Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

RESISTOR
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Teknik Listrik

Dosen Pengampu : Catra Indra Cahyadi, S.SiT,M.Pd

OLEH
Nama : Muhammad Rafli Fazal
NIT : 56192010013
Kelas : TR01A

JURUSAN D-IV TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR


UDARA
FAKULTAS TEKNIK
POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

terselesainya makalah yang berjudul “RESISTOR”.

Proses terselesainya makalah ini melibatkan semua anggota kelompok dan

rekan – rekan yang telah membantu. Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih

banyak kepada semua pihak yang telah terlibat dalam terselesaikannya paper ini. Dan

tak lupa juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Elektronika Dasar 1 Bapak

Elmy Mahzum M.IT yang senantiasa membimbing kami.

Kami menyadari bahwa paper yang kami buat ini masih banyak kekurangan.

Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dari paper ini dan

kami juga menunggu kritik dan saran dari semua pihak agar selanjutnya kami dapat

membuat paper yang lebih baik lagi.

Palembang, 7 Januari 2021

Penulis

Muhammad Rafli Fazal


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
A. Pengertian Resistor...........................................................................................................1
B. Bahan-bahan yang terkandung didalam resistor.............................................................7
C. Jenis-jenis Resistor...........................................................................................................9
D. Prinsip Kerja Resistor......................................................................................................18
BAB II......................................................................................................................................20
RANGKAIAN RESISTOR........................................................................................................20
1. Resistor dalam rangkaian Seri.....................................................................................20
2. Resistor dalam rangkaian parallel...............................................................................21
3. Hubungan Delta dan Bintang......................................................................................23
BAB III...................................................................................................................................26
KESIMPULAN......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................27
BAB I

A. Pengertian Resistor

Gambar 1.1 : Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau

membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Sebagaimana

dengan fungsi resistor yang bersifat resistif dan termasuk komponen pasif. Satuan atau nilai

resistansi dari suatu resistor disebut Ohm dan dilambangkan dengan symbol omega ().

Sesuai hukum ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya

dan berbanding lurus dengan tegangannya.

V : Tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)

I : arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)

R : nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar (ohm)

Selain nilai resistansinya (ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai

toleransi dan kapasitas daya  yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan
resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh

karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

Simbol resistor dalam bentuk gambar yang sering digunakan dalam suatu desain

rangkaian elektronika.

Gambar 1.2 : symbol resistor

 Rating Daya

Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu

dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran

fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalam satuan Watt untuk resistor dengan kemasan

fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari

resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan

sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.

Banyak resistor tetap yang di rancang untuk menghantarkan listrik pada rating daya

tidak lebih dari seperempat watt (250 mW). Daya maksimum ini tidak boleh dilampui. Ada

beberapa resistor yang dibuat dengan rating daya yang lebih besar, misalnya 0,5 A ; 1 A ; 5

A. Beberapa di antaranya bahkan mampu bekerja dengan daya hingga beberapa ratus watt.
Rating ini lebih besar di bandingkan dengan yang di pakai untuk resistor-resistor daya

rendah pada umumnya. Resistor-resistor dengan rating daya setinggi ini biasanya terdiri dari

sebuah kumparan kawat tipis yang dililitkan paa sebuah inti keramik.

 Toleransi Resistor

Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada

badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Pada

umumnya pada badan resistor terdapat cincin warna keempat, yang di tempatkan pada ujung

yang berlawanan dengan ketiga cincin lainnya. Cincin warna ini menunjukkan toleransi atau

tingkat kepresisian resistor. Cincin ini menunjukkan seberapa jauh nilai tahanan aktual

resistor akan menyimpang ( atau berbeda ) dari nilai tahanan nominal yang di nyatakan oleh

kode warna resistor.

Nilai toleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi

kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor

dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor

10%).

Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna

maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan

kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik

kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan

resistor 1%.

 Kode warna resistor

Untuk menentukan nilai resistansi suatu resistor dapat diketahui dengan 2 cara. Untuk

resistor dengan fisik yang besar biasanya nilai resistansi sudah tertulis di badan resistor.
Namun, untuk resistor dengan fisik yang lebih kecil biasanya nilai resistansinya

dilambangkan dengan kode warna.

Pita ketiga Pita keempat Pita kelima


Warna Pita pertama Pita kedua
(pengali) (toleransi) (koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Oranye 3 3 × 103 15 ppm
Kuning 4 4 × 104 25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109
Emas × 10-1 ± 5% (J)
Perak × 10-2 ± 10% (K)
Kosong ± 20% (M)
Gambar 1.3 : keterangan kode warna resistor

1. Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3

merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi

resistor.
Gambar 1.4 : resistor dengan 4 cincin kode warna

2. Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4

merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi

resistor.

Gambar 1.5 : resistor dengan 5 cincin kode warna

3. Resistor Dengan 6 Cincin Warna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin

warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur

yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.


Gambar 1.6 : resistor dengan 6 cincin warna

 Fungsi Resistor

Dalam rangkaian listrik, resistor memiliki peran penting untuk membatasi arus dan

berperan penting pada bagian aktif seperti transistor dan IC. Berikut beberapa fungsi yang

terdapat pada resistor:

1. Membatasi arus dan tegangan pada transistor.

Transistor pada dasarnya membutuhkan tegangan dasar yang rendah untuk membuat

tegangan tinggi mengalir melalui terminal. Namun tegangan dasar cukup rentan terhadap arus

tinggi, sehingga resistor dibutuhkan untuk mmebatasi arus menyediakan tegangan dasar

pengaman.

2. Membatasi arus pada LED.

Seperti pada transistor, LED juga terlalu sensitif terhadap arus tinggi. Resistor yang

ditempatkan pada rangkaian dengan LED akan membuat arus mengalir sesuai yang

dibutuhkan.
3. Pengatur waktu dalam rangkaian.

Komponen pengatur waktu pada rangkaian timer dan oscillator selalu menggunakan

kombinasi resistor dan kapasitor. Waktu dibutuhkan untuk mengisi atau membuang muatan

listrik dan memicu rangkaian. Resistor secara efektif digunakan untuk mengatur proses

pengisian dan pembuangan muatan tersebut dengan nilai yang bervariasi untuk mendapatkan

interval waktu yang berbeda.

4. Melindungi arus pendek.

Inisiasi pengaktifan power supply dapat menimbulkan tegangan berbahaya bagi

rangkaian listrik yang dapat berbahaya bagi komponen penting. Resistor yang terhubung

secara seri dengan terminal power supply pada rangkaian dapat membatasi tegangan

meningkat secara mendadak dan menghindari bahaya yang dapat terjadi. Resistor tersebut

umumnya memiliki nilai yang rendah sehingga tidak akan mempengaruhi kapasitas dari

rangkaian secara keseluruhan.

B. Bahan-bahan yang terkandung didalam resistor

1.      Film karbon

Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin

dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar potongan

jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan

resistansi yang lebar[1]. Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5

W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat

bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum

200 hingga 600 v.


2.      Film logam

Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal

beberapa mikrometer. Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik.

Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari

resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai

TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun,

50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42dB,

koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF.

3. Komposisi karbon

Resistor jenis ini terdiri dari sebuah unsure resistif yang berbentuk tabung dengan kawat

atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor ilindungi dengan cat atau plastic dan

diberi kode warna sesuai dengan nilai resistansinya. Unsure resistif dibuat dari campuran

serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan

campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan

isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang

tidak terlalu popular karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik.

Resistor komposisi karbon memiliki kelemahan seperti toleransi dan resistansinya berubah

jika dikenai tegangan lebih. Selain itu, jika resistor menjadi lembab panas solder dapat

mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor menjadi rusak. Walaupun begitu, resistor ini

sangat reliable jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih. Resistor ini

masih diproduksi, tetapi relative cukup mahal. Resistansi nya berkisar antara beberapa mili

Ohm hingga 22 Ohm.

C. Jenis-jenis Resistor
1. Resistor berdasarkan bahannya

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan

menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.

1.1 Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Gambar 1.7 : resistor kawat

Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat

kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang

dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.

1.2 Resistor Arang (Carbon Resistor)

Gambar 1.8 : resistor arang

Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan

utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak
digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan

kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

1.3 Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Gambar 1.9 : resistor oksida logam

Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan

resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih

baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik

resistor metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna

yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal

film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt.

Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri

dan perangkat militer.

2. Resistor berdasarkan Nilai Resistansinya

Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu

resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)

2.1 Resistor tetap(Fixed Resistor)


Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau tetap.

Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus dalam

suatu rangkaian elektronika.

Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :

Gambar 1.10 : bentuk dan symbol resistor tetap

Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :

 Resistor Kawat

Gambar 1.11 : resistor kawat


Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat

rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini

bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi dan

tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam rangkaian power.

Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada

bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan semen.

 Resistor Batang Karbon (Arang)

Gambar 1.12 : resistor batang karbon

Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda

dengan kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap

warna gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk

setelah adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan resistor batang

karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.

Resistor Keramik

Gambar 1.13 : resistor keramik


Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik.

Pada saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin

dan dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai

resistansi yang tinggi, resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik.

Rating daya yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

 Resistor Film Karbon

Gambar 1.14 : resistor film karbon

Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Sejalan

dengan perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan

dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai

resistansi sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai resistansi

yang tinggi dan juga bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan di dalam

berbagai rangkaian elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini adalah 1/4 Watt, 1/2

Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

 Resistor Film Metal


Gambar 1.15 : resistor film metal

Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya saja

resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi

karena nilai toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis Fixed

Resistor lainnya, resistor ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi karena memilik 5 gelang

warna bahkan ada juga yang terdapat 6 gelang warna. Resistor film metal banyak digunakan

dalam rangkaian elektronika yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, seperti alat ukur.

2.2 Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan

diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi

Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.

Bentuk dan Simbol Variable Resistor  

Gambar 1.16 : bentuk dan symbol resistor tidak tetap

 Potensiometer
Gambar 1.17 : potensiometer

Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita rubah

dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada umumnya, resistor

ini terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektornika.

Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena memiliki ukuran

yang lebih kecil dan resistansi yang cukup besar. Perubahan nilai resistansi terbagi menjadi

dua, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengetahui apakah potensiometer tersebut linier

atau logaritmatik dapat dilihat dari huruf yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera

huruf “B” maka potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf

“A” maka potensiometer tersebut bersifat linier.

 Trimpot

Gambar 1.18 : trimpot


Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang nilai resistansinya

dapat berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan potensiometer,

hanya saja bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan

nilai resistansi tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengubah

nilai resistansi dengan cara memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan

obeng.

 NTC dan PTC

Gambar 1.19 : NTC dan PTC

NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature

Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi

perubahan temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik apabila

temperatur di sekelilingnya turun, Sedangkan nilai resistansi PTC akan naik jika jika

temperatur di sekelilingnya naik. Kedua resiston ini paling sering digunakan sebagai sensor

karena dapat mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.


2.3 LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya

dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya. Untuk lebih jelas mengenai LDR,

Silakan baca : Pengertian LDR dan Cara Mengukurnya.

Bentuk dan Simbol LDR  

Gambar 1.20 : LDR

D. Prinsip Kerja Resistor

Dengan menggunakan resistor pada rangkaian listrik, kita dapat mengurangi arus

listrik hingga ke besaran yang diharapkan. Karena fungsi yang terdapat di dalamnya, resistor
merupakan komponen utama yang digunakan pada alat elektronik. Meskipun bentuk resistor

dari luar terlihat seragam, bagian dalam resistor biasanya berbeda berdasarkan material yang

digunakan. Pada bagian dalam, kita akan menemukan batang keramik dipasang pada bagian

inti dan diselubungi oleh kawat tembaga di bagian luarnya.

Jumlah tembaga yang dipasang mempengaruhi besaran hambatan. Semakin banyak

kawat tembaga yang dililit dan semakin tipis tembaga, semakin besar hambatan yang terdapat

di dalamnya. Resistor dengan hambatan lebih rendah yang dirancang untuk kebutuhan

rangkaian listrik bertenaga rendah, biasanya tidak menggunakan tembaga melainkan lilitan

dari karbon.

jika sebuah resistor di anggap sebagai sebuah bendungan & arus air yang mengalir

dianggap sebagai arus listrik. Umpamanya sebuah sungai terdapat dua bendungan yang

digunakan untuk membagi air tersebut. Bendungan pertama sebagai resistor 1 dan bendungan

kedua sebagai resistor 2. maka besarnya arus air tergantung dari besar kecilnya  bukaan pintu

bendungan yang di buka. Semakin besar pintu bendungan dibuka, semakin besar juga arus air

yang akan melewati pintu bendungan tersebut, dan jika bukaan di tiap-tiap pintu bendungan

tersebut sama besarnya maka arus air yang mengalir akan terbagi rata  di kedua pintu

bendungan tersebut. jadi bila menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang

nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau

tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi.
BAB II

RANGKAIAN RESISTOR

1. Resistor dalam rangkaian Seri

Beberapa hambatan yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan salah satu ujung

hambatan yang lain disebut hubungan hambatan seri. Resistor yang disusun seri selalu

menghasilkan resistansi yang lebih besar. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada setiap

resistor sama besar. R1, R2, dan R3 disusun secara seri, resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3

dapat diganti dengan satu resistor pengganti yaitu Rs. Resistor yang dirangkai secara seri

mempunyai nilai pengganti, yang besarnya dapat   dirumuskan: Jika semua nilai R yang

disusun sama, dapat ditulis:   


Gambar 2.1 : resistor rangkaian seri

Contoh soal rangkaian resisitor seri:

1. Hitung nilai resistor pengganti dari ketiga resistor yang dirangkai seperti di bawah ini !

Penyelesaian:

Diketahui:    R1 = 2 ohm

                    R2 = 4 ohm

                    R3 = 3 ohm

Ditanyakan:   Rs  = ........ ?

Dijawab :     

Rs = R1+ R2 + R3
Rs = 2 + 4 + 3

Rs = 9              Jadi nilai resistor pengganti adalah 9 ohm.

2. Resistor dalam rangkaian parallel

Beberapa hambatan yang masing-masing ujungnya dihubungkan menjadi satu disebut

hubungan parallel. Resistor yang disusun secara paralel selalu menghasilkan resistansi yang

lebih kecil. Pada rangkaian paralel arus akan terbagi pada masing-masing resistor pada

masing-masing resestor, tetapi tegangan pada ujung-ujung resistor sama besar.

Pada rangkaian fresestor disamping untuk R 1, R2, dan R3 disusun secara paralel,

resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan satu resistor pengganti yaitu Rp.

Resistor yang dirangkai secara paralel mempunyai nilai pengganti, yang besarnya dapat

dirumuskan:

Gambar 2.2 : resistor rangkaian parallel

Contoh soal rangkaian parallel pada resistor


1. Hitunglah nilai resistor pengganti pada rangkaian di bawah ini

Penyelesaian:

a) Diketahui:    

R1 = 20 ohm

R2 = 30 ohm

R3 = 60 ohm

Ditanyakan:   Rp  = ........ ?

Dijawab:      

1/ Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

1/ Rp = 1/20 + 1/30 + 1/30

1/ Rp = 3/60 + 2/60 + 1/60

1/ Rp = 6/60

Rp = 10 ohm Jadi nilai resistor pengganti adalah 10 ohm.      


3. Hubungan Delta dan Bintang

Ada rangkaian hambatan dengan konfigurasi tertentu yang tidak dapat disederhanakan

dengan kombinasi seri atau parallel. Konfigurasi ini biasanya dapat disederhanakan setelah

diubah dengan transformasi delta bintang atau bintang delta. Pada gambar dibawah terlihat

hambatan-hambatan Ra, Rb, dan Rc dalam hubungan delta, akan di konfersikan menjadi

bentuk bintang yang terdiri dari hambatan-hambatan R1, R2, dan R3.

Gambar 2.3 : rangkaian delta - bintang

Transformasi rangkaian bintang ke delta pada raangkaian resisto


Gambar 2.4 : rangkaian bintang – delta
BAB III

KESIMPULAN

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau

membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Sebagaimana

dengan fungsi resistor yang bersifat resistif dan termasuk komponen pasif. Satuan atau nilai

resistansi dari suatu resistor disebut Ohm dan dilambangkan dengan symbol omega ().

Sesuai hukum ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya

dan berbanding lurus dengan tegangannya.

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan, resistor dibedakan menjadi resistor

kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film. Kemudian

berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed

Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor).


DAFTAR PUSTAKA
http:/// PengertianResistordanJenis-jenisResitor.htm

http://asrilphaslaugi.blogspot.com/2010/01/makalah-resisitor.html

http://wwwfisikaasikcom.blogspot.com/2012/03/petunjuk-

Giancoli.1998.Fisika Edisi Kelima Jilid 2.Jakarta:Erlangga.

Prasetyono, Dwi Sunar. 2003. Belajar Sistem Cepat Elektronika. Yogyakarta : PT. Absolut.

Rusmadi, Dedy. 2001. Mengenal Komponen Elektronika. Bandung : PT. Pionir Jaya.

Team Laboratorium Fisika Fkip Unsyiah.2015.Penuntun Praktikum Elektronika

Dasar I.Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Wasis p. 1981. Keterampilan Elektronika. Surabaya : PT. Usaha Nasional.

Young.2000.Fisika Universitas.Bandung:Erlangga.

Yusrizal.2012.Fisika Dasar II.Banda Aceh:Syiah Kuala University Press.

Anda mungkin juga menyukai