Anda di halaman 1dari 10

STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Volume 7, Nomor 3, November 2019

Journal homepage : http://ojs.uho.ac.id/index.php/stabilita_jtsuho

PENYELENGGARAAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN


(SBNP) DI WILAYAH PERAIRAN SULAWESI TENGGARA

1
Arjuna Krisnajaya, 2 Abdul Kadir, 3 Adris Ade Putra
1
Jurusan Manajemen Rekayasa, Universitas Halu Oleo, Sulawesi Tenggara, Indonesia
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari

Koresponden Author : arjunakrisnajaya75@gmail.com

Info Artikel ABSTRAK


Diajukan : 28 Oktober 2019 Peranan transportasi laut yang begitu besar bagi pertumbuhan ekonomi suatu
Diperbaiki : 01 November 2019
daerah memerlukan pengaturan dan perbaikan pada sistem dan regulasi yang dapat
Disetujui : 08 November 2019
menjamin terwujudnya keamanan dan keselamatan berlayar. Salah satu bentuk
pelaksanaan pengaturan dan perbaikan pada sistem dan regulasi pelayaran dalam rangka
terwujudnya keselamatan dan keamanan berlayar tersebut adalah pembangunan dan
penyelenggaran Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) pada alur–alur pelayaran
serta tempat–tempat yang dianggap rawan terjadinya kecelakaan pelayaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penyelenggaraan SBNP di
wilayah perairan Sulawesi Tenggara, mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat penyelenggaraan SBNP serta merumuskan langkah-langkah
yang dapat diambil untuk mengoptimalkan penyelenggaraan SBNP di wilayah perairan
Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif
dengan membandingkan kualitas penyelenggaraan SBNP yang diharapkan dengan
kualitas penyelenggaraan SBNP yang telah dilaksanakan dengan menggunakan Metode
Importance-Performance Analysis (IPA), program SPSS 20 dan uji statistik Wilcoxon
Signed Rank.
Dari hasil analisis diketahui bahwa tingkat penyelenggaraan SBNP rata-rata
termasuk dalam kategori memuaskan dan faktor-faktor yang harus menjadi prioritas
utama untuk meningkatkan penyelenggaraan SBNP adalah tingkat pendidikan dan
keterampilan petugas SBNP serta Penindakan dan Penegakan Hukum Terhadap Pelaku
Pencurian dan Pengerusakan SBNP.

Kata Kunci : Tingkat Penyelenggaraan, Sarana Bantu Navigasi Pelayaran,


Importance-Performance Analysis

ABSTRACT
The role of sea transportation which is so great for the economic growth of a
region requires regulation and improvement in systems and regulations that can ensure
the realization of security and safety of sailing. One form of implementation of
regulations and improvements to shipping systems and regulations in order to realize
the safety and security of sailing is the construction and implementation of Aid to
Navigation (SBNP) in shipping lanes and places deemed prone to shipping accidents
The purpose of this study is to determine the level of SBNP implementation in the
waters of Southeast Sulawesi, identify the factors that affect the level of SBNP
implementation and formulate steps that can be taken to optimize the implementation
of SBNP in the waters of Southeast Sulawesi. This study uses a quantitative descriptive
approach by comparing the expected quality of SBNP implementation with the quality
of SBNP implementation that has been carried out using the Importance-Performance
Analysis (IPA) Method, SPSS 20 program and Wilcoxon Signed Rank statistical test.
From the analysis results it is known that the average level of SBNP
implementation is included in the satisfactory category and the factors that must be the

225
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

main priority to improve the reliability of SBNP are the level of education and skills of
SBNP officers and Law Enforcement and Enforcement of SBNP Thefters and Damners.

Keywords : Implementation Level, Aid of Navigation, Importance-Performance


Analysis

226
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

PENDAHULUAN Beberapa penelitian sebelumnya yang


dilakukan terkait penyelenggaraan SBNP berbasis
Seluruh pengguna sarana transportasi laut di perangkat lunak seperti Global Information System
Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya, (GIS) yang dapat memberikan informasi kepada
senantiasa sangat mengutamakan persoalan pelaut mengenai letak SBNP dalam bentuk peta
keselamatan dan keamanan, yang selanjutnya baru digital[4] maupun teknologi Automatic
diikuti dengan aspek biaya yang terjangkau, Identification System (AIS) yang terkoneksi dengan
kecepatan dan ketepatan waktu, serta aspek Vessel Traffic Service (VTS) yang dapat
kenyamanan. Terjadinya kecelakaan kapal seperti mengidentifikasi kapal, posisi dan kecepatan kapal
tenggelam, terbakar, dan lain-lain adalah yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan
permasalahan-permasalahan yang berkaitan pelayaran[5].
dengan keselamatan dan keamanan transportasi Permasalahan yang dihadapi dewasa ini
laut[1]. Untuk itu diperlukan pengaturan dan adalah belum optimalnya penyelenggaraan SBNP
regulasi di bidang pelayaran untuk mewujudkan yang disebabkan banyaknya fasilitas SBNP yang
keselamatan dan keamanan pelayaran khususnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya akibat rusak
di wilayah perairan Sulawesi Tenggara. karena faktor alam maupun tindakan manusia yang
Salah satu bentuk pelaksanaan pengaturan tidak bertanggungjawab seperti tindakan
dan perbaikan pada sistem dan regulasi pelayaran pencurian, di tabrak oleh kapal serta nelayan yang
dalam rangka terwujudnya keselamatan dan menambatkan kapalnya pada fasilitas SBNP.
keamanan berlayar di perairan Sulawesi Tenggara Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya
adalah pembangunan dan penyelenggaran Sarana pemahaman masyarakat akan pentingnya SBNP
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) pada alur–alur serta dampak yang terjadi yang diakibatkan tidak
pelayaran serta tempat–tempat yang dianggap berfungsinya SBNP yang dapat menyebabkan
rawan terjadinya kecelakaan pelayaran. kecelakaan pelayaran dan berpotensi kehilangan
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) nyawa dan harta benda.
merupakan fasilitas keselamatan pelayaran yang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
meyakinkan kapal untuk berlayar dengan selamat, tingkat penyelenggaraan Sarana Bantu Navigasi
efisien, menentukan posisi kapal, mengetahui arah Pelayaran (SBNP), mengidentifikasi faktor-faktor
kapal yang tepat dan mengetahui posisi bahaya di yang mempengaruhi penyelenggaraan Sarana
bawah permukaan laut dalam wilayah perairan laut Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) serta
yang luas. Fasilitas SBNP tidak hanya digunakan merumuskan langkah-langkah yang dapat diambil
untuk transportasi laut namun juga digunakan untuk mengoptimalkan penyelenggaraan Sarana
untuk pembangunan kelautan dan nelayan. SBNP Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di wilayah
diperlukan sebagai tanda bagi para navigator yang perairan Sulawesi Tenggara.
dipergunakan sejak adanya pelayaran
menyeberang laut dan menyusur pantai dalam TINJAUAN PUSTAKA
rangka melakukan kegiatan niaga ataupun
perang[2]. Fasilitas SBNP juga dipergunakan A. Kenavigasian
untuk penandaan wilayah Negara di pulau terluar, Kenavigasian berasal dari kata navigasi yang
diantaranya berupa sarana penunjang untuk merupakan suatu rangkaian proses perencanaan,
keselamatan pelayaran dalam upaya tercapainya pencatatan dan pengendalian pergerakan sebuah
sasaran SISTRANAS yaitu penyelenggaraan kapal dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan
transportasi yang efektif (dalam arti selamat, aman dan selamat. Kenavigasian dimaksudkan
aksesbilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan
teratur, lancar, dan cepat, mudah dicapai, tepat Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP),
waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, dan Telekomunikasi Pelayaran, hidrografi dan
populasi rendah) dan efisien (dalam arti beban meteorology, alur dan perlintasan pengerukan dan
publik rendah dan utilitas tinggi)[3]. reklamasi, pemanduan, penanganan kerangka
Penyelenggaran SBNP sendiri sudah kapal, salvage, dan pekerjaan bawah air untuk
dilaksanakan oleh seluruh negara di dunia yang kepentingan keselamatan kapal[6].
memiliki perairan atau yang wilayahnya Kenavigasian diselenggarakan untuk
berbatasan dengan laut dengan menggunakan menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran,
sistem tertentu yang disesuaikan dengan mendorong kelancaran kegiatan perekonomian,
karakteristik wilayah perairannya masing–masing. menandai batas wilayah negara, serta

227
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

memperkukuh persatuan kesatuan bangsa dalam D. Jenis Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
kerangka wawasan nusantara[6]. (SBNP)
Jenis Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
B. Penyelenggaraan Sarana Bantu Navigasi terdiri atas [7] :
Pelayaran (SBNP) 1) Sarana Bantu Navigasi Pelayaran visual
Penyelenggaraan Sarana Bantu Navigasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran visual
Pelayaran (SBNP) terdiri atas beberapa kegiatan merupakan jenis SBNP yang ditempatkan
yang meliputi[7] : didaratan atau diperairan yang meliputi :
 Perencanaan a) Menara Suar;
 Pengadaan b) Rambu Suar
 Pengoperasian c) Pelampung Suar
 Pemeliharaan d) Tanda Siang
 Pengawasan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran visual dapat
dikenali :
C. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)  Pada siang hari dari :
Menurut [4] Aids to Navigation is an a) Warna
information service facility which is set up to help b) Tanda puncak
sea fairing vessels sail safely, economically and c) Bentuk bangunan
expediently by its visual, sound and wireless d) Kode huruf dan angkanya
signals.  Pada malam hari dari :
Menurut [8] Aids to Navigation are devices a) Irama
or systems, external to a vessel, which are b) Warna Cahaya
provided to assist mariners in determining
position and course, to warn of dangers or
obstructions or to advise of the location of the
best or preferred route
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
adalah konstruksi atau instalasi di luar kapal yang
berfungsi untuk memberikan panduan bagi kapal-
kapal sehingga dalam pelayarannya kapal selamat
dan aman, terhindar dari marabahaya ataupun
rintangan alam[9].
Sedangkan Peraturan Menteri Perhubungan
tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran [7]
menyatakan bahwa Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP) adalah peralatan yang berada di
luar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk Gambar 1. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
Visual
meningkatkan keselamatan dan efissiensi Sumber : Kantor Distrik Navigasi Kendari
bernavigasi kapal dan/atau lalu lintas kapal. Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) memiliki fungsi 2) Sarana Bantu Navigasi Pelayaran elektronik
yaitu : Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
1) Menentukan posisi dan/atau haluan kapal; elektronik digunakan untuk menyampaikan
2) Memberitahukan adanya bahaya / rintangan informasi melalui gelombang radio atau sistem
pelayaran elektromagnetik lainnya untuk menentukan arah
3) Menunjukkan batas-batas alur pelayaran yang baringan dan posisi kapal.
aman; Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
4) Menandai garis pemisah lalu lintas kapal; elektronik meliputi :
5) Menunjukkan kawasan dan/atau kegiatan a) Global Positioning System (GPS) pada
khusus di perairan; dan Stasiun radio Pantai, Vessel Traffic Services
6) Menunjukkan batas wilayah suatu negara dan Local Port Services.
b) Differential Global Position System (DGPS).
c) Radar Beacon.
d) Radio Beacon yang diperuntukkan di bidang
navigasi pelayaran.

228
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

e) Radar Surveylance. sarana dan prasarana yang dimiliki serta data


f) Medium Wave Radio Beacon. penunjang lainnya.
g) Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic
Identification System/AIS). C. Populasi dan Sampel
h) Sarana Bantu Navigasi Pelayaran elektronik Penilaian penyelenggaraan SBNP didasarkan
lainnya sesuai dengan perkembangan pada persepsi pegawai Kantor Distrik Navigasi
teknologi. Kelas III Kendari yang dijadikan sebagai sampel
penelitian sebanyak 60 orang dari jumlah
keseluruhan pegawai sebanyak 128 orang.
Metode penentuan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling yang merupakan teknik
untuk menentukan sampel penelitian dengan
beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan
agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih
representatif[11].

D. Variabel Penelitian
Terdapat 10 (sepuluh) aspek/variabel
penyelenggaraan SBNP yang menjadi fokus
Gambar 2. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) penelitian ini yang diperoleh dari hasil wawancara
elektronik dan identifikasi yang dilakukan yaitu :
Sumber : Kantor Distrik Navigasi Kendari 1) Kondisi Sarana dan Prasarana Penunjang
SBNP.
2) Ketersediaan Suku Cadang SBNP.
3) Sarana Bantu Navigasi Pelayaran audible
3) Kecukupan Jumlah Petugas SBNP.
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran audible
4) Tingkat Pendidikan dan Keterampilan Petugas
ditempatkan pada daerah perairan yang berkabut
SBNP.
dan atau pandangan yang terbatas. Jenis SBNP ini
5) Kecepatan Respon Petugas SBNP.
menyampaikan informasi dengan memperdengar-
6) Pemenuhan Fasilitas Standar Keamanan
kan bunyi - bunyian antara lain :
SBNP.
a) Peluit
7) Kegiatan Pemeliharaan Rutin SBNP.
b) Gong
8) Sosialisasi Kepada Masyarakat Tentang
c) Lonceng
Fungsi SBNP.
d) Sirine
9) Penindakan dan Penegakan Hukum Terhadap
Pelaku Pencurian dan Pengerusakan SBNP.
METODE PENELITIAN
10) Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang
A. Jenis Penelitian Fungsi SBNP.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif E. Teknik Analisis Data
yaitu jenis penelitian yang menghasilkan Langkah awal yang harus dilakukan adalah
melakukan pengujian validitas dan realibilitas
penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau terhadap kuisioner yang telah diisi oleh responden.
Uji validitas dan reliabilitas diperlukan sebagai
cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)[10].
upaya memaksimalkan kualitas alat ukur agar
kecenderungan keliru dapat diminimalkan atau
B. Teknik pengumpulan data
dapat dikatakan bahwa validitas dan realibilitas
Data primer dalam penelitian ini diperoleh
melalui wawancara dan penyebaran kuisioner adalah tempat kedudukan untuk menilai kualitas
semua alat ukur dan prosedur pengukuran[12].
kepada pegawai Kantor Distrik Navigasi Kelas III
Kendari sebagai responden. Data sekunder yang Selanjutnya Tingkat penyelenggaraan SBNP
ditentukan berdasarkan interval kelas Indeks
diperlukan adalah jumlah SBNP yang dimiliki,
Penyelenggaraan. Interval kelas Indeks
jumlah dan tingkat pendidikan petugas SBNP,
tingkat kecukupan dan keandalan SBNP, jenis Penyelenggaraan tersebut dapat dilihat pada tabel
1.

229
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

Tabel 1. Kategori penyelenggaraan SBNP


Nilai Persepsi
[1] Nilai Interval Nilai Interval Konversi Nilai Penyelenggaraan Kualitas Penyelenggaraan
1 1,00-1,75 25,00-43,75 D Sangat Tidak Memuaskan
2 1,76-2,50 43,76-62,50 C Tidak Memuaskan
3 2,51-3,25 62,51-1,25 B Memuaskan
4 3,26-4,00 81,26-100 A Sangat Memuaskan
Sumber : Algifari, 2016

Tingkat penyelenggaraan SBNP berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN


hasil pengolahan akan dianalisis dengan
menggunakan Wilcoxon Signed Rank untuk Semua jawaban yang telah diperoleh melalui
mengetahui beda kualitas antara kualitas kuisioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas
penyelenggaraan SBNP yang diharapkan dengan dan reliabilitas menggunakan program SPSS untuk
kualitas penyelenggaraan SBNP yang telah mendapatkan data yang terpercaya dan konsisten.
dilaksanakan. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan
Untuk mengetahui faktor–faktor yang ditunjukkan pada tabel 2.
mempengaruhi tingkat penyelenggaraan SBNP Dari hasil rekapitulasi data di atas terdapat
dilakukan berdasarkan persepsi responden yang item yang tidak valid yaitu item nomor 2, 5 dan 6
dianggap mengetahui secara pasti mengenai sementara yang valid adalah item nomor 1, 3, 4, 7,
permasalahan yang menjadi tujuan penelitian 8, 9 dan 10 sedangkan berdasarkan hasil uji
melalui jawaban kuisioner yang telah diolah, reliabilitas didapatkan nilai hitung alpha (α)
wawancara serta observasi langsung pada lokasi sebesar 0,720 lebih besar (>) dari nilai r tabel yaitu
penelitian kemudian diterjemahkan ke dalam 0,268 dan memiliki nilai lebih besar ( > ) dari 0,6
diagram cartesius. Skor rata–rata dimensi tingkat maka kuisioner dinyatakan reliable. Terhadap
kepentingan dan kualitas penyelenggaraan variabel yang dinyatakan tidak valid tidak dapat
digambarkan kedalam sebuah diagram kartesius digunakan sebagai data penelitian sedangkan
yang saling berpotongan sehingga membentuk terhadap variabel yang dinyatakan valid dapat
sebuah salib sumbu yang membentuk IV kuadran digunakan sebagai data penelitian.
yaitu kuadran I (prioritas utama), kuadran II Selanjutnya variable yang dinyatakan valid
(pertahankan prestasi), kuadran III (prioritas dan reliabel diproses ke dalam diagram cartesius
rendah) dan kuadran IV (berlebihan)[14]. Tingkat untuk mendapatkan faktor-faktor yang paling
kepentingan diwakili dengan sumbu Y sedangkan mempengaruhi dan kualitas penyelenggaraan
kualitas penyelenggaraan diwakili dengan sumbu SBNP berdasarkan persepsi responden
X. sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 2. Uji validitas data penelitian


Skor Skor Nilai r Nilai r Uji
No. Variabel
Importance Performance Hitung Tabel Validitas
1. Kondisi Sarana dan Prasarana Penunjang 3,95 3,20 0,518 0,268 Valid
SBNP
2. Ketersediaan Suku Cadang SBNP 3,90 3,13 0,233 0,268 Tidak Valid
3. Kecukupan Jumlah Petugas SBNP 3,75 2,78 0,284 0,268 Valid
4. Tingkat Pendidikan dan Keterampilan Petugas 3,77 2,62 0,450 0,268 Valid
SBNP
5. Kecepatan Respon Petugas SBNP 3,85 2,90 0,252 0,268 Tidak Valid
6. Pemenuhan Fasilitas Standar Keamanan SBNP 3,72 3,12 0,247 0,268 Tidak Valid
7. Kegiatan Pemeliharaan Rutin SBNP 3,62 2,93 0,435 0,268 Valid
8. Sosialisasi Kepada Masyarakat Tentang Fungsi 3,57 2,77 0,380 0,268 Valid
SBNP
9. Penindakan dan Penegakan Hukum Terhadap 3,77 2,10 0,480 0,268 Valid
Pelaku Pencurian dan Pengerusakan SBNP
10. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang 3,40 2,32 0,601 0,268 Valid
Fungsi SBNP
Sumber : Hasil pengolahan

230
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

Tabel 3. Kategori penyelenggaraan SBNP


Wicoxon Analisis
Skor Skor Kualitas
No Variabel Quadrant Uji Realibilitas
Importance Performance Penyelenggaraan
Z Hitung Z Tabel
1 Kondisi Sarana dan
Prasarana Penunjang 3,95 3,20 II Memuaskan - 6,564 1,96
SBNP
2 Kecukupan Jumlah 3,75 2,78 - 5,770 1,96
II Memuaskan
Petugas SBNP
3 Tingkat Pendidikan dan
Keterampilan Petugas 3,77 2,62 I Memuaskan - 6,231 1,96
SBNP
4 Kegiatan Pemeliharaan 3,62 2,93 - 4,376 1,96
IV Memuaskan
Rutin SBNP
5 Sosialisasi Kepada
Masyarakat Tentang 3,57 2,77 IV Memuaskan - 5,266 1,96
Fungsi SBNP
6 Penindakan dan
Penegakan Hukum
3,77 2,10 Tidak - 6,364 1,96
Terhadap Pelaku I
Memuaskan
Pencurian dan
Pengerusakan SBNP
7 Tingkat Pengetahuan
3,40 2,32 Tidak - 6,033 1,96
Masyarakat Tentang III
Memuaskan
Fungsi SBNP
Rata - Rata 2,67 Memuaskan - 5,801 1,96
Sumber : Hasil Pengolahan

KUADRAN I KUADRAN II

1. Kondisi sarana dan prasarana penunjang SBNP


2. Kecukupan jumlah petugas SBNP
3. Tingkat Pendidikan dan keterampilan petugas SBNP
4. Pemeliharaan rutin SBNP
5. Sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi SBNP
KUADRAN IV
6. Penindakan dan penegakan hukum terhadap pelaku pencurian
dan pengerusakan SBNP
7. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang fungsi SBNP

KUADRAN III

Gambar 3. Diagram Cartesius Impornce Performance Analysis


Sumber : Hasil Analisa Data

231
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

Gambar 3 menyajikan lokasi masing- sudah memiliki kompetensi SBNP dasar menjadi
masing variabel pada tiap kuadran, tingkat terampil.
kepentingan setiap variabel serta tingkat 4. Pemeliharaan rutin SBNP
penyelenggaraan setiap variabel berdasarkan Kualitas penyelenggaraan untuk aspek ini
persepsi responden yang telah diolah termasuk kategori memuaskan dan terletak pada
sebelumnya. kuadran IV. Responden beranggapan aspek ini
Dari hasil pemerosesan yang telah tidak terlalu penting akan tetapi dilaksanakan
dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian secara berlebihan. Hasil uji Wilcoxon Signed
dapat dilakukan analisis sebagai berikut : Rank yang dilakukan menunjukkan perlu adanya
1. Kondisi sarana dan prasarana penunjang perbaikan dalam aspek ini dalam hal efisiensi
SBNP penggunaan sarana dan prasarana dengan
Kualitas penyelenggaraan untuk aspek ini menggabungkan beberapa kegiatan sekaligus
termasuk kategori memuaskan dan terletak pada dalam satu kegiatan seperti pelaksanaan kegiatan
kuadran II. Ini berarti menurut responden aspek pemeliharaan rutin SBNP yang dirangkaikan
ini sangat penting dan penyelenggaraan yang dengan kegiatan aplousing petugas SBNP.
dilakukan sudah baik sehingga harus 5. Sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi
dipertahankan. Uji Wilcoxon Signed Rank yang SBNP
dilakukan menunjukkan perlu adanya perbaikan Kualitas penyelenggaraan untuk aspek ini
dalam aspek ini mengingat masih banyak sarana termasuk kategori memuaskan dan terletak pada
dan prasarana SBNP seperti kapal negara dan kuadran IV yang berarti menurut responden
kendaraan operasional yang kondisinya sudah tua aspek ini tidak terlalu penting akan tetapi
dan rusak serta peralatan bengkel kenavigasian dilaksanakan secara berlebihan. Uji Wilcoxon
yang belum mencukupi. Signed Rank yang dilakukan menunjukkan perlu
2. Kecukupan jumlah petugas SBNP adanya perbaikan dalam aspek ini mengingat
Kualitas penyelenggaraan untuk aspek ini tingkat pencurian dan pengerusakan fasilitas
termasuk kategori memuaskan dan terletak pada SBNP masih tinggi sehingga diperlukan adanya
kuadran II. Responden menganggap aspek ini pendekatan yang lebih efektif dalam memberikan
sangat penting dan penyelenggaraannya yang sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya
diberikan sudah baik. Uji Wilcoxon Signed Rank fasilitas SBNP dalam mewujudkan keselamatan
yang dilakukan menunjukkan perlu adanya transportasi.
perbaikan dalam aspek ini mengingat petugas 6. Penindakan dan penegakan hukum terhadap
SBNP yang ada saat ini sebagian besar sudah pelaku pencurian dan pengerusakan SBNP
berumur di atas 50 tahun dan beberapa Kualitas penyelenggaraan untuk aspek ini
diantaranya akan memasuki masa pensiun termasuk kategori tidak memuaskan dan terletak
sehingga perlu adanya penambahan petugas pada kuadran I yang berarti menurut responden
SBNP melalui mekanisme penerimaan CPNS aspek ini sangat penting akan tetapi
maupun tenaga honorer. pelaksanaannya belum maksimal. Uji Wilcoxon
3. Tingkat Pendidikan dan keterampilan Signed Rank yang dilakukan menunjukkan perlu
petugas SBNP adanya perhatian lebih untuk aspek ini mengingat
Kualitas penyelenggaraan untuk aspek ini masih banyak fasilitas SBNP yang mengalami
termasuk kategori memuaskan dan terletak pada kerusakan dan tidak berfungsi yang diakibatkan
kuadran I. responden menganggap aspek ini oleh tindakan pencurian ataupun pengerusakan
sangat penting akan tetapi penyelenggaraan yang dilakukan oleh oknum yang tidak
untuk aspek ini belum maksimal. Uji Wilcoxon bertanggung jawab dan pelakunya tidak
Signed Rank yang dilakukan menunjukkan perlu tertangkap. Oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama
adanya perbaikan dalam aspek ini mengingat antar lembaga terkait yang memiliki kewenangan
petugas SBNP yang dimiliki saat ini belum dalam hal ini seperti kepolisian dan TNI untuk
semuanya memiliki kompetensi pendidikan melakukan pengawasan secara bersama-sama
SBNP baik tingkat dasar maupun tingkat terampil dan terpadu terutama pada daerah-daerah
sesuai yang dipersyaratkan sehingga petugas terpencil yang rawan terjadinya tindakan
SBNP yang belum memiliki kompetensi harus pencurian.
diikutkan pada program pendidikan dan latihan
SBNP tingkat dasar serta peningkatan bagi yang

232
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

7. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang SARAN


fungsi SBNP
Kualitas penyelenggaraan untuk aspek ini 1. Diperlukan peningkatan kesadaran dan
termasuk kategori tidak memuaskan dan terletak pengetahuan masyarakat akan pentingnya
pada kuadran III. Ini berarti responden fungsi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
menganggap aspek ini tidak terlalu penting dan (SBNP) dengan jalan memperbanyak
pelaksanaannya pun tidak maksimal. Uji sosialisasi langsung kepada masyarakat
Wilcoxon Signed Rank yang dilakukan maupun melalui media seperti radio, televisi,
menunjukkan perlu adanya perbaikan dalam media cetak maupun media sosial.
aspek ini dalam hal pemberian sosialisasi tentang 2. Diperlukan peningkatan pengawasan dan
pentingnya SBNP bagi keselamatan pelayaran patroli terpadu antar pihak terkait terutama di
dengan menggunakan cara-cara yang lebih daerah-daerah yang sering terjadi tindakan
efektif yang dapat langsung menjangkau pengerusakan dan pencurian Sarana Bantu
masyarakat terutama yang tinggal di daerah Navigasi Pelayaran (SBNP).
pesisir pantai. Peranan petugas SBNP yang 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memiliki kompetensi yang baik sangat difokuskan pada aspek tingkat Pendidikan
diperlukan dalam hal ini mengingat mereka dan keterampilan petugas SBNP serta aspek
merupakan orang - orang di lapangan yang hukum dan penindakan terhadap para pelaku
langsung bersentuhan dengan masyarakat. pencurian dan pengerusakan fasilitas Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1) Penyelenggaraan Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP) di wilayah Sulawesi [1] Kadarisman. M., “Kebijakan Keselamatan
Tenggara secara umum termasuk kategori dan Keamanan Maritim Dalam Menunjang
memuaskan meskipun begitu masih Sistem Transportasi Laut,” Jurnal
diperlukan langkah–langkah perbaikan Manajemen Transportasi & Logistik - Vol.
terhadap beberapa aspek penyelenggaraan 04 No. 02, Juli 2017 : 177 - 192
SBNP dalam rangka peningkatan [2] Siswoyo. B. & Kurniawan. A.,
penyelenggaraan SBNP di wilayah perairan “Pengembangan Fasilitas Penunjang
Sulawesi Tenggara. Keselamatan Pelayaran di Pelabuhan Biak,”
2) Faktor Pendidikan dan keterampilan yang J.Pen.Transla Vol.16 No.2 Juni 2014 : 51-
dimiliki oleh petugas SBNP dan penindakan 60
secara hukum kepada pelaku pengerusakan [3] Santoso, Wiji. et al., “ Evaluasi Program
dan pencurian SBNP menjadi faktor yang Revitalisasi Sarana Bantu Navigasi
harus menjadi fokus perhatian bagi pihak Pelayaran dan Prasarana Keselamatan
penyelenggara SBNP dalam rangka makin Pelayaran Pada Distrik Navigasi Tarakan
meningkatkan kualitas penyelenggaraan Kalimantan Timur,” Jurnal Administrative
SBNP di wilayah perairan Sulawesi Reform, Vol.1 No.3,Tahun 2013.
Tenggara. [4] Magdalene Wanjagi Njuki and Moses
3) Peningkatan kompetensi dan keterampilan Murimi Ngigi, “Development of Aids to
petugas SBNP, sosialisasi yang lebih efektif Navigation Information System: A Case
yang dilakukan kepada masyarakat serta Study of Kenya Coast Waters,” in
pengawasan dan patroli terpadu antar pihak Proceedings of the Sustainable Research
terkait terutama di daerah-daerah yang sering and Innovation (SRI) Conference, 2015, pp.
terjadi tindakan pengerusakan dan pencurian 38–45.
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) [5] Zaman, M.B., “Study on Safety of
diharapkan dapat meningkatkan tingkat Navigation Using Automatic Identification
penyelenggaraan SBNP di wilayah perairan System for Marine Traffic area Case Study:
Sulawesi Tenggara Malacca Straits,” Int. J. of Marine
Engineering Innovation and Research, Vol.
1(1), Dec. 2016.
[6] Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010
tentang Kenavigasian.

233
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

[7] Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM [12] Sambas A.M dan Maman A., "Analisis
25 Tahun 2010 tentang Sarana Bantu Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam
Navigasi Pelayaran. Penelitian", Cetakan kedua. Bandung:
[8] The Canadian Aids to Navigation System. Pustaka Setia, 2011.
(2011). [13] Algifari., "Mengukur Kualitas Layanan",
[9] Lasse, D.A., "Keselamatan Pelayaran di Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE, 2016.
Lingkungan Teritorial Pelabuhan dan [14] Putra A. A. et al, "The Satisfaction Analysis
Pemanduan Kapal", Cetakan Pertama. for the Performance of Public Transport
Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Urban Areas", International Refereed
[10] Sujarweni V.W., Metodologi Penelitian, Journal of Engineering and Science (IRJES),
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Baru Volume 3, Issue 8 (August 2014), PP. 38-44
Press, 2014
[11] Sugiyono., "Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D", Cetakan ke-22.
Bandung: Alfabeta, 2015.

234

Anda mungkin juga menyukai