Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS

BIAYA, PRODUK &


LABA
2

Hubungan antara biaya, produk dan laba

LABA = selisih penerimaan dengan pengeluaran

Keputusan yang diambil manajer berkaitan dengan jumlah


penerimaan dan pengeluaran
Max
Keputusan  LABA

Manager  memanage input secara efektif dan efisien


sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimum
3

Hubungan antara biaya, produk dan laba

Apakah ada suatu cara yang dapat digunakan oleh seorang


manajer untuk menentukan terlebih dahulu pengaruh
keputusan terhadap jumlah penerimaan dan pengeluaran
dengan tingkat keyakinan tertentu

Apakah ada alat yang digunakan sebagai indikator untuk


mengetahui apa yang akan terjadi terhadap tingkat
keuntungan bila dilakukan suatu tindakan /keputusan
4

Hubungan antara biaya, produk dan laba

Jawabannya, ADA

Analisis biaya, produk dan laba

 Alat manajemen untuk melihat pengaruh dari setiap


keputusan mengenai penerimaan dan pengeluaran terhadap
laba
PENGERTIAN
Cost-volume- profit analysis adalah analisis yang berkaitan
dengan penentuan volume penjualan dan komposisi
produk yang diperlukan untuk mencapai laba yang
diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang
dimiliki (Prastowo dan Juliaty,2002).

Cost-volume- profit analysis merupakan suatu analisa yang


menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel,
biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran
penjualan dalam mempengaruhi laba perusahaan.
TUJUAN
• Digunakan oleh para manajer untuk
pengambilan keputusan dan perencanaan
• Implementasi pengelompokan biaya
untuk keperluan perencanaan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 Harga jual produk
 Volume atau tingkat aktivitas
 Biaya variabel per unit
 Biaya tetap
 Komposisi produk yang dijual
JENIS BIAYA
• Biaya Variabel
• Biaya Tetap
• Biaya semivariabel
BIAYA VARIABEL
• Yaitu biaya-biaya yang jumlahnya berubah
secara proporsional mengikuti perubahan pemicu
biaya. Contoh Biaya Bahan baku

bel
a ria
Bahan Baku

v
Jumlah Biaya

ya
ia
b
l ah
m
ju
is
ar
G

Units Produced
BIAYA TETAP
Yaitu biaya-biaya yang jumlahnya konstan pada rentang
waktu tertentu. Contoh Biaya sewa

$
Relevant Range

Units Prouced
BIAYA SEMIVARIABEL
Yaitu biaya-biaya yang memiliki unsur biaya tetap
dan biaya semivariabel sekaligus. Contoh Biaya
telepon
Garis Biaya semivariabel

Cost
Fixed Costs
Variable
Costs

Number of Units Produced


ASUMSI
• Jumlah biaya dapat dipisahkan ke dalam biaya
tetap dan biaya variabel
• Jumlah penghasilan dan jumlah biaya memiliki
hubungan yang linier dengan keluaran/volume
• Harga jual per satuan, biaya variabel per
satuan, dan biaya tetap diketahui besarnya
• Analisis dilakukan pada perusahaan yang
memproduksi dan menjual satu macam produk
atau dengan menggunakan bauran produk
yang tetap
• Pengaruh waktu terhadap nilai uang diabaikan.
BEP
Break even point (analisis impas) adalah :
Teknik analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat
penjualan dan komposisi produk yang dibutuhkan untuk
menutup semua biaya yang terjadi selama periode tertentu
(Prastowo dan Juliaty,2002)
Merupakan titik dimana total biaya sama dengan total
penghasilan.
PERHITUNGAN
• Suatu keadaan yang menunjukkan jumlah penghasilan
sama dengan jumlah biaya
• Dalam keadaan impas, perusahaan belum
mendapatkan laba tetapi tidak menderita rugi,(laba = 0)
 = Laba
TR = Jumlah penghasilan
TC = Jumlah biaya
F = Biaya tetap
p = Harga jual per satuan
Q = Jumlah produk yang dijual/diproduksi
v = Biaya variabel per satuan
A. CARA MATEMATIS
Menghitung Titik Impas Satuan
 = TR – TC
= pQ – (vQ+F)
= pQ – vQ – F
F +  = pQ – vQ
= (p – v) x Q
Q =F+
(p – v)
Karena dalam keadaan impas laba = 0, maka :
Q = F dimana Q = volume titik impas
(p – v)

Titik Impas(Satuan) = Biaya Tetap ______________


(Harga Jual per satuan – Biaya variabel per satuan)
Dalam akuntansi manajemen, (Harga Jual – Biaya variabel) disebut margin
kontribusi (MK/CM), yaitu kelebihan harga jual dari biaya variabel yang
digunakan untuk menutup biaya tetap. Maka :

Jika Keadaan Perusahaan


MK = Biaya Tetap Impas
MK > Biaya Tetap Laba
MK < Biaya Tetap Rugi

Rumus untuk menghitung laba/rugi :


 = (Q1 – Q0) x UCM
Dimana :
 = Laba/Rugi
Q0 = Volume titik impas
Q1 = Volume penjualan yang dicapai
UCM = Margin kontribusi per satuan (p-v)
Menghitung Titik Impas Dalam Jumlah Rupiah :

Titik Impas (rupiah) = Biaya Tetap_________


1- Biaya variabel per satuan
Harga Jual per satuan

1- Biaya variabel per satuan disebut ratio margin kontribusi


Harga Jual per satuan

Maka,

Titik Impas(rupiah)= Biaya Tetap


Rasio margin kontribusi
Contoh :
Diketahui :
Harga jual per satuan Rp 1.500,00
Biaya variabel per satuan Rp 750,00
Jumlah biaya tetap Rp 750.000.000,00
Volume yang direncanakan 2.500.000 unit
Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah!
Q0 = F
(p – v)
= 750.000.000 = 750.000.000 = 1.000.000
(1.500 – 750) 750
Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000 satuan

Impas (Rp) = Biaya Tetap


Ratio Margin kontribusi
= 750.000.000
1 – 750
1.500
= 750.000.000 = 1.500.000.000
0,5
Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 1.500.000.000
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang
tercapai adalah 1.500.000 unit ?
 = (Q1 – Q0) x UCM
= (1.500.000 – 1.000.000) x (1.500 – 750)
= 500.000 x 750
= 375.000.000
Laba yang diperoleh Rp 375.000.000

Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 750.000 unit ?


 = (Q1 – Q0) x UCM
= (750.000 – 1.000.000) x (1.500 – 750)
= -250.000 x 750
= - 187.500.000
Perusahaan menderita kerugian sebesar 187.500.000
B. CARA GRAFIS
Jumlah Penghasilan

Titik Impas
2000 Daerah Laba
Jumlah Penghasilan dan Biaya

1500 Biaya
Jumlah Biaya Variabel

1000

500
Biaya Tetap
Daerah Rugi

0
500 1000 1500 2000

Volume
Soal :
Harga jual per satuan Rp 3.000,00
Biaya variabel per satuan Rp 1.500,00
Jumlah biaya tetap Rp 1.500.000.000,00
Volume yang direncanakan 5.000.000 unit

Hitung :
1.Titik Impas dalam rupiah dan satuan menggunakan
cara matematis dan grafis
2.Hitung laba yang diperoleh jika volume yang dapat
direalisasikan sebesar 2.500.000 unit, dan
bagaimana bila yang terjual hanya 800.000 unit
Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah!
Q0 = F
(p – v)
= 1.500.000.000 = 1.500.000.000 = 1.000.000
(3.000 - 1.500) 1.500
Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000 satuan

Impas (Rp) = Biaya Tetap


Ratio Margin kontribusi
= 1.500.000.000
1 – 1500
3.000
= 1.500.000.000 = 3.000.000.000
0,5
Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 3.000.000.000
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang
tercapai adalah 2.500.000 unit ?
 = (Q1 – Q0) x UCM
= (2.500.000 – 1.000.000) x (3.000 – 1.500)
= 1.500.000 x 1.500
= 2.250.000.000
Laba yang diperoleh Rp 2.250.000.000

Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 800.000 unit ?


 = (Q1 – Q0) x UCM
= (800.000 – 1.000.000) x (3.000 – 1.500)
= -200.000 x 1.500
= - 300.000.000
Perusahaan menderita kerugian sebesar 300.000.000
ANALISIS SENSITIVITAS
• DIGUNAKAN UNTUK MENGUJI JIKA TERJADI
PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA DATA YANG
DIPREDIKSI ATAU PADA ASUMSI-ASUMSI YANG
DITETAPKAN
• CONTOH, BAGAIMANA APABILA TERJADI
PERUBAHAN KENAIKAN 5% TERHADAP BIAYA
VARIABEL? BERAPA JUMLAH LABA JIKA TERJADI
KENAIKAN TERHADAP BIAYA TETAP? DLL.
Pemakaian Analisis Biaya-Volume-Laba
• Digunakan oleh para manajer untuk pengambilan
keputusan dan perencanaan
• Menentukan volume penjualan yang diharapkan
untuk memenuhi target laba
• Mengetahui bagaimana pengaruh perubahan harga
jual, biaya variable, dan biaya tetap terhadap laba
yang diharapkan
Contoh :
Data : Harga jual/unit Rp 4.000 (p)
Biaya variable/unit Rp 2.500 (v)
Jumlah biaya tetap Rp 150.000.000/tahun (F)
Investor menanamkan modalnya sebesar Rp 200.000.000
dan mengharapkan laba sebesar 25% /tahun dari
investasinya
A. Berapa volume penjualan untuk memenuhi target tersebut ?
 = MK – F
= (p-v)X – F
X=F+
(p-v)
X = 150.000.000 + 50.000.000
(4.000 – 2.500)
= 200.000.000
1.500
= 133.333 unit
B. Bagaimana bila terjual 120.000 unit ?
 = MK – F
= (p-v) X – F
= {(4.000-2.500) 120.000} – 150.000.000
= 30.000.000

Dengan menggunakan titik impas


Q = Biaya tetap = 150.000.000
MK/unit 1.500
= 100.000 unit
 = (Q1 – Qo) x (p-v)
= (120.000 – 100.000) x (1.500)
= 30.000.000
Margin Of Safety (MS)
“Sejauhmana volume penjualan bisa diturunkan tanpa mengalami
kerugian “

MS = Xe – Xb x 100 %
Xe

MS = Margin Of Safety
Xe = volume penjualan yang diharapkan
Xb = volume titik impas

MS = 133.333 – 100.000 x 100%


133.333
= 25 %

Artinya, jika volume penjualan turun sampai 25% dari volume yang
diharapkan, maka penjualan akan mencapai titik impas. Dengan kata
lain penurunan penjualan yang masih dapat ditolerir agar perusahaan
tidak mendapatkan rugi setinggi-tingginya sebesar 25%. Dengan
demikian, maka Margin of safety merupakan jarak antara titik impas
dengan volume penjualan yang diharapkan.
Pengaruh Bauran Penghasilan terhadap Laba
“Bauran penghasilan (revenue mix) atau disebut juga
bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi kuantitas
dari beberapa produk atau jasa yang dijual untuk
menciptakan penghasilan”
Bagaimana jika terjadi perubahan pada kombinasi tersebut,
apakah target laba atau penghasilan akan terpenuhi ?
Contoh :

Produk D S
Harga jual/unit (p) $ 200 $130

Biaya variable/unit (v) $ 120 $ 90


MK/unit $ 80 $ 40
Komposisi kuantitas produk adalah 2D untuk setiap 1S yang
terjual (2:1), dan perusahaan mentargetkan volume keseluruhan
adalah 900 unit, maka rencana laba dapat disusun :

Produk D Produk S Jumlah

Unit yang akan dijual 600 300 900


Hasil penjualan 120.000 39.000 159.000
Biaya variable 72.000 27.000 99.000
Margin Kontribusi 48.000 12.000 60.000
Biaya tetap 20.000
Laba yg diharapkan $40.000

Titik impas ($) = Biaya tetap


1- Biaya variable
Harga jual

Titik impas ($) = 20.000


1- 99.000
159.000
= $ 53.000
Titik impas untuk kedua produk tersebut tercapai pada hasil
penjualan sebesar $53.000, masing-masing produknya :
Jumlah unit produk S yang akan dijual = S
Jumlah unit produk D yang akan dijual= 2S
Penghasilan – Biaya variable – Biaya tetap = laba
{($200 x 2S )+ ($130 x S)} – {($120 x 2S) + ($90 x S)} - $20.000 = 0
$530S - $330S =
$20.000
$200S =
$20.000
S=
100
2S = D
= 200
Untuk mencapai titik impas harus terjual 100 unit produk S
dan 200 unit produk D
Pengaruh Pajak Penghasilan terhadap Laba

Untuk mengetahui adanya pengaruh pajak


terhadap target laba, kita akan menggunakan
contoh di bawah ini :
Harga jual/unit Rp 1.500 (p)
Biaya variable/unit Rp 750 (v)
Jumlah biaya tetap Rp 750.000.000/tahun (F)
Volume yg direncanakan 2.500.000 unit
Target laba = (Q0 – Q1) x MK/unit
Target laba = (2.500.000 – 1.000.000) x Rp 750
= Rp 1.125.000.000
Pajak penghasilan 40%. Berapakah volume penjualan harus dicapai
agar target laba tidak berubah :

Target laba baru = Target laba lama – (Tarif pajak x Target laba lama)
= Target laba lama (1- Tarif pajak)
Target laba lama = Target laba baru
(1 – tarif pajak)
1500Q – 750Q – 750.000.000 = 1.125.000.000
1 – 40 %
1500Q – 750Q – 750.000.000 = 1.125.000.000
60%
750Q – 750.000.000 = 1.875.000.000
750Q = 1.875.000.000 + 750.000.000
750Q = 2.625.000.000
Q = 3.500.000

Berarti perusahaan harus mampu menjual 3.500.000 unit untuk


mencapai target laba Rp 1.125.000.000.
Hasil penjualan 3.500.000xRp 1.500 Rp 5.250.000.000
Biaya variable 3.500.000xRp 750 Rp 2.625.000.000
MK Rp 2.625.000.000
Biaya tetap Rp 750.000.000
Laba sebelum pajak Rp 1.875.000.000
Pajak penghasilan Rp 750.000.000
40%
Laba setelah pajak Rp 1.125.000.000

Dengan demikian, semakin tinggi tarif pajak penghasilan


akan semakin tinggi pula target yang harus dicapai.

Anda mungkin juga menyukai