Anda di halaman 1dari 64

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


KabupateneBanyuwangiwadalahesebuahwkabupaten di Provinsi Jawa Timur
Indonesia.Kabupaten iini terletakGdiRujungYpalingPimurUPulauZJawa, Kabuupaten
Bannyuwangi dikenal dengan potensi wisata alam yang indah. Mengacu pada Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 nomor 14 tentang
rencana pengembangan wisata, Kabupaten Banyuwangi difokuskankepadatiga objek
wisatayang menjadi unggulan yaitu kawasanijen,pantai Plengkungdan
PantaiSukamade.Untukmemudahkanpengembangan makaa tiga objek wisata yang ada
dikelompokkan menjadi 3 Wilayah Pengambangan Pariwisata (WPP). Untuk menarik
wisatawan ke Kabupaten Banyuwangi dan menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai
tujuan wisata, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan
Kabupaten Banyuwangi memiliki Bandara Banyuwangi yang terletak di Desa
Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini di buka
pada t29 desember 2010. Pada tahun 2017 menurut Kepeutusan Menteri Perhubungan
Nomor KP d830 Tahun r2017 BandaraBlimbingsari berganti nama menjadi
BandaraBanyuwangi. Menurut Kepala Bandara Banyuwangi, berdasar Permenhub Nomor
PM 40 Tahun 2014 tentang organisasi dan tata kerja kantor unit penyelenggara bandar
udara tanggal 12 September 2014, kelas Bandara Banyuwangi naik satu tingkatdari
semulakelas III menjadi kelas II.
Bandara Banyuwangi merupakansalah satu Bandar Udara kelas II yaang
terdapatdiIndonesia. Adapun fasilitas sisi darat yang dimiliki oleh bandara tersebut antara
lain, kantor unit bandara kelas II dengan luas 250 m2, gedung terminal penumpang yang
memiliki luas 240 m2. Dengan seluruh fasilitasnya yakni fasilitas keamanan penerbangan,
fasilitas alat bantu visual dan fasilitas keselamatan penerbangan, gedung pengamatan
komunikasi penerbangan dan pemanduan lalu lintas penerbangan 250 m2, lapangan parkir
yang mampu menampung kendaraan roda empat dan roda dua dengan luas ± 500 m2.
Bandara Banyuwangi adalah salah satu aset Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi
yang dikelola oleh Satuan Kerja Bandara dibawah naungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.

1
2

Provinsi Jawa Timur memiliki beberapa bandara perintis dan bandara internasional,
salah satunya adalah Bandara Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi. Saat ini Bandara
Banyuwangi melayani rute penerbangan Banyuwangi-Surabaya PP dengan menggunakan
pesawat Wings Air dengan jenis ATR72-600 yang memiliki kapasitas 72 penumpang dan
melayani penerbangan 1 kali dalam 1 hari, pesawat Garuda Indonesia dengan jenis
ATR72-600 yang memiliki kapasitas 72 penumpang dan melayani penerbangan 2 kali
dalam 1 hari, rute penerbangan Banyuwangi-Jakarta PP dengan menggunakan pesawat
NAM Air dengan jenis BOEING-735 yang memiliki kapasitas 120 penumpang dan
melayani penerbangan 1 kali dalam 1 hari.
DenganQdiadakannyaWpengembanganXpariwisata dan siistem jaaringan trnsportasi
udaradi Kabupaten Banyuwangi yangakan di laksanakan di Bandara Banyuwangi, dalam
penelitian ini perlu diadakan kajian kinerja pelayanan sisi darat dan strategi pengembangan
Bandara Banyuwangi untuk menggambarkan kondisi yang sedang dihadapi oleh Bandara
Banyuwangi.Dari pengembangan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
inidiharapkan dapat meenjadikan BandaraBanyuwangi sebagai prasarana transportasi
pendukung sektor paariwisata Kabupateen Banyuwangi dan meniingkatkan aruss
prekonomian.

1.2 Identifikasi masalah


1. Bandara Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi mempunyai banyak jadwal penerbangan
disetiap harinya, tentunya bandara ini masih memiliki fasilitas yang minim sehingga
dibutuhkan evaluasi guna memenuhi kepuasan pengguna jasa layanan udara. Salah
satu fasilitas yang penting untuk dievaluasi adalah sisi darat dari bandara tersebut.
2. Fasilitas sisi darat yang dimiliki oleh bandara tersebut antara lain, kantor unit bandara
kelas II dengan luas 250 m2, Gedung terminal penumpang yang memiliki luas 240 m2
dengan seluruh fasilitasnya yakni fasilitas keamanan penerbangan, fasilitas alat bantu
visual dan fasilitas keselamatan penerbangan, gedung pengamatan komunikasi
penerbangan dan pemanduan lalu lintas penerbangan 250 m2, lapangan parkir yang
mampu menampung kendaraan roda empat dan roda dua dengan luas ± 500 m2.
3

1.3 Rumusanumasalah
Dalam kajian ini dapat dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagaimana tingkat kinerja pelayanan sisi darat bandara Banyuwangi Kabupaten
Banyuwangi?
2. Bagaimana strategi pengembangan Bandara Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi?

1.4 Pembatasan Masalah


1. Kajian ini terfokus pada kinerja pelayanan sisi darat Bandara Banyuwangi Kabupaten
Banyuwangi
2. Kajian menggunakan metode survei berupa kuesioner dan wawancara.
3. Penentuan jumlah responden menggunakan metode Slovin karena menurut Sugiono
(2012), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Apabila penelitian ditujukan pada semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian tersebut merupakan penelitian
populasi. Pada penelitian ini populasinya adalah jumlah penumpang yang akan
menggunakan pesawat terbang.
4. Kajian kinerja pelayanan bandara menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA) agar dapat mengetahui atribut-atribut yang memerlukan perbaikan
dengan melihat atribut mana yang termasuk dalam kuadran I pada diagram kartesius
metode IPA.
5. Kuisioner IPA (Importance Performance Analysis) Standart Penilaian Kinerja Bandara
diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No.SKEP/91/V/2007
yang menjelaskan tentang standart pelayanan dan fasilitas yang ada di bandara baik
dari sisi darat dan sisi udara.
6. Untuk membuat dan menyusun strategi yang terdapat di Bandara Banyuwangi
menggunakan metode Analisis SWOT karena metode perencanaan yang digunakan
untuk membuat dan menyusun kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) yang ditujukan untuk mengambarkan kondisi
yang sedang dihadapi oleh Bandara Banyuwangi.
7. Survei kuesioner kinerja pelayanan ditujukan bagi penumpang pesawat terbang di
Bandara Banyuwangi.
8. Waktu survei dilaksanakan pada jam kerja.
4

IPA = Jumat, Sabtu, Minggu (pukul 08.00-10.00)


9. Lokasi pengambilan data dilakukan di:
Bandara Banyuwangi

1.5 rTujuan
Adapun tujuanyang akan diperoleh darii kajian inii, antaralain:
1. Untukmengetahui tingkat kinerja pelayanan sisi darat yang diperoleh oleh penumpang
pesawat terbang pada Bandara Banyuwangi.
2. Untuk Menyusun strategi pengembangan Bandara Banyuwangi.

1.6 Manfaat
Berikut adalah manfaat yang diharapkan dari kajian ini, antara lain:
1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyuwangi dan pihak Bandara Banyuwangi dalam peningkatan kinerja pelayanan
sisi darat Bandara Banyuwangi.
2. Menambah referensi tentang studi evaluasi dan membuat strategi menggunakan
metode SWOT.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Transportasi Udara


Sistem transportasi meliputi beberapa sistem yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Sitem-sistem yang membentuk transportasi antara lain sistem pergerakan,
sistem jaringan, dan sistem aktivitas. Selain itu, terdapat pula sistem kelembagaan yang
berfungsi sebagai penunjang dan yang mempengaruhi hubungan berbagai sistem
tersebut.keseluruhan komponen tersebut juga dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan
yang meliputi aspek fisik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi dimana sistem
transportasi tersebut berada. Lingkup perwilayahan yang meliputi wilayah kota, regional,
nasional, internasional juga berpengaruh besar terhadap sistem transportasi (Kusbiantoro,
1996 dala Fadiah, 2003).
Sistem kegiatan merupakan perwujudan dari ruang dan isinya, terutama manusia
dengan segala aktivitasnya yang dilakukan disuatu guna lahan (Zacky, 2005).Untuk
memenuhi kebutuhan dan menunjang aktivitasnya tersebut, manusia membutuhkan
perjalanan dengan menggunakan sistem transportasi.
Sistemjaringan merupakan saranadan prasarana transportasi yang mendukung
terjadinya sistem pergerakan. Sistem jaringan meliputi jaringan infrastuktur, antara lain
jalan raya, rel kereta api, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara serta pelayanan transportasi
yang meliputi pelayanan angkutan umum, angkutan paratransit, dan berbagai moda
transportasi lainnya. Semakin tinggikuantitas dan kualitasjaringan infrastuktur serta
pelayanan transportasi,
Keterkaitan antara sistem jaringan, pergerakan dan aktivitas dalam sistem transportasi
dapat dinyatakan dengan semakin tinggi kuantitas danh kualitas sistem kegiatan dan sistem
jaringan, semakin tinggi pulakuantitas daan kualithas pergereakan yangj dihtasilkan.
Sementara itu, bila kualitas dan kuantitas pergerakan disuatu wilayah meningkat, maka
dampak lain yang ditimbulkan terhadap sistem kegiatan dan sistem kegiatan juga akan
meningkat (Kusbiantoro dkk 2004). Dampak baru terhadap sistem kegiatan antara lain,
tumbuhnya guna lahan baru dan peningkatan nilai lahan di sepanjang jaringan jalan
mengalami peningkatan kualitas. Sedangkan dampak baru terhadap sistem jaringan
sehubungan dengan meningkatnya sistem pergerakan adalah berkurangnya tingkat
5
6

pelayanan, misalnya timbulnya kemacetan dan kerusakan jalan akibat intensitas pergerakan
kendaraan yang cukup tinggi.

Gambar 2.1 Sistem transportasi


Sumber: kusbiantoro,1997
Untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul akibat meningkatnya aktivitas
dan pergerakan manusia atau barang, maka dibutuhkan suatu perencanaan sistem
transportasi. Perencanaan transportasi merupakan prosesyang bertujuan mengembangkan
suatu sistem eyang memjngkinkan maknusia dban barayng bergerjgak ataju berchpindah
tenmpat djjengan amgan dajn muah (Pignataro, 1973 dalamTamin1997).Selain aman dan
murah, disebutk pula bahwa transportasi harus cepat dan nyaman, terutama bila digunakan
untuk mengangkut manusia.

2.2.3 Klasifikasi Bandara


Klasifikasi bandara terdiriatas beberapua oelas bandara yanug difdtetapkan
berdasarkhgn kapadhdsitas pelayadgnan dadn kegiatgsan operasionagdl 3Tggebandara
uddara. Kapasitas pvelayanan merupakan kemampuan bandara untuk meElfayani jenis
pesawat udara terbesar dan jumlah penuxmpang/ barang yavzagang meliputi: Kodez angka
(cozde nuvzmber) yazitu perhitvzungan panjang lvzandasan pacu berdasavzkan referensvzi
pesawasvt g Reference Fmield Lmength (ARkFL). Dan. Kod/e huruf ;(co;de letter) yaiktu
perjitungan shesuai l,eba sayap darn lebar/y jdrrak goda terlssuar pefsawat.
Tabel 2.1
Kriteri KlasifikasiBandara
Panjang Landasan Pacu Kode Jarak Roda Utama
Kode Angka Bantang Sayap
Berdasarkan Referensi Pesawat Huruf Terluar
(Code (Wing Span –
(Aeroplane Reference Field (Code (Outer Mean Gear
Number) Ws)
Length – Arfl) Letter) – Omg)
1 ARFL < 800 m A WS < 15 m OMG < 4.5 m

2 800 m <= ARFL <1200 m B 15 m <= WS < 24 m 4.5 m <= OMG < 6 m
7

3 1200 m <= ARFL < 1800 m C 24 m <= WS < 36 m 6 m <= OMG < 9 m

4 1800 m <= ARFL D 36 m <= WS < 52 m 9 m <= OMG < 14 m

E 52 m <= WS < 56 m 9 m <= OMG < 14 m

F 56 m <= WS < 80 m 14 m <= OMG < 16 m


Sumber: Robert horonjeff. planning& design of airport.
aDari panjoang lagndas paicu yansg terdafpat cdi saebuah bafndara, dnapat
diklasikasikan banara terebut dandaat dientukan pla tpe peawat yng diadahinya.
Tabel 2.2
KlasifikasiBandar aBerdasarka TipedanPanjangRunway
Panjang Landasan Pacu
Kelas Tipe Pesawat Berdasarkan Jarak Jelajah
(meter)
I Long Range 2600<L≤3200
II Medium 2200<L≤2600
III Short Range 1600<L≤2200
IV Short Range 500<L≤1600
V General Aviation L≤500
Sumber: Robert horonjeff. planning& design of airport

Menurut Keputusan Menteri No.II/AU-103/phb-85, daya tampung terminal


penumpang bandara dibagi menjadi:
Tabel 2.3
PembagianBandaraBerdasarkanKapasitasOrangperTahun
Kelas Kapasitas (orang per tahun)
I Diatas 1 juta orang
II 500.001 – 1 juta
III 250.001 – 500.000
IV 100.001 – 250.000
V 50.001 – 100.000
VI 25.001 – 50.000
VII Kurang dari 25.000

Sumber : Keputusan Menteri No. II/AU-103/phb-85

KlasifikasiBandara menurutukurannya,yaitu:
a. BandaraKecil
- Hubundgan apgron denhgan tejrminal peknumpang sederhakna.
- Fasilitasfasilitas pendumpang berafda dalagm sastu zofna terpusgat.
8

- Terseadia fasiliftas bonrgkar muate aprton, termineal penumtpang, jalean daen


pahrkir penumjpang.
- Terdagpat terminhal kargwo dagn bangyunan aidministrasi.
- Tersedianeya atlat btantu navigiasi.
b. Bandara Menengah
- Hubungan apron dengan terminal penumpang lebih luas.
- Fasilitasfasilitas penunjang memiliki zona sendiri-sendiri.
- Tersedia fasilitas bongkar muatapron, terminal penumpang, jalan dan parkir
penumpang, menara kontrol, GSE (Ground Service Equipment), kantor pemadam
kebakaran, fasilitas bahan bakar.
- Terdapat terminal kargo internasional.
- Terdapat fasilitas hangar.
2.3 Perencanaan Bandara
Perencanaan suatu bandaraadalah suattu pyroses yayyng rumitsehingga analgisis
sujatu kegjiatan tanpas memperhifhtungkan pengaryrhnya padda kehjgiatan yjfjang laifn
tinfdak akann menfnghasilkan pennfyelesaian yanng fkyfkfkmemuaskan. Kegiatankegiatan
tersebnfut sanling tnfrgantung nfsatu sajma lainrnya sehingrgga suatuv keghriatan
tungurgal dapurat membryatasi kapasyritas darwi khyeseluruhan kergiatan.
Terdapat berbagai tipe kajian yang berbeda yang dilakukan dalam perencanaan
bandara dan penerbangan. Kajian tersebut berhubungan dengan perancangan fasilitas,
perencanaan biaya, lalu lintas dan pasar, ekonomi dan lingkungan.

2.4 Penilaian Kinerja Bandara


StandarPenilaian inerja Bandara diaturdalam PeraturanDirektur Jderal Perhuungan
Udar NoSKEP91V2007 yangmenjelaskantentang standar pelayandanfasilitas yangadai
bandaragsg baikdari sisidarat daisi ugsrdara.Penilaiankinerja Bandara dinilai dalamaspek
keselamatankeamanan danpelayanan.Untuk tabel standar pelayanan bandar udarasgsg sisi
darat, terlampir.

2.6 Metode Importance Performance Analysis (IPA)


Metode IPA dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor pelayanan
angkutan umum yang sangat mempengaruhi kepuasan penumpang.Metode Importance
Performance Analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan James (1977)
dengan tujuan untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas
9

peningkatan kualitas produk atau jasa yang dikenal pula sebagai quadrant analysis
(Brandt, 2000 dan Latu & Everett, 2000). IPA mempunyai fungsi utama untuk
menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen
sangat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas mereka dan faktor-faktor pelayanan yang
menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan
Tabel 2.4
Presentase Tingkat Kesesuaian
Presentase Tingkat Kesesuaian Kategori

0% - 20% Tidak memuaskan/ tidak baik

21% - 40% Kurang memuaskan/ kurang baik

41% - 60% Cukup memuaskan/ cukup baik

61% - 80% Memuaskan/ baik

81% - 100% Sangat memuaskan/ sangat baik

Pada penelitian digunakan skala likert dengan 5 tingkat untuk menilai tingkat
kepentingan dan kepuasan dari variabel yang akan dinilai dan berikut:
Tabel 2.5
Skala Tingkat Kepuasan dan Kepentingan dalam Metode IPA
Skala Tingkat Kepuasan Tingkat Kepetingan
1 Sangat Tidak Puas Sangat Tidak Penting
2 Tidak Puas Tidak Penting
3 Kurang Puas Kurang Penting
4 Puas Penting
5 Sangat Puas Sangat Penting
Sumber: James,1977
Setelah memperoleh penilaiawugan akan tingkat kepentingan dan penilaian kinerja
atau kepuasan, kemudian menghitung tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan
tingkat kepuasan tersebut. Tingkat kesesuaian merupakan hasil perbandingan skor
kepuasan dengan skor kepentingan. fwjTingoreagfkat kesesuaian akan menentukan urutan
prioritas peningkatan faktor-fakfhbtor yang mempengaruhi kepuasan pengguna dan
mantanpengguna. Kemudian mencari skor tingkat kualitas pelayanan dan tingkat
kepentingan yang nantinya disajikan dalam diagram cartesius. Diagram cartesius
merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah
garis yang berpotongan tegak lurus. Masing-masing kuadran dalam diagram memiliki
penjelasan masing-masing.
10

Kuadran–kuadran dalam metode Ifa,gaPA mempunyai pengertian atau arti pada


masing-masing kuadran. Berikut ini penjelasaabukgan kgfempat kuadran yang terdapat
dalam metode IPA, yaitu:

Gambar 2.2 Diagram cartesius IPA 4 kuadran


Sumber Supranto, 2001

2.7 Model Anaisis SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities and Threats)


Analisis SWOT adalah metode perencanaan yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) yang ditujukan untuk mengambarkan kondisi yang sedang dihadapi oleh sebuah
organisasi. Analisa SWOT dapat diaplikasikan dengan menganalisis dan memilah berbagai
hal yang mempengaruhi keempat faktor tersebut dimana penerapannya adalah bagaimana
kekuatan (strenght) mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weakness) yang dapat mencegah keuntungan dari
peluang (opportunities) yang ada, dan bagaimana kekuatan (strenght) menghadapi
ancaman (threats), serta bagaimana mengatasi kelemahan (weakness) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata.

Gambar 2.3 SWOT Analysis


11

Gambar 2.4 Matriks SWOT


1

2.8 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.6
Penelitian Terdahulu
N Metode Atribut
Tah Rencana
o Nama Judul
un
Tipe Survei Analisa yang Kesimpulan
Penelitian
ditinjau
1 Ody Evaluasi 2015 Jurnal Survei Importa IPA Dari hasil analisis tingkat kepentingan (IPA) Menggunakan
Wahyu Kinerja mahasis Kuesio nce - Angkutan diperoleh data bahwa banyak dari Metode
Prasety Terminal wa ner dan Perfor umum penumpang maupun operator angkutan Importance
a Induk teknik Survei mance - Lokasi umum (sopir) yang merasa tidak puas akan Performance
Utama Kota sipil Wawan Analysi terminal pelayanan terminal terutama pada atribut Analysis
Bekasi universit cara s (IPA) - Keamanan tempat tunggu penumpang dan pelataran dengan kriteria
as parkir kendaraan pengantar yang dari hasil Keamanan,
Brawijay analisis masing-masing bernilai sebesar Kenyamanan,
a, vol.1, (45,42%) dan (47,12%). Hal tersebut perlu dan
No.3 mendapatkan perhatian lebih, karena kedua Keteraturan
(2014) atribut tersebut menjadi salah satu faktor
penting untuk menarik para penumpang
untuk naik maupun turun di dalam terminal
2 Ahmad Evaluasi 2014 Skripsi Survei Importa IPA Dengan Menggunakan metode IPA, Hasil Menggunakan
Syahiru Kinerja Kuesio nce evaluasi kinerja pelayanan dan fasilitas di Metode
l Alim Stasiun ner dan Perfor - Fasilitas stasiun Baru Kota Malang, ada beberapa Importance
Kereta Api Survei mance Kenyamana atribut yang kurang memuaskan yaitu Performance
Malang Wawan Analysi n kinerja ketersediaan tempat duduk di ruang Analysis
Kota Baru cara s (IPA) - Fasilitas tunggu, ketersediaan toilet, ketersediaan dengan kriteria
Berdasark Keamanan tempat parkir dan fasilitas penyandang cacat Keamanan,
an SPM Keselamatan,
K.A. dan dan
IPA Kenyamanan

21
22
2

N Metode Atribut
Tah Rencana
o Nama Judul Tipe Survei Analisa yang Kesimpulan
un Penelitian
ditinjau
3 Anindy Studi 2015 Skripsi Survei Metode - Biaya a) Rute Malang – Bandara Juanda Metode Stated
a Potensi Kuesio Stated Perjalanan Persentase jumlah penumpang yang akan Preference
Tasha, Jumlah ner dan Prefere - Waktu beralih moda sebesar 83,97%. Sehingga berdasarkan
Gefrin Penumpan Survei nce Perjalanan potensi jumlah penumpang pada jam
atribut Biaya
K.R. g Bus Wawan - Frekuensi puncak adalah sebanyak 265 orang,
Yuniar Pemadu cara Keberangka potensi jumlah penumpang rata-rata per Perjalanan,
Moda tan hari adalah sebanyak 705 orang/hari, dan Waktu
Rute jumlah potensi jumlah penumpang per Perjalanan, dan
Malang – jam (selama 12 jam) adalah sebanyak 59 Frekuensi
Bandar orang/jam. Keberangkatan
Udara b) Rute Bandara Juanda - Malang
Juanda Pp Persentase jumlah penumpang yang akan
beralih moda sebesar 90,24%. Sehingga
potensi jumlah penumpang pada jam
puncak adalah sebanyak 379 orang,
potensi jumlah penumpang rata-rata per
hari adalah sebanyak 1516 orang/hari,
dan jumlah potensi jumlah penumpang
per jam (selama 12 jam) adalah sebanyak
126 orang/jam.

4 Bintang Kajian 2016 Skripsi Survei Importa IPA Dengan Menggunakan metode IPA, Hasil Menggunakan
kusuma pelayanan Kuesio nce - Fasilitas evaluasi kinerja pelayanan dan fasilitas di Metode
bangsa sisi darat ner dan Perfor Kenyama Bandara Kabupaten Jember, ada beberapa Importance
, bandara Survei mance nan atribut yang kurang memuaskan yaitu Performance
muham jember Wawan Analysi - Fasilitas kinerja ketersediaan tempat duduk di ruang Analysis dan
mad dan cara s (IPA) Keamanan tunggu, ketersediaan toilet, ketersediaan Stated
3

N Metode Atribut
Tah Rencana
o Nama Judul Tipe Survei Analisa yang Kesimpulan
un Penelitian
ditinjau
nanda potensi Stated - Biaya tempat parkir dan fasilitas penyandang cacat Preference
.R penumpan Prefere Perjalanan
g rute nce - Waktu
Jember- (SP) perjalanan
Denpasar

23
24
Halaman ini sengaja dikosongkan
4
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian


Dalam melakukan pelaksanaan kajian kinerja pelayanan sisi darat Bandara
Banyuwangi menggunakan metode IPA dan SWOT diperlukan tahapan yang harus
dilakukan, tahapan-tahapan tersebut dapat dilihatpada Gabar 3.1. Langkahpertama yng
dlakukan adaah menari permasalaan yng terdapat di lapangan dan dilanjutkan studi
literatur sebagai penunjang dalam penyelesaian penulisan kajian. Kemudian menentukan
tujuan dari kajian agar tidak menyimpang dari pembahasan. Setelah itu akan dilakukan
observasi dengan tujuan memperoleh data jumlah penumpang dari pesawat terbang di
Bandara Banyuwangi .
Dalam pengumpulan data, akan didapatkan duaa jeinis datao yaiotu doata prifmer dsan
sekundver. sata privmer didapatkan dengan cara membagikan kuisioner kepada para
pengguna moda pesawat terbang di Bandara Banyuwangi, dan melakukan wawancara
dengan beberapa pihak terkait. Sedangkan data sekunder didapatkan dari literatur, jurnal,
dan internet.
Setelah kuisioner disebar dan terkumpul, data yang layak akan diolah dengan
menggunakan beberapa metode yaitu validitas, reliabilitas, metode Importance
Performance Analysis (IPA) dan SWOT. Untuk penjelasan lebih detail mengenai Setelah
didapatkan hasil dan pembahasan dari pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan
dan kekurangan dalam proses kajian ini yang akan dimasukkan dalam saran. Untuk lebih
detailnya dapat dilihat

25
3.1.1 Diagram Alir Pelaksanaan Kajian
Mulai

Permasalahan

StudiLiteratur

RumusanMasalah

Pengamatan Awal

PengumpulanData

DataPrimer Data Sekunder

 Kuisioner karakteristik  Waktu jadwal


responden IPA penerbangan di Bandara
 Kuisioner tingkat kinerja Banyuwangi
Bandar udara Banyuwangi  Jumlah penumpang rata
-rata pesawat terbang
dalam satu hari selama
satu minggu

A
A
B
Gambar 3.1 Diagram alir pelaksanaan kajian

39
40

A
A
B

+ Analisis
karakteristik umum
responden

Analisis Kinerja
dengan Importance
Karakteristik Performance
sosial – Analysis (IPA)
ekonomi
responden

Analisis
menggunakan
SWOT

Hasildan
Pembhasan

Kesmpulan dansaran

Selesai

Lanjutan Gambar 3.1 Diagramalir pelaksanaan kajiian


41

Mulai

Menentukan sampel

Kuesioner penumpang
pesawat terbang

Uji Validitas dan Uji Tidak


Reliabilitas
R hitung > R tabel

Iya
Analisis Kinerja
Pelayanan Dengan IPA

Tahap Pemodelan IPA

Tahap Pemodelan IPA :


 Skala Likert
Menentukanbanyaknyakelas : K = 1+3,32 log n
Menentukankisaran =SelisihNilai PengamatanTertinggi
dan terendah : R = Xt – Xr
Pembuatan selang dalam kelas : I =
 Tingkat Kesesuaian
Tki = x 100%
 Diagram Kartesius
xi = yi =

A
42

Gambar 3.2 Diagramalir nalisis importace prformance analsis (IPA)

Hasil dan Pembahasan

Selesai

Lanjutan Gambar3.2 Dagram alirnalisis imortance perfomance analsis (IPA)


43

3.1.2 Penjelasan Diagram Alir Penelitian


a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan sebuah judul penelitian maka sebelumnya
penulis melaksanakan studi literatur. Studi literatur ini nantinya juga akan digunakan sebagai
bahan untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan pengerjaan laporan.
b. Rumusan Masalah
Setelah penulis mendapatkan topik penelitian, kemudian penulis mengangkat
permasalahan yang ada dan yang akan dibahas.
c. Pengamatan Awal
Pengamatan awal dilaksanakan dengan meninjau lokasi fasilitas sisi darat di Bandara
Banyuwangi. Pada kesempatan ini penulis melakukan survei jumlah rata-rata penumpang
pesawat terbang di Bandara Banyuwangi sebesar 357 penumpang. Data ini digunakan untuk
menentukan jumlah responden pada penelitian ini.
d. Pengumpulan Data
 Jenis Data
Data yang digunakan dalam studi ini terbagi menjadi dua macam yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara pengamatan langsung pada
lokasi pengamatan yang nantinya dipilih untuk dijadikan lokasi kajian. Dimana
sebelum melakukan pengumpulan data primer, kita melakukan observasi tempat
maupun observasi kegiatan. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan
kuisioner kepada penumpang yang menggunakan moda pesawat di Bandara
Banyuwangi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan pengamatan tidak langsung.
Data sekunder didapatkan dari internet, dokumentasi, catatan pihak lain, dan studi-
studi sebelummya baik melalui karya ilmiah maupun internet. Data sekunder
digunakan sebagai landasan teoritis, yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung
untuk memahami masalah yang akan diteliti.
44

 Jenis Survei
a. Survei Primer
Pengumpulan data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung pada lokasi
pengamatan yang nantinya akan dijadikan lokasi kajian. Teknik yang digunakan dalam survei
ini antara lain:
1. Observasi Lapangan
Pada kajian ini observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan yang
diberikan oleh Bandara Banyuwangi.
2. Wawancara
Narasumber dalam kajian ini adalah penumpang pesawat terbang di Bandara
Banyuwangi.
3. Kuisioner
Kuisioner dilakukan dengan cara membagikan blangko kepada penumpang pesawat
terbang di Bandara Banyuwangi untuk mengetahui tingkat pelayanan Bandara tersebut.
b. Survei Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara memperoleh data internet, karya
ilmiah, literatur, laporan, maupun bahan pustaka lainya ysng berhubungan dengan masalah
yang dibahas agar dapat diperoleh landasan yang teoritis dalam pembahasanya.

(3.1)

N = 357 (rata-rata jumlah penumpang pesawat terbang dalam 1 minggu)


d = 0,05 (presentase keloggaran dalam pengambilan sampel 5%)
Sehingga dari perhitungan diatas dapat ditentukan jumlah sampel untuk masing-masing
moda untuk pesawat terbang sebesar 190 penumpang.
e. Analisis Data
 Mengevaluasi kinerja pelayanan sisi darat Bandar udara Blimbingsari, Banyuwangi
dengan metode Imporatance Performance Analysis (IPA).
 Mengevaluasi menggunakan metode SWOT
f. Hasil dan Pembahasan
45

Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel dan tampilan grafik.
g. Kesimpulan dan Saran
Menarik kesimpulan dan saran dari pembahasan serta hasil akhir.

3.2 Lokasi dan Pelaksanaan Survei


a. Lokasi Survei
Lokasi yang akan digunakan dalam kajian ini berada di Kabupaten Banyuwangi yaitu::
Bandara Banyuwangi
Tujuan dilakukan survei di Bandara Banyuwangi adalah untuk mendapakan data berupa
tingkatkepuasan penumpangpesawat terhadappelayanan faslitasdarat Bandaa Bayuwangi.
b. Waktu Pelaksanaan Survei
Waktu pelaksanaan survei dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2017.

3.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

rix =

(3.2)
Dimana :
rix = Koefisien korelasi atribut
i = Skor total satu responden terhadap semua atribut
x = Skor total satu atribut dari seluruh responden
n = Banyaknya responden
Instrumen dapat dikatakan valid jika koefisien korelasi dari total keseluruhan instrumen ≥
0,3.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha sebagai
berikut:

(3.3)
Dimana:
𝑟11 = Realibilitas atribut
46

Σ𝑏2 = dan x adalah skor total satu atribut dari seluruh responden

K = Total atribut yang digunakan


𝜎T2 = dimana y = skor total satu responden terhadap
semua atribut
n = jumlah
Menurut Jati Pambudi (2014) memberikan penafsiran koefisien korelasi yang didapat
tersebut besar atau kecil melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1
Pedoman Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,299 Lemah

0,33 – 0,499 Lemah

0,50 – 0,699 Moderat

0,70 – 0,899 Kuat

0,90 – 1,00 Sangat Kuat

Sumber: Boediono dan wayan koster, 2001

3.4 Analisis Pengolahan Data


Setelah dilakukan pengumpulan data maka akan dilakukan analisis data, pada studi ini
analis pengolahan data dilakukan dengan metode Importance Performance Analysis (IPA)
dan SWOT.
Berikut merupakan variabel yang nantinya akan dinilai dalam standar pelayanan Bandara
Blimbingsari, sesuai dengan tabel 3.1.
Tabel 3.2
Variabel Penilaian Standar Pelayanan Bandara Banyuwangi
Kriteria No. Variabel
1 TersedianyaX-raybagasi,kargo, dn kabn
2 Tersedianya alat hand held metal detector
Keamanan 3 Tersedianya alat walktrough metal detector
4 Tersedianya CCTV
5 Tersedianya fasilitas pemadam api ringan
Keselamatan 6 Tersedianya counter kesehatan
47

Kriteria No. Variabel

7 Tersedianya pemeriksaan penumpang dan bagasi kabin

8 Tersedianya perjalanan asuransi


9 Tersedianya trolley/ kereta dorong
10 Tersedianya peralatan pelayanan bagasi
11 Tersedianya air conditioner (AC)
Tersedianya penerangan/ lighting system di terminal
12
bandara
13 Tersedianya ruang tunggu
Kenyamanan
14 Tersedianya ruang perawatan bayi dan menyusui

15 Tersedianya toilet
16 Tersedianya fasilitas penyandang cacat
17 Tersedianya restoran dan kantin
18 Tersedianya musholla/ tempat ibadah
19 Tersedianya parkir kendaraan
20 Tersedianya counter penjualan tiket
21 Tersedianya layar pengumuman
Pelayanan
22 Tersedianya fasilitas informasi melalui pengeras suara

23 Tersedianya layanan internet


24 Tersedianya transportasi dari/ ke bandara
Sumber: Peraturan direktur jenderal perhubungan udara (skep/91/v/2007)

3.5 Analisis dengan Metode SWOT


 Strategi Pemecahan Permsalahan di Bandara Banyuwangi
Untuk menyusun solusi dalam rangka mengoptimalkan tingkat pelayanan terminal dan
dapat mengatasi masalah yang ada pada Bandara Banyuwangi.
 Analiis Menggnakan Metde SWOTt
Metode SWOT merupakanmetode perencnaan straegis yang gunakan untuk mengealuasi
kekuatankekuatan (strenghts), kelemahankelemahan (weakness), peluangpeluang
(opportunities), dan ancamanncaman (threats) yang dimiliki oleh Terminal Hamid Rusdi
dengan menggunakan matriks. Matriks SWO adalh sebuah pencocokkan yang penting guna
membantu para manajer mengembasngkan emspat jenihs srategi, yaitu strategi SO (strenghts-
opportunities), strategi WO (weakness- opportunities), strategi ST (strenghts- threats), dan
strategi WT (weakness- threats). Bentuk dan analisanya dapat dilihat pada matrik SWOT pada
Gambar 2.3.
48

Halaman ini sengaja dikosongkan


49

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. GambaranUmum Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi memiliki luas wilayah sebesar 5.782,50 km². Sebagian besar
wilayah Kabupaten Banyuwangi masih termasuk sebagai kawasan hutan. Luas wilayah
kawasan hutan ini mencapai 183.396,3 ha atau sekitar 31,72 persen. Selain itu, daerah
persawahan di Kabupaten Banyuwangi diperkirakan sekitar 66.152 ha atau 11,44 persen.
Lebih banyak dari daerah persawahan, daerah perkebunan memiliki luas 82.143,63 ha atau
14,21 persen. Sementara itu, wilayah yang dimanfaatkan sebagai daerah permukiman seluas
127.454, 22 ha atau 22,04 persen. Selebihnya, wilayah di Kabupaten Banyuwangi ini
dipergunakan untuk ladang, jalan, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, Kabupaten
Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km² dengan pulau berjumlah sepuluh
buah. Berdasarkan garis koordinat, Kabupaten Banyuwangi ini terletak di antara 743„-846„
Lintang Selatan dan 11353„-11438„ Bujur Timur. Jika dilihat berdasarkan letak
geografisnya, Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa.
Di bidang transportasi Kabupaten Banyuwangi memiliki fasilitas penunjang yang
menjadikan kabupaten ini semakin berkembang. Hal ini merupakan hal positif yang dapat
berdampak ke dalam beberapa sisi. Tidak hanya pertumbuhan ekonomi, mobilitas sosial,
pariwisata, dan lain sebagainya juga pasti akan meningkat dengan adanya fasilitas ini.

4.2. Gambaran Umum Bandara Banyuwangi


Saat ini Bandara Banyuwangi melayani rute penerbangan Banyuwangi-Surabaya PP
dengan menggunakan pesawat Wings Air dengan jenis ATR72-600 yang memiliki kapasitas
72 penumpang dan melayani penerbangan 1 kali dalam 1 hari, pesawat Garuda Indonesia
dengan jenis ATR72-600 yang memiliki kapasitas 72 penumpang dan melayani penerbangan
2 kali dalam 1 hari, rute penerbangan Banyuwangi-Jakarta PP dengan menggunakan pesawat
NAM Air dengan jenis BOEING-735 yang memiliki kapasitas 120 penumpang dan melayani
penerbangan 1 kali dalam 1 hari.
Adapun fasilitas sisi darat yang dimiliki oleh bandara tersebut antara lain, kantor unit
bandara kelas II dengan luas 250 m2, Gedung terminal penumpang yang memiliki luas 240 m2
dengan seluruh fasilitasnya yakni fasilitas keamanan penerbangan, fasilitas alat bantu visual
50

dan fasilitas keselamatan penerbangan, gedung pengamatan komunikasi penerbangan dan


pemanduan lalu lintas penerbangan 250 m2, lapangan parkir yang mampu menampung
kendaraan roda empat dan roda dua dengan luas ± 500 m2. Untuk terminal penumpang yang
terdiri dari terminal keberangkatan (departure) dan terminal kedatangan (arrived), pelayanan
bagasi, ruang tunggu penumpang, kantor bandar udara, musholla, kantin, toilet dan fasilitas
penunjang lainnya. Guna meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jasa angkutan
udara, Bandara Banyuwangi terus melakukan peningkatan pelayanan bagi penumpang dari waktu
ke waktu.. Bandara yang telah beroperasi kembali sejak tanggal 29 Desember 2010 ini
memiliki panjang landas pacu (runway) sepanjang 2500 meter dan dioperasikan oleh Dinas
Perhubungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Gambar 4.1 Maket Bandara Banyuwangi

Gambar 4.2 Gerbang Masuk Bandara Banyuwangi

4.3 Deskripsi Hasil Survei


Guna memperoleh data primer yang akan digunakan sebagai data masukan (input) pada
analisis dikajian ini, maka dilaksanakan survei primer dengan cara membagikan kuesioner
dan wawancara secara langsung kepada responden. Pada survei langsung ini akan dibagi di
51

dua tempat yang berbeda dimana untuk pengambilan data tentang kinerja pelayanan sisi darat
Bandara Banyuwangi dilaksanakan di dalam terminal penumpang Bandara Banyuwangi,.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah deskripsi hasil survey.
Dalam memperoleh data primer untuk keperluan kajian kinerja pelayanan sisi darat
Bandara Bayuwangi yang akan dianalisis menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA), maka dilaksanakan survei primer dengan cara membagikan kuesioner dan
wawancara secara langsung kepada responden, dimana responden yang dituju adalah
penumpang pesawat terbang di Bandara Banyuwangi. Berikut adalah rincian hasil survei
kinerja pelayanan sisi darat Bandara Banyuwangi..
Tabel 4.1 Rincian Kajian Pelayanan Sisi Darat Bandara Banyuwangi Kabupaten
Banyuwangi
No Rincian Survey Keterangan
Lokasi pengambilan data survey Terminal keberangkatan Bandara
1
primer Blimbingsari Banyuwangi
Penumpang pesawat terbang di Bandara
2 Responden yang dituju
Banyuwangi
3 Jumlah sempel 190 responden
4 Waktu pengambilan data Hari Senin-Jumat pukul 08.00-12.00 WIB
Kuesioner penilaian tingkat kinerja
pelayanan sisi darat Bandar Udara
5 kuesioner Banyuwangi yang terdiri atas empat
variabel yaitu Keamanan (X1), Keselamatan
(X2), Kenyamanan (X3), Pelayanan (X4)

4.4 Hasil Analisis Deskriptif Responden Penumpang Pesawat Terbang


Karakteristik umum penumpang pesawat terbang dalam penelitian ini mengenai
karakteristik sosial-ekonomi penumpang. Karakteristik sosial ekonomi penumpang pesawat
terbang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, pendapatan
perbulan, dan status sosial. Berikut ini adalah hasil dari survei kuisoner terhadap 190
responden mengenai karakteristik penumpang pesawat terbang.
52

a. Jenis Kelamin
Berdasarkan survei yang telah dilakukan didapatkan hasil pembagian jenis kelamin
penumpang pesawat terbang. Pembagian jenis kelamin penumpang tersebut dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Penumpang Pesawat Terbang
Jumlah
No Jenis Kelamin
Orang
1 Laki-laki 134
2 Perempuan 56
Jumlah 190

Gambar 4.3 Jenis Kelamin Penumpang Pesawat Terbang

b. Usia
Berdasarkan survei yang telah dilakukan didapatkan hasil usia penumpang pesawat
terbang. Pembagian usia penumpang tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Usia Penumpang Pesawat Terbang
Jumlah
No Usia (Tahun)
Orang
1 17-24 35
2 25-40 112
3 > 40 43
Jumlah 190
53

Gambar 4.4 Usia Penumpang Pesawat Terbang

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penumpang pesawat terbang
adalah penumpang dengan usia 25-40 tahun sebanyak 112 orang dengan persentase 58,95 %.
c. Pendidikan Terakhir
Berdasarkan survei yang telah dilakukan didapatkan hasil pendidikan terakhir penumpang
pesawat terbang. Pembagian pendidikan terakhir penumpang tersebut dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Pendidikan terakhir Penumpang Pesawat Terbang
Jumlah
No Pendidikan Terakhir
Orang
1 SD 0
2 SMP 12
3 SMA/SMK 23
4 S1/D3/D4 77
5 S2 56
6 S3 22
Jumlah 190
54

Gambar 4.5 Pendidikan Terakhir Penumpang Pesawat Terbang


Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penumpang pesawat terbang
adalah penumpang dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 77 orang dengan persentase
40,53%.
d. Jenis Pekerjaan
Berdasarkan survei yang telah dilakukan didapatkan hasil jenis pekerjaan penumpang
pesawat terbang. Pembagian jenis pekerjaan penumpang tersebut dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 4.5 Jenis Pekerjaan Penumpang Pesawat Terbang
Jumlah
No Pekerjaan
Orang
1 Swasta 76
2 PNS 36
3 Wiraswasta 40
4 TNI/POLRI 14
5 Pelajar/Mahasiswa 21
6 Lainnya 3
Jumlah 190
55

Gambar 4.6 Pekerjaan Penumpang Pesawat Terbang


Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penumpang pesawat terbang
adalah penumpang dengan jenis pekerjaan swasta sebanyak 76 orang dengan persentase 40 %.
e. Jumlah Pendapatan Perbulan
Berdasarkan survei yang telah dilakukan didapatkan hasil pendapatan perbulan
penumpang yang melakukan perjalanan. Pembagian pendapatan perbulan penumpang tersebut
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Jumlah Pendapatan Perbulan Penumpang Pesawat Terbang
Jumlah
No Pendapatan
Orang
1 ≤ 1.500.000 7
2 1.500.000-3.000.000 34
3 3.000.000-4.500.000 49
4 4.500.000-6.000.000 59
5 6.000.000-7.500.000 32
6 ≥ 7.500.000 9
Jumlah 190

Gambar 4.7 Jumlah Pendapatan Penumpang Pesawat Terbang

Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penumpang pesawat terbang
adalah penumpang dengan jumlah pendapatan Rp 4.500.000-Rp6.000.000 sebanyak 59 orang
dengan persentase 31,05 %.
56

f. Status Sosial
Berdasarkan survei yang telah dilakukan didapatkan status sosial penumpang pesawat terbang
rute Banyuwangi-Jakarta. Pembagian status sosial penumpang tersebut dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Status Sosial Penumpang Pesawat Terbang
Jumlah
No Status sosial
Orang
1 Sudah Menikah 132
2 Belum Menikah 58
Jumlah 190

Gambar 4.8 Status Sosial Penumpang Pesawat Terbang

Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penumpang pesawat terbang
adalah penumpang dengan status sosial sudah menikah sebanyak 132 orang dengan persentase
69,67 %.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan karakteristik penumpang
pesawat terbang. Pembagian karakteristik penumpang tersebut dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Karakteristik Penumpang Pesawat Terbang Bandara
Banyuwangi
57

No. Karakteristik Keterangan Jumlah Persentase


(Orang) (%)
1 Jenis Kelamin Laki-laki 134 70.53
2 Usia 25-40 112 58.95
3 Pendidikan Terakhir S1/D3/D4 77 40.53
4 Pekerjaan Swasta 76 40.00
5 Jumlah Pendapatan Perbulan 4.500.000-6.000.000 59 31.05
6 Status Sosial Sudah Menikah 132 69.47

Kriteria pengujian suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak adalah bila koefisien korelasi
hitung lebih dari nilai r tabel korelasi produk momen. Untuk lebih jelasnya akan disajikan
hasil uji validitas yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kinerja Pelayanan Sisi Darat Bandara Banyuwangi
Kepentingan Kinerja
R
No Atribut Pelayanan R Keterangan
R hitung Tabel
hitung
1 Tersedianya X-ray bagasi dan kargo 0.44795 0.24422 0.14240 Valid
Tersedianya alat hand held metal
2 0.36541 0.33029 0.14240 Valid
detector
Tersedianya alat walktrough metal
3 0.31925 0.21201 0.14240 Valid
detector
4 Tersedianya CCTV 0.37874 0.36202 0.14240 Valid
Tersedianya fasilitas pemadam api
5 0.39882 0.54362 0.14240 Valid
ringan
6 Tersedianya layanan kesehatan 0.41964 0.52040 0.14240 Valid
Tersedianya pemeriksaan penumpang
7 0.56234 0.53666 0.14240 Valid
dan bagasi kabin
8 Tersedianya perjalanan asuransi 0.51911 0.52043 0.14240 Valid
9 Tersedianya trolley/ kereta dorong 0.38723 0.35371 0.14240 Valid
Tersedianya peralatan pelayanan
10 0.40453 0.29259 0.14240 Valid
bagasi
11 Tersedianya Air Conditioner (AC) 0.43905 0.32405 0.14240 Valid
Tersedianya penerangan/lighting
12 0.43244 0.35302 0.14240 Valid
system di bandara
13 Tersedianya ruang tunggu 0.40283 0.40433 0.14240 Valid
Tersedianya ruang perawatan bayi dan
14 0.44496 0.54880 0.14240 Valid
menyusui
15 Tersedianya toilet 0.32108 0.50539 0.14240 Valid
16 Tersedianya fasilitas penyandang cacat 0.28654 0.60914 0.14240 Valid
17 Tersedianya restoran dan kantin 0.23491 0.53873 0.14240 Valid
18 Tersedianya musholla/ tempat ibadah 0.29096 0.60090 0.14240 Valid
58

Kepentingan Kinerja
R
No Atribut Pelayanan R Keterangan
R hitung Tabel
hitung
19 Tersedianya parkir kendaraan 0.27286 0.38576 0.14240 Valid
20 Tersedianya counter penjualan tiket 0.61645 0.39920 0.14240 Valid
21 Tersedianya layar pengumuman 0.38510 0.53513 0.14240 Valid
Tersedianya fasilitas informasi melalui
22 0.34395 0.51664 0.14240 Valid
pengeras suara
23 Tersedianya layanan internet 0.52353 0.54252 0.14240 Valid
Tersedianya transportasi dari/ ke
24 0.26549 0.37640 0.14240 Valid
bandara

Dari tabel 4.9 dapat dilihat secara keseluruhan bahwa semua pernyataan atribut pelayanan
dalam tingkat kepentingan dan kinerja pada sisi darat Bandara Banyuwangi mempunyai nilai
korelasi (R) hitung lebih besar daripada nilai korelasi (R) tabel yaitu 0,14240. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa semua atribut pelayanan dinilai valid dan data dari 190 kuesioner
ini layak untuk dianalisis lebih lanjut dalam kajian ini.

4.5.2. UjiReiabilitas
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Pelayanan Sisi Darat Bandara Banyuwangi

Kepentingan Kinerja
No Variabel Atirbut Pelayanan Keterangan
R hitung R hitung R Tabel
1. Tersedianya X-ray bagasi dan
kargo
2. Tersedianya alat hand held
Keamanan

metal detector
1 3. Tersedianya alat walktrough 0.9024 1.1173 0.1424 Reliabel
metal detector
4. Tersedianya CCTV
5. Tersedianya fasilitas
pemadam api ringan
6. Tersedianya layanan
kesehatan
Keselamatan

7. Tersedianya pemeriksaan
2 penumpang dan bagasi kabin 0.4686 0.70 0.1424 Reliabel
8. Tersedianya perjalanan
asuransi

9. Tersedianya trolley/ kereta


Kenyamana

dorong
3 10.Tersedianya peralatan 1.4493 0.8891 0.1424 Reliabel
n

pelayanan bagasi
11. Tersedianya Air Conditioner
59

Kepentingan Kinerja
No Variabel Atirbut Pelayanan Keterangan
R hitung R hitung R Tabel
(AC)
12. Tersedianya
penerangan/lighting system di
bandara
13. Tersedianya ruang tunggu
14. Tersedianya ruang perawatan
bayi dan menyusui
15. Tersedianya toilet
16. Tersedianya fasilitas
penyandang cacat
17. Tersedianya restoran dan
kantin
18. Tersedianya musholla/
tempat ibadah
19. Tersedianya parkir
kendaraan
20. Tersedianya counter
penjualan tiket
Pelayanan

21. Tersedianya layar


4 pengumuman 0.4823 0.5117 0.1424 Reliabel
22. Tersedianya fasilitas
informasi melalui pengeras suara
23. Tersedianya layanan internet
24. Tersedianya transportasi
dari/ ke bandara

Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari suatu
instrument apabila digunakan berkali-kali. Pada kajian ini, uji reabilitas yang dilakukan
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.
Dari tabel 4.10 dapat dilihat secara keseluruhan bahwa semua pernyataan atribut
pelayanan dalam tingkat kepentingan dan kinerja pada sisi darat Bandara Banyuwangi
mempunyai nilai korelasi . Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua atribut pelayanan
dinilai reliabel dan data dari 190 kuesioner ini layak untuk dianalisis lebih lanjut dalam kajian
ini.

4.5.3. Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan Sisi Darat Bandara Banyuwangi


Data yang dianalisis dalam kajian ini diperoleh dari data kuesioner pada survei primer
dengan jumlah responden sebanyak 190 responden. Kuesioner yang dibagikan kepada
responden berisi penilaian terhadap tingkat kepentingan dam kinerja pelayanan sisi darat
Bandara Banyuwangii. Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan sisi darat Bandara
60

Banyuwangi dianggap perlu, agar mempermudah penyedia jasa dalam memberikan pelayanan
yang terbaik bagi pengguna jasa.
Berikut adalah perhitungan keseluruhan variabel dari penilaian tingkat kepentingan dan
kinerja pelayanan sisi darat Bandara Banyuwangi yang disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan Pelayanan Sisi Darat Bandara
Banyuwangi Menurut Persepsi Penumpang
Total
Total Rata- Rata-rata Tingk
Variabel

Skor
Skor rata Tingkat at Prio
No Atribut Tingkat
Tingkat Tingkat Kepentin Keses ritas
Kepentin
Kinerja Kinerja gan uaian
gan
1. Tersedianya X-
1 ray bagasi dan 764 4.0211 893 4.7000 86%
kargo II
2. Tersedianya alat
2 hand held metal 727 3.8263 881 4.6368 83%
Keamanan

detector II
3. Tersedianya alat
3 walktrough metal 770 4.0526 910 4.7895 85%
detector II
4. Tersedianya
4 695 3.6579 860 4.5263 81%
CCTV II
5. Tersedianya
5 fasilitas pemadam 645 3.3947 866 4.5579 74%
api ringan II

6. Tersedianya
6 428 2.2526 844 4.4421 51%
layanan kesehatan
I
Keselamatan

7. Tersedianya
pemeriksaan
7 742 3.9053 854 4.4947 87%
penumpang dan
bagasi kabin II

8. Tersedianya
8 478 2.5158 620 3.2632 77%
perjalanan asuransi
III
9. Tersedianya
9 trolley/ kereta 683 3.5947 850 4.4737 80%
Kenyamanan

dorong II
10.Tersedianya
10 peralatan 558 2.9368 827 4.3526 67%
pelayanan bagasi III
11. Tersedianya
11 603 3.1737 797 4.1947 76%
Air Conditioner III
61

Total
Total Rata- Rata-rata Tingk
Variabel
Skor
Skor rata Tingkat at Prio
No Atribut Tingkat
Tingkat Tingkat Kepentin Keses ritas
Kepentin
Kinerja Kinerja gan uaian
gan
(AC)
12. Tersedianya
penerangan/lightin
12 673 3.5421 847 4.4579 79%
g system di
bandara II
13. Tersedianya
13 726 3.8211 874 4.6000 83%
ruang tunggu II
14. Tersedianya
14 ruang perawatan 590 3.1053 738 3.8842 80%
bayi dan menyusui III
15. Tersedianya
15 660 3.4737 869 4.5737 76%
toilet II
16. Tersedianya
16 fasilitas 488 2.5684 846 4.4526 58%
penyandang cacat I
17. Tersedianya
17 425 2.2368 884 4.6526 48%
restoran dan kantin I
18. Tersedianya
18 musholla/ tempat 600 3.1579 860 4.5263 70%
ibadah I
19. Tersedianya
19 740 3.8947 845 4.4474 88%
parkir kendaraan II
20. Tersedianya
20 counter penjualan 599 3.1526 750 3.9474 80%
tiket III
21. Tersedianya
21 403 2.1211 855 4.5000 47%
layar pengumuman I
Pelayanan

22. Tersedianya
fasilitas informasi
22 572 3.0105 868 4.5684 66%
melalui pengeras
suara I
23. Tersedianya
23 613 3.2263 773 4.0684 79%
layanan internet III
24. Tersedianya
24 transportasi dari/ ke 628 3.3053 851 4.4789 74%
bandara II

Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh rata-rata dari jumlah rata-rata tingkat kepentingan (Y=)
sebesar 4,3996. Dimana nilai (Y=) lebih besar daripada rata-rata dari jumlah rata-rata tingkat
kepuasan (𝑋=) yaitu sebesar 3,2478. Kemudian untuk besarnya tingkat kesesuaian antara
kepentingan dan kinerja adalah 0,739 (tingkat kesesuaian bernilai < 1). Dengan demikian
62

dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pengguna jasa transportasi udara di Bandara
Banyuwangi terhadap pelayanan sisi darat bandara tersebut masih rendah. Oleh karena itu
diperlukan peningkatan pelayanan sisi darat Bandara Banyuwangi guna memberikan
kepuasan yang sesuai dengan harapan pengguna jasa transportasi udara dimasa yang akan
datang.

4.5.4. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA)


Pada analisis dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis ini, sumbu X
diperoleh hasil rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepuasan sebesar 3,2478 sedangkan sumbu Y
diperoleh dari hasil rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan yaitu sebesar 4,3996. Berikut
merupakan diagram kartesius untuk penilaian kinerja pelayanan sisi darat Bandar Udara
Banyuwangi.
63

DIAGRAM METODE IPA

KUADRAN 1 KUADRAN 2

KUADRAN 3 KUADRAN 4

Gambar 4.9 Diagram Kartesius Kinerja Pelayanan Sisi Darat Bandara Banyuwangi
64

Dari gambar 4.9 diatas, dapat dilihat bahwa atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan
pengguna jasa transportasi udara di Bandara Banyuwangi dibagi menjadi kedalam empat
bagian (kuadran). Dimana empat kuadran tersebut memiliki keterangan yang berbeda-beda.
Berikut adalah tabel rekapitulasi diagram kartesius untuk penilaian kinerja pelayanan sisi darat
Bandar Udara Banyuwangi.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Diagram Kartesius Penilaian Kinerja Pelayanan Sisi Darat
Bandara Banyuwangi
Variabel

No Atribut Prioritas Keterangan

1 1. Tersedianya X-ray bagasi dan kargo II pertahankan kinerja


Keamanan

2 2. Tersedianya alat hand held metal detector II pertahankan kinerja


3 3. Tersedianya alat walktrough metal detector II pertahankan kinerja
4 4. Tersedianya CCTV II pertahankan kinerja
5 5. Tersedianya fasilitas pemadam api ringan II pertahankan kinerja
6 6. Tersedianya layanan kesehatan I prioritas tinggi
Keselamatan

7. Tersedianya pemeriksaan penumpang dan


7
bagasi kabin II pertahankan kinerja

8 8. Tersedianya perjalanan asuransi


III prioritas rendah
9 9. Tersedianya trolley/ kereta dorong II pertahankan kinerja
10 10.Tersedianya peralatan pelayanan bagasi III prioritas rendah
11 11. Tersedianya Air Conditioner (AC) III prioritas rendah
12. Tersedianya penerangan/lighting system di
12
Kenyamanan

bandara II pertahankan kinerja


13 13. Tersedianya ruang tunggu II pertahankan kinerja
14. Tersedianya ruang perawatan bayi dan
14
menyusui III prioritas rendah
15 15. Tersedianya toilet II pertahankan kinerja
16 16. Tersedianya fasilitas penyandang cacat I prioritas tinggi
17 17. Tersedianya restoran dan kantin I prioritas tinggi
18 18. Tersedianya musholla/ tempat ibadah I prioritas tinggi
19 19. Tersedianya parkir kendaraan II pertahankan kinerja
20 20. Tersedianya counter penjualan tiket III prioritas rendah
Pelayanan

21 21. Tersedianya layar pengumuman I prioritas tinggi


22. Tersedianya fasilitas informasi melalui
22
pengeras suara I prioritas tinggi
23 23. Tersedianya layanan internet III prioritas rendah
24 24. Tersedianya transportasi dari/ ke bandara II pertahankan kinerja
65

Berikut adalah penjelasan untuk tiap-tiap kuadran pada diagram kartesius di atas:

A. KUADRAN 1 (PRIORITAS TINGGI)


Atribut yang masuk di dalam kuadran ini masih memerlukan perbaikan untuk
meningkatkan kepuasan pengguna jasa di Bandara Banyuwangi antara lain:
1. Tersedianya layanan kesehatan
Layanan kesehatan di tempat fasilitas umum seperti bandara adalah salah satu poin
penting dalam segi pelayanan fasilitas umum. Tidak adanya layanan kesehatan adalah salah
satu kekurangan dari segi pelayanan di Bandara Banyuwangi. Padahal layanan kesehatan ini
dirasa sangat penting untuk menunjang pelayanan di bandara untuk mencegah sesuatu hal yang
tidak diinginkan.
2. Tersedianya fasilitas penyandang cacat
Pelayanan fasilitas penyandang cacat di Bandara Banyuwangi dinilai kurang. Hal itu
terjadi karena tidak ada fasilitas pembantu dan mempermudah yang disediakan di terminal
keberangkatan dan kedatangan.

Gambar 4.10 Fasilitas penyandang cacat di Bandara Banyuwangi


66

3. Tersedianya restoran atau kantin


Adanya restoran/ kantin sangat dibutuhkan bagi para pengguna jasa pesawat terbang
karena hal ini sangat penting untuk menunjang fasilitas yang ada di bandara. Tidak adanya
kantin/ restoran merupakan salah satu kekurangan dari segi pelayanan yang ada di bandara.

4. Tersedianya Musholla/ Tempat Ibadah


Tempat ibadah adalah salah satu fasilitas yang harus dimiliki oleh setiap bandara,
banyak beberapa orang yang masih mengeluhkan tempat beribadah di bandara
Banyuwangi masih kurang untuk menampung orang yang akan beribadah.

Gambar 4.11 Fasilitas Musholla/ Tempat ibadah di Bandara Banyuwangi


5. Tersedianya layar pengumuman
Layar pengumuman adalah factor penting yang harus dilengkapi disetiap Bandar udara
untuk memberi informasi kepada para pegguna jasa terkait jadwal penerbangan. Apabila
fasilitas ini tidak ada pasti akan mempengaruhi kenyamanan bagi para penumpang.
6. Tersedianya fasilitas informasi melalui pengeras suara
Fasilitas informasi yang berada di Bandara Banyuwangi dirasa sangat kurang oleh
para pengguna jasa karena belum semua titik pada terminal terdengar jelas. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap fasilitas penunjang untuk memberi kenyamanan bagi para pengguna
jasa.
B. KUADRAN II (PERTAHANKAN KINERJA)
Adapun 12 atribut yang termasuk dalam kuadran II antara lain tersedianya alat X-ray
bagasi, tersedianya alat hand held metal detector, walktrough metal detector, CCTV,
tersedianya fasilitas pemadam api ringan, Tersedianya pemeriksaan penumpang dan bagasi
kabin, Tersedianya trolley/ kereta dorong, Tersedianya penerangan/lighting system di
bandara, Tersedianya ruang tunggu, Tersedianya toilet, Tersedianya parkir kendaraan,
Tersedianya transportasi dari/ ke bandara.
67

Gambar 4.12 Fasilitas Toilet di Bandara Banyuwangi


C. KUADRANIII (PRIORITAS RENDAH)
Atribut yang masuk di dalam kuadraninitidak memerlukan pembenahan atau
perbaikan dikarenakan mempunyai tingkat kepentingan yang rendah atau biasa-biasa saja
dan tingkat kepuasan yang rendah pula. Dari hasil analisis IPA, diperoleh 6 atribut yang
termasuk dalam kuadran 3 diantaranya Tersedianya perjalanan asuransi, Tersedianya
peralatan pelayanan bagasi, Tersedianya Air Conditioner (AC), Tersedianya ruang
perawatan bayi dan menyusui, Tersedianya counter penjualan tiket, tersedianya layanan
internet.
D. KUADRANIV(BERLEBIHAN)
Atributyang masuk di dalamkuadranini tidak memilikitingkatkepentingan yangtinggi
atau kurang penting, namun tingkat kepuasannya tinggi bagi para pengguna jasa. Oleh
karena itu, atribut yang masuk ke dalam kuadran ini dianggap cenderung berlebihan. Di
Bandara Banyuwangi ini tidak ada atribut yang masuk pada kuadran 4.

4.5.5. Upaya Perbaikan dan Peningkatan Fasilitas pada Sisi Darat Bandara
Banyuwangi
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA), diperoleh 6 atribut yang termasuk dalam kuadran I (Prioritas Utama).
Dimana pada kuadran tersebut adalah atribut dengan prioritas utama untuk diperbaiki dan
ditingkatkan lagi pelayanannya serta termasuk ke dalam unsur-unsur jasa yang dianggap
sangat penting bagi kepuasan pengguna jasa. Adapun 6 atribut yang tergolong dalam
kuadran I yaitu Tersedianya layanan kesehatan, Tersedianya fasilitas penyandang cacat,
Tersedianya restoran atau kantin, Tersedianya Musholla/ Tempat Ibadah, Tersedianya layar
pengumuman, Tersedianya fasilitas informasi melalui pengeras suara. Berikut adalah
68

upaya yang harus dilakukan agar ketiga atribut tersebut dapat memenuhi kebutuhan
penumpang di Bandara Banyuwangi.
1. Upaya meningkatkan layanan kesehatan
Berdasarkan hasil survei dan analisis menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA), layanan kesehatan termasuk di dalam Kuadran I dengan rata-rata tingkat
kinerja sebesar 2,25 dan rata-rata tingkat kepentingan sebesar 4,44, sehingga layanan
kesehatan adalah atribut yang termasuk dalam prioritas utama yang memerlukan
perbaikan. Bandara Banyuwangi sendiri belum memiliki fasilitas layanan kesehatan di
dalam bandara, khususnya di dalam terminal penumpang.
Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan layanan kesehatan di dalam bandar
udara tersebut adalah dengan mendirikan atau memberikan suatu ruangan layanan
kesehatan dimana di dalam ruangan layanan kesehatan tersebut terdapat minimal 1 tenaga
medis, peralatan kesehatan dan minimal terdapat perlengkapan serta obat-obatan untuk
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Gambar 4.13 peralatan P3K di Bandara


Gambar diatas merupakan contoh upaya peningkatan fasilitas kesehatan di Bandara
Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan. Terdapat fasilitas kesehatan di beberapa titik
yang menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi para calon penumpang.

2. Upaya meningkatkan fasilitas penyandang cacat


Berdasarkan hasil survei dan analisis menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA), fasilitas penyandang cacat termasuk di dalam Kuadran I dengan rata-rata
tingkat kinerja sebesar 2,56 dan rata-rata tingkat kepentingan sebesar 4,45 sehingga
fasilitas penyandang cacat adalah atribut yang termasuk dalam prioritas utama yang
69

memerlukan peningkatan. Bandara Banyuwangi sendiri telah memiliki fasilitas


penyandang cacat di dalam bandara, tetapi jumlahnya masih terbatas dan diletakkan pada
lokasi yang kurang strategis, sehingga sulit untuk digunakan sewaktu-waktu.
Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fasilitas penyandang cacat di dalam
bandar udara tersebut adalah dengan menambah jumlah fasilitas penyandang cacat seperti
kursi roda, alat bantu berjalan untuk kaum manula dan lain-lain. Kemudian lokasi
penempatan fasilitas penyandang cacat tersebut haruslah strategis, agar mempermudah
calon penumpang yang berkebutuhan khusus atau manula dalam penggunaannya. Lokasi
yang tepat adalah sebelum pintu masuk keberangkatan, di ruang tunggu dan pintu keluar
menuju ke pesawat.

Gambar 4.14 fasilitas penyandang cacat di Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu
Gambar diatas merupakan contoh fasilitas penyandang cacat yang berada di Bandara
Kota Palu. Adanya fasilitas diatas dapat bisa membantu bagi penyandang cacat yang ingin
melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang.

3. Tersedianya restoran atau kantin


Berdasarkan hasil survei dan analisis menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA), layanan kesehatan termasuk di dalam Kuadran I dengan rata-rata tingkat
kinerja sebesar 2,23 dan rata-rata tingkat kepentingan sebesar 4,65, sehingga restoran/
kantin adalah atribut yang termasuk dalam prioritas utama yang memerlukan perbaikan.
Bandara Banyuwangi sendiri belum memiliki fasilitas restoran/ kantin di dalam bandara,
khususnya di dalam terminal penumpang dikarenakan masih adanya renovasi diBandara
Banyuwangi.
Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fasilitas restoran di dalam bandara
tersebut adalah dengan mempercepat progres pembangunan restoran dan membuat restoran
semi permanen untuk para calon penumpang pesawat terbang. Kemudian lokasi
70

penempatan restoran/ kantin tersebut haruslah strategis, agar mempermudah calon


penumpang untuk membeli. Lokasi yang tepat adalah di sekitar ruang antar penumpang
sebelum pintu masuk dan dibeberapa titik sebelum ruang tunggu.

Gambar 4.15 Kantin/ Restoran di Bandara Soekarno-Hatta


Gambar diatas merupakan fasilitas restoran/ kantin yang berada di Bandara Soekarno-
Hatta Jakarta, adanya restoran di bandara dinilai sangat penting bagi para calon
penumpang untuk menunggu jadwal keberangkatan dan meningkatkan keyamanan bagi
para calon penumpang pesawat terbang.

4. Tersedianya musholla/ tempat ibadah


Berdasarkan hasil survei dan analisis menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA), layanan kesehatan termasuk di dalam Kuadran I dengan rata-rata tingkat
kinerja sebesar 3,15 dan rata-rata tingkat kepentingan sebesar 4,52, sehingga layanan
musholla/ tempat ibadah adalah atribut yang termasuk dalam prioritas utama yang
memerlukan perbaikan. Bandara Banyuwangi sendiri sudah memiliki fasilitas musholla/
tempat ibadah di area bandara, namun tempatnya dinilai terlalu kecil oleh para calon
penumpang.
Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fasilitas musholla/ tempat ibadah di
dalam bandar udara tersebut adalah dengan memperluas area ibadah yang sudah ada atau
membuat bangunan khusus ntuk tempat ibadah agar para calon penumpang merasa lebih
nyaman. Kemudian lokasi penempatan musholla/ tempat ibadah tersebut haruslah strategis,
agar mempermudah calon penumpang untuk beribadah. Lokasi yang tepat adalah di sekitar
area kedatang dikarenakan ada tanah yang masih bias digunakan untuk membangun tempat
ibadah.
71

Gambar 4.16 Fasilitas musholla di Bandara (Kiri) Kualanamu (Kanan) Batam


Gambar diatas merupakan contoh fasilitas musholla di bandara yang luas dan nyaman.
Adanya fasilitas ini merupakan salah satu faktor yang wajib ada di bandara agar para
pengguna jasa pesawat terbang bisa beribadah di bandara.

5. Tersedianya layar pengumuman


Berdasarkan hasil survei dan analisis menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA), layanan kesehatan termasuk di dalam Kuadran I dengan rata-rata tingkat
kinerja sebesar 2,12 dan rata-rata tingkat kepentingan sebesar 4,5, sehingga layanan layar
pengumuman adalah atribut yang termasuk dalam prioritas utama yang memerlukan
perbaikan. Bandara Banyuwangi belum memiliki fasilitas layar pengumuman di area
bandara, namun tempatnya dinilai terlalu kecil oleh para calon penumpang.
Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fasilitas layar pengumuman di
dalam bandar udara tersebut adalah dengan memasang layar pengumuman sehingga lebih
mempermudah calon penumpang untuk melihat jadwal keberangkatan dan informasi
keberangkatan. Kemudian lokasi penempatan layar pengumuman tersebut haruslah
strategis, agar mempermudah calon penumpang untuk melihat. Lokasi yang tepat adalah di
sebelum pintu masuk terminal keberangkatan dan di pintu keluar terminal kedatangan.

Gambar 4.17 Fasilitas layar penumuman di Bandara Hasanuddin Makassar


72

6. Tersedianya fasilitas informasi melalui pengeras suara


Berdasarkan hasil survei dan analisis menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA), layanan kesehatan termasuk di dalam Kuadran I dengan rata-rata tingkat
kinerja sebesar 3,01 dan rata-rata tingkat kepentingan sebesar 4,56, sehingga layanan
fasilitas informasi melalui pengeras suara adalah atribut yang termasuk dalam prioritas
utama yang memerlukan perbaikan. Bandara Banyuwangi sudah mempunyai pengeras
suara di area bandara, namun tidak semua area di bandara mendengar jelas pengeras suara
tersebut..
Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fasilitas pengeras suara di dalam
bandar udara tersebut adalah dengan memasang pengeras suara lebih banyak sehingga
lebih mempermudah calon penumpang untuk mendengar jadwal keberangkatan dan
informasi keberangkatan dengan jelas. Kemudian lokasi penempatan pengeras suara
tersebut haruslah strategis, agar mempermudah calon penumpang untuk mendengar
informasi. Lokasi yang tepat adalah di seluruh titik area bandara sehingga diarea manapun
calon penumpang bias mendengarkan.

4.6 Analisis Strategi Pengambangan menggunakan metode SWOT


4.6.1 Pemetaan SWOT
Berdasarkan pembahasan pada Metode IPA didapatkan hasil yang menjelaskan 4
kuadran, dari masing-masing kuadran ini digunakan untuk meneliti dengan menggunakan
Metode SWOT. dikethui bhwa pnerapan SWOTpada Bandara Banyuwangi adlah ebagai
berkut.
1.Faktor Internal
a) Kekuatan (Strength)
a. Tersedianya X-ray bdagasi dan kabin
b. Tersedianya alat hand held metal detector
c. Tersedianya alat wolkthrough metal detector
d. Tersedianya CCTV
e. Tersedianya alat pemadam api ringan
f. Tersedianyapemeriksaan penumpang dan bagasi kabin
g. Tersedianyatrolly / kereta dorong
h. Tersedianyapenerangan/ lighting system bandara
73

i. Tersedianyaruang tunggu
j. Tersediany oilet
k. Tersedianyaarkir kendaraan
l. Tersedianya transportasi dari/ke bandara
b) Kelemahan (Weakness)
a. Belum tersedianya layanan kesehatan
b. kurangnya fasilitas penyandang cacat
c. belum tersedianya restoran/ kantin
d. kurangnya fasilitas musholla/ tempat ibadah
e. kurangnya peralatan pelayanan bagasi
f. kurang tersedianya ruang bayi dan ibu menyusui
g. belum tersedianya layar pengumuman
h. kurangnya fasilitas informasi melalui pengeras suara
2. Faktor Eksternal
a) Peluang (Opportunities)
a. Pertumbuhan sektor transportasi udara setiap tahun
b. Bandara Banyuwangi digunakan sebagai transit dan transfer penumpang
c. Membuka potensi pertumbuhan bisnis dan ekonomi disekitar Bandara Banyuwangi
d. Membuka daya tarik investasi asing
b) Ancaman (Threats)
a. Kesadaran penumpang yang masih kurang
(Menjaga kebersihan dan ketertiban terhadap aturan)
b. Lebih memilih moda transportasi lainkarena tarif lebih murah
74

Tabel 4.13 Strategi SWOT Bandara Banyuwangi

No Atribut Strength (S) No Atribut Weakness (W)


Internal
1 Tersedianya X-ray bdagasi dan kabin 1 Keselamatan Belum tersedianya layanan kesehatan
2 Tersedianya alat hand held metal detector 2 kurangnya fasilitas penyandang cacat
3 Keamanan Tersedianya alat wolkthrough metal detector 3 belum tersedianya restoran/ kantin
4 Tersedianya CCTV 4 Kenyamanan kurangnya fasilitas musholla/ tempat ibadah
5 Tersedianya alat pemadam api ringan 5 kurangnya peralatan pelayanan bagasi
6 Keselamatan Tersedianya pemeriksaan penumpang dan bagasi kabin 6 kurang tersedianya ruang bayi dan ibu menyusui
7 Tersedianya trolly / kereta dorong 7 belum tersedianya layar pengumuman
Pelayanan
8 Tersedianya penerangan/ lighting system bandara 8 kurangnya fasilitas informasi melalui pengeras suara
Kenyamanan
9 Tersedianya ruang tunggu
10 Tersedianya toilet
11 Tersedianya parkir kendaraan
Eksternal Pelayanan
12 Tersedianya transportasi dari/ke bandara
No Opportunities No Strategi Strength-Opportunities (SO) No Strategi Weakness-Opportunities (WO)
1 Pertumbuhan sektor transportasi udara setiap tahun 1 mempertahankan fasilitas sisi darat bandara yang sudah ada 1 Pembenahan dan melengkapi fasilitas yang belum tersedia
2 Bandara Banyuwangi digunakan sebagai transit dan transfer penumpang 2 melakukan pengembangan fasilitas bandara secara berkala 2 Meningkatkan tingkat kenyamanan dan pelayanan di bandara Banyuwangi
3 Membuka potensi pertumbuhan bisnis dan ekonomi disekitar Bandara Banyuwangi 3 melakukan perawatan fasilitas bandara yang sudah ada 3 Memperbarui dan atau mengganti komponen fasilitas bandara Banyuwangi
4 Membuka daya tarik investasi asing 4 Bekerjasama dengan dinas terkait untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan ekonomi 4 Perbaikan dan pertambahan akomodasi dari dan menuju bandara
5 promosi yang dilakukan pihak bandara dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi 5 melakukan promosi dan bekerjasama dengan dinas terkait
6 Mengembangkan Bandara Banyuwangi sebagai Bandara Internasional
No Threats No Strategi Strength-Threats (ST) No Strategi Weakness-Threats (WT)
Kesadaran penumpang yang masih kurang (Menjaga kebersihan dan ketertiban terhadap 1 Diberikan papan informasi dibeberapa titik Bandara Banyuwangi Melengkapi fasilitas sisi darat Bandara Banyuwangi yang dirasa penting dan diharapkan setelah ada
1
aturan) Sosialisasi di media sosial dan atau pengeras suara tentang pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban di 1 perbaikan dari pihak bandara para calon penumpang pesawat terbang ikut menjaga fasilitas yang telah
2
2 Lebih memilih moda transportasi lain karena tarif lebih murah Bandara Banyuwangi diberikan oleh pihak Bandara Banyuwangi.
3 Meningkatkan minat masyarakat dengan promo dari maskapai pernerbangan Pihak bandara lebih mmengutamakan kenyamanan dan keamanan untuk menarik minat calon
2
4 peningkatan kualitas kenyamanan di Bandara Banyuwangi penumpang agar lebih memilih pesaawat terbang.
5 Membuat transportasi terintegrasi di Bandara Banyuwangi
6 Penambahan angkutan kota yang melayani rute bandara menuju kota
7 Membuat sistem transportasi multimoda
1

4.6.2 Hasil Analisis dan Pengembangan SWOT


Dari hasil tabel strategi SWOT dapat dilihat ada beberapa strategi yang bisa digunakan
dalam pengembangan Bandara Banyuwangi sebagaiberikut:
a) Strategi SO (Strength-Opportunities)
1. Mempertahankan fasilitas bandara yang sudah ada
12 faktor kekuatan yang mendukung Bandara Banyuwangi agar mampu
menerima penumpang yang dari dan atau menuju Banyuwangi bisa dipertahankan,
seperti dilakukan pengecekan fasilitas bandara agar mampu menampung para
calon penumpang di Bandata Banyuwangi.
2. melakukan pengembangan fasilitas bandara secara berkala
Melakukan pengecekan dan pergantian pada fasilitas yang dirasa tidak bisa
digunakan secara maksimal dengan cara mengganti fasilitas yang bisa digunakan
untuk melayani calon penumpang yang lebih banyak.
3. melakukan perawatan fasilitas bandara yang sudah ada
Maintenance fasilitas Bandara Banyuwangi diperlukan agar faktor kekuatan
yang ada masih bisa menampung calon penumpang yang ada, seperti membuat
penjadwalan maintenance seluruh fasilitas di Bandara Banyuwangi.
4. Bekerjasama dengan dinas terkait untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan
ekonomi
Diperlukan kerjasama dengan dinas terkait untuk menumbuhkan perekonomian
di Kabupaten Banyuwangi seperti membuka pusat perbelanjaan di Bandara
Banyuwangi dengan melibatkan penduduk Banyuwangi yang dikooordinasi oleh
Dnisa Kabupaten Banyuwangi.
5. promosi yang dilakukan pihak bandara dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi

Untuk meningkatkan bisnis, perekonomian dan menarikinvestasi asing perlu


dilakukan promosi yang harus dilakukan dengan cara bekerjasama dengan dinas
pariwisata serta perbaikan dan pengembangan Bandara Banyuwangi agar investor
asing dan perekonomian di Banyuwangi semakin tumbuh.
6. Mengembangkan Bandara Banyuwangi sebagai Bandara Internasional
Pengembangan bangunan dan fasilitas Bandara Banyuwangi menjadi Bandara
Internasional harus segera direncanakan untuk mendatangkan investor asing.
2

b) Strategi WO (Weakness-Opportunities)
1. Pembenahan dan melengkapi fasilitas yang belum tersedia
Dari faktor fasilitas yang belum ada dan dirasa masih kurang perlu dilakukan
pembenahan secara cepat agar Bandara Banyuwangi mampu menampung calon
penumpang lebih banyak dan memberi kenyamanan yang lebih kepada calon
penupang di Bandara Banyuwangi.
2. Meningkatkan tingkat kenyamanan dan pelayanan di bandara Banyuwangi
Perbaiakan diberbagai fasilitas yang kurang tetapi dirasa kebutuhannya tinggi
merupakan salah satu cara agar calon penumpang merasa lebih aman dan nyaman
menggunakan transportasi udara.
3. Memperbarui dan atau mengganti komponen fasilitas bandara Banyuwangi
Untuk mengatasi berkembangnya dunia transportasi udara dan mengatasi
banyaknya jumlah penumpang yang semakin meningkat di Bandara Banyuwangi
salah satu caranya adalah memperbarui dan mengganti komponen fasilitas yang
ada. Dengan memperbarui dan mengganti komponen fasilitas yang ada maka minat
calon penumpang pengguna pesawat terbang semakin meningkat.
4. Perbaikan dan pertambahan akomodasi dari dan menuju bandara
Untuk meningkatkan nilai investasi dan perekonomian perlu direncanakan
sebuah penambahan moda transportasi untuk menunjang perpindahan dari dan
menuju Bandara Banyuwangi agar investasi bisa masuk dan perekonomian di
Kabupaten Banyuwangi meningkat.
5. melakukan promosi dan bekerjasama dengan dinas terkait
Disamping perlu perbaikan dari Bandara Banyuwangi, kerjasama dengan dinas
terkait agar investasi bisa masuk menuju Kabupaten Banyuwangi dan sekitarnya,
promosi tentang pariwisata bisa dijadikan salah satu cara yang bisa dilakukan dan
dari pihak Bandara Banyuwangi juga memperbarui dan melengkapi fasilitas yang
masih kurang.
3

c) Strategi ST (Strength-Threats)
1. Diberikan papan informasi dibeberapa titik Bandara Banyuwangi
Untuk menjaga fasilitas yang sudah ada perlu dipasang papan informasi di
beberapa titik pada Bandara Banyuwangi agar seluruh komponen yang ada di
Bandara Banyuwangi saling menjaga fasilitas yang ada.

2. Sosialisasi di media sosial dan atau pengeras suara tentang pentingnya menjaga
kebersihan dan ketertiban di Bandara Banyuwangi
Untuk menjaga fasilitas yang sudah ada perlu juga diberitahukan melalui media
sosial tentang pentingnya saling menjaga ketertiban dan kebersihan agar seluruh
komponen yang ada di Bandara Banyuwangi saling menjaga fasilitas yang ada.
3. Meningkatkan minat masyarakat dengan promo dari maskapai pernerbangan

Untuk menarik minat masyarakat menggunakan moda transportasi darat bisa


menggunakan cara promo oleh maskapai penerbangan, agar lebih banyak pilihan
yang akan dipilih oleh masyarakat untuk berpindah menggunakan moda
transportasi udara.
4. peningkatan kualitas kenyamanan di Bandara Banyuwangi
Untuk dapat menunjang kualitas kenyamanan pada Bandara Banyuwangi perlu
diadakan sosialisasi dan kebijakan dari pihak Bandara Banyuwagi agar saling
menjaga fasilitas yang ada guna menciptakan rasa nyaman di Bandara Banyuwangi.
5. Membuat transportasi terintegrasi di Bandara Banyuwangi
Dengan adanya transportasi terintegrasi akan membuat masyarakat pengguna
transportasi udara mendapatkan akses yang lebih mudah untuk menuju dan
meninggalkan Bandara Banyuwangi.
6. Penambahan angkutan kota yang melayani rute bandara menuju kota
Penambahan angkutan kota dengan melayani rute Bandara Banyuwangi
menuju kota dapat memberikan pilihan dan mempermudah mobilisasi calon
penumpang pesawat terbang
7. Membuat sistem transportasi multimoda
Melihat perkembangan multimoda di berbagai bandara di Indonesia bisa
menjadi solusi untuk menerapkan konsep sistem transportasi multimoda di Bandara
Banyuwangi.
4

d) Straregi WT (Weakness-Threats)
1. Melengkapi fasilitas sisi darat Bandara Banyuwangi yang dirasa penting dan
diharapkan setelah ada perbaikan dari pihak bandara para calon penumpang
pesawat terbang ikut menjaga fasilitas yang telah diberikan oleh pihak Bandara
Banyuwangi. Upaya untuk memperbaiki fasilitas harus terus dilakukan agar
menciptakan kenyamanan bagi para penumpang pesawat terbang.
2. Pihak bandara lebih mengutamakan kenyamanan dan keamanan untuk menarik
minat calon penumpang agar lebih memilih pesaawat terbang agar calon
penumpang lebih berminat dan beralih moda transportasi udara.

4.7 Pembahasan
4.7.1 Kajian Kinerja Pelayanan Sisi Darat Bandara Banyuwangi dengan Metode
Importance Performance Analysis (IPA)
Bandara Banyuwangi memiliki fasilitas sisi darat yang dimiliki antara lain, kantor unit
bandara kelas II dengan luas 250 m2, Gedung terminal penumpang yang memiliki luas 240
m2 dengan seluruh fasilitasnya yakni fasilitas keamanan penerbangan, fasilitas alat bantu
visual dan fasilitas keselamatan penerbangan, gedung pengamatan komunikasi
penerbangan dan pemanduan lalu lintas penerbangan 250 m2, lapangan parkir yang mampu
menampung kendaraan roda empat dan roda dua dengan luas ± 500 m2. Untuk terminal
penumpang yang terdiri dari terminal keberangkatan (departure) dan terminal kedatangan
(arrived), pelayanan bagasi, ruang tunggu penumpang, kantor bandar udara, musholla,
kantin, toilet dan fasilitas penunjang lainnya.
Terdapat 12 atribut yang termasuk dalam kuadran II antara lain tersedianya alat X-ray
bagasi, tersedianya alat hand held metal detector, walktrough metal detector, CCTV,
tersedianya fasilitas pemadam api ringan, Tersedianya pemeriksaan penumpang dan bagasi
kabin, Tersedianya trolley/ kereta dorong, Tersedianya penerangan/lighting system di
bandara, Tersedianya ruang tunggu, Tersedianya toilet, Tersedianya parkir kendaraan,
Tersedianya transportasi dari/ ke bandara.
Adapun upaya dalam peningkatan dan perbaikan pelayanan sisi darat bandara tersebut
antara lain memberikan ruang layanan kesehatan di dalam area terminal Bandara
Banyuwangi agar apabila sewaktu-waktu ada penumpang yang membutuhkan pertolongan
dapat segera terobati atau tertolong, tersedianya fasilitas penyandang cacat bagi para calon
penumpang pesawat terbang agar lebih mempermudah para pecandang cacat pada saat di
5

Bandara Banyuwangi, segera membuka restoran/ kantin di terminal bandara agar para
calon penumpang bisa mengisi waktu luang untuk membeli sesuatu karena restoran/ kantin
ini adalah salah satu aspek terpenting bagi para calon penumpang pesawat terbang, Upaya
yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fasilitas musholla/ tempat ibadah di dalam
bandar udara tersebut adalah dengan memperluas area ibadah yang sudah ada atau
membuat bangunan khusus ntuk tempat ibadah agar para calon penumpang merasa lebih
nyaman dalam beribadah, Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fasilitas layar
pengumuman di dalam bandar udara tersebut adalah dengan memasang layar pengumuman
sehingga lebih mempermudah calon penumpang untuk melihat jadwal keberangkatan dan
informasi keberangkatan dan Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan fasilitas
pengeras suara di dalam bandar udara tersebut adalah dengan memasang pengeras suara
lebih banyak sehingga lebih mempermudah calon penumpang untuk mendengar jadwal
keberangkatan dan informasi keberangkatan dengan jelas.

4.7.2. Strategi Pengembangan Menggunakan Metode SWOT


Strategi pengembangan dengan metode SWOT ini memiliki empat strategi yang
digunakan untuk mengetahui strategi yang bisa dijalankan oleh Bandara Banyuwangi,
berikut strategi yang digunakan dalam metode SWOT seperti strategi SO (Strength-
Opportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities), strategi ST (Strength-Threats),
straregi WT (Weakness-Threats).
Adapun hasil yang didapatkan dari strategi menggunakan metode SWOT antara lain,
yang termasuk dalam strategi SO (Strength-Opportunities) seperti Mempertahankan
fasilitas bandara yang sudah ada, melakukan pengembangan fasilitas bandara secara
berkala, melakukan perawatan fasilitas bandara yang sudah ada, Bekerjasama dengan dinas
terkait untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan ekonomi, promosi yang dilakukan
pihak bandara dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Mengembangkan Bandara
Banyuwangi sebagai Bandara Internasional. Yang termasuk dalam strategi WO (Weakness-
Opportunities) seperti pembenahan dan melengkapi fasilitas yang belum tersedia,
meningkatkan tingkat kenyamanan dan pelayanan di Bandara Banyuwangi, memperbarui
dan atau mengganti komponen fasilitas bandara Banyuwangi , perbaikan dan pertambahan
akomodasi dari dan menuju bandara , melakukan promosi dan bekerjasama dengan dinas
6

terkait. Yang termasuk dalam strategi ST (Strength-Threats) seperti Diberikan papan


informasi dibeberapa titik Bandara Banyuwangi, Sosialisasi di media sosial dan atau
pengeras suara tentang pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban di Bandara
Banyuwangi, Meningkatkan minat masyarakat dengan promo dari maskapai pernerbangan,
peningkatan kualitas kenyamanan di Bandara Banyuwangi, Membuat transportasi
terintegrasi di Bandara Banyuwangi, Penambahan angkutan kota yang melayani rute
bandara menuju kota, Membuat sistem transportasi multimoda.
7

BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Berdasrkan hasilurvei, analijsis data danpembahasanyang telahdilakukan makadari
kajian “Kajian Kinerja Pelayanan Sisi Darat Bandara Banyuwangi Dengan Metode IPA
dan SWOT”
1. Dari hasilnalisis Importance Performance Analysis diperoleh 6 atribut yang termasuk
dalam Kuadran I (Prioritas Utama). 12 atribut pada Kuadran II (Pertahankan Kinerja)
yaitu tersedianya alat X-ray bagasi, tersedianya alat hand held metal detector,
walktrough metal detector, CCTV, tersedianya fasilitas pemadam api ringan,
Tersedianya pemeriksaan penumpang dan bagasi kabin, Tersedianya trolley/ kereta
dorong, Tersedianya penerangan/lighting system di bandara, Tersedianya ruang
tunggu, Tersedianya toilet, Tersedianya parkir kendaraan, Tersedianya transportasi
dari/ ke bandara. Kuadran III (Prioritas Rendah) sebanyak 6 atribut antara lain
Tersedianya perjalanan asuransi, Tersedianya peralatan pelayanan bagasi, Tersedianya
Air Conditioner (AC), Tersedianya ruang perawatan bayi dan menyusui, Tersedianya
counter penjualan tiket, tersedianya layanan internet. Dan 0 atribut pada Kuadran IV
(Berlebihan). Adapun 6 atribut yang terdapat didalam kuadaran I antara lain
Tersedianya layanan kesehatan, Tersedianya fasilitas penyandang cacat, Tersedianya
restoran atau kantin, Tersedianya Musholla/ Tempat Ibadah, Tersedianya layar
pengumuman, Tersedianya fasilitas informasi melalui pengeras suara. Nilai tingkat
kepentingan sebesar 60 % yang berarti masuk pada kategori cukup memuaskan/ cukup
baik.
2. Dari hasil analisis Opportunities Threats diperoleh 12 atribut Strength, 8 atribut
Weakness, 4 atribut Opportunities, 2 atribut Threats. diperoleh ini memiliki empat
strategi yang digunakan untuk mengetahui strategi yang bisa dijalankan oleh Bandara
Banyuwangi, berikut strategi yang digunakan dalam metode SWOT seperti 8 strategi
SO (Strength-Opportunities) yaitu Mempertahankan fasilitas bandara yang sudah ada,
melakukan pengembangan fasilitas bandara secara berkala, melakukan perawatan
fasilitas bandara yang sudah ada, Bekerjasama dengan dinas terkait untuk
meningkatkan pertumbuhan bisnis dan ekonomi, promosi yang dilakukan pihak
bandara dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Mengembangkan Bandara
8

Banyuwangi sebagai Bandara Internasional, 5 strategi WO (Weakness-Opportunities)


yaitu pembenahan dan melengkapi fasilitas yang belum tersedia, meningkatkan tingkat
kenyamanan dan pelayanan di Bandara Banyuwangi, memperbarui dan atau
mengganti komponen fasilitas bandara Banyuwangi , perbaikan dan pertambahan
akomodasi dari dan menuju bandara , melakukan promosi dan bekerjasama dengan
dinas terkait, 7 strategi ST (Strength-Threats) yaitu Diberikan papan informasi
dibeberapa titik Bandara Banyuwangi, Sosialisasi di media sosial dan atau pengeras
suara tentang pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban di Bandara Banyuwangi,
Meningkatkan minat masyarakat dengan promo dari maskapai pernerbangan,
peningkatan kualitas kenyamanan di Bandara Banyuwangi, Membuat transportasi
terintegrasi di Bandara Banyuwangi, Penambahan angkutan kota yang melayani rute
bandara menuju kota, Membuat sistem transportasi multimoda, 2 straregi WT
(Weakness-Threats).

5.2. Saran
1. Bagi Pihak Angkasa Pura II
a. perbaikan fasilitas sisi darat Bandara Banyuwangi. Hal tersebut dikarenakan
masih ada beberapa dari responden terkait fasilitas bandara yang dinilai masih
kurang di Bandara Banyuwangi.
b. Diharapkan Pihak Bandara Banyuwangi hendaknya memperbaiki fasilitas yang
dinilai masih kurang baik agar calon penumpang pesawat terbang merasa aman
dan nyaman.
2. Bagi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
Diharapkan bisa bekerja sama dengan pihak Angkasa Pura II dan dinas terkait
tentang pengembangan Bandara Banyuwangi agar menjadi salah satu bandara yang
mampu mengajak investor asing dan local untuk dating ke Banyuwangi dan mampu
menggerakkan roda perekonomian bagi masyarakat Banyuwangi.
3. Bagi Pengguna Jasa Transportasi Udara
Bila upaya peningkatan dan perbaikan fasilitas serta pelayanan sisi darat pada
Bandara Banyuwang telah terealisasi, diharapkan pengguna jasa bandara dapat
memaksimalkan fasilitas dengan baik dan tetap menjaga serta merawat fasilitas
yang ada agar tetap terjaga dengan baik.
9

4. Bagi Pengkaji/ Peneliti lain


a. Dalam pembuatan kuisioner survei, sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti agar mempermudah responden saat mengisi kuisioner.
b. Ketika melakukan wawancara dalam pengambilan data kuesioner, alangkah
lebih baik bila memberikan penjelasan yang detail pada responden agar tujuan
penelitian bisa tercapai dan meminimalisir kesalahan dalam mengisi kuisioner.

c. Saat melakukan wawancara lebih baik dengan pendampingan untuk meminimalisir


kesalahan.

d. Kajian yang telah dilakukan ini, diharapkan dapat menjadi referensi kajian yang
akan datang dengan tema serupa.
10

Anda mungkin juga menyukai