Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BANTEN JAYA


Jalan Ciwaru II No. 73 Telp. (0254) 7075977 Serang 42117
Website: http://filkom.unbaja.ac.id/

SOAL UTAMA UTS


SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021

Mata Kuliah : Keselamatan & Kesehatan Semester/ : VII ( Tujuh )


Kerja ( K3 ) Kelas/
Program Studi/Jenjang : S1
Hari/Tanggal : Jumat, Nop 2020 Dosen : Korneilis. S.IP. MM
Waktu : 90 Menit Sifat Ujian : Close Book

I. Petunjuk Umum
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal dengan membaca Basmalah.
2. Kerjakan soal-soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu.
3. Setelah selesai bacalah Hamdalah.

II. Petunjuk Khusus ( soal mata kuliah teori dan praktek ).


1. Mata kuliah teori jumlah soal 10 essay.
2. Mata kuliah praktek jumlah soal 5 soal essay (disesuaikan tingkat kerumitannya).
3. Waktu mengerjakan soal setiap mata kuliah adalah 90 menit

SOAL :

SOAL MATA KULIAH KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

1. Sebutkan dan Jelaskan Tujuan Keselamatan kerja menurut Undang2 Keselamatan kerja
No.1 Tahun 1970.
2. Apa sajakah Tindakan Tidak Aman yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja
3. Sebutkan sumber bahaya di tempat kerja menurut UU No.1 Tahun 1970
4. Sebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja
5. Uraikan dan jelaskan pengendalian terjadinya kecelakaan kerja !
6. Gambarkan dan Jelaskan proses timbulnya Potensi Resiko /Bahaya kerja !
7. Jelaskan pengertian Statistik Kecelakaan kerja menurut Suseno Hadi
8. Sebutkan kewajiban tenaga kerja bila memasuki tempat kerja ?
9. Dalam rangka meningkatan pengetahuan dan keahlian karyawan dibidang K3, program
pelatihan apa sajakah yang perlu diikuti. Sebutkan !
10. Dalam memenuhi ketentuan dan peraturan K3, bentuk pelaporan apa sajakah yang
perlu dilakukan oleh industry. Sebutkan dan jelaskan

“ SELAMAT MENGERJAKAN DAN SEMOGA SUKSES “


Nama : Nuraeni
NPM : 1102171046

JAWABAN :

1. Tiga tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tersebut


antara lain :
1) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3) Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

Dari penjabaran tujuan penerapan K3 di tempat kerja berdasarkan Undang-Undang nomor 1


Tahun 1970 tersebut, maka terdapat harmoni mengenai penerapan K3 di tempat kerja antara
Pengusaha, Tenaga Kerja dan Pemerintah/Negara.

Sehingga di masa yang akan datang, baik dalam waktu dekat ataupun nanti, penerapan K3 di
Indonesia dapat dilaksanakan secara nasional dari Sabang sampai Meraoke.

Seluruh masyarakat Indonesia sadar dan paham betul mengenai pentingnya K3 sehingga dapat
melaksanakannya dalam kegiatan sehari-hari baik di tempat kerja maupun di lingkungan
tempat tinggal.

2. Unsafe action atau tindakan tidak aman merupakan kesalahan manusia dalam suatu
pengambilan sikap dan tindakan. Klasifikasi kesalahan manusia, antara lain :
a. Kesalahan dikarenakan lupa.
Kesalahan yang dilakukan dikarenakan lupa, akan tetapi sebenarnya orang tersebut
mengetahui, mampu, dan berniat mengerjakan suatu hal secara benar dan aman dan telah
biasa melakukannya. Misalnya menekan tombol yang salah.
b. Kesalahan dikarenakan tidak tahu. Kesalahan yang terjadi dikarenakan tidak mengetahui
cara mengerjakan pekerjaan secara benar dan aman atau terjadi perhitungan yang salah.
Kesalahan ini biasanya dikarenakan kurangnya pelatihan, kesalahan instruksi, informasi
yang berubah tidak diberitahukan.
c. Kesalahan dikarenakan tidak mampu. Kesalahan yang terjadi dikarenakan orang tersebut
tidak mampu melakukan pekerjaannya. Misalnya, pekerjaan terlalu sulit, beban fisik dan
mental yang terlalu berat akan pekerjaan tersebut, tugas yang terlalu banyak.
d. Kesalahan yang dikarenakan kurang motivasi.

3. Bahan-bahan yang mengandung racun, mesin-mesin, alat-alat, pesawat-pesawat dan


sebagainya yang serba pelik serta cara-cara kerja yang buruk, kekurangan ketrampilan dan
latihan kerja, tidak adanya pengetahuan tentang sumber bahaya yang baru, senantiasa
merupakan sumber-sumber bahaya dan penyakit-penyakit akibat kerja.

4. A. Faktor Manusia
- Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental,
kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh
Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1 Pasal
1 (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:48). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang
lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung jawab,
cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:54). Umum
mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan, pendengaran dan
kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih. Sebaliknya mereka lebih
berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya dari pada tenaga
kerja usia muda.
- Jenis kelamin
- Masa kerja
- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
- Tingkat Pendidikan
- Perilaku
- Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Aspek fisik, yang mencakup penerangan, suhu udara, kelembapan, cepat rambat udara,
nada, vibrasi mekanis, radiasi, desakan udara, dan sebagainya.
- Aspek kimia, yakni berbentuk gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, serta beberapa benda
padat.
- Aspek biologi, baik dari kelompok hewan ataupun dari tumbuh-tumbuhan.
- Aspek fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, serta langkah kerja.
- Aspek mental-psikologis, yakni formasi kerja, hubungan diantara pekerja atau mungkin
dengan entrepreneur, pemeliharaan kerja, dan lain-lain.

B. Faktor Lingkungan
 Kebisingan : Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan.

 Suhu Udara : Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja
manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C-
27°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya
koordinasi otot.

 Penerangan : Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang
menerangi benda-benda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat
dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.

 Lantai Licin

5. Pengendalian terjadinya kecelakaan kerja :


- Alat harus dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
- Data dan informasi alat harus lengkap.
- Perlengkapan tambahan harus ada dan berfungsi dengan baik.
- Prosedur dan cara penggunaan alat harus benar.
- Penempatan alat dan material harus baik dan teratur.

6. Beragam Potensi Bahaya Kerja di Industri Farmasi


- Bahaya kejatuhan benda asing, contohnya ditemukan di lingkungan pergudangan. ...
- Bahaya terkena bagian mesin yang bergerak. ...
- Bahaya terkena uap atau cairan panas. ...
- Bahaya kerja diruang tertutup. ...
- Kondisi udara dengan kelembaban sangat rendah. ...
- Bahaya kebisingan.
7. Statistik dikemukakan oleh : Suseno Hadi bahwa Secara sempit statistik dapat diartikan
sebagai data. Dalam arti yang luas statistik dapat berarti sebagai alat untuk : menentukan
sampel, mengumpulkan data, menyajikan data, menganalisa data dan menginterpretasi data,
sehingga menjadi informasi yang berguna.
8. Kewajiban tenaga kerja bila memasuki tempat kerja :
- Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja
- Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
- Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan
- Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan yang
diwajibkan
- Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung-jawabkan.

9. Program Pelatihan Di Bidang K3:


1) Skill Training (Pelatihan Keahlian)
Pelatihan keahlian atau skill training merupakan jenis pelatihan yang sering dilakukan
pada setiap perusahaan. Program skill training relatif sederhana seperti menilai kebutuhan
atau kekurangan dan kemudian diidentifikasi melalui penilaian yang teliti.

2) Retraining (Pelatihan Ulang)


Pelatihan ulang atau retraining yaitu memberikan keahlian yang dibutuhkan oleh
karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Melalui hal ini, karyawan
dapat lebih percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan.

3) Cross Functional Training


Cross functional training atau pelatihan lintas fungsional adalah pelatihan yang melibatkan
karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain pekerjaan yang
ditugaskan. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi dan juga sinergitas
antara fungsional satu dengan lainnya.

4) Team Training (Pelatihan Tim)


Pelatihan tim dilakukan dengan bekerja sama yang terdiri dari sekelompok individu untuk
menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
Pelatihan tim biasanya dilakukan di luar ruangan dengan menerapkan beberapa permainan
namun tidak jarang pelatihan tim juga dilakukan di dalam kantor.

5) Language Training
Pelatihan Bahasa menjadi penting karena di masa depan atau bahkan saat ini beberapa
perusahaan lokal sudah terhubung dengan perusahaan asing. Dengan adanya pelatihan
bahasa maka karyawan dapat meningkatkan komunikasi bahasa asing dan dapat
memberikan value tambahan pada karyawan.

6) Technology Training
Beberapa perusahaan atau fungsi pasti menerapkan teknologi. Misalnya saja digital
marketing, developer,dan juga administrasi. Pelatihan teknologi bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas dan keahlian karyawan.
7) Creativity Training
Pelatihan kreativitas atau creativity training yaitu pelatihan dengan memberikan peluang
untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin berdasarkan pada nilai rasional. Gagasan
tersebut nantinya dapat dikembangkan untuk membangun perusahaan yang lebih baik.
10. Dalam memenuhi ketentuan dan peraturan K3, bentuk pelaporan apa sajakah yang perlu
dilakukan oleh industry. Sebutkan dan jelaskan!
Dalam bentuk pelaporan. Laporan-laporan tersebut di antaranya :
- Respons dengan segera
Bila memungkinkan, pekerja yang mengalami kecelakaan harus melapor kepada atasan
sesegera mungkin. Namun bila pekerja tersebut harus segera mendapatkan perawatan
medis, rekan kerja yang melihat kejadian secara langsung bisa melaporkannya kepada
atasan.

- Temukan fakta
Begitu ada laporan kecelakaan kerja, korban sudah mendapatkan pertolongan pertama
atau perawatan medis, dan tempat kejadian sudah dipastikan aman, investigasi
kecelakaan kerja di lokasi kejadian harus segera dilakukan oleh supervisor, korban (bila
memungkinkan), saksi ahli teknis (orang yang mengetahui pekerjaan tersebut), dan
departemen K3 (bila diperlukan).
 
- Tentukan urutan kejadian kecelakaan
Berdasarkan fakta yang ditemukan, saatnya supervisor untuk menentukan urutan
kejadian. Dalam laporan, jelaskan urutan kejadian secara detail, termasuk:

- Analisis kecelakaan
Setelah mengetahui bagaimana kecelakaan bisa terjadi, Anda juga harus melakukan
analisis mendalam mengenai penyebab kecelakaan. Hal ini diperlukan untuk menentukan
tindakan perbaikan atau pengendalian kecelakaan yang efektif.
 
- Tentukan tindakan perbaikan secara komprehensif
Rekomendasi untuk tindakan perbaikan dapat mencakup tindakan perbaikan secara
langsung ataupun jangka panjang,

Anda mungkin juga menyukai