KUISIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i
Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I
Assalamualaikum wr.wb.
Salam hormat,
164
165
Responden,
_______________
166
A. Identitas Respoden
1. Usia : .............tahun
2. Jenis kelamin :
3. Jenis tenaga medis/non medis (sebutkan) :
4. Masa kerja :
5. Tingkat pendidikan :
6. Sosialisasi patient safety : belum / sudah
7. Unit kerja :
o UGD
o Kamar bersalin
o Kamar operasi
o Ruang rawat inap .........................
o Poliklinik
o Lainnya………………………….
B. Petunjuk Pengisian
1. Kuisioner ini bertujuan untuk meminta pendapat anda
tentang isu keselamatan pasien rumah sakit di unit kerja
dan rumah sakit tempat anda bekerja. Untuk
menyelesaikan seluruh pertanyaan dalam survei ini akan
dibutuhkan kira-kira 15-20 menit.
2. Kuisioner ini bukanlah tes dengan jawaban benar atau
salah, yang terpenting anda menjawab dengan jujur
sesuai pendapat dan kondisi anda.
Ada 10 Dimensi Budaya Keselamatan Pasien yang
dijelaskan oleh 5 kemungkinan situasi yang terjadi di
unit anda. Mohon berikan tanda centang () pada kotak
pernyataan yang paling menggambarkan keadaan di unit
anda. Bila anda bingung memutuskan antara 2 jawaban,
jawablah mana yang sesuai dengan kenyataan, bukan
jawaban yang menggambarkan situasi yang ingin anda
raih.
3. Kami menjamin kerahasiaan jawaban
bapak/ibu/saudara/i karena kuisioner ini semata-mata
167
Aspek
1.1 Komitmen untuk
perbaikan Sudah terbentuk Rumah sakit Staf yang berada di Perbaikan Tidak peduli
budaya untuk terus mempunyai keinginan dan garis depan tidak dilibatkan peningkatan mutu dengan mutu pelayanan.
melakukan perbaikan yang antusias yang besar untuk dalam proses perbaikan. dibicarakan bila ada kasus.
berdampak dalam terus melakukan perbaikan. Perbaikan dilihat sebagai
pengambilan keputusan. aktivitas manajemen
semata.
1.2 Kebijakan/SOP,
keterlibatan pasien dan Staf menyadari SOP, protokol dan Banyak SOP yang SOP dan protokol Implementasi
masyarakat akan setiap kemungkinan kebijakan dibahas dan dibuat tetapi jarang yang ada sudah usang dan manajemen resiko sangat
atau risiko yang akan terjadi dilaksanakan sebagai dasar dilaksanakan. diperbaharui bila ada kasus. sedikit (SOP sangat
sehingga justru mengurangi pelayanan. Pasien dan Pasien dan masyarakat Pasien dan masyarakat sedikit). Pasien dan
jumlah SOP yang tidak masyarakat diajak terlibat hanya terlibat ketika ada diabaikan dan diberi masyarakat
berarti karena keselamatan dalam membuat keputusan lembaga eksternal penjelasan yang salah mungkin terlibat, namun
pasien sudah dipahami pelayanan. membutuhkan. tentang perawatan pasien. hanya sebtas “lip sevice”
setiap orang. saja, bukan keterlibatan
Pasien dan masyarakat yang nyata.
secara resmi terlibat dalam
Pengambilan keputusan
internal “patient centered
service”
1.3 Pemeriksaan/Audit
Tim Keselamatan Rumah sakit ingin Banyak melakukan Audit dilakukan Tidak serius dalam
Pasien merancang program memberikan mutu yang audit tapi tidak bila ada kasus yang melakukan audit kasus dan
audit yang melibatkan terbaik. Para dokter terlibat ditindaklanjuti dengan menonjol saja. tidak ada tindak lanjutnya
pasien dan keluarganya. dalam proses audit guna serius.
terus melakukan perbaikan.
168
169
Aspek
2.1 Prioritas yang diberikan
untuk keselamatan pasien Keselamatan Risiko keselamatan Prioritas yang Prioritas yang Prioritas terhadap
pasien merupakan prioritas pasien sudah diberikan untuk diberikan untuk keselamatan keselamatan pasien rendah.
utama di RS. diidentifikasikan secara keselamatan pasien sudah pasien karena dipaksa oleh
aktif. cukup baik yang suatu aturan pemerintah.
ditunjukkan oleh sistem
yang ada.
Aspek
3.1 Budaya menyalahkan
dan hukuman yang Laporan insiden Laporan insiden Insiden terjadi Insiden terjadi Insiden terjadi
diberikan sudah menjadi “value” sudah berjalan, baik di akibat kesalahan sistem, akibat human error & karena di luar kontrol
pada staf. RS memiliki tingkat organisasi bukan hanya individu. solusinya adalah organisasi akibat
tingkat keterbukaan dan maupun nasional. RS Ada budaya hukuman/sanksi. RS human error & pasien.
kepercayaan yang memiliki budaya yang menyalahkan dan tersebut tidak memiliki RS memiliki budaya
tinggi, staf mendapat terbuka, adil dan individu bermasalah budaya menyalahkan, menyalahkan yang
dukungan penuh bila kolaboratif. diberikan pelatihan tetapi tidak dirasakan kuat, individu sebagai
terjadi insiden. ulang dan tindakan seperti itu oleh staf. korban dan
hukuman. mendapatkan tindakan
disiplin.
Aspek
4.1 Sistem pelaporan dan
kegunaannya Insiden KP selalu Proses pelaporan RS tidak rutin Ada sistem Ada sistem dasar
dilaporkan dalam sistem mudah dilakukan dan memakai laporan staf tetapi pelaporan insiden tetapi pelaporan tetapi tidak
yang sesuai dan relevan. bersifat ramah. laporan didapat dari sumber data hanya dikumpulkam berjalan sebagaimana
lain seperti audit dan form tetapi tidak dianalisis. mestinya.
komplain pasien.
4.2 Apa yang staf rasakan
pada saat melaporkan Staf merasa yakin Staf merasa aman Staf melaporkan Staf enggan untuk Staf merasa takut
insiden untuk melaporkan segala melaporkan semua jenis insiden walaupun merasa melaporkan insiden karena untuk melaporkan insiden.
jenis insiden KP, termasuk insiden keselamatan pasien, enggan. merasa tidak nyaman,
kasus near miss yang tidak termasuk kejadian yang meskipun ada sistem untuk
menyebabkan cedera dan dapat dicegah, karena dapat melaporkan insiden KP.
dapat dicegah. belajar dari masalah
tersebut.
Aspek
5.1 Fokus investigasi
Investigasi Insiden KP dan Investigasi Investigasi KP Insiden KP
insiden KP digunakan near miss fokus pada insiden KP dan near hanya dilakukan pada diinvestigasi sekedarnya
untuk mencari akar perbaikan, selain itu miss berfokus pada kejadian tertentu saja. saja, hanya untuk
masalah , bisa juga melibatkan pasien. perorangan dan menutupi kesalahan.
melibatkan investigator lingkungan di sekitar
internal & eksternal kejadian saja.
organisasi.
5.2 Hasil invetigasi
Hasil investigasi Hasil investigasi Hasil investigasi Investigasi tidak Hasil investigasi
menghasilkan best dipakai untuk dipakai untuk dilanjutkan begitu hanya dipakai untuk
practice dan dibagikan menganalisis trend dan pembahasan prosedur masalah sudah memberikan sanksi.
ke seluruh unit bahkan mengidentifikasi dan pelaksanaannya. “mendingin”
sampai tingkat nasional. penyebab terbanyak
untuk terjadinya insiden
dan melakukan
pengujian terhadap
pelaksanaan pelatihan.
Aspek
6.1 Belajar dari insiden
KP Belajar dari Sudah ada Sudah ada Belajar hanya
Belum ada pelajaran
dalam maupun luar RS. budaya belajar dari tsisem pembelajaran dari insiden tertentu
yang diambil dari
Insiden KP dibicarakan insiden dan tetapi tidak menyeluruh. saja.
insiden.
terbuka di forum. membagikan hasilnya
untuk membuat
perubahan.
6.2 Siapa yang berperan
dalam memutuskan Insiden KP Staf turut aktif Komite Perubahan hanya Tidak ada
adanya perubahan pasca dibicarakan terbuka dan dalam memutuskan Keselamatan Pasien dan dibuat oleh manajer perubahan yang dibuat
insiden mendiskusikannya perubahan setelah suatu manajer memutuskan senior. kecuali atas ketentuan
bersama staf guna insiden KP dan perubahan tetapi kurang hukum.
menghasilkan sutu berkomitmen melibatkan peran serta
perubahan. melaksanakannya. staf.
Aspek
7.1 Komunikasi tentang
KP Ada keterbukan Ada komunikasi Ada komunikasi Komunikasi Tidak ada
RS, termasuk dengan institusi lain internal tentang KP, tentang KP tidak komunikasi tentang KP.
melibatkan peran pasien yang dianggap lebih kebijakan dan prosedur terencana dan terbatas
dalam mengembangkan pakar dalam KP. dibuat untuk hal pada siapa yang terlibat
kebijakan manajemen tersebut. di dalam insiden
resiko.
7.2 Membagi informasi
Ide inovatif yang Infomasi tentang Banyak Komunikasi Komunikasi
menyangkut KP KP dibagikan pada sesi informasi tentang KP tentang KP hanya sangat buruk.
dikomunikasikan dan briefing sudah tetapi hanya sedikit berasal dari manajemen
jalur komunikai diagendakan oleh staf. yang dimengerti oleh yang bersifat instruksi.
disediakan, staf.
7.3 Komunikasi tentang
KP kepada pasien Tercipta Dilakukan Banyak Komunikasi Pasien mendapat
komunikasi yang baik di komunikasi yang efektif informasi tentang KP dengan pasien bersifat informasi bila diatur
dalam dan luar RS. tentang KP kepada diperoleh dari pasien satu arah saja. secara hukum.
pasien dan tetapi tidak
keluarga/pengunjung dipergunakan secara
RS. efektif.
Aspek
8.1 Apakah staf merrasa
didukung? Manajemen Manajemen Prosedur Tupoksi staf Staf merasa
kepegawaian melakukan merancang dukungan manajemen diperhatikan bila ada tidak didukung karena
refleksi dan pembahasan terhadap kebutuhan staf. kepegawaian merupakan insiden. manajemen tidak
tentang kompetensi staf, Kesehatan staf cara untuk mengontrol memperhatikan
Melakukan supervisi diperhatikan. staf. kesehatan staf. Tidak
dan mentoring. ada peningkatan
program SDM.
Aspek
9.1 Kebutuhan pelatihan
Staf diberikan Ada upaya untuk Pelatihan diadakan Pelatihan hanya Tidak ada prioritas
kesempatan untuk mengidentifikasi pelatihan untuk memenuhi kebutuhan dilakukan bila ada insiden. untuk pelatihan. Pelatihan
mengambil pelatihan sesuai apa yang dibutuhkan staf RS. Staf kurang memiliki dianggap sebagai kegiatan
kebutuhan mereka. dan menyelaraskan dengan ketrampilan. yang mengganggu,
kebutuhan RS. membuang waktu dan
memakan biaya
9.2 Sumber pelatihan
Pelatihan staf dan Sumber daya Ada rencana Pelatihan dilihat Tidak anggaran
pengembangan karir dialokasikan sesuai pelatihan staf, tetapi tidak oleh manajemen sebagai hal untuk pelatihan.
dipandang sebagai bagian penilaian kebutuhan sumber dayanya tidak yang menjengkelkan,
integral dari tujuan pelatihan, dan ketersediaan diberikan prioritas. memakan waktu dan biaya.
organisasi, sehingga sumber dari instansi terkait.
daya yang ada dialokasikan
sesuai kebutuhan.
Aspek
10.1 Struktur tim
Tim bersifat Tim terdiri dari Tim terdiri dari Staf bekerja Anggota tim KP
fleksibel. Kontribusi unsur multidisplin unsur multidisiplin secara tim bila ada bekerja sendiri-sendiri
dari bidang lain dengan struktur yang untuk memenuhi instruksi. dan struktur hirarki yang
dihargai. lebih fleksibel. kebijakan pemerintah. kaku.
10.2 Seperti apa
menjadi anggota tim Kerjasama tim Kolaborasi antar Anggota tim Kerjasama tim Tim hanya
terlihat memiliki anggota tim berjalan terdiri dari unsur hanya sebatas ucapan sebagai kumpulan nama
kesamaan dalam dengan baik. multidisplin tetapi tidak saja. saja.
pemahaman dan visi. memiliki komitmen
terhadap tim.
10.3 Arus informasi
dan sharing Tim terbuka Tim terbuka Mekanisme yang Arus informasi Informasi
untuk membagi untuk membagikan mengatur informasi berlanjut sesuai dengan dibagikan antar anggota
informasi dengan pihak informasi termasuk pada sudah ada tetapi tidak jenjang hirarki sesuai tim, saling merahasiakan
lain yang berskala pihak luar. berjalan efektif. kepentingan.
lokal, nasional maupun
internasional..
178
179
DIMENSI 1 DIMENSI 2 DIMENSI 3 DIMENSI 4 DIMENSI 5 DIMENSI 6 DIMENSI 7 DIMENSI 8 DIMENSI 9 DIMENSI 10
A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A1 A2 A3 A1 A2 A1 A2 A1 A2 A3 A1 A1 A2 A3 A1 A2 A3
A 0 0 1 1 0 0 4 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 0 0 0 1
B 4 3 0 0 5 2 0 2 1 0 2 2 1 0 2 3 1 1 2 1 0 2 1 0
C 1 4 4 4 3 0 8 3 6 1 4 7 8 9 18 4 4 3 5 8 6 5 3 7
D 16 16 17 6 11 15 12 15 7 25 21 19 16 16 4 16 16 13 18 4 10 20 18 19
E 9 7 8 19 11 13 6 10 13 4 3 2 5 4 6 7 9 13 4 15 14 3 8 3
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
DIMENSI 1 DIMENSI 2 DIMENSI 3 DIMENSI 4 DIMENSI 5 DIMENSI 6 DIMENSI 7 DIMENSI 8 DIMENSI 9 DIMENSI 10 Min Max
A 0,333333333 0,333333333 4 1 0 0,5 0 0 1 0,333333333 0 4
B 2,333333333 2,333333333 0 1 2 0,5 2 1 1 1 0 2,333333
C 3 2,333333333 8 3,333333333 5,5 8,5 8,666666667 3 6,333333333 5 2,333333 8,666667
D 16,33333333 10,66666667 12 15,66666667 20 16 12 13 10,66666667 19 10,66667 20
E 8 14,33333333 6 9 2,5 4,5 7,333333333 13 11 4,666666667 2,5 14,33333
20 17
16 16
Patologi
15
Reaktif
9 8
10 7 Birokratif
4 34 4
5 Proaktif
0 1 0 10
0 Generatif
A1 A2 A3
Dimensi 1 Dimensi 2
15
12
Patologi
10 8 Reaktif
6
4 Birokratif
5
Proaktif
0 Generatif
A1
Dimensi 3 Dimensi 4
181
20
16 16
Patologi
15
Reaktif
8 9
10
Birokratif
5 4
5 Proaktif
01 10
0 Generatif
A1 A2
Dimensi 5 Dimensi 6
20 18 15 13 13
16 16
Patologi Patologi
15
Reaktif 10 Reaktif
9
10 7
6 Birokratif Birokratif
4 5
5 2 34 4 3
1 Proaktif 1 Proaktif
0 Generatif 0 Generatif
A1 A2 A3 A1
Dimensi 7 Dimensi 8
182
20 18 25
15 20 19
14 Patologi 20 18 Patologi
15
Reaktif 15 Reaktif
10 8
6 Birokratif 10 8 7 Birokratif
5 4 5
5 3 3 3
12 21 Proaktif 5 2 Proaktif
00 0 01 10
0 Generatif 0 Generatif
A1 A2 A3 A1 A2 A3
Dimensi 9 Dimensi 10
183
184
Keterangan:
P : Peneliti
I 1/2/3 : Informan 1/2/3
ABSTRACT
1. Introduction
Patient safety has become an important global issue in health care
lately, both in Indonesia or international. Patient safety in the hospital is
important because there are many cases of medical errors that occur in
various countries.
In 2000 the Institute Of Medicine in the United States published a
report that: "To Err is Human, Building a Safer Health System”, the report
said that research in hospitals in Utah and Colorado found adverse event
by 2.9%, of which 6.6% died. While in New York the adverse event was
3.7% with a mortality rate of 13.6%. Mortality due to adverse event in
hospitalized patients across the United States, amounting to 33.6 million
per year ranges from 44.000-98.000 per year1. Publication of the WHO in
2004, collecting figures hospital research in various countries: America,
England, Denmark, and Australia, found adverse event in range 3,2-
16.6%1, 2.
In Indonesia, the provincial patient safety incident reports in 2007
showed DKI Jakarta were the highest with 37.9% of cases, followed by
Central Java 15.9%, DI Yogyakarta 13.8%, East Java 11.7%, South Sumatra
6,9%, West Java 2.8%, Bali 1.4%, Aceh 1.07%, and South Sulawesi 0.7%3.
The data required hospitals to undertake effective measurements to
minimize the occurrence of medical error or adverse event associated
with improvement on service quality by creating and developing a
practise of patient safety by hospital management. Safety culture
194
obtained by test re-test result, (7) confirm to the experts to repair the
instruments on the unreliable statements.
Staff education and training How, why and when are education and training programmes about patient
Pendidikan dan pelatihan staf safety developed? What do staff think of them?
Bagaimana, mengapa dan kapan program pendidikan dan pelatihan tentang
keselmatan pasien dilakukan? Apa yang staf pikirkan tentang hal tersebut?
Team working How and why are teams developed? How are teams managed? How much team
Kerjasama tim working is there around patient safety issues?
Bagaimana dan mengapa tim dikembangkan? Bagaimana tim dikelola? Berapa
banyak kerjasama tim dalam hal keselamatan pasien?
199
The next step was the elaboration of the aspect statements points
for each dimension of patient safety culture, there are 24 aspects (Table
4), namely: (1) commitment to improvement, (2) inspection/auditing, (3)
200
SOP and policies, (4) priority given to patient safety (5) risk management
system, (6) patient safety practices, (7) blame culture and punishment,
(8) reporting system and usage, (9) staff feeling on reporting the
incident, (10) data analysis, (11) focus of investigation, (12)
results/output of investigation, (13) learning from safety incidents, (14)
who decide the change after the incident, (15) communication about
patient safety, (16) sharing the information, (17) communicating with
patients about safety, (18) do the staffs feel supported?, (19) training
needs, (20) training resources, (21) training purpose, (22) team structure,
(23) the role of team member, (24) the flow of information and sharing.
201
Aspek Patologis (A) Reaktif (B) Birokratik (C) Proaktif (D) Generatif (E)
Aspect Pathological (A) Reactive (B) Burauecratic Proactive (D) Generative (E)
(C)
Dimension 8. Manajemen personil dan isu keselamatan
Dimensi 8. Personnel management and safety issues
dukungan petugas Staf merasa tidak Tupoksi staf Prosedur Manajemen Manajemen
do the staffs feel didukung karena diperhatikan manajemen merancang kepegawaian
supported? manajemen tidak bila ada kepegawaian dukungan melakukan
memperhatikan insiden. merupakan alat terhadap refleksi dan
kesehatan staf. Staff duties are untuk kebutuhan staf. pembahasan
Tidak ada noticed when mengontrol Kesehatan staf tentang
peningkatan there are staf. diperhatikan. kompetensi
program SDM. incidents. Personel Management staf, melakukan
Staff feel management designed supervisi dan
unsupported, as procedures are support for staff mentoring.
poor health and seen as a tool needs. Health of Staffing
attendance to control staff. the staff payed management
records are seen attention. reflects and
as diplinary deliberates on
matters. staff
competencies,
supervises and
mentoring
Then the next step was to correct the statement which is not realiable by
submitting to the expert to review again the meaning of the context of each
description level of patient safety culture, by replacing the words on the
unreliable statement (table 7).
Before After
Prioritas yang diberikan untuk keselamatan pasien Priority is given to patient safety
Aspek 6. Pelaksanaan keselamatan pasien Implementation of patient safety
Generatif Pelaksanaan keselamatan pasien sudah Pelaksanaan keselamatan pasien sudah melekat
Generative melekat dengan seluruh aktivitas di rumah dengan seluruh aktivitas di rumah sakit.
sakit Implementation of patient safety is inherent to all
Implementation of patient safety is inherent activities in the hospital.
to all activities in the hospital.
Proaktif Semua petugas terlibat dalam keselamatan Semua petugas terlibat dalam keselamatan
Proactive pasien. pasien, tetapi belum sepenuhnya
All staff involved in patient safety terimplementasikan di aktivitas rumah sakit
All staff involved in patient safety, but not entirely
reflected in the activity of hospital
Birokratis Pelaksanaan keselamatan pasien gagal untuk Pelaksanaan keselamatan pasien menjadi
Bureaucratic merespon kompleksitas masalah yang terjadi tanggung jawab salah satu individu di organisasi.
Implementation of the patient safety fail to Implementation of patient safety is the
respond the complexity of the problems that responsibility of individual in the organization.
occur.
Reaktif Keselamatan pasien dibicarakan bila sudah Keselamatan pasien dibicarakan bila sudah ada
Reactive ada insiden. Keselamatan pasien dilaksanakan insiden. Keselamatan pasien dilaksanakan untuk
untuk keamanan petugas, bukan untuk keamanan petugas, bukan untuk keselamatan
keselamatan pasien. pasien.
Patient safety is discussed when there is an Patient safety is discussed when there is an
incident happens. Patient safety carries the incident. Patient safety carried out for staff
staff security but not for patient. security, not for patient safety.
Patologis Petugas kurang peduli terhadap keselamatan Petugas kurang peduli terhadap keselamatan
Pathological pasien, karena menurut mereka sudah ada pasien, karena menurut mereka sudah ada
jaminan asuransi. jaminan asuransi.
Staffs are less concerned about patient safety, Staffs are less concerned about the safety of
because it is covered by insurance patients, because according to their existing
insurance coverage.
205
Generatif Tercipta komunikasi yang baik di dalam dan luar Transparansi insiden keselamatan pasien dan
Generative RS. melibatkan peran pasien dalam manjemen
Good internal and external communication resiko.
Transparency of patient safety incident and
involved the patients in the risk management .
Proaktif Dilakukan komunikasi yang efektif tentang KP Komunikasi efektif tentang isu keselamatan
Proactive kepada pasien dan keluarga/pengunjung RS. pasien yang melibatkan pasien dan kelompok
Communicating patient safety to patients and masyarakat.
families/visitors of hospital. Effective communication about patient safety
issues involving the patient and community
groups.
Birokratis Banyak informasi tentang KP diperoleh dari Isu keselamatan pasien yang berasal dari pasien
Bureaucratic pasien tetapi tidak dipergunakan secara efektif. tidak dipergunakan dengan efektif.
Informations about patient safety are not The issue of patient safety that comes from
utilized effectively. patients not used effectively.
Reaktif Komunikasi dengan pasien bersifat satu arah Informasi isu keselamatan pasien dari pasien
Reactive saja. tidak ditindaklanjuti oleh pihak rumah sakit.
One-way communication Information on patient safety issues from the
patients were not followed up by the hospital.
Patologis Pasien mendapat informasi bila diatur secara Pasien mendapat kesempatan komunikasi
Pathological hukum. tentang insiden jika melibatkan hukum.
Patients receive information when legally Patients have the opportunity of communication
regulated. about the incident if it involved the law.
Kerjasama tim Team working
Aspek 24. Arus informasi dan sharing The flow of information and sharing
Generatif Tim terbuka untuk membagi informasi dengan Tim terbuka sepenuhnya untuk membagi dengan
Generative pihak lain yang berskala lokal, nasional maupun pihak lain dari berbagai organisasi lokal,
internasional. nasional, maupun internasional.
The team is fully open to share with others from
The team is open to sharing information with various local organizations, national, and
other parties (local, national and international) international levels.
Proaktif Tim terbuka untuk membagikan informasi Tim terbuka untuk membagikan informasi
Proactive termasuk pada pihak luar. kepada pihak luar dengan beberapa batasan.
The team is open to share the information The team is open to share information with
included on outsiders. outside parties with few restrictions.
Birokratis Mekanisme yang mengatur informasi sudah ada Mekanisme yang mengatur komunikasi sudah
Bureaucratic tetapi tidak berjalan efektif. ada, namun tidak berjalan efektif.
The mechanisms that regulate the information The mechanisms that regulate the
is not effective. communication already exists, but is not
effective.
Reaktif Arus informasi berlanjut sesuai dengan jenjang Arus informasi mengalir pada anggota tim
Reactive hirarki sesuai kepentingan. setelah terjadi insiden. Tim bersifat defensif.
The flow of information continues in The flow of information flowing to team
accordance with the appropriate level of the members after the incident. The team is
hierarchy of their respective interests defensive.
Patologis Informasi dibagikan antar anggota tim, saling Informasi dibagikan antar anggota tim, namun
Pathological merahasiakan. masih saling merahasiakan.
The team members keep information Information is shared among the team members,
but still keep each other.
4. Conclusion
This study was conducted to assess the culture model of patient
safety in the hospital as a health organization, called Manchester Patient
206
4. Leape L.L. & Berwick D.M. 2000. Safe health care: are we up to
it? British Medical Journal 320, 725–726.
5. Vincent C., Taylor-Adams S., Chapman E.J. et al. 2000. How to
investigate and analyse clinical incidents: clinical risk
management unit and association of litigation and risk
management protocol. British Medical Journal 320, 777–781.
6. Nieva V.F. & Sorra J. 2003. Safety Culture Assessment: A Tool for
Improving Patient Safety in Healthcare Organizations. Quality
and Safety in Healthcare 12, ii17.
7. The Safety Attitudes Questionnare: Psychometric Properties,
Benchmarking Data, and Emerging Research. 2006. BMC Health
Service Research. 6;44
8. Parker D. 2006. Manchester Patient Safety Framework (MaPSaF)
- Acute. National Patient Safety Agency. The University of
Manchester. Available from:
http://www.nrls.npsa.nhs.uk/resources/?entryid45=59796
9. Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs dan Asghar Razavieh. 1982.
Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. terjemahan Arief
Furchan, Surabaya: Usaha Nasional.
10. Mueller, Daniel J. 1986. Measuring Social Attitudes. New York:
and London: Teacher College, Columbia University.
11. Lumenta, Nico, A. 2010. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien Rumah Sakit. Workshop Keselamatan Pasien Rumah Sakit
dan Manajemen Resiko Klinis di Rumah Sakit. Surabaya. PERSI.
12. Kirk S., Parker D., Claridge T., Esmail A. & Marshall M. 2007.
Patient safety culture in primary care: developing a theoretical
framework for practical use. Quality and Safety in Healthcare 16,
313–320.
13. Ari, S. T. 2013. Analysis of Patient Safety Culture in Santa
Elisabeth Hospital Batam 2012. Jakarta: University of Indonesia.
14. Westrum R.. 1993. Cultures with requisite imagination. In
Verification and Validation in Complex Man-Machine Systems (J.
Wise, P. Stager & J. Hopkin eds), pp. 401–417. Springer, New
York, NY
15. Parker, D and Hudson, P .2001. Understanding your culture, Shell
International Exploration and Production.
208
Data pribadi
Nama : dr. Arum Astika Sari
Tempat, tanggal lahir : Banyumas, 12 April 1990
Jenis kelamin : Perempun
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat asal : Jl. Puteran, RT 02/01 Berkoh.
Purwokerto. Banyumas. Jawa Tengah. 53146
Alamat domisili : Jl. Kemang Raya. Perum Sedayu Villas Blok J-7.
Sukmajaya. Kota Depok.
No Handphone : 085726311611
Email : arumastika.md@gmail.com
Riwayat Penelitian
Tahun Judul Penelitian
2012 Hubungan Keakraban Orangtua dengan Prestasi Belajar pada
anak Attetion Deficit and Hyperactivity Disorder
Pengalaman Organisasi
Tahun Organisasi
2015 Divisi Ilmiah CME Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2008-2010 Divisi Pusdiklat Jari Mulia (Jaringan Muda Peduli HIV AIDS)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2005-2007 Anggota ESCS (English Student Community of Smansa) SMA
N 1 Purwokerto
2003-2004 OSIS Divisi II Pendidikan Berbangsa dan Bernegara SMP N 2
Purwokerto
Pengalaman kerja
Periode Nama Institusi Jabatan
Juni 2015-Okt RSUD Sleman, DIY Dokter Internsip
2016
Okt 2015-Juni Puskesmas Minggir Sleman, Dokter Internsip
2016 DIY