Anda di halaman 1dari 6

RESUME KEGAWATDARURATAN KARDIOVASKULER

“Pemeriksaan dan Penilaian CVP (Central Venous Pressure)”

Oleh :

REVINA AGUSTINA

183110230

III.B

Dosen Pembimbing :

Ns. Hj. Defia Roza, M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES PADANG

D-III KEPERAWATAN PADANG

2021
A. KONSEP UMUM CVP
1. Pengertian CVP
Central Venous Pressure (CVP) merupakan pengukuran tekanan di vena cava superior
ataupun vena cava inferior dan dapat memberikan gambaran tidak langsung mengenai tekanan
atrium kanan.
Central Venous Pressure (CVP) atau tekanan vena sentral merupakan salah satu metode
pemantauan hemodinamik yang bersifat invasif. CVP sering digunakan di ruang perawatan
intensif terutama pada pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan, gagal jantung,
evaluasi terhadap respon terapi dan media pemberian terapi atau cairan hipertonik.

2. Indikasi CVP
a. Untuk mengetahui nilai tekanan vena sentral
b. Untuk pemberian total parental nutrisi/ obat-obatan kemoterapi
- Misalnya memberikan cairan total parental nutrisi pada pasien yang puasa pasca
operasi, cairan parental nutrisi misalnya asam amino
- Memberikan cairan kemotherapi seperti: campto, irinotechan. Cairan kemoterapi
memiliki tekanan osmolitas yang tinggi
c. Pemberian cairan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
Misalnya saat melakukan resusitasi pada pasien luka bakar
d. Pada saat resusitasi. Misalnya pada saat memberikan obat-obatan dengan harapan obat
tersebut cepat sampai ke jantung dan efeknya cepat dirasakan oleh pasien.
e. Pada prosedur khusus
Misalnya pada pasien yang dipasang pacu jantung, hemofiltrat, proses dialysis(pengganti
ginjal).
f. Akses pengambilan sampel darah
g. Akses pemberian obat yang mengiritasi vena perifer

3. Metode pemantauan CVP


a. Teknik non invasive: pengukuran Jugularis venous pressure (JPV) : JVP normal <8
cmH2O
b. Teknik invasive: Central Venous Catheter
Pengukuran CVC dapat dilakukan dengan cara manometer dan tranduser. Dimana dengan
cara manometer dilakukan secara intermiten atau waktu- waktu tertentu sedangkan dengan
tranduser dilakukan secara terus menerus.

4. Tujuan Pemasangan CVP


- Sebagai pemantauan tekanan vena sentral terkait status cairan dan oksigenasi tubuh.
- Memberikan cairan dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relative
singkat.
- Untuk memberikan nutrisi via parenteral
- Untuk memasukkan obat

5. Lokasi Penusukan CVP


1. Vena subclavia
2. Vena jugularis
3. Vena ante Cubital
4. Vena femoralis

B. PEMERIKSAAN CVP
Pengukuran CVP dapat dikelompokkan menjadi 2 metode invasive dan non infasiv.
Pengukuran secara non infasiv dilakukan dengan mengukur tekanan vena jugularis.
Sedangkan pengukuran secara infasif dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam vena
subklavia atau vena jugularis internal yang kemudian akan dimonitor menggunakan
manometer ataupun transduser.
CVP menggambarkan tekanan pada vena central. Alat untuk mengukur CVP adalah
CVC line (Central Venous Cathether). Pemasangan CVC line, biasanya dilakukan oleh
seorang anastesiologi. Area pemasangan CVC line biasanya dilakukan di vena jugularis
interna/eksterna, vena subclavia dextra/sinistra, dan juga vena femoralis. Namun yang area
yang bisanya dilakukan tempat penusukan untuk memasukkan CVC line adalah di vena
subclavia karena letaknya yang relatif dekat dengan atrium kanan. Ujung dari CVC line akan
sampai pada muara vena cava di atrium kanan jantung.
Alat:
1. Dua buah infus set
2. Extension tube
3. Three way connector
4. NaCl 0,9%
5. Plester
6. Manometer
7. Water pass
8. Spidol/ pulpen untuk menandai titik nol pada pasien
9. Bengkok

Langkah Kerja:

1. Mencuci tangan
2. Siapkan alat
3. Memberikan salam dan indentifikasi nama pasien
4. Jelaskan prosedur, dan tujuan pada pasien
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Jaga privasi pasien
7. Pasang 2 buah infus set, 1 untuk NaCl 0,9%, 1 lagi untuk manometer. Masing-masing
slang infus disambungkan dengan three way
8. Cuci tangan 6 langkah dan pakai handscoon. Prinsp pemasangan CVP adalah bersih
9. Posisikan pasien senyaman mungkin. Pasien boleh tidur terlentang atau posisi head up
30˚- 45˚
10. Buka baju pasien
11. Tentukan titik plebostatik atau tiik zero pasien. Dengan cara cari titik IC 4 pasien
kemudian Tarik garis imaginer kearah kanan, kemudian Tarik garis mid aksila dan
pertemukan dengan titik garis sebelumnya. Titik temunya merupakan titik plebostatik
atau titik nol pasin. Kemudian tandai dengan pulpen atau spidol.
12. Titik nol pasien sejajarkan dengan titik nol manometer. Caranya dengan menggunakan
waterpass. Untuk menentukan titik nol manometer maka yang digerakkan adalah water
pass untuk manometer
13. Jika sudah mendapatkan titik kesejajaran antara titik zero pasien dan manometer
kemudian geser manometer
14. Lakukan system 1 yaitu mengalirkan cairan ke pasien guna mengetahui apakah akses
intravenanya masih bagus atau tidak dengan cara memutar three way. Cek apaakh aliran
masih lancer atau tidak
15. System 2 mengalirkan cairan ke arah manometer dengan cara memutar three way dan
menutup aliran ke arah pasien. Isi manometer kurang lebih hingga 25 tidak boleh luber
agar tidak terjadi kontaminasi
16. System 3 mengalirkan cairan dari manometer kearah pasien. Caranya dengan cara
memutar three way yang menghubungkan aliran manometer dengan aliran pada pasien.
Cairan pada manometer tadi kemudian akan turun sedikit demi sedikit
17. Tekanan CVP dipengaruhi tekanan intra thorax sehingga nilainya akan flutuktif atau
berubah-ubah. Pada saat pasien ekspirasi (menghembuskan nafas) nilai CVP akan turun
sedangkan saat pasien inspirasi (menarik nafas) nilai CVP akan naik.
18. Tunggu beberapa saat sampai undulasi (posisi cairan turun) stabil dan menunjukkan nilai
rata-rata undulasi. Dan itulah nilai CVP yang didapatkan
19. Kemudian setelah nilai CVP didapatkan alirkan kembali cairan dari cairan NaCl 0,9% ke
aliran tubuh pasien dengan menutup aliran manometer tadi dengan three way
20. Dokumentasikan hasil pengukuran CVP
21. Rapikan pasien kembali, rapikan alat
22. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan kembali
23. Informasikan kepada pasien jika tindakan sudah selesai dan lakukan kontrak waktu untuk
pengukuran selanjutnya

C. PENILAIAN CVP
1. Nilai CVP dapat berubah-ubah, bisa naik atau turun. Nilai normal CVP menurut Keli (3-8
cmH2O atau 2-6 mmHg. Menurut Izackovic (5-10 cmH2O)
2. Jika nilai CVP naik berarti kemungkinan pasien dalam keadaan mengalami hypervolemia
(volume cairan dalam tubuh berlebih), mengalamai gangguan pada atrium kanan (gagal
jantung kanan), terpasang ventilator atau mengalami embolisme
3. Jika nilai CVP turun kemungkinan pasien dalam keadaan mengalami hypovolemia
(kekurangan volume cairan dalam tubuh), deep inhalation, atau bisa juga pasien
mengakai syok septik

Anda mungkin juga menyukai