SEMESTER
2 KALOR JENIS ZAT
KOMPETENSI
DASAR
Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor
yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan
konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
TUJUAN
KEGIATAN
• Melalui kegiatan observasi dan diskusi, siswa dapat
menganalisis pengaruh perbedaan kalor jenis zat
terhadap perubahan suhu terjadi pada bebrapa zat
berbeda
• Melalui kegaitan diskusi, siswa dapat menganalisis
konsep kalor jenis zat untuk menyelesaikan suatu kasus
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Tetapi jika kita menempatkan massa yang sama besi pada nyala yang
sama, kita akan menemukan bahwa ia akan naik melalui suhu yang sama
berkisar hanya dalam waktu sekitar 2 menit. Untuk perak, waktunya kurang
dari satu menit.
Bahan yang berbeda membutuhkan jumlah panas yang berbeda
untuk menaikkan suhu dari massa material tertentu dengan jumlah
derajat tertentu. Ini sebagian karena bahan yang berbeda menyerap energi
dengan cara yang berbeda. Mungkin energinya tersebar di antara beberapa
jenis energi, termasuk rotasi molekul dan energi potensial, yang menaikkan
suhu lebih sedikit. Kecuali untuk kasus khusus seperti gas helium, energi
selalu dibagi di antara berbagai jenis gerakan, tetapi dalam derajat yang
bervariasi. Padahal 1 gram air membutuhkan 1 kalori energi untuk menaikkan
suhunya 1 derajat Celcius, hanya dibutuhkan sekitar seperdelapan energi
untuk menaikkan suhudari satu gram besi dengan jumlah yang sama. Air
menyerap lebih banyak panas dari besi untuk perubahan suhu yang sama.
Kami mengatakan air memiliki yang lebih tinggi kapasitas panas spesifik
(kadang-kadang disebut kalor jenis).
Kita dapat menganggap kalor Jenis sebagai inersia termal. Ingatlah
bahwa inersia adalah sebuah istilah yang digunakan dalam mekanika yang
berarti perlawanan suatu benda terhadap perubahan keadaannya gerak.
Kalor jenis adalah semacam inersia termal karena menandakan suatu zat
terhadap perubahan suhunya.
Supaya lebih memahami konsep Kalor Jenis zat maka lakukan
DIVISI FISIKA/SUD/2020-2021/LKPD/KALOR JENIS ZAT /SUHU DAN
KALOR 3
percobaan /simulasi berikut ini!
Lakukan observasi simulasi Kalor Jenis Zat berikut secara cepat sebelum anda
melakukan menganalisis mengenai beberapa pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan peristiwa pemuaian.
Akses : Simulasi Energi Form and Changes
(https://phet.colorado.edu/sims/html/energy-forms-and-
changes/latest/energy- forms-and-changes_en.html)
Prosedur
1. Setelah link untuk percobaan terbuka , maka akan muncul tampilan seperti
dibawah ini.
4. Jangan lupa juga letakkan termometer di zat yang diukur untuk melihat variasi
/kenaikan atau penurunan suhu .
5. Lakukan hal yang sama untuk pendinginan dengan cara menarik Ke COLD
dan amati apa yang terjadi !
2. Berdasarkan hasil percobaan yang anda lakukan, bahan atau zat apa yang
memiliki kalor jenis terbesar ?Mengapa?
→ berdasarkan hasil percobaan, zat yang memiliki kalor jenis terbesar adalah air.
Kalor yang dibutuhkan air untuk mengalami perubahan suhu adalah banyak.
Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh air
untuk menurunkan dan menaikkan suhu relatif lebih lama dibandingkan zat-zat
lain, seperti minyak, batubata, dan besi padahal dalam jangka waktu yang sama.
mengubah suhunya.
4. Bagaiamana hubungan kalor jenis zat terhadap banyaknya energy yang bisa
diserap ( ditampung) atau dilepas pada saaat terjadi pemanasan dan pendinginan?
→ hubungan antara kalor jenis zat terhadap banyaknya eneri yang bisa diserap
atau dilepas saat terjadi pemanasan atau pendinginan adalah berbanding lurus.
Semakin besar kalor jenis suatu sat, akan semakin banyak energi yang yang bisa
diserap atau dilepas saat terjadi pemanasan ataupun pendinginan.
5. Bagaimana pemahaman anda terkait kalor jenis zat ini anda terapkan dalam
kehidupan sehari hari serta ide yang bisa untuk memudahkan dan mengatasi
masalah kehidupan sehari-hari terkait konsep itu?
→ dari yang saya dapatkan, kalor jenis zat membantu kita mengetahui berapa
banyak jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu dalam jumlah
tertentu. Banyaknya kalor jenis juga menunjukkan seberapa banyak energi yang
dapat diserap/ dilepas zat tersebut saat pemanasan/ pendinginan. Kalor jenis zat
juga tidak jarang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat menyetrika
memasak, membekukan air menjadi es, dll. Ide yang dapat diterapkan untuk
memudahkan kita terkait konsep ini adalah misalnya saat membekukan air
menjadi es, kalor yang berada di sekitar lemari es (kulkas) diserap kemudian
dilepas di luar yang menyebabkan suhu di dalam kulkas menurun.