Anda di halaman 1dari 30

Aceng Kurniawan, SE., M.Si.

Adalah alat bantu yang sangat berguna bagi manajer


untuk memahami hubungan antara biaya (variabel,
tetap), volume dan laba (Garrison, 2016:208)
Cost-volume- profit analysis adalah analisis yang berkaitan
dengan penentuan volume penjualan dan komposisi produk
yang diperlukan untuk mencapai laba yang diinginkan dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki (Prastowo dan
Juliaty,2002).

Cost-volume- profit analysis merupakan suatu analisa yang


menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya
tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan
mempengaruhi laba perusahaan.
1. Harga Produk
2. Volume Penjualan
3. Biaya Variabel per Unit
4. Total Biaya Tetap
5. Bauran Produk yang dijual
Cost-volume- profit analysis merupakan faktor kunci dalam banyak
keputusan seperti (Prastowo dan Juliaty,2002) :
 Pemilihan lini produk
 Penentuan harga jual produk
 Strategi pemasaran
 Pemanfaatan fasilitas produktif
 Menemukan potensi laba
• Digunakan oleh para manajer untuk
pengambilan keputusan dan perencanaan

• Implementasi pengelompokan biaya untuk


keperluan perencanaan
• Perubahan dalam volume produksi/penjualan adalah
penyebab tunggal atas perubahan biaya dan
pendapatan
• Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel
• Ketika disajikan secara grafik, perilaku pendapatan
total dan biaya total bersifat linear (garis lurus)
• Harga jual, biaya variabel per unit, dan biaya tetap
semuanya diketahui dan konstan selama periode
tersebut
• Nilai waktu dari uang (bunga) diabaikan
• Asumsi-asumsi lain dianggap stabil
Break even point (analisis impas) adalah :
 Teknik analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan
dan komposisi produk yang dibutuhkan untuk menutup semua biaya
yang terjadi selama periode tertentu (Prastowo dan Juliaty,2002)
 Merupakan titik dimana total biaya sama dengan total penghasilan.
• Biaya Variabel
• Biaya Tetap
• Biaya semivariabel
• Yaitu biaya-biaya yang jumlahnya berubah secara
proporsional mengikuti perubahan pemicu biaya.
Contoh Biaya Bahan baku

Bahan Baku
Jumlah Biaya

Units Produced
Yaitu biaya-biaya yang jumlahnya konstan pada rentang
waktu tertentu. Contoh Biaya sewa

$
Relevant Range

Units Prouced
Yaitu biaya-biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan
biaya semivariabel sekaligus. Contoh Biaya telepon

Garis Biaya semivariabel

Cost
Fixed Costs
Variable Costs

Number of Units Produced


• Suatu keadaan yang menunjukkan jumlah penghasilan sama
dengan jumlah biaya
• Dalam keadaan impas, perusahaan belum mendapatkan laba
tetapi tidak menderita rugi, (laba = 0)

 = Laba
TR = Jumlah penghasilan
TC = Jumlah biaya
F = Biaya tetap
p = Harga jual per satuan
Q = Jumlah produk yang dijual/diproduksi
v = Biaya variabel per satuan
Menghitung Titik Impas Satuan
 = TR – TC
= pQ – (vQ+F)
= pQ – vQ – F
F +  = pQ – vQ
= (p – v) x Q
Q =F+
(p – v)
Karena dalam keadaan impas laba = 0, maka :
Q = F dimana Q = volume titik impas
(p – v)

Titik Impas(Satuan) = Biaya Tetap ______________


(Harga Jual per satuan – Biaya variabel per satuan)
Contribution margin (Prastowo dan Juliaty,2002) :
 menggambarkan jumlah lebih penjualan di atas biaya variabel
yang tersedia untuk dikontribusikan (menutup) biaya tetap
dan laba selama periode tertentu.
 besaran contribution margin untuk menutup biaya tetap dan
(bila masih tersisa) dikontribusikan untuk laba
Dalam akuntansi manajemen, (Harga Jual– Biaya variabel) disebut
margin kontribusi (MK/CM), yaitu kelebihan harga jual dari biaya
variabel yang digunakan untuk menutup biaya tetap. Maka :

Jika Keadaan Perusahaan


MK = Biaya Tetap Impas
MK > Biaya Tetap Laba
MK < Biaya Tetap Rugi

Rumus untuk menghitung laba/rugi :

 = (Q1 – Q0) x UCM


Dimana :
 = Laba/Rugi
Q0 = Volume titik impas
Q1 = Volume penjualan yang dicapai
UCM = Margin kontribusi per satuan (p-v)
Menghitung Titik Impas Dalam Jumlah Rupiah :

Titik Impas (rupiah) = Biaya Tetap____ __


1- Biaya variabel per satuan
Harga Jual per satuan

1- Biaya variabel per satuan disebut ratio margin kontribusi


Harga Jual per satuan

Maka,

Titik Impas (rupiah)= Biaya Tetap _


Rasio margin kontribusi
Contoh :
Diketahui :
Harga jual per satuan Rp 1.500,00
Biaya variabel per satuan Rp 750,00
Jumlah biaya tetap Rp 750.000.000,00
Volume yang direncanakan 2.500.000 unit
Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah!
Q0 = F
(p – v)
= 750.000.000 = 750.000.000 = 1.000.000
(1.500 – 750) 750
Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000 satuan

Impas (Rp) = Biaya Tetap_____


Ratio Margin kontribusi
= 750.000.000
1 – 750
1.500
= 750.000.000 = 1.500.000.000
0,5
Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 1.500.000.000
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang tercapai
adalah 1.500.000 unit ?
 = (Q1 – Q0) x UCM
= (1.500.000 – 1.000.000) x (1.500 – 750)
= 500.000 x 750
= 375.000.000
Laba yang diperoleh Rp 375.000.000

Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 750.000 unit ?


 = (Q1 – Q0) x UCM
= (750.000 – 1.000.000) x (1.500 – 750)
= -250.000 x 750
= - 187.500.000
Perusahaan menderita kerugian sebesar 187.500.000
Jumlah Penghasilan

Titik Impas
Jumlah Penghasilan dan Biaya
2000 Daerah Laba

1500 Biaya
Jumlah Biaya Variabel

1000

500
Biaya
Daerah Rugi Tetap

0
500 1000 1500 2000

Volume
• Digunakan untuk menguji jika terjadi perubahan-perubahan
pada data yang diprediksi atau pada asumsi-asumsi yang
ditetapkan
• Contoh, bagaimana apabila terjadi perubahan kenaikan 5%
terhadap biaya variabel? Berapa jumlah laba jika terjadi
kenaikan terhadap biaya tetap? Dll.
Pemakaian Analisis Biaya-Volume-Laba
• Digunakan oleh para manajer untuk pengambilan
keputusan dan perencanaan
• Menentukan volume penjualan yang diharapkan untuk
memenuhi target laba
• Mengetahui bagaimana pengaruh perubahan harga jual,
biaya variable, dan biaya tetap terhadap laba yang
diharapkan
Contoh :
Data : Harga jual/unit Rp 4.000 (p)
Biaya variable/unit Rp 2.500 (v)
Jumlah biaya tetap Rp 150.000.000/tahun (F)
Investor menanamkan modalnya sebesar Rp 200.000.000 berapa
jumlah produksi minimal dan berapa laba yang diperoleh
jika terjual 120.000 unit?
A. Berapa volume penjualan untuk memenuhi target tersebut ?
 = MK – F
= (p-v)Q – F
Q =F+
(p-v)
Q = 150.000.000 + 50.000.000
(4.000 – 2.500)
= 200.000.000
1.500
= 133.333 unit
B. Bagaimana bila terjual 120.000 unit ?
 = MK – F
= (p-v) Q – F
= {(4.000-2.500) 120.000} – 150.000.000
= 30.000.000

Dengan menggunakan titik impas


Q = Biaya tetap = 150.000.000
MK/unit 1.500
= 100.000 unit
 = (Q1 – Qo) x (p-v)
= (120.000 – 100.000) x (1.500)
= 30.000.000
 Kelebihan penjualan yang dianggarkan di atas volume
penjualan impas
 Seberapa banyak penjualan boleh turun sebelum perusahaan
menderita kerugian
 Sejauhmana volume penjualan bisa diturunkan tanpa
mengalami kerugian
 Menunjukkan tingkat resiko mendapatkan kerugian jika
terjadi kenaikan titik impas akibat suatu kondisi
Rumus :
MOS = Penjualan (dianggarkan – BEP)
Penjualan yang dianggarkan

Contoh : suatu perusahaan akan mencapai titik impas pada penjualan sebesar
Rp. 175.000.000,00. pada saat menganggarkan penjualan sebesar Rp.
200.000.000,00. maka margin of safetynya adalah sebagai berikut :

Maka MOS = (200.000.000 – 175.000.000)/ 200.000.000


= Rp. 25.000.000 / 200.000.000
= 12,5%
Artinya bahwa maksimum penjualan boleh turun sebesar 12,5% (target
penjualan yang harus dicapai minimum adalah 87,5%)
Pada saat perusahaan menjual lebih dari satu jenis produk, maka analisis impas akan
lebih kompleks, karena produk yang berbeda mempunyai harga jual, biaya variabel dan
contribution margin yang berbeda pula (Prastowo dan Juliaty,2002).

Untuk memperjelas pengaruh komposisi penjualan terhadap penentuan titik impas,


selanjutnya akan disajikan contoh perusahaan yang memiliki tiga jenis produk yaitu :
produk A, B dan C. diketahui total biaya tetapnya Rp. 10.000.000,00 per bulan. Adapun
komposisi penjualan yang selama ini dicapai untuk masing-masing produk adalah : produk
A sebesar 50%, produk B sebesar 30% dan produk C sebesar 20%. Informasi lainnya ada di
slide-slide berikut
Produk A Produk B Produk C
Harga jual per unit Rp. 100 Rp. 150 Rp. 250

Biaya variabel per Rp. 60 Rp. 75 Rp. 100


unit
Contribution Rp.40 Rp.75 Rp.150
margin per unit
Contribution 40% 50% 60%
margin ratio
Produk Contribution Komposisi CM rata-rata
margin (CM) penjualan
A Rp. 40 50 % Rp.20
B Rp. 75 30% Rp.21,9
C Rp. 150 20% Rp.30
Contribution Rp. 71,9
margin rata-rata
tertimbang
Titik impas = total biaya tetap/ CM rata-rata tertimbang
= 10.000.000/ 71,9
= 139.082 unit

Komposisi penjualan adalah sebagai berikut :


Produk A = 139.082 X 50 % =69.541 unit
Produk B = 139.082 X 30 % =41.725 unit
Produk C = 139.082 X 20 % =27.816 unit

Anda mungkin juga menyukai