pemasangan porceps sebelum kriteria untuk porceps rendah dipenuhi, tetapi setelah
engagement kepala bayi terjadi. Adanya engagement biasanya dapat dibuktikan secara
klinis oleh penurunan bagian terendah kepala sampai atau dibawah spina iskiadika
dan pintu atas panggul biasanya lebih besar dari pada ajarak dan pintu atas panggul
biasanya lebih besar daripada jarak diameter biparietal dengan bagian kepala bayi
yang paling bawah. (Menurut sumber dari buku Obstetri Williams).
Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat
porceps. Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk
melahirkan janin. Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari
ekstraksi porceps tetapi bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan.
(Menurut sumber dari buku Pelayangan Kesehatan Maternatal & Neonatal).
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan porceps
yang dipasang pada kepalanya. (Menurut sumber dari buku Ilmu Bedah Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2000)
Cunam ialah suatu alat kebidanan untuk melahirkan janin dengan tarikan pada
kepalanya; disamping itu alat tersebut dapat digunakan untuk menyelenggarakan
putaran kepala janin. Cunam dipakai untuk membantu atau mengganti HIS, akan
tetapi sekali-kali tidak boleh digunakan untuk memaksa kepala janin melewati
rintangan dalam jalan lahir yang tidak dapat diatasi oleh kekuatan HIS yang normal.
Jika prinsip pokok ini tidak diindahkan, maka ekstraksi cunam mengakibatkan luka
pada ibu dan terutama pada anak. (Menurut sumber dari buku Ilmu Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002).
1) Tujuan dari kegunaan Forceps
a. Traksi : Yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan, yang disebabkan
oleh karena satu dan lain hal.
b. Koreksi : Yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil dikiri atau
dikanan depan atau sekali-kali UUK melintang kiri dan kanan atau UUK kiri
atau kanan belakang menjadi UUK depan (dibawah simfisis pubis).
c. Kompresor : untuk menambah moulage kepala.

2) Jenis-jenis Forceps
Forceps yang sering digunakan dalam praktek adalah :
a. Forceps Neagele
b. Forceps Kielland
c. Forceps Piper sering digunakan untuk menarik kepala yang sulit lahir pada
letak sungsang (after coming head).

Perbedaan dan Persamaan forceps Neagele dan Kielland, yaitu :


a. Neagele Keilland
1) Dapat dipasang biparietal atau miring pada kepala
2) Kunci forceps hampir selalu menghadap UUK, kecuali bila UUK terletak
disebelah belakang.Tangkai forceps menghadap ke tungkai atas ibu yang
sesuai dengan tempat letak UUK.
3) Bila kepala berada pada :
a) H-IV: Forceps hanya masuk sampai pangkal sendok rendah forceps.
b) H-III: sendok forceps masuk sampai kunci forceps berada di vulva.
4) Bila kepala berada pada :
a) H-IV: Tangkai forsep membuat 30º dengan bidang horizontal
b) H-III: Tangkai forsep terletak dibidang horizontal
c) H-II: Tangkai forsep 30º dibawah bidang horizontal
5) Sendok forsep kiri terletak sebelah kiri jalan lahir. Sendok forsep kanan
terletak sebelah kanan jalan lahir.
6) Kunci forsep tidak dapat digeser-geser (kunci mati).
7) Lebih cocok untuk forsep rendah (O.K adanya lengkung panggul).
8) Letak sendok forsep terhadap:
a) Kepala: Bisa miring atau biparietal.
b) Panggul: Bisa miring atau melintang.
9) Memasang forsep: Selalu harus forsep kiri yang masukkan terlebih dahulu.
Mempunyai lengkung kepala dan lengkung panggul.
a) Selalu harus dipasang biparietal pada kepala.
b) Tangkai sejajar dengan garis meridian.
c) Bila kepala berada pada:
a. H-IV: Tangkai forsep berada pada dibidang horizontal
b. H-III: Tangkai forsep 30º dibawah bidang horizontal.
c. H-II: Tangkai forsep menghadap ke lantai.
d) Pada prinsipnya serupa, tapiu sendok forsep dapat terletak
disembarang bagian jalan lahir.
e) Kunci forceps dapat digeser-geser
f) Lebih cocok untuk forcep tinggi.
g) Letak sendok forcep terhadap:
a. Kepala: Selalu harus bifarietal.
b. Panggul: Bisa dalam segala kedudukan.
h) Hanya mempunyai lengkung kepala, tidak mempunyai lengkung
panggul.

Jenis forsep lainnya adalah:


a. Forsep Boerma
b. Forsep Tarnier
c. Forsep Simpson

3) Macam-Macam Tindakan Forceps


Berdasarkan pada jauhnya turun kepala, dapat dibenadak beberapa macam
tindakan forceps yaitu:
a. Forceps rendah (low forceps = outlet forceps)
b. Forceps tengah (mid forceps)
c. Forceps tinggi (high forceps)
d. Forceps rendah
a. Pada forceps rendah, kepala sudah turun sampai di H-IV artinya ukuran kepala
yang terbesar sudah melewati pintu atas panggul dan telah sampai ke dasar
panggul, dan telah kelihatan dari luar.
b. Forceps tengah
Pada forceps tengah kepala sudah turun sampai H-III+, artinya ukuran kepala
terbesar telah melewati PAP, tapi belum sampai ke dasar panggul.
c. Forceps tinggi
Pada forceps tinggi kepala sudah sampai H I-II (belum masuk PAP) artinya
ukuran terbesar kepala belum melewati PAP, dengan perkataan lain kepala
masih dapat goyang. Forceps tinggi ini sekarang tidak dilakukan lagi karena
banyak sekali komplikasi untuk ibu maupun untuk janin. Sebagai gantinya
sekarang dilakukan seksio sesarea.

4) Syarat-Syarat
Syarat khusus:
a. Pembukaan lengkap
b. Selaput ketuban telah pecah atau dipecahkan
c. Presentasi kepala dan ukuran kecil cakap cunam
d. Tidak ada kesempitan panggul
e. Anak hidup (termasuk dengan kondisi gawat janin)
f. Penurunan H III + H III-IV (Puskesmas H IV/dasar panggul).
g. Kontraksi baik
h. Ibu tidak gelisah kooperatif
Untuk dapat melahirkan janin dengan ekstraksi cunam, harus dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi sefalopelvik).
b. Pembukaan servik lengkap
c. Kepala janin sudah cakap (mencapai letak = sudah terjadi engagement)
d. Kepala janin harus dapat dipegang oleh cunam.
e. Janin hidup
f. Ketuban sudah pecah atau dipecahkan.
5) Indikasi & Kontraindikasi
a. Indikasi
Gawat janin
Tanda-tanda gawat janin antara lain:
a. DJJ menjadi cepat takhikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
b. DJJ menjadi lebih lambat bradikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
c. Adanya mekonium (pada janin letak kepala).
Dari pihak ibu :
a. Ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik Band, sudah
setinggi kira-kira 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai H-
III sampai H-IV.
b. Adanya oedema pada vagina/vulva. Adanya oedema pada jalan lahir, artinya
partus telah berlangsung lama.
c. Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu badan meninggi, lochia berbau.
d. Eklamsi yang emngancam.
Indikasi Pinard, yaitu:
a. Kepala sudah di H-IV.
b. Pembukaan servik lengkap.
c. Ketuban sudah pecah.
d. 2 jam mengedan janin belum lahir juga.
Catatan : Ada klinik yang menetapkan lamanya sewaktu mengedan ini. ½ 1
jam.
e. Dibagian obstetri FK-USU waktu yang dianut adalah 1 jam.
f. Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, umpamanya:
a) Ibu dengan dekompensasi kordis.
b) Ibu dengan koch pulmonum berat.
c) Ibu dengan enemi berat (HB 6 gr% atau kurang)
d) Pre-eklamsi berat.
e) Ibu dengan asma bronchial.
g. Partus tidak maju-maju umpama pada putar paksi salah, UUK melintang.
Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga (Exhausted mother).
Indikasi relatif (elektif, prolaktif)
a. Ekstraksi cunam yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun
janinnya, tetapi bila tidak dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila
dibiarkan, diharapkan janin akan lahir dalam 15 menit berikutnya.
b. Indikasi relatif dibagi menjadi
1) Indikasi de lee. Ekstraksi cunam dengan syarat kepala sudah didasar
panggul; putaran paksi dalam sudah sempurna; M.Levator Ani sudah
teregang; dan syarat-syarat ekstraksi cunam lainnya sudah dipenuhi.
Ekstraksi cunam atas indikasi elektif, dinegara-negara barat sekarang
banyak dikerjakan, karena dinegara-negara tersebut banyak dipakai
anestesia atau conduction analgesia guna mengurangi nyeri dalam
persalinan. Anestesia dan conduction analgesia menghilangkan tenaga
mengejan, sehingga persalinann harus diakhiri dengan ekstraksi cunam.
2) Indikasi Pinard. Ekstraksi cunam yang mempunyai syarat sama dengan
indikasi de Lee, hanya disini penderita harus sudah mengejan selama 2
jam.
3) Keuntungan indikasi profilaktik, ialah:
a) Mengurangi keregangan perineum yang berlebihan
b) Mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir.
c) Kala II diperpendek
d) Mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala.
Indikasi absolut (mutlak).
a) Indikasi Ibu : - Eklamsia, Preeklamsia
1. Ruptura uteri membakat
2. Ibu dengan penyakit jantung, paru-paru, dll.
b) Indikasi janin : - Gawat janin
c) Indikasi waktu : - Kala II memanjang.

b. Kontraindikasi
1. Malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka dengan mento posterior).
2. Panggul sempit (disproporsi kepala-panggul)
3. Janin sudah lama mati sehingga kepala tidak bulat dan keras lagi, sehingga
kepala sulit dipegang dengan forsep.
4. Anencephalus.
5. Adanya disproporsi sefalok-pelvik.
6. Kepala masih tinggi (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas
panggul).
7. Pembukaan belum lengkap.
8. Pasien bekas operasi vesiko-vaginal fistel.
9. Jika lingkaran kontraksi patologik Band sudah hampir setinggi pusat atau
lebih.

B. PROSEDUR PELAKSANAAN FORCEP EKSTRASI


1) Persiapan untuk ibu :
- Rambut kemaluan dicukur
- Kandung kemih dikosongkan
- Atur posisi lithotomi
- Perineum dan sekitarnya di desinfeksi
- Pasang doek steril

2) Persiapan penolong
- Cuci tangan secara furbringer
- Memakai baju steril
- Memakai sareng tangan steril

3) Persiapan alat
- Doek steril
- Sarung tangan steril
- Alat persalinan normal
- Alat forcep
- Alat untuk episiotomy dan menjahit
- Kateter
- Obat-obatan desinfektan dan uterotonika

4) Persiapan untuk bayi


- Penghisap lendir dan alat resusitasi lainnya
- Alat pemanas bayi
Link video : https://youtu.be/r_WtKtDWlXE

2. VAKUM
A. KONSEP VAKUM EKSTRASI
Adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif
dengan menggunakan ekstraktor vakum dari Malstrom. Persalinan dengan ekstraksi
vakum dilakukan apabila ada indikasi persalinan dan syarat persalinan terpenuhi. Indikasi
persalinan dengan ekstraksi vakum yaitu :
a. Ibu yang mengalami kelelahan tetapi masih mempunyai kekuatan untuk mengejan
b. Partus macet pada kala II
c. Gawat janin
d. Toksemia gravidarum
e. Ruptur uteri mengancam.
Persalinan dengan indikasi tersebut dapat dilakukan dengan ekstraksi vakum dengan
catatan persyaratan persalinan pervaginam memenuhi. Syarat untuk melakukan ekstraksi
vakum adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan lengkap
b. Penurunan kepala janin boleh pada Hodge III
1) Keuntungan Vorcep
Keuntungan ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi forseps antara lain adalah:
a. Mangkuk dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, Hodge III atau kurang
dengan demikian mengurangi frekuensi seksio sesare
b. Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, mangkuk dapat dipasang pada
belakang kepala, samping kepala ataupun dahi
c. Mangkuk dapat dipasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada
pembukaan 8 – 9 cm, untuk mempercepat pembukaan. Untuk itu dilakukan tarikan
ringan yang kontinu sehingga kepala menekan pada serviks. Tarikan tidak boleh
terlalu kuat untuk menghindari robekan serviks. Disamping itu mangkuk tidak boleh
terpasang lebih dari ½ jam untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan
otak

2) Kerugian
a. Memerlukan waktu lebih lama untuk pemasangan mangkuk sampai dapat
ditarik relatif lebih lama daripada forseps (+ 10 menit) cara ini tidak dapat
dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti
misalnya pada fetal distres (gawat janin)
b. Kelainan janin yang tidak segera terlihat (neurologis)
c. Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm
d. Memerlukan kerjasama dengan ibu yang bersalin untuk mengejan

3) Ketentuan Mengenai Ekstraksi Vakum


a. Mangkuk tidak boleh dipasang pada ubun–ubun besar
b. Penurunan tekanan harus berangsur–angsur
c. Mangkuk dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
d. Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu
mengedan
e. Apabila kepala masih agak tinggi (H III) sebaiknya dipasang mangkuk yang
terbesar
f. Mangkuk tidak boleh dipasang pada muka bayi
g. Vakum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi premature

4) Bahaya Ekstraksi Vakum


a. Terhadap ibu: robekan serviks atau vagina karena terjepit antara kepala bayi
dan mangkuk
b. Terhadap anak: perdarahan dalam otak.

B. PROSEDUR PELAKSANAAN VAKUM EKSTRASI


Sebelum dilaksanakan teknik vacum ekstrasi harus mengetahui indikasi ekstraksi
vacum terlebih dahulu yaitu Partus tidak maju dengan anak hidup dan kala II lama dengan
presentasi kepala belakang.
Persiapan adalah sama pada ekstrksi forcipal, cup dilicinkan dengan minyak kemudian
di masukan ke dalam jalan lahir dan diletakkan pada kepala anak. Titik yang ada pada cup
sedapat-dapatnya menunjukkan ke ubun-ubun kecil. Sedapat-dapatnya digunakan cup yang
terbesar supaya tidak mudah terlepas. Dengan 2 jari cup ditekankan pada kepala bayi sambil
seorang asisten dengan perlahan-lahan memompa tekanan sampai – 0,2 atmosfer, setelah itu
dengan 1 jari kita periksa apakah tidak ada jaringan cervix atau vagina yang terjepit. Tekanan
– 0,2 atmosfer dipertahankan selama 2 menit kemudian diturunkan sampai - 0,5 atm, dua
menit kemudian diturunkan lagi sampai -0,7 – (-0.75)atm.
Kita biarkan pada tekanan -0,7 atm,selama 5 menit agar caput terbentuk dengan baik.
Kita pasang pengait dan tangan kanan memegang pengait tersebut untuk menarik. Tiga jari
tangan kiri dimasukkan ke jalan lahir, untuk mengarahkan tarikan, jari-jari telunjuk dan tengah
diletakkan pada pinggir cup sedangkan ibu jari pada bagian tengah cup, Penarikkan dilakukan
pada waktu his dan si ibu disuruh mengedan. Kadang-kadang dapat dilakukan dorongan pada
fundus uteri untuk memudahkan ekstraksi. Arah tarikan adalah sesuai dengan penarikan
forceps. Setelah kepala lahir cup dilepaskan dengan menghilangkan vakum

Link video : https://youtu.be/2KZJgvaM6mM

Anda mungkin juga menyukai