Anda di halaman 1dari 107

i

Diselenggarakan Oleh
DTSL FT UGM

Bersama

Institut Teknologi Sepuluh Institut Teknologi Institut Pertanian Universitas Diponegoro


Nopember Bandung Bogor

Universitas Andalas Universitas Trisakti Universitas Hasanuddin

Universitas Bengkulu Universitas Katolik Universitas Udayana Universitas Negeri Padang


Parahyangan

ii
Didukung Oleh

Disponsori Oleh

iii
Struktur Kepanitiaan

Penanggung Jawab
Prof. Dr. Ir. Joko Sujono, M.Eng.

Pengarah
Ir. Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D.
Prof. Ir. Hrc. Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D.
Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc.
Dr. Ir. Istiarto, M.Eng.
Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng.
Dr. Ir. Ahmad Rifa’i, M.T.

Ketua
Angga Fajar Setiawan, S.T., M.Eng., Ph.D.

Sekretaris
Endita Prima Ari Pertiwi, S.T., M.Eng., Ph.D.

Komite Paper Acara


Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D. Ni Nepi Nyoman Marleni, S.T., M.Sc., Ph.D.
Arief Setiawan Budi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D. Tantri Nastiti Handayani, S.T., M.Eng., Ph.D.
Imam Muthohar, S.T., M.Eng., Ph.D. M. Rizka Fahmi Amrozi, S.T., M.Sc., Ph.D.
Dr. Inggar Septia Irawati, S.T., M.Eng. Kartika Nur Rahma Putri, S.T., M.T.
Intan Supraba, S.T., M.Sc., Ph.D. Nurul Alvia Istiqomah, S.T., M.S
Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T.
Fikri Faris, S.T., M.Eng., Ph.D.
Johan Syafri Mahathir Ahmad, S.T., M.Eng., Ph.D.
Dr.Eng. Sito Ismanti, S.T., M.Eng.
Karlina, S.T., M.Eng., Ph.D.

iv
Komite Ilmiah

Arief Setiawan B. N., S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada


Dr. Inggar Septhia Irawati, S.T., M.T. Universitas Gadjah Mada
Intan Supraba, S.T., M.Sc., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Angga Fajar Setiawan, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Endita Prima Ari Pratiwi, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Johan Syafri Mahatir, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Dr. Eng. Sito Ismanti, S.T., M.Eng. Universitas Gadjah Mada
Karlina, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Rizka Fahmi Amrozi, S.T., M.Sc., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Imam Muthohar, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Fikri Faris, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Dr. Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. Universitas Gadjah Mada
Ni Nyoman Nepi Marleni, S.T., M.Sc., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Tantri Nastiti Handayani, S.T., M.Sc., Ph.D. Universitas Gadjah Mada
Kartika Nur Rahma Putri, S.T., M.T. Universitas Gadjah Mada
Nurul Alvia Istiqomah, S.T., M.Sc. Universitas Gadjah Mada
Rijalul Fikri, S.T., M. Sc., PhD Universitas Gadjah Mada
Chandra Setyawan, S.Tp., M.Eng., Ph.D Universitas Gadjah Mada
Neil Andika, S.T., M.Sc. Universitas Gadjah Mada
Raihan Pasha Isheka Universitas Gadjah Mada
Ir. Teddy Theryo, MSCE, PE ICESNA
Hartanto Wibowo, S. T., M. A. Sc., Ph. D, P. E. ICESNA
Dr. Chusnul Arif, STP., M.Si Institut Pertanian Bogor
Dr. Eng. Heriansyah Putra, S.Pd., M.Eng Institut Pertanian Bogor
Dr. Faizal Wira Rohmat Intitut Teknologi Bandung
Ir. Hera Widyastuti, M.T., Ph.D. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, S.T., M.T. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Bambang Piscesa, S.T., M.T., Ph.D. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dr. Yudhi Lastiasih, S.T., M.T. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dr. Techn. Umboro Lasminto, S.T., M.T Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dr. Lisa Oksri Nelfia, S.T., M.T., M.Sc. Universitas Trisakti
Dr. Ir. Bambang Endro Yuwono, MS Universitas Trisakti
Prayogo Prayitno Universitas Islam Indonesia
Nidiasari, S.T.,M.T. Universitas Andalas

v
Rina Yuliet, S.T.,M.T Universitas Andalas
Dr. Eng. Rita Irmawaty, S.T., M.T. Universitas Hasanuddin
Dr. Eng. Fakhruddin, ST, MT Universitas Hasanuddin
Dr. Gusta Gunawan, S.T., M.T. Universitas Bengkulu
Ade Sri Wahyuni, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Bengkulu
Lindung Zalbuin Mase, S.T., M.Eng., Ph.D. Universitas Bengkulu
Dr.Eng.Ir.Eka Juliafad, ST.,M.Eng.,IPM Universitas Katolik Parahyangan
Dr. Eng. Nevy Sandra, ST, M.Eng Universitas Katolik Parahyangan
Budijanto Widjaja, Ph.D Universitas Katolik Parahyangan
Dr.Eng. Mia Wimala Universitas Katolik Parahyangan
Helmy Hermawan Tjahjanto, Ph.D. Universitas Katolik Parahyangan
Dr.-Ing. Bobby Minola Ginting Universitas Katolik Parahyangan
Tri Basuki Joewono, Ph.D. Universitas Katolik Parahyangan
I Putu Gustave Suryantara Pariartha Universitas Udayana

vi
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga “Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur (SNTI) Abad ke-21” ini berhasil
berlangsung dengan lancar. Terima kasih pula kami sampaikan kepada seluruh dosen dan
mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada, serta seluruh pihak yang telah terlibat dalam perencanaan dan penyelengaraan
seminar ini.
Seiring berkembangnya pembangunan infrastruktur Indonesia, tujuan seminar ini adalah
sebagai media diskusi juga untuk meningkatkan kontribusi para akademisi dan profesional
dalam pengembangan teknologi infrastruktur yang terintegrasi, berdayaguna, dan
berwawasan lingkungan. Terdapat banyak sumber bencana yang mengancam berbagai
wilayah Indonesia sehingga upaya mitigasi dan pemulihan pasca bencana melalui
pengembangan sistem dan infrastruktur adalah hal esensial yang perlu dilakukan dengan
didukung pengetahuan teknologi yang holistik dan mudah diterapkan.
“Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur (SNTI) Abad ke-21”, mengajak kalangan untuk
berbagi pengetahuan tentang ide, temuan, capaian, dan inovasi teknologi infrastruktur yang
bermanfaat untuk mencapai kesejahteraan dan ketahanan bencana masyarakat
Indonesia. Dalam hal ini, akademisi, praktisi, dan industri dalam bidang Teknik Sipil dan
Lingkungan memiliki peran untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Kami mengucapkan mohon maaf bila terdapat kekeliruan selama penyusunan kegiatan ini.
Kami berharap, kegiatan ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi banyak pihak, baik
untuk sekarang maupun waktu yang akan datang.

Yogyakarta, Januari 2021

Ketua Panitia

Angga Fajar Setiawan, S.T., M.Eng., Ph.D.

vii
Daftar Isi
Struktur Kepanitiaan iv
Komite Ilmiah v
Kata Pengantar vii
Daftar Isi viii
Susunan Acara 1
Guidelines Plenary Session 3
Plenary Session 5
Guidelines Parallel Session 6
Jadwal Parallel Session 8
Abstrak Parallel Session
Topik 1 : Green Infrastructure and Material Engineering

43-013 Inovasi Beton Ringan dengan Limbah Styrofoam dan Fly Ash
T. B. H. Suntadi, C. Octavianus, E. D. Widjaja 18
Perilaku Mekanik Dan Ketahanan Beton Berbahan Pasir Slag Nikel dan Fly
43-032 Ash
T. Priono, R. Irmawaty, Fakhruddin 18
Pengujian Variasi Tipe Sambungan Dengan Perekat Labur Terhadap Kuat
43-049 Geser Balok Bambu Laminasi
H. B. B. Kuncoro, Z. Darwis, D. Alwan 19

43-052 Compressive and Tensile Creep of Glued-Laminated Bamboo


Ngudiyono, B. Suhendro, A. Awaludin, A. Triwiyono 19
Pemanfaatan Material Limbah Plastic Optical Fiber (POF) dalam Campuran
43-073 Beton Normal Sesuai SNI 7656:2012
P. R. Putrianti, A. A. Setiawan, P. Melati. R., N. Lyvia 20
Analisa Kekuatan Sambungan Pada Sistem Komposit LVL Kayu Nangka
43-078 dengan Beton Pracetak
D. P. Sari, R. Wanara, Zulfiadi 20
Pengaruh Penambahan Abu Batu Sebagai Pengisi terhadap Kuat Tekan dan
43-080 Pola Kerusakan pada Beton Tanpa Pasir
A. Setiawan, S. Winarno 21
Kinerja Bekisting Sistem (PERI) pada Pekerjaan Struktur Bungker Ruang
43-082 Teleterapi Linear Accelerator (LINAC) (Studi pada Rumah Sakit Umum
Daerah Mangusada Badung)
I. G. L. B. Eratodi, A. Triwiyono 21

viii
Pengaruh Rongga dan Jarak Sengkang Terhadap Kapasitas Tekan Kolom
43-086
Berlubang dengan Penampang Berbentuk Lingkaran
S. Hartawan, A. Triwiyono, Muslikh, I. Satyarno 22
Pemanfaatan Kulit Tanaman Pimping (Themeda Gigentea) untuk
43-097 Meningkatkan Kuat Tarik dan Daktalitas Beton
A. Masdar, R. Junnaidy, A. Sagita 22
Pemanfaatan Limbah Serbuk Kaca Sebagai Bahan Tambah Sebagian Dari
43-102 Semen Dalam Pembuatan Beton Normal
A. Pebrianto, H. A. Safarizki, Marwahyuhi 23
Penentuan Nilai k (koefisien Infiltrasi Horton) dengan Cara Pengukuran yang
43-103 Berbeda Untuk Koefisien Abstraksi
I. Kusuma, D. N. Khaerudin 23

43-104 Review Karakteristik Baja Berdinding Tipis Akibat Beban Torsi


N. Arman, A. Saputra, S. Siswosukarto 24

43-113 Aplikasi Bakteri sebagai Agen Self-Healing pada Beton


R. Z. Rahmawan, M. Fauzan, H. Putra 24
Rekayasa Material Bata Kobel dalam Infrastruktur Bangunan Sipil Ramah
43-115 Lingkungan Abad ke-21
C. L. Susilawati, I. W. Tyas, H. M. A. Sutoto 25
Analisis Sifat Mekanik dan Propertis Beton Subtitusi Limbah Plastik dan
43-117 Dampaknya Terhadap Lingkungan
A. A Mohsa, H. Putra 25
Pemanfaatan Serbuk Limbah Batu Kapur dan Limbah Bata Ringan dalam
43-131 Pembuatan High Early Strength Sustainable Self Compacting Concrete
C. Richardy, Evan, S. H. Sumali 26
43-163 Review Analisis Ketahanan Lentur Pada Balok Baja Canai Dingin
S. Widayanti, A. Saputra, A. Triwiyono 26
Pengaruh Limbah Serbuk Kayu Terhadap Kuat Tekan Beton Sebagai Bahan
43-181 Tambah Pembuatan Beton Normal
A. D. Prasetyo, H. A. Safarizki, Marwahyudi 27
Pengaruh Konsentrasi Deltamethrin terhadap Ketahanan Bambu Petung
43-191 dan Peluang Aplikasinya pada Bambu Laminasi Perekat Urea Formaldehyd
Tirana N. S., I. S. Irawati, A. Awaludin 27
Penentuan Konsentrasi Deltamethrin untuk Pengawet Bambu Petung dan
43-193 Peluang Aplikasinya pada Bambu Laminasi Perekat Polymer Isocyanate
U. Azmy, I. S. Irawati, A. Awaludin 28

ix
Topik 2 : Earthquake Engineering and Structural Dynamic
Analisis Data Mikrotremor Terhadap Kekuatan Bangunan Terbengkalai di
43-028
Surabaya
D. P. Dibiantara, A. F. Refani, M. S. Darmawan, Y. Tajunnisa, R. Arrafi 30
43-031 Review Karakteristik Mechanical Properties dari Mortar 3D Printing
F. W. Rivai, I. Satyarno, A. Aminullah 30
43-034 Review Analisis Statik Nonlinear Pushover dalam Evaluasi Kinerja Struktur
Bangunan Gedung
A. A.Putra, S. Siswosukarto, B. Supriyadi 31

43-042 Analisis Rasio Kestabilan Angin Dinamik Jembatan Gantung Steel Box Girder
A. N. Hafizh, B. Supriyadi, Muslikh 31
Peningkatan Frekuensi Lantai Gedung untuk Menghindari Resonansi Akibat
43-043 Beban Dinamik (Studi kasus Gedung Sleman City Hall Yogyakarta)
A. Andrestari, B. Supriyadi, S. Siswosukarto 32
Kekakuan Kolom Persegi Beton Bertulang Diretrofit Dengan Wire Mesh
43-088 Akibat Beban Siklik
H. M. Wuaten, H. Parung, A. A. Amiruddin, R. Irmawaty 32
Hubungan Beban-Perpindahan dan Pola Retak pada Join Balok-Kolom
43-092
Akibat Beban Siklik
H. Tumengkol, R. Irmawaty, H. Parung, A. A. Amiruddin 33
Studi Perilaku Gedung Baja Modular terhadap Beban Gempa Akibat
43-095
Perbedaan Jenis Sambungan Antar-modul
M. Lyman, L. F. Tjong, L. Eddy 33

43-128 Pengembangan Respons Spektra pada Tanah Lunak di Jakarta


G. Aglia, S. D. Alvi, P. P. Rahardjo 34
Tinjauan Analisis Ketahanan Tekuk Kolom Baja Canai Dingin yang Dibebani
43-133 Secara Aksial
N. Z. Mangoda, A. Saputra, A. Awaludin 34
Studi Eksperimen Nilai Redaman Pasangan Batu Bata dengan Mortar
43-141
Campuran Kapur dan Bubukan Batu Bata
F. K. Bhara 35
Uji Analisis Struktur Terhadap Ketahanan Gempa Studi Kasus Rumah Sakit
43-150 Nasional Diponegoro (RSND) Semarang
H. Indarto, F. Hermawan 35
Studi Perilaku Tekuk Material Cold Formed Steel (CFS) Profil C Tunggal dan
43-159 Ganda Tersusun (Built-up) Akibat Beban Aksial
R. Amaliah, A. Saputra, A. Aminullah 36

x
Perencanaan Struktur Gedung Apartemen 12 Lantai Berbentuk L di
43-162 Surakarta
D. A. Saputri, H. A. Safarizki, Marwahyudi 36
Efek Perubahan Nilai Modulus Elastisitas Pada Kinerja Portal Terbuka Beton
43-171 Bertulang Mutu Tinggi Akibat Beban Gempa
W. Perceka, H. H. Tjahjanto, M. Nagasastra 37
Tanggap (Response) Dinamis Struktur Cerobong Akibat Beban Gempa
43-178 dengan Model Balok Kontinu
A. Dolu, I. G. M. Oka 37
Topik 3 : Manajemen dan Teknik Konstruksi
Analisis Biaya Kemacetan Kendaraan Pribadi Di Jalan Tamangapa Raya Kota
43-036 Makassar
Mahyuddin, M. Hustim, M. Pasrah, A. N. Abdurrahman 39
Kurva Belajar pada Pekerjaan Pondasi Dangkal yang Menggunakan
43-038
Material Blok Beton
H. Nuryanto, S. Winarno 39

43-045 Faktor Penghambat Penerapan Jalan Hijau (Green Road ) di Indonesia


M. Wimala, Y. L. D. Adianto, R. Kusnadi 40
Analisa Qualitative Value for Money pada Skema Availability Payment
43-083 untuk Pengembangan Infrastruktur di Tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia
Y. A. Tanne, I. Mahani, R. Z. Tamin 40
Analisis Kerusakan Gedung SD Inpres Desa Asilulu Kabupaten Maluku
43-087 Tengah dan pengaruh Terhadap Anggaran Biaya Pembangunan
A. Nanlohy, L. Leuhery, R. Nunumete 41
Sumber Daya Manusia di Industri Konstruksi Periode 2011 s.d 2020: Faktor-
43-109 Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Tenaga Kerja Konstruksi
F. Fassa, A. Soekiman, A.Wibowo 41
Manajemen Risiko di Industri Konstruksi Periode 2017 s.d 2020: Tinjauan
43-124 Sistematis dan Analisis Konten
F. Fassa, A. Soekiman, A.Wibowo 42
Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konstruksi
43-129
Berkelanjutan Pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang
D. Pangemanan, R. U. Latief, R. Arifuddin, S. Hamzah 42

43-142 Analisis Kelayakan Reaktivasi Jalur Kereta Api Madiun – Slahung


E. Yulie, S. Malkhamah, I. Muthohar, S. Priyanto 43

43-152 Tipologi Permasalahan Audit Bangunan Publik Berbasis Data Historis


F. Hermawan, I. L. Nafiadi, P. A. Yamadevira, H. Indarto, H. L. Wahyono 43

xi
43-170 Konsep Re-desain Stasiun Peralihan Antara (SPA) Gedebage Kota Bandung
I. M. W. Widyarsana, N. Fildzah 44
Erection Process of a Long Span Arch Steel Truss Roof Structure: Preparation,
43-175
Execution, and Evaluation
B. D. P. Armeidan, M. F. Darmawan, A. Kurniawan, A. F. Setiawan 44
Inovasi Platform Online dan Mandat Hukum Transparansi Penyediaan
43-184 Infrastruktur dengan CoST Approach
D. Yustiarini, B. W. Soemardi, K. S. Pribadi 45
Metode Pemadatan Inti Zona 1 Clay Pada Bendungan Ladongi Kecamatan
43-194 Ladongi Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara
I. P. Galla, Sulha, M. Akbaruddin 45
Topik 4 : Urban Development for Disaster Mitigation and Recovery
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Baku Berbasis Masyarakat di
43-047 Padukuhan Ketangi, Banyusoco, Playen, Gunung Kidul
E. P. A. Pratiwi, S. Ismanti, Y. Haroki, A. M. Emilidardi 47
Identifikasi Pola Persebaran Air Lindi (Leachate) di TPST Piyungan
43-051 Menggunakan Metode Geolistrik dan Pemetaan Topografi
H. Aulia Kusumawati, I. Supraba, H. Sutanta 47
Implementasi Agent Based Modelling (ABM) dalam Mengamati Respon
43-072 Pergerakan Pengguna Gedung Dekanat Teknik Universitas Bengkulu Saat
Evakuasi Bencana Gempa Bumi Pada Mada Pandemi
W. Fitrianip, Hardiansyah, L. Z. Mase 48
Deteksi Retak pada Permukaan Beton Menggunakan Convolutional Neural
43-101 Network Berbasis Encoder-Decoder
P. N. Hadinata, D. Simanta, L. Eddy 48

43-151 Konsep Rehabilitasi dan Revitalisasi TPA Temesi di Kabupaten Gianyar


I. M. W. Widyarsana, N. Fildzah 49
43-153 Pola Sebaran Layanan Pengangkutan Sampah di Kota Tangerang
I. D. Irawan, I. Muthohar, M. Zudhy Irawan 49
Evaluasi Fungsi Ekologis Ruang Terbuka Hijau Pada Jalur Hijau Jalan di Khatib
43-157 Sulaiman Kota Padang
Yosritzal, M. R. Nugraha 50
Pemetaan Banjir Dengan Model RRI (Rainfall-Runoff Inundation) Di Sub DAS
43-160 Karang Mumus Provinsi Kalimantan Timur
R. Perdana, F. Nurrochmad, Karlina 50
Road traffic forecasting in terms of Saturation Degree Using Route Selection:
43-164 A Case Study of Probolinggo – Banyuwangi Toll Road
G. J. Velantika, A. S. B Nugroho, I. Muthohar 51

xii
Respon Sistem Drainase Kota Padang akibat Perubahan Tata Guna Lahan di
43-165 Kawasan Air Pacah
U. I. Suri, B. S. Wignyosukarto, R. Jayadi 51
43-166 Potensi Dinding Bangunan Dengan Bata Interlocking
Z. Arris Rachman, E. Juliafad 52
Studi Kebijakan Penyesuaian Volume Tampungan pada Rencana Kawasan
43-169 Terbangun dengan Memperhitungkan Kondisi Drainase Saluran Persil Diluar
Kawasan (kawasan kota Surabaya)
M. H. Imaaduddiin, I. Saud, S. K. Azis, R. F. Indriani 52
Topik 5 : Sistem dan Teknik Transportasi
Kajian Eksperimental Aspal Buton Lawele Subtitusi Aspal Minyak Pertamina
43-039
Penetrasi 60/70 untuk Campuran AC-WC
F. Chairuddin, G. M. Pongmari 54
Simulasi Antrian Pada Pintu Keberangkatan Terminal Keberangkatan
43-046
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
A. Kusuma, S. H. Aly, S. A. Adismita, S. Rauf 54
Pengaruh Penerapan Ramp Metering System Terhadap Volume Lalulintas
43-048
Jalan Bebas Hambatan
D. Asmarani, S. Priyanto, M. Z. Irawan 55
Potensi Pemanfaatan Tanah Ong Dari Kabupaten Kotawaringin Barat
43-059
Sebagai Material Lapis Pondasi Jalan
S. M. Lasari, S. H. T. Utomo, L. B. Suparma 55
Evaluasi Tingkat Kebisingan lalu Lintas Melalui Metode Bina Marga Pada
43-061
Area Kesehatan (Studi Kasus: Rumah Sakit Awal Bros Panam, Pekanbaru)
M. Z. Muttaqin, Wanit JJ 56
Model Estimasi Emisi CO2 Kendaraan Berbahan Bakar Bensin dan Solar Di
43-064
Indonesia
W. Anggoro, I. Muthohar, S. Malkhamah 56
Pengaruh Penerapan Pembatasan Kendaraan Sepeda Motor Terhadap
43-069
Kinerja Ruas Jalan (Studi Kasus Jl. M.H. Thamrin Jakarta)
I. A. Nugraha, I. Muthohar, L. B. Suparma 57
Development of Access and Transportation Services to Raden Inten II Airport
43-074
in Lampung
R. Sulistyorini 57
43-075 Analisis Model Hubungan Guna Lahan dan Transportasi di Kota Samarinda
S. R. P. Gaby, D. Ansusanto 58
43-081 Analisis Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jetis, Yogyakarta
S. D. T. Manja 58

xiii
Kajian Pemahaman Masyarakat terhadap Undang-Undang No 22 Tahun
43-093
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
A. Kusumawati, K. N. S. Ayuningtyas, A. N. Zahiyah 59
43-106 Analisis Karakteristik Perjalanan Komuter PNS di Kota Makassar
M. I. Sabil, M. I. Ramli, S. A. Adisasmita, M. Pasra 59
Sistem Multi Bandara pada Hub Bandar Udara di Provinsi Kalimantan Timur
43-107 dengan MADAM
Tukimun, S. A. Sasmita, I. Ramli, R. U. Latief 60
Analisis Pengaruh Karakteristik Pengguna Ojek Online Terhadap Frekuensi
43-125
Pengunaannya di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
M. I. H. Kamal, M. Z. Irawan, Dewanti 60
43-140 Kajian Efektifitas Halte Bus BRT Trans Jateng Purwokerto
Juanita, B. Prastio 61
Pengaruh Volume Tack Coat CRS-1 Terhadap Interface Shear Strength
43-147
Antara Rigid Pavement dan AC-Wearing Course
Floragusmia, M. F. Siswanto, L. B. Suparma 61
Pengaruh Variasi Mutu Beton terhadap Interface Shear Strength Antara
43-148
Rigid Pavement dan AC-WC
P. D. Marsela, M. F. Siswanto, L. B. Suparma 62
Pengaruh Rendaman Air pada Kinerja campuran AC-WC mengunakan
43-154 Reclaimed Asphalt Pavement (RAP)
T. Iduwin, D. P. Purnama, R. Hidayawanti 62
Pengaruh Pengembangan Kawasan TOD di Stasiun LRT Jabodebek Terhadap
43-156 Ridership Moda LRT (Lintas Cawang-Bekasi)
A. Wirawan, S. Priyanto, I. Muthohar 63

43-167 Lajur Khusus Sepeda Motor Pada Ruas Jalan Tol Bali Mandara
K. D. Nursanjaya, M. Z. Irawan, S. Priyanto 63
Penerapan Barrier Free Access dengan Skema Transit Joint Development
43-168
(TJD) pada Kawasan TOD Lebak Bulus, Jakarta
F. N. Prasetyo, S. Priyanto. I. Muthohar 64
Desain Fasilitas Pejalan Kaki Untuk Menghubungkan Stasiun MRT Istora
43-189
Mandiri dengan Halte Transjakarta Gelora Bung Karno
M. A. Wicaksono, I. Muthohar 64
Topik 6 : Mitigasi Perubahan Iklim
Analisa Potensi Likuifaksi Di Pesisir Barat Provinsi Sumatera Barat
43-027 Menggunakan Metode Resistivitas Geolistrik (Studi Kasus : Kabupaten Agam
dan Kabupaten Pasaman Barat
H. Mutmainah, W. A. Gemilang, N. A. S. Purwono 66

xiv
43-186 Pemanfaatan Komputasi Paralel Untuk Mitigasi Bencana Banjir
B. M. Ginting 66
Topik 7 : Sustainable Water Resources Management
Pengolahan Air Limbah Pemukiman Secara Komunal (Studi Kasus : Keluaran
43-030
Pejagoan, Kebumen)
E. Riyanto, A. Setiawan, A. R. Darajat 68
Dampak Penggunaan Riffle-Pool Terhadap Penggerusan Pada Bagian Hilir
43-035
Bendung
S. Teofilus 68
Evaluasi Kelayakan Ekonomi pada Jaringan Irigasi Berbasis Biaya Siklus
43-050 Hidup (Studi Kasus pada Jaringan Irigasi Guntur, Kedondong, dan Kali Duren
di Purworejo)
M. Taufik, S. Winarno 69
Pemetaan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada
Sungai-Sungai Tidak Terukur Melalui Penerapan Model Hidrologi dan Sistem
43-058 Informasi Geografis (Studi Kasus di Daerah Aliran Sungai Serayu Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah)
Y. Suwarno, J. Suryanta 69
Distribusi Kecepatan Gesek Akibat Struktur Peredam Energi Pada Aliran
43-060
Seragam Saluran Terbuka
I. Widyastuti, M. A. Thaha, R. T. Lopa, M. P. Hatta 70
Simulasi Hujan Limpasan Menggunakan Model HEC-HMS pada Daerah
43-063
Aliran Sungai (DAS) Benanain
W. Bunganaen, J. H. Frans, Y. A. Seran, D. S. Krisnatanyi, D. Legono 70
43-091 Pencemaran Logam Berat Sedimen Waduk Saguling Provinsi Jawa Barat
E. Wardhani, D. Roosmini, S. Notodarmojo 71
43-119 Penentuan Lokasi IPAL Ternak di DAS Saddang
R. O. Tarru, S. Baja, F. Maricar, R. T. Lopa 71
Aplikasi Penggunaan Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica L.) Sebagai
43-139 Alternatif Pengganti Bahan Koagulan di IPA Bolon, PDAM Lawu Kabupaten
Karanganyar
S. S. Pranadesta, R. Ermawati, N. N. N. Marleni 72
Kajian Hidrologi Metode Hidrograf Nakayasu untuk Rancangan Embung di
43-144
Kawasan Industri JIIPE Gresik
R. F. Indriani, M. Hafiizh, W. Utama 72
43-145 Estimasi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Metode Empiris di Pantai
Zakat
R. B. Henkuswara, Besperi, G. Gunawan 73

xv
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Debit Tersedia dan
43-146
Kebutuhan Air Irigasi Daerah Irigasi Bendung Air Manjunto
N. T. Dinanti, F. Nurrochmad, E. P. A. Pratiwi 73
Pemodelan Perubahan Garis Pantai Bengkulu (Studi Kasus Pantai Tapak
43-149
Paderi Bengkulu)
F. Andini, Besperi, G. Gunawan 74
Perancangan dan Evaluasi Kinerja Sistem Lumpur Aktif IPAL Toilet Wisdom
43-158
Park UGM dalam Mengurangi Kadar COD dan Nitrogen
O. Y. Setyapeni, S. P. Saraswati, J. S. M. Ahmad 74

43-161 Review Penanganan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan


I. K. Nuraga 75
Analisis Laju Sedimen Dasar (Bed Load) Menggunakan Metode Ackers-White
43-172
pada Sungai Sebayur
Y. D. Arifandi, G. Gunawan 75
43-174 Prediksi Transpor Sedimen Dasar dengan Metode Laursen Pada Sungai
Sebayur
Y. E. Dahri, G. Gunawan, Besperi 76
Detail Perancangan Unit Sedimentasi Primer Untuk Instalasi Pengolahan Air
43-180
Limbah Industri Produk Rumah Tangga
A. Wurayudhatama, F. R. Ismail, A. Sugiarto, A. Kurniawan 76
Studi Pengaruh Ketinggian terhadap Debit Infiltrasi pada Saluran Drainase
43-188
Bersilinder Pori
F. D. Sindagamanik, S. Antaria, Nenny 77
Hubungan Koefisien Biokinetik dan Variabel Operasional Complete Mixed
43-192
Reactor dengan Resirkulasi
A. Kurniawan, F. Amelia, O. J. Notonugroho, R. H. Suwarno 77

43-197 Perhitungan Status Mutu Air Sungai Cisangkan Kota Cimahi Provinsi Jawa
Barat
Rosmeiliyana, E. Wardhani 78
Analisis Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Air Sungai Cibeureum,
43-198
Kota Cimahi
Y. I. Hermawan, E. Wardhani 78
Topik 8 : Mitigasi Bencana Geoteknik
Analisis Potensi Likuifaksi Pada Area Wisata Danau Dendam Tak Sudah, Kota
43-062
Bengkulu
S. L. Zain, H. Safira, S. Agustina, L. Z. Mase, Hardiansyah 80

xvi
Analisis Respon Seismik dan Potensi Likuifaksi Berdasarkan Konsep
43-070
Perambatan Gelombang Seismik dan Simplified Energy di Universitas
Bengkulu
S. Agustina, L. Z. Mase, Hardiansyah 80
Studi Pengaruh Penambahan Zeolite Sangkaropi Sebagai Bahan Stabilitas
43-105
Material Tanah Lunak
N. Marfu'ah, T. Harianto, R. Irmawaty, A. B. Muhiddin 81
Analisis Numerik Perkuatan Lereng dengan Metode Barisan Tiang Pancang
43-108
dan Cerucuk pada Tanah Clay Shale di Kalimantan
I. T. Pratama, A. Y. Arif 81

43-118 Penggunaan Ground Anchor Sebagai Solusi Aplikatif Stabilitas Lereng


Berdasarkan Simulasi Numerik
A. W. Kurniawan, A. Rifai, M. Adriyati, F. Purwoko 82
43-120 Perbaikan Tanah menggunakan Biopolimer Guar Gum Pada Tanah Pasir
Lepas
A. Lim, F. Wiwarsono 82
Metode Bio-mediated Soil Improvement untuk Perbaikan Tanah yang
43-122
Berkelanjutan
P. G. Oktafiani, H. Putra 83

43-123 Effect of Well Resistance on Time Factor Ratio Due to PVD Deformation
G. Chrismaningwang, H. C. Hardiyatmo, A. D. Adi, T. F. Fathani 83

43-130 Python Application in Geotechnical Engineering Practices


B. A. Yogatama, B. A. Tirta 84
43-137 Analisis Efek Vakum Konsolidasi Terhadap Pondasi Tiang Pancang Eksisting
Z. Gusnadi, P. P. Rahardjo, A. Lim 84

43-138 Analisis Potensi Likuefaksi Underpass Bandara YIA Dengan Simulasi Numeris
N. H. Khatiman, A. Rifa’i, S. Ismanti 85
Evaluasi dan Optimasi Dinding Penahan Tanah Desa Sulangai, Kecamatan
43-155
Petang, Kabupaten Badung, dengan Perkuatan Ground Anchor
I. R. Mulyawan 85
Analisis Kapasitas Dukung Bored Pile Berdasarkan Uji Laboratorium dan Uji
43-190
Lapangan Pada Jembatan Buloila Besar Kecamatan Sumalata Provinsi
Gorontalo
F. Achmad 86
43-199 Pengaruh Slurry Air Kapur terhadap Indeks Plastisitas Tanah Ekspansif
D. Pinasang, T. Harianto, A. B. Muhiddin, A. A. Amiruddin 86
Guidelines Mini Training 87
Topik Pelatihan Mini Training 89

xvii
Susunan Acara

Kegiatan Waktu Deskripsi Acara

08.00 – 08.05 Pembukaan Acara oleh MC

08.05 – 08.10 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

08.10 – 08.20 Sambutan dari Rektor UGM

Pembukaan Acara 08.20 – 08.30 Sambutan dari Dirjen Dikti

08.30 – 08.45 Best Paper Award Announcement

08.45 – 08.55 Sesi Foto Bersama

08.55 – 09.05 Laporan Ketua Panitia SNTI

09.05 – 09.25 Keynote Speaker: Menteri PUPR

09.25 – 09.45 Pengenalan Pembicara Undangan


Pembicara 1: Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc.,
09.45 – 10.20
Plenary Session Ph.D.
10.20 – 10.55 Pembicara 2: Designer Gedung SGLC FT UGM

10.55 – 11.30 Pembicara 3: Dr. Kho Pin Verian

11.30 – 12.00 Sesi Tanya Jawab


Pembagian Door
Penutupan Plenary
12.00 – 12.10 Prize untuk 5 Penanya Pertama
Session Hari Pertama
Penutupan Plenary Session

Istirahat 12.10 – 13.10 Istirahat Sekaligus Persiapan Parallel Session


Presentasi Paper Tiap Perserta Sesuai Topik
Parallel Session 13.10 – 15.20
Masing-Masing
Penutupan 15.20 – 15.30 Penutupan SNTI Hari Pertama

1
Kegiatan Waktu Deskripsi Acara

Pembukaan Acara 07.30 – 07.35 Pembukaan Acara

07.35 – 08.00 Pre-Test


Sesi mini training
08.00 – 12.35 Penyampaian Materi Mini Training

Istirahat 12.35 – 13.05 Ishoma

13.05 – 14.10 Penyampaian Materi Mini Training


Sesi mini training
14.10 – 14.35 Post Test

Penutupan 14.35 – 14.40 Penutupan Mini Training

14.40 – 14.45 Pembukaan Plenary Session

14.45 – 14.55 Pengenalan Pembicara Undangan


Pembicara 1: Prof. Ir. Bambang Suhendro,
14.55 – 15.25
Plenary Session M.Sc., Ph.D.
15.25 – 15.55 Pembicara 2: Dr. Serena Caucci

15.55 – 16.25 Pembicara 3: Prof. Yusak Susilo

16.25 – 16.55 Sesi Tanya Jawab


Pengumuman Peserta Mini Training Terbaik
Setiap Sesi
Pembagian Door Prize untuk 11 Penanya
Penutupan 16.55 – 17.00 Pertama
Sesi Foto Bersama

Penutupan Simposium

2
GUIDELINES PLENARY SESSION
SIMPOSIUM NASIONAL TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR ABAD KE-21
Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21 (SNTI) diselenggarakan oleh
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Somposium ini ditujukan kepada mahasiswa, akademisi, dan praktisi. Simposium ini
ditujukan sebagai wadah diseminasi hasil-hasil penelitian di bidang infrastruktur di tingkat
nasional dan ajang networking dalam pengembangan teknologi infrastruktur.
SNTI akan dilaksanakan pada tanggal 25 – 26 Januari 2021 dengan menggunakan aplikasi
zoom meeting. Tautan untuk bergabung dengan sesi plenary dan paralel akan dikirimkan
melalui email beserta dengan bukti pembayaran dan background virtual untuk sesi plenary
dan paralel. Dalam buku simposium ini kami sediakan informasi tentang teknis acara pada
sesi plenary dan paralel.
Ketentuan Teknis Plenary Session
1. Peserta dan pemakalah diharapkan untuk mengikuti keseluruhan rangkaian acara SNTI
(Pembukaan, Plenary Session hari ke-1 dan hari ke-2, Sesi Paralel, Mini Training dan
Penutupan).
2. Plenary session pada hari 1 dan 2 akan diadakan pada tautan zoom
http://ugm.id/plenarySNTI
3. Tautan sesi paralel akan disesuaikan dengan topik:
Nama Sesi Nama Link Kelas
Plenary Session Hari ke-1 dan 2 http://ugm.id/plenarySNTI
Parallel Session Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
Green Infrastructure and
http://ugm.id/GIME1 http://ugm.id/GIME2 http://ugm.id/GIME3
Material Engineering
Earthquake Engineering and
Structural Dynamic + Green
http://ugm.id/EESD1 http://ugm.id/EESD2
Infrastructure and Material
Engineering
Manajemen dan
http://ugm.id/1MTK http://ugm.id/2MTK
Teknik Konstruksi
Urban Development for Disaster
Mitigation and Recovery + http://ugm.id/UDDMR1 http://ugm.id/UDDMR2
Mitigasi Perubahan Iklim
Sistem dan Teknik Transportasi http://ugm.id/STK1 http://ugm.id/STK2 http://ugm.id/STK3
Sustainable Water
http://ugm.id/SWRM1 http://ugm.id/SWRM2 http://ugm.id/SWRM3
Resources Management
Mitigasi Bencana Geoteknik http://ugm.id/MBG1 http://ugm.id/MBG2

3
4. Pembukaan dilaksanakan tgl 25 Januari 2021 dan penutupan pada tanggal 26 Januari
2021.
5. Akses ke sesi pertemuan dibuka 15 menit sebelum acara dimulai. Peserta dan pemakalah
diharapkan login dengan format: Nama_Institusi.
Contoh: Leni Marlina_UGM
6. Peserta dan pemakalah harus menggunakan virtual background yang disediakan oleh
panitia.
7. Pada saat plenary session berlangsung, seluruh peserta harus menghidupkan video dan
mematikan audionya.
8. Pada plenary session, pertanyaan diajukan dengan menuliskan di kolom chat dengan
format: Nama_Institusi_Nama Depan Keynote Speaker_Pertanyaan.
Contoh: Leni Marlina_UGM_Dwikorita_Apakah gempa dapat diprediksi ?
9. Peserta diharapkan mengisi daftar hadir yang telah disiapkan untuk mendapatkan
sertifikat elektronik.
10. Pembicara undangan yang tidak dapat memberikan materinya secara langsung, diminta
untuk menyiapkan materi video sendiri untuk kemudian dapat ditayangkan pada saat
Plenary Session.
11. Untuk pembicara yang menampilkan video asinkronous, maka pertanyaan dari peserta
tetap dibuka dan akan diteruskan kepada pembicara dan dikirimkan ke email peserta.
Untuk format pertanyaan video asinkronous: Nama_Institusi_Nama Depan Keynote
Speaker_e-mail_Pertanyaan.
Contoh: Leni Marlina _UGM_Dwikorita_leni@ugm.ac.id_Apakah Gempa dapat
diprediksi ?
12. Penghargaan lima paper terbaik akan diserahkan pada saat Plenary Session.

4
Plenary Session

Hari Pertama

Ir. Mochamad Basuki Hadimuljono, M.Sc. Ph.D.


Menteri PUPR | Keynote Speaker

Prof. Dwikorita Karnawati. Sc., Ph.D. Joko Amiguno, S. T. Dr. Kho Pin Verian
Kepala BMKG | Designer of Smart and Green LATICRETE International, Inc |
Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana Learning Center (SGLC) Faculty of Engineering 3D Construction Printing
Universitas Gadjah Mada

Hari Kedua

Prof. Ir. Bambang Suhendro, M.Sc., Ph.D. Dr. Serena Caucci Prof. Yusak Susilo
Universitas Gadjah Mada| United Nations University Institute for University of Natural Resources
Structural Health Monitoring System Integrated Management of Material Fluxes and LifeSciences, Austria |
and of Resources, Jerman | Digitalization and automation in
SustainableDevelopment, transport and mobility system
Waste Management and Contaminant 5
of Emerging Concern Pollution
GUIDELINES PARALLEL SESSION
SIMPOSIUM NASIONAL TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR ABAD KE-21
Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21 (SNTI) diselenggarakan oleh
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Somposium ini ditujukan kepada mahasiswa, akademisi, dan praktisi. Simposium ini
ditujukan sebagai wadah diseminasi hasil-hasil penelitian di bidang infrastruktur di tingkat
nasional dan ajang networking dalam pengembangan teknologi infrastruktur.
SNTI akan dilaksanakan pada tanggal 25 – 26 Januari 2021 dengan menggunakan aplikasi
zoom meeting. Tautan untuk bergabung dengan sesi plenary dan paralel akan dikirimkan
melalui email beserta dengan bukti pembayaran dan background virtual untuk sesi plenary
dan paralel. Dalam buku simposium ini kami sediakan informasi tentang teknis acara pada
sesi plenary dan paralel.
Ketentuan Teknis Parallel Session
1. Latihan bagi pemakalah untuk mengenal fungsi-fungsi dalam zoom dilakukan pada hari
Jumat, tanggal 22 Januari 2021 Pukul 13:00 – selesai.
2. Sesi paralel akan dihadiri baik pemakalah maupun peserta seminar.
3. Akses ke sesi paralel akan dibuka 15 menit sebelum sesi paralel dimulai.
4. Pemakalah diharap ada diruang zoom, paling lambat 10 menit sebelum acara sesi paralel
dimulai.
5. Pemakalah dan peserta harus menggunakan virtual background yang disediakan oleh
panitia.
6. Pemakalah yang akan masuk ke parallel session diharapkan mengganti nama pada akun
zoom dengan format: NamaKelas_No. Paper_Nama Lengkap.
Contoh: GIME1_43-109_Leni Marlina
7. Pada saat sesi paralel berlangsung, seluruh peserta harus menghidupkan video dan
mematikan audionya.
8. Host acara akan membuka sesi paralel 5 menit sebelum sesi paralel dimulai
9. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai presenter, maka pemakalah harus
mempresentasikan artikelnya, kecuali terdapat kendala teknis tiba-tiba yang tidak dapat
dihindari (harus dikonfirmasi kepada panitia).
10. Pemakalah diminta untuk mengisi daftar kehadiran untuk mendapatkan e-sertifikat
pemakalah.
11. Untuk setiap pemakalah, diberikan waktu 12 menit untuk presentasi dan 3 menit untuk
tanya jawab.
12. Moderator akan mengingatkan peserta 2 menit sebelum waktu presentasi berakhir.
13. Sesi tanya jawab akan dibuka setelah pemakalah menyelesaikan presentasinya.
14. Peserta yang ingin bertanya diminta untuk menulis di kolom chat dengan format
Nama_Institusi_Pertanyaan.
Contoh: Leni Marlina_UGM_Apa alasan anda melakukan penelitian ini ?

6
15. Moderator akan membacakan pertanyaan di kolom chat dan dapat memberikan sedikit
tanggapan.
16. Peserta juga diperbolehkan mengajukan pertanyaan dengan fitur “Raise Hand” (angkat
tangan) dan menyampaikan langsung pertanyaannya setelah pemakalah menyelesaikan
presentasinya.
17. Peserta yang ingin menyampaikan materi presentasinya dengan menggunakan video
asinkronous harus menyiapkan sendiri videonya.
18. Pertanyaan untuk pemakalah dengan presentasi asinkronous akan dikumpulkan dan
disampaikan oleh panitia ke pemakalah dan jawaban akan disampaikan kembali kepada
penanya.
19. Penanya pada presentasi asinkronous harus memberikan alamat email-nya kepada
panitia.
Untuk format pertanyaan video asinkronous: Nama_Institusi_Nama Depan Keynote
Speaker_e-mail_Pertanyaan.
Contoh: Leni Marlina_UGM_Dwikorita_leni@ugm.ac.id_Apakah Gempa dapat
diprediksi?

7
JADWAL PARALLEL SESSION

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Green Infrastructure and Material Engineering
Nama Kelas : GIME1
Moderator : Bambang Piscesa, S.T., M.T., Ph.D.
Tautan Zoom : http://ugm.id/GIME1

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-013 T. B. H. Suntadi, C. Octavianus, E. D. Widjaja
2 13.15 - 13.30 43-032 T. Priono, R. Irmawaty, Fakhruddin
3 13.30 - 13.45 43-049 H. B. B. Kuncoro, Z. Darwis, D. Alwan
4 13.45 - 14.00 43-073 P. R. Putrianti, A. A. Setiawan, P. Melati. R., N. Lyvia
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-078 D. P. Sari, R. Wanara, Zulfiadi
6 14.25 - 14.40 43-080 A. Setiawan, S. Winarno
7* 14.40 - 14.55 43-052 Ngudiyono, B. Suhendro, A. Awaludin, A. Triwiyono
* : Dalam tahap konfirmasi

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Green Infrastructure and Material Engineering
Nama Kelas : GIME2
Moderator : Dr. Eng. Fakhruddin, S.T., M.T.
Tautan Zoom : http://ugm.id/GIME2

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-082 I. G. L. B. Eratodi, A. Triwiyono
2 13.15 - 13.30 43-086 S. Hartawan, A. Triwiyono, Muslikh, I. Satyarno
3 13.30 - 13.45 43-097 A. Masdar, R. Junnaidy, A. Sagita
4 13.45 - 14.00 43-102 A. Pebrianto, H. A. Safarizki, Marwahyuhi
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-103 I. Kusuma, D. N. Khaerudin
6 14.25 - 14.40 43-104 N. Arman, A. Saputra, S. Siswosukarto
7 14.40 - 14.55 43-113 R. Z. Rahmawan, M. Fauzan, H. Putra

8
Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Topik : Green Infrastructure and Material Engineering
Nama Kelas : GIME3
Moderator : Angga Fajar Setiawan, S.T., M.Eng., Ph.D.
Tautan Zoom : http://ugm.id/GIME3

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-115 C. L. Susilawati, I. W. Tyas, H. M. A. Sutoto
2 13.15 - 13.30 43-117 A. A Mohsa, H. Putra
3 13.30 - 13.45 43-131 C. Richardy, Evan, S. H. Sumali
4 13.45 - 14.00 43-163 S. Widayanti, A. Saputra, A. Triwiyono
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-181 A. D. Prasetyo, H. A. Safarizki, Marwahyudi
6 14.25 - 14.40 43-191 Tirana N. S., I. S. Irawati, A. Awaludin
7 14.40 - 14.55 43-193 U. Azmy, I. S. Irawati, A. Awaludin

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Earthquake Engineering and Structural Dynamic
Nama Kelas : EESD1
Moderator : Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D.
Tautan Zoom : http://ugm.id/EESD1

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-031 F. W. Rivai, I. Satyarno, A. Aminullah
2 13.15 - 13.30 43-034 A. A. Putra, S. Siswosukarto, B. Supriyadi
3 13.30 - 13.45 43-042 A. N. Hafizh, B. Supriyadi, Muslikh
4 13.45 - 14.00 43-043 A. Andrestari, B. Supriyadi, S. Siswosukarto
Istirahat 10 menit
H. M. Wuaten, H. Parung, A. A. Amiruddin, R.
5 14.10 - 14.25 43-088
Irmawaty
6 14.25 - 14.40 43-095 M. Lyman, L. F. Tjong, L. Eddy
7 14.40 - 14.55 43-128 G. Aglia, S. D. Alvi, P. P. Rahardjo
D. P. Dibiantara, A. F. Refani, M. S. Darmawan, Y.
8* 14.55 - 15.10 43-028
Tajunnisa, R. Arrafi
* : Dalam tahap konfirmasi

9
Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Topik : Earthquake Engineering and Structural Dynamic
Nama Kelas : EESD2
Moderator : Rijalul Fikri, S.T., M. Sc., Ph.D.
Tautan Zoom : http://ugm.id/EESD2

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-133 N. Z. Mangoda, A. Saputra, A. Awaludin
2 13.15 - 13.30 43-141 F. K. Bhara
3 13.30 - 13.45 43-150 H. Indarto, F. Hermawan
4 13.45 - 14.00 43-159 R. Amaliah, A. Saputra, A. Aminullah
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-162 D. A. Saputri, H. A. Safarizki, Marwahyudi
6 14.25 - 14.40 43-171 W. Perceka, H. H. Tjahjanto, M. Nagasastra
7 14.40 - 14.55 43-178 A. Dolu, I. G. M. Oka
H. Tumengkol, R. Irmawaty, H. Parung, A. A.
8* 14.55 - 15.10 43-092
Amiruddin
* : Dalam tahap konfirmasi

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Manajemen dan Teknik Konstruksi
Nama Kelas : MTK1
Moderator : Dr.Eng. Mia Wimala
Tautan Zoom : http://ugm.id/1MTK

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-036 Mahyuddin, M. Hustim, M. Pasrah, A. N. Abdurrahman
2 13.15 - 13.30 43-038 H. Nuryanto, S. Winarno
3 13.30 - 13.45 43-045 Y. A. Tanne, I. Mahani, R. Z. Tamin
4 13.45 - 14.00 43-083 A. Nanlohy, L. Leuhery, R. Nunumete
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-109 F. Fassa, A. Soekiman, A.Wibowo
6 14.25 - 14.40 43-124 F. Fassa, A. Soekiman, A.Wibowo
7 14.40 - 14.55 43-129 D. Pangemanan, R. U. Latief, R. Arifuddin, S. Hamzah

10
Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Topik : Manajemen dan Teknik Konstruksi
Nama Kelas : MTK2
Moderator : Dr. Ir. Bambang Endro Yuwono, MS
Tautan Zoom : http://ugm.id/2MTK

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-045 M. Wimala, Y. L. D. Adianto, R. Kusnadi
2 13.15 - 13.30 43-142 E. Yulie, S. Malkhamah, I. Muthohar, S. Priyanto
F. Hermawan, I. L. Nafiadi, P. A. Yamadevira, H.
3 13.30 - 13.45 43-152
Indarto, H. L. Wahyono
4 13.45 - 14.00 43-170 I. M. W. Widyarsana, N. Fildzah
Istirahat 10 menit
B. D. P. Armeidan, M. F. Darmawan, A. Kurniawan, A.
5 14.10 - 14.25 43-175
F. Setiawan
6 14.25 - 14.40 43-184 D. Yustiarini, B. W. Soemardi, K. S. Pribadi
7 14.40 - 14.55 43-194 I. P. Galla, Sulha, M. Akbaruddin

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Urban Development for Disaster Mitigation and Recovery
Nama Kelas : UDDMR1
Moderator : Dr.-Ing. Bobby Minola Ginting
Tautan Zoom : http://ugm.id/UDDMR1

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-047 E. P. A. Pratiwi, S. Ismanti, Y. Haroki, A. M. Emilidardi
2 13.15 - 13.30 43-051 H. Aulia Kusumawati, I. Supraba, H. Sutanta
3 13.30 - 13.45 43-072 W. Fitrianip, Hardiansyah, L. Z. Mase
4 13.45 - 14.00 43-101 P. N. Hadinata, D. Simanta, L. Eddy
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-151 I. M. W. Widyarsana, N. Fildzah
6 14.25 - 14.40 43-153 I. D. Irawan, I. Muthohar, M. Zudhy Irawan
7 14.40 - 14.55 43-157 Yosritzal, M. R. Nugraha

11
Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Topik : Urban Development for Disaster Mitigation and Recovery
Nama Kelas : UDDMR2
Moderator : Intan Supraba, ST., M.Sc., Ph.D., IPM.
Tautan Zoom : http://ugm.id/UDDMR2

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-160 R. Perdana, F. Nurrochmad, Karlina
2 13.15 - 13.30 43-164 G. J. Velantika, A. S. B Nugroho, I. Muthohar
3 13.30 - 13.45 43-165 U. I. Suri, B. S. Wignyosukarto, R. Jayadi
4 13.45 - 14.00 43-166 Z. Arris Rachman, E. Juliafad
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-169 M. H. Imaaduddiin, I. Saud, S. K. Azis, R. F. Indriani
6 14.25 - 14.40 43-027 H. Mutmainah, W. A. Gemilang, N. A. S. Purwono
7 14.40 - 14.55 43-186 B. M. Ginting

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Sistem dan Teknik Transportasi
Nama Kelas : STK1
Moderator : Tri Basuki Joewono, Ph.D.
Tautan Zoom : http://ugm.id/STK1

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-046 A. Kusuma, S. H. Aly, S. A. Adismita, S. Rauf
2 13.15 - 13.30 43-048 D. Asmarani, S. Priyanto, M. Z. Irawan
3 13.30 - 13.45 43-059 S. M. Lasari, S. H. T. Utomo, L. B. Suparma
4 13.45 - 14.00 43-061 M. Z. Muttaqin, Wanit JJ
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-064 W. Anggoro, I. Muthohar, S. Malkhamah
6 14.25 - 14.40 43-069 I. A. Nugraha, I. Muthohar, L. B. Suparma
7 14.40 - 14.55 43-074 R. Sulistyorini
8* 14.55 - 15.10 43-039 F. Chairuddin, G. M. Pongmari
* : Dalam tahap konfirmasi

12
Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Topik : Sistem dan Teknik Transportasi
Nama Kelas : STK2
Moderator : Ir. Hera Widyastuti, M.T., Ph.D.
Tautan Zoom : http://ugm.id/STK2

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-075 S. Gaby, D. Ansusanto
2 13.15 - 13.30 43-081 S. D. T. Manja
A. Kusumawati, K. N. S. Ayuningtyas, A. N.
3 13.30 - 13.45 43-093
Zahiyah
4 13.45 - 14.00 43-106 M. I. Sabil, M. I. Ramli, S. A. Adisasmita, M. Pasra
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-156 A. Wirawan, S. Priyanto, I. Muthohar
6 14.25 - 14.40 43-168 F. N. Prasetyo, S. Priyanto. I. Muthohar
7 14.40 - 14.55 43-189 M. A. Wicaksono, I. Muthohar

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Sistem dan Teknik Transportasi
Nama Kelas : STK3
Moderator : Imam Muthohar, S.T., M.Eng., Ph.D.
Tautan Zoom : http://ugm.id/STK3

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


Tukimun, S. A. Sasmita, I. Ramli, R. U. Latief
1 13.00 - 13.15 43-107
2 13.15 - 13.30 43-125 M. I. H. Kamal, M. Z. Irawan, Dewanti
3 13.30 - 13.45 43-140 Juanita, B. Prastio
4 13.45 - 14.00 43-156 Floragusmia, M. F. Siswanto, L. B. Suparma
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-167 P. D. Marsela, M. F. Siswanto, L. B. Suparma
6 14.25 - 14.40 43-168 T. Iduwin, D. P. Purnama, R. Hidayawanti
7 14.40 - 14.55 43-189 K. D. Nursanjaya, M. Z. Irawan, S. Priyanto

13
Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Topik : Sustainable Water Resources Management
Nama Kelas : SWRM1
Moderator : Dr. Gusta Gunawan, S.T., M.T.
Tautan Zoom : http://ugm.id/SWRM1

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-030 E. Riyanto, A. Setiawan, A. R. Darajat
2 13.15 - 13.30 43-035 S. Teofilus
3 13.30 - 13.45 43-050 M. Taufik, S. Winarno
4 13.45 - 14.00 43-058 Y. Suwarno, J. Suryanta
Istirahat 10 menit
I. Widyastuti, M. A. Thaha, R. T. Lopa, M. P.
5 14.10 - 14.25 43-060
Hatta
W. Bunganaen, J. H. Frans, Y. A. Seran, D. S.
6 14.25 - 14.40 43-063
Krisnatanyi, D. Legono
7 14.40 - 14.55 43-091 E. Wardhani, D. Roosmini, S. Notodarmojo

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Sustainable Water Resources Management
Nama Kelas : SWRM2
Moderator : Dr. Faizal Wira Rohmat
Tautan Zoom : http://ugm.id/SWRM2

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-119 R. O. Tarru, S. Baja, F. Maricar, R. T. Lopa
2 13.15 - 13.30 43-144 R. F. Indriani, M. Hafiizh, W. Utama
3 13.30 - 13.45 43-145 R. B. Henkuswara, Besperi, G. Gunawan
4 13.45 - 14.00 43-146 N. T. Dinanti, F. Nurrochmad, E. P. A. Pratiwi
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-149 F. Andini, Besperi, G. Gunawan
6 14.25 - 14.40 43-188 F. D. Sindagamanik, S. Antaria, Nenny
7* 14.40 - 14.55 43-139 S. S. Pranadesta, R. Ermawati, N. N. N. Marleni
* : Dalam tahap konfirmasi

14
Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Topik : Sustainable Water Resources Management
Nama Kelas : SWRM3
Moderator : I Putu Gustave Suryantara Pariartha, S.T., M.Eng., Ph.D
Tautan Zoom : http://ugm.id/SWRM3

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-158 O. Y. Setyapeni, S. P. Saraswati, J. S. M. Ahmad
2 13.15 - 13.30 43-161 I. K. Nuraga
A. Wurayudhatama, F. R. Ismail, A. Sugiarto, A.
3 13.30 - 13.45 43-180
Kurniawan
A. Kurniawan, F. Amelia, O. J. Notonugroho, R. H.
4 13.45 - 14.00 43-192
Suwarno
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-197 Rosmeiliyana, E. Wardhani
6 14.25 - 14.40 43-198 Y. I. Hermawan, E. Wardhani
7* 14.40 - 14.55 43-172 Y. D. Arifandi, G. Gunawan
8* 14.55 - 15.10 43-174 Y. E. Dahri, G. Gunawan, Besperi
* : Dalam tahap konfirmasi

Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021


Topik : Mitigasi Bencana Geoteknik
Nama Kelas : MBG1
Moderator : Budijanto Widjaja, Ph.D
Tautan Zoom : http://ugm.id/MBG1

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


1 13.00 - 13.15 43-062 S. L. Zain, H. Safira, S. Agustina, L. Z. Mase, Hardiansyah

2 13.15 - 13.30 43-070 S. Agustina, L. Z. Mase, Hardiansyah

3 13.30 - 13.45 43-108 I. T. Pratama, A. Y. Arif


A. W. Kurniawan, A. Rifai, S. Ismanti, M. Adriyati, F.
4 13.45 - 14.00 43-118
Purwoko
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-120 A. Lim, F. Wiwarsono
6 14.25 - 14.40 43-122 P. G. Oktafiani, H. Putra
7* 14.40 - 14.55 43-105 N. Marfu'ah, T. Harianto, R. Irmawaty, A. B. Muhiddin
* : Dalam tahap konfirmasi

15
Hari, Tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Topik : Mitigasi Bencana Geoteknik
Nama Kelas : MBG2
Moderator : Lindung Zalbuin Mase, S.T., M.Eng., Ph.D.
Tautan Zoom : http://ugm.id/MBG2

No Waktu Nomor Paper Nama Pemakalah


G. Chrismaningwang, H. C. Hardiyatmo, A. D. Adi, T.
1 13.00 - 13.15 43-123
F. Fathani
2 13.15 - 13.30 43-130 B. A. Yogatama, B. A. Tirta
3 13.30 - 13.45 43-137 Z. Gusnadi, P. P. Rahardjo, A. Lim
4 13.45 - 14.00 43-138 N. H. Khatiman, A. Rifa’i, S. Ismanti
Istirahat 10 menit
5 14.10 - 14.25 43-155 I. R. Mulyawan
6 14.25 - 14.40 43-190 F. Achmad
D. Pinasang, T. Harianto, A. B. Muhiddin, A. A.
7 14.40 - 14.55 43-199
Amiruddin

16
Green Infrastructure
and Material Engineering
(Parallel Session)

Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21


(SNTI 2021)

17
Inovasi Beton Ringan Dengan Limbah Styrofoam dan Fly Ash

T. B. H. Suntadi1*, C. Octavianus1, E. D. Widjaja1


1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: 170217069@students.uajy.ac.id

INTISARI
Ancaman gempa bumi tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Untuk wilayah berisiko gempa
bumi tinggi, penggunaan beton ringan dapat menjadi alternatif untuk mengurangi besarnya beban
suatu bangunan. Maka dari itu, inovasi penelitian mengenai peningkatan kualitas beton ringan
dilakukan. Karena styrofoam dan fly ash adalah limbah berbahaya, bahan tersebut dapat digunakan
sebagai inovasi pembuatan beton ringan. Penggunaan fly ash membuat beton lebih rapat, kedap air,
dan kuat. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka dan analisis regresi linear berganda
dalam memprediksi kuat tekan, berat jenis dan penyerapan air dari beton ringan inovasi. Studi ini
menunjukkan bahwa fly ash dan styrofoam dapat digunakan sebagai material inovasi karena
menghasilkan beton ringan berkualitas baik. Hasil nilai optimum prediksi pengujian pada kadar fly
ash adalah sebesar 80%. Prediksi pengujian menghasilkan berat jenis beton sebesar 1822,3 kg/m3
dengan nilai kuat tekan 47,52 MPa (28 hari), 50,4 MPa (56 hari) dan penyerapan air sebesar 2,007%.

Perilaku Mekanik dan Ketahanan Beton Berbahan Pasir Slag


Nikel dan Fly Ash
T. Priono1*, R. Irmawaty1, Fakhruddin1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
*Corresponding author: d11116012teguh@gmail.com

INTISARI

Isu pemanasan global dan lingkungan menjadi tujuan utama untuk membatasi penggunaan semen maupun
agregat alam dalam produksi mortar dan beton, sehingga dibutuhkan material yang ramah lingkungan sebagai
gantinya. Salah satu material yang diusulkan adalah penggunaan fly ash sebagai pengganti sebagian semen dan
pasir slag sebagai agregat halus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji penggunaan pasir slag nikel dan fly
ash sebagai material subtitusi terhadap perilaku mekanik beton dan mengevaluasi ketahanan beton terhadap
penetrasi klorida dengan metode sorptivity. Metode yang digunakan adalah eksperimental murni dengan variasi
pada persentasi penggunaan pasir slag nikel dan fly ash dengan faktor air semen (fas) 25% dan 45%. Pengujian
yang dilakukan berupa pengujian mekanik (kuat tekan dan modulus elastisitas, kuat tarik belah, kuat lentur),
serta pengujian sorptiviti beton. Diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kekuatan mekanik beton tertinggi dari
variasi OPC-GNS50 pada kedua variasi fas (25% dan 45%). Hal ini membuktikan bahwa penggunaan parsial
pasir slag dan variasi penambahan fly ash berkontribusi pada peningkatan kekuatan beton. Pengujian sorptiviti
memberikan hasil yang relevan dengan kuat tekan, dimana beton OPC-GNS50 memiliki ketahanan yang baik
terhadap penetrasi klorida.

18
Pengujian Variasi Tipe Sambungan Dengan Perekat Labur Terhadap
Kuat Geser Balok Bambu Laminasi
H.B.B. Kuncoro1, Z.Darwis1*, D. Alwan1
1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, INDONESIA
*Corresponding author: hendrianbudibk@untirta.ac.id

INTISARI

Penggunaan kayu dalam konstruksi mengakibatkan angka permintaan kayu cukup meningkat. Mengatasi hal
tersebut, bambu menjadi solusi pengganti karena memiliki daur hidup singkat. Teknologi ini disebut bambu
laminasi, dengan merekatkan bilah bambu dibentuk menjadi sebuah balok. Kesulitan mendapatkan balok
berukuran panjang pada konstruksi bangunan mengharuskan penyambungan antar kedua balok. Berbagai jenis
bentuk sambungan dan alat sambung menimbulkan banyak bentuk variasi dalam sambungan, sehingga pengujian
variasi tipe sambungan dibutuhkan untuk mengetahui jenis sambungan yang tepat pada balok bambu laminasi
dan mengetahui adakah penurunan kekuatan saat balok memiliki sambungan.
Dimensi bilah bambu yaitu panjang ±2 cm dan tebal ±1 cm, kemudian direkatkan dengan perekat labur lalu
dikempa membentuk balok berdimensi 5x10 cm bentang 100 cm. Bambu laminasi dipotong berdasarkan bentuk
sambungan V-joint, Butt-joint dan sambungan lidah lepas alur kemudian disambungkan kembali menggunakan
perekat labur. Pengujian dilakukan menggunakan UTM dengan pembebanan 2 titik di sepertiga bentang.
Hasil penelitian menunjukan sambungan pada balok bambu laminasi dapat menurunkan nilai kuat geser yang
cukup signifikan. Sambungan balok tanpa sambungan mendapatkan nilai tegangan geser 9,35 MPa, sambungan
V-joint mendapatkan nilai 8,95 MPa dengan penurunan kuat geser sebesar 4,3%, sambungan lidah lepas alur
6,13 MPa dengan penurunan 34,5% dan sambungan Butt-joint 3,67 MPa dengan penurunan sebesar 60,8%.

Compressive and Tensile Creep Of Glued-Laminated Bamboo


Ngudiyono1*, B. Suhenro2, A. Awaludin2, A. Triwiyono2
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram, INDONESIA
2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author : ngudiyono@unram.ac.id

ABSTRACT

Glued-laminated bamboo has been widely used for various structural elements of buildings. Under long term
compressive and tensile constant loading the glued-laminated bamboo will causing creep deformation.The creep
effect has the potential to affect service life on building structures. Limited study was carried out compressive
and tension creep of glued-laminated bamboo, therefore, it is necessary to conduct a more comprehensive study
of the compressive and tensile creep parallel to the grain of glued-laminated bamboo. The research aims are
knowing the effect of the load level 30% on creep behavior of glued-laminated bamboo parallel to the grain
subjected to compressive and tensile constant loading. The result showed that Burger model was used to fit the
creep data and then can be used for predicting primary and secondary creep stage. The primary stage of the
compressive creep for 2 days, while the primary of the tensile creep for 29 days, followed by the secondary stage
until the 90th day, this indicates that glued-laminated bamboo is more vulnerable to compressive creep than
tensile creep. The Burger and Power model were successfully for predicting viscoelastic compressive and tensile
creep parameters.

19
Pemanfaatan Material Limbah Plastic Optical Fiber (POF) Dalam
Campuran Beton Normal Sesuai SNI 7656:2012
Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21
P. Riris Pratika1*, A.A. Setiawan1, P. Melati. R.2, N. Lyvia2
1
Program Studi Teknik Sipil,Fakultas Teknologi dan Desain, Universitas Pembangunan Jaya,
Tangerang Selatan, Banten, INDONESIA
2
Program Studi Teknik Sipil,Fakultas Teknologi dan Desain, Universitas Pembangunan Jaya,
Tangerang Selatan, Banten, INDONESIA
*Corresponding author: pratika.riris@upj.ac.id

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penggunaan limbah plastic optical fiber
dalam campuran beton normal sesuai SNI 7656:2012, terhadap kuat tekan beton. Dalam penelitian ini digunakan
jenis serat plastic optical fiber (POF) berdiameter 1,0 mm dan panjang 30 cm. benda uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah beton normal dengan kadar serat optik bervariasi dari 0%, 1%. Campuran beton
menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7656 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pencampuran Beton
Normal. Berdasarkan hasil penelitian terdapat nilai keuntungan dari penggunaan plastic optical fiber dalam
campuran beton normal, yaitu berupa terjadinya kenaikan kuat tekan beton sebesar 34%.

Analisa Kekuatan Sambungan Pada Sistem Komposit LVL Kayu


Nangka dengan Beton Pracetak

D.P. Sari*, R. Wanara, Zulfiadi


Fakultas Teknik Sipil, Universitas Teuku Umar, Meulaboh
*Corresponding author : dewipurnamasari@utu.ac.id

INTISARI
Struktur beton komposit dapat berupa gabungan dari beton pracetak dan LVL kayu nangka. Struktur tersebut
berguna pada sistem lantai dengan pengencang atau sambungan tertentu. Beberapa penelitian membuktikan
bahwa sambungan merupakan bagian paling lemah dan paling sering mengakibatkan kegagalan pada struktur.
Pada penelitian ini, sambungan yang digunakan ialah lag screw, yaitu sambungan yang menghubungkan antara
beton pracetak dan LVL kayu nangka berdiameter 6 mm dan 8 mm. Beban lateral secara statik diberikan pada
benda uji untuk mengetahui kekuatan gesernya. Komposit kayu nangka dan beton pracetak dihubungkan dengan
dua bidang geser oleh lag screw secara tidak sejajar antar kedua bidang tersebut. Beton pracetak beton normal
dan beton fly ash pada umur 7 hari. Secara berurutan lag screw berdiameter 6 mm dan 8 mm mempunyai panjang
4 inchi dan 5 inchi, serta sudut pemasangan lag screw adalah 60o dan 90o. Hasil menunjukkan bahwa kegagalan
geser pada penelitian ini berupa rusak kayu yang terdapat alat sambungnya dan juga beton yang hancur. . Pada
penelitian ini, kekakuan komposit LVL kayu nangka tidak sebaik kekakuan pada benda uji komposit kayu
Sengon.

20
Pengaruh Penambahan Abu Batu Sebagai Pengisi terhadap Kuat Tekan
dan Pola Kerusakan pada Beton Tanpa Pasir
A. Setiawan1*, S. Winarno2
1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo, INDONESIA
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: agungsetiawan@umpwr.ac.id

INTISARI

Penggunaan beton konvensional untuk lapisan permukaan berdampak meningkatkan limpasan permukaan,
masalah genangan dan risiko banjir. Salah satu upaya mengurangi limpasan permukaan adalah penggunaan beton
non pasir yang bersifat porous sebagai lapisan permukaan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan desain
campuran beton non pasir dengan bahan pengisi abu, mengetahui kuat tekan dan pola kerusakan. Abu batu
sebagai pengisi diperoleh dari limbah penggergajian atau pembubutan kerajinan batuan Gunung Merapi,
diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan dan mengurangi pasta semen yang terlalu cair. Benda uji penelitian
berupa silinder variasi campuran perbandingan semen dan agregat adalah 1:5, 1:6, 1:7 dan 1:8 (tanpa abu batu)
dengan faktor air semen 0.4. Variasi campuran perbandingan semen, abu batu, dan agregat adalah 1:1:5 , 1:1:6,
1:1:7 dan 1:1:8 faktor air semen 0.5. Semen menggunakan jenis PCC (Portland Composite Cement) dengan 4
(empat) merk semen, selanjutnya disebut merk I, II, III dan IV. Kuat tekan beton non pasir dengan bahan pengisi
abu batu serta semen merk I 4,95 MPa, merk II 4,03 MPa, merk III 4,63 MPa dan merk IV 4,56 MPa. Kuat tekan
beton non pasir dengan bahan pengisi abu batu rata-rata mengalami peningkatan 2,73 %. Pola kerusakan
didominasi terlepasnya ikatan pasta semen dengan agregat, dan kerikil tetap utuh.

Kinerja Bekisting Sistem (PERI) pada Pekerjaan Struktur Bungker


Ruang Teleterapi Linear Accelerator (LINAC)
(Studi pada Rumah Sakit Umum Daerah Mangusada Badung)

I.G.L.B Eratodi1*, A.Triwiyono2,


1
Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Nasional, Denpasar, INDONESIA
2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: eratodi@undiknas.ac.id

INTISARI

Dalam rangka meningkatkan pelayanan khusus dibidang radioterapi, Rumah Sakit Umum Daerah Mangusada
Badung berencana untuk menginstall pesawat Teleterapi Linear Accelerator (LINAC) sesuai dengan regulasi
ketenaganukliran yang berlaku di Indonesia, pesawat teleterapi Linac tersebut harus dipasang di ruangan
radioterapi yang telah mendapatkan izin konstruksi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Bangunan
sipil tempat menginstall pesawat Teleterapi Linear Accelerator (LINAC) adalah struktur bungker beton
bertulang. Dalam mewujudkan konstruksi bungker, proses konstruksi beton bertulang dimensi extra besar
membutuhkan teknologi khusus. Perkembangan pesat teknologi dunia konstruksi di Indonesia tampak dengan
semakin banyaknya inovasi-inovasi yang digunakan dalam proses dan metode pelaksanaan konstruksi
penggunaan bekesting. Salah satunya bekisting sistem PERI24. Dimensi bungker beton bertulang 30 × 10,85 ×
7,05 m3 (p × l × t) dibutuhkan bekisting dengan kinerja struktur yang handal menerima beton basah suhu max
310C. Pada penelitian ini menggunakan analisa statika kombinasi portal dan struktur statis tak tentu didapatkan
hasil konstruksi bekesting sistem dengan material Phenolik 18 mm kelas III, PERI GT24 dan Column Wale SRZ
239 handal dalam mensupport struktur beton bertuang bungker ini.

21
Pengaruh Rongga Dan Jarak Sengkang Terhadap Kapasitas Tekan
Kolom Berlubang Dengan Penampang Berbentuk Lingkaran
Sutrizal Hartawan1*, Andreas Triwiyono1, Muslikh1, Imam Satyarno1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: sutrizalhartawan@gmail.com

INTISARI
Kekuatan tekan atau desak kolom berlubang sangat berpengaruh penting dalam stuktur bangunan. Dengan
demikian, kolom sering diperkuat dengan tujuan untuk meningkatkan daya desak dari kolom, salah satunya
menggunakan sengkang spiral. Tujuan penelitian ini yaitu menguji silinder beton dengan mutu 29 MPa. Variasi
yang digunakan yaitu terdiri dari 2 jenis benda uji yaitu benda uji polos dan bersengkang spiral. Benda uji polos
terdapat variasi pada lubang dan dibagi menjadi tiga model yaitu solid, berlubang 2.5 cm, dan berlubang 5 cm.
Sedangkan untuk benda uji sengkang spiral ditambahkan dengan adanya variasi jarak sengkang spiral yang
bervariasi yaitu 2.5 cm, dan berjarak 5 cm. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengaruh yang dihasilkan
oleh lubang dan diberi penambahan sengkang spiral dengan jarak yang bervariasi dapat meningkatkan kekuatan
dari beton serta memberikan daktilitas tambahan pada kolom.

Pemanfaatan Kulit Tanaman Pimping (Themeda Gigentea) untuk


Meningkatkan Kuat Tarik dan Daktalitas Beton

A. Masdar1*, R. Junnaidy1, A. Sagita1


1
Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh, Payakumbuh, INDONESIA
*Corresponding author: astutimasdar04@gmail.com

INTISARI
Beton mempunyai kelemahan dalam kuat tarik dan daktalitasnya, sehingga saat menerima beban yang
melampaui kapasitasnya, beton akan mengalami keruntuhan yang mendadak. Penggunaan kulit Tanaman
Pimping (Themeda Gigentea) yang merupakan material alami pada beton bertujuan untuk meningkatkan kuat
tarik beton sehingga daktalitas beton dapat ditingkatkan. Penelitian dilakukan dengan metoda eksperimental.
Variabel penelitian adalah persentase penambahan serat kulit Tanaman Pimping pada campuran beton masing-
masing sebesar 1%, 1,5% dan 2%. Pengujian dilakukan terhadap kuat tarik beton dan pengamatan perilaku
keruntuhan beton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tarik beton pada variasi serat 1%, 1,5% dan
2% masing-masing adalah 1,978 MPa, 1,704 MPa dan 1,631 MPa, sedangkan rata-rata kuat tarik pada beton
tanpa serat adalah 1,905 MPa. Hasil pengamatan perilaku keruntuhan beton serat memperlihatkan hasil
keruntuhan yang lebih bersifat daktail yang artinya beton tidak runtuh secara mendadak. Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa serat bagian luar tanaman dapat meningkatkan kuat tarik beton pada persentase 1%
dan dapat meningkatkan sifat daktalitas beton sehingga perilaku keruntuhan beton menjadi lebih baik.

22
Pemanfaatan Limbah Serbuk Kaca Sebagai Bahan Tambah Sebagian
Dari Semen Dalam Pembuatan Beton Normal
A. Pebrianto1, H.A. Safarizki1*, Marwahyudi2
1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo, INDONESIA
2
GFY Reasearch Group, Universitas Sahid Surakarta, Surakarta, INDONESIA
*Corresponding author: hendra.mawat@gmail.com

INTISARI

Beton merupakan bahan utama yang sering digunakan dalam pembangunan. Beton dapat didefinisikan sebagai
campuran dari agregat halus dan agregat kasar dengan semen yang disatukan oleh air serta sering ditambah bahan
additive dengan prosentase tertentu. Pada penelitian ini menggunakan serbuk kaca, serbuk kaca mempunyai
komposisi silika yang cukup besar dilihat dari itu serbuk kaca bisa digunakan sebagai bahan campuran beton
dengan ini serbuk kaca dipakai sebagai bahan tambah sebagian dari semen terhadap kuat tekan beton. Dengan
prosentase 0%,7%,10% dan 11% menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan jumlah sampel 14 benda
uji. Pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari untuk mengetahui kuat tekan umum yang maksimum. Dari
hasil uji kuat tekan serbuk kaca mengalami peningkatan pada prosentase 7% sebesar 30,29 MPa, dan pada
prosentase 10% dan 11% mengalami penurunan dengan hasil 24,95 MPa dan 29,03 MPa dibandingkan dengan
beton normal sebesar 29,34 MPa. Maka dapat disimpulkan beton bahan tambah serbuk kaca dapat meningkatkan
kuat tekan beton.

Penentuan Nilai k (koefisien Infiltrasi Horton)


dengan Cara Pengukuran yang Berbeda Untuk Koefisien Abstraksi

Indah Kusuma1, Dian Noorvy Khaerudin2*


1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya, Malang, INDONESIA
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Malang, INDONESIA
2
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang, INDONESIA
*Corresponding author: dianoorvykhaerudin@gmail.com

INTISARI

Penentuan laju infiltrasi dihitung dengan cara pengukuran langsung dan dengan perhitungan empiris. Pengukuran
langsung di lakukan di lapangan dan di labolatorium. Pengukuran di lapangan dilakukan di DAS Lesti.
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan metode penggenangan dan simulasi hujan. Pengamatan yang
dilakukan pada penelitian ini dilakukan dengan penggenangan, yaitu dengan menggunakan ring ganda
berdiameter 60 cm ring luar dan 30 cm ring dalam. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk
mendapatkan nilai laju infiltasi. Laju infiltrasi diketahui untuk mendapatkan nilai k (koefisien infiltrasi Horton).
Nilai k (koefisien infiltrasi Horton) adalah nilai koefisien yang menunjukkan sifat tanah pengukuran laju
infiltrasi. Namun ternyata pada saat penentuan nilai k diperhitungannya berubah-ubah tergantung dari banyaknya
data. Nilai k akan berubah dengan variasi perlakuan pengamatan laju infiltrasi. Nilai k berubah karena kondisi
tanah, dan pengamatan laju infiltrasi dengan pengukuran yang berbeda. Dalam peneltian ini pengukuran
dilakukan dengan menggunakan 3 cara pengukuran yang berbeda, yaitu perlakuan ring luar tidak dibuat konstan,
ring luar dikonstankan interval 4 menit, dan dengan ring luar konstant, interval SNI, serta membandingkan
dengan alat lain yaitu Turftech Infiltrometer. Hasil yang didapat, bahwa ternyata nilai k (koefisien infiltasi
Horton) akan berubah bukan karena bertambahnya data saja, namun juga karena metode pengukuran, dan alat
yang digunakan juga berbeda, maka dengan nilai rata-rata perbedaan 38% untuk ring luar tidak konstan berarti
cara ini tidak dapat digunakan, dan nilai rata-rata perbedaan lebih besar untuk interval SNI, yaitu 34%
menandakan bahwa interval tidak mempengaruhi pengukuran laju infiltrasi, dan nilai k. Nilai k dipengaruhi oleh
kondisi tanah dan lamanya waktu menuju konstan.

23
Review Karakteristik Baja Berdinding Tipis Akibat Beban Torsi
N. Arman1*, A. Saputra1, S. Siswosukarto1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: noviarman@mail.ugm.ac.id

INTISARI
Gagasan dasar pengembangan Rumah Instan Struktur Baja (RISBA) adalah membangun kembali rumah yang
rusak karena gempa, yang bisa dibangun dengan cepat, struktur utama awet, aman, dan mengurangi potensi
timbulnya korban pada kejadian gempa yang akan datang. Selain itu, rumah RISBA juga didesain menjadi
nyaman, sesuai dengan lingkungan tropis di Indonesia. Penggunaan baja berdinding tipis diketahui dapat
meningkatkan produktivitas, pengendalian kualitas, dan efisiensi biaya pada struktur bangunan rumah sederhana.
Baja tipis juga diketahui dapat menahan gaya-gaya akibat dari beberapa perlakuan. Salah satu akibat dari
perlakuan gaya terhadap frame baja adalah meliuk atau memuntirnya frame baja tipis tersebut. Dalam paper
Review Karakteristik Baja Berdinding Tipis Akibat Beban Torsi akan mereview tentang penelitian-penelitian
sebelumnya yang mempelajari tentang baja berdinding tipis akibat beban rotasi, sehingga diharapkan paper ini
dapat membantu untuk memahami perilaku baja akibat adanya beban torsi dan juga dapat mengetahui kapasitas
nominal dari baja tipis agar tidak melebihi kapasitas ultimit yang terjadi pada baja tersebut.

Aplikasi Bakteri sebagai Agen Self-Healing pada Beton

R.Z. Rahmawan1*, M. Fauzan1, H. Putra1, Erizal1


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB University, Bogor, INDONESIA
*Corresponding author: rama_zr99@apps.ipb.ac.id

INTISARI
Paper ini membahas aplikasi bakteri sebagai agen self-healing pada beton, meliputi jenis, cara penerapannya
serta memberikan gambaran mengenai pengaruh penambahan bakteri terhadap sifat beton. Retakan mikro pada
beton menyebabkan masuknya zat berbahaya melalui celah keretakan yang dapat mempercepat terjadinya korosi
pada tulangan beton sehingga memperpendek umur beton. Biaya untuk memperbaiki kerusakan terbilang mahal,
tidak efektif, dan memiliki dampak terhadap lingkungan. Maka perlu teknik lain dalam upaya memperbaiki
kerusakan yaitu self-healing concrete. Penambahan bakteri ureolitik yang dapat menghasilkan urea
diintegrasikan bersama dengan sumber kalsium untuk menutup retakan mikro yang baru terbentuk dengan
pengendapan CaCO3. Teknik self-healing dengan bakteri memberikan hasil yang menjanjikan dalam menyegel
retakan mikro pada beton. Literatur menunjukkan bahwa metode enkapsulasi akan memberikan hasil yang lebih
baik daripada metode aplikasi langsung dan juga menunjukkan bahwa penggunaan bakteri sebagai agen self-
healing dapat meningkatkan sifat pada beton seperti kekuatan dan ketahanannya serta dapat menurunkan
penyerapan air dan permeabilitasnya yang diperkuat dengan analisis mikrostruktur.

24
Rekayasa Material Bata Kobel dalam Infrastruktur Bangunan Sipil
Ramah Lingkungan Abad ke-21
C.L. Susilawati1*, I.W. Tyas2, H.M.A. Sutoto1
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Semarang, INDONESIA
2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Flores, Ende, INDONESIA
*
Corresponding author: susipi@untagsmg.ac.id

INTISARI
Masyarakat pedesaan mengalami kendala untuk membangun rumah, bak tampung air dan infrastruktur bangunan
lainnya karena dana yang terbatas. Rekayasa material bata Kobel merupakan teknologi batu pres tanah bertautan
dikembangkan untuk menyediakan material bangunan pengganti batako/batu bata, terbuat dari bahan dasar
tanah. Sistem ini tidak memerlukan pekerjaan penyelesaian karena disusun saling bertautan. Penelitian tentang
berbagai material tanah menjelaskan bahwa pada dasarnya tanah yang baik untuk sistem ini adalah mengandung
unsur butiran tanah yang mudah dimampatkan. Penambahan bahan kapur ataupun semen berfungsi sebagai
perekat saja. Beberapa contoh kegiatan yang telah dilakukan seperti: bangunan rumah, dibuat sendiri oleh
pemiliknya. Bata Kobel juga dikembangkan untuk infrastruktur bangunan sipil yang menuntut kekuatan struktur
sederhana seperti konstruksi bak tampung, lapangan parkir, saluran drainase dan lainnya juga telah dilakukan.
Bata Kobel juga menjadi peluang usaha BumDes, yang mendorong masyarakat pedesaan mampu memenuhi
kebutuhan material bangunan dalam pembangunan desanya. Akhirnya, rekayasa bata Kobel ini adalah teknologi
sederhana tepat guna dalam infrastruktur bangunan sipil yang ramah lingkungan dapat diterapkan pada
masyarakat pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang mandiri menyongsong abad
21.

Analisis Sifat Mekanik dan Propertis Beton Subtitusi Limbah Plastik


dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

A.A. Mohsa1*, H. Putra1


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, INDONESIA
*Corresponding author: abdi_mohsa@apps.ipb.ac.id

INTISARI

Beton merupakan bahan bangunan paling umum di dunia konstruksi dengan empat komposisi utama yaitu :air,
semen, agregat kasar dan agregat halus. Penggunaan beton yang banyak berdampak buruk pada lingkungan.
Salah satunya, eksploitasi agregat dapat menyebabkan erosi yang berdampak pada lingkungan. Plastik
merupakan bahan yang sering digunakan dalam industri dan kehidupan sehari hari. Kebanyakan limbah plastik
adalah non-biodegredable dan tidak beraksi dengan lingkungan, yang mengakibatkan sangat susah diurai hingga
ratusan tahun. Pada 2017 348 juta plastik diproduksi di dunia. Limbah plsatik dapat diproses dengan 3 metode
utama yaitu : daur ulang, insinerasi dan landfilling. Daur ulang limbah plastik menjadi agregat sebagai pengganti
agregat pada beton merupakan salah satu cara recycle untuk mengurangi limbah plastik. Limbah plastik yang
digunakan adalah limbah plastik High Density Polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), Polyvinyl Chloride
(PVC) dan Polystyrene. Penggunaan limbah plastik yang beragam ini bertujuan untuk mengetahui limbah plastik
paling efektif dalam campuran beton. Sifat mekanik yang direview adalah kuat tekan, densitas beton dan analisis
mikrostruktur. Hubungan ikatan pada beton agregat plastik harus dilakukan untuk mengetahui penyebab
terjadinya penurunan kerja. Jumlah subtitusi agregat plastik mulai dari 38,9%-50%. Hubungan ikatan pada beton
dapat dilihat dengan menggunakan uji Scanning Electron Microscope. Didapatkan jenis agregat plastik paling
optimal adalah PVC.

25
Pemanfaatan Serbuk Limbah Batu Kapur dan Limbah Bata Ringan dalam
Pembuatan High Early Strength Sustainable Self Compacting Concrete

C. Richardy, Evan*, S.H. Sumali, H. Sugiharto


Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya, INDONESIA
*Corresponding author: b11170071@john.petra.ac.id

INTISARI
Di era modern ini, pembangunan konstruksi adalah salah satu hal terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi negara. Untuk mempertahankan pertumbuhan ini, kontruksi yang bersifat sustainable sangatlah
diperlukan. Self-compacting concrete sering digunakan karena menghasilkan kuat tekan awal yang tinggi. Tetapi
perlu bahan aditif seperti superplasticizer atau abu silika untuk mendapatkan kuat tekan awal yang tinggi. Kali
ini akan digunakan serbuk limbah bata ringan sebagai bahan pengganti. Penggunaan serbuk limbah bata ringan
dan serbuk batu kapur dapat menjadi solusi untuk mengurangi sebagian semen. Pada penelitian ini, self-
compacting concrete diperoleh dengan menggunakan serbuk limbah bata ringan dan serbuk batu kapur untuk
menggantikan 34% semen yang dibutuhkan. Dengan membuat perbandingan 53:47 pada rasio serbuk limbah
bata ringan dan serbuk batu kapur maka diperoleh kuat tekan awal yang tinggi dengan kekuatan tekan 1 hari
mencapai 18.36 MPa, yang mana telah lulus persyaratan BS EN 197-1 bahwa kuat tekan awal tinggi
membutuhkan kekuatan 20 Mpa pada usia 2 hari. Kelecakan (workability) dari self-compacting concrete juga
cukup baik, dimana hasil flow test dapat mencapai diameter 59 cm and 63 cm.

Review Analisis Ketahanan Lentur Pada Balok Baja Canai Dingin


S. Widayanti1*, A. Saputra1, A. Triwiyono1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: selmawidayanti@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Baja canai dingin dalam dunia konstruksi kini telah banyak digunakan karena merupakan material yang memiliki
banyak keunggulan, seperti rasio kekuatan terhadap berat yang lebih tinggi, stabilitas dimensi, dan kecepatan
dalam pengerjaan konstruksi. Baja canai dingin didesain untuk dapat memikul beban tekan yaitu tekuk. Dalam
pengaplikasiannya sebagai balok, baja canai dingin akan dominan memikul gaya dalam yang berupa momen
lentur dan gaya geser. Namun akibat rasio kelangsingan yang besar dan ketebalan penampang yang tipis,
perubahan bentuk penampang pada saat memikul beban tekan rentan terjadi. Perubahan bentuk ini merupakan
kegagalan yang terjadi pada baja canai dingin saat atau sebelum mencapai kapasitas lelehnya, sehingga hal ini
harus dihindari. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah faktor geometri atau penampang. Oleh
karena itu dalam review ini akan dibahas beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait berbagai
jenis profil penampang balok baja canai dingin dalam kapasitasnya menahan lentur. Penelitian dilakukan secara
eksperimental dengan pengujian empat titik (four-point bending) dan atau dengan analisis numerik. Dari hasil
review masing-masing penelitian memberikan hasil berupa kapasitas beban ultimit yang dapat ditahan balok baja
canai dingin. Dari kesimpulan beberapa penelitian, penggunaan lebih dari satu profil baja canai dingin sebagai
balok dapat meningkatkan kekuatan ultimit balok bersebut.

26
Pengaruh Limbah Serbuk Kayu Terhadap Kuat Tekan Beton Sebagai
Bahan Tambah Pembuatan Beton Normal
A.D. Prasetyo1, H.A. Safarizki1*, Marwahyudi2
1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo, INDONESIA
2
GFY Reasearch Group, Universitas Sahid Surakarta, Surakarta, INDONESIA
*Corresponding author: hendra.mawat@gmail.com

INTISARI

Pada dunia konstruksi bagian yang terpenting dari bangunan yaitu beton. Beton adalah campuran dari semen
portland, air, agregat kasar, agregat halus dan dengan atau tidak bahan tambah lain guna menambah daya dukung
beton. Penelitian terhadap limbah serbuk kayu dilakukan sebagai bahan tambah dengan persentase sebesar 0%,
1%, 2%, 5%, dan 10% terhadap berat pasir. Serbuk kayu yang digunakan didapat dari industri pengolahan kayu
didaerah wonogiri, pada umumnya Penelitian ini biasa dimanfaatkan guna menambah daya kuat Tarik beton.
Maka, pada penelitian yang dibuat ini bertujuan mengetahui pengaruh limbah serbuk kayu pada kuat tekan beton.
Penelitian dicetak menggunakan silinder berdiameter 15cm X 30cm. Hasil penelitian meghasilkan Penambahan
Serbuk Kayu di usia 28 hari dengan bahan tambah Serbuk Kayu 1% menghasilkan kuat tekan terbesar yaitu
28,40 MPa dari pada beton Normal yang mencapai 26,15 MPa dan 2 % menghasikan kuat tekan sebesar 28,15
MPa dari 26,15 MPa Beton Normal. Dan pengaruh pada persentase 5% menghasil kuat tekan beton menurun
dari beton normal, penambahan serbuk Kayu 5% mendapatkan 17,85 MPa dari 26,15 MPa, dan untuk persentase
serbuk Kayu 10% mendapatkan 5,45 MPa dari 26,15 MPa. Maka dapat disimpulkan beton bahan tambah serbuk
kayu dapat meningkatkan kuat tekan beton.

Pengaruh Konsentrasi Deltamethrin terhadap Ketahanan Bambu


Petung dan Peluang Aplikasinya pada Bambu Laminasi Perekat Urea
Formaldehyd
Tirana Novitri S1, Inggar Septhia Irawati1*, Ali Awaludin2
1,2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: inggar_septhia@ugm.ac.id

INTISARI
Bambu merupakan bahan yang potensial digunakan sebagai bahan alternatif pengganti kayu. Namun, bambu
memiliki kelemahan yaitu sifatnya yang rentan terhadap serangan serangga. Boraks banyak digunakan oleh
sebagian besar industri bambu di Indonesia sebagai pengawet bambu akan tetapi ketersediaan boraks semakin
terbatas. Oleh karena itu, pada penelitian ini, deltamethrin diteliti untuk digunakan sebagai pengawet bambu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi deltamethrin 0%, 0.01%; 0.1%; dan 0.4% pada
bambu Petung terhadap ketahanan serangan rayap kayu kering melalui uji retensi, uji mortalitas dan pengukuran
penurunan berat setelah uji mortalitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peluang aplikasi
deltamethrin pada industri bambu laminasi dengan menggunakan perekat urea formaldehyde. Peluang aplikasi
deltamethrin diketahui melalui pengujian kuat geser perekat. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
konsentrasi deltamethrin berpengaruh signifikan terhadap retensi pengawet. Namun, konsentrasi deltamethrin
0.01%, 0.1%, dan 0.4% tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap mortalitas rayap dan penurunan
berat. Oleh karena itu, konsentrasi deltamethrin 0.01% diusulkan untuk digunakan pada pengawetan bambu.
Berdasarkan hasil pengujian kekuatan geser perekat, deltamethrin berpeluang untuk digunakan pada industri
bambu laminasi. Hal ini disebabkan karena rata-rata kuat geser perekat urea formaldehyde pada penelitian ini
7.61 MPa, lebih tinggi dibandingkan kuat geser pada penelitan terdahulu.

27
Penentuan Konsentrasi Deltamethrin untuk Pengawet Bambu Petung
dan Peluang Aplikasinya pada Bambu Laminasi Perekat Polymer
Isocyanate

U. Azmy1, I. S. Irawati1*, A. Awaludin2


1,2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: inggar_septhia@ugm.ac.id

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi bahan pengawet deltamethrin yang efektif digunakan
sebagai bahan pengawet bambu Petung. Efektivitas deltamethrin diperoleh dari hasil uji retensi dan uji mortalitas
dengan menggunakan rayap kayu kering. Konsentrasi deltamethrin yang digunakan yaitu 0.01%, 0.05%, dan
0.2% yang kemudian dibandingkan dengan benda uji kontrol. Nilai konsentrasi pengawet deltamethrin efektif,
berdasarkan hasil uji retensi dan uji mortalitas, kemudian digunakan sebagai pengawet bilah-bilah bambu Petung
untuk pembuatan bambu laminasi dengan perekat polymer isocyanate. Pengujian blok geser perekat dilakukan
untuk mengetahui peluang penggunaan deltamethrin pada industri bambu laminasi. Dari hasil pengujian, nilai
retensi pengawet deltamethrin antara 0.31-7.52 kg/m3. Ketiga nilai konsentrasi deltamethrin memberikan nilai
mortalitas sebesar 100% pada minggu pertama pengujian. Nilai mortalitas benda uji kontrol sebesar 23%.
Penurunan berat pasca uji mortalitas untuk ketiga nilai konsentrasi deltamethrin berkisar antara 4.04%-4.45%.
Penurunan berat benda uji kontrol 12.14%. Berdasarkan uji Tukey diketahui bahwa tidak ada perbedaan pada
nilai mortalitas dan penurunan berat ketiga nilai konsentrasi deltamethrin sehingga konsentrasi pengawet
deltamethrin yang diusulkan adalah 0.01%. Hasil uji kuat geser perekat memberikan nilai rata-rata kuat geser
sebesar 7.34 MPa. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai kuat geser perekat pada penelitian terdahulu.
Oleh karena itu, deltamethrin berpeluang digunakan sebagai bahan pengawet bambu laminasi.

28
Earthquake Engineering and
Structural Dynamic
(Parallel Session)

Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21


(SNTI 2021)

29
Analisis Data Mikrotremor Terhadap Kekuatan Bangunan
Terbengkalai Di Surabaya

D.P. Dibiantara1*, A.F. Refani1, M.S. Darmawan1, Y. Tajunnisa1, R. Arrafi1


1
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, INDONESIA
*Corresponding author: dpdibiantara@its.ac.id

INTISARI
Zonasi gempa di Indonesia terus berubah dari waktu ke waktu berdasarkan hasil penelitian terhadap pergerakan
tanah. Penelitian-penelitian tiap wilayah yang dilakukan secara komprehensif, dengan tipe geologi dan morfologi
unik, mendefinisikan karakteristik dinamik/seismik wilayah tersebut. Penelitian kondisi geologi dan morfologi,
secara teknik, mencatat pergerakan-pergerakan mikro dengan durasi waktu tertentu, sehingga didapat laju
pergerakan, besar pergerakan, dan lain-lain.
Data beberapa kejadian gempa yang ada, dapat menjadi justifikasi untuk memprediksi kekuatan gempa yang
akan terjadi. Analisis deterministic seismic hazard membutuhkan initial ground motion, yang dapat diambil dari
ground acceleration kejadian gempa yang karakteristiknya mendekati area tersebut. Selain menggunakan data
gempa adekuat, yang cenderung merusak, pengujian non-destruktif seperti microtremor method dapat digunakan
untuk meninjau bangunan. Metode ini menangkap getaran harmonik alami tanah dan elemen struktur pada lantai
tertentu, yang merupakan kondisi ambiens lingkungan.
Nilai Vs hasil pengukuran memiliki rentang 80-509 m/s. Hal ini sesuai apabila mengacu pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Riyantyo (2017) dan Mufida (2013), mengenai perhitungan nilai Vs dengan
menggunakan mikrotremor, nilai Vs daerah Surabaya berkisar antara 50-500 m/s. Lokasi pengambilan data
sangat menentukan hasil yang didapat karena rekaman data mikrotremor sensitif terhadap kondisi ambiens.
Simpangan pada arah x-x sebesar 0,00339 dan arah y-y sebesar 0,00292, sehingga struktur bangunan termasuk
dalam kategori Immedate Occupancy.

Review Karakteristik Mechanical Properties dari Mortar 3D Printing


F.W. Rivai*, I.Satyarno, A.Aminullah
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: furqonrivay@mail.ugm.ac.id

INTISARI
3D Construction Printing (3DCP) dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi sangat populer di dunia konstruksi.
Hal ini disebabkan karena 3DCP ini memiliki beberapa kelebihan yaitu: hemat waktu, hemat biaya konstruksi,
serta lebih aman ketika dikerjakan. Penerapan 3DCP sampai saat ini telah mencakup furniture, patung, jembatan
sederhana, hingga rumah tinggal. Bahan utama konstruksi dari 3D printing ini adalah mortar. Oleh karena itu
banyak ditemukan penelitian-penelitian yang mempelajari tentang kekuatan mortar 3D printing ini. Paper ini
akan mereview tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan tersebut. Secara umum parameter
mechanical properties yang akan diamati terdiri dari kuat tekan (compressive strength), kuat tarik (tensile
strength), kuat geser (shear strength), dan kuat lentur (flexural strength). Dari hasil studi literatur secara umum
diperoleh kuat tekan sekitar 55 - 66 MPa, kuat tarik sekitar 1,22 - 1,99 MPa, kuat lentur sekiatar 4,12 - 10,5 MPa,
kuat geser sekitar 4,63 - 6 MPa, modulus elastisitas sekitar 3300 – 36600 MPa, dan poisson ratio sekitar 0,157 –
0,311. Melalui literatur review ini diharapkan menjadi referensi bagi para peneliti mortar 3D printing sebelum
membuat konstruksi bangunan 3D printing secara nyata di lapangan.

30
Review Analisis Statik Nonlinear Pushover dalam Evaluasi Kinerja
Struktur Bangunan Gedung

A.A. Putra1*, S. Siswosukarto, B. Supriyadi


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: arditaandanaa@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Analisis pushover merupakan sebuah metode analisis beban gempa nonlinear yang mampu memberikan solusi
dalam mencari kapasitas struktur dengan berdasarkan konsep perancangan berbasis kinerja (performance
based design). Analisis ini mampu memperkirakan berapa nilai gaya maksimum yang dapat ditahan oleh
struktur dan besarnya deformasi yang terjadi serta memberikan informasi mengenai elemen mana saja yang
akan mengalami kegagalan. Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait analisis pushover. Output dari
analisis merupakan tingkatan level kinerja yang terdiri dari operational, immediate occupancy, life safety, dan
collapse prevention. Dari hasil analisis tersebut nantinya akan didapat kesimpulan apakah gedung yang
ditinjau aman atau tidak aman. Apabila tidak aman, maka perlu dilakukan tindak lanjut berupa perkuatan
struktur atau rehabilitasi. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya terkait analisis pushover. Diharapkan makalah bisa menjadi referensi bagi para
akademisi maupun perencana struktur dalam mengaplikasikannya dalam struktur bangunan.

Analisis Rasio Kestabilan Angin Dinamik Jembatan Gantung Steel


Box Girder
A. N. Hafizh1*, B. Supriyadi1, Muslikh1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author : nur.hafizu@mail.ugm.ac.id

INTISARI
Struktur jembatan panjang sering kali menggunakan tipe kabel kerena lebih ekonomis, jembatan gantung yang
merupakan salah satu jenis jembatan berkabel mampu didesain hingga 2km, salah satu dari permasalahan
jemabatan tipe ini adalah beban angin dinamik yang dapat menimbulkan ketidak stabilan pada dek dan kabel.
Faktor yang mempengaruhi ketidak stabilan ini diantarnya adalah rasio lebar jembatan terhadap bentang
jembatan, maka dari itu perlu adanya kajian lebih lanjut tentang rasio lebar terhadap bentang jembatan. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan 3 radio lebar terhadap bentang yaitu 2%, 3%, dan 5,67% dari panjang bentang
jembatan 300meter dan menggunakan steel box untuk deknya, pemodelan dilakukan dengan bantuan software
Midas Civil. Berdasarkan hasil analisis nilai natural frekuensi bending dan torsi yang semakin mengecil seiring
dengan mengecilnya rasio lebar terhadap bentang jembatan. Pada rasio 2% didapat nilai kerentanan terhadap
beban angin (Pb) sebesar 1,32 dan masuk kedalam kategori c dengan kriteria jembatan memiliki kerentanan
tinggi terhadap beban angin dinamik, pada rasio 3% didapat nilai Pb sebesar 0,446 yaitu berada pada kategori
perlunya perhatian lebih pada bentuk penampang jembatan, sedangkan pada rasio 5,67% didapat nilai Pb sebesar
0,063 yang juga masuk dalam kategori b, namun sudah sangat mendekati nilai kategori a dengan kriteria besaran
nilai Pb sebesar 0,04.

31
Peningkatan Frekuensi Lantai Gedung untuk Menghindari Resonansi
Akibat Beban Dinamik
(Studi kasus Gedung Sleman City Hall Yogyakarta)

A. Andrestari1*, B. Supriyadi1, S. Siswosukarto1


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: asih.andrestari@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Gedung Sleman City Hall merupakan salah satu Mall yang memiliki lantai bertingkat yang terletak di Sleman,
Yogyakarta. Intensitas Masyarakat untuk mengunjungi Mall tersebut termasuk tinggi, karena selain untuk tempat
pusat perbelanjaan, juga menyediakan rekreasi hiburan untuk pengunjung. Hasil penelitian numerik terhadap
Gedung Sleman City Hall masih mampu untuk menahan gempa dan beban statik. Namun, pengadaan live music
konser di plat lantai di Ballroom tersebut menerima beban hidup statik pengunjung serta beban gerakan ritme
pengunjung (beban dinamik), sehingga displacement yang besar dan ketidaknyamanan dirasakan. Hal ini
disebabkan frekuensi alami struktur plat lantai Ballroom hanya memiliki 3.35 Hz serta displacement yang terjadi
ketika live music konser sebesar 132.54 mm. Penelitian ini akan mencoba mencari solusi untuk meningkatkan
frekuensi natural plat lantai dan meminimalkan displacement. Perkuatan 1 dilakukan dari pihak owner sendiri
yang sudah dilaksanakan di Gedung Sleman City Hall, dengan hasil numerik didapatkan frekuensi sebesar 4.27
Hz, dan displacement terbesar 47.59 mm. Perkuatan 2 sebagai penelitian lanjutan, dengan hasil numerik
didapatkan frekuensi sebesar 5.34 Hz, serta displacement terbesar 2.57 mm. Nilai displacement yang didapatkan
dari perhitungan SNI2847-2019 didapatkan batas displacement maksimum 66.67 mm. Hasil analisis numerik
dari dua perkuatan tersebut, untuk perkuatan 2 memiliki frekuensi alami lebih tinggi dan displacement lebih
kecil.

Kekakuan Kolom Persegi Beton Bertulang Diretrofit Dengan Wire


Mesh Akibat Beban Siklik
Hence Michael Wuaten1*, Herman Parung2, A. Arwin Amiruddin2, Rita Irmawaty2
1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
2
Dosen Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
*Corresponding author: hmw.wuaten@gmail.com

INTISARI
Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan dan kegagalan pada struktur yang tidak direncanakan dengan baik
terhadap beban gempa dan kekakuan struktur merupakan salasatu parameter yang harus diperhatikan pada
struktur yang didesain terhadap beban gempa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kekakuan pada kolom beton bertulang adalah dengan retrofit pada perkiraan daerah sendi plastis kolom
menggunakan material yang mudah didapat di pasaran seperti wire mesh. Dalam penelitian ini, spesimen uji
terdiri dari 2 buah kolom persegi beton bertulang dengan ukuran 300 x 300 mm dan pada salah satu spesimen
diretrofit menggunakan wire mesh ukuran M6 pada perkiraan daerah sendi plastis. Spesimen diuji dengan beban
siklik berdasarkan metode displacement control. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa kolom yang diretrofit
dengan wire mesh pada perkiraan daerah sendi plastis mempunyai kekakuan yang lebih besar dibandingkan
dengan kolom yang tidak di retrofit. Selain itu, penurunan nilai kekakuan dari kolom yang diretrofit dengan wire
mesh lebih kecil dibandingkan dengan kolom yang tidak diretrofit.

32
Hubungan Beban-Perpindahan dan Pola Retak pada Join Balok-
Kolom akibat Beban Siklik
H. Tumengkol1*, R. Irmawaty2, H. Parung2 and A. A. Amiruddin2
1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Universitas Hasanuddin
2
DepartemenTeknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
*Corresponding author : tumengkolherman@yahoo.co.id

ABSTRACT.
Makalah ini membahas tentang hubungan beban dan perpindahan, daktilitas dan pola retak pada join
balok-kolom akibat beban siklik. Join balok-kolom bertipe eksterior yang didesain berdasarkan sistem
rangka pemikul momen khusus (SRPMK) dengan ukuran balok 20/30 cm dan ukuran kolom 30/30
cm sedangkan tinggi kolom adalah 295 cm dan panjang balok adalah 145 cm. Mutu beton yang
direncanakan adalah 25 MPa dengan mutu baja adalah 400 MPa untuk tulangan ulir berdiameter 13
mm dan 16 mm. Untuk tulangan sengkang menggunakan tulangan polos diameter 8 mm dengan mutu
baja 240 MPa. Pembebanan siklik menggunakan SNI 7834:2013. Dari hasil penelitian diperoleh join
balok-kolom eksterior memiliki kapasitas beban 13,6 kN dan perpindahan 88,3 mm pada kondisi
ultimate, daktilitas join balok-kolom dikategorikan sebagai join dengan low ductility. Pola retak pada
awal drift terjadi pada balok dan pada tahapan selanjutnya retak menyebar pada arah tengah balok dan
kolom bagian bawah sampai kondisi ultimate.

Studi Perilaku Gedung Baja Modular terhadap Beban Gempa Akibat


Perbedaan Jenis Sambungan Antar-modul
M. Lyman*, L.F. Tjong, L. Eddy
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Jawa Barat, INDONESIA
*Corresponding author: madisonlyman.99@gmail.com

INTISARI

Gedung baja modular merupakan teknologi yang baru di Indonesia. Namun, studi perilaku dan standar gedung
baja modular terhadap beban gempa masih terbatas. Gedung modular sesungguhnya adalah gabungan dari
beberapa modul individu yang disambung secara vertikal dan horizontal, sehingga sambungan antar-modul
mempengaruhi performa dari keseluruhan gedung tersebut. Penelitian ini mempelajari perilaku gedung baja
modular terhadap beban gempa akibat perbedaan jenis sambungan antar-modul yang dipakai dengan
menggunakan analisis linear dinamik yaitu analisis spektrum respons ragam. Terdapat 3 tipe sambungan dengan
variasi jenis dan kekakuan yang dibahas pada studi ini. Di samping itu, studi parametrik mempelajari pengaruh
kekakuan sambungan antar-modul. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis sambungan antar-
modul mempengaruhi simpangan lateral dan periode fundamental gedung, selain itu kekakuan translasi
sambungan vertikal memberikan pengaruh paling signifikan terhadap simpangan lateral gedung.

33
Pengembangan Respons Spektra pada Tanah Lunak di Jakarta
Grisella Aglia1, Stefanus Diaz Alvi2*, Paulus P. Rahardjo3
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, INDONESIA
2
Research and Development Division Head for Design Support,
PT Geotechnical Engineering Consultant, INDONESIA*
3
Professor, Universitas Katolik Parahyangan, INDONESIA
*Corresponding author: diaz.stefanus@gmail.com

INTISARI

Lapisan tanah dekat permukaan di Jakarta didominasi oleh tanak lunak dengan ketebalan yang bervariasi. Peta
Gempa Indonesia Tahun 2017 memberikan rekomendasi respons spektra untuk bangunan-bangunan sipil
(termasuk bangunan gedung) untuk berbagai Kelas Situs. Penelitian ini membahas mengenai analisis perambatan
gelombang gempa dari batuan dasar ke permukaan tanah (SSRA / Site Specific Response Analysis) pada lima
lokasi yang memiliki nilai N̅SPT yang bervariasi di bawah 15 (Kelas Situs SE), berdasarkan SNI 8460:2017.
Analisis dilakukan dengan Program NERA (Nonlinear Earthquake Site Response Analysis) untuk menghasilkan
spektral percepatan di permukaan tanah. Ground motion batuan dasar yang digunakan berasal dari 11 sumber
gempa yang sama yang telah melalui proses PSHA. Hasil dari penelitian pada lima (5) lokasi yang berbeda di
Jakarta, meskipun kelima lokasi tersebut masuk ke dalam kategori tanah lunak, besar percepatan yang dihasilkan
berbeda untuk setiap lokasi. Apabila lapisan tanah lunak semakin tebal, maka puncak pada spektral percepatan
akan lebih rendah, namun lebih panjang (periode yang lebih besar). Di samping itu, percepatan pada respons
spektra hasil analisis untuk periode panjang lebih rendah dibandingkan percepatan pada respons spektra yang
direkomendasikan dalam SNI 8460:2017.

Tinjauan Analisis Ketahanan Tekuk Kolom Baja Canai Dingin yang


Dibebani Secara Aksial
N.Z. Mangoda1*, A. Saputra1, A. Awaludin1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: noviazulfasti2019@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Cold-formet steel (CFS) saat didesain untuk dapat memikul beban tekan yaitu tekuk. Tekuk menjadi sebuah
fenomena bagi material konstruksi khususnya pada struktur yang memiliki rasio kelangsingan yang besar dan
ketebalan penampang yang tipis. Tekuk merupakan sebuah kegagalan struktur dimana penampang mengalami
perubahan bentuk pada saat atau sebelum struktur mencapai kapasitas lelehnya. Oleh karena itu dalam tinjauan
ini akan dibahas beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait analisis eksperimental di
laboratorium dan atau numerik dari penampang kolom CFS profil CNP yang di modifikasi geometri atau double
penampang dengan tujuan untuk mendapatkan kesimpulan tentang perilaku tekuk penampang CFS profil CNP
dengan perhitungan kapasitas tekan dari CFS profil CNP. Dari hasil tinjauan analisis masing-masing penelitian
memberikan output berupa peningkatan kapasitas tekan. Oleh karena itu dari penelitian ini disimpulkan bahwa
modifikasi geometri atau double penampang dinilai mampu dalam menunjukan dan meningkatkan kapasitas
tekan CFS profil CNP.

34
Studi Eksperimen Nilai Rendaman Pasangan Batu Bata
dengan Mortar Campuran Kapur dan Bubukan Batu Bata
Firnimus K. Bhara1*,
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: firnimus.k.b@ugm.ac.id

INTISARI
Jenis bangunan tembokan dijiplak dari Eropa dengan ketebalan dindingnya lebih dari ketebalan satu batu,
menggunakan plester bata tanpa perkuatan kolom maupun beton tulang sebagau bingkai. Pada waktu itu Belanda
menggunakan campuran adukan yang terdiri dari bubuk bata merah, bubuk kapur, dan pasir yang dicampur
dengan air. Beberapa menggunakan campuran pozollan dan kapur sebagai adukan. Pengujian dinamis
berdasarkan getaran digunakan untuk menentukan karakteristik dinamik dari pasangan bata. dimana salah satu
karakteristik dinamik elemen bangunan adalah nilai rasio redaman. Tujuan dari penelitinan ini yaitu dapat
memberikan informasi mengenai karakteristik dinamik dinding pasangan bata merah dengan mortar campuran
kapur, bubukan batu bata dan pasir yang merepresentasikan struktur bangunan kuno atau bangunan sejarah
dibandingkan dengan dinding pasangan batu merah dengan mortar campuran portland cement dan pasir yang
merepresentasikan bangunan saat ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa pasangan bata dengan mortar campuran
kapur dan bubukan batu bata memiliki nilai frekuensi alami 16,80 Hz dan rasio redaman 3,5 % dibandingkan
dengan pasangan bata dengan mortar campuran dari portland cement memiliki nilai frekuensi alami 23,93 Hz
dan rasio redaman 2,5 %.

Uji Analisis Struktur Terhadap Ketahanan Gempa


Studi Kasus Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang

H. Indarto1, F. Hermawan2*
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Diponegoro, Semarang, INDONESIA
2
Departemen Teknik Sipil, Universitas Diponegoro, Semarang, INDONESIA
*Corresponding author: ferry.hermawan@live.undip.ac.id

INTISARI
Sebagai tindak lanjut dari diterbitkannya Peta Gempa Nasional 2018, maka pada tanggal 17 Desember 2019,
Badan Standarisasi Nasional (BSN) secara resmi telah mengeluarkan dua standar konstruksi yang baru yaitu :
SNI 1726-2019 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung),
dan SNI 2847-2019 (Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung). Untuk mengetahui tingkat
keandalan dan memberikan tingkat keamanan struktur pada saat terjadi gempa maka perlu dilakukan building
assessment. Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro Semarang termasuk dalam
kategori bangunan publik penting yang perencanaan strukturnya masih menggunakan standar gempa dan beton
yang lama. Gedung RSND dirancang untuk umur rencana bangunan 30 tahun sampai tahun 2045. Untuk
mengetahui keandalan struktur gedung RSND, perlu dilakukan Uji Analisis struktur dengan menggunakan
standar gempa yang baru (SNI 1726-2019). Hasil analisis diperoleh bahwa struktur gedung RSND cukup kuat
untuk mendukung beban-beban rencana termasuk beban gempa. Jumlah tulangan yang terpasang pada kolom
dan balok struktur eksisting lebih banyak dari jumlah tulangan yang didapat dari analisis struktur. Hasil
perhitungan periode getar struktur dan simpangan antar lantai tingkat menunjukkan bahwa sistem struktur
bangunan kurang kaku. Meskipun tidak akan menyebabkan kegagalan struktur, sistem struktur yang tidak kaku
dapat menyebabkan kerusakan dari elemen-elemen non struktural pada saat terjadi gempa. Peningkatkan
kekakuan dari struktur gedung RSND, dapat dilakukan dengan cara memasang dinding geser (shear wall) dari
beton dibeberapa tempat pada bangunan.

35
Studi Perilaku Tekuk Material Cold Formed Steel (CFS) Profil C
Tunggal dan Ganda Tersusun (Built-up) Akibat Beban Aksial
R. Amaliah1*, A. Saputra1, A. Aminullah1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: rahmaamaliah2019@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Perkembangan inovasi struktur baja untuk bangunan rumah mulai banyak berkembang. Penerapan baja pada struktur
rumah sederhana misalnya di Lombok yakni Rumah Instan Struktur Baja (RISBA) yang menggunakan baja canai
dingin (CFS) menjadi alternatif cepat dalam pembangunan rumah untuk masyarakat terdampak gempa. Struktur baja
merupakan material yang baik untuk pertahanan terhadap gempa karena daktilitas, fleksibilitas, dan memiliki berat
yang ringan sehingga kekuatan struktur fondasi yang dibutuhkan juga kecil serta bisa mengurangi biaya baik di
struktur atas maupun struktur bawah. Kegagalan yang sering terjadi pada baja biasanya diakibatkan oleh beban aksial
yang menimbulkan efek tekuk jika beban yang ditahan melebihi beban kritis pada kolom. Dalam paper ini akan
mereview tentang penelitian-penelitian sebelumnya yang mempelajari tentang baja canai dingin pada kolom yang
mengalami kegagalan akibat beban aksial.

Perencanaan Struktur Gedung Apartemen 12 Lantai Berbentuk L di


Surakarta
D.A. Saputri1, H.A. Safarizki1*, Marwahyudi2
1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo, INDONESIA
2
GFY Reasearch Group, Universitas Sahid Surakarta, Surakarta, INDONESIA
*Corresponding author: hendra.mawat@gmail.com

INTISARI

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai tingkat kegempaan cukup tinggi karena berada pada
daerah Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Maka dari itu, dalam mendesain suatu bangunan bertingkat perlu
memperhitungkan beban gempa (E). Tujuan penulisan Skripsi ini adalah mendesain struktur gedung apartemen
12 lantai sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (SNI 03-1726-2012), Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013), serta
Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 03-1727-2013). Struktur atas
meliputi kolom, balok, pelat atap dan pelat lantai. Pembebanan yang ditinjau untuk perencanaan elemen struktur
adalah beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Daerah kritis yang ditinjau terletak pada ujung belakang
gedung dengan kontrol simpangan antar lantai maksimum untuk arah X sebesar 0,036713 m < 0,062 m (batas
simpangan ijin antar lantai), maka menunjukkan bahwa struktur gedung telah memenuhi dari batas yang
diisyaratkan.

36
Efek Perubahan Nilai Modulus Elastisitas Pada Kinerja Portal
Terbuka Beton Bertulang Mutu Tinggi Akibat Beban Gempa

W. Perceka1*, H.H. Tjahjanto1, M. Nagasastra1


1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: wperceka@unpar.ac.id

INTISARI
Beton mutu tinggi sudah dapat diproduksi dan diaplikasikan sebagai material konstruksi di Indonesia. Dengan
menggunakan beton mutu tinggi, dimensi penampang elemen – elemen struktur dapat dikurangi sehingga volume
beton untuk seluruh bangunan akan berkurang. Salah satu perbedaan antara beton mutu tinggi dan mutu normal
terletak pada modulus elastisitasnya. Modulus elastisitas adalah salah satu parameter penting dalam bidang
rekayasa struktur karena mempengaruhi besar atau kecilnya suatu nilai deformasi struktur. Persamaan modulus
elastisitas yang saat ini diadopsi oleh SNI 2847 adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Pauw pada tahun
1961 dengan kuat tekan beton maksimum saat itu sebesar 40 MPa. Oleh karena itu, peninjauan persamaan
modulus elastisitas di dalam SNI 2847 perlu ditinjau kembali. Selanjutnya, hampir semua perencana dan praktisi
hanya memperhatikan kuat tekan beton rencana dengan tetap menggunakan persamaan modulus elastisitas yang
terdapat di dalam SNI 2847. Oleh karena itu, penelitian ini ditulis untuk membandingkan dan mengevaluasi
persamaan – persamaan modulus elastisitas, yaitu berdasarkan SNI 2847, ACI 363R92, Hu dan Liao, CEB-FIP,
dan Wee dkk menggunakan data hasil pengujian yang sudah dikumpulkan. Selain itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh reduksi nilai modulus elastisitas beton terhadap perilaku struktur portar terbuka
beton mutu tinggi di wilayah gempa.

Tanggap (Response) Dinamis Struktur Cerobong Akibat Beban Gempa


dengan Model Balok Kontinu

Anwar Dolu1*, I Gusti Made Oka1


1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, INDONESIA
*Corresponding author: anwardolu1972@gmail.com

INTISARI
Sistem struktur yang ditinjau merupakan balok kontinu pada struktur cerobong (chimney) yang menerima beban
gempa. Model struktur merupakan massa terdistribusi (distributed mass). Tanggap (response) struktur dengan
penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial (PDE) balok kontinu dengan beban gempa diselesaikan dengan
analisis mode (modal analysis). Dengan transformasi ke persamaan diferensial biasa (ODE) dalam domain waktu
(t), dan beban luar dinamik berdasar percepatan gempa El-Centro NS 1940, yang diselesaikan dengan metode
Runge-Kutta. Hasil yang diperoleh adalah Perpindahan Struktur, Momen dan Gaya Geser berdasarkan fungsi
waktu (time history) dengan variasi redaman (0%, 1%, 2%, 5% dan 10%), untuk tinjauan lima mode pertama
(Mode 1–5). Nilai puncak kombinasi modal dari tanggap struktur perpindahan, momen lentur dan gaya geser
digunakan metode square root of sum squares (SRSS)

37
Manajemen dan
Teknik Konstruksi
(Parallel Session)

Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21


(SNTI 2021)

38
Analisis Biaya Kemacetan Kendaraan Pribadi Di Jalan Tamangapa
Raya Kota Makassar

Mahyuddin1, Muralia Hustim1*, Mubassirang Pasrah2, Asad Nur Abdurrahman3


Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
*Corresponding author: muralia_hustim@yahoo.com

INTISARI

Persoalan utama lalu lintas di kota besar dan berkembang yang sering terjadi adalah kemacetan. Akibat yang
ditimbulkan dari kemacetan lalu lintas sangat besar apabila kita cermati, salah satunya adalah biaya yang harus
ditanggung dari pengguna kendaraan dari kemacetan. Jalan Tamangapa Raya merupakan salah satu ruas jalur
yang sangat padat lalu lintas di Kota Makassar karena jalur suburban dengan kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi
Selatan. Pada s a a t jam puncak kemacetan sering terjadi dari aktifitas masyarakat yang pergi dan pulang Kerja,
ini menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan semakin bertambah sehingga merugikan penggunaa kendaraan
pribadi. Analisa Biaya kemacetan dengan menggunakan LAPI ITB sehingga didapat biaya kemacetan di jalan
Tamangapa Raya sebesar Rp. 993,39/km/kendaraan dan estimasi biaya kemacetan selama 10 tahun dengan
tingkat pertumbuhan kendaraan 8 % dan tingkat suku bunga 7.5% tiap tahun menghasilkan biaya kemacetan
sebesar Rp.14,047,394.07. Dengan tingkat kebisingan terjadi pada saat jam puncak rata-rata sebesar
70.07 dB(A) yang bisa mempengaruhi pengguna kendaraan pada saat terjadi kemacetan.

Kurva Belajar pada Pekerjaan Pondasi Dangkal


yang Menggunakan Material Blok Beton

H. Nuryanto1, S. Winarno1*
1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: winarno@uii.ac.id

INTISARI

Pekerjaan konstruksi yang dilakukan berulang-ulang akan menghasilkan fenomena yang dinamakan efek
pembelajaran atau learning effect, dimana produktivitas yang diperlukan untuk melakukan satu siklus adalah
lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk melakukan siklus sebelumnya. Salah satu pekerjaan konstruksi yang
dalam pengerjaannya dilakukan secara berulang adalah pekerjaan pondasi dangkal. Tujuan artikel ini adalah
untuk mengetahui efek pembelajaran pada pekerjaan pondasi dangkal dengan menggunakan material blok beton.
Data dikumpulkan dari proyek pekerjaan pondasi pagar dengan panjang 29 m pada Tahap I dan 37,7 m pada
Tahap II. Hasil yang didapatkan adalah terdapat efek pembelajaran dengan adanya peningkatan produktivitas
yang cukup signifikan dari pekerjaan pondasi ini. Efek pembelajaran ditunjukkan dengan learning curve pada
peningkatan produktivitas dengan persamaan regresi y = 0,1102x + 0,4775 untuk pekerjaan Tahap I, dan Tahap
II memiliki persamaan y = 0,0952x + 0,5131.

39
Faktor Penghambat Penerapan Jalan Hijau (Green Road ) di Indonesia
Mia Wimala1*, Yohanes L.D. Adianto1, Reynaldo Kusnadi1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: miasoejoso@unpar.ac.id

INTISARI
Jalan hijau (green road) merupakan proyek jalan yang dirancang dan dilaksanakan mengikuti kaedah
keberlanjutan. Di Indonesia, pendekatan ini mulai semarak dilakukan sejak tahun 2013 yang ditandai dengan
lahirnya standar pemeringkatan Jalan Hijau Indonesia oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Namun demikian, sampai saat ini, penerapannya pada proyek infrastruktur jalan di Indonesia masih
sangat minim. Hal ini mendasari penelitian kali ini untuk mengidentifikasi faktor penghambat dari penerapan
jalan hijau (green road) di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengkombinasi pendekatan kualitatif dan
kuantitatif dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor penghambat penerapan jalan hijau (green road) yang
dirumuskan dari hasil kajian literatur akan divalidasi dan diolah lebih lanjut untuk menentukan tingkat
signifikansinya. Hal tersebut akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap para pelaku konstruksi
jalan, yakni dari pihak pemerintah dan juga para kontraktor. Hasil menunjukkan bahwa lima faktor teratas adalah
mahalnya biaya terkait teknologi jalan berkelanjutan, minimnya regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan
jalan hijau (green road) di Indonesia, belum adanya insentif dari pemerintah untuk para pelaku jalan hijau (green
road), kurangnya pengetahuan dan pengalaman bagi para pelaku jalan hijau (green road), dan keterbatasan
material lokal di pasaran yang memenuhi spesifikasi. Diperoleh juga hasil bahwa tingkat signifikansi semua
faktor hambatan yang berhasil diidentifikasi masih di atas 60%. Hal ini berarti rintangan penerapan jalan hijau
(green road) di Indonesia masih cukup berat.

Analisis Qualitative Value for Money pada Skema Availability


Payment untuk Pengembangan Infrastruktur di Tingkat
Kabupaten/Kota di Indonesia

Y.A. Tanne1*, I. Mahani1, R.Z. Tamin1


1
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: yongkialexandertanne@students.itb.ac.id

INTISARI

Peran Pemerintah Daerah sangat dibutuhkan dalam pemerataan ketersediaan infrastruktur pelayanan dasar
Indonesia. Pastisipasi pihak swasta diperlukan dengan adanya kebijakan pemerintah menjadikan APBN/APBD
sebagai sumber daya terakhir pengadaan infrastruktur. Skema Availability Payment (AP) menjadi alternatif
pengadaan dan memastikan ketersediaan infrastruktur berkualitas dan dapat dibuktikan dengan analisis Value
for Money (VfM). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kriteria Qualitative VfM, evaluasi persepsi
stakeholder serta evaluasi skema AP pada proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) Kota Bandung dalam konteks
Qualitative VfM. Penelitian ini menggunakan studi kasus PJU Kota Bandung yang direncanakan tahun 2017.
Implementasi analisis Qualitative VfM meliputi aspek ekonomi dan finansial; teknis; sosial; politik dan hukum;
serta manajerial dan institusi pemerintah. Evaluasi persepsi stakeholder terhadap kriteria qualitative VfM pada
proyek PJU kota Bandung yaitu perlu kesamaan persepsi mengenai pemasukan dari operasional infrastruktur;
perlu keterlibatan investor/ pihak swasta yang memiliki pengalaman dengan skema AP; perlu perhatian terhadap
faktor lingkungan; perlu kebijakan politik kepala daerah yang didasarkan pada kebutuhan jangka panjang; serta
komitmen dari pegawai pemerintah melaksanakan skema AP. Evaluasi skema AP pada proyek PJU Kota
Bandung dalam konteks Qualitative VfM yaitu perbaikan data teknis eksisting PJU mengenai kualitas
ketersediaan dan jumlah PJU; konsultasi publik yang komprehensif; keterlibatan DPRD sejak awal serta
penyusunan kembali organisasi KPBU Kota Bandung.

40
Analisis Kerusakan Gedung SD Inpres Desa Asilulu Kabupaten Maluku
Tengah Dan Pengaruh Terhadap Anggaran Biaya Pembangunan

Ansye Nanlohy1*, Lenora Leuhery1, Rowel Nunumete1


1
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Ambon, INDONESIA
*Corresponding author: nanlohyansye0103@gmail.com

INTISARI

Perawatan (Maintance) sangat penting pada suatu bangunan, terutama pada bangunan vital. Perawatan sering
diabaikan oleh Pemerintah Daerah hingga bangunan menjadi rusak berat. Gedung SD Negeri INPRES Desa
Asilulu Kabupaten Maluku Tengah merupakan sarana dan prasarana pendidikan yang dibangun tahun 2013.
Masa layan suatu bangunan gedung adalah 20 tahun sesuai aturan pemerintah. Tetapi kenyataannya pada tahun
2019 gedung SD Negeri INPRES Desa Asilulu sudah terjadi kerusakan berat. Presentase dan bobot kerusakan
berdasarkan Permen PU No.24/PRT/M/2008 dan SNI 2847-2013. Selama interval waktu enam tahun, gedung
tersebut mengalami kerusakan sebesar 96,31%. Nilai bobot kerusakan pekerjaan untuk atap 100%, plafond
98,18%, kolom 50%, dinding sebesar 98,86% dan instalasi sebesar 100%. Hasil perhitungan bobot pekerjaaan
mengalami deviasi harga dari pekerjaan pemeliharaan dan pekerjaan konstruksi sebesar Rp145.785.777,70 atau
52,72%.

Sumber Daya Manusia di Industri Konstruksi Periode 2011–2020:


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Konstruksi: Sebuah Tinjauan Sistematis

Ferdinand Fassa1*, Andreas Wibowo2, Anton Soekiman3


1
Program Studi Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Universitas Agung Podomoro, Jakarta, INDONESIA
2
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
3
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: ferdinand.fassa@podomorouniversity.ac.id

INTISARI

Permasalahan mengenai produktivitas tenaga kerja konstruksi masih sering terjadi di sejumlah negara. Artikel
ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga
kerja di industri konstruksi. Selain itu, artikel ini menjelaskan mengenai perkembangan publikasi yang telah
berkontribusi terhadap topik produktivitas tenaga kerja konstruksi. Metode yang dipilih untuk menjawab tujuan
penelitian ini menggunakan tinjauan sistematis (systematic literature review) dengan menggunakan sumber yang
kredibel di dalam database google scholar dengan periode artikel tahun 2011-2020. Berdasarkan hasil
pemindaian, telah dikumpulan dan dianalis sebanya 84 artikel yang relevan dengan topik penelitian. Hasil
temuan dari studi ini menunjukkan bahwa terdapat lima faktor utama yang sangat mempengaruhi produktivitas
tenaga kerja konstruksi yaitu: spesifikasi teknis; pengalaman dan keterampilan tenaga kerja; pasokan material;
peralatan; dan koordinasi. Selain itu perkembangan mengenai topik produktitas tenaga kerja konstruksi terus
meningkat hingga tahun 2020, dan negara India menjadi penyumbang publikasi terbesar pada penelitian ini
dengan bobot 26% dari total 84 artikel. Manfaat dari hasil kajian ini yaitu sebagai salah satu masukan bagi pelaku
industri konstruksi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja konstruksi.

41
Manajemen Risiko di Industri Konstruksi Periode 2017 s.d 2020:
Tinjauan Sistematis dan Analisis Konten

Ferdinand Fassa1*, Anton Soekiman2, Andreas Wibowo3


1
Program Studi Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Universitas Agung Podomoro, Jakarta, INDONESIA
2
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
3
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: ferdinand.fassa@podomorouniversity.ac.id

INTISARI

Banyak penelitian menemukan bahwa industri konstruksi sangat rawan terhadap risiko yang terkait dengan
permasalahan biaya proyek, penjadwalan, keselamatan kerja, maupun permasalahan yang disebabkan adanya
intervensi oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi risiko
didalam industri konstruksi dan menganalisis perkembangan penelitian mengenai topik manajemen risiko di
industri konstruksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan sistematis. Temuan dari analisis
bibliometrik dan analisis konten menunjukkan bahwa risiko seperti perencanaan manajemen risiko; pembiayaan;
waktu; pemangku kepentingan; pemerintah dan komunikasi merupakan faktor yang cukup sering dikaji selama
periode 2017 s.d 2020. Temuan berikutnya adalah teknik analisis yang populer digunakan oleh banyak peneliti
yang mengkaji manajemen risiko yaitu statistic analysis dengan bobot sebesar 41%, Selain itu, Malaysia
merupakan negara yang mendominasi penelitian terkait dengan manajemen risiko dengan bobot sebesar 19%
selama periode 2017 s.d 2020.

Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konstruksi


Berkelanjutan pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang
D. Pangemanan1*, R.U. Latief1, R. Arifuddin1, S. Hamzah1
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
*Corresponding author: putricahaya289@yahoo.co.id

INTISARI
Likupang menjadi salah satu wilayah pengembangan pariwisata nasional dan telah ditetapkan sebagai kawasan
ekonomi khusus (KEK). Pada pembangunan KEK didapati beberapa kendala diantaranya pelaksanaan peraturan
konstruksi berkelanjutan berdasarkan Permen PUPR Nomor 05/PRT/M/2015.Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan konstruksi berkelanjutan pada KEK Likupang.
Metode yang dilakukan adalah kajian literature dari berbagai sumber baik online maupun studi pustaka offline.
Dari sumber pustaka yang telah dikaji sebelumnya diperoleh data mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
diantaranya lingkungan, sosial-ekonomi, budaya, sumber daya manusia, kebijakan pemerintah, produktivitas,
material, komitmen, inovasi, meminimalisasi limbah dan strategi pengelolaan sampah. Berdasarkan data kajian
pustaka yang diperoleh, ada 6 faktor yang berpengaruh besar terhadap kebijakan konstruksi berkelanjutan untuk
pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) khususnya wilayah Likupang yaitu sosial-ekonomi, investasi
bisnis, pengalaman, dukungan pemerintah dan lingkungan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa 6 (enam)
faktor yang berpengaruh ini dapat dijadikan dasar pengembangan panduan konstruksi berkelanjutan sebagai
dasar pembangunan KEK Likupang.

42
Analisis Kelayakan Reaktivasi Jalur Kereta Api Madiun – Slahung

Elyzabeth Yulie T.1*, Siti Malkamah2, Imam Muthohar3, Sapto Priyanto4


1,2,3
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
4
Politeknik Perkeretaapian Indonesia, Madiun, Jawa Timur
*Corresponding author: zabeth2207@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi dalam sistem transportasi nasional mempunyai karakteristik
pengangkutan secara massal. Kereta Api juga memiliki keunggulan tersendiri, dengan semakin kuatnya isu
lingkungan. Maka keunggulan kereta api dapat dijadikan sebagai salah satu alasan yang kuat untuk membangun
maupun mengaktifkan kembali jalur-jalur pendukung lintas utama. Penelitian ini menitik beratkan pada jalur
kereta api lama Madiun-Slahung seperti yang tertuang dalam RIPNAS 2018.
Kelayakan yang ditinjau dari kelayakan finansial dari suatu proyek sistem transportasi transit massal, terdiri atas
Biaya Pembangunan (Construction Cost), dan Biaya Operasi dan Pemeliharaan (Maintenance), sedangkan
pengembalian dari proyek diharapkan diperoleh dari pendapatan langsung yang dalam hal ini berasal dari
Pendapatan Tiket (Farebox). Parameter dari analisis finansial antara lain Net Present Value (NPV), Benefit Cost
Ratio (BCR), Payback Period (PP), serta Internal rate of Return (IRR). Proyek dikatakan layak jika NPV > 0,
BCR > 1, PP lebih cepat dari umur proyek, serta nilai IRR harus lebih besar dari tingkat bunga yang digunakan
saat ini, dan sebaliknya. Maka dapat dikatakan biaya pelaksanaan akan lebih menguntungkan bila diinvestasikan
di tempat lain untuk kegiatan yang lain. Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar
dana dilakukan dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang seringkali berdampak besar
terhadap kelangsungan hidup suatu proyek.

Tipologi Permasalahan Audit Investigasi Bangunan Publik Berbasis


Data Historis
F. Hermawan1,*, I.L. Nafiadi1, P.A. Yamadevira1 dan H. Indarto1, H.L. Wahyono2
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Diponegoro, Semarang, INDONESIA
2
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Semarang, Semarang, INDONESIA
*Corresponding author: ferry.hermawan@live.undip.ac.id

INTISARI

Penggunaan bangunan publik pada periode tertentu akan mempengaruhi fungsi bangunan. Beberapa riset tentang
bangunan publik dalam audit investigasi seringkali ditemukan permasalahan yang timbul mempunyai pola
tertentu. Faktor teknis dan administrasi menjadi persoalan dasar dalam audit investigasi bangunan publik.
Pembelajaran dari data historis menjadi penting bagi pemerintah untuk meningkatkan kinerja pengelolaan
bangunan publik, baik bagi dinas teknis maupun para pihak seperti auditor bangunan publik, ahli bangunan,
kejaksaan dan kepolisian. Berdasarkan penelitian audit investigasi bangunan terdahulu, diketahui belum ada
sistem informasi yang dapat dijadikan media pembelajaran. Maka, penelitian database tipologi permasalahan
audit investigasi mempunyai peran strategis bagi pengelolaan bangunan publik di masa mendatang. Database
tersebut berisi mengenai input kesesuaian dokumen pekerjaan dengan dokumen kontrak dan input hasil audit,
sehingga dapat diketahui tipologi permasalahan dan rekomendasi dari audit investigasi dan dapat dijadikan
referensi bagi auditor yang belum berpengalaman dalam mengambil keputusan. Metode simulasi dengan
database historis audit investigasi dari delapan sampel laporan audit investigasi. Proses digitalisasai data pada
dokumen konstruksi dan hasil audit investigasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan teknis yang
paling sering terjadi dari audit investigasi adalah turunnya mutu beton dan diskrepansi terhadap kontrak
konstruksi. Permasalahan administrasi yang paling sering terjadi yaitu, keterlambatan pekerjaan dan proses
addendum yang tidak sesuai prosedur.

43
Konsep Re-desain Stasiun Peralihan Antara (SPA) Gedebage Kota Bandung

I. M. W. Widyarsana1*, N. Fildzah1*,
1
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: wahyu.labb3@gmail.com, nabilahfildz@gmail.com

INTISARI

SPA Gedebage Kota Bandung berfungsi untuk mereduksi volume sampah yang diangkut menuju TPA sehingga
meminimalisir biaya operasional pengangkutan. Namun dalam keberjalanannya, pengolahan sampah di SPA
Gedebage belum efektif, sehingga re-desain SPA Gedebage perlu dilakukan. Re-desain SPA Gedebage
direncanakan melayani Kecamatan Panyileukan, Kecamatan Gedebage, dan Kecamatan Cinambo, dengan
periode perencanaan 20 tahun dari tahun 2021 hingga 2040. Jumlah sampah yang diolah di SPA Gedebage yang
bersumber dari rumah tangga dan non-rumah tangga pada tahun 2040 yaitu sebesar 97,828 ton/hari atau 224,982
m3/hari. Sistem pengelolaan sampah yang direncanakan yaitu sentralisasi di SPA Gedebage dan dilakukan
pemisahan sampah organik dari jenis lainnya sejak di sumber. Pengolahan sampah di SPA Gedebage dilakukan
dengan metode pengomposan windrow untuk sampah organik, dan metode fisik seperti pemadatan kertas dan
logam, pencacahan hingga penjemuran plastik, dan pemadatan residu. Sehingga pada tahun 2040, jumlah sampah
yang dibawa ke TPA yaitu 43,05 ton/hari. SPA Gedebage direncanakan memiliki total luas 4.488,56 m 2 dengan
kebutuhan luas minimal yaitu 3.499 m2. Biaya investasi yang diperlukan yaitu Rp 13.617.512.000 dan biaya
operasional fasilitas yaitu Rp 719.954.000 /ton/hari untuk tahun 2040.

Erection Process of a Long Span Arch Steel Truss Roof Structure:


Preparation, Execution, and Evaluation
B.D.P Armeidan1, M.F. Darmawan2, A. Kurniawan3, A.F. Setiawan4
1,3
Department of Civil Engineering, Vocational School, Universitas Gadjah Mada
2,4
Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada
*Corresponding author : billy@mail.ugm.ac.id

ABSTRACT
The construction method of long span structure especially the steel truss structure erection needs special attention
so that the construction can be done properly and there are no accidents and fatalities during the construction
process. An erection process of a 198.32 meters long span arch steel truss roof structure of a dry coal storage
shed structure at a steam powered electric plant (PLTU X) is discussed in this article to give some brief
explanation about a long span arch steel truss roof structure erection process. Material mobilization, truss
assembling, and inspection was discussed in preparation section. Step by step erection execution was briefly
explained. Last, some evaluation of the erection work has been completed was presented for better construction
in the next project and the similar problems do not occur repeatedly.

44
Inovasi Platform Online dan Mandat Hukum Transparansi
Penyediaan Infrastruktur dengan CoST Approach
Dewi Yustiarini1*, Biemo W. Soemardi2, Krishna S. Pribadi2
1
Program Studi Doktor Teknik Sipil, Sekolah Pascasarjana,
Institut Teknologi Bandung, Bandung, INDONESIA
2,3
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: dewiyustiarini@gmail.com

INTISARI
CoST Approach telah digunakan banyak negara sebagai panduan dalam penerapan transparansi penyediaan
infrastruktur. Infrastructure Transparency Initiative CoST merupakan platform keterbukaan informasi dan
pengungkapan data dari Pemerintah kepada masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan
anggaran. Naskah ini bertujuan untuk mengungkapkan kondisi eksisting di Indonesia terkait penerapan prinsip
transparansi penyediaan infrastruktur publik dengan panduan empat fitur ini dari CoST Approach. Fitur
pengungkapan dari CoST Approach menghasilkan invosi platform online serta reformasi mandat hukum. Metode
penelitian dilakukan dengan mengkaji data sekunder yang bersumber dari kajian literatur, landasan hukum yang
berlaku di Indonesia, menggali informasi tentang empat fitur CoST Approach. Selanjutnya membandingkan
empat fitur CoST Approach dan kondisi eksisting di Indonesia yang memiliki kemiripan pola. Hasil yang
diperoleh diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan diskusi penerapan prinsip transparansi secara utuh dengan
panduan CoST Approach.

Metode Pemadatan Timbunan Inti Zona 1 Clay pada Bendungan


Ladongi Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur Provinsi
Sulawesi Tenggara

Ignatius Paretta Galla1, Sulha2, Muhammad Akbaruddin3


1
Program Studi D-III Teknik Sipil, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Halu Oleo.
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari.
3
Proyek Pembangunan Bendungan Ladongi, PT.Hutama Karya, Bumi Karsa.
*Corresponding author: ignatiusparettagalla@gmail.com

INTISARI

Bendungan Ladongi merupakan proyek strategis nasional yang memiliki pekerjaan timbunan yang besar.
Timbunan inti zona 1 clay merupakan bagian terpenting dari bendungan yang mendapat perhatian khusus karena
sebagai bagian inti kedap air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pemadatan timbunan zona 1
clay pada Bendungan Ladongi, Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara. Item
pekerjaan yang ditinjau pada Bendungan Ladongi yaitu metode pemadatan menggunakan alat smoot drum roller
kapasitas 12 ton dan sheep foot roller kapasitas 12 ton, tes kepadatan menggunakan alat sand cone, tes kadar air
menggunakan alat speedy dan tes permeabilitas tanah menggunakan alat permeability.Perhitungan analisa hasil
pengujian sand cone mengacu pada SNI 2828-2011, analisa Permeability pada ASTM D432 dan Buku
bimbingan teknis bendungan berdasarkan KKB (Komisi Keamanan Bendungan) metode falling head. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pada pekerjaan penimbunan zona 1 clay Bendungan Ladongi tes kepadatan
dengan alat sand cone yang dilakukan pada 3 titik pengujian diperoleh hasil lebih besar dari 95% yaitu: layer 18
blok 11 4B EL-69,382=97.87 %, layer 19 blok 11 4B EL-67,788=99.56 %, layer 19 blok 11 4B EL-
67,788=97.88 %. Untuk permeabilitas didapatkan hasil untuk 7 titik pengujian yaitu: 1.528 E – 06 cm/det,
5.94E-06 cm/det, 3.2225E-05 cm/det, 6.63305E-06 cm/det, 1.54752E-06 cm/det.

45
Urban Development for
Disaster Mitigation and Recovery

(Parallel Session)

Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21


(SNTI 2021)

46
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Baku Berbasis Masyarakat di
Padukuhan Ketangi, Banyusoco, Playen, Gunung Kidul
E.P.A. Pratiwi, S. Ismanti*, Y. Haroki, A. M. Emilidardi
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: sito.ismanti@ugm.ac.id

INTISARI
Akses air bersih merupakan hak asasi manusia. Namun demikian, masih banyak daerah di Indonesia yang
penduduknya mengalami kesulitan mengakses air bersih terutama pada musim kemarau, salah satunya adalah
Padukuhan Ketangi yang berlokasi di Kelurahan Banyusoco, Playen, Gunung Kidul. Sumber air yang ada tidak
dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, masyarakat harus membeli air bersih yang didatangkan dari
luar daerah. Program ini dilaksanakan sejak tahun 2018 dengan tujuan mendampingi masyarakat Padukuhan
Ketangi dalam merencanakan pengembangan jaringan penyediaan air bersih, sehingga masyarakat dapat
mengakses air bersih dengan mudah. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan meliputi observasi lapangan,
pengujian geolistrik, pendataan penduduk, perancangan jaringan air bersih, dan pengujian kualitas air. Hasil
pengujian geolistrik telah digunakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mengekstrak air tanah
dengan membuat sumur artesis. Pengelolaan dan pemanfaatan air sumur tersebut diserahkan sepenuhnya kepada
masyarakat setempat. Hasil pengujian kualitas air menunjukkan bahwa air sumur memenuhi standar kualitas air
bersih, tetapi perlu pengolahan lanjut untuk digunakan sebagai air minum. Selanjutnya, dukungan finansial dari
mitra masih diperlukan untuk merealisasikan hasil rancangan jaringan air bersih agar air dari sumur artesis
terdistribusi ke rumah penduduk.

Identifikasi Pola Persebaran Air Lindi (Leachate) di TPST Piyungan


Menggunakan Metode Geolistrik dan Pemetaan Topografi

H. A. Kusumawati1*, I. Supraba1, H. Sutanta1


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: auliahn@mail.ugm.ac.id

INTISARI

TPST Piyungan memiliki luasan area sebesar 12,5 ha dan kapasitas tampungan sampah sebesar 2,7 juta m3.
Hingga tahun 2019, jumlah total sampah yang dibuang ke TPST Piyungan mencapai 600 ton/hari berasal dari 3
wilayah yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Sistem pengelolaan sampah di TPST
Piyungan telah berlangsung selama hampir 25 tahun dengan sistem controlled landfill, sementara pengolahan air
lindi menggunakan sistem aerasi. Adanya pencemaran air lindi akibat sistem pengolahan yang kurang tepat dapat
menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat sekitar maupun lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengkaji adanya resapan air lindi di TPST Piyungan, Bantul, Yogyakarta dengan menggunakan kemiringan
topografi (slope) di area TPST, dan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger dan Dipole – dipole untuk
mengetahui pola persebaran air lindi di bawah permukaan. Dari hasil analisis data geolistrik dan topografi dengan
menggunakan beberapa software didapatkan pola persebaran air lindi di bawah permukaan. Ditemukan
kontaminasi air lindi yang mengarah ke bagian barat TPST Piyungan, yaitu Desa Bawuran dan Desa Sitimulyo.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan kepada pemerintah dalam membuat kebijakan dan
pengelolaan sampah dan air lindi.

47
Implementasi Agent Based Modelling (ABM) Dalam Mengamati
Respon Pergerakan Pengguna Gedung Dekanat Teknik
Universitas Bengkulu Saat Evakuasi Bencana Gempa Bumi pada
Masa Pandemi

Wida Fitrianip1*,Hardiansyah2,Lindung Zalbuin Mase3


123
Program Studi Teknik Sipil-Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
Jl.WR.Supratman.Kandang Limun,Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, 38371, Bengkulu
*Corresponding author: widafitriani1414@gmail.com

INTISARI

Gempa bumi adalah getaran asli yang bersumber di dalam bumi. Gempa bumi merambat ke permukaan bumi
akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan keras. Gempa bumi mempunyai karakteristik yaitu
peristiwanya tidak dapat dicegah, dan waktu terjadinya tidak diketahui oleh siapa pun. Universitas Bengkulu
adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di Provinsi Bengkulu. Universitas Bengkulu termasuk daerah
rawan bencana karena terletak dekat dengan pesisir pantai. Letak Gedung Dekanat Teknik dekat dengan pesisir
pantai, menuntut pengguna gedung untuk dapat bersiapsiaga dalam menghadapi bencana gempa bumi. Tujuan
dalam penelitian ini adalah melihat pergerakan penghuni gedung dalam evakuasi bencana gempa bumi pada
masa pandemi COVID -19. Permodelan ini menggunakan metode Agent Based Modelling (ABM). Agen saat
evakuasi disimulasikan pada posisi awal agen bergerak menuju tangga dan pintu evakuasi menuju titik kumpul.
Titik kumpul berada di depan dan belakang Gedung Dekanat Teknik. Hasil dari penelitian ini mendapatkan
waktu tempuh agen untuk evakuasi yaitu 81 detik dan 95% agen yang berhasil keluar dari gedung. Hasil dari
permodelan ini mendapatkan titik yang berpotensi menjadi titik konflik dalam evakuasi yaitu daerah tangga,
koridor dan pintu keluar.

Deteksi Retak pada Permukaan Beton Menggunakan Convolutional


Neural Network Berbasis Encoder-Decoder

P.N. Hadinata*, D. Simanta, L. Eddy


Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: pnhadinata@gmail.com

INTISARI

Kecerdasan buatan telah banyak berkembang dan digunakan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan
penglihatan komputer. Pada studi ini, convolutional neural network yang merupakan salah satu bagian dari
kecerdasan buatan diimplementasikan untuk mendeteksi retak pada permukaan beton. Semantic image
segmentation adalah proses pengklasifikasian setiap piksel pada gambar. Semantic image segmentation yang
berbasis kecerdasan buatan dapat dilakukan menggunakan convolutional neural network dengan struktur
encoder-decoder. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua arsitektur semantic image segmentation
dalam bidang deteksi retak pada permukaan beton. Arsitektur yang akan digunakan dalam perbandingan adalah
U-Net dan DeepLabV3+. Kedua arsitektur tersebut akan dibandingkan performanya menggunakan parameter
akurasi, F1, precision, dan recall. Neural network akan dievaluasi menggunakan gambar internal yang dipakai
untuk melatih neural network dan gambar eksternal yang belum pernah ditinjau oleh neural network. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa neural network berperforma baik dalam mendeteksi retak pada permukaan
beton, baik pada gambar eksternal ataupun gambar internal.

48
Konsep Rehabilitasi dan Revitalisasi TPA Temesi di Kabupaten Gianyar

I. M. W. Widyarsana1*, N. Fildzah1,
1
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: wahyu.labb3@gmail.com

INTISARI

TPA Temesi merupakan TPA lokal yang melayani sampah yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Gianyar. Saat
ini, daya tampung sampah di TPA Temesi sudah melebihi kapasitas sehingga perlu dilakukan penyusunan konsep
rehabilitasi dan revitalisasi TPA Temesi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sampah dari berbagai segi
teknis dan lingkungan. Lingkup periode perencanaan ini yaitu selama 25 tahun, dimulai dari tahun 2020 hingga
tahun 2045. Konsep perencanaan terdiri dari dua bagian, yaitu penutupan zona lahan uruk (landfill) lama di
bagian timur dan pengembangan zona landfill baru di bagian barat area TPA. Penutupan landfill dilakukan
dengan menggunakan material penutup akhir pada timbunan sampah dan landscaping dengan pohon dan rumput
perindang. Pengembangan zona landfill baru melingkupi pengadaan fasilitas-fasilitas kelengkapan TPA, di
antaranya yaitu fasilitas utama, fasilitas perlindungan lingkungan, fasilitas penunjang, dan fasilitas operasional.
Perkiraan kebutuhan biaya investasi yaitu Rp. 104.871.929.412, sedangkan perkiraan kebutuhan biaya
operasional dan pemeliharaan yaitu Rp. 163.812 per ton sampah yang masuk.

Pola Sebaran Layanan Pengangkutan Sampah di Kota Tangerang

Indria Dwi Irawan*, Imam Muthohar, M. Zudhy Irawan


Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: indriadwiirawan@mail.ugm.ac.id

INTISARI
Permasalahan pengelolaan sampah menjadi permasalahan dari setiap kota di Indonesia, termasuk Kota
Tangerang yang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Pada tahun 2019, tercatat volume sampah
yang masuk ke TPA Rawa Kucing mencapai lebih dari 1.000 ton per harinya. Hal ini perlu diimbangi dengan
sarana, prasarana, dan manajemen pengelolaan sampah untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat Kota Tangerang. Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang masih menggunakan
metode lumpsum dalam pembagian BBM untuk setiap armada, yang dapat menyebabkan biaya operasional
pengangkutan sampah menjadi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi pola sebaran layanan
pengangkutan sampah di Kota Tangerang menggunakan pendekatan pola sebaran pada rantai perjalanan beserta
besaran volume angkutan sampahnya. Hasil penelitian awal menunjukkan pola sebaran layanan pengangkutan
sampah didominasi oleh perjalanan tunggal (single-trip) dengan total potensi timbulan sampah per hari (demand)
adalah sebesar 5.373,054 m3, sedangkan kapasitas angkut dump truck pelayanan kelurahan yang ada hanya
mampu melayani sebesar 1.497,6 m3. Pengangkutan sampah yang terlayani didominasi pada asal dan tujuan
Zona Karawaci, dimana dengan kondisi tersebut rata-rata cakupan layanannya hanya sekitar 27,87%.

49
Evaluasi Fungsi Ekologis Ruang Terbuka Hijau
pada Jalur Hujau Jalan di Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang
Yosritzal, Muhammad Radhi Nugraha2*
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang, INDONESIA
*Corresponding author: yosritzal@eng.unand.ac.id

INTISARI

Kegiatan konstruksi di Kota Padang setiap tahun selalu mengalami peningkatan, namun kegiatan konstruksi tidak
hanya membangun infrastruktur yang megah akan tetapi juga perlu mempertimbangkan dampak lingkungannya,
diantranya ketersediaan jalur hijau jalan. Ketersediaan jalur hijau jalan dapat memberikan kualitas udara yang
lebih baik bagi pengguna jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi ekologis jalur hijau jalan
pada ruas jalan di pusat Kota Padang apakah ketersediaan jalur hijau jalan sudah memperhatikan fungsi ekologis
tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan parameter kuantitatif dengan metode penelitian yang
digunakan adalah metode survey yang dilaksanakan pada Khatib Sulaiman. Hasil Penelitian ini menunjukkan
bahwa Jalan Khatib Sulaiman memperoleh nilai sangat baik untuk fungsi pengarah, kontrol bunyi, kontrol polusi
dan kontrol angin dengan persentase dan kategori masing-masing fungsi yaitu 80,6% dengan kategori sangat
baik, 77,8% dengan kategori baik, 85,4%, dengan sangat baik, 84,6% dengan kategori sangat baik, dan 81,3%
dengan kategori sangat baik. Sedangkan untuk fungsi pembatas panjang jalan Khatib Sulaiman memperoleh nilai
77,8% dengan kategori baik dan pada fungsi kontrol cahaya dengan persentase nilai 52,1% dengan kategori
buruk.

Pemetaan Banjir Dengan Model RRI (Rainfall-Runoff Inundation) Di


Sub DAS Karang Mumus Provinsi Kalimantan Timur
Rendy Perdana1*, Fatchan Nurrochmad2, Karlina2
1
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
2
Pengajar Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: rendyperdana9@gmail.com

INTISARI

Sub DAS Karang Mumus selalu mengalami banjir setiap tahunnya. Salah satu upaya untuk mitigasi risiko banjir
secara non-struktural yang dapat dilakukan adalah pemetaan banjir. Pemetaan banjir dapat dilakukan
menggunakan beberapa pendekatan model untuk menentukan area genangan banjir salah satunya yaitu dengan
model RRI (Rainfall-Runoff Inundation). Studi ini bertujuan untuk membuat peta genangan banjir dan
mengetahui seberapa baik model RRI dalam mensimulasikan genangan banjir. Penelitian ini menggunakan
model RRI untuk pemetaan genangan banjir yang terjadi pada tanggal 9 Juni 2019 di Sub DAS Karang Mumus.
Data masukan yang digunakan dalam simulasi diantaranya data Digital Elevation Model (DEM) SRTM 1-Arc
Second dari USGS, data curah hujan harian dari 5 (lima) stasiun hujan, data jenis tanah dari FAO, dan data
kedalaman genangan banjir dari BWS Kalimantan III. Hasil analisis disampaikan dalam bentuk peta banjir model
RRI dan divalidasi dengan data kedalaman genangan banjir pengamatan. Hasil simulasi model RRI menunjukkan
kesesuaian cukup baik berdasarkan grafik hubungan kedalaman banjir model dan data kedalaman banjir terukur
dengan R2 sebesar 0,75. Walaupun demikian, kedalaman genangan di beberapa lokasi belum sesuai dengan data
kedalaman pengukuran sehingga perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian parameter.

50
Road Traffic Forecasting in terms of Saturation Degree Using Route
Selection: A Case Study of Probolinggo – Banyuwangi Toll Road

G. J. Velantika1, A. S. B. Nugroho1*, I. Muthohar1


1
Civil and Environmental Engineering Department, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: arief_sbn@ugm.ac.id

ABSTRACT
The Probolinggo-Banyuwangi toll road is part of the Indonesian Trans-Java toll road. It is designed to connect
Probolinggo and Banyuwangi, crosses three districts in East Java: Probolinggo District, Situbondo District, and
Banyuwangi District. However, providing a toll road definitely will affect the existing main road, which further
requires a feasibility study. This paper studies traffic forecasting of the planned Probolinggo-Banyuwangi toll-
road. Traffic growth and route selection are considered in the analysis. Traffic forecasting, up to the next 35
years according to its concession period, is then conducted. The forecast predicts vehicle movement under some
required parameters due to the operation of the planned Probolinggo-Banyuwangi toll-road using a quantitative
approach of the Smock cost-flow curve formula. Data computation refers to the 2014 Indonesian Road Capacity
Guidelines. Finally, the study shows the percentage of vehicle movement from the current main road to the
planned toll road. The result indicates that the existing main road's volume-capacity ratio would be reduced by
50% when the toll road starts operating.

Respon Sistem Drainase Kota Padang akibat Perubahan Tata Guna


Lahan di Kawasan Air Pacah
U.I. Suri1*, B.S. Wignyosukarto1, R. Jayadi1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: utariintan95@mail.ugm.ac.id

INTISARI
Kota Padang merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sering terkena bencana banjir dan gempa bumi.
Banjir pada tanggal 31 Maret 2017 dan 9 September 2017 telah menyebabkan genangan setinggi 50 – 100 cm di
beberapa wilayah di Kota Padang. Kejadian gempa bumi pada tanggal 30 September 2009 telah menghasilkan
kebijakan untuk memindahkan beberapa areal perkantoran dan perumahan ke Kawasan Air Pacah. Bagian hulu
Kawasan Air Pacah memiliki ketinggian sekitar +25 m di atas permukaan laut, telah ditetapkan sebagai zona
aman Tsunami yang direncanakan menjadi tempat evakuasi pada saat terjadi gempa dan Tsunami. Dulunya
kawasan ini merupakan kawasan konservasi air hujan yang digunakan untuk persawahan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui respon kinerja sistem drainase Kawasan Air Pacah akibat perubahan tata guna lahan. Analisis
dilakukan dengan dua skenario evaluasi sistem drainase. Skenario pertama menggunakan debit limpasan dengan
kondisi tata guna lahan eksisting. Skenario kedua menggunakan debit limpasan dengan kondisi tata guna lahan
rencana tahun 2030. Software HEC-RAS digunakan untuk simulasi penelusuran aliran secara hidraulik pada
jaringan saluran drainase. Perbandingan hasil simulasi skenario 1 dan skenario 2 menunjukkan genangan terjadi
di beberapa titik dengan peningkatan tinggi muka air rata-rata 4,37% dan debit puncak rata-rata 14,35%.
Kejadian banjir tersebut mengakibatkan terganggunya aktifitas ekonomi masyarakat setempat.

51
Potensi Dinding Bangunan Dengan Bata Interlocking

Z. Arris Rachman1*, Eka Juliafad1


Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Padang, Padang, INDONESIA
*Corresponding author: arrisrachmanzulham@gmail.com

INTISARI

Seperti kita ketahui dari tahun ketahun ilmu teknik sipil terus berkembang dengan pesat,terutama dibidang
struktural dan desain. Akan tetapi belum cukup ampuh untuk menekan angka kerugian baik moril maupun materil
akibat keruntuhan dinding yang merupakan susunan non struktural pada bangunan. Meskipun bukan merupakan
bagian struktural seperti halnya sloof, balok dan kolom, akan tetapi dinding layak mendapat perhatian lebih
karena tidak jarang terjadinya keruntuhan pada bagian ini. Dewasa ini desain sudah cukup bervariasi pada
bangunan, namun penggunaan batu bata sebagai material pada dinding masih memakai bentuk yang sama pada
dinding-dinding bangunan sebelumnya, yaitu berbentuk persegi panjang yang membuat antara satu bata dan bata
yang lain hanya mengandalkan mortar sebagai tumpuan. Makalah ini ditujukan penulis untuk menggantikan
material dinding menggunakan batu bata interlocking dan bertujuan untuk menganalisis kekuatan dinding
menggunakan batu bata interlocking. Yang diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat dipergunakan untuk
penguat bahwasanya batu bata interlocking layak menjadi sebuah standar baru dalam pembangunan di Indonesia,
guna mengurangi korban akibat tertimpa bagian non struktural bangunan yaitu dinding.

Studi Kebijakan Penyesuaian Volume Tampungan pada Rencana


Kawasan Terbangun dengan Memperhitungkan Kondisi Drainase
Saluran Persil Diluar Kawasan
(Kajian Studi Kota Surabaya)

Muhammad Hafiizh I1, Ismail Saud1, S. Kamilia Azis1, Rista Fitri Indriani2
1
Departemen Infrastruktur Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, INDONESIA
2
Departemen Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, INDONESIA
*Corresponding author: m_hafiizh@ce.its.ac.id

INTISARI

Peningkatan usaha atau kegiatan pembangunan berbagai bidang di Kota Surabaya akan memberikan
konsekuensi logis timbulnya dampak terhadap banjir, dimana pertumbuhan bangunan permukiman maupun
sejenisnya merubah luasan tampung aliran air menjadi lahan run off (aliran permukaan). Oleh karena itu
Pemerintah Kota Surabaya mensyaratkan syarat perijinan dengan disertai rekomendasi drainase kawasannya
untuk menghindari adanya bangkitan debit yang mengubah sistem drainase yang ada di area pematusan yang
sudah ditetapkan diluar kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan acuan angka keamanan yang
sesuai antara kebutuhan tampungan dan juga durasi waktu puncak dari drainase persiil mengenai volume
tampungan yang dibutuhkan oleh area terbangun, sesuai dengan kajian ilmu sumber daya air. Data yang
dibutuhkan yaitu data curah hujan, data kawasan, data fungsi lahan, dan peta kemiringan lahan. Pada studi ini
digunakan metode Hidrograf Nakayasu yang memiliki parameter tenggang waktu dari permukaan hujan
sampai puncak hidrograf, luas daerah aliran sungai, dan panjang alur sungai utama. Pada studi ini dilakukan
perhitungan debit kemungkinan dalam periode ulang 5 tahun. Dari perbandingan nilai hasil lama waktu
konsentrasi (Tc) kawasan dengan lama waktu tunggu dari hidrograf drainase persiil saluran kota depan
kawasan menunjukkan Tc kawasan lebih besar daripada nilai Tp drainase persiilnya.

52
Sistem dan
Teknik Transportasi
(Parallel Session)

Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21


(SNTI 2021)

53
Kajian Eksperimental Aspal Nuton Lawele
Substitusi Aspal Minyak Pertamina Penetrasi
60/70 untuk Campuran AC – WC

Firdaus Chairuddin1*, Gerry Mikhael Pongmari2


Assoc Profesor Asphalt Pavement1, Asisten Engineer2
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Makassar
Jalan Tanjung Alang No. 23, Makassar
Telp. (0411) 871038
*Corresponding author : firdaus_chaeruddin@lecture.uajm.ac.id1

INTISARI

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik campuran AC-WC dengan memanfaatkan asbuton
sebagai bahan pengganti sebagian dalam mengurangi pemakaian aspal minyak. Metode yang digunakan dalam
kajian ini merujuk pada Spesifikasi Bina Marga 2018 untuk campuran beraspal panas dengan asbuton dengan
melakukan serangkaian pengujian karakteristik material dan karakteristik aspal minyak lalu merancang
komposisi campuran dengan 5 variasi kadar aspal untuk menentukan kadar aspal optimum melalui pengujian
Marshall, serta mengetahui stabilitas Marshall sisa dari hasil pengujian Marshall Konvensional dan Marshall
Immertion. Dari hasil kajian yang telah dilakukan, komposisi campuran AC-WC Asbuton adalah batu pecah 1-
2 cm yaitu 14%, batu pecah 0,5-1 cm yaitu 28%, pasir yaitu 10%, abu batu yaitu 38%, dengan memvariasikan
kadar aspal minyak yaitu 3,0%, 3,5%, 4,0%, 4,5%, dan 5,0%. Nilai karakteristik Marshall yang diperoleh dari
kadar aspal minyak optimum yaitu 4,2% diperoleh nilai VIM 4,78%, VMA 15,7%, VFB 69,5%, Stabilitas 1501,6
kg, dan flow 3,15 mm dengan Stabilitas Marshall Sisa sebesar 92%.

Simulasi Antrian Pada Pintu Keberangkatan Terminal Keberangkatan


Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
Ari Kusuma1, Sumarni Hamid Aly1*, Sakti A. Adismita2, Syarifuddin Rauf3
Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
*Corresponding author: marni_hamidaly@yahoo.com

INTISARI
Pada Bandara Sultan hasanuddin pergerakan penumpang menjadi sulit akibat adanya kepadatan penumpang dan
pengantar yang berjubel terutama pada jam sibuk dihari-hari tertentu, hal ini membuat pergerakan penumpang
semakin sulit dan memberikan kepadatan tersendiri, pada hall keberangkatan terjadi akibat adanya penumpukan
penumpang serta pengantar. Pada hall keberangkatan jumlah luasan serta kepadatan memberikan gambaran
tersendiri pada bandara Sultan Hasanuddin, pergerakan penumpang di pos pemeriksaan sebesar 905 orang/jam,
serta dibebani juga dengan pergerakan tambahan 1.006 orang/jam yang tentu nilai tersebut sangat besar dari LOS
oleh IATA. Pada terminal keberangkatan dimana space ruang sirkulasi untuk berjalan 1.938m2. Tingginya
pergerakan penumpang dari tahun ketahun mengakibatkan bandara Sultan Hasanuddin mengalami overload
Capacity ruang mengakibatkan antrian pemeriksaan tiket pada security cek point 1 dan security chek point 2.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan metode antrian kemudian memodelkan dalam beberapa
model. Hasil tingkat pelayanan pada Gate x-ray adalah sebesar 8.9 detik, dan tingkat kedatangan penumpang
pada pos Security adalah 44 detik. Pada penelitian ini didapatkan kombinasi model antrian First Come First
Served (FCFS), First Vacant First Served (FVFS) serta kombinasi Service in Random Order (SIRO). Untuk
kondisi ketersediaan ruang berdasarkan IATA, ruang pada hall terminal keberangkatan berada pada level kondisi
C.

54
Pengaruh Penerapan Ramp Metering System
Terhadap Volume Lalulintas Jalan Bebas Hambatan

D. Asmarani1, S. Priyanto1, M. Z. Irawan1


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: debbie.asmarani@mail.ugm.ac.id

INTISARI
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi lalu lintas pada JBH (Jalan Bebas Hambatan), Jalan raya
dan Gerbang tol dengan menganalisis model perubahan karakteristik volume lalu lintas setelah penerapan ETC
(Electronik Toll Colection) dan Ramp Metering System pada Gerbang tol. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Selama
observasi pada 5 jam puncak di Jl. MT Haryono dan Jalan Tol Jiur Cawang-Grogol arah Cawang, jam puncak
terjadi pada pukul 17.30 - 18.30 WIB dengan volume lalu lintas sebanyak 8.072.1 SMP/Jam, dengan rincian
Volume di Jalan Tol sebanyak 4008 SMP/Jam, Jl. MT. Haryono sebanyak 3132,1 SMP/Jam dan Gerbang tol
sebanyak 932 SMP/Jam, ditemukan bahwa (1) Dominasi komposisi kendaraan selama 5 jam penelitian maupun
jam puncak tidak ada perbedaan. (2) Pada JBH dan Gerbang tol didominasi oleh mobil Penumpang roda 4
sedangkan Jalan raya didominasi oleh sepeda motor. (3) Pada model tersebut, penerapan ETC pada Gerbang tol
meningkatkan volume kendaraan di Jalan tol sebesar 9,71%. (4) Dari dua opsi penerapan Ramp Metering pada
Vissim 8, pendekatan menggunakan Stop Sign mengurangi volume lalu lintas di Jalan Tol lebih banyak daripada
menggunakan Signal dengan rate yang sama.

Potensi Pemanfaatan Tanah Ong Dari Kabupaten Kotawaringin Barat


Sebagai Material Lapis Pondasi Jalan

Seviana Mei Lasari1*, Suryo Hapsoro Tri Utomo2, Latif Budi Suparma2
1, 2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: sevianamei94@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Material-material di Pulau Kalimantan yang digunakan dalam konstruksi sering kali tidak diuji secara teknis
yang detail sehingga diragukan kemampuannya sebagai material pada konstruksi pekerjaan jalan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis material lokal yaitu tanah Ong dari Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai agregat
halus pada campuran lapis pondasi agregat kelas A. Penelitian dilaksanakan dengan mencampur tanah Ong dan
agregat kasar yang memiliki nilai abrasi 23,4%. Campuran dibuat dalam 3 variasi dengan perbedaan
perbandingan agregat yang digunakan. Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui indeks plastisitas,
gradasi butiran, mineral yang terkadung dalam tanah ong, kepadatan, dan nilai CBR. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tanah Ong merupakan pasir berlanau dengan gradasi baik serta mineral yang terkandung
dalam tanah Ong adalah kaolinit, kuarsa, magnetite, dan plagioclase. Nilai CBR rendaman pada variasi I (17%
tanah Ong), variasi II (20% tanah Ong), dan variasi III (30% tanah Ong) adalah berturut-turut sebesar 114,52%;
167,65%; dan 160,54%. Ketiga variasi memenuhi Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2018
dengan nilai CBR rendaman tertinggi 167,65% pada variasi II. Ketiga variasi juga tidak mengalami
pengembangan dan penyusutan pengan perendaman selama 4 hari (±96 jam) hal ini karena mineral lempung
yang terkandung dalam tanah Ong adalah kaolinit yang bersifat tidak mudah menyerap air.

55
Evaluasi Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Melalui Metode Bina
Marga pada Area Kesehatan
(Studi Kasus: Rumah Sakit Awal Bros Panam,Pekanbaru)

Muchammad Zaenal Muttaqin1*, Wanit JJ2


1,2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Riau, Pekanbaru, INDONESIA
*Corresponding author: muchzaenalmuttaqin@eng.uir.ac.id

INTISARI
Kebisingan adalah akumulasi suara yang mengganggu manusia dalam kegiatan sehari-hari Salah satu penyebab
kebisingan ialah pergerakan lalu lintas yang berada di sekitar wilayah bangunan tersebut. Rumah Sakit Awal
Bros Panam adalah rumah sakit yang terletak di lokasi yang berpapasan langsung dengan aktivitas jalan raya di
Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung hasil kebisingan lalu lintas terhadap Rumah Sakit
Awal Bros Panam menggunakan prediksi metode Bina Marga, dengan cara membandingkan tingkat kebisingan
di rumah sakit dengan standard baku mutu KepMenLH No. 48 Tahun 1996 tentang standar baku mutu tingkat
kebisingan. Penelitian ini dilakukan pada hari sibuk dan hari tidak sibuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai prediksi Bina Marga masih menunjukkan standar baku yang aman, yakni berada di bawah 55 dBA. Lebih
lanjut, hasil menunjukkn bahwa tingkat kebisingan tertinggi terjadi pada hari sibuk adalah 51,41 dBA
dibandingkan saat saat akhir pekan yakni 50.94 dBA. Namun, hasil kebisingan prediksi Bina Marga sebaiknya
juga dilakukan proses verifikasi lapangan berupa pengukuran kebisingan secara langsung seperti menggunakan
alat Sound Level Meter sehingga akan mengetahui lebih lanjut seberapa banyak dominasi aktivitas kendaraan
terhadap hasil kebisingan yang terjadi di wilayah Rumah Sakit tersebut dalam aktivitasnya sebagai suatu area
kesehatan di Kota Pekanbaru.

Model Estimasi Emisi CO2 Kendaraan Berbahan Bakar Bensin dan


Solar Di Indonesia
Wahyu Anggoro1, Imam Muthohar1*, Siti Malkhamah1
1
Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: imam.muthohar@ugm.ac.id

INTISARI

Emisi kendaraan berbahan bakar fosil perlu dikendalikan untuk mencapai tujuan transportasi
berkelanjutan. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah model estimasi emisi untuk memprediksi tingkat
emisi di masa depan, agar bisa diambil kebijakan preventif maupun kuratif terhadap masalah emisi
kendaraan. Model estimasi emisi yang disusun pada makalah ini menggunakan basis data penjualan
Bahan Bakar Minyak jenis bensin dan solar. Bensin yang dimaksud adalah jenis RON 88, RON 92,
RON 95, RON 98, dan RON 100, sedangkan solar yang dimaksud adalah jenis CN 48, CN 51, CN 53,
dimana keduanya secara umum digunakan sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Variabel yang
digunakan untuk menyusun model antara lain jumlah kendaraan (sepeda motor dan mobil) (X1), PDB
nominal (X2), Jumlah penduduk (X3), jumlah angkatan kerja (X4), rumah tangga (X5), Indeks Harga
Konsumen (X6), dan konsumsi BBM kendaraan (bensin dan solar) (X7). Model estimasi emisi terbaik
yang didapatkan dengan variabel tersebut adalah 𝑌 = 1570,397 𝑋4 + 1,115 𝑋7 −
157607380,989. Prediksi tingkat emisi CO2 kendaraan di Indonesia dengan model yang telah
divalidasi ini pada tahun 2030 sebesar 91.096.882 ton.

56
Pengaruh Penerapan Pembatasan Kendaraan Sepeda Motor Terhadap
Kinerja Ruas Jalan (Studi Kasus Jl. M.H. Thamrin Jakarta)

I. A. Nugraha 1, I. Muthohar1*, L. B. Suparma1


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: i.muthohar76@gmail.com

INTISARI
Pemberlakuan kebijakan pembatasan kendaraan sistem ganjil genap untuk mobil pribadi di DKI Jakarta mampu
mengurangi volume mobil pribadi sebesar 25,5%, akan tetapi dampak dari kebijakan tersebut adalah
meningkatnya pengguna sepeda motor sebagai kendaraan alternatif bagi masyarakat yang terdampak kebijakan
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja ruas jalan apabila diberlakukan pembatasan
kendaraan untuk sepeda motor. Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data primer dan sekunder
kemudian mensimulasikan pembatasan operasional kendaraan sepeda motor sistem ganjil genap dan full
restriction melalui bantuan software Vissim untuk mengetahui kinerja jalan tersebut. Hasil penelitian
menunjukan bahwa sistem pembatasan operasional sepeda motor sistem full restriction memiliki kinerja yang
lebih baik dari sistem pembatasan operasional ganjil genap, dengan adanya peningkatan kecepatan rata – rata
ruas Jalan M.H. Thamrin arah selatan dari 9,37 km/jam menjadi 45,02 km/jam dan arah utara dari 36,08 km/jam
menjadi 44,59 km/jam. Volume kendaraan mengalami penurunan, untuk ruas Jalan M.H. Thamrin arah selatan
dari 5.447 kendaraan/jam menjadi 1.919 kendaraan/jam dan arah utara dari 4.137 kendaraan/jam menjadi 1.495
kendaraan/jam.

Development of Access and Transportation Services


to Raden Inten II Airport in Lampung
Rahayu Sulistyorini1
1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung, Bandar Lampung, INDONESIA
*Corresponding author: rahayu.sulistyorini@eng.unila.ac.id

ABSTRACT
Airport is a transportation mode that plays an important role in the smooth movement of both passengers and
goods. Regarding the important function of an airport, it is necessary to pay attention to its accessibility, both
within the airport environment, as well as smooth access to and from the airport area. The purpose of this
discussion is to try to analyze the aspects that affect the smooth access to and from the airport, where the review
is Raden Inten II Airport, Lampung. The Parking Index with a capacity of 640 squares was 0.4. From the value
of PTO, per plot in one day contained 3 vehicles. Vehicles that used the parking lot for 0-14 hours and as many
as 3321 vehicles and of this number 63% park less than one hour. there was a problem in the drop zone area,
from observations for 30 minutes the average lane reaches 60-125 vehicles so that it caused queues and problems.
After 7 years from now, it is necessary to think about a parking policy in the form of progressive parking rates
or to encourage people to use public transportation in the form of buses. The low performance of bus such as
load factor, operating hours and bus operational services need of improvement and travel demand management
support by government’s regulation.

57
Analisis Model Hubungan Guna Lahan dan Transportasi di Kota Samarinda

Septia Rona Puspita Gaby1 dan Dwiyoko Ansusanto2*


1
Program Studi Teknik Sipil, Magister Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 43 Yogyakarta
²Program Studi Teknik Sipil, Magister Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 43 Yogyakarta
*Corresponding author : dwiyoko@mail.uajy.ac.id

INTISARI
Samarinda mempunyai total luas wilayah sebesar 718 km². Jumlah penduduk kota Samarinda berdasarkan
Statistik Kota Samarinda pada tahun 2018 sebanyak 828.303 jiwa. Prasarana transportasi di Kota Samarinda
mayoritas berbasis jalan raya dan sungai dengan kondisi jalan negara di Kota Samarinda berkondisi baik
sepanjang 50,69 km, atau sudah sekitar 96,77 persen dari total panjang jalan negara. Tata guna lahan di Kota
Samarinda didominasi untuk permukiman dan belukar/kawasan lindung, dengan persentase lebih dari 60% dan
17% dari total keseluruhan luasan Kota Samarinda. Pola pembangunan pada umumnya lebih mengutamakan
pembangunan pada pusat kota, dengan prasarana yang lebih baik dan juga pusat perbelanjaan dan perdagangan
yang cenderung mendekati pusat kota. Teori spasial konsep daya tarik lokasi menunjang harga tanah menjadi
lebih mahal, apabila daerah tersebut tidak memiliki daya tarik yang baik, maka tanah tersebut akan menjadi lebih
murah. Oleh karena itu daya tarik tanah tersebut sangat penting. Teori spasial perkembangan geografis
transportasi ini juga sangat berpengaruh terhadap harga tanah karena kita akan tahu perkembangan di daerah
geografis di daerah tersebut seperti apa.

Analisis Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jetis,


Yogyakarta
Silvester D.T. Manja*
Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author : Silvesterumbu@gmail.com

INTISARI

Pertumbuhan kendaraan bermotor di Daerah Isimewa Yogyakara (DIY) tiga tahun terakhir mengalami
peningkatan, sementara penambahan sarana jalan raya di DIY khusunya di kawasan jalan Jenderal Sudirman
belum memadai sehingga sering menyebabkan terjadinya permasalahan lalu lintas seperti kemacetan dan
kecelakaan di kawasan tersebut. Berdasarkan data Polresta Yogyakarta di jalan Jenderal Sudirman dalam kurun
waktu 2014 sampai dengan 2017, terdapat 6 orang yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, , dan 93
orang yang mengalami luka ringan serta 76 kali kejadian kecelakaan. Dengan kondisi tersebut, maka perlu
dilakukan identifikasi daerah rawan kecelakaan sebagai langkah awal dalam menentukan penanganan daerah
rawan kecelakaan. Dari hasil penelitian yang telah di lakukan oleh penulis pada tahun 2019 diperoleh daerah
rawan kecelakaan atau black spot sesuai nilai tingkat kecelakaan terjadi pada km 0,8-1,3 sebesar 17 kasus,
sehingga pada jalan tersebut sudah masuk dalam kategori black spot. Upaya menurunkan tingkat kecelakaan lalu
lintas di area black spot pada Jalan Jenderal Sudirman dapat dilakukan dengan memberikan rambu-rambu
peringatan rawan kecelakaan 50m atau 100m sebelum memasuki area black spot, juga mengurus dan merapikan
pohon-pohon yang menghalangi rambu-rambu lalu lintas serta merawat kembali marka jalan yang agak pudar
dengan mengecat ulang marka jalan tersebut.

58
Kajian Pemahaman Masyarakat terhadap Undang-Undang No 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
A.Kusumawati1, K.N.S Ayuningtyas1*, A.N. Zahiyah1
1
Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: kardina@ftsl.itb.ac.id

INTISARI
Pemahaman terhadap peraturan lalu lintas termasuk Undang-Undang (UU) no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan (LLAJ) diprediksi akan berpengaruh terhadap perilaku berlalu lintas pada jalan raya.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan latar belakang masyarakat termasuk pengalaman mengemudi,
pendidikan, usia, kepemilikan SIM terhadap pemahaman mengenai UU LLAJ. Selain itu, penelitian ini juga akan
mengevaluasi pengetahuan masyarakat terkait dengan aspek peraturan lalu lintas serta membandingkan dengan
kondisi yang terjadi di lapangan terutama untuk perilaku belok kiri langsung. Data dikumpulkan secara primer
menggunakan kuesioner online untuk mengukur pemahaman masyarakat mengenai peraturan berlalu lintas dan
pengumpulan data lapangan menggunakan ATCS untuk perilaku belok kiri langsung. Penelitian ini bermanfaat
untuk mengedukasi masyarakat mengenai peraturan berlalu lintas melalui kuesioner online, serta dapat dijadikan
dasar kebijakan lalu lintas bagi pemangku kepentingan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemahaman
masyarakat mengenai prioritas pengguna jalan, rambu, serta marka masih rendah yaitu hanya sekitar 1%-3%.
Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pemahaman masyarakat terhadap peraturan berlalu lintas adalah
tingkat pendidikan, kepemilikan SIM, serta jenis kelamin; dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka
pemahaman akan peraturan berlalu lintas semakin baik. Selain itu, terdapat keterkaitan antara rendahnya
pemahaman masyarakat terhadap peraturan belok kiri langsung dengan perilaku lalu lintas belok kiri langsung.

Analisis Karakteristik Perjalanan Komuter PNS di Kota Makassar

M.I. Sabil1*, M.I. Ramli2, S.A. Adisasmita2, M. Pasra2


1
Mahasiswa, Departemen Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.
2
Dosen, Departemen Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.
*Corresponding author : sabil.ikhsan@gmail.com

INTISARI

Kota Makassar merupakan salah satu kota terbesar di bagian Indonesia Timur. Kepadatan penduduk dan
besarnya kebutuahan akan mempengaruhi pergerakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dan mengetahui karakteristik karakteristik perjalanan komuter perkotaan dalam perjalanan
kantor setiap hari pada komuter PNS di Kota Makassar. Survei pada penelitian ini mencakup beberapa kantor
dinas dengan jumlah responden 352 orang dengan menggunakan teknik Stated Preference dalam pengambilan
data, dari data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan analisis dan uji pada data tersebut dengan uji statistik.
Hasil dari penelitian ini didapatkan karakteristik dengan jenis kelamin yang mendominasi adalah perempuan,
pada usia terbanyak yaitu pada rentang 30-40 tahun, S1 pada pendidikan adalah jumlah terbanyak dengan
penghasilan paling dominan antar 3-4 juta. Hasil Uji Statistik menunjukkan bahwa hasil dengan signifikansi
<0,05 atau >95% kepercayaan menunjukkan adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Sesuai dengan hasil Uji T disimpulkan bahwa Jenis Kelamin tidak berpengaruh pada karakteristik lainnya, pada
Karakteristik Usia hanya berpengaruh pada Pendidikan begitupun sebaliknya pendidikan hanya berpengaruh
pada Usia, serta pada karakteristik penghasilan juga hanya berpengaruh pada Usia.

59
Sistem Multi Bandara pada Hub Bandar Udara di Provinsi
Kalimantan Timur dengan MADAM
Tukimun1*, S.A. Sasmita2, Isran Ramli2, R.U. Latief2
1
Mahasiswa Program Doktor, Universitas Hasanuddin Makassar, Makassar, INDONESIA
2
Dosen Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Makassar, Makassar, INDONESIA
*Corresponding author: moonix.mgt@gmail.com

INTISARI

Pengaturan rute penerbangan pada Hub bandar udara yang berdekatan dalam satu wilayah metropolitan perlu
dilakukan agar mengurangi kepadatan pada bandara primer, mempertahankan kualitas pelayanan, adanya
alternatif pilihan perjalanan, membangkitkan perekonomian wilayah dan mengurangi dampak monopoli
pelayanan penerbangan pada bandara tertentu. Hasil simulasi dengan menggunakan Multiple Airport Demand
Allocation Model (MADAM) pada bandar udara Hub di Kalimantan Timur yaitu Bandara SAMS. Balikpapan
dengan frekwensi penerbangan existing sebanyak 82 penerbangan/hari setelah disimulasikan menjadi 86
penerbangan/hari yaitu perlu penambahan jumlah penerbangan sebanyak 4 kali. Sedangkan pada Bandara APT.
Pranoto Samarinda baik existing dan hasil simulasi menunjukkan jumlah penerbangan yang sama yaitu 20 kali
penerbangan/hari. Setelah dilakukan penggabungan simulasi antara kedua Hub Bandar Udara tersebut
menunjukkan adanya perpindahan penumpang dari Bandara APT. Pranoto ke Bandara SAMS. Balikpapan
sebanyak 176 orang/harinya. Untuk jangka 10 tahun kedepan dengan kenaikan penumpang sebesar 30% hasil
simulasi menunjukkan adanya perpindahan penumpang dari APT. Pranoto ke SAMS. Balikpapan sebanyak 248
penumpang/hari. Kondisi ini diakibatkan adanya keterbatasan kapasitas baik dari sisi darat dan udara di Bandara
APT. Pranoto Samarinda sehingga membatasi jumlah penerbangan yang ada.

Analisis Pengaruh Karakteristik Pengguna Ojek Online Terhadap


Frekuensi Pengunaannya di Kawasan Perkotaan Yogyakarta

M.I.H. Kamal1*, M.Z. Irawan1, Dewanti1


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: iqbalhaka@mail.ugm.ac.id

INTISARI
Fenomena meningkatnya jumlah pengguna ojek online dari tahun ke tahun memunculkan hipotesis bahwa jasa
angkutan paratransit ini sangat dimintai oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa karakteristik pengguna ojek online adalah usia muda, berpendidikan tinggi, dan baik
dalam finansial. Sebagai kota pendidikan, Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) memiliki kesamaan
karakteristik warganya seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan faktor sosio-demografi dengan frekuensi penggunaan ojek online di KPY sebagai moda transportasi
alternatif pilihan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel sosial demografi frekuensi penggunaan ojek online serta analisis uji asumsi klasik
untuk menguji validitas kerangka model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat variabel (jenis kelamin,
tingkat pendapatan, kepemilikan sepeda motor, tingkat pendidikan) berpengaruh signifikan terhadap frekuensi
penggunaan. Akan tetapi, dua variabel lainnya (umur dan status tinggal) tidak mempengaruhi frekuensi
penggunaan ojek online. Kerangka model sepenuhnya valid berdasarkan kriteria uji asumsi klasik.

60
Kajian Efektifitas Halte Bus BRT Trans Jateng Purwokerto

Juanita1*, Bayu Prastio1


1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto, INDONESIA
*Corresponding author: juanitamstr@gmail.com

INTISARI

Penyelenggaraan transportasi bus BRT Trans Jateng di Purwokerto ditunjang dengan penempatan halte bus untuk
kelancaran operasional bus dalam pelayanan pada penumpang bus. Peningkatan kualitas layanan operasional bus
perlu ditunjang tata letak halte bus. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji efektifitas infrastruktur halte bus BRT
Transjateng di Purwokerto sehingga memungkinkan operasional aman dan lancar. Tinjauan efektifitas halte bus
didasarkan pada kelengkapan fasilitas halte, kondisi fisik halte, dimensi halte, dan penempatan halte BRT
terhadap ruang lalu lintas. Kelengkapan fasilitas halte ditinjau dari fasilitas utama dan fasilitas tambahan halte.
Hasil analisis tingkat efektifitas halte bus tinggi mencapai 17 %, efektifitas sedang 37 % dan rendah 47%.

Pengaruh Volume Tack Coat CRS-1 Terhadap Interface Shear


Strength Antara Rigid Pavement dan AC-Wearing Course

Floragusmia1*, Muhammad Fauzie Siswanto2, Latif Budi Suparma2


1
Mahasiswa Magister Sistem Dan Teknik Transportasi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
2
Dosen Magister Sistem Dan Teknik Transportasi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: floragusmia@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Penggunaan jenis dan kuantitas tack coat yang tepat dapat meningkatkan daya lekat dan menghasilkan ikatan
interface yang baik, sehingga mampu menahan gaya geser yang timbul pada perkerasan jalan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume tack coat antara rigid pavement dan AC-WC pada nilai kuat
gesernya. Penelitian menggunakan SNI 03-2834-2000 pada perencanaan campuran beton dan Spesifikasi Bina
Marga 2018 sebagai pedoman penggunaan volume tack coat. Pembuatan benda uji kuat geser dilakukan dalam
tiga tahapan, yaitu lapisan rigid pavement tebal 12,0 cm, pemberian tack coat aspal emulsi tipe CRS-1 dengan
variasi volume tack coat 0,15; 0,35; 0,55; 0,75 dan 1,05 l/m 2, dan lapisan AC-Wearing Course tebal 5,0 cm.
Pengujian kuat geser dilakukan setelah beton berumur 28 hari atau lebih. Untuk mengontrol hasil uji kuat geser,
dilakukan analisis pemodelan dengan software BISAR 3.0. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin besar
volume tack coat, kuat geser antara rigid pavement dan AC-WC juga akan semakin meningkat. Kuat geser rata-
rata tertinggi diperoleh sebesar 0,68 MPa pada volume tack coat 1,05 l/m2. Ini berarti bahwa dibandingkan
dengan analisis pemodelan dengan software BISAR 3.0, hasil uji kuat geser (0,68 MPa) terletak di antara asumsi
full bonding (0,5157 MPa) dan full slip (0,9042 MPa).

61
Pengaruh Variasi Mutu Beton terhadap Interface Shear Strength
Antara Rigid Pavement dan AC-WC

Pengian Dina Marsela1*, Muhammad Fauzie Siswanto2, Latif Budi Suparma2


1
Mahasiswa Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
2
Dosen Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: Pengiandinam@yahoo.com

INTISARI
Perkerasan jalan beton yang telah mengalami penurunan kinerjanya perlu ditingkatkan lagi dengan melakukan
pelapisan ulang dengan campuran beraspal di atasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mutu
beton pada pelapisan ulang campuran beraspal AC-WC pada rigid pavement terhadap kekuatan gesernya.
Metode SNI 03-2834-2000 dan Spesifikasi Bina Marga tahun 2018 untuk perencanaan campuran beton dan AC-
WC digunakan dalam penelitian ini. Silinder beton ukuran Ǿ 100 mm × 200 mm sebanyak 15 buah digunakan
pada uji kuat tekan. Untuk uji kuat geser lekatan digunakan ketebalan rigid pavement 12 cm dan lapisan AC-
WC 5cm saat beton berumur lebih dari 28 hari. Hasil ujinya dikontrol dengan analisis pemodelan menggunakan
software BISAR 3.0. Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi mutu beton semakin
tinggi pula kuat geser lekatan antara rigid pavement dan lapisan AC-WC di atasnya. Kuat geser lekatan tertinggi
rata-rata didapat sebesar 0,78 MPa pada mutu beton 50 MPa. Hasil ini lebih tinggi dari analisis pemodelan
dengan BISAR 3.0 dengan asumsi full bonding (0,581MPa) dan lebih rendah dengan asumsi full slip (0,967
MPa).

Pengaruh Rendaman Air pada Kinerja campuran AC-WC


mengunakan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP)

T. Iduwin1*, D.P. Purnama1, R. Hidayawanti1


1
Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi PLN, Jakarta, INDONESIA
*Corresponding author: tommyiduwin@itpln.ac.id

INTISARI
Penggunaan material pengganti dalam beberapa tahun terakhir sering digunakan pada kegiatan penelitian dan
juga dalam kegiatan kontruksi. Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) merupakan bahan alternatif yang berguna
untuk digunakan sebagai bahan perkerasan jalan karena mengurangi penggunaan agregat alam dan bahan
pengikat aspal baru, yang diperlukan untuk membuat campuran beraspal. Curah hujan yang tinggi dan didukung
dengan masih banyak prasarana jalan yang kurang memadai khususnya drainase dapat mengakibatkan air
tergenang hingga banjir. Banjir pada perkerasan jalan nantinya akan merusak perkerasan jalan dan menyebabkan
umur rencana jalan akan berkurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
rendaman air terhadap campuran aspal panas AC-WC dengan menggunakan material RAP 0%, 25% dan 35 %.
Pengujian yang dilakukan adalah uji marshall untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum dan durablitas
dengan melakukan variasi perendaman 0,1, 2, 4 dan 7 hari. Nilai KAO untuk tiap variasi adalah 5,4 % untuk Rap
0%, 5,6 Untuk Rap 25 % dan 6 % untuk RAP 35 %. Pada pengujian durabilitas didapat nilai indeks durabilitas
pertama pada variasi 0%, 25% dan 35 % sebesar 8,23%, 10,57 dan 10,99. Sedangkan untuk nilai indeks
durabilitas kedua pada variasi 0%, 25% dan 35 % diperoleh nilai kekuatan sisa (sa) sebesar 92,26%, 90,38% dan
89,71%.

62
Pengaruh Pengembangan Kawasan TOD di Stasiun LRT Jabodebek
Terhadap Ridership Moda LRT
(Lintas Cawang-Bekasi)
Anasta Wirawan, Sigit Priyanto*, Imam Muthohar
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*
Corresponding author: spriyanto2007@ugm.ac.id

INTISARI
Pembangunan kawasan TOD di wilayah Kota Bekasi akan diintegrasikan dengan moda angkutan umum massal
yaitu moda LRT (Light Rail Transit). Dimana integrasi antara moda transportasi LRT dengan kawasan TOD
dapat mendukung pengembangan transportasi di wilayah Kota Bekasi yang mengutamakan moda transportasi
tidak bermotor yang menuju Jakarta untuk beralih menggunakan moda transportasi LRT ini. Pembangunan
kawasan TOD di koridor LRT Jabodebek lintas Cawang-Bekasi terdiri dari empat (5) kawasan yaitu di Stasiun
Jatibening Baru, Stasiun LRT Cikunir 1, Stasiun LRT Cikunir 2, Stasiun LRT Bekasi Barat, dan Stasiun LRT
Jatimulya. Pembangunan TOD di koridor LRT Jabodebek khususnya pada lintas Cawang-Bekasi saat ini telah
dibangun dan untuk progress pembangunan Stasiun LRT lintas Cawang Bekasi sekitar 82%. Penelitian ini
memiliki tujuan untuk menganalisis karakteristik kawasan transit stasiun LRT lintas cawang - bekasi berdasarkan
kriteria TOD, pola pergerakan dan tingkat penggunaan moda LRT di lintas cawang-bekasi, keterkaitan antara
karakteristik TOD berdasarkan kriteria TOD terhadap pengguna moda LRT di lintas Cawang-Bekasi.

Lajur Khusus Sepeda Motor Pada Ruas Jalan Tol Bali Mandara

K. Dwipa Nursanjaya1*, M.Zudhy Irawan2, S. Priyanto3


1, 2,3
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: kdkdwipa2019@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Sepeda motor adalah kendaraan yang paling disukai untuk transportasi orang Indonesia termasuk masyarakat
Bali. Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor juga mengalami kenaikan dari beberapa tahun ini. Penggunaan
sepeda motor di Kota Denpasar sangat mendominasi dan salah satu penyebabnya adalah kurang berkembangnya
sektor angkutan umum. Sepeda motor berkontribusi ke jumlah terbesar data kecelakaan lalu lintas setiap tahun.
Dengan jumlah kepemilikan sepeda motor yang tinggi kontribusi pengguna sepeda motor yang terlibat dalam
kecelakaan lalu lintas masih tinggi. Salah satu solusi yang dapat mengurangi tingkat kecelakan pengguna sepeda
motor adalah dengan membangun lajur sepeda motor dengan pemisah lajur dari kendaraan roda empat. Jalan Tol
Bali Mandara merupakan satu-satunya jalan tol yang berada di Provinsi Bali dan memiliki lajur khusus untuk
pengendara sepeda motor. Dengan demikian penelitian terkait perkembangan layanan lajur khusus sepeda motor
dan keselamatannya pada jalan tol menjadi sangat penting yang dapat memberikan penilaian bagaimana
perkembangan layanan dan apakah indikator keselamatan pada jalan tol tersebut memiliki standar sehingga
meminimalisasikan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini juga akan mengetahui konsep pengaruh
perkembangan dan keselamatannya sebagai upaya mewujudkan layanan yang berkeselamatan dan berorientasi
pada asas keadilan, kebermanfaatan dan berkepastian hukum pagi pengguna layanan.

63
Penerapan Barrier Free Access dengan Skema
Transit Joint Development (TJD) pada Kawasan
TOD Lebak Bulus, Jakarta

F.N. Prasetyo, Sigit Priyanto*, Imam Muthohar


Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author : spriyanto2007@ugm.ac.id

INTISARI
Aksesibilitas pada Kawasan TOD Lebak Bulus dirasa belum dapat mengakomodir pergerakan yang massif
khususnya untuk pejalan kaki dan sejatinya setiap aspek fasililtas sosial dan umum dibangun oleh Pemerintah
namun keterbatasan fiskal menyebabkan Pemerintah memiliki kendala dalam pembangunannya sehingga
diperlukan kerjasama dengan entitas / badan usaha untuk dapat berpartisipasi didalamnya namun yang perlu
digarisbawahi adalah seringkali infrastruktur akses yang merupakan fasilitas sosial maupun fasilitas umum
tersebut tidak memiliki profit bagi sebuah badan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menyusun pola
kerjasama penyelenggaraan barrier free access dengan skema Transit Joint Development (TJD). Penelitian ini
dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik pejalan kaki, fasilitas pejalan kaki dan indeks walkability jalur
pejalan kaki dan penerapan barrier free access serta penyusunan pola kerjasamanya. Hasil dari penelitian ini
menunjukan model kerjasama yang dapat diterapkan bagi penyelenggaraan TOD khususnya pada kawasan TOD
Lebak Bulus dengan menerapkan skema TJD yang dalam hal ini merupakan mekanisme business to business
dengan meminimasi peran fiskal Pemerintah.

Desain Fasilitas Pejalan Kaki Untuk


Menghubungkan Stasiun MRT Istora Mandiri dengan Halte
Transjakarta Gelora Bung Karno
Michael Akas Wicaksono1*, Imam Muthohar1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: m.akas@mail.ugm.ac.id

INTISARI
Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta merupakan salah satu moda transportasi penunjang aktivitas penduduk
Jakarta. Stasiun MRT Istora Mandiri merupakan salah satu stasiun yang terhubung dengan moda transportasi
Buss Rapid Transit (BRT). Oleh karena itu, fasilitas pejalan kaki yang menghubungkan Stasiun MRT Istora
Mandiri dan Halte Transjakarta Gelora Bung Karno menjadi salah satu bentuk integrasi antar moda untuk
memudahkan perpindahan penumpang dengan berjalan kaki.
Kriteria desain dan parameter ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
03/PRT/M/2014 dan standar pendukung lainnya. Perancangan fasilitas pejalan kaki bawah tanah tersebut
menggunakan data sekunder penumpang masing-masing moda transportasi dan dianalisis menggunakan metode
Furness dengan pendekatan Bi- Proportional untuk mendapatkan distribusi perjalanan penumpang antar moda.
Dilanjutkan dengan pengalian faktor non-motorized dan diproyeksikan hingga 10 tahun ke depan. Setelah itu
dilakukan konversi dari penumpang/hari menggunakan panduan California High-Speed Rail Authority agar
didapatkan volume pejalan kaki rencana dalam penumpang/menit. Penentuan dimensi teknis terowongan pejalan
kaki mengikuti volume pejalan kaki rencana sesuai dengan peraturan dan standar yang digunakan.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan volume pejalan kaki rencana antar stasiun dan halte sebesar 6
orang/menit. Terowongan pejalan kaki dirancang dengan panjang 210 m, lebar 5 m, tinggi desain 3 m, dan
disertai dengan berbagai fasilitas pelengkap lainnya.

64
Mitigasi Perubahan Iklim
(Parallel Session)

Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21


(SNTI 2021)

65
Analisa Potensi Likuifaksi Di Pesisir Barat Provinsi Sumatera Barat
Menggunakan Metode Resistivitas Geolistrik
H. Mutmainah1*, W. A. Gemilang1, N. A. S. Purwono2
1
Loka Riset Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, BRSDMKP KKP, Bungus-Padang, INDONESIA
2
Departemen Teknik Sipil, Universitas Wijayakusuma, Purwokerto, INDONESIA
*Corresponding author : herdianamute77@gmail.com

INTISARI
Likuifaksi yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia umumnya disebabkan oleh gempa skala lebih dari 5,5 Mw.
Provinsi Sumatera Barat merupakan kawasan rawan gempa karena berada di antara patahan dan jalur tumbukan
lempeng tektonik aktif. Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat memiliki
lokasi dengan kriteria rawan likuifaksi. Gempa Mentawai (7,7 Mw) pada tahun 2010 dan Gempa Padang pada
tahun 2009 (7,6 Mw) berdampak memicu likuifaksi pada sebagian kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui potensi likuifaksi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat serta melihat kondisi
terkini kawasan yang mengalami likuifaksi. Penelitian dilakukan pada Agustus-September 2019 menggunakan
geolistrik di Desa Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam; Desa Air Bangis, Kecamatan Sei
Beremas; dan Desa Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie (Kabupaten Pasaman Barat). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Desa Tiku berpotensi likuifaksi level rendah hingga sedang sedangkan Desa Air Bangis
likuifaksi level sedang dan Desa Sasak berpotensi likuifaksi level tinggi.

Pemanfaatan Komputasi Paralel Untuk Mitigasi Bencana Banjir

B.M. Ginting1*
1
Pusat Studi Teknik Sumber Daya Air, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: bobbyminola.g@unpar.ac.id

INTISARI
Dalam makalah ini, penulis membahas pemanfaatan teknologi komputasi paralel untuk mitigasi bencana banjir.
Teknologi yang ditinjau adalah komputasi paralel gabungan antara memori perangkat yang terbagi dan yang
terdistribusi untuk perangkat keras yang digunakan mulai dari laptop hingga komputer berkinerja tinggi. Dua
kasus banjir di Indonesia, yaitu yang diakibatkan oleh curah hujan dengan intensitas tinggi maupun keruntuhan
bendungan hipotetis, diprediksi dan disimulasikan dengan model numerik NUFSAW2D yang dirancang oleh
penulis untuk memecahkan persamaan matematik aliran dangkal. NUFSAW2D telah dikembangkan dengan
komputasi paralel dan teruji dapat memberikan hasil perhitungan numerik yang cukup akurat. Dengan teknologi
komputasi paralel, prediksi bencana-bencana banjir dapat dilakukan baik oleh kalangan akademisi maupun
praktisi dengan cukup cepat, sehingga mendukung sistem mitigasi bencana yang lebih efisien dari segi waktu.

66
Sustainable Water Resources
Management
(Parallel Session)

Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21


(SNTI 2021)

67
Pengolahan Air Limbah Pemukiman Secara Komunal
(Studi Kasus: Kelurahan Pejagoan, Kebumen)
E. Riyanto1, A. Setiawan2, A. R. Darajat3
1,2
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo, INDONESIA
3
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tidar, Magelang, INDONESIA

INTISARI

Pejagoan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Kebumen. Daerah ini memiliki wilayah sebagian besar
pemukiman. Sebelumnya warga di RW 06 Desa Pejagoan membuang air limbahnya di kolam pembuangan. Sejak
tahun 2018 kolam pembuangan limbah tersebut dibangun tempat penginapan dan wisata alam. Setelah adanya
pembangunan tersebut warga membuang air limbah langsung ke sungai. Ditinjau dari aspek lingkungan, hal ini
dapat berpotensi menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian ini merencanakan SPAL
serta IPAL komunal yang efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan data proyeksi jumlah penduduk pada
awal tahun 2020. Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan metode geometrik. Data kualitas air limbah
domestik berupa data BOD, COD dan TSS, penelitian ini digunakan baku mutu berdasarkan Peraturan
Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016. Hasil penelitian diperoleh desain teknis SPAL dan IPAL komunal menggunakan
Anaerobic Baffled Reactor (ABR). SPAL dengan dimensi pipa 200 mm. Sistem ini dilengkapi dengan 34
manhole. Bangunan IPAL memiliki kapasitas sebesar 101,920 m3/hari. Proses pengolahan yang digunakan ABR
dengan settling tank dan 4 bak biofilter untuk mempermudah operasional serta lahan yang dibutuhkan sedikit
karena dibangun di lingkungan pemukiman dan berada diposisi bawah tanah.

Dampak Penggunaan Riffle-Pool Terhadap Penggerusan Pada Bagian


Hilir Bendung

S. Teofilus*
Magister Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author : teofilussawang@gmail.com

INTISARI
Kecepatan jatuh aliran yang besar dengan gradien tekanan ke tanah yang abnormal serta turbulensi aliran akan
menyebabkan peluang besar terjadinya penggerusan di hilir bendung. Oleh karena itu perlu diteliti mengenai
desain riffle-pool yang paling optimum sehingga dapat mengurangi penggerusan lokal di hilir bendung
semaksimum mungkin. Tujuan dari penulisan ini adalah mengevaluasi pengaruh fitur riffle-pool terhadap
penggerusan yang terjadi di hilir bendung. Saluran menggunakan model fisik yang sudah tersedia di
Laboratorium Hidraulika dan Mekanika Fluida Program Studi S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Kristen Maranatha, yaitu saluran terbuka dengan panjang saluran 8,0 m; lebar 0,40 m; dan tinggi 0,60 m. Dalam
penelitian ini, saluran tidak dimiringkan atau dalam kondisi datar. Selain itu, debit yang digunakan adalah debit
maksimum. Berdasarkan penelitian di laboratorium dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan riffle-pool
dapat mengurangi penggerusan yang terjadi di hilir bendung. Hasil yang diperoleh tanpa penggunaan riffle-pool
yaitu titik terdalam sebesar -2,3 cm dengan datum berada pada ambang hilir bagian atas dengan jarak 22 cm dari
end sill bendung, sedangkan dengan penggunaan riffle-pool yaitu titik terdalam hanya -1,30 cm dengan datum
berada pada ambang hilir bagian atas dengan jarak 8,4 cm dari end sill bendung.

68
Evaluasi Kelayakan Ekonomi pada Jaringan Irigasi
Berbasis Biaya Siklus Hidup
(Studi Kasus pada Jaringan Irigasi Guntur, Kedondong, dan Kali Duren di Purworejo)

Muhamad Taufik1*, Setya Winarno2


1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo, INDONESIA
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: taufik@umpwr.ac.id

INTISARI
Pengelolaan jaringan irigasi yang baik dapat diukur dengan mempertimbangkan biaya pembangunan dan
pemeliharaan yang dikaitkan dengan manfaat yang diterima oleh masyarakat selama masa usia bangunan.
Penelitian ini akan mengevaluasi kelayakan ekonomi jaringan irigasi berbasis biaya siklus hidup yang
mempertimbangkan biaya dan manfaat untuk jaringan irigasi daerah hulu di Kabupaten Purworejo. Biaya selama
siklus hidup dihitung dari biaya awal, biaya operasional, biaya perawatan dan penggantian, sedangkan manfaat
dihitung berdasarkan hasil manfaat bersih yang diperoleh oleh hasil panen padi dan kolam ikan. Analisis
dilakukan menggunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR) dan Payback Period (PP). Hasil evaluasi berdasarkan
nilai BCR untuk Jaringan Irigasi Guntur sebesar 1,47, Jaringan Irigasi Kedondong sebesar 1,25 dan Jaringan
Irigasi Kali Duren sebesar 1,34. Semua jaringan irigasi tersebut memiliki nilai BCR > 1 yang mengindikasikan
bahwa jaringan irigasi ini adalah bersifat cost effective. Berdasarkan waktu pengembalian investasi atau PP,
Jaringan Irigasi Guntur, Kedondong, dan Kali Duren memiliki PP masing-masing selama 4,8 tahun, selama 7,22
tahun, dan 5,65 tahun. Terdapat nilai PP pada 2 jaringan irigasi yang lebih besar dari 5 tahun, sehingga pada
kedua jaringan irigasi tersebut masih bersifat tidak cost effective yang perlu ditindaklanjuti masa tanam atau jenis
tanaman nya.

Pemetaan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)


pada Sungai-Sungai Tidak Terukur Melalui Penerapan Model
Hidrologi dan Sistem Informasi Geografis
(Studi Kasus di Daerah Aliran Sungai Serayu Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah)

Yatin Suwarno, Jaka Suryanta


Badan Informasi Geospasial, Jl Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong, Jawa Barat, Indonesia
*Corresponding author : yatinsuwarno322@gmail.com

INTISARI
Salah satu model pembangkit listrik yang dikembangkan oleh pemerintah adalah Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH). PLTMH memiliki beberapa keuntungan yaitu, cocok untuk topografi wilayah Indonesia,
output daya yang dihasilkan kecil sehingga cocok untuk desa-desa terpencil, biaya pembangunannya rendah
sehingga bisa melibatkan pengusaha kecil menengah, bersifat kesinambungan karena air hanya diperlukan untuk
memutar turbin setelah itu bisa digunakan untuk keperluan lain, dan ramah lingkungan karena tidak mencemari
lingkungan. Tujuan penelitian adalah membuat peta potensi PLTMH di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu
bagian hulu yang tercakup dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara. Metode yang digunakan adalah penerapan
model hidrologi dan Sistem Informasi Geografis. Parameter yang dibutuhkan dalam model ini adalah debit aliran
sungai dan beda tinggi antara sumber air dengan lokasi turbin. Perhitungan debit dengan menggunakan
Thornthwaite and Mather Water Balance model, sedangkan estimasi beda tinggi diturunkan dari data Digital
Elevation Model (DEM). Metode ini cocok digunakan untuk sungai-sungai di bagian hulu yang belum terukur
debitnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, di wilayah Kabupaten Banjarnegara terdapat 5 kelas potensi
PLTMH, yaitu (442 – 637) kW di 3 Sub DAS, (295 – 441) kW di 4 Sub DAS, (148 – 294) kW di 6 Sub DAS,
(60 – 147) kW di 4 Sub DAS, dan (0 – 59) kW di 7 Sub DAS.

69
Distribusi Kecepatan Gesek Akibat Struktur Peredam Energi pada
Aliran Seragam Saluran Terbuka

I. Widyastuti1, M. A. Thaha2, R. T. Lopa2, M. P. Hatta2


1
Mahasiswa, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, INDONESIA
2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, INDONESIA
Corresponding author: iwidyastuti09@gmail.com

INTISARI
Kecepatan aliran dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke titik lainnya. Hal ini disebabkan
adanya tegangan geser di dasar dan dinding saluran dan keberadaan permukaan bebas. Pada aliran saluran
terbuka, distribusi kecepatan seringkali dibedakan sebagai distribusi kecepatan di daerah inner region, yang
berada di dekat dasar dimana distribusi kecepatan logaritmik berlaku, dan di daerah outer region, yang berada
jauh dari dasar dimana distribusi kecepatan menyimpang secara jelas dan sistimatik terhadap hukum logaritmik.
Percobaan dilakukan pada saluran flume dengan Panjang 8,00 m, lebar 0,40 m dan tinggi 0,40 m. Untuk
kemiringan saluran yang digunakan 0,05% dan 0,15% pada bidang licin. Tipe aliran adalah aliran turbulent
seragam, menggunakan 3 (tiga) variasi debit inlet (Q). Untuk Struktur Peredam Energi menggunakan model
segitiga dengan tinggi segitiga ditentukan berdasarkan tinggi rata-rata kecepatan maksimum sebesar 0,6D. Hasil
analisis menunjukkan bahwa kecepatan gesek yang terjadi setelah melewati struktur peredam energi menjadi
kecil namun konstantan integrasi semakin meningkat. Selain itu secara kuantitatif terkonfirmasi bahwa dengan
adanya struktur peredam maka nilai Froude yang terjadi setelah melewati SPE (Struktur Peredam Energi) akan
meningkat dan terjadi intensitas turbulen disepanjang saluran.

Simulasi Hujan Limpasan Menggunakan Model HEC-HMS pada


Daerah Aliran Sungai (DAS) Benanain

W. Bunganaen1, J. H. Frans1, Y. A. Seran1, D. S. Krisnayanti1*, D. Legono2


1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Nusa Cendana, Kupang, INDONESIA
2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: denik.krisnayanti@staf.undana.ac.id

INTISARI

Banjir yang terjadi pada suatu wilayah DAS disebabkan karena berkurangnya luas daerah resapan air. Hal ini
akibat perubahan tataguna lahan sehingga volume debit banjir rancangan meningkat pada DAS tersebut. Sungai
Benanain memiliki fluktuasi debit yang sangat ekstrim. Perubahan fluktuasi debit sungai sangat berpengaruh
pada laju pergerakan alur sungai, seperti terhadap pengendapan dan penggerusan pada tebing dan dasar sungai.
Besarnya runoff mengakibatkan debit dan kecepatan air yang besar langsung mengalir menuju sungai.
Pemodelan hujan-debit merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis proses yang terjadi dilapangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisik DAS Benanain berupa nilai curve number (CN),
debit puncak, volume inflow, dan waktu puncak. Penelitian ini dilakukan di DAS Benanain yang memiliki luas
total 3181,521 km2 dengan jumlah 29 sub DAS. Data hujan yang digunakan adalah 13 tahun dari 1996-2008,
sedangkan analisis hujan rancangan menggunakan metode Log Pearson Type III dari empat metode yang dipakai.
Untuk perhitungan hujan-limpasan diperlukan data masukan berupa data hujan dan faktor fisik DAS. Hasil debit
banjir kala ulang 1000 tahun dengan menggunakan metode HSS-SCS pada pemodelan HEC-HMS didapat debit
puncak sebesar 5794,50 m3/det, dengan nilai CN berkisar 56,55 – 73,90, serta tutupan lahan hutan lahan kering
sekunder dan semak belukar.

70
Pencemaran Logam Berat Sedimen Waduk Saguling
Provinsi Jawa Barat

Eka Wardhani1*, Dwina Roosmini2, Suprihanto Notodarmojo2


1
Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung, INDONESIA
2
Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: ekawardhani08@gmail.com

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencemaran empat logam berat (Cd, Cr, Cu, dan Pb) di sedimen
Waduk Saguling dengan menggunakan 4 jenis indeks yaitu Igeo, CF, MPI, dan PERI. Contoh yang diteliti
merupakan sedimen permukaan yang berasal dari 12 titik mewakili musim hujan dan kemarau. Hasil penelitian
menyatakan bahwa berdasarkan konsentrasi total pada musim hujan berurutan dari yang terbesar dan terkecil
yaitu Cr>Cu>Pb>Cd sedangkan pada musim kemarau Cu>Cr>Pb>Cd. Berdasarkan Igeo sedimen telah tercemar
Cd dengan kategori extremely polluted pada musim hujan dan Highly to extremely polluted musim kemarau.
Tiga logam berat lainnya yaitu Cr, Cu, dan Pb termasuk kategori unpolluted to moderated polluted pada dua
musim penelitian. Berdasarkan CF sedimen telah tercemar Cd dengan kategori very high contamination pada
musim hujan dan kemarau, dan tercemar Cr, Cu, dan Pb dengan kategori moderated contamination. Berdasarkan
PERI diketahui bahwa kualitas sedimen Waduk Saguling telah tercemar Cd dengan kategori serious ecological
risk pada musim hujan dan kemarau, artinya pencemaran Cd sudah berdampak serius terhadap ekosistem waduk.
Sebagai perbandingan untuk Cr, Cu, dan Pb dengan kategori low grade ecologogical risk pada dua musim yang
berbeda. Logam berat Cd walaupun konsentrasi yang terkandung paling rendah tetapi memiliki tingkat bahaya
yang tinggi dibanding 3 logam berat lainnya.

Penentuan Lokasi IPAL Ternak di Sungai Saddang


Reni Oktaviani Tarru1*, Sumbangan Baja2, Farouk Maricar2, Rita Tahir Lopa2
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
*Corresponding author: renioktavianitarru1810@gmail.com

INTISARI

Sungai Saddang mengalami degradasi kualitas air. Sumber pencemar berasal dari pemukiman penduduk,
industri, pusat perdagangan. Salah satu pusat perdagangan yaitu pasar ternak, selain tempat perdagangan
kebutuhan bahan pokok juga terdapat lokasi khusus untuk perdagangan ternak khususnya kerbau dan babi.
Keberadaan pasar tersebut memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap pemerintah dan masyarakat di
Kabupaten Toraja Utara selain sumber pendapatan daerah, pasar ternak ini juga menjadi destinasi wisata karena
keunikan pasar tersebut. Jumlah ternak yang banyak menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan karena
limbah yang dihasilkan belum mendapatkan penanganan dengan baik. Limbah dari ternak langsung mengalir
ke saluran alam dan buatan menuju ke sungai Saddang yang berjarak 64meter dari pasar ternak sehingga perlu
dilakukan langkah-langkah pengembangan teknologi pengolahan dan pelestarian sumber daya air salah satunya
adalah menentukan lokasi IPAL sehingga tujuan penelitian ini adalah menentukan lokasi IPAL ternak di Sungai
Saddang. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menetukan titik koordinat pengambilan
sampel air dengan bantuan aplikasi Sistim Informasi Geografis (SIG) dan penelitian laboratorium untuk
menentukan baku mutu air berdasarkan Indeks Pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan penempatan Lokasi
IPAL direncanakan di ST04 dan ST05 sehingga dapat digunakan untuk memproses limbah yang akan mengalir
ke badan sungai agar lebih aman sesuai dengan baku mutu lingkungan.

71
Aplikasi Penggunaan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)
Sebagai Alternatif Pengganti BahanKoagulan di IPA Bolon,
PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar

Scholastica Selly Pranadesta1, Ristie Ermawati1, Ni Nyoman Nepi Marleni2*


1
Akademi Teknik Tirta Wiyata Magelang
2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, UGM
*Corresponding author: nepi.marleni@ugm.ac.id

INTISARI
Penggunaan biokoagulan semakin menarik karena minimnya efek negatif dibanding dengan koagulan berbasis
senyawa kimia. Namun kajian yang mendalam akan efektifitas penurunan kekeruhan dengan mengunakan
biokoagulan masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui efektifitas biokoagulan
dibandingkan koagulan kimia yang biasa digunakan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bolon, PDAM
Karanganyar. Parameter gradien kecepatan (G) dan waktu detensi (td) di IPA Bolon dihitung dan dikonversi ke
nilai pengadukan untuk jartest dalam skala laboratorium. Dari perhitungan, diperoleh nilai G di bak koagulasi
sebesar 120 rpm dengan td 3 menit, sedangkan untuk flokulasi bak 1 dan bak 2 diperoleh G sebesar 15 rpm dan
10 rpm dengan td masing-masing sebesar 4 menit dan 21 menit. Hasil uji jar test menunjukkan dosis optimum
dari dua koagulan yang biasa digunakan oleh PDAM yaitu PAC dan Aluminiun Sulfate sebesar 8 mg/L dan 9
mg/L, dengan efisiensi penurunan kekeruhan sebesar 94,74% dan 94,09%. Sedangkan untuk biokoagulan biji
asam jawa, dengan dosis 12 mg/L baru diperoleh penurunan kekeruhan sebesar 57,18%. Masih rendahnya nilai
penurunan kekeruhan oleh biokoagulan biji asam jawa kemungkinan karena tidak sesuainya G dan td, serta
perlakuan awal kepada biji asam jawa ketika dibuat menjadi koagulan.

Kajian Hidrologi Metode Hidrograf Nakayasu untuk Rancangan


Embung di Kawasan Industri JIIPE Gresik
Rista Fitri Indriani1, M. Hafiizh2, Widya Utama1*
1
Departemen Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, INDONESIA
2
Departemen Infrastruktur Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, INDONESIA
*Corresponding author: widya@geofisika.its.ac.id

INTISARI
Pengembangan kawasan industri JIIPE dapat mengubah tata guna lahan di sekitar lokasi pengembangan tersebut.
Daerah penelitian sebagian besar memiliki litologi lempung. Kawasan pengembangan ini harus terhindar dari
banjir. Penelitian bertujuan untuk merencanakan tampungan yang dapat mengolah sistem pengaliran. Data yang
dibutuhkan yaitu data geografi, data curah hujan, data meteorologi, data kawasan, dan data fungsi lahan. Pada
studi ini digunakan metode Hidrograf Nakayasu. Metode Hidrograf Nakayasu memiliki parameter tenggang
waktu dari permukaan hujan sampai puncak hidrograf, tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat
hidrograf, tenggang waktu hidrograf, luas daerah aliran sungai, dan panjang alur sungai utama terpanjang. Hasil
perhitungan dengan metode ini yaitu nilai debit puncak serta dihitung pada kondisi eksisting dan kondisi rencana.
Pada studi ini dilakukan perhitungan debit kemungkinan dalam periode ulang 25 tahun Dari perhitungan ini
dihasilkan grafik hidrograf debit banjir kondisi eksisting dan kondisi rencana. Perhitungan selisih debit
maksimum antara kondisi eksisting dan rencana untuk mengetahui debit yang harus ditahan setiap detik dalam
tampungan. Nilai bangkitan debit yaitu 18.7 m3/dtk. Perhitungan volume tampungan yang harus ditahan di
embung sebagai pengendali volume kebutuhan yaitu 168.300 m3. Perhitungan volume tampungan berdasarkan
luas embung yang dijadikan sebagai volume ketersediaan yaitu 169.956 m3, Sehingga diperoleh rekomendasi
dimensi embung yaitu dengan nilai luasan 36.947 m2 dan kedalaman embung 4,5 m.

72
Estimasi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Metode
Empiris di Pantai Zakat

R. B. Henkuswara1*, Besperi2, G. Gunawan3


Program Studi Teknik Sipil – Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
123

JL. WR. Supratman Kandang Limun, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, 38371, Bengkulu
*Corresponding author: roihan.bima7117@gmail.com

INTISARI
Provinsi Bengkulu memiliki banyak pantai yang langsung berbatasan dengan samudera hindia, yang
menyebabkan pantai di Provinsi Bengkulu memiliki ombak yang besar. Pantai Zakat adalah salah satu pantai
yang terletak di Provinsi Bengkulu dimana pantai tersebut berlokasi di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan
Sungai Serut, Kota Bengkulu. Pantai ini memiliki ombak yang besar sehingga dapat menyebabkan pengikisan
pada bibir pantai dan juga laju sedimentasi yang cepat. Transpor sedimen yang cepat akan menyebabkan terjadi
perubahan garis pantai pada Pantai Zakat. Tujuan dari penelitian untuk menentukan jumlah angkutan sedimen
yang terjadi dan memprediksi perubahan garis pantai sepanjang 1000 m selama 10 (sepuluh) tahun (2020-2030)
dengan menggunakan Metode Empiris. Metode Empiris yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode
Caldwel. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa angkutan sedimen terbesar terjadi pada pias ke 10 sebesar
25927,551 m3/Tahun. Abrasi terbesar pada pias ke 9 sebesar 2,86 m dan sedimentasi terbesar pada pias ke 10
sebesar 3,17 m.

Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Debit Tersedia dan


Kebutuhan Air Irigasi Daerah Irigasi Bendung Air Manjunto

N.T. Dinanti1*, F. Nurrochmad1, E.P.A. Pratiwi1


1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author : naratri95@mail.ugm.ac.id

INTISARI
Perubahan tutupan lahan di suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) akan mempengaruhi ketersedian airnya dan
perubahan tata guna lahan di daerah irigasi dapat mempengaruhi kebutuhan air tanaman. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui luasan perubahan lahan dan pengaruh perubahan tersebut terhadap ketersediaan debit sungai
dan kebutuhan air di Daerah Irigasi (DI) Air Manjunto pada tahun 2013, 2015, dan 2018. Data dalam penelitian
ini merupakan hasil digitasi citra satelit Google Earth Pro. Hasil analisis menunjukkan bahwa di DAS Bendung
Air Manjunto luas perkebunan sawit pada tahun 2013 adalah 625,86 ha, meningkat menjadi 1.244,61 ha
(98,86%) dan 1.807,14 ha (45,20%) pada tahun 2015 dan 2018. Luas lahan sawah di DI Air Manjunto pada tahun
2013 sebesar 2.057,90 ha bertambah menjadi 2.684,09 ha (30,43%) pada tahun 2018, sedangkan luas lahan sawit
pada tahun 2013 sebesar 6.614,66 ha bertambah menjadi 6.886,85 ha (4,11%). Perubahan tutupan lahan
menyebabkan debit rerata maksimum sungai pada 2013-2018 mengalami peningkatan sebesar 21,79%
sedangkan debit rerata minimum pada tahun 2013-2018 mengalami penurunan hingga 61,49%. Kebutuhan air
untuk sawah pada tahun 2013-2018 meningkat sebesar 30,43% dan kebutuhan air untuk perkebunan sawit
meningkat sebesar 4,11%.

73
Pemodelan Perubahan Garis Pantai Bengkulu
(Studi Kasus Pantai Tapak Paderi Bengkulu)

F. Andini1*, Besperi2*, G. Gunawan3*


123
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Bengkulu, Bengkulu, INDONESIA
JL. WR. Supratman Kandang Limun, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, 38371, Bengkulu
*Corresponding author: andinififi@gmail.com , besperi@unib.ac.id, g.gunawan@unib.ac.id.

INTISARI

Pantai Tapak Paderi Bengkulu cenderung mengalami perubahan garis pantai berupa sedimentasi atau
penambahan luas daratan yang disebabkan oleh transport sedimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat perubahan garis pantai dalam kurun waktu 5, 10 dan 15 tahun ke depan dengan pemodelan menggunakan
program GENESIS-CEDAS. Data primer pada penelitian ini adalah sedimentasi dasar. Data sekunder yang
digunakan yaitu batimetri, garis pantai, pasang surut, dan data angin. Hasil pemodelan menunjukkan terdapat
perubahan garis pantai yang didominasi akibat sedimentasi dan sedikit abrasi. Hasil pemodelan lima tahun (2020-
2025) menunjukkan sedimentasi maksimum sebesar 6.42 m, dan abrasi sebesar -0.03 m, sedangkan hasil
pemodelan sepuluh tahun (2020-2030) dan lima belas tahun (2020-2035) mengalami peningkatan sedimentasi
yaitu sebesar 10.47 m dan 13.16 m.

Perancangan dan Evaluasi Kinerja Sistem Lumpur Aktif IPAL Toilet


Wisdom Park UGM dalam Mengurangi Kadar COD dan Nitrogen

Ovik Yanuar Setyapeni1, Sri Puji Saraswati2, Johan Syafri Mahathir Ahmad3
1
Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
2,3
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA

INTISARI

Mayoritas rumah tangga di perkotaan menggunakan tangki septik sebagai pengolah limbah dari toilet, namun
mutu efluen dari tangki septik berpotensi untuk mencemari lingkungan terutama air tanah sehingga memerlukan
pengolahan lebih lanjut. Selain itu pembangunan infrastruktur pengolahan limbah terpusat di wilayah perkotaan
seringkali terkendala permasalahan ketersediaan lahan. Oleh karena itu, perlu dicari solusi pilihan teknologi yang
lebih efektif dari segi mutu efluen dan biaya. Salah satu pilihan teknologi yang berpotensi untuk menjawab
permasalahan tersebut adalah pengolahan air limbah dengan sistem lumpur aktif. Kelebihan dari sistem lumpur
aktif diantaranya adalah mampu mengolah beban polutan organik yang tinggi, kebutuhan lahan yang tidak besar,
serta biaya instalasi yang cukup rendah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membangun, mengoperasikan
serta mengevaluasi kinerja IPAL dengan sistem lumpur aktif untuk menurunkan kandungan organik air limbah
toilet/kamar mandi umum Wisdom Park UGM. IPAL direncanakan menggunakan sistem lumpur aktif dengan
dengan debit rencana 0,8 m3/hari. Sistem lumpur aktif dibangun dengan volume reaktor tangki aerasi kapasitas
500 liter dan tangki clarifier 300 liter. Starting up IPAL selama 119 hari dengan aerasi secara kontinyu
menggunakan blower yang dapat menghasilkan debit udara rata-rata 16,454 lpm dan resirkulasi rata-rata 4,012
lpm menghasilkan maksimal penyisihan COD dan total Nitrogen sebesar 73% dan 54%.

74
Review Penanganan Sistem Drainase Berawasan Lingkungan
I Ketut Nuraga
Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Nasional, Denpasar, INDONESIA
*Corresponding author: ketutnuraga@undiknas.ac.id

INTISARI

Pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat saat ini seharusnya diikuti dengan penyediaan prasarana dan
sarana dasar kota yang memadai. Salah satunya adalah sarana dan prasarana sistem drainase kota yang nyaman
sehingga pada musim hujan tidak terjadi banjir dan genangan di badan jalan yang dapat mengganggu kegiatan
pemerintah dan masyarakat perkotaan.
Perencanan sistem drainase yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan saat ini diharapkan secara
fungsional tidak hanya mengalirkan air buangan hujan dan limbah lainnya, tetapi juga harus bisa berfungsi untuk
menampung air kelebihan dengan membuat retarding basin pada suatu sisi saluran atau sungai atau di tengah-
tengah badan sungai. Retarding Basin adalah juga berfungsi sebagai folder dan menurunkan ketinggian banjir
pada daerah hilir dengan menampung kedalam areal genangan seperti waduk. Tampungan banjir ini nantinya
dapat berguna untuk jenis pemanfaatan air lainnya, seperti untuk air minum, air penggelontoran kota, konservasi
air kawasan kota dan lain-lain.

Analisis Laju Sedimen Dasar (Bed Load) Menggunakan Metode


Ackers-White pada Sungai Sebayur

Y.D. Arifandi1*, G. Gunawan2


Program Studi Teknik Sipil – Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
12

JL. WR. Supratman Kandang Limun, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, 38371, Bengkulu, INDONESIA
*Corresponding author: darmaarifandiyoga@gmail.com

INTISARI
Bencana alam berupa banjir merupakan hal yang sangat membutuhkan perhatian pada Provinsi Bengkulu. Banjir
tersebut terjadi akibat sungai yang tidak mampu lagi menampung debit air saat intensitas hujan tinggi. Salah satu
faktor yang mengakibatkan banjir tersebut adalah semakin menyempitnya penampang sungai yang disebabkan
oleh menumpuknya sedimen pada sungai. Analisis laju sedimen pada Sungai Sebayur dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar angka laju sedimen dasar (bed load) yang terjadi pada Sungai Sebayur. Analisis laju
sedimen dilakukan dengan menggunakan persamaan Ackers-White. Hasil dari perhitungan laju sedimen
menggunakan persamaan Ackers-White adalah sebesar 4,502 Ton/hari pada hulu sungai, pada bagian tengah
sungai sebesar 8,506 Ton/hari, dan besar laju sedimen pada hilir sungai sebesar 10,177 Ton/hari. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa besar laju sedimen pada Sungai Sebayur mengalami peningkatan saat menuju ke bagian
muara sungai.

75
Prediksi Transpor Sedimen Dasar dengan Metode Laursen
Pada Sungai Sebayur

Y. E. Dahri1, G. Gunawan2*, Besperi2


1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Bengkulu, Bengkulu, INDONESIA
2
Departemen Teknik Sipil, Universitas Bengkulu, Bengkulu, INDONESIA
*Corresponding author : g.gunawan@unib.ac.id

INTISARI
Sungai Sebayur terletak di Desa Air Sebayur, Kecamatan Pinang Raya, Kabupaten Bengkulu Utara. Sungai ini
dikelilingi oleh lahan perkebunan dan pertambangan batubara yang masih aktif sampai saat ini. Adanya alih
fungsi lahan hutan menjadi lahan perkebunan, pemukiman dan pertambangan mengakibatkan adanya
sedimentasi pada Sungai Sebayur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuhi besarnya nilai transpor
sedimen dasar pada Sungai Sebayur menggunakan metode Laursen. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
metode laursen diperoleh nilai transpor sedimen pada bagian hulu sungai sebesar 2,09 ton/hari, bagian tengah
sungai sebesar 1,65 ton/hari dan bagian hilir sungai sebesar 2,70 ton/hari.

Detail Perancangan Unit Sedimentasi Primer Untuk Instalasi


Pengolahan Air Limbah Industri Produk Rumah Tangga

A. Wirayudhatama, F. R. Ismail, A. Sugiarto, A. Kurniawan*


Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, INDONESIA
*Corresponding author: allenkurniawan@apps.ipb.ac.id

INTISARI
Unit sedimentasi primer dalam satu unit pengolahan limbah berperan penting dalam mereduksi nilai Total
Suspended Solid (TSS), dibutuhkan penentuan desain yang tepat untuk optimalisasi kinerja. Studi kasus air
limbah industri produk rumah tangga didapatkan nilai TSS yang cukup tinggi. Pada studi ini, unit sedimentasi
berbentuk rectangular dengan modifikasi pada beberapa komponen rancangan terutama pada zona influen dan
efluen. Detail perancangan mempertimbangkan dimensi unit sedimentasi primer meliputi panjang, lebar,
kedalaman, rasio panjang dan lebar, rasio panjang dan kedalaman, dan kemiringan dasar unit. Perhitungan unit
sedimentasi primer untuk debit rata-rata air limbah 48 m3/m2.hari dengan dimensi panjang 6,6 m, lebar 0,83 m,
kedalaman 1,32 m, dan kemiringan dasar unit 8%. Hasil estimasi reduksi TSS pada unit sedimentasi rectangular
diperoleh nilai surface overflow rate (SOR) sebesar 52%. Selain itu, nilai parameter biochemical oxygen demand
(BOD5) juga direduksi hingga mencapai 32%.

76
Studi Pengaruh Ketinggian terhadap Debit Infiltrasi pada Saluran
Drainase Bersilinder Pori

Fenti Daud Sindagamanik1, Sukmasari Antaria2, Nenny1*


1,2,3
Fakultas Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Makassar, INDONESIA
*Corresponding author: nennykarim@unismuh.ac.id

INTISARI
Infiltrasi sangat dipengaruhi bagaimana tekstur tanah yang di dominasi oleh pori – pori partikel tanah. Semakin
besar pori – pori partikel tanah semakin besar infiltrasi yang terjadi. Ini yang mendasari dilakukannya penelitian
ini. Membuat silinder pori pada dasar drainase untuk meningkatkan debit infiltrasi, yang di harapkan mampu
mengurangi genangan yang ada pada permukaan drainase. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh
ketinggian silinder pori terhadap laju infiltrasi dengan tiga varian ketinggian silinder pori pada tiga varian tanah.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model drainase berselinder pori yang memiliki jarak antar lubang
biopori 32 cm dan dialiri air di permukaan drainase sesuai dengan debit yang dinginkan. Dari hasil penelitian ini
didapatkan Pengaruh tinggi silinder terhadap debit infiltrasi, Semak tinggi lubang silinder pori maka semakin
besar pula debit infiltrasi yang terjadi, dapat dibuktikan dari hasil analisa data penelitan, untuk debit pengaliran
400 cm3/det dan sampel tanah lempung berpasir, yaitu Qf = 31,930 cm3/dtk (untuk tinggi silinder pori 15 cm),
Qf = 29.773debi cm3/dtk (untuk tinggi silinder pori 10 cm); dan Q f = 26,993 cm3/dtk (untuk tinggi silinder pori
5 cm).

Hubungan Koefisien Biokinetik dan Variabel Operasional Complete


Mixed Reactor dengan Resirkulasi
A. Kurniawan*, F. Amelia, O.J. Notonugroho, R.H. Suwarno
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, INDONESIA
*Corresponding author: allenkurniawan@apps.ipb.ac.id

INTISARI

Permasalahan terkini dari proses pengolahan air limbah secara biologis adalah bau, kandungan mikroorganisme
patogen, dan biomassa, serta material organik berlebih. Jenis pengolahan biologis berupa anaerobic baffled
reactor (ABR) menggunakan complete mixed reactor dalam mengolah limbah lumpur primer domestik.
Pengawasan terhadap kinerja mikroorganisme dalam unit ABR dilakukan dengan memanfaatkan koefisien
biokinetik melalui persamaan umum pertumbuhan mikroorganisme, yaitu Persamaan Monod. Persamaan ini
mampu mengekspresikan hubungan koefisien biokinetik dan variabel operasional. Penelitian ini menunjukkan
bahwa parameter desain mampu memberikan waktu yang cukup bagi mikroorganisme untuk mendegradasi
substrat. Semakin tinggi umur lumpur (θc), maka konsentrasi biomassa meningkat (X1) sedangkan konsentrasi
substrat di efluen (S1) menurun. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan waktu detensi
(θi) memberikan efek penurunan X1 di dalam unit pengolahan biologis. Dengan demikian, hubungan antar
parameter dalam unit pengolahan tipe ABR menentukan dalam memprediksi desain dan monitoring unit
pengolahan dan konsentrasi efluen pada skala lapangan.

77
Perhitungan Status Mutu Air Sungai Cisangkan
Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat

Rosmeiliyana1* dan Eka Wardhani 2


1,2
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Bandung
Jalan PHH Mustofa No 23 Bandung 40124
*Corresponding author: rosmeiliyanatrgn@gmail.com

INTISARI
Sungai Cisangkan terletak di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Sungai Cisangkan memiliki panjang ± 16,71
km yang melintasi 3 kecamatan di Kota Cimahi. Tahun 2019, Sungai Cisangkan dinyatakan sebagai sungai
dengan tingkat pencemaran kronis oleh DLH Kota Cimahi. Berdasarkan hal tersebut diperlukan penentuan
kualitas air Sungai Cisangkan yang bersifat menyeluruh dengan menggunakan paramater kualitas air sungai.
Penggunaan indeks kualitas air dapat mempermudah penentuan kualitas air sungai serta mempermudah juga
dalam pemberian informasi kepada pihak yang membutuhkan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan status
mutu air Sungai Cisangkan. Perhitungan ini dilakukan pada 3 periode pengukuran kualitas air yang mewakili 3
musim, yaitu musim pancaroba di bulan April, musim kemarau di bulan September, dan musim hujan di musim
Desember. Penentuan status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran menurut Kepmen LH 115/2003.
Parameter yang diamati dan diukur ada 33 paramater pengukuran kualitas air. Berdasarkan hasil perhitungan,
status mutu Sungai Cisangkan pada musim pancaroba menunjukkan sungai telah tercemar sedang, pada musim
kemarau dengan status sungai telah tercemar berat, dan musim hujan dengan status tercemar sedang hingga berat.

Analisis Dampak Limbah Domestik Terhadap


Kualitas Air Sungai Cibeureum, Kota Cimahi

Y. I. Hermawan1*, E. Wardhani1
1
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: yanfairhamhermawan@gmail.com

INTISARI

Sungai Cibeureum telah tercemar salah satu sumbernya dari kegiatan domestik. Hal tersebut terjadi karena sungai
ini melewati pemukiman padat di Kota Cimahi yang belum dilengkapi dengan sistem pengelolaan air limbah
domestik yang baik. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas air Sungai Cibeureum di musim pancaroba,
kemarau, dan hujan sesuai dengan data yang diperoleh dari Pemerintah Kota Cimahi Jawa Barat. Baku mutu
yang dipergunakan yaitu PP 82/2001 kelas II. Pengukuran kualitas air dilakukan pada tiga titik sampling yaitu
bagian hulu, tengah, dan hilir. Berdasarkan hasil penelitian, sektor domestik merupakan sumber pencemar paling
dominan terlihat dari tingginya kandungan total coli dan fecal coli di air sungai. Beban pencemar merupakan
perkalian antara debit sungai terukur dengan konsentrasi setiap parameter. Berdasarkan perhitungan, hampir
semua beban pencemar aktual melebihi beban pencemar maksimum di berbagai musim. Beban pencemar utama
yang perlu diturunkan untuk parameter TSS sebesar 97-32.846 kg/hari, BOD sebesar 249-11.944 kg/hari, COD
sebesar 169-38.071 kg/hari, Phosphat sebesar 16,17-94,82 kg/hari, Pb sebesar 1,04-1,84 kg/hari, Zn sebesar 0,08-
26,38 kg/hari, Nitrit sebesar 3,18-104,99 kg/hari, klorin bebas sebesar 0,14-10,37 kg/hari, minyak dan lemak
sebesar 0,97-76,93 kg/hari, fenol sebesar 0,38-15,34 kg/hari, dan detergen sebagai MBAS sebesar 40,54-1.122
kg/hari.

78
Mitigasi Bencana Geoteknik
(Parallel Session)

Simposium Nasional Teknologi Infrastruktur Abad ke-21


(SNTI 2021)

79
Analisis Potensi Likuifaksi pada Area Wisata Danau
Dendam Tak Sudah, Kota Bengkulu

Suci Luthfiani Zain1, Hanifatu Safira1, Sintia Agustina1, Lindung Zalbuin Mase1*,
Hardiansyah1
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Bengkulu, INDONESIA
*Corresponding author: lmase@unib.ac.id

INTISARI
Terjadinya gempa bumi dapat memicu bencana lanjutan seperti likuifaksi. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui adanya potensi likuifaksi di area wisata Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu. Danau Dendam
Tak Sudah merupakan salah satu tempat wisata yang menjadi daya tarik dari Kota Bengkulu. Perlapisan tanah
di sekitar area wisata tersebut tersusun atas lapisan tanah pasiran sehingga perlu dianalisis kemungkinan
terjadinya likuifaksi di area tersebut. Penelitian dilakukan dengan melakukan uji Cone Penetration Test (CPT)
pada dua titik penelitian dan melakukan pengambilan data dengan metode mikrotremor di dua titik penelitian
lainnya. Analisis kerentanan likuifaksi dilakukan menggunakan metode pengukuran Cone Penetration Test
(CPT) dan pengukuran kecepatan gelombang geser (Vs). Perambatan gelombang satu dimensi dilakukan untuk
mendapatkan nilai peak ground acceleration (PGA) dalam penelitian ini. Nilai faktor aman (FS) ditentukan
untuk mengetahui potensi likuifaksi yang selanjutnya di analisis dengan metode Simplified Procedure. Penelitian
ini bertujuan untuk mengindetifikasi potensi likuifaksi di kawasan wisata Danau Dendam Tak Sudah dengan
menggunakan nilai kerentanan Liquefaction Potential Index (LPI) oleh Iwasaki, dkk. (1981). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai PGA berkisar antara 0,143 g – 0,571 g. Analisis likuifaksi yang dilakukan
menunjukkan bahwa area wisata Danau Dendam Tak sudah berpotensi rendah terhadap likuifaksi dengan nilai
0 di titik S-1 dan S-4 serta sebesar 1,926 di S-2 dan 1,787 di S-3.

Analisis Respon Seismik dan Potensi Likuifaksi Berdasarkan Konsep


Perambatan Gelombang Seismik dan Simplified Energy di
Universitas Bengkulu
Sintia Agustina1, Lindung Zalbuin Mase1*, Hardiansyah1
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Bengkulu, INDONESIA
*Corresponding author: lmase@unib.ac.id

INTISARI
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang dapat menimbulkan banyak kerusakan, salah satunya likuifaksi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui respon seismik dan potensi likuifaksi di lingkungan Universitas
Bengkulu. Terdapat 3 titik lokasi penelitian, yaitu di Fakultas Teknik (S-1), Fakultas MIPA (S-2) dan GOR
Universitas Bengkulu (S-3). Lokasi tersebut memiliki perlapisan tanah yang tersusun atas tanah kepasiran pada
kedalaman kurang dari 20 m, sehingga memungkinkan likuifaksi dapat terjadi. Respon seismik dan potensi
likuifaksi dianalisis menggunakan konsep perambatan gelombang seismik dan simplified energy dari data Cone
Penetration Test (CPT) dan kecepatan gelombang geser (Vs). Hasil penelitian ini berupa perbandingan
percepatan spektra pada masing-masing titik pengujian dengan SNI 1726-2019. Beberapa faktor penentu
likuifaksi seperti, rasio tekanan air pori (ru), faktor aman (FS) dan Maximum Kinetic Energy Density (MKED)
juga ditampilkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Fakultas Teknik (S-1)
memiliki nilai percepatan spektra tertinggi sebesar 0,954 g pada periode pendek yaitu 0,206 detik. Potensi
likuifaksi paling tinggi dengan nilai ditemukan pada daerah Fakultas MIPA (S-2) yang memiliki nilai FS paling
rendah yaitu 0,225 – 0,779, nilai ru mendekati 1 dan nilai MKED sebesar 2,7 – 3,7.103 Joule/m3 pada kedalaman
dangkal (0 – 14 m). Hal tersebut mengindikasikan bahwa gedung-gedung berlantai rendah atau gedung yang
memiliki periode pendek di Universitas Bengkulu lebih rentan mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi dan menjadi bahan pertimbangan dalam pembangunan
gedung-gedung berlantai rendah di Universitas Bengkulu.

80
Studi Pengaruh Penambahan Zeolite Sangkaropi Sebagai
Bahan Stabilisasi Material Tanah Lunak

N.Marfu’ah1*, T. Harianto1, R. Irmawaty1, A. B. Muhiddin1


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA
*Corresponding author : nurulmarfuah.nm@gmail.com

INTISARI

Tanah memiliki peran yang sangat penting dalam konstruksi jalan sehingga, kapasitas daya dukung sudah
menjadi parameter yang perlu diperhatikan. Metode yang paling sering digunakan untuk meningkatkan kapasitas
daya dukung tanah adalah stabilisasi secara kimiawi. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai
CBR pada tanah lunak yang distabilisasi secara kimiawi dengan material alam. Dalam hal ini, material alam
yang digunakan merupakan zeolite dengan persentase 3%. Untuk kondisi tak terendam, nilai CBR diuji pada
waktu pemeraman 0,1,14 dan 28 hari. Sedangkan untuk kondisi terendam terbagi atas dua kondisi lingkungan,
yaitu pada air tawar dan air laut. Hasil menunjukkan bahwa, nilai CBR tanah terstabilisasi zeolite meningkat
seiring dengan meningkatnya periode pemeraman, dengan peningkatan sebesar 3 kali – 6 kali. Sedangkan, untuk
kondisi terendam, kedua kondisi lingkungan yaitu air tawar dan air laut menunjukkan nilai CBR yang cenderung
sama, masing-masing 1,7 kali dan 1,6 kali. Berdasarkan SNI 03-3437-1994 dan SNI 03-3438-1994 mengenai
persyaratan timbunan yang distabilisasI, pada kondisi tak terendam, nilai CBR memenuhi untuk pengaplikasian
sebagai lapisan subbase. Sedangkan untuk kondisi terendam memiliki nilai CBR yang masih lebih besar dari
nilai CBR tanah asli.

Analisis Numerik Perkuatan Lereng dengan Menggunakan Barisan


Tiang Pancang dan Cerucuk pada Tanah Clay Shale di Kalimantan

I.T. Pratama1*, A.Y. Arif1


1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: tommyignatius@unpar.ac.id

INTISARI

Clay shale merupakan salah satu jenis batuan sedimen penyebab tanah longsor dibeberapa daerah di Indonesia
karena sifatnya yang mudah lapuk ketika terekspos air. Sehingga, metode penanganan berupa pemancangan tiang
diperlukan untuk mencegah pergerakan tanah lanjutan. Lereng di lokasi studi kasus ini memiliki kemiringan
rata-rata 1V:10,5H dengan jenis tanah eksisting dominan lempungan yang merupakan hasil pelapukan clay shale.
Analisis kestabilan lereng jangka pendek dengan bantuan program metode elemen hingga dua dimensi dilakukan
pada lereng pasca tanah longsor yang terjadi akibat penimbunan berlebih. Analisis balik pertama-tama dilakukan
untuk memperoleh parameter material deposisi tanah longsor dan juga tanah eksisting. Hasil analisis menunjukan
bahwa pola keruntuhan yang terjadi berupa longsoran translasi dengan faktor keamanan lereng pasca longsor
adalah 1,05. Direkomendasikan penggalian sedalam 3 m dan pemasangan struktur perkuatan berupa
pemancangan barisan tiang pipa baja dan cerucuk untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan lereng. Faktor
keamanan lereng yang diperoleh di Zona I di mana perkuatan lereng berupa cerucuk dan barisan tiang pancang
digunakan adalah 1,29, sedangkan di Zona II di mana perkuatan lereng hanya menggunakan cerucuk, faktor
keamanan lereng adalah 1,25.

81
Penggunaan Ground Anchor Sebagai Solusi Aplikatif Stabilitas Lereng
Berdasarkan Simulasi Numerik
A.W. Kurniawan1, A. Rifai1*, S. Ismanti1, M. Adriyati2, F. Purwoko3
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
2
Departement of Civil and Structural Engineering, Faculty of Engineering, Kyushu University, JAPAN
3
Teknik Sipil, Universitas Cokroaminoto, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: ahmad.rifai@ugm.ac.id

INTISARI
Kelongsoran pada lereng merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Bencana tersebut
menyebabkan kerugian seperti kerusakan bangunan bahkan keselamatan orang. Terdapat beragam jenis mitigasi
bencana untuk menanggulangi kelongsoran. Salah satu solusi jangka panjang mengatasi kelongsoran dengan
memberikan perkuatan angkur pada lereng. Solusi ini mampu menahan tanah dari kemungkinan terjadinya
kelongsoran. Analisis numerik dilakukan dengan 2 metode yaitu Finite Element menggunakan Plaxis untuk
mengetahui nilai displacement dengan hasil analisis kondisi eksisiting terjadi displacement hingga 8 cm,
selanjutnya analisis menggunakan perkuatan Ground Anchor dengan diameter 32 mm, bekerja mereduksi hingga
63,75% dari sebelum diberikan perkuatan pada lereng dan Limit Equilibrium menggunakan Slope/W untuk
mengetahui nilai Safety Factor dengan hasil analisis kondisi eksisiting diperoleh SF 1,299 pada kondisi statik
dan SF 0,671 pada kondisi dinamik, dimana angka aman tersebut tidak sesuai SNI 8460:2017, setelah dilakukan
analisis menggunakan perkuatan Ground Anchor, nilai SF 2,588 pada kondisi statik dan SF 1,331 pada kondisi
dinamik, dimana angka aman tersebut sesuai SNI 8460:2017. Dapat disimpulkan bahwa pemasangan ground
anchor mampu mereduksi penurunan yang terjadi dan meningkatkan nilai angka aman.

Perbaikan Tanah menggunakan Biopolimer Guar Gum Pada Tanah


Pasir Lepas

Aswin Lim1*, Fransisko Wiwarsono1


1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: aswinlim@unpar.ac.id

INTISARI

Salah satu cara untuk meningkatkan kuat geser tanah yang lazim digunakan adalah dengan cara mencampur
sejumlah semen pada tanah, yang dikenal dengan metode soil cement. Namun, perbaikan tanah yang umumnya
menggunakan semen juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, salah satunya adalah efek rumah
kaca dari emisi CO2 yang dihasilkan. Artikel ini menyajikan alternatif perbaikan tanah dimana menggunakan
biopolimer Guar Gum. Guar Gum adalah polisakarida alami yang umumnya digunakan sebagai bahan aditif di
bidang industri makanan dan pemboran minyak. Uji Geser Langsung dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kuat geser tanah pasir lepas yang telah dicampurkan dengan Guar Gum. Pengaruh waktu curing sampel, kadar
air, maupun konsentrasi Guar Gum juga diinvestigasti secara komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai kohesi tanah meningkat cukup signifikan setelah perbaikan. Hal ini disebabkan karena partikel pasir
saling terikat oleh biopolymer film yang dibentuk oleh Guar Gum.

82
Metode Bio-mediated Soil Improvement untuk Perbaikan Tanah yang
Berkelanjutan
P.G Oktafiani1*, H. Putra2
1,2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB University, Bogor, INDONESIA
*Corresponding author: pradyta_galuh@apps.ipb.ac.id

INTISARI

Perkembangan infrastruktur nasional sebanding dengan peningkatan permintaan lahan. Permasalahan yang ada
yaitu lahan tersedia seringkali kekuatannya belum cukup untuk dilakukan pembangunan diatasnya.
Permasalahan lahan yang ditemukan di Indonesia adalah masalah tanah lunak dan tanah yang memiliki
karakteristik daya dukung yang rendah dan tingginya kompresibilitas tanah. Pada daerah tropis seperti Indonesia
permasalahan tanah ditambah dengan infiltrasi yang tinggi sehingga tanah makin rentan terhadap bencana dan
daya dukung yang kecil. Oleh karena itu penting untuk melakukan perbaikan tanah. Metode perbaikan tanah
yang sudah banyak dilakukan diantaranya adalah pemadatan tanah, preloading, vibrasi dan chemical grouting.
Perbaikan tanah tersebut cenderung memiliki biaya yang mahal dan kurang ramah lingkungan, terlebih yang
memanfaatkan bahan kimia. Tentunya pekerjaan konstruksi yang berkelanjutan memiliki ciri yaitu ramah
lingkungan dan efisien dari segi biaya dan waktu. Salah satu cara yang dikembangkan dan banyak diteliti saat
ini adalah Bio-mediated soil improvment. Pada paper ini akan dibahas tentang dua metode Bio-mediated Soil
Improvement yaitu Microbially Induced Calcite Precipitation (MICP) dan Enzyme Mediated Calcide
Precipitation (EMCP). Pada paper ini akan diulas mengenai efesiensi dan efektivitas dari kedua metode tersebut
untuk diterapkan berdasarkan dari penambahan Sheer strength dan distribusi material. Dibahas juga dampak
lingkungan dan tantangan serta peluang kedua metode tersebut kedepannya.

Effect of Well Resistance on Time Factor Ratio Due to PVD


Deformation

G. Chrismaningwang1,3*, H.C. Hardiyatmo1, A.D. Adi1, T.F. Fathani1,2


1
Department of Civil and Environmental Engineering, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
2
Center for Disaster Mitigation and Technological Innovation (GAMA-InaTEK), Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, INDONESIA
3
Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
INDONESIA
*Corresponding author: galuh.chrisma.n@mail.ugm.ac.id

ABSTRACT

Prefabricated Vertical Drains (PVD) is one of the most popular soft soil improvement methods to accelerate
consolidation time. Since PVD's primary function is a drainage channel, it should acquire a sufficient discharge
capacity value. This paper discussed the effect of upper-side deformation on the discharge capacity (qw) of PVD.
The measurement of qw was using a specifical design apparatus laboratory measurement adopting ASTM D4716,
which manages the determination of in-plane flow rate and transmissivity of geosynthetics. Two PVD samples
with 3 and 4 mm thickness, 100 mm width and 1 m length were examined under two conditions: straight and
buckled. Incremental confining pressures from 50 to 200 kPa were subjected to the samples with various
hydraulic gradients (i=0.2; 0.5; and 1.0). The test results showed that samples with higher thickness had higher
discharge capacity, with a more significant reduction on a lower hydraulic gradient. The deformation on the
upper-side of PVD induced a decrease of discharge capacity for about 13-16%, which led to a delay in the
consolidation time.

83
Python Application in Geotechnical Engineering Practices

B.A. Yogatama1*, B.A. Tirta2


1
BUT Menard Geosystems, Jakarta, INDONESIA
2
PT Witteveen Bos Indonesia, Jakarta, INDONESIA
*Corresponding author: bonifacius.adiguna@menard-asia.com

ABSTRACT

The trend of the 4th industrial revolution has recently made an impact in the construction industry. The availability
of vast amount of data and the increasing number of Python programming language course demand lead to
several application cases of automation, machine learning, visualization, etc. which boost the construction
productivity. In civil engineering sector, one of the most affected field is geotechnical engineering. This paper
describes the application example of Python in daily geotechnical engineering practices, and clearly describes
the benefits of such effort compared to the conventional practices. Future potential development and the main
obstacles for this new field are also addressed. The use of Python will enforce geotechnical engineers with a data
driven decision making tool which can resulted in a more economical and more reliable geotechnical design.

Analisis Efek Vakum Konsolidasi Terhadap Fondasi Tiang Pancang


Terpasang

Zakwan Gusnadi*, Paulus Pramono Rahardjo, Aswin Lim


Program Studi Magister Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, INDONESIA
*Corresponding author: zakwangusnadi@gmail.com

INTISARI
Teknologi perbaikan tanah metode prapembebanan vakum yang dikombinasikan dengan prefabricated vertical
drain (PVD) telah banyak dilakukan dalam upaya reklamasi lahan pada tanah lunak. Metode ini memanfaatkan
tekanan atmosfir dari pompa dan didistribusikan dengan PVD sehingga menciptakan tekanan air pori negatif
pada area perbaikan. Dalam masa konstruksi tekanan vakum tidak hanya terdistribusi pada area perbaikan,
melainkan hingga jarak tertentu disekitar area perbaikan. Distribusi tekanan vakum disekitar area perbaikan
dapat berdampak buruk pada struktur disekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efek tekanan
vakum terhadap fondasi tiang pancang terpasang. Metode analisis untuk mengetahui efek tekanan vakum
terhadap fondasi tiang pancang ini adalah dengan metode elemen hingga menggunakan program bantu
ABAQUS. Tekanan negatif vakum dimodelkan sebagai kondisi batas tekanan air pori sesuai histori pembebanan
dilapangan. Validasi model dilakukan dengan komparasi terhadap data pemantauan lapangan. Hasil analisis
menunjukan pola yang mendekati hasil pemantauan lapangan. Pengaruh tekanan vakum pada area sekitar
perbaikan terjadi hingga 30 m dari batas area perbaikan. Pergerakan lateral tiang pancang mengakibatkan besar
gaya yang terjadi pada tiang pancang melebihi kapasitas strukturalnya.

84
Analisis Potensi Likuefaksi Underpass Bandara YIA Dengan
Simulasi Numeris
N.H. Khatimah1, A. Rifa’i1*, S. Ismanti1
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: ahmad.rifai@ugm.ac.id

INTISARI
Pembangunan Underpass Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) terletak di Pesisir Pantai Selatan
Jawa dengan potensi gempa yang cukup besar, yaitu nilai PGA sebesar 0,472g sehingga rentan terhadap
likuefaksi. Likuefaksi memicu kerusakan permukaan tanah dan penurunan tanah yang berdampak pada
infrastuktur. Analisis potensi likuefaksi dilakukan dengan menggunakan data N-SPT dengan tiga titik bor, yaitu
BH-06’ dan BH-11’ berada di tepi underpass, dan BH-10’ berada di tengah underpass. Untuk mendapatkan hasil
analisis yang sesuai dilakukan perbandingan analisis yaitu, menggunakan metode Seed (1984) dan software
Settle 3D. Hasil analisis potensi likuefaksi dengan metode Seed (1984) dan software Settle 3D mempunyai faktor
aman (SF) berkisar 0,208 – 1,483 yang berarti likuefaksi terjadi pada sisi tepi underpass titik bor BH-06’ dan
BH-11’ di kedalaman 4-6 m dari muka air tanah 3,6 m dan 3,1 m. Sedangkan pada tengah underpass titik bor
BH-10’ dari muka air tanah 6,13 m aman terhadap potensi likuefaksi. Berdasarkan konstruksi fondasi jalan
underpass yang dibangun dengan fondasi memanjang pada kedalaman 6 m, sehingga dari hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa di sepanjang underpass Bandara YIA aman terhadap likuefaksi.

Evaluasi dan Optimasi Dinding Penahan Tanah Desa Sulangai,


Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, dengan Perkuatan Ground
Anchor

I.R. Mulyawan*
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: iftitah.r@mail.ugm.ac.id

INTISARI

Dinding penahan tanah yang dibangun di desa Sulangai sebagai mitigasi dari longsor yang terjadi pada tahun
tahun 2017 perlu dilakukan evaluasi. Semakin berkembangnya pembangunan dan meningkatnya beban lalu lintas
di jalan yang berada di atas lereng dinding penahan tanah tersebut akan mengakibatkan adanya penambahan
beban. Selain itu, beban yang dapat mengganggu stabilitas dan meningkatkan potensi kerusakan pada dinding
penahan tanah adalah gempa bumi. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi
dinding penahan tanah di desa Sulangai berdasarkan ketentuan yang terdapat pada SNI 8460:2017 dan SNI
2847:2019, serta memberikan alternatif penanganannya. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam
melakukan evaluasi terhadap dinding penahan tanah dengan menggunakan pemodelan pada software Plaxis v8.2.
Hasil yang didapatkan dari pemodelan tersebut dievaluasi menggunakan SNI 8460:2017 dan SNI 2847:2019.
Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh ditentukan perkuatan yang digunakan adalah ground anchor.
Pemodelan pada sotftware Plaxis v8.2 untuk desain menggunakan perkuatan ground anchor. Didapatkan hasil
bahwa nilai faktor aman yang dimiliki sudah memenuhi syarat sehingga dapat dikatakan aman meurut SNI
8460:2017. Desain facing yang digunakan menggunakan desain kondisi eksisting, karena masih memenuhi
syarat aman.

85
Analisis Kapasitas Dukung Bored Pile Berdasarkan Uji Laboratorium
dan Uji Lapangan Pada Jembatan Buloila Besar Provinsi Gorontalo
Fadly Achmad1*
1
Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo, INDONESIA
*Corresponding author: fadly@ung.ac.id

INTISARI
Dalam menganalisis kapasitas dukung tanah, tentulah tidak terlepas dari penelitian langsung di lapangan dan uji
laboratorium. Informasi tentang seberapa besar dukungan tanah terhadap fondasi dapat diperoleh dari hasil
penyelidikan tanah. Metode penelitian berupa perbandingan analisis kapasitas dukung tanah berdasarkan uji
lapangan dan uji laboratorium. Uji lapangan dengan SPT dan pengeboran. Tanah hasil pengeboran diambil dalam
2 kondisi yakni kondisi terganggu untuk dideskripsi setiap lapisannya dan kondisi tidak terganggu (undisturb
sample) untuk dilakukan uji laboratorium dengan alat geser langsung karena tanahnya dominan pasir.
Hasil penelitian menunjukkan nilai kapasitas dukung tanah berdasarkan analisis data laboratorium semakin
bertambah seiring bertambahnya kedalaman fondasi, sementara analisis data lapangan didapatkan terjadi
kenaikan kapasitas dukung sampai kedalaman 8.00 m kemudian turun pada kedalaman 10.00 m lalu naik lagi
pada kedalaman 12.00 m kemudian turun lagi lalu naik lagi di kedalaman 18.00 m sampai 30.00 m. Hal ini
disebabkan karena konsistensi tanah di lapangan yang berbeda-beda di setiap lapisan. Hasil uji laboratorium
memberikan nilai kapasitas dukung tanah lebih besar dibandingkan hasil uji lapangan.

Pengaruh Slurry Air Kapur terhadap Indeks Plastisitas Tanah


Ekspansif
D.Pinasang1, T. Harianto2, A.B. Muhiddin2 and A.A. Amiruddin2
1
Mahasiswa Doktor Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
*Corresponding author: dennyboypinasang@yahoo.com

INTISARI

Makalah ini membahas pengaruh slurry air kapur pada tanah ekspansif dengan penambahan kapur sebagai bahan
utama. Sampel tanah diambil dari lokasi di Kota Manado dan diuji di laboratorium untuk mendapatkan nilai sifat
tanah seperti batas cair, batas plastis, indeks plastisitas, aktivitas. Untuk rasio pengikat air yaitu 1.0 dengan
prosentase kapur sebesar 10%, 15%, 20%. Dari hasil pengujian didapatkan karakteristik lempung ekspansif
sangat plastis dengan nilai PI yang besar. Penambahan 20% kapur menurunkan indeks plastisitas paling tinggi
dengan waktu pemeraman 28 hari sebesar 407.52 %. Lamanya waktu pemeraman berpengaruh terhadap
penurunan indeks plastisitas tanah disebabkan proses sementasi antara tanah lempung dengan kapur.

86
GUIDELINES MINI TRAINING
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR ABAD KE-21

Penjelasan Singkat Mini Training


Mini training adalah program yang dirancang untuk pembelajaran aplikatif yang sifatnya
disampaikan dalam waktu singkat dan secara daring (online). Selama kegiatan pembelajaran
mini training ini, para peserta diberikan pelatihan teknis terkait dengan teknik sipil, dalam
bidang struktur/manajemen konstruksi, hidro, geoteknik, transport, dan lingkungan. Mini
training ini bertujuan supaya para peserta yang telah mengikuti pelatihan ini mendapatkan
pengetahuan dasar aspek-aspek teknis praktis dan bisa menggunakan pengetahuan tersebut
dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Teknis Pelaksanaan
Secara umum, mini training (pelatihan kecil) akan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Tidak ada pembatasan jumlah peserta.
2. Pada saat pelatihan, akan tersedia pemateri dan host yang sekaligus akan membantu
jalannya pelatihan.
3. Pembagian waktu untuk pelatihan adalah :

Kegiatan Waktu Deskripsi Acara


Pembukaan Acara 07.30 – 07.35 Pembukaan acara

07.35 – 08.00 Pre-Test


Sesi mini training
08.00 – 12.35 Penyampaian materi

Istirahat 12.35 – 13.05 Ishoma

13.05 – 14.10 Penyampaian materi


Sesi mini training
14.10 – 14.35 Post Test
Penutupan Mini
14.35 – 14.40 Penutupan Mini Training
Training
a. Pembukaan Pelatihan : 5 menit
b. Pre-Test : 25 menit
c. Post Test : 25 menit
d. Penyampaian Materi : 340 menit
e. Sesi Tanya Jawab : dilaksanakan selama sesi penyampaian materi
f. Penutupan : 5 menit
4. Pelatihan ini dapat diikuti secara gratis oleh seluruh peserta (pemakalah, non pemakalah,
perwakilan institusi dll) yang telah mendaftar di SNTI.
5. Peserta yang akan mengikuti pelatihan wajib mendaftar terlebih dahulu melalui tautan
yang ada di website.

87
6. Pemberian tautan zoom (kelas pelatihan) akan disampaikan kepada peserta dalam
waktu minimal 1 minggu sebelum pelatihan diberikan melalui e-mail.
Pemateri
1. Topik yang diberikan harus masuk dalam salah satu dari lima bidang ke-teknik sipil-an
yang telah ditulis pada Tabel 1.
2. Pemateri dapat berasal dari institusi pendidikan atau dari asosiasi profesi.
3. Materi pelatihan harus dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
4. Materi pelatihan harus dapat disampaikan dalam waktu yang singkat (6.5 jam) dan
merupakan aspek teknis praktis. Contoh: Pelatihan Penggunaan Software (pengenalan
dan tutorial); Perancangan Bidang Resapan, dll.
5. Pemateri harus menyiapkan materi paparan dan materi pelatihan (software/manual
software/e-book) yang harus diserahkan kepada panitia seminggu sebelum pelaksanaan
mini training.
6. Pemateri bersedia menjawab pertanyaan baik pada waktu sesi tanya jawab dan
pertanyaan yang dikirimkan oleh peserta melalui e-mail.
7. Pemateri akan mendapatkan e-sertifikat setelah menghantarkan materi pelatihan.
8. Pemateri wajib menyediakan profil diri yang akan dipublikasi di website SNTI.
9. Materi pelatihan harus dihantarkan secara sinkronous, apabila pemateri berhalangan
hadir pada saat pelatihan maka harus ada pemateri pengganti yang telah disetujui oleh
pemateri utama.
10. Pelatihan dapat melibatkan asisten untuk memperlancar pemberian materi.
Peserta
1. Akses mini training akan dibuka 15 menit sebelum sesi mini training dimulai.
2. Peserta diharapkan sudah ada diruang zoom, paling lambat 10 menit sebelum acara
mini training.
3. Pemakalah dan peserta harus menggunakan virtual background yang disediakan oleh
panitia.
4. Pada saat sesi mini training berlangsung, seluruh peserta harus mematikan audionya.
5. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai peserta mini training, maka peserta harus
mengikuti seluruh kegiatan mini training dan plenary session.
6. Peserta diminta untuk mengisi daftar kehadiran untuk mendapatkan e-sertifikat.
7. Peserta akan mendapatkan e-sertifikat setelah mengikuti pelatihan ini. E-sertifikat ini
dapat digunakan dan diakui dalam pengajuan Sertifikat Keahlian Kerja (SKA) bidang
konstruksi.
8. Peserta akan mendapatkan e-materi pelatihan.
9. Dalam pelaksanaan pelatihan, peserta dapat bertanya kepada pemateri secara langsung
(raise hand) atau menulis dalam kolom chat, dengan format : Nama
Peserta_Instansi_Pertanyaan.
10. Apabila masih terdapat pertanyaan setelah sesi mini training dilaksanakan, maka peserta
dapat mengirimkan e-mail ke alamat e-mail SNTI (snti.ft@ugm.ac.id) dengan Subject e-
mail : Mini Training_Bidang_Nama Peserta_alamat email.
11. Pertanyaan yang diajukan lewat e-mail akan dikirimkan kepada pemateri dan
jawabannya akan diteruskan kepada peserta pelatihan.

88
TOPIK PELATIHAN MINI TRAINING
Bidang Struktur
Topik : Pemodelan Bangunan pada Analisis Beban Gempa dengan SAP2000
Pemateri : Prof. Ir. Iman Satyarno, M.E. Ph.D.

Topik : Midas Civil Modelling for Simple Box Girder Bridge & Balanced Cantilever
Bridge
Pemateri : Andi Widjaja, S.T., M.T. & Michelle, S.T. (Midas Indonesia)

Bidang Trasnportasi
Topik : Pelatihan Penggunaan Software PTV Vissim, PTV Visum, dan HDM-4
Pemateri : Ir. Sigit Prasetya, M.T. (PTV Asia-Pasifik)
Dr. Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T.
Mukhammad Rizka Fahmi Amrozi, S.T., M.Sc., Ph.D.

Bidang Manajemen Konstruksi


Topik : Pelatihan Penggunaan Software BIM Cubicost (Quantity Take-Off)
Pemateri : Glodon Indonesia

Bidang Lingkungan
Topik : Epanet Water Quality Model
Pemateri : Ni Nyoman Nepi Marleni, S.T., M.Sc., Ph.D.

Bidang Geoteknik
Topik : Sosialisasi SNI Penyelidikan Tanah
Pemateri : Ir. Agus Darmawan, M.Sc., Ph.D.

Topik : Midas GTS NX Multilinear Spring Function Analysis in Soil-Structure


Interaction for Building
Pemateri : Farrell Arman, S.T. (Midas Indonesia)

Topik : Midas GTS NX 2D Anchored Sheet Pile Wall Analysis


Pemateri : Andreas Pratama, S.T. (Midas Indonesia)

Bidang Hidro
Topik : Penggunaan Software HEC-HMS, HEC-RAS, dan SWMM pada Kasus
Drainase Kawasan Permukiman
Pemateri : Dr. Ir. Istiarto, M.Eng.

89
90

Anda mungkin juga menyukai