Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2020/2021

MATA KULIAH SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU

PENGAMPU: YONATAN H.L LOPO, S.IP, M.A

Oleh :

LEONARDUS BENI

NIM : 18520230

KELAS : IP7L

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA APMD


UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2020/2021

MATA KULIAH SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU

PENGAMPU: YONATAN H.L LOPO, S.IP, M.A

PETUNJUK!

PERHATIKAN REALESE HASIL ANALISIS BIG DATA BERIKUT! (FILE ADA PADA
LAMPIRAN SOAL INI) SOAL
1. Pilkada serentak 2020 akan diselenggarakan di 270 daerah dengan rincian 8
Pilgub, 224 pilbup, dan 37 pilwalkot, yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia.
Hal ini menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat karena saat ini
Indonesia sedang dilanda pandemi Covid_19. Menurut anda, apakah
keputusan pemerintah sudah tepat untuk melaksanakan pilkada serentak di
tengah situasi wabah Covid_19 di Indonesia, yang akan dilaksanakan tanggal
09 Desember 2020? Jelaskan alasan anda jika setuju dengan keputusan
pemerintah, ataupun tidak setuju dengan keputusan tersebut.

2. Dalam tahapan kandidasi pilkada serentak 2020, terdapat banyak calon


kepala daerah yang diusung partai politik yang memiliki hubungan
kekerabatan dan atau kekeluargaan dengan para pemimpin tertinggi di
Republik ini. Hal ini menunjukkan bahwa pilkada masih kental dengan nuansa
politik kekerabatan. Menurut anda, apakah pilihan dan langkah partai-partai
tersebut sudah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan apakah hal
tersebut menunjukkan bahwa partai telah melaksanakan fungsinya kaderisasi
dan rekrutmen dengan baik? uraikan alasan anda.

Note:
1) Tugas diketik dengan Font Arial (12), spasi 1,5 dengan jumlah kata minimal
1000 dan maksimal 2000 kata (Cover, soal, dan daftar pustaka tidak
terhitung).
2) Tugas dikumpulkan paling lambat, Jumat 20 November 2020 pukul 23.59,
dengan cara diupload melalui portal akademik.
3) Cover wajib mencantumkan nama lengkap, NIM, dan kelas paralel.
4) Jika ada pertanyaan berkaitan dengan tugas UTS, silahkan disampaikan
lewat WAG

Jawaban :

1. Pendapat saya mengenai Pilkada yang dilaksanakan 19 September 2020


sangat tidak setuju, dikarenakan situasi kita saat ini, dan hal tersebut
termasuk melanggar peraturan dan ketentuan sebagai himbauan untuk
masyarakat agar tidak berkumpul atau membuat sesuatu kegiatan yang
membuat masyarakat harus berkumpul. Karna yang Kita tau sekarang wabah
covid belum hilang malah masih bnyak kasus ,berarti kalau pemerintah tetap
melaksanakan Pilkada pada tanggal 19 Desember 2020 pasti akan ada
demo, karna peraturan untuk tidak berkumpul dari pemerintah lalu kenapa
malah pemerintah yang membuat masyarakat berkumpul. Apakah menurut
pemerintah Pilkada lebih penting dari kesehatan masyarakatnya lalu apakah
tidak ada cara lain untuk Pilkada 19 Desember ini? Pilkada juga bisa di
lakukan saat situasi tentang wabah ini sudah aman, sudah di perbolehkan
untuk berkumpul.
2. Menurut saya berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi dalam suatu partai atau
untuk suatu kedudukan tidak harus berdasarkan hubungan dan kekerabatan
untuk mencapai suatu kedudukan atau suatu kepemimpinan. Di dalam negara
yang berdemokrasi merupakan negara yang harus memegang tinggi suatu
keadilan kepada siapapun yang memiliki kesempatan untuk masuk ke suatu
partai, Tetapi seperti tang kita ketahui di dalam suatu partai atau
kepemimpinan belum di terapkan sistem politik yang berdemokrasi dan
sangat kental dengan siste politik kekerabatan. Lalu kenapa sistem ini tidak
bisa hilang dalam partai-partai atau dalam hak untuk mengambil suatu
kedudukan,Mungkin saja hal ini nanti akan hilang ketika masyarakat bisa
mengerti bahwa perkembangan suatu negara tidak harus dengan hubungan
kekerabatan yang memimpin suatu wilayah atau negara tersebut,melainkan
kita bisa e nilai suatu wilayah dan negara itu akan maju dengan
tindakan,sikap dan tujuan dari pemimpin itu sendiri, begitu juga kita sebagai
masyarakat jangan trlalu egois, jangan memilih karena itu keluarga itu bukan,
tetapi pilihlah berdasarkan sikap dia, bagaimana dia selama memerintah
wilayah kecil sampai besar.

Anda mungkin juga menyukai