Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu ilmu tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
aktif, inovatif dan kreatif serta rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan
merupakan proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Keperawatan profesional dalam pelayanannya
diperlukan adanya pengembangan keperawatan secara profesional. Dalam
mengoptimalkan peran dan manajemen keperawatan perlu adanya strategi yang salah
satunya adalah dengan harapan adanya faktor pengelolaan yang optimal serta mampu
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan.

Suatu organisasi dalam mencapai tujuan perlu didukung oleh pengelolaan faktor-faktor,
antara lain Man, Money, Machine, Methode, dan Material. Pengelolaan yang seimbang
dan baik dari kelima faktor tersebut akan memberikan kepuasan kepada klien dan
pelanggan rumah sakit. Kelima standar rumah sakit tersebut harusnya telah dimiliki oleh
rumah sakit yang telah terakreditasi.

Di dalam suatu rumah sakit, unit pelayanan terkecil adalah suatu ruangan yang
merupakan pelayanan kesehatan tempat perawat untuk menerapkan ilmu dan asuhan
keperawatan secara optimal. Akan tetapi tanpa adanya tata kelola yang memadai,
kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka
pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi suatu teori. Untuk itu perawat
perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Praktek Keperawatan Profesional
yang merupakan penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui
pengembangan model praktik keperawatan.

Model praktek keperawatan profesional salah satunya adalah dengan adanya posisi
perawat sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim atau perawat pelaksana, dalam suatu
bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin
orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Mutu asuhan
keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber

1
daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif,
aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai
cara, salah satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui
bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.

Ruang Melur Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman Serdang Bedagai
merupakan salah satu ruang perawatan yang membutuhkan manajemen keperawatan
yang baik demi tercapainya mutu pelayanan yang optimal. Khususnya ruang Melur Anak
merupakan ruang rawat inap khusus anak-anak yang terdiri dari 1 ruang khusus perawat,
1 ruang khusus pasien yang terdiri dari 8 tempat tidur pasien. Maka perlu dilakukan
sebuah studi tentang proses keperawatan di ruang Melur Anak, dimana salah satu
terbentuknya adalah praktek stase manajemen keperawatan.

b. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diruang Melur Anak Rumah
Sakit Sultan Sulaiman Serdang Bedagai selama 4 minggu, diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan pada unit pelayanan
kesehatan secara nyata dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang Melur Anak Rumah
Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman Serdang Bedagai, mahasiswa mampu :
a. Mengumpulkan data dan memahami data masalah dalam pengorganisasian asuhan
keperawatan.
b. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan keperawatan.
c. Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan.
d. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan.
e. Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan.
f. Mengidentifikasi masalah yang terjadi.
g. Merencanakan beberapa alternatif penyelesaian masalah.
h. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer keperawatan.
i. Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah.

2
c. Manfaat penulisan
Dalam penulisan makalah manajemen keperawatan ini dikemukakan beberapa manfaat,
yaitu :
1. Bagi pasien
Diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan
dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal.
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dam terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
3. Bagi rumah sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencana strategi.
4. Bagi mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan
di STIKes SU.
b. Dapat mengembangkan keilmuan dibidang pembelajaran manajemen
keperawatan.
c. Menjadikan mahasiswa lebih mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan
menambah wawasan mahasiswa untuk pengetahuan dibidang manajemen
keperawatan.

3
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Manajemen Keperawatan


2.1.1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks namun teratur, sehingga
bila manajemen dilaksanakan dengan baik akan mencapai hasil kegiatan yang
maksimal. (Suyanto, 2008 : 2).
Menurut Harsey dan Blanchard dalam Suyanto (2008 : 2), pengertian manajemen
adalah suatu proses melakukan kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui kerja
sama dengan orang lain.
Menurut Taylor dalam Suyanto (2008 : 2), manajemen adalah diibaratkan sebagai
sebuah mesin produksi yang bekerja secara efisien dan cepat menghasilkan produk
maksimal yang memerlukan motivasi dan kerja sama.
Sedangkan manajemen keperawatan mengacu pada pengertian manajemen secara
umum. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, karena
manajemen adalah penggunaan waktu yang efektif, keberhasilan rencana perawat
manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan metode yang
berkaitan pada institusi yang besar dan organisasi keperawatan didalamnya, termasuk
setiap unit. Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi
dapat memerlukan pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan devisi
keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat manajer mengembangkan
tujuan yang jelas dan realistis untuk pelayanan keperawatan (Swanburg, 2000).
Manajemen keperawatan adalah pelayanan keperawatan sebagai sub sistem
manajemen rumah sakit yang harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan
manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.
Lingkup manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu
merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya
keperawatan. Fungsi-fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam
bentuk supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh manajer keperawatan secara baik dan
terus menerus dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar
praktek keperawatan. Dengan supervisi kepala ruangan sebagai manajer dapat
mempengaruhi kinerja perawat pelaksana.

4
Sebagaimana kita ketahui bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus
yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik
sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif baik kepada pasien, keluarga, dan masyarakat.

2.1.2. Fungsi Manajemen


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen ada 3 bagian, yaitu :
a. Perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternative sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan (Siagian, 1990).
1) Tujuan perencanaan :
a) Memberi arah organisasi
b) Menentukan tujuan yang realistic
c) Menjamin tercapainya tujuan
d) Meningkatkan efisiensi
e) Membuang program yang tidak bermanfaat
f) Menghindari duplikasi upaya atau program
g) Mengkosentrasikan pelayanan yang bersifat urgent
h) Meningkatkan aktifitas koordinasi dan komunikasi
i) Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja
2) Prinsip perencanaan
a) Jelas tujuan

5
b) Jelas hasil yang akan dicapai
c) Sederhana
d) Berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku
e) Prioritas
f) Perlibatan aktif
g) Efektif dan efisien
h) Fleksibel
i) Berkesinambungan
j) Kejelasan metode evaluasi
3) Perencanaan meliputi kegiatan :
a) Pengumpulan data : data tentang pasien, pegawai/staf, kepemimpinan,
peralatan, dan pelayanan keperawatan.
b) Analisa lingkungan : dengan menggunakan analisa SWOT (Strength,
Weaknes, Opportunities, Treath).
c) Pengorganisasian data : memilih data yang mendukung dan menghambat.
d) Pembuatan rencana : menentukan objektif/sarana yang ingin dicapai, uraian
kegiatan, prosedur, target waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya,
peralatan, metoda.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-
tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
1) Prinsip pengorganisasian :
a) Rantai komando (Chain of Command)

6
b) Rantai kesatuan komando (Unity of Command)
c) Rentang control (Spain of Control)
d) spesialisasi
2) Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :
a) Pola struktur berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara
efektif.
b) Penerapan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi.
c) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama pola
hubungan antara kegiatan yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang
efektif antara perawat.
3) Aktifitas pengorganisasian
a) Mengembangkan uraian tugas
b) Mengembangkan prosedur
c) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas
4) Struktur organisasi
a) Birokrasi (Hierarchial Structure/Line Structure)
b) Adhocracy
c) Matrik (Free Form Structure)
5) Kegunaan pengorganisasian :
a. Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan.
b. Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan atau
kelompok.
c. Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk
hubungan dan organisasi.
c. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha.
Pengarahan merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan pengarah sebagai suatu
penyampaian pesan dan instruksi yang menyebabkan staf mengerti apa yang
diharapkan sehingga dapat membantu tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

7
Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu :
1) Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi personal,
pengorganisasian pekerjaan dan pendelegasian.
2) Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi yang jelas.
3) Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi konflik baik dengan
atasan maupun teman sejawat.
d. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran penyimpangan-
penyimpangan dari arah yang direncanakan yang merupakan aktifitas
berkesinambungan dan dibuat berdasarkan evaluasi pada waktu kegiatan sedang
berjalan.
 Prinsip Controlling :
1) Principle of Unifomity : dibentuk dari awal sampai akhir.
2) Principle of Comparison : membandingkan yang direncanakan dengan yang
dicapai.
3) Principle of Exception : tidak sesempurna dari perencanaan, tetapi ada
umpan balik untuk perbaikan.
 Controlling dilakukan melalui kegiatan :
1) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan
2) Pre conference, overan, post conference
3) Ronde keperawatan
4) Mengevaluasi produktifitas berdasarkan gant chat yang telah dibuat
5) Program evaluasi dan peer review
 Tipe controlling :
1) Input control
2) Proses control
3) Output control
 Controlling dilakukan pada :
1) Pasien
a) Kebutuhan fisik pertama mental dan social
b) Perawatan, pemeriksaan, dan pengobatan
c) Lingkungan

8
2) ketenagaan
a) Penampilan dan sikap
b) Pelayanan asuhan keperawatan dan system kerja
c) Prestasi kerja
3) Alat-alat dan obat-obatan
a) Penggunaan
b) Pencatatan dan pelaporannya
c) Inventaris
2.1.3. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang
mengacu kepada visi, misi dan tujuan rumah sakit, sedangkan pelayanan keperawatan
di ruangan dipimpin oleh seorang kepala ruangan, dimana pelaksanaannya mengacu
kepada visi, misi dan tujuan pelayanan keperawatan.
Telaah Manajemen Pelayanan/Unit meliputi :
a. Man
Dalam pengkajian man termasuk di dalamnya struktur organisasi, komposisi
ketenagaan (perawat, dokter, dan tenaga non perawat) dan menentukan jumlah
tenaga perawat yang di butuhkan setiap harinya sesuai dengan identifikasi jenis
kebutuhan perawatan pasien.
Untuk alat ukur dibuat berdasarkan rata-rata klien membutuhkan perawatan sehari :
Minimal Care : 2 jam
Partial Care : 3 - 4 jam
Total Care : 7 jam
1) Formula pembagian shift (Waster dalam Swanbery, 1996) :
Pagi : 47%
Sore : 36%
Malam : 17%
2) Pembagian proporsi tenaga untuk asuhan langsung professional :
55% : 45%
3) Jumlah libur dalam setahun :
Rata-rata hari minggu pertahun : 52 hari
Libur nasional : 15 hari
Cuti sakit : 7 hari
Jumlah hari pertahun : 365 hari

9
Jam kerja produktif : 7 jam
Jumlah perawat (tenaga asuhan langsung)
 Hitung jumlah perawat yang tersedia
 Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur/cuti/hari besar dan tugas-tugas
non keperawatan loss day/hari libur/cuti/hari besar
 Tugas non keperawatan
Jumlah perawat yang dibutuhkan = A + B + C
b. Money
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus jelas, dalam arti harus
transparan. Untuk pengeluaran ada perncanaan pengeluaran seperti untuk
pengembangan program, insentif perawat, rincian harga pelayanan jasa pengobatan
dan lain-lain.
c. Metode/Model
Macam-macam metode asuhan keperawatan :
 Metode Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok,
selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
tim sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien, serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada
kepala ruangan tentang kemajuan atau asuhan keperawatan klien.
a. Kelebihan metode tim :
1) Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
2) Pasien dilayani secara komprehensif.
3) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan.
4) Tercipta kerja sama yang baik.
5) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal.
6) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif.

10
b. Kekurangan metode tim :
1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi
dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas
terhambat.
3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua
tim.
4) Akuntabilitas dalam tim kabur.
 Metode Primary Tim
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat
a. Kelebihan metode primary tim :
1) Mendorong kemandirian perawat
2) Ada keterikatan antara pasien dan perawat selama dirawat
3) Berkomunikasi langsung dengan dokter
4) Perawatan adalah perawatan komprehensif
5) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan
6) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
7) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan
b. Kekurangan metode primary tim :
1) Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
2) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
3) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
 Metode Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua
pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi

11
keperawatan, perawat melaksanakan tugas/tindakan tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2002)
a. Kelebihan metode fungsional :
1) Sederhana.
2) Efisien.
3) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
4) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
6) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik
yang praktek untuk keterampilan tertentu.
b. Kekurangan metode fungsional :
1) Pasien mendapat banyak perawat.
2) Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan.
3) Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
4) Pelayanan terputus-putus.
5) Kepuasan kerja keseluruhan sulit tercapai.
 Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
dan hal ini umunya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan
khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkan pendekatan
holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
a. Kelebihan metode kasus :
1) Kebutuhan pasien terpenuhi
2) Pasien merasa puas
3) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
4) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
b. Kekurangan metode kasus :
1) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh.

12
2) Membutuhkan banyak tenaga.
3) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan.
4) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas.
 Metode Modul
Yaitu metode gabungan antara metode penugasan tim dengan metode
perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat
pasien dari datang sampai pulang.
Kelebihan dan kekurangan metode modul sama dengan gabungan antara
metode tim dan metode perawat primer.
 Metode Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)
Suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996 dalam Sitorus, 2005).
d. Material
1) Lingkungan Fisik
a) Fasilitas fisik lokasi
 Lokasi unit ini harus dekat dengan fasilitas radiology dan ruang
laboratorium untuk kemudahan dan efisiensi
 Lokasi juga harus berdekatan dengan ruang emergensi dan dekat dengan
unit perawatan khusus, untuk mengembangkan suatu unit pelayanan
terpadu.
b) Ukuran
Ukuran ruangan ditentukan berdasarkan beban kasus dan kompleksitas
rumah sakit. menurut standar Gudelines for Contraction and Equipment for
Hospital and Medical Vasilities (1992-1993).
c) Ruangan
 Kapasitas ruangan untuk kelas satu maksimum dua pasien, catatan: dalam
konstruksi baru kapasitas ruangan maksimum seharusnya dapat
menampung dua pasien. peraturan sekarang, kapasitas maksimum
ruangan menampung sekitar empat pasien.

13
 Dalam konstruksi baru ruang pasien harus mempunyai luas minimal 9,2
m2, ukuran lantai perbed dan luas area tergantung dari kebijakan RS
setempat dan lahan yang ada, ukuran lantai perbed sama dengan ruas area
single bed. Ruang toilet, kloset, loker, gudang, ruang depan, susunan
ruangan seharusnya berukuran minimal 0,91 m2 termasuk dari sisi dan
kaki tempat tidur dan dinding. diruang multiple bed ukuran lantai
minimal 1,22 m2, dalam area multiple bed ruangan pasien berukuran
minimal 80 kaki sama dengan ukuran single bed yaitu 9,29 m2.
 Ruang operator perawat harus mengarah kesemua ruangan .
 Dalam konstruksi baru, wastapel harus disediakan di setiap ruangan
pasien. letak wastapel harus berdekatan dengan tempat tidur dan tempat
menyuci peralatan. Toilet harus dirancang untuk satu tempat tidur atau
dua tempat tidur.
 Ruang pasien mempunyai jendela pada bagian yang sesuai.
 Setiap pasien harus dekat dengan toilet tanpa harus keluar ruangan. satu
toilet diperuntukkan untuk empat tempat tidur atau lebih dari ruang
pasien. Toilet memiliki water closet dan wastapel yang menggunakan
pintu double acting.
 Setiap pasien harus terpisah dari lemari pakaian, loker.
 Jika dalam ruangan terdapat banyak tempat tidur diperlukan penghalang
untuk menjaga privasi.
 Untuk ventilasi, ruang oksigen, ruang oksigen, vakum udara dan listrik
harus sesuai dengan standar
d) Desain Ruangan
Tata letak ruang rawat inap harus disesuaikan dengan struktur yang telah
ada, tetapi unit berbentuk melingkar atau persegi empat mungkin yang
paling efisien dengan menempatkan stasiun perawatan di tengah. Desain
seperti ini akan memberikan pengamatan yang maksimal kepada klien.
selain itu harus mempunyai washtafel dan dapat dikombinasikan menjadi
ruang rapat dan ruang komunikasi, serta mempunyai pintu darurat.
2.1.4. Peran Manajer
Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain
yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer

14
bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari
kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja
staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis
tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya. Hal ini
dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan
memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya. Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tugas
professional sebagaimana dibahas sebelumnya : (1) Komunikasi, (2) Potensial
perkembangan, (3) Kebijaksanaan, (4) Gaji dan Upah, (5) Kondisi Kerja (Nursalam,
2002).
Menurut Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam kepuasan
kerja, yaitu : input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja, lingkungan tempat
kerja, istirahat dan makanan yang cukup, diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan
penampilan, klarifikasi kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan, mendapatkan
kesempatan, pengambilan keputusan, dan gaya manajer.
2.1.5. Peran Kepala Ruangan
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala
ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan
keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang
berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari
kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi
kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi
kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan
pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode pemberian asuhan keperawatan
dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan
serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani, 2005).
2.1.6. Fungsi Kepala Ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut :
1) Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan,
dan peraturan-peraturan, membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang
untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi, menetapkan biaya-biaya untuk
setiap kegiatan, serta merencanakan dan mengelola rencana perubahan.

15
2) Pengorganisasian : meliputi pembentukkan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta
melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta
wewenang dengan tepat.
3) Ketenagaan : pengaturan ketenagaan dimulai dari rekruitmen, interview, mencari,
dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4) Pengarahan : mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia,
seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi,
dan memfasilitasi kolaborasi.
5) Pengawasan : meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika
aspek legal, dan pengawasan profesional. Seorang manajer dalam mengerjakan
kelima fungsinya tersebut sehari-hari akan bergerak dalam berbagai bidang
penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia, dll.
2.1.7. Kepala Ruangan Sebagai Manajer Keperawatan
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut Depkes (1994),
adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan, serta tenaga lain sesuai
kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan/peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan,
harian).
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga
lain yang bekerja di ruang rawat.
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuahan keperawatan sesuai standar.
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.

16
6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai dengan kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan
optimal.
7) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang
diperlukan dalam ruang rawat.
8) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
10) Melaksanakan program orientasi pada pasien dan keluarga meliputi tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya.
11) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan
mencatat program.
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat untuk
tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk pemberian asuhan
keperawatan.
13) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui
keadaan dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang
berlangsung.
14) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
15) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarga dalam batas
wewenangnya.
16) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
17) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar.
18) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain,
seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di rumah
sakit.
19) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien
dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
20) Memberi motivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara kebersihan
ruangan dan lingkungan.

17
21) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
22) Memeriksa dan meneliti pengisi daftar permintaan makanan berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa/meneliti ulang saat
pengkajiannya.
23) Memelihara buku register dan bekas catatan medis.
24) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan,
serta kegiatan lain di ruangan rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian, meliputi :
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan dibidang perawatan.
2) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar Penilaian dan
Pelaksasnaan Pekerjaan Pegawai (DP3) bagi pelaksana keperawatan dan
tenaga lain di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai
kepentingan (naik pangkat/golongan, melanjutkan sekolah), mengawasi dan
mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-obatan secara
efektif dan efisien.
3) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
2.1.8. Uraian Tugas Perawat Pelaksana
a. Perawat penanggung jawab obat
1) Bertanggung jawab dalam hal tersedianya obat pasien sesuai advice dokter.
2) Memberikan obat kepada pasien dengan memperhatikan prinsip (tepat pasien,
tepat obat, tepat cara pemberian, tepat dosis, tepat waktu, tepat dalam
pendokumentasian).
3) Mengetahui obat yang akan diberikan kepada pasien, meliputi jenis dan efek
samping (mis : analgetik, efek samping jantung berdebar).
4) Membantu perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien.
5) Melakukan overan kepada penanggung jawab obat di shift berikutnya.
b. Perawat penanggung jawab cairan
1) Bertanggung jawab dalam hal tersedianya cairan/infus pasien sesuai advice
dokter.

18
2) Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus maupun
kemasannya.
3) Memberikan cairan/infus kepada pasien dengan memperhatikan prinsip (tepat
pasien, tepat cairan, tepat cara pemberian, tepat dosis/jumlah tetesan, tepat
waktu, tepat dalam pendokumentasian).
4) Memeriksa apakah jalur vena tetap paten.
5) Observasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan bila ada abnormalitas.
6) Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi dokter.
7) Monitor kondisi dan melaporkan setiap perubahan.
c. Perawat pelaksana
1) Memlihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
2) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
4) Melakukan pengkajian perawatan dan menentukan diagnosa keperawatan
sesuai batas kewenangannya.
5) Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya.
6) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan dan
batas kemampuannya, antara lain :
a) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
b) Memberi penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya.
7) Melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
8) Melakukan tindakan darurat kepada pasien sesuai protap yang berlaku,
selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter.
9) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
10) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.
11) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
12) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai
jadwal dinas.
13) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan.

19
14) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, antara
lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin atau persetujuan atasan.
15) Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat
dan benar sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
16) Melaksanakan serah terima tugas kepada tugas pengganti secara lisan maupun
tulisan pada saat pergantian dinas.
17) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
a) Program diet
b) Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
c) Pentingnya pemerikasaan ulang di rumah sakit, puskesmas, atau institusi
kesehatan lain
d) Cara hidup sehat, seperti pengaturan jadwal istirahat, makanan yang bergizi
atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial ekonomi
18) Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan seperti kursi roda,
tongkat penyangga, protesa, dll.
19) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah, misalnya
merawat luka, melatih anggota gerak, dll.
20) Menyiapkan pasien akan pulang, meliputi : surat izin pulang, surat keterangan
istirahat/opname, petunjuk diet, resep obat untuk di rumah jika diperlukan,
surat rujukan, dll.

20
BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1. Gambaran Umum RSUD Sultan Sulaiman Serdang Bedagai


RSUD Sultan Sulaiman merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Serdang
Bedagai yang mempunyai wilayah kerja 17 kecamatan dan 243 desa, dengan jumlah
penduduk sebesar 599.151 jiwa, dengan luas wilayah 1.900,22 km2. Rumah sakit ini
terletak di ibukota Kabupaten, dalam wilayah kerja Kecamatan Sei Rampah. Jarak
RSUD Sultan Sulaiman ke Ibukota Propinsi Sumatera Utara (Medan) berkisar ± 62 km.
RSUD Sultan Sulaiman ini terletak di areal tanah seluas 20.200 m2 dengan luas
bangunan 6.386 m2, yang terdiri dari 23 sarana gedung. RSUD Sultan Sulaiman dengan
kemampuan pelayanan kelas C ini didirikan pada tahun 2006 yang merupakan
peningkatan dari puskesmas rawat inap Sei Rampah.
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak di jalur lintas Sumatera sehingga
daerah Serdang Bedagai termasuk daerah rawan kecelakaan, dan hal ini menjadi
peluang untuk perawatan dan tindakan medis bagi korban kecelakaan lalu lintas. Selain
itu Kabupaten Serdang Bedagai juga termasuk daerah rawan bencana, dan hal ini
memerlukan eksistensi RSUD Sultan Sulaiman sebagai sarana penyedia pelayanan
kesehatan bagi korban bencana alam.
RSUD Sultan Sulaiman sudah beroperasi dalam hal memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat sejak tahun 2008. Hal tersebut tentunya didasari oleh landasan
hukum sebagai berikut :
 Kepmenkes RI Nomor : HK.07.06/III/01/2008 tentang Pemberian Izin
Penyelenggaraan RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi
Sumatera Utara.
 Kepmenkes RI Nomor : 001/Menkes/SK/I/2008 tentang Penetapan Rumah
Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C.
 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai No. 6 Tahun 2007 tentang
Organisasi dan Tata Laksana RSUD Serdang Bedagai.
 Sertifikat Pengakuan dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-
SERT/757/VI/2012 tentang akreditasi RSUD Sultan Sulaiman dengan status
akreditasi Lulus Tingkat Dasar dengan masa berlaku 29 Juni 2012 s/d 29 Juni
2016.

21
3.2. Visi, Misi, dan Motto RSUD Sultan Sulaiman
a. Visi RSUD Sultan Sulaiman
“Rumah Sakit Umum Terbaik Di Sumatera Utara”
b. Misi RSUD Sultan Sulaiman
1) Pelayanan prima
2) SDM kompeten dan profesional
3) Peralatan sesuai IPTEK Kedokteran
4) Sistem kerja terstandar, merata dan terjangkau masyarakt
c. Motto RSUD Sultan Sulaiman
S : Senyum
E : Empati
R : Ramah
A : Amanah
S : Sigap
I : Ikhlas
3.3. Struktur Organisasi RSUD Sultan Sulaiman
Penyelenggaraan RSUD Sultan Sulaiman tentunya membutuhkan tim penyelenggaraan
yang tersusun dalam suatu struktur organisasi rumah sakit. Tim penyelenggaraan ini
diharapkan mampu mengoperasionalkan rumah sakit sesuai dengan program kerja dan
kegiatan yang sudah disusun di RSUD Sultan Sulaiman.

22
Bagan struktur organisasi RSUD Sultan Sulaiman

DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN BAGIAN TATA USAHA


FUNGSIONAL

SUB BAGIAN UMUM

SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN
KEUANGAN

BIDANG PERENCANAAN BIDANG PELAYANAN


DAN PENGEMBANGAN MEDIS DAN
KEPERAWATAN

SEKSI PENYUSUNAN SEKSI PELAYANAN


PROGRAM MEDIS

SEKSI PENDIDIKAN DAN SEKSI KEPERAWATAN


PELATIHAN

SEKSI MONITORING SEKSI BINA ASUHAN


DAN EVALUASI MUTU DAN
KETENAGAAN

23
Berikut daftar nama pemegang jabatan struktural RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2017 :

N NAMA JABATAN NAMA PEMEGANG JABATAN


O
1 Direktur dr. Nanda Satria
2 Kepala Tata Usaha Ingan Malem Tarigan, SE
3 Kepala Sub Bagian Umum Dewi Sri Warni, SE
4 Kepala Sub Bagian Kepegawaian Rikki LS Tinambunan, SE
5 Kepala Sub Bagian Keuangan Zulfahmi Putra, S. Farm
6 Kepala Bidang Perencanaan Agus Salim Berutu, S. Pd
7 Kepala Seksi Penyusunan Program Joko Priyono, AMAK
8 Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan Susmalinda, SKM
9 Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Andi Wijaya Hasibuan, SKM
10 Kepala Bidang Pelayanan Medis dan dr. H. Tengku Safrin
Keperawatan
11 Kepala Seksi Pelayanan Medis dr. Ika Setia Ningrum
12 Kepala Seksi Keperawatan Naswir, S. Kep
13 Kepala Seksi Bina Asuhan Mutu dan Ris Deasy Purba, S. Kep, M. Kes
Ketenagaan

3.4. Gambaran Umum Ruangan RSUD Sultan Sulaiman


3.4.1. Pelayanan Kesehatan di RSUD Sultan Sulaiman
Pelayanan kesehatan di RSUD Sultan Sulaiman selama kurun waktu 4 tahun
terakhir menunjukkan adanya peningkatan dan perkembangan baik secara
infrastruktur maupun aspek pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Secara umum
pelayanan kesehatan di RSUD Sultan Sulaiman mengarah pada pelayanan rujukan
secara paripurna seperti halnya pelayanan kesehatan rujukan rumah sakit kelas C.
Jenis pelayanan yang diberikan di RSUD Sultan Sulaiman adalah :
1. Pelayanan Rawat jalan (Poliklinik Terpadu)
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan
kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.
RSUD Sultan Sulaiman memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan yang
berguna dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang diberikan terdiri dari beberapa spesialisasi pelayanan
yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Klinik Spesialis Penyakit Dalam

24
b. Klinik Spesialis Penyakit Anak
c. Klinik Spesialis Bedah
d. Klinik Spesialis Obstetri dan Kandungan
e. Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin
f. Klinik Spesialis Mata
g. Klinik Spesialis Paru
h. Klinik Spesialis THT
i. Klinik Spesialis Jiwa
j. Klinik Spesialis Anasthesi
k. Klinik Umum
l. Klinik Gigi dan Mulut
m. Klinik Spesialis Forensik
n. Klinik Spesialis Kardiologi
o. Klinik Spesialis Syaraf
p. Klinik Spesialis Orthopedik
2. Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan
disuatu ruangan di rumah sakit. Pasien yang berobat di unit rawat jalan maupun
di ruang gawat darurat akan mendapatkan surat rawat dari dokter yang
merawatnya, bila pasien tersebut memerlukan perawatan didalam rumah sakit,
atau menginap di rumah sakit. Selain pelayanan kesehatan rawat jalan, RSUD
Sultan Sulaiman juga memberikan pelayanan kesehatan rawat inap dalam hal
penyelenggaraan pelayanan opname dan pemulihan kesehatan yang diberikan
kepada pasien. RSUD Sultan Sulaiman mempunyai beberapa kelas perawatan
yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
 Ruang Perawatan VIP (terdiri dari 8 tempat tidur)
 Ruang Perawatan Kelas I (terdiri dari 16 tempat tidur)
 Ruang Perawatan Kelas II (terdiri dari 24 tempat tidur)
 Ruang Perawatan Kelas III (terdiri dari 88 tempat tidur)
3. Pelayanan Gawat Darurat (24 jam)

25
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan
pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi
penderita.
Dalam hal pelayanan kesehatan emergency RSUD Sultan Sulaiman juga
menyediakan Pelayanan Gawat Darurat yang beroperasi 24 jam. Hal ini sangat
membantu dalam pemberian pelayanan kesehatan terutama dalam penanganan
kasus-kasus emergency sehingga angka kematian pasien dapat diturunkan.
Dalam pelayanan kesehatan di ruang Gawat Darurat, pihak RSUD Sultan
Sulaiman sudah menyediakan tenaga kesehatan yang dibutuhkan seperti halnya
Dokter Umum, Perawat, Bidan, dan tenaga kesehatan penunjang lainnya yang
siap melayani pasien 24 jam.
4. Pelayanan Bedah Sentral (Ruang Operasi)
Ruang operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai
daerah pelayanan kritis yang mengutamakan aspek hirarki zona sterilitas.
Sejauh ini, pihak RSUD Sultan Sulaiman sudah mampu melakukan tindakan
Spesialis Bedah, Spesialis Obstetry dan Gynekologi, dan Anasthesi yang
mampu untuk melakukan tindakan operasi. Jenis pelayanan operasi yang sudah
pernah dilakukan adalah tindakan bedah umum dan tindakan bedah gynekologi.
5. Pelayanan Khusus
Sebagai sebuah layanan kesehatan paripurna, di instansi rumah sakit juga
dilengkapi dengan yang diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi kritis
maupun kondisi pemulihan seperti halnya layanan konsultasi terhadap penyakit-
penyakit khusus. Sejauh ini pihak RSUD Sultan Sulaiman sudah menyediakan
layanan khusus untuk melayani pasien yang dikategorikan sebagai berikut :
 Pelayanan Rawat Inap Intensif (Intensive Care Unit, ICU)
 Pelayanan Rawat Inap Bayi Baru Lahir (Neonatologi)
 Klinik VCT (Voluntary Conseling and Testing) untuk penderita HIV
 Unit CST (Care Support and Treatment) bagi penderita HIV/AIDS
 Unit DOTS untuk penanganan pasien TBC
6. Pelayanan Penunjang Medis
Pelayanan penunjang medis merupakan sarana penunjang dalam
penatalaksanaan penderita untuk membantu menegakkan diagnosis, memantau

26
penyakit dan pengobatan serta menetukan prognosis suatu penyakit yang di
derita pasien.
Sejauh ini pihak RSUD Sultan Sulaiman sudah memiliki sarana penunjang
medis yang dijabarkan sebagai berikut :
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Patologi Klinis (Laboratorium)
 Instalasi Gizi
 Instalasi Radiologi
 Instalasi Rehabilitasi Medis
 Unit Transfusi Darah (UTD)
 Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit (IPSRS)
 Instalasi Kamar Jenazah
 Laundry
 Unit Rekam Medis
 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
7. Pelayanan Umum
Sebagai fasilitas pelayanan masyarakat, RSUD Sultan Sulaiman juga
menyediakan fasilitas layanan umum. Hal ini tentunya dapat dinikmati
masyarakat baik pasien yang datang berobat maupun keluarga pasien yang
datang berkunjung.
Pelayanan umum dalam hal transportasi rujukan pasien tentunya sangat
membantu terutama dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan.
Bentuk pelayanan umum yang ada di RSUD Sultan Sulaiman dapat dirincikan
sebagai berikut :
 Sarana Parkir
 Mushola
 Transportasi Ambulance
 Kantin

27
3.4.2. Alur Masuk Pasien RSUD Sultan Sulaiman

RSUD Sultan Sulaiman memiliki alur masuk pasien melalui Instalasi Rawat

Jalan dan Instalasi Gawat Darurat. Berikut adalah gambaran alur masuk pasien

RSUD Sultan Sulaiman :

Pendaftaran
POLIKLINIK

F
A
Pasien : Pemeriksaan R Keluar
- Datang sendiri Laboratorium/ M Rumah Sakit
- Rujukan Radiologi A
S
pendaftaran I

Kasus gawat

Ketentuan : IGD

1. Pasien umum :
a. Poliklinik :
1. Pasien baru : mendaftar dengan menunjukkan KTP/identitas lain pasien yang
berlaku.
2. Pasien lama : mendaftar dengan menunjukkan kartu berobat.
3. Pasien Poliklinik melakukan pembayaran biaya pendaftaran Rp. 20.000,-
4. Setelah mendapat bukti pembayaran, pasien menuju klinik yang dituju.
5. Pasien yang datang ke IGD langsung dilayani, dan pendaftaran dilakukan oleh
keluarga pasien.
2. Pasien JKN/ASKES/JAMKESMAS : mendaftar despesialisngan syarat :
a. Menyerahkan kartu peserta, KTP, Kartu Keluarga, Surat Rujukan sebanyak
rangkap 3
b. Setelah mendapat SEP, pasien menuju klinik yang dituju.
3. Pemeriksaan pasien di Poliklinik oleh dokter, dan pemeriksaan pasien di IGD oleh
dokter jaga.
4. Jika dilakukan pemeriksaan penunjang (laboratorium/radiologi), hasil pemeriksaan
dikonsulkan lagi ke dokter pengirim.

28
5. Hasil konsul dari dokter pengirim yang menentukan pasien perlu rawat inap atau
rawat jalan.
6. Pasien umum membeli obat di apotik diluar rumah sakit, dan pasien
JKN/ASKES/JAMKESMAS mengambil obat di apotik JKN rumah sakit.
7. Setelah membeli/mengambil obat pasien rawat jalan boleh pulang.
3.5. Struktur Ruangan
3.5.1. Struktur Organisasi Keperawatan Ruang Melur Anak
Ruangan Melur Anak di RSUD Sultan Sulaiman Serdang Bedagai dipimpin oleh
satu kepala ruangan dan dibantu oleh 8 orang perawat/bidan pelaksana.
Model pelayanan keperawatan di ruang Melur Anak menggunakan metode
fungsional, dimana seluruh pasien dilayani oleh perawat pelaksana yang bertugas
saat itu.
Adapun Struktur Orgasisasinya adalah sebagai berikut.

Kepala Ruangan
Rosentauli Munthe

1. Ria Dihatri
2. Nurhayatun
3. Nuryanti
4. Anita Ridhayani Harahap
5. Eni Manalu
6. Khairun Nisa Purba
7. Sany Andriana Tanjung
8. Evilia Andini

29
3.5.2. Skema Ruang Melur Anak

Toilet 4 bed pasien


Tempat
penyimpanan
obat pasien
Melur Obgyn
Meja perawat Melur Obgyn

Nurse Station wastafel Ruang Perawatan Melur Anak

Tempat
penyimpanan Meja perawat Melur Anak
obat Melur
Anak

Toilet 4 bed pasien

Ruang istirahat
Tempat
Perawat
penyimpanan
laken pasien

30
3.6. Man
3.6.1. Kepuasan Pasien
a. Kuesioner Kepuasan Pasien/Keluarga
Persepsi Keluarga Pasien Tentang Kepuasan Pelayanan
Tuliskanlah tanda check list () pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban
yang benar menurut anda.
Keterangan :
SD : Selalu Dilakukan
SR : Sering Dilakukan
KK : Kadang-kadang
TD : Tidak Dilakukan

No Pernyataan SD SR K TD
K
1 Perawat memberi salam, senyum, dan sapa pada saat diruangan
2 Perawat memperkenalkan diri
3 Perawat melakukan orientasi pasien saat pertama kali anda
masuk dalam ruangan
4 Perawat menjelaskan tujuan perawatan terhadap pasien kepada
keluarga
5 Kepala ruangan menunjukkan tanggung jawab kepada pasien
6 Keluhan pasien diperhatikan oleh perawat
7 Keluhan pasien ditanggapi oleh perawat
8 Perawat memberikan keterangan kepada keluarga tentang
masalah yang dihadapi pasien
9 Perawat memberikan penjelasan kepada keluarga sebelum
melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
10 Perawat meminta persetujuan kepada pasien atau keluarga
sebelum melakukan tindakan
11 Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
sebelum melakukan tindakan
12 Perawat menjelaskan kepada keluarga tentang resiko atau bahaya
suatu tindakan pada pasien sebelum melakukan tindakan
13 Perawat selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien
secara rutin
14 Perawat selalu cuci tangan sebelum/sesudah melakukan tindakan
15 Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan
percaya diri
16 Setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai
kembali keadaan pasien
17 Penampilan dokter dan perawat rapi dan bersih
18 Kecepatan perawat dalam menanggapi panggilan pasien
19 Komunikasi tenaga medis dengan pasien berjalan baik
20 Kesesuaian pemberian obat dengan jadwalnya

31
b. Bobot nilai kepuasan pasien/keluarga terhadap pelayanan perawat
Selalu Dilakukan (SD) =4
Sering Dilakukan (SR) =3
Kadang-kadang (KK) =2
Tidak Dilakukan (TD) =1
Tabel Persentase Nilai
Jawaban Keterangan
0% - 24,99% Tidak Puas
25% - 49,99% Cukup Puas
50% - 74,99% Puas
75% - 100% Sangat Puas

MASTER DATA KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWAT


N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
o 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 1 2 3 3 3 3 3
2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3
4 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3
5 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3
6 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3

Hasil Jawaban :
SD (4) =8x4 = 32
SR (3) = 82 x 3 = 246
KK (2) = 25 x 2 = 50
TD (1) =5x1 = 5 +
Total skor = 333
Jumlah skor tertinggi untuk item Sangat Puas (Y) = 4 x 120 = 480
Jumlah skor terendah untuk item Tidak Puas (X) =1 x 120 = 120
Penilaian Interpretasi Pasien Terhadap Pelayanan Perawat :
Rumus index % = Total Skor/Y x 100%
= 333/480 x 100% = 69,37% = kategori Puas
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa pasien/keluarga puas dengan
pelayanan perawat di ruang Melur Anak.
3.6.2. Kepuasan Kerja Perawat

32
a. Instrumen Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Melur Anak
Berilah tanda check list () pada salah satu dari kolom yang tersedia disamping
pernyataan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih :
Keterangan :
SP : Sangat Puas CP : Cukup Puas STP : Sangat Tidak Puas
P : Puas TP : Tidak Puas

No Pernyataan ST TP CP P SP
P
1 Jumlah gaji yang diterima telah sesuai dengan pekerjaan
yang anda lakukan
2 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau kerja
ekstra
3 Jumlah gaji yang diterima telah sesuai dengan pendidikan
anda
4 Adanya jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung
pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, AC,
komputer dan air minum
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan ventilasi
udara, kebersihan, dan kebisingan
8 Tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan
kemampuan yang anda miliki
9 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan atau pendidikan tambahan
10 Hubungan antar karyawan dan kelompok kerja
11 Kemampuan dalam bekerjasama antar teman sejawat
12 Sikap teman-teman sejawat terhadap saudara
13 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan
penugasan yang diberikan
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan
penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervisi/pengawas dalam membuat
keputusan
b. Bobot nilai kepuasan kerja perawat
Sangat Puas (SP) =5
Puas (P) =4
Cukup Puas (CP) =3
Tidak Puas (TP) =2
Sangat Tidak Puas (STP) = 1
Tabel Persentase Nilai
Jawaban Keterangan

33
0% - 19,99% Sangat Tidak Puas
20% - 39,99% Tidak Puas
40% - 59,99% Cukup Puas
60% - 79,99% Puas
80% - 100% Sangat Puas

MASTER DATA KEPUASAN KERJA PERAWAT

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4
2 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4
3 4 2 4 4 3 3 5 4 5 4 4 4 3 4 4
4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5
5 3 2 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5
6 4 1 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4
7 4 1 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5
8 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4
9 3 2 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

Hasil Jawaban :
SP (5) = 19 x 5 = 95
P (4) = 86 x 4 = 344
CP (3) = 24 x 3 = 72
TP (2) =4x2 = 8
STP (1) =2x1 = 2 +
Total skor = 521
Jumlah skor tertinggi untuk item Sangat Puas (Y) = 5 x 135 = 675
Jumlah skor terendah untuk item Sangat Tidak Puas (X) =1x 135 = 135
Penilaian Interpretasi Pasien Terhadap Pelayanan Perawat :
Rumus index % = Total Skor/Y x 100%
= 521/675 x 100% = 77,18% = kategori Puas
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa perawat puas dengan kerja perawat
di ruang Melur Anak.
3.6.3. Jumlah Tenaga Perawat
a. Perhitungan Tenaga Perawat
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut
direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan
memperhatikan unit kerja yang ada pada masing-masing rumah sakit.

34
Berdasarkan klasifikasi pasien, cara perhitungannya untuk rawat inap berdasarkan
sebagai berikut :
- Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
- Rata-rata pasien per hari
- Jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
- Jam perawatan yang diperlukan/ ruangan / hari
- Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari

Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes 2005


1) Asuhan keperawatan minimal :
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Ambulasi dengan pengawasan.
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
2) Asuhan keperawatan sedang :
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
3) Asuhan keperawatan agak berat :
a) Sebagian besar aktifitas dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
c) Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
d) Terpasang infuse.
e) Pengobatan lebih dari sekali.
f) Persiapan pengobatan perlu prosedur

4) Perawatan maksimal :
a) Segala aktifitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi

35
Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kategori, masing-masing memerlukan
waktu :
asuhan keperawatan minimal : 2 jam / 24 jam
asuhan keperawatan sedang : 3,08 jam/24 jam
asuhan keperawatan agak berat : 4,15 jam/24 jam
asuhan keperawatan maksimal : 6,16 jam/24 jam

Jumlah jam perawatan  


     Jam kerja efektif per shif

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan
hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Loss day =
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x Jumlah tenaga yang ada
                 Jumlah hari kerja efektif

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-


nursing jobs), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.
            (Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
Maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan =
Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor koreksi 
Kebutuhan tenaga perawat di ruang Melur Anak berdasarkan rumus DEPKES 2005
adalah : jam perawatan 4 jam / pasien / 24 jam.

Jumlah Penghitungan Tenaga Perawat Ruang Melur Anak Menurut Depkes


2005
NoO. KLASIFIKASI RATA-RATA JAM JUMLAH JAM
JUMLAH PERAWATAN/ PERAWATAN/
PASIEN/HARI HARI HARI
Minimal 0 0 0
Sedang 1 3,08 3,08

36
Agak berat 0 0 0
Maximal 0 0 0
JUMLAH 1 3,08 3,08

Jumlah jam perawatan di ruangan / hari = 3,08


Jumlah jam kerja perawat pershif = 6
Maka kebutuhan tenaga perawat = 3,08/6 = 0,513
Faktor koreksi
Los day = 52 + 12 + 18 x 0,513 = 82 x 0,513
         365 – 82 283

= 42,093 = 0.148
283

Tugas non keperawatan = ( 0,513 + 0,148 ) 25% = 0,165


Kepala ruangan =1
Jadi tenaga yang dibutuhkan adalah = 0,513 + 0,148 + 0,165 + 1 = 1,826 = 2 orang
Maka berdasarkan standard penghitungan Depkes RI( 2005) diketahui bahwa jumlah
perawat di ruang Melur Anak sebanyak 2 orang sedangkan di ruangan Melur Anak
sebanyak 9 orang. Hasil pengkajian ditemukan bahwa tenaga perawat di ruang Melur Anak
berlebih bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien sehingga hal ini dapat
membawa implikasi biaya SDM yang besar bagi rumah sakit karena setiap tenaga perawat
membawa konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan berupa gaji, biaya pelatihan dan biaya
perawatan kesehatan.

3.6.4. BOR Pasien


Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur di ruang
Melur Anak RSUD Sultan Sulaiman adalah sebanyak 8 tempat tidur dengan jatah
kelas 3.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

No Shift Kelas 3 BOR


1 Pagi 1 bed (7 bed kosong) 1/8 x 100 = 12,5%
2 Sore 1 bed (7 bed kosong) 1/8 x 100 = 12,5%
3 Malam 1 bed (7 bed kosong) 1/8 x 100 = 12,5%

37
Catatan menurut DepKes RI 2005, normal nilai BOR 60 – 85%

Dari analisa di atas maka BOR ruang Melur Anak tidak sesuai dengan standart nilai
BOR menurut DEPKES RI adalah 60-85% sedangkan di ruang Melur Anak 12,5%.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi. Tenaga perawat/bidan 100% D-3,


sehingga dari segi ketenagaan, di ruang Melur Anak sudah memenuhi syarat standar
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, karena tenaga perawat minimal
berpendidikan D-3, namun jumlah perawat masih sangat berlebih dibanding dengan
jumlah pasien yang rata-rata perhari hanya 1 pasien. Model pelayanan keperawatan di
ruang Melur Anak menggunakan metode fungsional, dimana seluruh pasien dilayani
oleh perawat pelaksana yang bertugas saat itu. Hasil wawancara dengan kepala
ruangan Melur Anak, tenaga perawat/bidan tidak secara merata mendapat pelatihan-
pelatihan, sehingga tingkat pengetahuan perawat/bidan berbeda-beda.

3.6.5. Daftar Tenaga Terlatih

No Nama Kualifikasi Masa Status Pelatihan


Kerja Kepegawaian
1 Rosentauli Munthe D-3 Kebidanan 6 Tahun PNS BLS 2016,
PPGD
2013
2 Nuryanti D-3 Kebidanan 1 Tahun PNS BLS 2016
3 Ria Dihatri D-3 Kebidanan 1 Tahun Honor BLS 2016
4 Nurhayatun D-3 Keperawatan 9 Tahun Honor BLS 2016

38
5 Anita Ridhayani Harahap D-3 Kebidanan 2 Tahun Honor SEMINAR
6 Eni Manalu D-3 Keperawatan 3 Tahun Honor BLS 2016
7 Khairun Nisa D-3 Keperawatan 9 Tahun Honor BLS 2016
8 Sany Andriana Tanjung D-3 Keperawatan 9 Tahun Honor BLS 2016
9 Evilia Andini D-3 Kebidanan 1 Tahun Honor SEMINAR

3.7. Money
Sistem pengelolaan dana dikelola langsung oleh direktorat rumah sakit. Bagian
direktorat rumah sakit mendelegasikan pengelolaan gaji pegawai melalui bendahara
gaji, tunjangan jasa medis dikelola oleh team pelayanan medis dengan pembagian
semua staf perawat memperoleh dalam jumlah yang berbeda berdasarkan jabatan,
golongan PNS, pendidikan dan lama bekerja. Sedangkan pembayaran biaya pasien
yang dirawat diruangan Melur Anak melalui staf administrasi ruangan untuk
melaporkan rincian biaya ke petugas kasir rumah sakit dan keluarga pasien
membayarkan semua biaya langsung ke petugas kasir.

3.8. Material
3.8.1. Daftar Alat Medis dan Non Medis Ruang Melur Anak
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa pengadaan inventaris alat dilakukan
dengan oleh pihak rumah sakit bila ada pengusulan/permintaan dari ruangan.
Kepala ruangan membuat laporan permintaan alat- alat kesehatan kepada Direktur
melalui Kepala Bidang Perencanaan untuk dimasukan dalam rencana anggaran
pengeluaran rumah sakit kepada Bapak Bupati. Bila alat yang diusulkan sudah ada
maka alat tersebut di serahkan ke ruang Melur Anak, maka pengawasan inventaris
tadi dilakukan oleh Kepala Ruangan Melur Anak.

Fasilitas untuk pasien

No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan


1 Tempat tidur 8 Baik 1:1 -
2 Meja pasien 8 Baik 1:1 -
3 AC 2 Baik 1:7 -
4 Kamar mandi 2 1 rusak 2:7 Diperbaiki
5 Wastafel 1 Rusak 2:7 Diperbaiki dan
ditambahkan
6 Standar infuse 8 Baik 1:1 -
7 O2 sentral 5 Baik 1:1 Ditambahkan
8 Suction 1 Baik 1/ruangan -
9 Pispot 2 Baik 1/kamar Ditambahkan

39
10 Nierbeken 1 Baik 1/kamar Ditambahkan
11 Bel - - 1:1 Diadakan
12 Troley emergency - - 1/ruangan Diadakan
13 Tempat sampah - - 1/kamar Diadakan
14 Laken 12 Baik 1:3 Ditambahkan
15 Jam dinding - - 1/ruangan Diadakan
16 Sampiran 18 Baik 3:1 Ditambahkan
17 Kursi plastik - - 1:1 Diadakan

Fasilitas untuk petugas kesehatan

No Nama Fasilitas Jumlah Kondisi Ideal Usulan


1 Nurse station 1 Baik 1/ruangan -
2 Kantor kepala ruangan - - 1/ruangan Diadakan
3 Ruang tindakan - - 1/ruangan Diadakan
4 Telephone - - 1/ruangan Diadakan
5 AC 1 Rusak 1/ruangan Diperbaiki
6 Lemari obat 1 Baik 1/ruangan -
7 Iphone 1 Baik 1/ruangan -
8 Kursi 5 Baik 7/ruangan Ditambahkan
9 Wastafel 1 Baik 1/ruangan -
10 Toilet 1 Baik 1/ruangan -
11 Lemari kain 1 Baik 1/ruangan -
12 Kipas angin 1 Baik 2/ruangan Ditambahkan
13 Kulkas 1 Baik 1/ruangan -
14 Meja 2 Baik 4/ruangan Ditambahkan
15 Jam dinding 1 Baik 1/ruangan -

Fasilitas dan bahan kesehatan

No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan


1 Tensimeter 1 Baik 2/ruangan Ditambahkan
2 Stetoskop 1 Baik 4/ruangan Ditambahkan
3 Senter 1 Baik 2/ruangan Ditambahkan
4 Thermometer 1 Baik 5/ruangan Ditambahkan
5 Alat pemadam kebakaran - - 1/ruangan Diadakan
6 Ambu bag 1 Baik 1/ruangan -
7 Bak injeksi - - - Diadakan

8 Gunting 1 Baik 1/ruangan Diadakan

40
3.8.2. Ketersediaan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Standar Prosedur
Operasional (SPO)
1. Kajian Teori Standart Asuhan Keperawatan ( SAK)
Menurut Nursalam (2002), standart merupakan pernyataan yang absah, model
yang di susun berdasarkan wewenang, kebiasaan atau kesepakatan mengenai apa
yang memadai dan sesuai, dapat di terima dengan layak.
Standart asuhan keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu
pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat, dan benar yang
dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta sebagai tolak
ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat.
2. Standart Prosedur Operasional
Protap tindakan keperawatan pasien di ruang melur anak masih menggunakan
pedoman perawatan dasar tahun 2012.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan menyatakan bahwa ruang
Melur Anak memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) tetapi belum dilaksanakan secara optimal dalam
pelayanan.

3.8.3. Sistem Pendokumentasian


Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen auhan
keperawatan profesional. Perawat profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan
tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi
yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.
Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi, proses
keperawatan dan satandar asuhan keperawatan. Kegiatan pendokumentasian
meliputi keterampilan berdokumentasi, keterampilan mendokumentasikan proses
keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Tujuan dari sistem pendokumentasian adalah sebagai berikut :
a. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
b. Mendokumentasikan pengkajian keperawatan
c. Mendokumentasikan diagnosa keperawatan
d. Mendokumentasikan perencanaan keperawatan
e. Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan

41
f. Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
g. Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat
h. Mendokumentasikan health education melalui kegiatan perencanaan pulang
i. Mendukemntasikan timbang terima
j. Mendokumentasikan kegiatan supervisi
k. Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde keperawatan

Kelebihan dilakukannya sistem pendokumentasian adalah sebagai berikut :

a. Sebagai alat komunikasi antar perawat dan tenaga kesehatan lain


b. Sebagai dokumentasi legal dan mempunyai nilai hukum
c. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
d. Sebagai referensi pembelajaran dalam peningkatan ilmu keperawatan
e. Mempunyai nilai riset penelitian dan pengembangan keperawatan

Kelemahan sistem pendokumentasian adalah terkadang tidak ada kesinambungan


antara tindakan dengan pendokumentasian.

ALUR SISTEM PENDOKUMENTASIAN

Pengkajian Keperawatan 1. Pengumpulan data

2. Pengelompokkan

Diagnosis Keperawatan 1. Problem

2. Etiologi

3. Sympto

Perencanaan 1. Prioritas masalah

2. Tujuan asuhan keperawatan (NOC)

3. Rencana tindakan (NIC)

42
Implementasi

EVALUASI 1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
4. Perubahan
biologis

3.9. Metode
3.9.1. Sistem Penugasan Asuhan Keperawatan
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu system (struktur,
proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat professional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan tersebut.
Model Asuhan Keperawatan yang digunakan oleh ruangan Melur Anak adalah
metode fungsional. Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas/tindakan tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
(Nursalam, 2002).
Kelebihan metode fungsional :
1) Sederhana.
2) Efisien.
3) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
4) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
6) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
praktek untuk keterampilan tertentu.
Kekurangan metode fungsional :
a. Pasien mendapat banyak perawat.
b. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan.
c. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
d. Pelayanan terputus-putus.

43
e. Kepuasan kerja keseluruhan sulit tercapai.
Berdasarkan hasil observasi mengenai model asuhan keperawatan yang digunakan
saat ini adalah metode fungsional, dimana sebanyak 80% perawat mengerti dengan
metode yang digunakan.

3.9.2. Uraian Tugas


Adapun uraian tugas dari masing- masing perawat di ruang Melur Interna adalah
berdasarkan Depkes Tahun 2005, yaitu sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan Rawat Inap.
Wewenang Kepala Ruangan Rawat Inap mengatur dan mengendalikan kegiatan
kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap.
Kepala Ruangan Rawat Inap mempunyai tugas antara lain :
1) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap
berkoordinasi dengan kepala keperawatan.
2) Menyusun jadwal jaga perawat ( jadwal dinas)
3) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan di
ruangan.
4) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat
inap melalui kerjasama dengan petugas lainnya.
5) Memeriksa kelengkapan persediaan status kepegawaian
6) Mengorientasi pegawai baru yang akan bekerja di ruangan
7) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah
tanggungjawabnya
8) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
9) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien/
kilen dan tim kesehatan lainnya.
b. Perawat Pelaksana Rawat Inap
Tugas perawat pelaksana antara lain :
1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
2) Memelihara pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
3) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan
siap pakai
4) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnose keperawatan
sesuai batas kewenangannya

44
5) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
6) Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan
batas kemampuannya
7) Melatih/ membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
8) Melakukan tindakan darurat kepada kepada pasien ( panas tinggi, kolaps,
perdarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung) sesuai protap yang
berlaku, selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga
9) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya
10) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuannya
11) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan yang lain membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan
12) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai
dengan jadwal dinas
13) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat
14) Meningkatkanpengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan antaralain
: melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin/ persetujuan atasan
15) Melakukan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat
dan benar sesuai standar asuhan keperawatan
16) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun terulis pada saat pergantian dinas
17) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai : program diet, pengobatan
yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya, cara hidup sehat
18) Melatih pasien untuk melaksanaksan tindakan keperawatan di rumah dan
menggunakan alat bantu yang dibutuhkan
19) Mempersiapkan pasien yang akan pulang, meliputi menyiapkan formulir
untuk penyelesaian administrasi seperti : surat izin pulang, surat keterangan
sakit / istirahat sakit, resep obat pulang, surat rujukan atau pemeriksaan
ulang jika dibutuhkan.

3.9.3. Operan

45
Timbang terima (overan) merupakan tehnik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan pasien. Overan pasien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan sempurna.
Tujuan dilakukannya timbang terima :
a. Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting.
b. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data focus)
c. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien.
d. Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat.

Kelebihan dalam melakukan timbang terima adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.


b. Menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.
c. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
d. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien.
e. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatn.

Dari hasil observasi, didapatkan data bahwa timbang terima di ruang Melur Anak
dilakukan 3 x sehari, dilakukan pada jam 08.30 WIB, 14.00 WIB, dan 20.00 WIB,
dihadiri oleh perawat pelaksana yang berdinas saat itu, dipimpin oleh penanggung
jawab shift yang berisikan laporan mengenai keadaan pasien.

Timbang terima interaksi antara perawat dengan pasien dan keluarga pasien selama
≥ 5 menit. Perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan keluarga. Hasil laporan
timbang terima sudah baik.

46
ALUR TIMBANG TERIMA

Pasien

Diagnosa Medis Diagnosa Keperawatan


Masalah kolaboratif

Rencana Kegiatan

Telah Dilakukan Belum Dilakukan

Perkembangan Keadaan Pasien Masalah


1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru

3.9.4. Pre dan Post Conference


Dari hasil pengkajian dan wawancara kepala ruangan, didapatkan bahwa pre dan
post conference tidak pernah dilakukan diruangan Melur Anak.
3.9.5. Ronde Keperawatan

47
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer dan atau
konsuler, kepala ruangan dan perawat pelaksana.
Tujuan dari ronde keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.
b. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
c. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
d. Meningkatkan validitas data klien.
e. Menilai kemampuan justifikasi.
f. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
g. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

Kelebihan dari ronde keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Masalah pasien dapat teratasi.


b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
d. Terjadinya kerjasama antar timkesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan model auhan keperawatan yang tepat dan benar.

Kelemahan dari ronde keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Butuh waktu yang cukup lama dalam melakukan ronde keperawatan.


b. Dalam melakukan ronde keperawatan dapat terjadi kesalahpahaman antar
tenaga kesehatan.

Dari hasil wawancara dan observasi pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan 1


kali dalam 3 bulan. Kegiatan yang dilakukan yaitu : membahas tentang program
kerja dan masalah-masalah yang terjadi di ruang Melur Anak seperti : operan
dinas, kinerja perawat, penerimaan pasien baru, penanganan pasien gawat darurat
pada anak, meningkatkan pelayanan maksimal pada pasien. Ronde diikuti oleh
seluruh perawat/bidan pelaksana yang dipimpin oleh kepala ruangan.

48
ALUR RONDE KEPERAWATAN

Tahap Pra_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Perawat Pelaksana

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien

 Informed consent
 Hasil pengkajian

Tahap Pelaksanaan di Nurse Station_ _ _ _ _ _ Penyajian Masalah

 Apa diagnosa keperawatan?


 Apa data yang mendukung?
 Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
 Apa hambatan yang
dilakukan?

Validasi Data

Diskusi PP-PP, Konselor


Tahap Pelaksanaan di Kamar Pasien_ _ _ _ _ _

Lakukan diskusi di Nurse


Station
49
Pasca Ronde_ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ Kesimpulan dan rekomendasi
solusi masalah

3.10. Analisa SWOT


1. Man

Analisa Situasi
Strength Weaknesses Opportunities Threats
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
Adanya tenaga Kualifikasi Perawat mempunyai Tingginya kualifikasi
perawat/bidan pendidikan DIII kemauan untuk pendidikan DIII
sebanyak 9 orang, Kebidanan lebih melanjutkan Kebidanan sehingga
yang terdiri dari : tinggi dibandingkan pendidikan kejenjang pencapaian asuhan
- D3 Keperawatan DIII Keperawatan, yang lebih tinggi keperawatan tidak
sebanyak 4 orang sehingga standart maksimal
- D3 Kebidanan asuhan keperawatan
sebanyak 5 orang tidak berjalan dengan
baik.
Perawat pelaksana Perawat ruangan Adanya kesempatan Mayoritas tenaga
mayoritas sudah Melur Anak hanya 2 dari pemerintah untuk perawat adalah tenaga
menjadi staf ruang orang PNS sedangkan diangkat menjadi honorer sehingga
Melur Anak sekitar 3 7 orang lagi hanya tenaga PNS penggajian sesuai
tahun. tenaga perawat dengan APBD
honorer. Pemerintah Daerah
Mayoritas tenaga Belum semua Perawat Adanya program Adanya tuntutan
kesehatan di ruang pelaksana pelatihan untuk masyarakat yang ingin
Melur Anak sudah mendapatkan perawat mendapatkan
mendapatkan pelatihan manajemen pelayanan yang
pelatihan BLS yaitu bangsal, pelatihan professional
sebanyak 7 orang keperawatan penyakit
sedangkan yang anak, pelatihan
belum mendapatkan kegawat daruratan
pelatihan BLS
sebanyak 2 orang.

50
2. Money

Analisis Situasi
Strength Weaknesses Opportunities Threats
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
Tunjangan jasa medis Semua anggaran Adanya kesempatan Penggajian Tenaga
diberikan sesuai dikelola oleh kasir kenaikan gaji dari perawat mayoritas
dengan peraturan rumah sakit pemerintah daerah. masih dari dana APBD,
pemerintah sebab hanya 2 orang
Pembagian jasa medis tenaga perawat yang
terlalu lama diberikan PNS termasuk kepala
oleh pihak rumah sakit ruangan.

3. Material

Analisis Situasi
Strength Weaknesses Opportunities Threats
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
Ruangan perawat Masih belum adanya Adanya bantuan/ Adanya persaingan
terpisah tetapi satu persediaan obat-obatan jaminan pembayaran mutu pelayanan antar
dinding dengan emergency, alat-alat dari pemerintah seperti rumah sakit terkait
ruangan pasien, emergency dan troley BPJS (Askes, alat- alat pendukung
emergency Jamkesmas) medis seperti belum
adanya CT-Scan,
pemeriksaan darah/
analisa darah.
Kondisi ruangan yang Sarana dan prasarana Adanya kesempatan Kurangnya anggaran
tertata rapi dan yang kurang memadai penambahan sarana dari APBD
lingkungan yang untuk pasien dan prasarana dan fasilitas Pemerintah Daerah
bersih yang dapat keluarga seperti kursi yang ada diruangan untuk sarana prasarana
menunjang diruangan pasien, ac, Adanya kesempatan rumah sakit
kesembuhan pasien toilet, dan wastafel untuk penggantian atau
yang rusak perbaikan alat-alat yang
tidak layak pakai

4. Methode

Analisis Situasi
Strength Weaknesses Opportunities Threats
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
Kepala ruangan Pelaksanaan RSU Sultan Sulaiman Adanya tuntutan akan
mempunyai pendokumentasian sedang dalam proses pelayanan
kewenangan penuh asuhan keperawatan akreditasi C keperawatan yang
untuk mengatur belum optimal lebih baik
seluruh staf nya berdasarkan Standar
Asuhan Keperawatan

51
(SAK) Nanda & NIC
NOC dan Standar
Operasional Prosedur
(SOP).

Adanya penilaian Perawat pelaksana RSU Sultan Sulaiman RSUD Sultan


kinerja perawat yang bertanggungjawab berada di pinggir jalan Sulaiman belum
langsung dinilai oleh terhadap tugas untuk lintas raya antar kota menjadi rumah sakit
Kepala Ruangan dilaksanakan kepada Medan - Tebing Tinggi yang mengelola
Melur Anak semua pasien sehingga melayani sendiri (belum
seluruh lapisan BLUD)
masyarakat khususnya
di wilayah Kabupaten
Serdang Bedagai

Di ruang Melur Anak Penerapan MAKP Adanya mahasiswa Meningkatnya


menggunakan metode model metode Profesi Ners yang pengetahuan
fungsional, dan 80% fungsional kurang sedang praktek masyarakat tentang
perawat pelaksana efektif untuk diruangan tanggung jawab dan
sudah mengerti dengan diterapkan karena tanggung gugat
metode fungsional kurangnya tanggung rumah sakit
jawab perawat

52
3.11. Plan of Action (POA) Tim Manajemen STIKes Sumut

No Masalah Rencana Kegiatan Waktu Sasaran Penanggung


Jawab
1 Belum semua Mengusulkan pada Februari Seluruh Katarina Barus
tenaga perawat kepala ruangan untuk 2017 perawat/bidan dan Abdi
ruang Melur Anak membuat rencana pelaksana Sugondo
mendapatkan pengusulan pelatihan ruang Melur
pelatihan tentang tentang tindakan Anak
penanganan keperawatan terutama
kegawat daruratan, untuk penanganan
teknik resusitasi pasien tiba- tiba kritis
dan manajemen agar diteruskan ke
keperawatan. Kasi Diklat dan Kasi
Keperawatan.

2 Sarana dan Kelompok Februari Ruang Melur Eko Pernando


prasarana yang mengusulkan kepada 2017 Anak dan Ardiansyah
tidak lengkap kepala ruangan Melur
Anak untuk membuat
surat usulan data
perencanaan sarana
dan prasarana dan
mengajukannya
kebagian perencanaan

3 Perawat sudah Kelompok membuat Maret Seluruh Rita Oktoniar dan


lama tidak contoh Standar 2017 perawat/bidan Historyana
mendapatkan Asuhan Keperawatan pelaksana Sinurat
penyegaran kasus dengan penerapan ruang Melur
dan ilmu asuhan Askep Nanda dan Anak
keperawatan di NIC-NOC yaitu 10

53
ruang bangsal/anak kasus penyakit anak
terbanyak di ruang
Melur Anak
Kelompok melakukan
penyuluhan kesehatan
pada pasien dan
keluarga di ruang
Melur Anak

3.12. Implementasi dan Evaluasi

No Masalah Kegiatan Pelaksanaan Tindak Lanjut


1 Belum semua tenaga Mengusulkan pada Februari Belum Ada
perawat ruang Melur kepala ruangan untuk 2017
Anak mendapatkan membuat rencana
pelatihan tentang pengusulan pelatihan
penanganan kegawat tentang tindakan
daruratan, teknik resusitasi keperawatan terutama
dan manajemen untuk penanganan
keperawatan. pasien tiba- tiba kritis
agar diteruskan ke
Kasi Diklat dan Kasi
Keperawatan.

2 Sarana dan prasarana yang Kelompok Februari Belum Ada


tidak lengkap mengusulkan kepada 2017
kepala ruangan melur
Anak untuk membuat
surat usulan data
perencanaan sarana
dan prasarana dan
mengajukannya
kepada bagian
perencanaan

3 Perawat sudah lama tidak Kelompok membuat Maret 2017 Belum Ada
mendapatkan penyegaran contoh Standar
kasus dan ilmu asuhan Asuhan Keperawatan
keperawatan di ruang dengan penerapan
bangsal/anak Askep Nanda dan
NIC-NOC yaitu 10

54
kasus penyakit anak
terbanyak di ruang
Melur Anak
Kelompok melakukan
penyuluhan kesehatan
pada pasien dan
keluarga di ruang
Melur Anak

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Analisa Kesenjangan Teori dan Penyelesaian yang telah dilakukan


Hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok mahasiswa Profesi Manajemen
Keperawatan STIKes SUMUT pada tanggal 10 Februari – 03 Maret 2017 di Ruang
Melur Anak RSUD Sultan Sulaiman, terdapat beberapa masalah yang dikaji oleh
kelompok. Setelah didiskusikan di ruangan dan dipertimbangkan, maka kelompok
memutuskan terdapat beberapa masalah terkait sistem manajemen yang dapat
diintervensikan oleh kelompok. Setelah dilakukan intervensi terhadap masalah tersebut,
kemudian kelompok akan mengevaluasi kinerja dan membandingkan kembali dengan
konsep teoritis yang ada. Adapun gambaran masalah fungsi yang diintervensi dan
kinerja kelompok adalah sebagai berikut :
1. Sistem Pengembangan Staf Belum optimal
Belum semua tenaga perawat dan mendapatkan pelatihan mengenai tindakan
kegawat daruratan dan manajemen Keperawatan.
Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sehingga dalam terwujudnya pelaksanaan pelayanan ini dibutuhkan pelatihan.
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja
(Simamora, 2006).
Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003 pelatihan kerja adalah
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta

55
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja
pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Pengetahuan manajemen keperawatan sangat dibutuhkan kepala ruangan dan
perawat pelaksana. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan kelompok
mahasiswa Manajemen Keperawatan 2017, mayoritas perawat pelaksana Melur
Anak yang belum pernah mengikuti pelatihan atau seminar termasuk pelatihan
manajemen bangsal.
Dalam mengatasi masalah tersebut, kelompok mengusulkan pada kepala ruangan
Melur Anak untuk membuat rencana pengembangan kepada Kasi Diklat dan Kasi
Keperawatan mengenai pentingnya pelatihan manajemen keperawatan untuk
Kepala ruangan dan perawat pelaksana.
2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
di rumah sakit, sehingga mutu pelayanan kesehatan rumah sakit juga ditentukan
oleh mutu pelayanan keperawatan secara profesional yang harus didukung oleh
sarana dan prasarana yang lengkap di rumah sakit khususnya diruangan tempat
perawat bertugas.
Standar fasilitas dan alat keperawatan adalah penetapan fasilitas dan alat-alat yang
digunakan dalam memberikan pelayanan dan asuhan keprawatan di ruang Melur
Anak.
Berdasarkan hasil pengkajian dan wawancara yang dilakukan kelompok,ditemukan
masih belum adanya persediaan obat-obatan emergency, alat-alat emergency dan
troley emergency, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk pasien
dan keluarga seperti kursi diruangan pasien, ac, toilet, dan wastafel yang rusak,
untuk itu kelompok mengusulkan kepada kepala ruangan Melur Anak untuk
membuat surat usulan data perencanaan sarana dan prasarana dan mengajukannya
kepada bagian perencanaan.
3. Perawat jarang mendapatkan penyegaran mengenai kasus dengan penerapan
asuhan keperawatan terbaru.
Dalam meningkatkan pengetahuan perawat serta meningkatkan kemampuan
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan terutama pendokumentasian, maka
kelompok melakukan kegiatan penyegaran dengan melakukan presentase kasus
dan mengundang perawat untuk menghadiri penyegaran kasus atau pelatihan

56
singkat dan cara mengaplikasikan asuhan keperawatan. Kelompok mengadakan
kegiatan penyegaran kasus tersebut pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2017 disertai
dengan penyuluhan kesehatan tentang Gizi Buruk Pada Balita pada pasien dan
keluarga di ruang Melur Anak
Penyegaran kasus dilakukan dengan melakukan diskusi bersama perawat ruang
Melur Anak yang dinas pada hari itu.

4.2. Role Play


Role play merupakan salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa dengan cara
bermain peran yang bertujuan agar mahasiswa lebih memahami peran seorang perawat.
Kelompok manajemen telah melakukan role play di ruang Melur Anak selama empat
minggu mulai tanggal 10 Februari – 03 Maret 2017. Mahasiswa secara bergantian
menjalankan peran sebagai kepala ruangan dan perawat pelaksana di ruangan tersebut.
Berdasarkan observasi kelompok, kepala ruangan bertugas mengawasi kinerja perawat
pelaksana, mengecek kehadiran perawat pelaksana dan dokter, menyusun jadwal dinas
seluruh tenaga perawat dan mengusulkan permintaan tenaga atau alat- alat yang
dibutuhkan di ruangan, kelengkapan status, menjadi pemimpin dalam mencari solusi
pemecahan masalah di ruangan. Perawat pelaksana bertugas untuk melaksanakan
pelayanan asuhan keperawatan pasien, mengamprah kebutuhan barang-barang pasien,
mengecek perkembangan dan kebutuhan pasien, mengikuti dokter visite,
mendokumentasikan asuhan keperawatan yang sudah dilakukan dan operan terhadap
perawat pelaksana lainnya sesuai shif dinas yang telah disusun oleh kepala ruangan
serta melaporkan hasil perkembangan pasien kepada kepala ruangan.

4.3. Faktor Penghambat dan Pendukung Program


a. Faktor – faktor pendukung :
Adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari kepala ruangan Melur Anak dalam
meningkatkan mutu pelayanan ruang Melur Anak sehingga masukan- masukan
yang diberikan oleh kelompok dapat diterima dan dipertimbangkan untuk dijadikan
program baru.
Adanya kemauan dari tenaga perawat pelaksana ruang Melur Anak untuk
meningkatkan pengetahuan dengan menginginkan diadakan pelatihan dan
penyegaran ilmu medis/asuhan keperawatan.

57
b. Faktor – faktor penghambat :
Adanya sistem pelayanan kesehatan yang menuntut perawat untuk mengerjakan
kebersihan lingkungan, administrasi terutama pada shiff sore/malam sehingga tidak
banyak waktu perawat yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan.
Adanya sarana kesehatan RSU Sultan Sulaiman yang sulit diperoleh untuk
tindakan emergensi sehingga membutuhkan waktu perawat Melur Anak untuk
melakukan tindakan kegawatdaruratan apabila dijumpai pasien kritis.

4.4. Evaluasi
Dari analisa pengkajian praktek manajemen keperawatan yang dilakukan mahasiswa
STIKes Sumatera Utara dengan pelaksanaan Planning Of Action ( POA ) yaitu :
Mahasiswa STIKes SUMUT telah mengusulkan pada kepala ruangan melur Anak
untuk membuat proposal rencana pengusulan pelatihan tentang tindakan keperawatan
terutama untuk penanganan pasien tiba- tiba kritis agar diteruskan ke Kasi Diklat dan
Kasi Keperawatan.
Mahasiswa STIKes SUMUT juga mengusulkan pada kepala ruangan Melur Anak untuk
membuat surat usulan data perencanaan sarana dan prasarana dan mengajukannya
kepada bagian perencanaan
Mahasiswa STIKes SUMUT telah memberikan contoh Satuan Asuhan Keperawatan
(SAK) 10 kasus penyakit anak terbanyak di ruang Melur Anak untuk dijadikan acuan
pengusulan kelengkapan status di ruangan Melur Anak kepada Kepala ruangan.

58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Sistem Pengembangan tenaga belum optimal
Dalam mengatasi masalah ini, kelompok mengusulkan kepada kepala ruangan
Melur Anak untuk membuat surat usulan pengadaan proposal rencana
pengembangan pengetahuan perawat mengenai pentingnya pelatihan manajemen
keperawatan dan pelatihan keperawatan kegawat daruratan.
b. Pelayanan Asuhan Keperawatan belum optimal
Mengatasi masalah ini, kelompok membuat contoh Standar Asuhan Keperawatan
dengan penerapan Askep Nanda dan NIC-NOC yaitu 10 kasus penyakit anak
terbanyak di ruang Melur Anak
Kelompok juga melakukan penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga di
ruang Melur Anak.

5.2. Saran
Dari berbagai masalah dan implementasi yang dilakukan oleh kelompok, diperlukan
rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut antara lain :
a. Melakukan sosialisasi kembali pada perawat pelaksana ruang Melur Anak
mengenai format asuhan keperawatan terbaru dengan penerapan Askep Nanda dan
NIC/NOC. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien pada format SAK yang telah disetujui.
b. Kepala ruangan Melur Anak untuk segera mengajukan pengusulan tentang
pelatihan dan pengembangan ilmu terhadap kepala ruangan dan seluruh tenaga
perawat di ruangan Melur Anak.

59
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, Nursing Managemen: A System Approach , WB Saunders, Philadelpia, 1994

Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit jen Yanmed, cetakan 1 Depkes
Jakarta, 2002

Swansburg, Management and Leadership For Nurse Managers, second Edition, Jones an
Barlett Publisher, Boston, 1996

Arwani & Supriyatno.H, Managemen Bangsal Keperawatan, Jakarta, EGC, 2006

Nursalam, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik ed.2, Salemba,
Jakarta, 2011

Simanjuntak,PJ, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
Jakarta, 2005

Hidayat, Alimul, Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta, 2002

Ali, Zaidin, Dasar- Dasar Keperawatan Profesional Widya Medika, Jakarta, 2002

Marquis, Besie dan Huton, Carol, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Teori dan
Aplikasi, EGC, Jakarta, 2010

Notoadmojo, Suekidjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, EGC, Jakarta,
1996

RSU Sultan Sulaiman, Profil Manajemen dan Pelayanan di RSU Sultan Sulaiman, Serdang
Bedagai, 2017

60

Anda mungkin juga menyukai