Anda di halaman 1dari 12

Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan

Konsep dan Penerapan Lingkungan Hidup (UU RI No. 23 tahun 1997)


Konsep Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah keseluruhan ruang yang ada di bumi yang terdiri dari udara,
tanah, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya.
Norma yang mendasari lingkungan hidup adalah norma ketertiban, norma kebersihan,
dan norma keindahan.
Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu Lingkungan alami,
lingkungan binaan, dan lingkungan sosial budaya.
Lingkungan hidup yang baik adalah lingkungan hidup yang masing-masing hidup
berjalan dengan baik.
Lingkunan hidup yang ada di bumi, benda mati atau hidup, timbal balik manusia.
Komponen Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Alami (Lingkungan hidup alami adalah lingkungan yang telah ada di
alam tanpa campur
tangan manusia. Contohnya seperti hutan belantara).
Lingkungan Hidup Binaan (Lingkungan binaan adalah lingkungan yang sudah direkayasa
oleh manusia.
Contohnya seperti sekolah, perumahan dan perkantoran).
Lingkungan Hidup Sosial Budaya (Lingkungan social budaya yaitu lingkungan yang
dipengaruhi oleh sosial budaya masyarakat setempat).
Lalu Lintas Pembayaran
Lalu lintas pembayaran tradisional
Karakteristik :
Umumnya pihak pembayar dan penerima bertemu langsung
Alat pembayaran yang digunakan uang kartal atau tunai
Belum membutuhkan jasa pihak ketiga seperti jasa bank
Dalam lalu lintas pembayaran tradisional pelaksanaannya sederhana dan cepat
Lalu lintas pembayaran modernKarakteristik :
Sering pembayar dan penerima tidak bertemu langsung
Alat pembayaran yang digunakan bervariasi
Dibutuhkan jasa pihak ketiga seperti bank
Lalu lintas pembayaran dengan cek
Cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan di dalamnya. Cek = Salah satu sarana menarik/mengambil uang di rekening
giro.
Syarat formal cek :
Harus tertulis perkataan cek
Harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
Nama bank yang harus membayar
Penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
Tanda tangan penarik
Syarat lainnya :
Tersedianya dana
Ada materai yang cukup
Jinka ada coretan atau perubahan harus ditandatangani
Memperlihatkan masa kadaluarsa cek yaitu 70 hari setelah dikeluarkannya cek
Jenis-jenis cek :
Cek Atas Nama (cek yang diterbitkan atas nama seseorang)
Cek atas unjuk (Tidak tertulis nama seseorang)
Cek Silang (Cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang)
Cek Mundur (Cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang/cek yang belum
jatuh tempo)
Cek Kosong (Cek yang dananya tidak tersedia di dalam giro)
Lalu lintas pembayaran dengan giro
Giro adalah simpanan , dimana penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan media
yaitu cek (cheque), bilyet giro dan srana perintah pembayaran. Bilyet giro
merupakan surat pemindahbukuan.
Pengoperasian lalu lintas pembayaran transaksi
No
Transaksi
Jenis Bukti Transaksi

1.
Pembelian perlengkapan/peralatan
Faktur/nota kontan/kuitansi

2.
Pembelian barang dagang
Faktur/nota kontan/kuitansi

3.
Retur pembelian barang dagang
Nota debet/kopi nota retur/nota pembatalan

4.
Pembayaran pelunasan pembelian kredit
Kuitansi/pengeluaran kas

5.
Penjualan barang dagang
Kopi faktur/nota kontan/kopi kuitansi

6.
Retur penjualan
Nota kredit/nota retur

7.
Penerimaan pelunasan penjualan kredit
Kopi kuitansi/penerimaan kas

8.
Penjualan dagang kepada instansi
Kopi faktur

9.
Pembayaran beban
Memo/kuitansi

Penghapusan Piutang

Transaksi
Metode Cadangan
Metode Penghapusan Langsung

Taksiran Kerugian Piutang


Beban Kerugian Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
Tidak Dijurnal

Penghapusan Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
Piutang
Beban Kerugian Piutang
Piutang
Pelanggan Menyanggupi Membayar
Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
Piutang
Beban Kerugian Piutang

Penerimaan Uang dari Piutang yang sudah dihapus


Kas
Piutang
Kas
Piutang

Contoh Soal :
Jika Cadangan kerugian piutang bersaldo kredit pada buku besar PD. Anjani tanggal
31 Desember terdapat akun antara lain sebagai berikut :
1-1101 Piutang Dagang Rp.150.000.000,00
1-1102 cadangan Kerugian Piutang (K) Rp. 1.000.000,00
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang pada 31
Desember. Berdasarkan data tersebut, besar beban kerugian piutang untuk tahun
tersebut adalah....
Taksiran Kerugian Piutang 2% x Rp.150.000.000,00 = Rp.3.000.000,00
Saldo Kredit akun cadangan kerugian piutang = (Rp.1.000.000,00)
Kerugian yang menjadi beban tahun = Rp.2.000.000,00
Jurnal (D) Beban Kerugian Piutang Rp.2.000.000,00
(K) Cadangan Kerugiaan Piutang Rp.2.000.000,00
PT. Junior menyerahkan wesel berbunga 12% per tahun pada 01 Agustus kepada PT.
Senior dengan nilai Rp.500.000.000,00. Jatuh tempo 2 bulan, dan tarif diskonto 10%
per tahun. Pada 26 Agustus PT. Senior mendiskontokan wesel tersebut. Nilai yang
akan diterima oleh PT. Senior adalah...
Periode Diskonto : 26-31 Agustus = 5 hari
September = 30 hari
1 Agustus = 1 hari
36 hari
Nilai jatuh tempo wesel Rp.500.000.000,00
Bunga : Rp.500.000.000,00 x 12% x 2/12 Rp. 10.000.000,00
Nilai Jatuh Tempo Rp.510.000.000,00
Diskonto : Rp. 510.000.000,00 x 10% x 36/360 (Rp. 5.100.000,00)
Rp.504.900.000,00
Rekonsiliasi Bank
Outstanding Check (Check yang masih beredar) Saldo Bank Berkurang -
Deposit Intransit (Setoran dalam Perlajalan) Saldo Bank Bertambah +
Hasil Inkaso dan Transfer Bank (Perintah untuk menagihkan piutang) Saldo Kas
Perusahaan +
Service Charge (Beban Bank) Saldo Kas Perusahaan -
Collection (Penagihan oleh Bank) Saldo Kas Perusahaan +
Non Sufficient-funds Check (Cek Kosong) Saldo Kas Perusahaan –
Cashier Check (Cek di tempat/Pembayaran menggunakan formulir di bank) Saldo Kas
Perusahaan –
Jasa Giro Saldo Kas Perusahaan +

Hal-hal yang menyebabkan perbedaan saldo kas menurut catatan perusahaan dan bank
Perusahaan sudah mencatat sebagai pendapatan namun bank belum
Bank sudah mencatat sebagai pendapatan namun perusahaan belum
Perusahaan sudah mencatat sebagai Beban namun bank belum
Bank sudah mencatat sebagai Beban namun Perusahaan belum

Akuntansi jasa,dagang, dan manufaktur


Transaksi Keuangan adalah suatu kejadian di dalam perusahaan yang menghendaki
adanya pencatatan secara kronologis, sistematis, dan teratur yang menyebabkan
adanya perubahan harta, utang, dan modal.
Pengertian Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Koreksi
Jurnal penyesuaian (adjustment journal) adalah penyesuaian tentang catatan atau
fakta yang sebenarnya pada akhir periode.
Jurnal koreksi adalah jurnal yang digunakan untuk mengoreksi nilai transaksi yang
telah salah dibukukan dan atau juga untuk mengoreksi penggunaan klasifikasi akun
yang salah.
Posting = Proses pencatatan akun yang berasal dari neraca awal dan buku jurnal umum
ke buku besar.
Langkah-langkah dalam memindahkan dari jurnal ke buku besar :
Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur akun yang bersangkutan
pada buku besar
Pindahkan jumlah debit atau kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debit atau
kreddit akun buku besar
Catat nomor kode akun ke dalam kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal
telah dipindahkan ke buku besar
Catat nomer halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar setiap
pemindahbukuan
Pindahkan tanggal neraca awal ke dalam buku bear
Pindahkan saldo debit dan kredit neraca awal ke dalam buku besar (saldo)
Metode Penentuan Harga Pokok Bahan yang Dipakai dan HP Persediaan Bahan pada Akhir
Periode
Metode Tanda Pengenal Khusus (HP Pemakaian = ditentukan soal)
Metode Rata-Rata Sederhana (HP Pemakaian = Harga rata-rata(jumlah harga/banyak
harga)xBrg. Dijual)
Metode Rata-Rata Tertimbang (HP Pemakaian = Harga rata-rata(jumlah harga semua
unit/banyak unit)xBrg. Dijual)
Metode MPKP/FIFO (HP Pemakaian = Harga pertama masuk x Brg. Dijual)
Metode MTKP/LIFO (HP Pemakaian = Harga Terakhir masuk x Brg. Dijual)
Laporan Harga Pokok Barang yang Dijual
Persediaan awal + Pembeliaan bersih – Persediaan akhir
Penjualan Bersih=Penjualan - (Retur Penjualan+Potongan Penjualan)
Pemb. Bersih=(Pemb.+ By. Angkut) - (Pot. Pemb.+ Retur. Pemb)
Perusahaan Manufaktur dan Biaya
Karakteristik PM :
Mengolah bahan baku menjadi barang jadi
Memiliki tiga jenis persediaan (Persediaan BB, BDP, dan Barang jadi)
Terdapat 2 pengelompokan biaya (Biaya Produksi yang meliputi BBB,BTK,dan BOP &
Biaya Operasional yang meliputi biaya pemasaran dan biaya adm. Umum)
Aktivitas PM :
Membeli bahan baku untuk sementara disimpan
Mengolah bahan baku menjadi produk jadi
Menyimpan sementara produk jadi
Menjual produk jadi
Biaya (Arti Sempit) = Pengorbanan ekonomis untuk memperoleh aktiva.
Biaya (Arti Luas) = Pengorbanan sumber ekonomis yang dapat diukur dalam satuan mata
uang baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Klasifikasi Biaya yang terkait proses produksi : BBB, BTK BOP.
Elemen Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku = Biaya yang dikeluarkan untuk pembeliaan bahan baku yang dipakai
dalam proses produksi. Contoh : kertas pada perusahaan percetakan, tanah liat untuk
membuat batu bata, dll.
Biaya Tenaga Kerja = Imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja
yang dapat dinilai dengan satuan uang atas pengorbanan yang diberikannya untuk
kegiatan produksi.
Biaya Overhead Pabrik = Selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung(biaya bahan penolong,upah mandor pabrik,upah penjaga gedung pabrik,
BTKTL, biaya listrik pabrik, biaya penyusutan mesin, biaya asuransi gedung pabrik,
biaya perlengkapan mesin)
Pengaruh BDP awal atas dasar metode rata2 tertimbang thd HPProduksi
Pers. BDP awal
Pemakaian BB
Upah langsung (BTK)
BOP
(Pers BDP akhir) +
Harga Pokok Produksi
Jadi, BDP awal akan menambah HP Produksi
Potongan Penjualan = Tarif potongan x Harga Jual
Hal 53 Buku Akuntansi Biaya
Klasifikasi Transaksi Keuangan
Transaksi Keuangan Internal = Terjadi secara internal tanpa melibatkan pihak luar.
Contoh : Penentapan pemakain perlengkapan, dan penetapan jumlah piutang tak
tertagih
Transaksi Keuangan Eksternal = Serangkaian transaksi yang berkaitan dengan operasi
perusahaan. Contoh : Pembelian peralatan dan pertukaran barang/jasa
Transaksi Modal =Serangkaian transaksi yang mempengaruhi modal perusahaan. Contoh :
setoran modal dan penarikan modal
Administrasi Pajak
Definisi Pajak
Pasal 1 UU No.28 Th 2007 = Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yg terutang
oleh orang pribadi/badan yg bersifat memaksa berdasarkan UU, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung & digunakan utk keperluan negara bagi besar2nya
kemakmuran rakyat.
Prof. Dr. Rochmat Soemito = Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
UU (Dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yg
langsung dapat ditunjukan & digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dr. N. J. Feldman = Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa (menurut norma yang diterapkan secara umum). Tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran” umum.
Fungsi Pajak
Fungsi Budgetair = Sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik
rutin maupun
pembangunan.
Fungsi Regularend = Alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan
ekonomi serta mencapai tujuan” tertentu di luar bidang keuangan
Fungsi memeratakan pendapatan = Pajak digunakan sebagai sarana meningkatkan
keadilan sosial dengan jalan pemerataan pendapat masyarakat.
Hukum Pajak
Hukum Pajak Materiil = Norma-norma yg menjelaskan keadaan, perbuatan, dan peristiwa
hukum yg harus dikenakan pajak, siapa yg harus dikenakan pajak, dan berapa besar
pajaknya. Mengatur tentang timbul, besar dan hapusnya pajak beserta hubungan hukum
antara pemerintah dengan WP.
Hukum Pajak Formil = Peraturan” mengenai berbagai cara untuk mewujudkan hukum
materiil menjadi
kenyataan. Bagian hukum ini memuat cara-cara penyelenggaraan mengenai penetapan
suatu utang pajak, kontrol oleh pemerintah terhadap penyelenggaraannya \, kewajiban
para wajib pajak, kewajiban pihak ketiga, dan prosedur pemungutan pajak.
Penggolongan Pajak
Menurut Golongannya
Pajak Langsung = Pajak yg harus dipikul/ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan
tidak dapat dibebankan
kepada orang lain atau pihak lain. Contoh: PPh
Pajak Tidak Langsung = Pajak yg pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain/pihak
ketiga. Contoh:PPN
Menurut Sifatnya
Pajak Subyektif = Pajak yg pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak.
Contoh: PPh,
Pajak Obyektif = Pajak yg pengenaanya memerhatikan objeknya baik berupa benda,
keadaan, perbuatan, atau peristiwa yg mengakibatka timbulnya kewajiban membayar
pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak maupun tempat tinggal.
Contoh: PPN, PPnBM, PBB
Menurut Lembaga Pemungut
Pajak Pusat = Pajak yg dipungut oleh pemerintah pusat & digunakan untuk membiayai
rumah tangga negara.
Contoh: PPh, PPN, PPnBM
Pajak daerah = Pajak yg dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I atau
II yang digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: Provinsi_Pajak
Kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas air,pajak BBM kendaraan bermotor, pajak
pemanfaatan air bawah tanah dan permukaan tanah. Kabupaten_Pajak hotel,pajak
restaurant, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pejak pengambilan
bahn galian golongan C, pajak parkir, PBB pedesaan dan perkotaan, dan bea perolehan
atas tanah & bangunan.
Tata Cara Pemungutan Pajak
Stesel Pajak
Stesel Nyata (Riil) = Pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya
terjadi (Untuk PPh maka
objeknya adalah penghasilan). Maka pemungutannya dilakukan pada akhir tahun pajak.
Stesel Anggapan (Fiktif) = Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yg diatur
oleh UU. Contoh :
Penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya.
Stesel Stesel Campuran = Pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stesel
nyata & stesel anggapan.
Asas pemungutan pajak
Asas Domisili (Tempat Tinggal) = Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan wajib pajak yg bertempat tinggal di wilayahnya baik penghasilan dari
dalam maupun luar negeri.
Asas Sumber = Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yg bersumber di
wilayahnya tanpa
memerhatikan tempat tinggal wajib pajak.
Asas Kebangsaan = Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Misalnya, pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan atas setiap orang asing yang
bukan berkebangsaan indonesia, tetapi bertempat tinggal di Indonesia.
Sistem pemungutan pajak
Official Assesment System = Sistem pemungutan pajak yg memberi kewenangan aparatur
perpajakan untuk
menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
peraturan perundang”an perpajakan yg berlaku.
Self Assesment System = Sistem pemungutan pajak yg memberi kewenangan wajib pajak
dalam menentukan
sendiri jumlah pajak yg terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan
perundang”an perpajakan yg berlaku.
With Holding System = Sistem pemungutan pajak yg memberi kewenangan kepada pihak
ketiga untuk
menentukan besarnya pajak yg terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan
perundang”an perpajakan yg berlaku.
Pungutan Lain Selain Pajak
Bea Materai = Pungutan yg dikeluarkan atas dokumen dengan menggunakan benda materai
maupun benda lain.
Bea Masuk = Pungutan atas barang2yg dimasukan ke daerah pabean berdasarkan
harga/nilai barang itu atau
berdasarkan tarif yg sudah ditentukan.
Bea Keluar = Pungutan atas barang2yg dikeluarkan ke daerah pabean berdasarkan
harga/nilai barang itu atau
berdasarkan tarif yg sudah ditentukan.
Cukai = Pungutan yg dikenakan atas barang2 tertentu yg sudah ditetapkan untuk
masing-masing jenis barang
tertentu. Contoh : tembakau, gula, bensin, miras, dll.
Retribusi = Pungutan yg dikenakan sehubungan dg suatu jasa atau fasilitas yg
diberikan oleh pemerintah secara langsung dan nyata kepada pembayar. Contoh :
Parkir, pasar, tol, dll.
Iuran = Pungutan yg dikenakan sehubungan dg suatu jasa atau fasilitas yg diberikan
pemerintah secara langsung dan nyata kepada kelompok atau golongan pembayar.
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan adalah Pajak yg dikenakan kepada seseorang atau badan atas hasil
yg diperoleh atas usaha atau pekerjaannya.
Adapun penghasilan untukvkepentingan pengenaan pajak penghasilan (PPh) dikelompokan
menjadi:
- Global taxation, yaitu penghasilan yang objek pajaknya dikenai pajak secara umum.
- Schedular taxation, yaitu penghasilan yang objek pajaknya dikenai pajak bersifat
final.
- Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
Pajak Pengahasilan atas penghasilan yg objek pajak dilakukan dg 2 cara yaitu
pertama dikenakan PPh secara umum(tarif Pasal 17) yg pengenaannya dilakukan di SPT
Tahunan, kedua dikenakan secara PPh Final.
Jenis – Jenis PPh
Pajak Penghasilan Final
-Pajak yg dikenakan tarif & dasar pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yg
diterima atau diperoleh selama tahun berjalan
Ada 3 Jenis PPh Pasal 4(2), PPh Pasal 15, & PPh Pasal 19.
Penghasilan yg dikenakan PPh Final :
a. Penghasilan yg dikenakan PPh Final tidak perlu digabungkan dengan penghasilan
lain(yg non final)
Jumlah PPh final yg telah dipotong pihak lain ataupun dibayar sendiri tidak
dapat dikreditkan pada SPT
Tahunan
c. Biaya-biaya yg digunakan untuk menghasilkan, menagih, & memelihara penghasilan
yg pengenaan PPhnya bersifat final tidak dapat dikurangkan
Kategori Penghasilan yg dikenakan PPh Final
Penjualan saham di bursa efek
Bunga deposito & tabungan
Hadiah atas undian
d. Pengalihan hak atas tanah & bangunan
Persewaan tanah dan/atau bangunan
Bunga/diskonto obligasi yg diperdagangkan di bursa efek
Jasa konstruksi
Perusahaan pelayaran dalam negeri
Perusahaan pelayaran/penerbangan luar negeri, dll.
Tidak termasuk obyek PPh Final
Bantuan atau sumbangan
Harta hibahan
Warisan
Premi asuransi
PPh Terutang masing-masing penghasilan
(Bunga tabungan, deposito, SBI
= 20% x jumlah bruto
(Penghasilan saham di bursa efek
= 0,1% x penghasilan bruto
(Pemilik saham pendiri dikenakan +0,5%)
(Sewa tanah & bangunan
= 10% x penghasilan bruto
(Pengalihan hak atas tanah & bangunan
= 5% x penghasilan bruto
(Kec. RS&RSS 1%xNilai pengalihan)
(Penjualan saham perusahaan modal ventura = 0,1% x penghasilan bruto
(Bunga/diskonto obligasi di bursa efek
= 20% x jumlah bruto/selisih harga jual
(
Hadiah undian
= 25% x penghasilan bruto

(Transaksi derivative di bursa efek


= 2,5% x penghasilan bruto
(Bunga simpana koperasi yg labanya >240000/bln
= 10% x penghasilan bruto
(Bunga/diskonto obligasi
=2% x bunga
(Jasa Konstruksi
Pelaksana Konstruksi :
Kualifikasi kecil =2%xbruto
Kualifikasi menengah & besar =3%
Non kualifikasi(perencana/pengawas)
=4%xbruto
Perencanaan konstruksi :
Kualifikasi =4% x bruto
Non kualifikasi =6% x bruto
(Jasa Pelayaran
= Dalam negeri : 1,2%xperedaran bruto
= Luar negeri : 2,64%xperedaran bruto
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak penghasilan yg diterima oleh WPDN sehubungan dg
pekerjaan atau jabatan/jasa dan kegiatan yg dilakukan subjek pajak pribadi atas
penghasilan berupa : gaji, upah, honorarium, dll
Pemotong PPh Pasal 21
(Pemberi kerja yg terdiri dari orang pribadi & badan yg membayarkan imbalan
sehubungan dg
pekerjaan/jasa yg dilakukan pegawai & bukan pegawai
(Bendahara/pemegang kas pemerintah yg membayarkan sehubungan dengan imbalan
(Dana pensiun,
(Penyelenggara kegiatan yg membayarkan honorarium, hadiah ke WPDN
Penerima Penghasilan yg Dipotong PPh 21
(Pegawai : tetap, tidak tetap
(Bukan pegawai : tenaga ahli, seniman, pembawa acara, olahragawan, penasihat,
pelatih, pengajar,
pengarang, peneliti, penerjemah, pemberi jasa, agen iklan, pengawas & pengelola
proyek, perantara,
petugas dinas luar asuransi, distributor MLM
(Peserta kegiatan : peserta perlombaan, rapat, konferensi, sidang, pertemuan,
kunjungan kerja, pendidikan,
pelatihan, magang, dll
(Penerima uang pesangon, pensiun,/uang manfaat pensiun, THT, JHT, termasuk
warisannya
Tidak Termasuk Penerima Penghasilan yg Dipotong PPh 21
(Pejabat perwakilan diplomatik & konsulat/pejabat lain dari Negeri Asing
(Pejabat perwakilan organisasi internasional yg telah ditetapkan MenKeu
Penghasilan yg Dipotong PPh 21
(Penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur
(Penghasilan penerima pensiun secara teratur
(Penghasilan sehubungan dg PHK
(Penghasilan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas
(Imbalan kepada bukan pegawai
(Imbalan kepada peserta kegiatan
(Natura/kenikmatan dari: bukan WP, WP PPh final, WP Norma perhitungan khusus
Tidak Dipotong PPh 21
(Pembayaran klaim asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna & beasiswa
(Natura/kenikmatan dari WP/pemerintah
(Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan yg dibentuk/disahkan oleh pemerintah
(Beasiswa sebgaimana yg dimaksud dalam pasal 4 ayar 3i UU PPh
Tarif untuk WPOP Pasal 17 ayat 1a
No
Lapisan PKP
Tarif

1
s.d Rp 50.000.000 (Rp50jt x 5%)
5%

2
Rp50.000.000-Rp250.000.000(200jt x15%)
15%

3
Rp250.000.000-Rp500.000.000(250x25%)
25%

4
>Rp500.000.000
30%

Cara perhitungan
(Orang Pribadi
Gaji
Tunjangan2
Premi Asur.K.Kerja yg dbyr pemb.kerja
Premi Asur. Kematian yg dbyr pemb.kerja +
Peng. Bruto
Pengurangan

By. Jabatan(5%xBruto.max:500rb)
THT
By. Pensiun(Max:200rb)
Peng. Netto-PTKP=PKP
(Badan
- Penghasilan <4,8M = 12,5% x PKP
- Penghasilan >4,8M – 50M
= 12,5%x4,8M/Peng.Bruto x PKP = a
= 25% x (PKP – a)
= a + b = Pajak
- Penghasilan >50M = 25% x PKP
Pajak Penghasilan Pasal 23
- Pajak yg terutang oleh pihak pemberi penghasilan berkenaan dengan pembayaran yg
dilakukan oleh WPDN
berupa: deviden, sewa, royalti, dan penghasilan lainsehubungan dg penggunaan harta
& imbalan yg diberikan
atas jasa teknik & jasa manajemen yg dilakukan di Indonesia.
- Pajak yg dikenakan thd WPDN & BUT atas penghasilan dari : Penanaman modal,
penyewaan aset fisik &
finansial, keterlibatan dalam pekerjaan/kegiatan, dan pemberiaan jasa tertentu.
- Penghasilan yg dikenakan PPh Pasal 23
(Deviden
(Bunga termasuk premium, diskonto, & imbalan sehubungan dg jaminan pengembalian
utang
(Royalti
(Hadiah & penghargaan, yg bukan dipotong PPh 21
(Sewa & penghasilan lain sehubungan dg penggunaan harta selain tanah & bangunan
(Bunga simpanan koperasi
(Imbalan sehubungan dg : jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan hukum, jasa
konsultan pajak, jasa lain
yg selain yg dipotong PPh 21
- Tarif PPh 23
(15% x jumlah bruto atas : deviden, tabungan, royalti, hadiah, penghargaan, bonus,
dan sejenisnya yg tidak
dipotong PPh21
(2% x jumlah bruto(sebelum PPN) atas : sewa & penghasilan lain yg sehubungan dg
penggunaan
harta(kecuali yg dikenai PPh pasal 4 ayat 2) dan imbalan jasa teknik, manajemen,
konstruksi, konsultan,
katering, & jasa lain selain yg dipotong PPh 21
(Bagi yg tidak memiliki NPWP dikenakan tarif 100% lebih tinggi
d. Pajak Penghasilan Pasal 25
- Angsuran yg harus dibayar sendiri oleh WP untuk setiap bulan pada tahun berjalan.
Angsuran PPh 25 dpt
dijadikan kredit pajak thd pajak terutang atas seluruh penghasilan WP di akhir
tahun pajak yg dilaporkan
dalam SPT Tahunan PPh
-
Cara Perhitungan
Pajak terutang sesuai SPT
Kredit pajak DN
Kredit PPh 21,22,23(OP)
Kredit PPh 22,23(Badan)
Kredit pajak LN(PPh 24)

Xx

xx
xx (-)

xx
Angsuran PPh 25/th xx (-)
Total Ang. PPh 25/th
(Rekonsiliasi Fiskal
xx

- Adalah satu cara untuk mencocokkan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam


laporan keuangan komersial
(disusun berdasarkan Sistem Keuangan Akuntansi) dengan laporan keuangan yang
disusun berdasarkan sistem fiskal
- Terdapat koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif yang pengertiannya
diurai dibawah ini:
a) Koreksi fiskal positif: menambah laba komersil atau laba Penghasilan Kena Pajak
(PhKP) jadi, koreksi positif
akan menambahkan pendapatan dan mengurangi atau mengeluarkan biaya-biaya yang
sekiranya harus diakui
secara fiskal. Macam :
1. Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang yang menjadi
tanggungannya.
2. Dana cadangan.
3. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura atau
kenikmatan.
4. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.
5. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan.
6. Pajak penghasilan.
7. Gaji yang dibayarkan kepada pemilik.
8. Sanksi administrasi.
9. Selisih penyusutan/amortisasi komersial di atas penyusutan/amortisasi fiskal.
10. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dikenakan PPh
Final dan
penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
11. Penyesuaian fiskal positif lain yang tidak berasal dari hal-hal yang telah
disebutkan di atas.
b) Koreksi fiskal negatif: mengurangi laba komersil atau laba PhKP disebabkan oleh
pendapatan komersil yang
lebih tinggi daripada pendapatan fiskal dan biaya2 komersil yang lebih kecil
daripada biaya-biaya fiskal. Macam
:
1. Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan penghasilan yang tidak termasuk objek
pajak tetapi termasuk
dalam peredaran usaha.
2. Selisih penyusutan/amortisasi komersial komersial di bawah penyusutan/amortisasi
fiskal.
3. Penyesuaian fiskal negatif lain yang tidak berasal dari hal-hal yang telah
disebutkan di atas.

- Tarif Penyusutan Aktiva Tetap(Fiskal)


Kelompok AT
UE
Garis Lurus
Sal. Menurun

Bkn Bangunan

Kel 1
4 Thn
25%
50%

Kel 2
8 Thn
12,5%
25%

Kel 3
16 Thn
6,25%
12,5%

Kel 4
20 Thn
5%
10%

Bangunan

Permanen
20 Thn

Tdk.Permanen
10 T

Komputer Akuntansi
Jenis & Fungsi rumus semi absolut, absolut, dan logika
Semi Abdolut
Penguncian yg hanya berlaku pada kolom atau barisnya saja
- Klick 2x “F4” untuk mengunci baris(Contoh : A$1)
- Klick 3x “F4” untuk mengunci kolom(Contoh : $A1)
Absolut
- Fungsi dimana kuncian kolom & barisnya sama sekali tidak berubah
- Klick 1x “F4” untuk mengunci baris & kolom(Contoh : $A$1)
Fungsi Logika
AND = Menghasilkan nilai true jika semua argumen yg diuji bernilai benar & false
jika ada satu atau lebih
argumen yg bernilai salah
- IF = Untuk menguji kebenaran suatu kondisi
- OR = Mengahasilkan true jika beberapa argumen bernilai benar & false jika semua
argumen salah
- NOT = Menghasilkan true jika yg diuji salah & false jika kondisi yg diuji benar
Kartu piutang & pengisian saldonya untuk perusahaan dagang
(Memasukan saldo awal piutang
= Setup – Balances – Customer Balances – Add Sale

Anda mungkin juga menyukai