1. Pengertian manajemen pendidikan yaitu suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang mana hal itu bisa berupa man, money, materials, method, machines, market, dan segala hal untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu membutuhkan sebuah rancangan dan perencanaan yang matang sebelumnya. Itulah yang disebut dengan manajemen. Sejalan dengan pengertian di atas, Soebagio Atmodiwirio menjelaskan, manajemen pendidikan adalah proses untuk melakukan perencanaan, melakukan organisasi untuk memimpin dan untuk melakukan pengendalian. Karena menejemen ini dilakukan dalam dunia kependidikan, maka fokusnya dilakukan oleh para tenaga pendidik serta sumber daya dari pendidikan itu sendiri untuk mencapai tujuan pendidikan. Para ahli mengemukakan berbagai pengertian manajemen pendidikan, namun inti dari penjelasan tersebut adalah sama yakni sebuah pengorganisasian pendidikan yang meliputi semua elemen-elemen pendidikan tersebut. Hasil akhirnya adalah tercapainya sebuah tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Lima fungsi Manajemen
1. Perencanaan (planning) Yehezkel Dror dalam Sudjana (2000) mengemukakan: “Planning is the process of preparing a set of decision for action in the future directed as achieving goals by preferable means”. Definisi tersebut mengandung arti bahwa perencanaan merupakan suatu proses untuk mempersiapkan seperangkat keputusan tentang kegiatan-kegiatan pada masa yang akan datang dengan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan melalui penggunaan sarana yang tersedia. Perencanaan bukanlah kegiatan tersendiri, melainkan merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan itu dimulai dengan perumusan tujuan, kebijaksanaan, dan sasaran luas yang kemudian berkembang pada tahapan tujuan dan kebijaksanaan dalam rencana yang lebih rinci berbentuk program-program untuk dilaksanakan (Schaffer, 1970). Secara umum, perencanaan meliputi 3 jenis, yaitu: a. Perencanaan alokatif (allocative planning). b. Perencanaan inovatif (innovative planning) c. Perencanaan strategi (strategic planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) Flippo dan Musinger (1975) mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan merancang dan menetapkan komponen pelaksanaan suatu proses kegiatan yang terdiri atas tenaga manusia, fungsi dan fasilitas. Sedangkan Hersey (1982) mendefinisikan pengorganisasian sebagai kegiatan memadukan sumber-sumber yaitu manusia, modal dan fasilitas serta menggunakan sumber-sumber itu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Penggerakan (Motivating) Penggerakan menurut Siagian (1982) adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kapada bawahan sedemikian rupa sehingga mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Sedangkan Hersey dan Blanchard (1982) mendefinisikan penggerakan sebagai kegiatan untuk menumbuhkan situasi yang secara langsung dapat mengarahkan dorongan-dorongan yang ada dalam diri seseorang atau sekelompok orang kepada kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 4. Pengawasan (controlling) Pengawasan (controlling) menurut Longenecher (1973) adalah aktivis yang berkaitan dengan kegiatan penilikan, yang sedang berlangsung, peraturan-peraturan yang sedang dan harus dilaksanakan oleh setiap orang yang terlibat dalam organisasi, kelemahan-kelemahan pelaksanaan, dan cara-cara yang digunakan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Sedangkan Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1985) menegaskan bahwa pengawasan adalah upaya memperbaiki kegiatan untuk memelihara agar pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai sesuai dengan rencana. 5. Penilaian (Evaluation) Paul (1976) memberi arti bahwa “evaluation is the systematic process of judging the worth, desirability, effectiveness, or adequacy of something according to definitive criteria and purposes”. Dalam pengertian ini dikemukakan bahwa penilaian adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas, atau kecocokan sesuatu sesuai dengan efektifitas dan tujuan yang telah ditetapkan. 3. Tahapan manajemen Peserta Didik diantaranya: a. Analisis kebutuhan peserta didik. Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). b. Rekruitmen peserta didik. Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakekatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. c. Seleksi peserta didik. Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan di terima atau tidaknya calon peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdsarkan ketentuan yang berlaku. d. Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. e. Penempatan peserta didik (pembagian kelas). Sebelum peserta didik yang diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas. f. Pembinaan dan pengembangan peserta didik. Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik. g. Pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) sangat di perlukan. h. Kelulusan dan alumni. Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah di selesaikannya program pendidikan yang harus di ikuti oleh peserta didik.