Anda di halaman 1dari 109

BAB I

FUNGSI LINIER

Fungsi linier merupakan fungsi yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu
variable terikat kedua variabel tersebut mempunyai derajad satu, sehingga garis
dari fungsi linier selalu membentuk garis lurus pada koordinat cartesius.

1.1. MENGGAMBAR GARIS MELALUI DUA TITIK


Suatu garis dapat digambar dalam satu koordinat cartesius jika diketahui titik-titik
yang dilalui oleh garis tersebut. Minimal diketahui dua titik yang dilaluinya

Contoh :
Gambarkan garis yang melalui titik (1, 5) dan (4,3)
Jawab:
Pertama : tentukan letak (posisi) titik (1,5)
Kedua : tentukan letak (posisi) titik (4,3)
Ketiga : hubungkan kedua titik tersebut

y
8
Series 1
7
f(x)=-0.66666667*x+5.6666667; R²=1

5 (1,5)

3 (4,3)

1
x
-2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8
-1

Dari grafik di atas dapat diartikan bahwa saat x mempunyai nilai 1, maka y akan
bernilai 5 dan saat x bernilai 4 maka y mernilai 3. x dapat didefinisikan sebagai
simbol dari jumlah (Quantity) suatu barang, dan y sebagai harga (Price)
terhadap barang yang dimaksud maka grafik fungsi atas barang tersebut dapat
disajikan.

1
GRAFIK PERMINTAAN

Pada barang normal, jumlah permintaan atas barang, akan dipengaruhi oleh harga
barang, dalam hukum permintaan, dinyatakan bahwa jika harga barang meningkat
maka permintaan atas barang tersebut akan mengalami penurunan

Contoh:
jika suatu barang dijual dengan harga Rp. 100,- maka permintaan sebanyak 20 unit,
dan jika harga naik menjadi Rp 500,- maka permintaan akan menurun menjadi 10
unit. Gambarkan grafik dari kasus ini.

P
700

600

500 (10,500)

400

300

200

100 (20,100)

Q
10 20 30

dari ilustrasi grafik di atas, dapat dilihat bahwa saat harga Rp. 100,- maka
permintaan sebanyak 20 unit dan saat harga naik menjadi Rp 500,- maka
permintaan turun menjadi10 unit.
Grafik permintaan akan selalu memiliki slope yang negatif (akan dibahas pada bab
berikutnya)

GRAFIK PENAWARAN

Sama halnya dengan permintaan, pada penawaran suatu barang, jumlah


penawaran dipengaruhi oleh harga barang, hukum penawaran menyatakan bahwa
jika harga barang meningkat (naik) maka penawaran atas barang tersebut akan
mengalami peningkatan (kenaikan)

Contoh
jika harga suatu barang Rp. 100,- maka jumlah yang ditawarkan sebanyak 10 unit,
dan jika harga naik menjadi Rp 500,- maka penawaran akan meningkat menjadi 20
unit. Gambarkan grafik dari kasus ini.

2
(0,100)
P
90 (5,90)

80

70

60

50

40

30

20

10
Q
-5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

perhatikan bentuk grafik dari fungsi penawaran tersebut, akan berbeda dengan
bentuk grafik dari fungsi permintaan. Saat harga mengalami peningkatan, maka
barang yang ditawarkan akan semakin banyak.
1.2. MENGGAMBAR GARIS DARI SUATU FUNGSI
Jika sebelumnya kita telah membahas garis melalui dua titik, maka garis juga dapat
digambarkan melalui suatu fungsi. Satu garis lurus yang melalui titik-titik dalam
koordinat dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi linier.

Contoh:
Gambarkan garis yang memiliki fungsi Y = 2X – 2
Penyelesaian:
1. Masukkan satu titik pada nilai x kemudian tentukan titik temu pada
sumbu y
2. Ulangi langkah 1 namun dengan titik x yang lain (pemilihan titik x boleh
sembarang namun usahakan gunakan angka yang mudah dalam
perhitungan)
Jika x bernilai 0 maka y= 2X – 2
= 2(0) – 2
= -2, maka diperolah titik (0,-2)
Jika x bernilai 1 maka y = 2X – 2
= 2(1) – 2
= 0, maka diperoleh titik (1,0)
Artinya pada fungsi Y = 2X – 2
Garis linier ini akan melalui titik (0,-2) dan (1,0), yang digambarkan sebagai
berikut:

3
Series 1

4
y f(x)=2*x-2; R²=1

1
x
(1,0)
-6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2 (0,-2)

-3

-4

-5

SOAL TERJAWAB:
1. Gambarkan garis yang melalui titik-titik (2, 6) dan (5, 1). Dari grafik yang di
buat tentukan apakah grafik penawaran atau permintaan
Penyelesaian:
Pertama : tentukan letak (posisi) titik (2, 6)
Kedua : tentukan letak (posisi) titik (5, 1)
Ketiga : hubungkan kedua titik tersebut
y
8

6 (2,6)

5 Series 1
f(x)=-1.6666667*x+9.3333333; R²=1
4

1 (5,1)
x
-2 -1 1 2 3 4 5 6

2. Gambarkan garis yang melalui titik-titik (5,-2) dan (4,-1). Tentukan apakah
grafik tersebut merupakan grafik penawaran atau permintaan
Penyelesaian:
Pertama : tentukan letak (posisi) titik (5, -2)
Kedua : tentukan letak (posisi) titik (4, -1)
Ketiga : hubungkan kedua titik tersebut

4
Series 1
f(x)=-1*x+3; R²=1
y
4

1
x
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1 (4,-1)

-2 (5,-2)

-3

-4

Grafik ini juga merupakan grafik permintaan

3. Gambarkan garis yang melalui titik-titik (-2, 1) dan (4,5). Dari grafik yang di
buat tentukan apakah grafik penawaran atau permintaan
Penyelesaian:
Pertama : tentukan letak (posisi) titik (-2, 1)
Kedua : tentukan letak (posisi) titik (4, 5)
Ketiga : hubungkan kedua titik tersebut

Q
9
8
7
6

5 (4,5)

4
3
2
(-2,1) 1
P
-3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-1
-2
-3

Dapat dengan mudah kita tentukan bahwa grafik tersebut merupakan grafik
penawaran

4. Gambarkan grafik dari fungsi linier Y = -X + 5


Masukkan satu titik pada nilai x kemudian tentukan titik temu pada sumbu y
Ulangi langkah 1 namun dengan titik x yang lain
Jika x bernilai 0 maka y = -X + 5
= (0) + 5
= 5, maka diperolah titik (0,5)
Jika x bernilai 1 maka y = - X + 5

5
= - (1) + 5
= 4, maka diperoleh titik (1,4)
Artinya pada fungsi Y = - X + 5.
Garis linier ini akan melalui titik (0, 5) dan (1, 4), Sehingga diperoleh gambar:
y Series 1
f(x)=-1*x+5; R²=1
5 (0,5)

4 (1,4)

x
-1 1 2 3 4 5

-1

Melalui bentuk garis pada grafik, maka dapat ditentukan juga bahwa grafik
tersebut adalah grafik permintaan
5. Gambarkan grafik dari fungsi linier Q = P – 2
Penyelesaian.
Masukkan satu titik pada nilai P kemudian tentukan titik temu pada sumbu
Q
Ulangi langkah 1 namun dengan titik P yang lain
Jika P bernilai 0 maka Q = P - 2
= (0) - 2
= -2, maka diperoleh titik (-2,0)
Jika P bernilai 1 maka Q = P - 2
= (1) - 2
= -1, maka diperoleh titik (-1, 1)
Artinya pada fungsi Q = P – 2
Garis linier ini akan melalui titik (-2, 0) dan (-1, 1) (gunakan selalu P sebagai
pengganti sumbu Y dan Q sebagai pengganti sumbu X)

P
9

8
7
6

5
4

3
2
(-1,1) 1
Q
(-2,0)
-3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-1
-2

-3

Melalui bentuk garis pada grafik, maka dapat ditentukan juga bahwa grafik
tersebut adalah grafik penawaran

6
SOAL-SOAL LATIHAN

1. Gambarkan grafik melaui titik berikut dan tentukan apakah grafik tersebut
merupakan fungsi permintaan atau penawaran:
a. (3, 0) dan (3, 4)
b. (-2,0) dan (-1, 2)
c. (5,-2) dan (4,-1)
d. (1, 0) dan (1, 2)
e. (2,-4) dan (5,-1)
f. (3,-2) dan (1, 4)
1 1
g. ( , 1) dan (-2, - )
2 2
1 1 1
h. (2, - ) dan ( , 1 )
3 2 2
2. Gambarlah grafik fungsi linier berikut ini :
a. f(x) = x + 2
b. f(x) = 3 – x
c. f(x) = 2x + 5
d. f(x) = 7 – 2x
e. f(x) = 3x – 5
1
f. f(x) = - x+4
2
1 1
g. f(x) = x-
3 4
3. Gambarkan grafik dari fungsi berikut dan tentukan apakah grafik tersebut
merupakan fungsi permintaan atau penawaran:
a. Y = 2X + 3
b. Y = - X + 2
c. Y + 2X + 5 = 0
d. Pd = 100 - 2 Qd
e. Ps = Qs – 20
1
f. P = Q+2
4
1 1
g. Q = - P -
3 2
h. Q – 3P = 6
i. 3Q + P – 5 = 0
1
j. P+Q=3
2
1 1 1
k. P- Q=
3 2 2

7
1.3. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS MELALUI DUA TITIK
Untuk menentukan persamaan suatu garis, maka kita memiliki minimal dua titik
yang dilalui oleh garis tersebut, kita dapat dengan mudah menentukan
persamaan/fungsi garis yang melalui dua titik

Contoh.
Tentukan persamaan/fungsi dari garis yang melalui titik (-2,-1) dan (0,3)

Jawab.
Suatu fungsi yang melalui dua titik (x 1,y1) dan (x2,y2) maka persamaannya dapat
dicari dengan
( y  y1 ) ( x  x1 )
 ..........................................(1.1)
( y 2  y1 ) ( x 2  x1 )
Dari soal tentukan
X1 = -2, X2 = 0, Y1 = -1, dan Y2 = 3 sehingga jika di masukan ke persamaan (1.1)
akan diperoleh:
( y  y1 ) ( x  x1 )

( y 2  y1 ) ( x 2  x1 )

( y  ( 1)) ( x  ( 2))

(3  ( 1)) (0  ( 2))
( y  1) ( x  2)

(3  1) (0  2)
( y  1) ( x  2)

4 2
2( y  1)  4( x  2)
( y  1)  2( x  2)
y  1  2x  4
y  2x  3
Jadi persamaan garis yang melalui titik (-2,-1) dan (0,3) adalah y = 2x +3

1.4. PERSAMAAN GARIS DENGAN METODE GRADIEN


Persamaan garis dapat juga dicari dengan menggunakan metode gradien yaitu
perbandingan selisih titik pada sumbu y dan x. Pada prinsipnya metode gradien ini
sama dengan metode garis melalui dua titik, karena gradien merupakan
perbandingan selisih titik-titik y dan titik-titik x. Persamaan garis dengan metode
gradien adalah:

( y –y1 ) = m ( x – x1 )
Dimana m adalah gradien garis.
y
m
x

Contoh
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (-2,-1) dan (0,3)

8
Penyelesaian :
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mencari besarnya gradien(m) yaitu
y
m (slope)
x
Dimana :
∆y merupakan selisih (y2-y1) dan
∆ x adalah (x2-x1).
Sehingga didapat nilai m (gradien) yaitu
(3  ( 1))
m
(0  ( 2))
m2
masukkan nilai m ke persamaan
( y  y1 )  m( x  x1 ) ( y  y1 )  m( x  x1 )
( y  ( 1))  2( x  ( 2)) ( y  (3))  2( x  0)
y  1  2x  4
atau y  3  2x
y  2x  3 y  2x  3

Fungsi diatas disebut fungsi eksplisit dapat juga dinyatakan dalam bentuk fungsi
implisit yaitu
y – 2x -3 = 0 atau 2x – y + 3 = 0

SOAL TERJAWAB :

1. Tentukan persamaan garis dari grafik berikut:

Q
10

8 Series 1
f(x)=-1*x+10; R²=1
7

1
P
-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penyelesaian:
Untuk menentukan persamaan garis dari grafik di atas, maka kita ambil dua titik
yang dilalui oleh garis tersebut, tidak ada aturan dalam menentukan kedua titik
tersebut, kita bebas memilih titik mana yang kita suka dan kita anggap mudah
dalam perhitungan nanti. Pada kasus soal diatas, kita ambil titik (9, 1) dan (2, 8)

Dari soal kita tentukan

9
X1 = 9, X2 = 2, Y1 = 1, dan Y2 = 8 sehingga jika di masukan ke persamaan 1.1 akan
diperoleh:
( y  y1 ) ( x  x1 )

( y 2  y1 ) ( x 2  x1 )

( y  (1)) ( x  (9))

(8  (1)) ( 2  (9))

( y  1) ( x  9)

7 7
 7( y  1)  7( x  9)
( 7 y  7)  (7 x  9)
 7 y  7x  9  7
 7 y  7 x  16
7 x  16
y
7
y   x  10

Jadi persamaan garis dari grafik di atas adalah y = -x + 10

2. Pada saat harga produk Rp. 200 hanya mampu menjual sebanyak 60, dan pada
saat harga produk Rp. 800 mampu menjual lebih banyak menjadi 180. Dari
kasus tersebut bagaimana bentuk fungsi dan apakah fungsi tersebut merupakan
fungsi permintaan atau penawaran ?

Penyelesaian:
Dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :

P1 = 200, Q1 = 60, dan P2 = 800, Q2 = 180, sehingga jika dimasukan ke persamaan


1.1 akan diperoleh:
( P  P1 ) (Q  Q1 )

( P2  P1 ) (Q2  Q1 )

( P  200) (Q  60)

(800  200) (180  60)

( P  200) (Q  60)

600 120
120( P  200)  600(Q  60)
( P  200)  (5Q  300)
P  5Q  300  200
P  5Q  100

Atau dapat juga dibentuk menjadi

Q  0,2 P  20

10
Jadi persamaan garis adalah P = 5Q – 100 atau Q = 0,2P + 20, ini merupakan
fungsi penawaran karena memiliki slope yang positif (+). (slope dapat dilihat dari
gradien suatu fungsi dalam kasus ini slope nya adalah 5).

3. Selesaikan soal pada no. 2 dengan metode gradien


Penyelesaian
P1 = 200, Q1 = 60, dan P2 = 800, Q2 = 180,
y
Gradien (m)  dimana
x
∆y adalah ∆P selisih (P2-P1) = 800 – 200 = 600
∆ x adalah ∆Qselisih(Q2-Q1) = 180 – 60 = 120
600
Jadi nilai m 
120
= 5
( P  P1 )  m(Q  Q1 )
( P  200)  5(Q  60)
P  200  5Q  300
P  5Q  100
Jadi persamaan garis adalah P = 5Q – 100 atau Q = 0,2P + 20

SOAL LATIHAN:
1. Tentukan gradien dari fungsi berikut:
a. Y = 2X + 3
b. Y = - X + 2
c. Y + 3X = 0
d. 2Y = Y +3X – 4
e. Y + 2X + 5 = 0
f. Pd = 100 - 2 Qd
g. Ps = Qs – 20
h. 2P + 4Q = 1
i. Q – 3P = 6
j. 3Q + P – 5 = 0
1
k. Y = - X+4
2
1 1
l. X = Y-
3 4
1
m. P+Q=3
2
1 1 1
n. P- Q=
3 2 2

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik-titik berikut dengan metode


dua titik dan metode gradien tentukan apakah fungsi yang didapat merupakan
fungsi permintaan atau penawaran tanpa harus membuat grafik :
a. (3, 0) dan (3, 4)
b. (-2,0) dan (-1, 2)
c. (5,-2) dan (4,-1)

11
d. (0,-1) dan (0, 5)
e. (1, 0) dan (1, 2)
1 1
f. ( , 1) dan (-2, - )
2 2
1 1 1
g. (2, - ) dan ( , 1 )
3 2 2

3. Tentukan fungsi permintaan dan atau penawaran dari kasus berikut:


Permintaan barang Y pada suatu pasar sebanyak 160 unit pada saat harga
sebesar $5,- dan sebanyak 100 unit pada saat harga $20,-. Sedangkan
penawarannya sebanyak 120 unit pada saat harga 40$ dan 60 unit pada saat
harga 10$
4. Permintaan suatu barang oleh konsumen pada harga 50 jumlah barang yang
diminta 80 dan pada harga 140 jumlah yang diminta 15, sedangkan penawaran
produsen pada harga 60 jumlah barang yang ditawarkan 25 dan pada harga 150
jumlah yang ditawarkan 110. Tentukan : fungsi permintaan dan fungsi
penawarannya
5. Pada saat harga durian Rp. 15.000,- perbuah toko buah “BERDURI” hanya
mampu menjual Durian  sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp.
4.000 perbuah toko tersebut mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 300
buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya

1.5. HUBUNGAN DUA GARIS LINIER


Jika terdapat dua garis linier dalam satu koordinat cartesius maka kedua garis
tersebut akan memenuhi salah satu dari sifat sejajar, berhimpit, berpotongan, atau
berpotongan tegak lurus

a. Berhimpit
Dua buah garis dikatakan saling berhimpit jika kedua garis tersebut melalui titik
yang sama , atau fungsi garis yang satu merupakan kelipatan dari fungsi garis
yang lain.
Contoh:

fungsi dari garis A adalah y = 3x + 1 dan fungsi garis B adalah 3y = 9x + 3


kedua fungsi ini dikatakan saling berhimpit karena fungsi B adalah 3 kali fungsi
A.Gambar dalam koordinat cartesius..!!!

12
Series 1
Series 2
f(x)=3*x+1; R
f(x)=3*x+1; R

y
4

1
x
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4

b. Sejajar
dua buah garis dikatakan sejajar jika antar kedua garis tersebut tidak saling
berpotongan satu sama lain. Pada garis sejajar, kedua garis tersebut akan
memiliki nilai gradien (m) yang sama.
Contoh:
Selidiki apakah garis yang melalui titik (0,-2) dan (1,0) akan sejajar dengan garis
yang melaui titik (0,2) dan (1,4).
Penyelesaian:
Gradien garis yang melalui titk (-2,-1) dan (0,3) adalah
( y2  y1 )
m
( x2  x1 )
(3  1)
m
(0  2)
m2
Gradien garis yang melalui titik (0,2) dan (1,4) adalah`
( y 2  y1 )
m
( x 2  x1 )
( 4  2)
m
(1  0)
m2
Dapat disimpulkan bahwa kedua garis tersebut adalah sejajar Demikian
halnya jika kedua garis tersebut digambarkan dalam bentuk grafik, maka
akan memperoleh gambar yang merupakan garis sejajar seperti berikut.

13
y
9
8
Series 1
7
Series 2
6
f(x)=2*x-2; R²=1
5
4 (1,4) f(x)=2*x+2; R²=1
3
(0,2)
2
1 x
(1,0)
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
(0,-2)
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9

c. Tegak lurus
Dua buah garis dikatakan saling tegak lurus apabila sudut perpotongan antar
garis membentuk sudut siku (900). Jika kedua garis saling tegak lurus maka
gradien kedua garis yang akan memenuhi:

1
m1   atau m1 xm2  1
m2

Contoh:

Selidiki apakah garis yang memiliki fungsi 2y + 3x – 1 = 0 akan tegak lurus


dengan garis yang melalui titik (-1,1) dan (2,3)
Penyelesaian:
Untuk menentukan apakan dua garis tegak lurus atau sejajar cukup dengan
mengetahui gradien garis tersebut, dari gradien yang diperoleh, dapat
ditentukan sifat garis tersebut.
 Tentukan gradien (m1) Garis dengan fungsi 2y + 3x – 1 = 0.
Untuk menentukan ini maka bentuk fungsi harus kita ubah ke dalam fungsi
eksplisit yaitu
2 y  3 x  1
3 1
y  x
2 2
Dari fungsi ini maka didapat bahwa gradien (m) adalah m1= -(3/2)
 Tentukan gradien garis yang melalui titik (-1,1) dan (2,3)
(3  1)
m2 
( 2  ( 1))
2
m2 
3
1
Dari gradien garis yang diperoleh maka m1   m masukan nilai m2
2

sehingga didapat

14
1
m1  
m2
1
m1  
2
3
3
m1  
2

Dengan demikian nyatalah bahwa kedua garis tersebut berpotongan tegak


lurus

d. Saling berpotongan bebas


Jika dua garis salaing berpotongan bebas (tidak tegak lurus) maka nilai gradien
yang satu akan berbeda dengan gradien garis yang lain dan tidak memenuhi
persyaratan garis tegak lurus.

SOAL-SOAL TERJAWAB :
1. Titik (4 , k) dan (-2 , 2) terletak pada garis lurus yang sejajar dengan garis 2x+3y =
6.
Tentukan nilai k !
Penyelesaian:
Karena terdapat dua buah garis, maka tentukan nilai gradien kedua garis
tersebut.
Cari Gradien dari garis 2x + 3y = 6
2x + 3y = 6
3y = 6 – 2x
2 2 2
y=2- x gradiennya adalah - =====> m1 = -
3 3 3
Tentukan gradien garis yang melalui titik (4 , k) dan (-2 , 2)
y2  y1
m2 =
x2  x1
2k
=
24
2k
=
6

15
Karena kedua garis tersebut sejajar maka m1 samadengan m2 maka

m1 = m 2
2 2k
- =
3 6
6 – 3k = 12
-3k = 12 - 6
k =-2

2. Tentukan persamaan garis yg sejajar garis 2x + 4y – 1 = 0 dan melalui titik (2 , 1)


Penyelesaian :

Tentukan gradien garis 2x + 4y – 1 = 0


2x + 4y – 1 = 0
4y = -2x +1
1 1 1
y=  x ======> m1 = -
2 4 2

Karena sejajar maka m1 = m2 , maka persamaan garis yang melalui titik (2 , 1)


adalah

y – y1 = m (x – x1)
1
y–1=- (x – 2)
2
1
=- x+2
2
1
y=- x +3
2
3. Tentukan persamaan garis yang tegak lurus garis 3x+2y-5= 0 dan memotong
sumbu Y dititik (0,3) !
Jawab :
Tentukan gradien garis 3x+2y-5= 0
3x + 2y – 5 = 0
2y = -3x + 5
3 5 3
Y = x === m1 = -
2 2 2
1
Syarat tegak lurus m1 = -
m2
2
Maka gradien garis yang melalui titik (0,3) adalah m2 = , Sehingga
3
persamaan garis yang melalui titk (0 , 3) adalah
Y – y1 = m (x – x1)
2
y – 3= (x – 0)
3

16
2
y = x + 3 atau 2x - 3y + 3 = 0
3

SOAL LATIHAN :

1. Tentukan persamaan garis yang melalui titik potong garis 3x+2y = 7 dan 5x-y
= 3 serta tegak lurus garis x+3y-6 = 0
2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,-3) dan sejajar garis 4x + 5y +
6=0
3. tentukan a supaya garis 2x + 3y = 6 saling tegak lurus dengan garis (1 + a)x –
6y = 7
4. Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(5,3) dan sejajar garis 2x + 3y
-12 = 0
5. Tentukan persamaan garis yang melalui titik B(4,2) dan tegak lurus garis 4x +
3y - 8 = 0
6. Diketahui titik A(-3,5) dan B(6,2) dan C adalah titik tengah AB. Tentukan
persamaan garis yang tegak lurus AB dan melalui C.
7. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik potong garis 4x + 3y - 13 =
0 dan x + y - 4 = 0 serta tegak lurus pada garis yang membentuk sudut 45 0
terhadap sumbu x positif.
8. Diketahui garis l dengan persamaan (x - 2y) + a(x + y) = 0 sejajar dengan garis
g dengan persamaan (5y - x) + 3a(x + y) = 2a. Tentukan nilai a.
9. Tentukan nilai k yang membuat garis kx – 3y = 10 tegak lurus garis y = 3x - 3.
10. garis ax – y = 3 dan x + 3y = b berpotongan di titik (3, 1). Tentukan nilai a dan
b
11. Diketahui garis h sejajar dengan garis 3x - 5y - 15 = 0 dan melalui titik A(3,4) .
Tentukan persamaan garis h.
12. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan tegak lurus garis yang
melalui titik (-2,2) dan (4,-3).
13. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (3,-2) dan sejajar dengan garis
yang melalui titik (-1,5) dan (4,2).
14. Diketahui garis l tegak lurus pada garis 4x - 3y - 12 = 0 . Jika garis l memotong
sumbu x di titik (2,0), tentukan persamaan garis l
15. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik A dengan gradien m
berikut ini
a. A(2,1) dengan gradien m = 2
b. A(-3,4) dengan gradien m= 3
c. A(1,-3) dengan gradien m =
d. A(3,2) dengan gradien m = – 4
e. A(4,-3) dengan gradien m =
16. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui dua titik berikut ini :
a. A(2,3) dan B (4,5)
b. A(-2,5) dan B(1,3)
c. A(1,-3) dan B(-5,4)
d. A(0,2) dan B(-6,-1)
e. A(-3,-1) dan B(-5,-4)
17. Tentukan titik potong dua buah garis lurus berikut ini :

17
a. 2x + y = 7 dengan x -2y = -4
b. x + 2y = 0 dengan 2x – y = -5
c. 3x + 2y = 13 dengan x – 3y = 9
d. 4x – 3y = -1 dengan 3x + 5y = -8
e. -2x + y = -1 dengan 5x – y = -5
18. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik A dan tegak lurus
terhadap garis 2x – 4y = 3.
a. A(1,2)
b. A(-2,3)
c. A(2,-3)
d. A(-3,-4)
e. A()
19. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik A dan sejajar terhadap
garis 2x – y = 3.
a. A(2,1)
b. A(3,-2)
c. A(-1,0)
d. A(-6,-5)
e. A()

1.6. KESEIMBANGAN PASAR

18
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium)
apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang
yang ditawarkan. Secara matematik dan grafik ditunjukan oleh kesamaan:

Qd = Qs atau Pd = Ps
Dengan kata lain keseimbangan pasar terjadi pada titik perpotongan kurva
permintaan dengan kurva penawaran.
Contoh:
Andai dimiliki grafik fungsi permintaan dan fungsi penawaran sebagai berikut:
Fungsi permintaan
P
700

600

500 (10,500)

400

300

200

100 (20,100)

Q
10 20 30

Fungsi penawaran
P
700

600

500 (20,500)

400

300

200

100 (10,100)

Q
10 20 30

Jika kedua fungsi tersebut digambar dalam satu kurva, maka akan didapat gambar
sebagai berikut:
Kurva penawaran
P
700

600 Titik
keseimbangan
500 (10,500) (20,500) pasar(equilibirium
)
400

300 (15,300)

Kurva permintaan
200
(Qd)
100 (10,100) (20,100)

Q
-5 5 10 15 20 25 30 35

19
Titik pertemuan antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran adalah titik
keseimbangan pasar (equalibirium). Dimana jumlah permintaan akan satu barang
akan sama dengan jumlah persediaan akan barang tersebut, sehingga barang yang
dijual akan habis laku terjual dan pembelipun semuanya terpenuhi untuk
memperoleh barang yang diminta. Dalam kasus ini titik equilibiriumnya adalah pada
saat harga Rp 300 dan jumlah barang 15 unit.

Contoh:
1. Diketahui fungsi permintaan Pd = 100 - 2 Qd dan fungsi
penawarannnya Qs = 80 + Ps tentukan besarnya keseimbangan serta gambarkan
kurvanya
Penyelessaian:
Keseimbangan pasar terjadi pada saat
Qd = Qs atau Pd = Ps
Dari soal diketahui bahwa:
Pd = 100 - 2 Qd
Qs = 80 + Ps (ubah terlebih dahulu fungsi supply menjadi Ps = Qs – 80)
Sehingga:
Pd = Ps
100 - 2 Qd = Qs – 20 (dimana Qs dan Qd adalah sama)
-2 Q – Q = - 20 - 100
3Q = 120
Q = 40
Masukan nilai Q = 40 ke dalam fungsi permintaan atau penawaran (pilih salah
satu saja karena hasilnya akan sama)
Pd = 100 - 2 Qd
= 100 – 2 ( 40)
= 20
Jadi titik keseimbangan terjadi saat harga Rp 20 dan jumlah barang 40
Kurvanya
Untuk kurva permintaan dapat dilukiskan sebagai berikut:
Diketahui fungsi permintaan Pd = 100 - 2 Qd
Jika Q = 0 maka P = 100 titik yang dilalui adalah (0, 100)
Jika Q = 5 maka P = 90 titik yang dilalui adalah (5, 90)

20
(0,100)
P
90 (5,90)

80

70

60

50

40

30

20

10
Q
-5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

Untuk kurva penawaran adalah:


Fungsi penawaran Ps = Qs – 20
Jika Q = 0 maka P = -20 (titik yang dilalui 0, -20)
Jika Q = 10 maka P = -10 (titik yang dilalui adalah (10, -10)
80
Q Series 1
f(x)=1*x-20; R²=1
70
60
50
40
30
20
10
Q
-20 -15 -10 -5 5 10 15 20 25 30 35 40
-10
-20
-30
-40
-50

Kurva keseimbangan pasar adalah perpotongan fungsi permintaan dan


penawaran sehingga jika kedua fungsi di atas dibuat dalam satu grafik maka
akan menjadi grafik keseimbangan pasar.

21
P Series 1
90
f(x)=1*x-20; R²=1
80 Series 2
70 f(x)=-2*x+100; R²=1
Titik keseimbangan
Series 3
60 pasar(equilibirium)
Series 4
50
Series 5
40
30
20 (40,20)

10
Q
-5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
-10
-20
-30

2. Suatu barang mempunyai kecenderungan permintaan


sebagai berikut: jika harganya $2, jumlah yang diminta 12 unit; tetapi bila
harganya naik menjadi $5, permintaannya hanya 6 unit. Sementara itu di lain
pihak, jika harganya $2, produsen menawarkan sejumlah 2 unit; dan bila
harganya naik menjadi $5, produsen menaikkan pula jumlah yang ditawarkan
menjadi sebanyak 11 unit. Tentukan titik keseimbangan pasar pada kasus
tersebut.
Penyelesaian:
Dalam menentukan titik keseimbangan pasar kita harus membentuk fungsi
permintaan dan fungsi penawaran terlebih dahulu.
Fungsi permintaan:
Pd1 = 2 Qd1 = 9
Pd2 = 5 Qd2 = 6
( y  y1 ) ( x  x1 )

( y 2  y1 ) ( x 2  x1 )
( P  P1 ) (Q  Q1 )

( P2  P1 ) (Q2  Q1 )
( P  2) (Q  9)

(5  2) (6  9)
( P  2) (Q  9)

3 3
P  Q  11
Jadi fungsi permintaan adalah Pd = - Q + 11
Sementara itu fungsi penawaran adalah:

22
Ps1 = 2 Qs1 = 2
Ps2 = 5 Qs2 = 11
( y  y1 ) ( x  x1 )

( y 2  y1 ) ( x 2  x1 )

( P  P1 ) (Q  Q1 )

( P2  P1 ) (Q2  Q1 )
( P  2) (Q  2)

(5  2) (8  2)

( P  2) (Q  2)

3 6
2( P  2)  (Q  2)
( 2 P  4)  (Q  2)
2P  Q  2
1
P  Q2
2
1
Jadi fungsi penawaran adalah Ps = Q  2
2
Keseimbangan pasar terjadi saat Ps = Pd sehingga:
Ps = pd
1
Q  2  Q  11
2
Q  4  2Q  22
3Q  18
Qe  6

Masukan nilai Q equilibrium ke sala satu fungsi penawaran atau permintaan


diperoleh:
1
P= Q2
2
=5
Titik equilibrium (keseimbangan) dicapai saat harga (Pe) = 5 dan jumlah barang
(Qe) = 6
SOAL LATIHAN
1. Jika Armin menjual Hp dengan harga Rp. 1.000.000,- maka akan terjual
sebanyak 12 unit dan jika harganya diturunkan menjadi Rp. 800.000,- maka
terjual sebanyaak 16 unit. Tentukan harga HP agar bisa terjual sebanyak 20
unit.
2. Fungsi permintaan dan penawaran akan suatu jenis barang ditunjukkan oleh
persamaan: Qd=1500-10P dan Qs=20P-1200. tentukan harga dan quantitas
barang saat terjadi keseimbangan pasar.
3. Tentukan keseimbangan pasar pada kasus berikut: Permintaan barang Y
pada suatu pasar sebanyak 160 unit pada saat harga sebesar $5,- dan

23
sebanyak 100 unit pada saat harga $20,-. Sedangkan penawarannya
sebanyak 120 unit pada saat harga 40$ dan 60 unit pada saat harga 10$
4. Permintaan suatu barang oleh konsumen pada harga 50 jumlah barang yang
diminta 80 dan pada harga 140 jumlah yang diminta 15, sedangkan
penawaran produsen pada harga 60 jumlah barang yang ditawarkan 25 dan
pada harga 150 jumlah yang ditawarkan 110. Tentukan : harga dan kuantitas
barang pada saat keseimbangan pasar.
5. Fungsi permintaan akan sebuah arloji ditunjukkan oleh perilaku sebagai
berikut. Bila dijual dengan harga $5, maka terjual sebanyak 2 unit,
sedangkan bila harganya $2 terjual 8 unit. Di pihak lain produsen hanya
mau menjual 3 unit pada tingkat harga $2, dan menjual 12 unit jika
harganya $5. Tentukan:
a. Fungsi permintaan arloji !
b. Fungsi penawaran arloji !
c. Keseimbangan pasar !
d. Gambar pada diagram Cartesius !

BAB II
PERSAMAAN KUADRAT
(KURVA PARABOLA)
2.1. SISTEM PERSAMAAN KUADRAT
 Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan
ax2 + bx + c = 0
dalam bentuk fungsi fungsi kuadrat dituliskan
f(x) = ax2 + bx + c.
Sifat matematis dari persamaan kuadrat yang menentukan bentuk kurva
parabolanya adalah koefisien a dan diskriminan D = b2 – 4ac.
 Jika a > 0, maka kurva parabola terbuka ke atas,
 jika a < 0, maka kurva parabolanya terbuka ke bawah.
 karena a > 0 memiliki kurva yang terbuka keatas maka titik baliknya akan
aberada di bawah sehingga titik balik (titik puncak) tersebut merupakan titik

24
ekstrim minimum sementara jika a < 0 kurva akan terbuka ke bawah sehingga
titik balik (titik puncak) merupakan titik ekstrim maksimum.
 Jika D > 0, maka kurva parabola memotong sumbu-x di dua titik, jika D = 0,
maka kurva parabola akan memotong sumbu-x di satu titik, dan jika D < 0,
maka kurva parabola tidak memotong sumbu-x.
 Berikut ilustrasi kurva yang dijelaskan diatas:

f(x) f(x) f(x)

a>0 a>0 a>0


D>0 D=0 D<0

0 x 0 x 0 x

f(x) f(x) f(x)

0 x 0 x 0 x
a<0 a<0 a<0
D>0 D=0 D<0

 Kurva parabola adalah kurva untuk fungsi kuadrat, sedangkan fungsi kuadrat
adalah salah satu fungsi nonlinear, dimana variabel bebas (x) berpangkat dua.
 Untuk menggambarkan kurva parabola suatu fungsi kuadrat dapat dilakukan
dengan cara :
1. Tracing process curve, yaitu dengan menentukan bebrapa nilai x, yang
kemudian disubstitusikan ke dalam fungsinya sehingga diperoleh nilai y. Cara
ini kurang efisien, karena diperlukan beberapa pasangan x dan y yang cukup
banyak dan terkadang mengalami kesulitan dalam menentukan titik balik atau
titik ekstrim nya. Misalkan untuk menggambarkan kurva parabola dari fungsi
kuadrat: y = x2 – 6x + 8 digunakan pasangan x dan y sebagai berikut:

x –2 –1 0 1 2.5 2 3 4 5

y 24 15 8 3 – 0.25 0 1 16 6

Sehingga bila koordinat (x,y) diplot ke dalam koordinat kartesian akan


diperoleh kurva sebagai berikut:

25
y f(x)=x^2-4x+3

11 Series 1

10

7
Titik potong 6
sumbu y
5

3 (0,3)

1
x
(1,0) (3,0)
-2 -1 1 2 3 4 5 6 7
-1 (2,-1)

-2
Titik balik
(titik ekstrim)

2. Cara yang lain yang lebih mudah dalam menggambarkan kurva parabola adalah
dengan menggunakan sifat-sifat matematis dari fungsi kuadrat. Gambar di atas
dapat dibuat hanya dengan mentukan tiga titik yaitu
1. titik pada titik potong sumbu y
2. titik pada titik potong sumbu x
3. titik balik (titik ekstrim)

pada fungsi kuadrat f(x) = x2 + 4x +3 dengan muda dapat ditentukan tiga titik
tersebut:
1) Tentukan tipot kurva dengan sb-y dengan memisalkan x = 0
Jika x = 0 maka : f(x) = 3, artinya titik potong kurva pada sb y adalah (0, 3)
2) Tentukan tipot kurva dengan sb-x dengan memisalkan y = 0, sehingga ax 2 +
bx + c = 0 akan memiliki tiga kemungkinan solusi, yaitu:
 Bila diskriminan D = b2 – 4 ac > 0, maka akan terdapat dua tipot kurva
dengan sb-x yang diperoleh dengan rumus berikut:

 Bila D = 0, maka akan ada satu tipot kurva dengan sb-x, yaitu:

 Bila D < 0, maka tidak akan ada tipot kurva dengan sb-x
Dari persamaan kuadrat f(x) = x 2 - 4x + 3 nilai diskriminan D = b 2 – 4ac
(dimana a = 1, b = -4, c = 3), artinya D > 0
Sehingga terdapat 2 titik potong pada sumbu x
f(x) = x2 - 4x + 3
x2 - 4x +3 = 0 (karena y = 0, dimana f(x) = y)
(x – 3)(x – 1) = 0

26
X – 3 = 0 dan x – 1 = 0
X = 3 dan x = 1
Titik potong kurva pada sumbu x ada dua yaitu (3 , 0) dan (1, 0) cara
menentukan nilai x tersebut dapat juga dilakukan dengan menggunakan
rumus ABC yaitu:

3) Menentukan Titik ekstrim kurva parabola dengan rumus:

Dimana merupakan garis sumbu simetri


Titik ekstrim fungsi kuadrat adalah

-(-4) , -(4)
2. 1 4. 1
(2 , -1)

Hubungkan titik titik yang diperoleh akan menghasilkan kurva parabola yang
diinginkan.

Contoh:
 Diketahui fungsi kuadrat y = – x 2 + 2x – 1, gambarkan kurva fungsi kuadrat
tersebut dengan menggunakan sifat-sifat matematis.
Penyelesaian:
1) Titik potong kurva terhadap sb-y,
dimana x = 0 maka nilai y = – 1,
sehingga titik potongnya (0, -1)
2) Titik potong kurva terhadap sumbux,
dimana y = 0 maka – x2 + 2x – 1 = 0
karena nilai D = b2 – 4ac ; D = 4 – 4(– 1)(– 1) = 0, maka hanya ada satu titik
potong yang melalui sumbu x yaitu
b
x1 = x 2 = ( )
2a
2
=
2.( 1)

=1  (1 , 0)
3) Titik ekstrimnya merupakan titik ekstrim maksimum → (1,0)
b
4) Sumbu simetrisnya adalah x = =2
2a

27
y f(x)=-x^2+2x-1
4
Series 1
3
2
1
x
-3 -2 -1 1 2 3 4 5 6
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9

2.2. FUNGSI PERMINTAAN PADA FUNGSI KUADRAT


Contoh 1:
Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah y = x 2 – 5x + 6 dimana y adalah
harga (P) dan x adalah kuantitas (Q). Gambarkan kurvanya.
Penyelesaian:
 Tentukan titik potong terhadap sb-y:
Dimana x = 0 sehingga y = 6 → titik potongnya (0, 6)
 Tentukan titik potong terhadap sumbu x:
Dimana y = 0 sehingga x2 – 5x + 6 = 0
Karena nilai diskriminan D = 25 – 4(1)(6) = 1, D > 0, maka ada dua tipot dengan
sumbu x, yaitu:
x2 – 5x + 6 = 0
(x – 3)(x – 2) = 0
x1 = 3 dan x2 = 2
jadi titik potong teradap sumbu x adalah (3,0) dan (2,0)
 Karena a > 0, maka kurva parabola terbuka ke atas → Titik ekstrim minimum
 Gambar kurvanya:

13 y
12
f(x)=x^2-5x+6

11 Series 1

10

1
x
-2 -1 1 2 3 4 5 6 7
-1

Berdasarkan kurva permintaan di atas, tampak bahwa fungsi permintaan y = x 2 – 5x


+ 6 berlaku untuk interval jumlah permintaan 0 ≤ x ≤ 2 dan harga permintaan 0 ≤ y ≤
6

28
Atau fungsi permintaan di atas dinyatakan dengan:
P = Q2 – 5Q + 6 untuk 0 ≤ Q ≤ 2 dan 0 ≤ P ≤ 6
Contoh 2:
Diketahui fungsi permintaan suatu barang y = – x 2 – 2x + 8, dimana y adalah harga
(P) dan x adalah kuantitas (Q). Gambarkan kurvanya.

Penyelesaian:

 Tentukan titik potong terhadap sb-y:


Dimana x = 0 sehingga y = 8 → titik potongnya (0, 8)
 Tentukan titik potong terhadap sumbu x:
Dimana y = 0 sehingga -x2 – 2x + 8 = 0
Karena nilai diskriminan D = 4 – 4(-1)(8) = 36, D > 0, maka ada dua tipot dengan
sumbu x, yaitu:
-x2 – 2x + 8 = 0
(-x + 2 )(x + 4) = 0
x1 = 2 dan x2 = -4
jadi titik potong teradap sumbu x adalah (2,0) dan (-4,0)

 Karena a < 0, maka kurva parabola terbuka ke bawah → Titik ekstrim maksimum
 Gambar kurvanya: f(x)=-x^2-2x+8

10
y

1
x
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4

Berdasarkan kurva permintaan di atas, tampak bahwa fungsi permintaan y = -x 2 – 2x


+ 8 berlaku untuk interval jumlah permintaan 0 ≤ x ≤ 2 dan harga permintaan 0 ≤ y ≤
8
Atau fungsi permintaan di atas dinyatakan dengan:
P = -Q2 – 2Q + 8 untuk 0 ≤ Q ≤ 2 dan 0 ≤ P ≤ 8

2.3. FUNGSI PENAWARAN PADA FUNGSI KUADRAT


Diketahui fungsi penawaran sejenis barang adalah y = x 2 + 6x + 5, dimana y adalah
harga (P) dan x adalah kuantitas (Q). Gambarkan kurvanya.
Penyelesaian:

29
 Tentukan titik potong terhadap sb-y:
Dimana x = 0 sehingga y = 5 → titik potongnya (0, 5)
 Tentukan titik potong terhadap sumbu x:
Dimana y = 0 sehingga x2 + 6x + 5 = 0
Karena nilai diskriminan D = 36 – 4(1)(5) = 16, D > 0, maka ada dua tipot dengan
sumbu x, yaitu:
x2 + 6x + 5 = 0
(x + 1)(x + 5) = 0
x1 = -1 dan x2 = -5
jadi titik potong teradap sumbu x adalah (-3,0) dan (-5,0)
 Karena a > 0, maka kurva parabola terbuka ke atas → Titik ekstrim minimum
 Gambar kurvanya:
f(x )=x^2+6x+
Series 1

10 y

1
x
-6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3
-1

-2

-3

-4

Berdasarkan kurva penawaran di atas, tampak bahwa fungsi penawaran y = x 2 + 6x +


5 berlaku untuk interval jumlah penawaran x > 0 dan harga penawaran y ≤ 5
Atau fungsi penawaran di atas dinyatakan dengan:
P = Q2 + 6Q + 5 untuk Q > 0 dan P ≤ 5

2.4. KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM) FUNGSI KUADRAT

Keseimbangan pasar terjadi ketika jumlah permintaan sama dengan jumlah


penawaran secara matematis Qd = Qs, harga yang tercipta pada keseimbangan
pasar merupakan harga keseimbangan (Pe).

Contoh :
 Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran sejenis barang adalah:
D: Pd = Q2 – 6Q + 8

S : Ps = Q2 + 2Q

Tentukan keseimbangan pasarnya dan gambarkan kurvanya.


Penyelesaian:
Pada keseimbangan pasar berlaku Qd = Qs atau Pd = Ps, sehingga keseimbangan
pasar dapat ditentukan:
Pd = Ps

30
Q2 – 6Q + 8 = Q2 + 2Q
8Q = 8
Q =1
Substitusi nilai Q = 1 ini kedalam salah satu fungsi permintaan atau fungsi
penawaran, andai disubstitusi ke fungsi permintaan maka diperoleh:

P = (1)2 + 2(1)
= 3. Jadi keseimbangan pasar tercapai pada E(1, 3).

P f(x)=x^2 - 6x + 8
9 P s = Q 2 + 2Q f(x)=x^2 +2x
8 Series 1
Series 2
7
Series 3
6

5 Pd = Q2 - 6Q + 8
4
Titik Equalibrium
3 (1, 3)
2
1
Q
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-1
-2

-3

 PR:
Tentukan keseimbangan pasarnya dan gambarkan kurvanya, jika diketahui fungsi
permintaan dan penawarannya adalah:

1. D: 2Q + P – 10 = 0 dan S: P2 – 8Q – 4 = 0
2. D: Q2 + 5Q – P + 1 = 0 dan S: 2Q2 + P – 9 = 0
3. D: P2 + P + Q – 20 = 0 dan S: 2P2 – Q – 3P – 4 = 0
KURVA TRANSFORMASI PRODUK (PRODUCT TRANSFORMATION CURVE)
 Kurva transformasi produk menunjukkan bagaimana suatu perusahaan
berdasarkan proses produksinya menetapkan kombinasi jumlah setiap jenis
barang yang dihasilkannya, sesuai dengan sumber daya (kapital, tenaga kerja,
bahan baku, energi, manajemen, teknologi, dan sebagainya) yang dimilikinya.
 Jika suatu perusahaan memproduksi dua jenis barang, misalnya x dan y, dengan
menggunakan bahan baku dan tenaga kerja tertentu, maka hubungan kuantitas
atau kombinasi kuantitas kedua jenis barang tersebut akan membentuk kurva
transformasi produk atau disebut juga sebagai kurva kemungkinan produksi
(production possibility curve).
 Hubungan x dan y atau kombinasi x dan y yang diproduksi digambarkan sebagai
curve cembung (concave curve), yaitu curve yang terbuka ke bawah mengarah ke
titik origin (titik 0).
y

31
0 x
 Berdasarkan kurva tersebut tampak bahwa jika jumlah produksi x ditambah,
maka jumlah produksi y akan berkurang, demikian sebaliknya.
 Contoh soal:
Suatu perusahaan melamine memproduksi dua jenis barang yaitu piring (P) dan
gelas (G), jika diketahui kurva transformasi produk untuk perusahaan tersebut: P 2
+ 3P + 5G = 130. Tentukanlah:

1. Jumlah maksimum piring yang dapat diproduksi


2. Jumlah maksimum gelas yang dapat diproduksi
3. Jumlah maksimum piring yang diproduksi, jika diproduksi 18 gelas
4. Jumlah maksimum gelas yang diproduksi, jika diproduksi 7 piring
5. Gambarkan kurva transformasi produk tersebut
 Jawab :
1. Perusahaan tersebut akan memproduksi piring dalam jumlah maksimum bila
G = 0 (gelas tidak diproduksi, sehingga P2 + 3P + 5(0) = 130 → P2 + 3P – 130 = 0

Jadi jumlah maksimum piring yang diproduksi sebanyak 10 unit

2. Produksi gelas maksimum akan tercapai bila P = 0 (piring tidak diproduksi),


sehingga:
P2 + 3P + 5G = 130 → 0 + 0 + 5G = 130 → G = 26

Jadi jumlah maksimum gelas yang diproduksi sebanyak 26 unit

3. Bila diproduksi gelas G = 18, maka:


P2 + 3P + 5G = 130 → P2 + 3P + 5(18) = 130 → P2 + 3P − 40 = 0

32
Jadi jumlah maksimum piring yang diproduksi bila G = 18 adalah 5 unit

4. Bila diproduksi P =7, maka:


P2 + 3P + 5G = 130 → 72 + 3(7) + 5G = 130 → 5G = 60 → G = 12

Jadi jumlah maksimum gelas yang diproduksi bila P = 7 adalah 12 unit

5. Gambar kurvanya: Gelas

26
(5,18)
(7,12)

10 Piring
APLIKASI FUNGSI KUADRAT

33
BAB III
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
PADA KESEIMBANGAN PASAR

3.1. PENGARUH PAJAK


Adanya pajak yang dikenakan terhadap suatu barang atau produk, akan
mempengaruhi harga penjualan produk atau barang tersebut karena produsen
akan mengalihkan beban pajak kepada konsumen. Harga barang akan mengalami
peningkatan dengan kata lain akan menjadi lebih mahal, sementara jumlah barang
akan mengalami penurunan. Dengan adanya pajak, maka harga pada fungsi
penawaran akan berubah atau bertambah sebesar pajak (tax) yang diberlakukan
atas barang tersebut. Semantara fungsi permintaan tetap tidak mengalami
perubahan. Pada akhirnya keseimbangan pasar setelah pajak akan berubah pula.
Fungsi penawaran yang awalnya berbentuk

Ps  f (Q) ; karena fungsi F (Q ) akan ditambah besarnya pajak (t ) sehingga :


Ps  f (Q)  t ; atau Qs  f ( P)  t

Contoh:
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh Pd = -Q + 20 dan fungsi
penawaran Qs = P - 2. Terhadap produk ini pemerintah mengenakan pajak sebesar
$20,- per unit.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena
pajak ?
b. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh konsumen ?
c. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh produsen ?
d. Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah ?

Penyelesaian
Keseimbangan pasar sebelum kena pajak:

34
keseimbangan sebelum pajak terjadi saat
Ps  Pd sehingga
Q  2  Q  20
2Q  18
Q9
Q 9 P Q2
P 92
P  11

Jadi nilai Q dan P pada saat keseimbangan pasar sebelum kena pajak yaitu Qe = 9
dan Pe = $11
Keseimbangan pasar setelah pajak:
Fungsi penawaran setelah pajak akan mengalami penambahan sebesar pajak yang
diberlakukan. Karena fungsi penawaran masih dalam bentuk fungsi Q maka harus
diubah terlebih dahulu kedalam fungsi P baru di tambah dengan pajak.
Qs = P – 2  Ps = Q + 2
Fungsi penawaran setelah pajak menjadi :
Ps = Q + 2 + 12
keseimbangan pasar setelah pajak:
keseimbangan terjadi saat
Ps  Pd sehingga
Q  14  Q  20
2Q  6
Q3
Q  3  P  Q  14
P  3  14
P  17

Jadi keseimbangan pasar setelah dikenakan pajak adalah Qe = 3 dan Pe = $17


Besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, sebesar selisih harga
keseimbangan setelah pajak dengan harga keseimbangan sebelum pajak yaitu: 17 –
11 = $6 per unit.
Besar pajak per unit yang ditanggung produsen, sebesar selisih tarif pajak per
unit yang dikenakan dengan besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, yaitu:
$12 - $6 = $6 per unit.
Besar penerimaan pajak total oleh pemerintah, adalah perkalian tarif pajak per
unit dengan jumlah keseimbangan setelah pajak, yaitu: 3 x $12 = $36.
Grafik dari kaus diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

35
P
20 Series 1
f(x)=1*x+2; R²=1
18
(3,17) Series 2
16 f(x)=-1*x+20; R²=1

14 Series 3
f(x)=1*x+14; R²=1
12
(9,11) Series 4
10 keseimbangan Series 5

8 pasar Series 6

keseimbangan 6
sebelum pajak Series 7
Series 8
pasar 4 Series 9
setelah pajak
2
Q
-2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
-2

3.2. PENGARUH SUBSIDI


Jika terhadap barang yang dikenakan pajak akan menyebabkan fungsi penawaran
berubah (ditambahkan besar pajak yang dikenakan) yang menyebabkan harga jual
teradap barang akan naik, maka untuk kasus subsidi berlaku sebaliknya, fungsi
penawaran akan pengalami pengurangan sebesar subsidi yang diberlakukan
terhadap suatu produk/barang. Pemberian subsidi ini akan menyebabkan produsen
berani menjual lebih murah karena biaya produksinya lebih ringan, dengan
murahnya arga tawar, maka pembelinya akan lebih banyak daripada sebelum
diberikan subsidi.
Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi:
Ps  f (Q) ; fungsi F (Q) akan dikurangi besarnya subsidi ( s ) sehingga :
Ps  f (Q)  s; atau Qs  f ( P)  t

Contoh:
Jika pada soal sebelumnya Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh Pd =
-Q + 20 dan fungsi penawaran Qs = P - 2. Terhadap produk ini pemerintah
memberikan subsidi sebesar $10,- per unit. Tentukan keseimbangan setelah adanya
subsidi:
Penyelesaian:
Fungsi penawaran setelah subsidi akan mengalami pengurangan sebesar subsidi
yang diberlakukan. Karena fungsi penawaran masih dalam bentuk fungsi Q maka
harus diubah terlebih dahulu kedalam fungsi P baru dikurangi dengan subsidi.
Qs = P – 2  Ps = Q + 2
Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi :
Ps = Q + 2 -10
keseimbangan pasar setelah subsidi:

36
keseimbangan terjadi saat
Ps  Pd sehingga
Q  8  Q  20
2Q  28
Q  14
Q  14  P  Q  8
P  14  8
P6

Jadi keseimbangan pasar setelah diberikan subsidi adalah Qe = 14 dan Pe = $6


Besar subsidi per unit yang dinikmati oleh konsumen, sebesar selisih harga
keseimbangan setelah subsidi dengan harga keseimbangan sebelum subsidi yaitu:
11– 6 = $5 per unit.
Besar subsidi per unit yang dinikmati produsen, sebesar selisih subsidi per unit
yang dikenakan dengan besar subsidi per unit yang dinikmati oleh konsumen, yaitu:
$10 - $5 = $5 per unit.
Grafik dari kaus diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

keseimbangan
P pasar
20 setelah subsidi Series 1
keseimbangan
f(x)=1*x+2; R²=1
18 pasar
Series 2
(3,17)
16 sebelum subsidi
f(x)=-1*x+20; R²=1

14 Series 3
f(x)=1*x+14; R²=1
12
(9,11) Series 4
10 Series 5
Series 6
8
Series 7
6 Series 8
4 Series 9

2
Q
-2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
-2

SOAL-SOAL TERJAWAB
1. Diketahui fungsi permintaan terhadap satu barang adalah P = 9 – (2/3)Q dan
fungsi penawaran P = 3/2 + 1/3 Q. setiap unit barang yang terjual
dikenakan pajak sebasar 15%. Tentukan :
a. Titik keseimbangan sebelum dan setelah dikenakan pajak
b. total pajak yang dikenakan
c. besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen dan oleh produsen
peny:
a. * keseimbangan sebelum pajak terjadi saat permintaan = penawaran

37
Ps  Pd
3 1 2
 Q 9 Q
2 3 3
 2 1 3
  Q  9 
 3 3 2
15
Q
2
3 1
Ps  Pd   Q
2 3
3 1  15 
   
2 3 2 
3 15
 
2 6
18  30

12
4
 15 
titik keseimbangan sebelum pajak adalah  ,4 
 2 
* titik keseimbangan setelah dikenakan pajak adalah:
Karena atas barang dikenakan pajak, harga yang ditawarkan (fungsi
penawaran) akan naik sebesar pajak yaitu 15% sehingga fungsi
penawarannya menjadi:
Ps = 3/2 + 1/3 Q + (15% x P)
= 3/2 + 1/3 Q + (15/100 x (3/2 + 1/3 Q))
= (3/2 + 1/3 Q) (0,15 + 1)
= (3/2 + 1/3 Q) 1,15
= 1,725 + 0,3833 Q
Fungsi permintaan tetap tidak mengalami perubahan sehingga:
Ps  Pd
2
1,725  0,3833Q  9  Q
3
2 
  0,3833 Q  9  1,725
3 
1,05Q  7,275
Q  6,93
3 1
Ps  Pd   Q
2 3
2
 9   6,93
3
 9  4,62
 4,38
titik keseimbang an setelah pajak adalah  6,93 , 4,38

b. Total pajak yang diperoleh adalah banyaknya unit barang setelah pajak
dikalikan dengan besarnya pajak per unit sehingga:
Total = 15 % x 4,38
= 1,0395 x 4,38

38
= 0,657

c. Beban pajak yg di tanggung konsumen = 4,38 – 4


= 0,38
Beban yang ditanggung produsen = 0,657 – 0,38
= 0,277

2. Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan P = -Q


+ 15, sedangkan Penawarannya adalah p = 0,5 Q + 3. subsidi sebesar 1,5
diberikan pada setiap unit barang yang dijual. Berapa harga
keseimbangan pasar sebelum dan setelah subsidi.

Peny:

Keseimbangan sebelum subsidi:


Ps  Pd
0,5Q  3  Q  15
 0,5  1 Q  15  3
1,5Q  12
Q8
Ps  Pd  Q  15
 8  15
7
titik keseimbangan sebelum subsidi adalah  8,7 

Subsidi akan berpengaruh terhadap penawaran barang yaitu akan


menurunkan harga penawaran, sehingga harga /fungsi penawaran barang
turun menjadi:
Ps = 0,5Q + 3 – 1,5 ( 1,5 adalah besarnya subsidi untuk tiap unit barang)
Ps = 0,5 Q + 1,5
Sedangkan fungsi permintaannya tetap yaitu P d = -Q + 15
Keseimbangan pasarnya adalah:
Ps  Pd
0,5Q  1,5  Q  15
 0,5  1 Q  15  1,5
1,5Q  13,5
Q9
Ps  Pd  Q  15
 9  15
6
titik keseimbangan setelah subsidi adalah  9,6 

Subsidi yang diterima konsumen adalah 7 – 6 = 1


Subsidi yang diterima produsen sebesar 1,5 – 1 = 0,5
4. Diketahui fungsi permintaan dan penawaran sejenis barang adalah:
Demand: 2Q + P – 8 = 0
S:upply: P2 – 10Q – 6 = 0
Jika pemerintah membebankan pajak proporsional t = 20%, maka tentukan:

39
1. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak.
2. Besarnya pajak per unit dan total pajak yang ditanggung masing-masing oleh
konsumen maupun produsen.
3. Gambarkan kurvanya.
Jawab:
1. Keseimbangan pasar sebelum pajak
2Q + P – 10 = 0

P2 – 8Q – 4 = 0 →

→ →

Dengan rumus abc diperoleh: →

→ P = 4.93

Untuk mendapatkan Q, substitusikan P = 4.92820323 ke


sehingga diperoleh:

Jadi keseimbangan sebelum pajak tercapai pada P = 4.93 dan Q = 2.54 atau
titik keseimbangan pasar sebelum pajak adalah: E(2.54;4.93).
Keseimbangan sesudah pajak
Adanya pajak akan mengubah fungsi penawaran menjadi:
P2 – 8Q – 4 = 0 → →

Fungsi permintaan 2Q + P – 10 = 0 → P = – 2Q + 10
Keseimbangan pasar sesudah pajak diperoleh dengan mensubstitusi
persamaan P = – 2Q + 10 ke dalam persamaan
sehingga diperoleh:
→ 4Q2 – 40Q + 100 – 11.52Q – 5.76 = 0
4Q2 – 51.52Q + 94.24 = 0 → Q2 – 12.88Q + 23.56 = 0

dengan rumus abc diperoleh:


Kemudian substitusikan Q = 10.6724461 ke persamaan P = – 2Q + 10
P = – 2(10.6724461) + 10 → P = – 11.3448922
Karena P bernilai negatif, maka Q = 10.6724461 tidak diambil, selanjutnya
dihitung

→ Q = 2.207553899
Kemudian substitusikan Q = 2.207553899 ke persamaan P = – 2Q + 10
P = – 2(2.207553899) + 10 → P = 5.584892202

40
Jadi keseimbangan pasar sesudah pajak tercapai pada saat P = 5.58 dan Q =
2.21 atau titik keseimbangan pasar sesudah pajak E’(2.21;5.58)
2. Lihat gambar kurvanya, Q = 2.207553899 substitusikan ke dalam persamaan
fungsi penawaran P2 – 8Q – 4 = 0, sehingga diperoleh:
P2 – 8(2.207553899) – 4 = 0 → ≈ P = 4.65

Pajak per unit:


Pajak per unit yang ditanggung konsumen tercermin dari adanya kenaikan
harga sebesar: tk = 5.584892202 – 4.92820323 = 0.656688972 ≈ t k = 0.66.
Pajak per unit yang ditanggung produsen tercermin dari perbedaan:
tp = 4.92820323 – 4.654076836 = 0.274126394 ≈ t p = 0.27
atau tp = 0.93 – 0.66 = 0.27
Total pajak yang ditanggung konsumen: Tk = 0.656688972(2.207553899)
Tk = 1.449676301 ≈ Tk = 1.45
Total pajak yang ditanggung produsen: Tp = 0.274126394(2.207553899)
Tp = 0.605148789 ≈ Tp = 0.61
3. Gambar kurvanya:
P
2Q + P – 10 = 0
10
P2 – 11.52Q – 5.76 = 0

5.58 E’(2.21;5.58)
P2 – 8Q – 4 = 0
4.93 E(2.54;4.93)
2

Q
- 0.5 2.21 2.54 5

-2

Kurva fungsi permintaan:


2Q + P – 10 = 0 → perpotongan dengan sb-P misalkan Q = 0 → P = 10 dan
perpotongan dengan sb-Q misalkan P = 0 → Q = 5
Kurva fungsi penawaran sebelum pajak:
P2 – 8Q – 4 = 0 → perpotongan dengan sb-P misalkan Q = 0 → P2 = 4 → P = ± 2 dan
perpotongan dengan sb-Q misalkan P = 0 → Q = – ½
Kurva fungsi penawaran sesudah pajak:
→ perpotongan dengan sb-P misalkan Q = 0
P2 = 5.76 → P = ± 2.4 dan perpotongan dengan sb-Q misalkan P = 0 → Q = – ½

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Permintaan barang Y pada suatu pasar sebanyak 170 unit pada saat harga
sebesar
Rp.10,- dan sebanyak 120 unit pada saat harga Rp. 20,-. Sedangkan
penawarannya sebanyak 100 unit pada saat harga Rp 40,- dan 40 unit pada

41
saat
harga Rp 20,-
Tentukan :
a. Fungsi permintaan !
b. Fungsi penawaran !
c. Keseimbangan harga dan kuantitas untuk pasar barang Y !
d. Jika thd barang tersebut pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp 10
per unit, tentukan keseimbangan pasar yang baru !

2. Fungsi permintaan dan penawaran akan suatu jenis barang ditunjukkan oleh
persamaan: Qd=1500-10P dan Qs=20P-1200. Setiap barang yang terjual
dikenakan
pajak sebesar Rp 15,00 per unit.
Tentukan :
a. Harga dan jumlah keseimbangan sebelum pajak !
b. Harga dan jumlah keseimbangan setelah pajak !
c. Gambarkan kedua keseimbangan tersebut dalam satu sumbu silang !
d. Beban pajak yang ditanggung produsen !
e. Penerimaan pemerintah dari pajak atas penjualan barang tersebut !

3. Permintaan suatu barang oleh konsumen pada harga 50 jumlah barang yang
diminta 90 dan pada harga 150 jumlah yang diminta 10, sedangkan
penawaran
produsen pada harga 50 jumlah barang yang ditawarkan 25 dan pada harga
150
jumlah yang ditawarkan 125. Tentukan :
o. Persamaan fungsi permintaan !
p. Persamaan fungsi penawaran !
q. keseimbangan pasar yang tercipta !
4. Fungsi permintaan dan penawaran akan suatu jenis barang ditunjukkan oleh
persamaan: Qd=1500-10P dan Qs=20P-1200. Setiap barang yang terjual
dikenakan
pajak sebesar Rp 15,00 per unit.
Tentukan :
a. Harga dan jumlah keseimbangan sebelum pajak !
b. Harga dan jumlah keseimbangan setelah pajak !
c. Gambarkan kedua keseimbangan tersebut dalam satu sumbu silang !
d. Beban pajak yang ditanggung produsen !
e. Penerimaan pemerintah dari pajak atas penjualan barang tersebut !
5. Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran sejenis barang adalah:
D: 2Q2 + P – 9 = 0
S: Q2 + 5Q – P + 1 = 0
Jika pemerintah membebankan pajak proporsional t = 20%, maka tentukan:
1. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak.
2. Besarnya pajak per unit dan total pajak yang ditanggung masing-masing oleh
konsumen maupun produsen.
3. Gambarkan kurvanya.

42
Jawab:
1. Keseimbangan sebelum pajak.
2Q2 + P – 9 = 0
2. Besarnya pajak per unit
3. Gambar kurvanya

BAB IV
SISTEM PERSAMAAN LINIER

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dapat dilakukan dengan metode:


1. Substitusi
2. eliminasi

43
3. Matrik
Pada bab ini akan dibahas metode penyelesaian sistem persamaan linier dengan
metode substitusi dan eliminasi, sedangkan metode matrik akan dibahas pada bab
khusus.
4.1. METODE SUBSTITUSI
Metode substitusi adalah satu metode yang mensubstitusi (mengganti) nilai
pada suatu variabel sehingga diperoleh hasil (nilai) pada pariabel yang lain.
Contoh:
Tentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan
3x  y  3  0
x  2y  2  0
Peny:
Mencari nilai x dan y artinya mencari titik potong persamaan (1) dan
persamaan (2). Pertanyaan di atas akan sama jika ditanyakan tentukan titik
potong dari kedua persamaan diatas.
Dengan metode substitusi maka kita harus membentuk salah satu dari
kedua persamaan tersebut menjadi fungsi eksplisit ( boleh x = ...... atau y
= ......) andai persamaan yang kita ubah adalah persamaan (2)
maka:
x  2 y  2  0 ( pindahkan (2 y  2) kesebelah kanan
x  2 y  2
Substitusikan (gantikan) nilai x tersebut ke pers (1) sehingga
3x  y  3  0
3(2 y  2)  y  3  0
 6y  6  y  3  0
 5y  3  0
5 y  3
3
y
5
Dari nilai y yang diperoleh ini, kemudian disubstitusikan ke persamaan (pilih
salah satu/ bebas). Andai kita ambil persamaan 2 maka:
x  2y  2  0
3
x  2(  )  2  0
5
6
x 20
5
4
x 0
5
4
x
5
4 3
Jadi titik potong kedua garis adalah (  , )
5 5
4.2. METODE ELIMINASI
Metode eliminasi adalah satu metode yang mengeliminier salah satu
variabel yang ada boleh variabel x ataupun variabel y.
Contoh
Tentukan titik potong garis 2x + y +1 = 0 dan garis 2y + 3x + 4 = 0
Peny:

44
Untuk mempermudah pengerjaan dengan eliminasi maka susun terlebih
dahulu bentuk persamaan menjadi:
2x + y + 1 =0 2x + y = -1 x 3 6x + 3y = -3
2y + 3x +4 = 0 3x + 2y = -4 x 2 6x + 4y = -8
y =-5
Substitusikan nilai y ke salah satu persamaan yang ada (bebas memilih
persamaan)
Andai diambil persamaan pertama maka:
2x + y + 1 = 0
2x +(-5) + 1 = 0
2x – 4 = 0
2x = 4
x=2
jadi titik potong kedua garis tersebut adalah (2,-5).

SOAL-SOAL TERJAWAB

1. Diketahui x1 dan y1 memenuhi persamaan 2x – 3y = 7 dan 3x – 4y = 9 Nilai x1 +


y1 =
Pembahasan :
2x – 3y = 7 | 3| 6x – 9y = 21
3x – 4y = 9 | 2| 6x – 8y = 18 -
y=-3
2x – 3y = 7
2x – 3.(-3) = 7
2x + 9 = 7
2x = - 2
x=-1
Jadi x1 + y1 = ( - 1 ) + ( - 3 ) = - 4
2.  Harga 2 koper dan 5 tas adalah Rp. 600.000,00 sedangkan harga 3 koper dan 2
tas adalah Rp 570.000,00. Harga sebuah koper dan 2 tas adalah ….
      Pembahasan :
Misal
koper = K ;
Tas = T
Secara matematis persoalan di dapat dituliskan sebagai berikut.
2 K + 5 T = 600.000 ...(1)
3K + 2T = 570.000 …(.2)
Dari (1) dan (2)
2K + 5T = 600.000 | 3| 6K + 15T = 1.800.000
3K + 2T = 570.000 | 2| 6K + 4T = 1.140.000 -
11T = 660.000
T = 60.000
2 K + 5 T = 600.000
2K = 600.000 – 5 T
2K = 600.000 – 5. 60.000
2K = 300.000

45
K = 150.000
Maka harga sebuah koper dan 2 tas adalah:
K + 2 T = 150.000 + (2 x 60.000)
= Rp. 270.000,-

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jika suatu sistem persamaan linear:
ax + by = 6
2ax +3by = 2
mempunyai penyelesaian x = 2 dan y =- 1, maka tentukan nilai a dan b
2. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan y = x2 + 2x + 1 dan y =
6x – 2 adalah:
3. Dari sistem persamaan linear berikut
2x + y – 3x = -11
x + 2y + z = 4
3x – 3y + 2z = 25
Tentukan nilai x, y, dan z:
4. Tujuh tahun lalu umur ayah sama dengan 6 kali umur Budi. Empat tahun
yang akan datang 2 kali umur ayah sama dengan 5 kali umur Budi ditambah 9
tahun. Tentukan Umur ayah sekarang
5. Lia membeli 2 buah kue A dan 3 buah kue B dengan harga Rp.1400. Pada tempat
yang sama Mety membeli 3 buah kue A san 4 kue B dengan harga Rp.1950. Jika
Nova membeli 1 buah kue A dan 1 kue B kemudaian ia membayar dengan
selembar uang Rp.1000, Berapakah uang yang dikembalikan.

4.3. KESEIMBANGAN PASAR DUA MACAM PRODUK


Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh permintaan barang.
Ini bisa terjadi pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan secara
substitusi (produk pengganti) atau secara komplementer (produk pelengkap).
Produk substitusi misalnya: beras dengan gandum, minyak tanah dengan gas elpiji,
dan lain-lain. Sedangkan produk komplementer misalnya: teh dengan gula, semen
dengan pasir, dan lain sebagainya. Dalam pembahasan ini dibatasi interaksi dua
macam produk saja.
Secara matematis fungsi permintaan dan fungsi penawaran produk yang
beinteraksi mempunyai dua variabel bebas. Kedua variabel bebas yang
mempengaruhi jumlah jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan adalah (1)
harga produk itu sendiri, dan (2) harga produk lain yang saling berhubungan.
Dengan demikian dalam satu fungsi baik fungsi permintaan ataupun penawaran
terdapat dua harga barang yang saling berpengaruh. Ini dapat tuliskan dalam
bentuk:
Notasi fungsi permintaan :
Qdx = a0 − a1P x + a2P y
Qdy =b0+b1P x − b2P y
Sedangkan fungsi penawarannya:
Q sx = −m 0 + m1P x + m2Py
Q sy = −n0 + n1P x + n2P y
Dimana:

46
Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X
Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
Px = Harga produk X
Py = Harga produk Y
a0, b0, m0, dan n0 adalah konstanta.
Syarat keseimbangan pasar dicapai jika:

Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy


Contoh:
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua macam produk yang
mempunyai hubungan substitusi sebagai berikut:
Qdx = 2 − 3P x + P y
Qdy = 3 + Px − P y
Dan
Q sx = −1 + 2P x − P y
Q sy = −2 − P x + 3P y
Carilah harga dan jumlah barang saat keseimbangan pasar !

Penyelesaian:
Syarat keseimbangan pasar:
Qsx  Qdx
 1  2 Px  Py  2  3Px  Py
2 Px  3Px  Py  Py  2  1
5 Px  2 Py  3.......... .....(1)
Qsy  Qdy
 2  Px  3Py  3  Px  Py
Px  Px  3Py  Py  3  2
2 Px  4 Py  5.......... .....( 2)
lakukan e lim inasi atau substitusi terhadap pers (1) dan pers (2)
andai kita lakukan e lim inasi
maka :
5 Px  2 Py  3.......... .....(1) X 2  10 Px  4 Py  6
2 Px  4 Py  5.......... .....( 2) X 5  10 Px  20 Py  25
 24 Py  19
Py  19
24

47
substitusi ke pers (1) atau pers ( 2)
2 Px  4 Py  5.......... .....( 2)
2 Px  4(19 )5
24
2 Px  5  19
6
Px  11
12
setelah nilai Px dan Py didapat , substitusi terhadap persamaaan awal maka
akan didapat nilai Qd dan Qs
Qd  2  3Px  Py
 2  3(11 )  (19 )
12 24
Qs  3  Px  Py
 3  (11 )  (19 )
12 24

Ps  f (Q) ; maka fungsi F (Q) akan ditambah besarnya pajak (t ) sehingga :


Ps  f (Q)  s; atau Qs  f ( P)  s

SOAL LATIHAN
1. Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar dari dua macam barang, bila
diketahui fungsi permintaan dan penawarannya sebagai berikut:
Qdx = 5-2Px+Py d a n Qdy = 6+Px-Py
Qsx = -5+4Px-Py d an Qsy = -4-Px+3Py

BAB V
FUNGSI BIAYA, FUNGSI PENDAPATAN
DAN ANALISIS IMPAS (BEP)

5.1. FUNGI BIAYA

5.1.1. FUNGSI BIAYA TETAP (Fixed Cost /FC)


Biaya tetap (FC) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
volume kegiatan tertentu. Dengan kata lain berapapun jumlah barang yang
diproduksi maka biaya yang dikeluarkan untuk Fixed Cost (FC) akan tetap. Contoh
biaya tetap adalah: biaya untuk membayar pakar kimia makanan, biaya sewa
tempat penjualan, dan biaya penyusutan alat-alat produksi. Jika digambarkan dalam
diagram cartesius dimana sumbu tegak adalah jumlah biaya (Rp) dan sumbu
mendatar adalah volume produksi (Q) maka garis biaya tetap (FC) berupa garis lurus
horisontal.

48
C (biaya Produksi)
Series 1
9

3
fixed cost
2

1
Q
-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-1

Dari gambar di atas terlihat seandainya nilai Q = 0 ( perusahaan tidak berproduksi),


perusahaan akan tetap menanggung biaya sebesar 3 rupiah.
5.1.2. FUNGSI BIAYA VARIABEL (Variable Cost / VC)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan jumlah produksi. Semakin banyak barang yang diproduksi, biaya
variabel akan meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah produksi. Contoh
biaya variabel adalah: biaya bahan baku, biaya bahan pembungkus (kemasan) dan
label. Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variabel (VC)
berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan / gradien positif).

C (Biaya Produksi)
9
Series 2
8
7 Variabel cost
6
5
4
3
2
1
Q
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-1
-2
-3
-4

Dari gambar diatas terlihat bahwa jika perusahaan ti dak berproduksi,


maka ti dak mengeluarkan biaya variabel.

5.1.3. FUNGSI BIAYA TOTAL (Total Cost /TC)


Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu
barang. Dengan kata lain bahwa biaya total merupakan penjumlahan dari biaya
tetap (FC) dan Biaya Variabel (VC):
TC = FC + Total VC atau
TC= FC+VC.Q.

49
C (Biaya Produksi) Total Cost (TC)
9
Series 2
8
Series 1
Variabel Cost (VC)
7 Series 3
6
5
4
3
fixe d cost (FC)
2
1
Q
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-1
-2
-3
-4

Contoh :

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan
biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 100 Q. Tunjukkan persamaan
dan kurva biaya totalnya ! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan
tersebut memproduksi 500 unit barang ?

Jawab :
FC = 20.000
VC = 100 Q
TC = FC + VC
= 20.000 +  100 Q
Jika Q = 500 maka
TC = 20.000 + 100(500)
= 70.000

5.2. PENDAPATAN (Total Revenue /TR)


Pendapat adalah jumlah keseluruhan hasil yang diterima dari penjualan
produk, yaitu banyaknya produk yang dijual (Q) dikalikan dengan harga per unit
produk itu (P), jadi dapat dituliskan
TR = P x Q.
besarnya pendapatan perusahaan dapat dilukiskan dalam bentuk diagram sebagai
berikut

50
P (harga)
9
total revenue Series 3
8 TR = P x Q
7

1
Q
-1 1 2 3 4 5
-1

semakin banyak barang yang terjual maka total revenue akan semakin tinggi,

Contoh:
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200,00 per unit.
Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa besar
penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ?

Jawab:
R=QxP
= Q x 200 = 200Q
Bila Q = 350 → R = 200 (350)  = 70.000

5.3. ANALISIS IMPAS (BEP=Break Even Point Analysis)


Break even atau impas atau pulang pokok adalah suatu keadaan perusahaan
yang pendapatannya sama dengan jumlah total biayanya, dengan kata lain

51
perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau laba rugi
sama dengan nol. Untuk menentukan titik impas dapat dilakukan dengan
menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan grafik dan matematis. Pendekatan
grafik diperoleh dengan mencari titik potong antara grafik penerimaan total (TR)
dengan grafik biaya total (TC) sebagai berikut:
P (harga)
TR TC
10
laba
9
Series 3
8 Series 1

7 Series 2
y=2x AND y=3+x; 0<x<3 A
PBEP6
Break Event Point f(x)=2x
5 (BEP) Shading 1
Shading 2
4
Rugi f(x)=3+x
3 FC Series 4
2 Series 5

1
Q
-2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1 QBEP

Contoh Soal:
Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukan oleh persamaan C =
20.000 + 100 Q dan penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat produksi berapa
unit perusahaan mengalami pulang pokok ? apa yang terjadi jika perusahaan
memproduksi 150 unit ?
Jawab:
Diketahu:
C  =  20.000 + 100Q
R  =  200Q
Syarat Pulang Pokok
R  =  C
300Q  =  20.000 + 100Q
200Q  =  20.000
Q  =  100
Jadi pada tingkat produksi 100 unit dicapai keadaan pulang pokok
Jika Q = 150, maka
π=R–C
= 300Q  – ( 20.000 + 100Q)
=     200 Q – 20.000
= 200(150) – 20.000
= 10.000
( Perusahaan mengalami keuntungan sebesar Rp. 10.000,- )
5.4. PENDEKATAN MATEMATIS

52
Perhitungan analisa impas (Break Even) didasarkan oleh persamaan
matematis sebagai berikut:
Pendapatan = Total Biaya
TR = TC
TR = FC + TVC
P X Q = FC + (VC X Q)
Keterangan:
TR = Total Revenue (Pendapatan Total)
TC = Total Cost (Biaya Total)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel) per unit
Q = Quantity (jumlah produk penjualan)
P = Price (Harga jual barang) per unit
Contoh:
1. Suatu perusahaan yang menghasilkan suatu barang mempunyai persamaan
TC = 20000 + 100 Q dan TR = 200Q
Pada tingkat produksi bearapa unit perusahaan ini berada pada titik impas

Penyelesaian:
Titik impas terjadi pada saat TC = TR sehingga
20000 + 100 Q = 200 Q
100 Q = 20000
Q = 200
Jadi titik impas terjadi pada tingkat produksi sebesar 200 unit.
2. Suatu perusahaan dapat menjual produknya harga Rp. 110/unit. Total cost
terdiri dari biaya operasional Rp. 75.000 dan biaya produksi sebesar
Rp.60/unit.tentukan:
a. Berapa unit barang yang harus dijual supaya perusahaan pulang pokok
b. Apakah perusahaan akan mendapat untung jika menjual sebanyak 100
unit
c. Berapa unit barang yang harus dijual untuk mendapatkan keuntungan
sebesar Rp. 12500
Peny:
R(Q) = 110 Q dan C(Q) = 75000 + 60 Q
a. Break even terjadi saat R(Q) = C(Q) sehingga
110 Q = 75000 + 60 Q
50 Q = 75000
Q = 1500
Untuk mencapai titik impas, maka perusahaan harus menjual produknya
sebanyak 150 unit.
b. Jika perusahaan menjual sebanyak 100 unit, maka uang yang kan
diperoleh sebanyak
R(Q) = 110 (Q)
= 110 ( 100)
= 11000

Biaya yang dikeluarkan sebesar:

53
C(Q) = 75000 + 60(Q)
= 75000 + 6000
= 81000
Artinya perusahaan mengalami kerugian sebesar:
R(Q) – C(Q) = 11000 – 81000
= 70000
c. agar mendapat keuntungan sebesar Rp. 12.500 maka unit barang yang
harus di jual adalah:
R(Q) – C(Q) = 12.500
110 Q – 75000 – 60 Q = 12500
50 Q = 87500
Q = 1750 unit barang
SOAL SOAL TERJAWAB
1. sebuah perusahaan mempunyai biaya 3200 + 3,25x –
2
0,0003x  dengan jumlah persatuan x = 1000. tentukan biaya rata-rata dan
biaya marjinal ?
Penyelasaian
biaya rata-rata = C(x)/x
= 3200+3,25x-0,0003x2 / X
= 3200+3,25 (1000)-0,0003(1000) 2 / 1000
= 6150 / 1000 = 6,15
Maka biaya rata-rata persatuan yaitu 6,15 x 1000 = Rp.6150
biaya marjinal = dc/dx
= 3,25-0,0006x
= 3,25-0.0006 (1000)
= 2,65
maka biaya marjinalnya, 2,65 x 1000 = Rp.2650 Pada x=1000
Dari hasil di atas, dapat dikatakan bahwa dibutuhkan Rp.6150 untuk
memproduksi 1000 barang pertama dan membutuhkan Rp. 2,65 untuk
membuat 1 barang  setelah barang yang ke 1000, hanya dibutuhkan Rp. 2650
untuk membuat 1000 barang yang sama.
2. Sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman" mempunyai biaya tetap (FC) =
1.000.000; biaya untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila sandal tersebut
dijual dengan harga Rp 1.000, maka:
Ditanya:
a. Fungsi biaya total (C), fungsi penerimaan total ( TR) dan Variable Cost.
b. Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP
c. Untung atau rugikah apabila memproduksi 9.000 unit

Jawab:
a. FC = Rp 1.000.000
    AVC= Rp 500.
    Fungsi biaya variabel VC = 500  Q ..........................................................................
(1)
    Fungsi biaya total TC = FC + VC     -----> C = 1.000.000 + 500 Q ..........................(2)
    Fungsi penerimaan total  TR = P.Q -----> TR = 1.000 Q ..........................................(3)

54
b. Break Even Point terjadi pada saat TR = TC
    1.000 Q  = Rp 1.000.000 + 500 Q
    1.000 Q - 500 Q = 1.000.000
     500 Q = 1.000.000
     Q = 2.000 unit
    Pabrik roti akan  mengalami BEP pada saat Q = 2.000 unit
    Pada biaya total  C = 1.000.000 + 500 ( 2.000)
                              C = 2.000.000

c. Pada saat memproduksi Q = 9000 unit


    TR = P.Q
          = 1.000  X  9.000
          = 9.000.000

    C  = 1.000.000 + 500 (Q)


         = 1.000.000 + 500 ( 9.000)
         = 1.000.000 + 4500.000
         = 5.500.000

    Bila  TR > TC, maka keadaan laba / untung.


    laba = TR - TC
           = 9.000.00 - 5.500.000
           = 3.500.000

    Bila hanya memproduksi 1.500 unit maka akan mengalami kerugian sebesar :
    Rugi = TR - TC
            = 1.000 (1.500)  - 1.000.000 + 500 ( 1.500)
            = 1.500.000 - 1.750.000
            = 250.000

SOAL LATIHAN
2. Seorang produsen menjual produknya seharga Rp
5.000,00 per satuan. Biaya Tetap per bulan Rp 3.000.000,00 dan biaya variabel
sebesar 40% dari harga jual. Tentukan :
a. Titik impas baik dalam unit maupun dalam rupiah.
b. Gambarkan diagram impasnya.
c. Jika terjual 1.500 satuan, maka hitunglah labanya.
d. Jika produsen tersebut menginginkan laba sebesar Rp 3.000.000,00
tentukan berapa banyak produknya harus terjual.
e. Jika harga dinaikan menjadi Rp 7.500,00 tentukan titik yang baru
(biaya variabel tidak ikut naik).
3. Amir merencanakan mendirikan tempat penitipan sepeda
motor di dekat terminal. Harga sewa tanah dan bangunan per bulan sebesar Rp
400.000,00. Tanah dan bangunan itu diperkirakan dapat menampung sepeda
motor sebanyak 200 unit Untuk menjaga sepeda motor, Amir mempekerjakan 4
orang karyawan secara bergantian yang digaji sebesar Rp 200.000,00 sebulan.
Selain gaji tetap karyawan-karyawan tersebut memperoleh insentif yang

55
besarnya Rp 100,- per orang untuk setiap sepeda motor yang masuk ke tempat
penitipan tersebut. Tarif yang dikenakan kepada setiap pelanggan sebesar Rp
1.000,00 per hari. Tentukan :
a. Besarnya Biaya Tetap (FC), Biaya Variable / unit (VC/unit),
persamaan Biaya Totalnya (TC) per bulan dan persamaan Penerimaan
Totalnya (TR) !
b. Titik Impas penitipan sepeda motor tersebut, baik dalam rupiah maupun
dalam unit !.
c. Berapa laba yang diterima Amir jika sepeda motor yang masuk penitipan
sebanyak 4.500 unit dalam satu bulan !

5.5. FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN


Diperkenalkan pertama kalinya oleh John M. Keynes. Fungsi konsumsi mempunyai
beberapa asumsi, yaitu:
1. Terdapat sejumlah konsumsi mutlak tertentu untuk mempertahankan hidup
walaupun tidak mempunyai pendapatan.
2. Konsumsi berhubungan dengan pendapatan yang siap dibelanjakan. C=f(Yd))
3. Jika pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat, maka konsumsi
juga akan meningkat walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit.
4. Proporsi kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan untuk konsumsi
adalah konstan. (MPC=Marginal Propensity to Consume  konstan)
Berdasarkan asumsi tersebut persamaan fungsi konsumsi adalah:
C = a + bY
Dimana: C = Konsumsi
Y = Pendapatan yang siap dibelanjakan
a = Konsumsi mutlak
b = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
Fungsi tabungan dapat diperoleh dengan mensubsti tusikan persamaan di
atas dalam persamaan pendapatan: Y=C+S sehingga menghasilkan:
Y = ( a + bY ) + S
S = Y – ( a + bY )
S = -a + (1-b) Y
Dimana: S = Tabungan
-a = Tabungan negatif bila pendapatan sama dengan nol.
(1-b) = Kecendrungan menabung marginal (MPS)  MPS+MPC=1

Soal-soal terjawab :

Latihan:

56
Soal –soal :

BAB VI
MATRIKS

Definisi:
Sususan bilangan yang diatur pada baris dan kolom yang letaknya diapit oleh dua
buah kurung.

Jenis-jenis matriks :
Matriks dapat dibedakan menurut jenisnya, antara lain:
1. Matriks Nol
Suatu matriks dikatakan sebagai matriks nol, jika semua elemennya sama
dengan nol. Misalnya,
0 0 0
0 0 
0 , 0 0 0
 0
 0

 0 0

2. Matriks Baris
Suatu matriks dikatakan sebagai matriks baris, jika matriks tersebut hanya
terdiri atas satu baris,
Contoh:
1 7 ,  5 3 2 6
3. Matriks kolom
Suatu matriks dikatakan sebagai matriks kolom, jika matriks tersebut hanya
terdiri dari satu kolom. Misalnya,
3
 2   
  5 , 5 
  7 
 
4. Matriks persegi dan matriks kuadrat
Suatu matriks dikatakan sebagai matriks persegi atau matriks kuadrat, jika
jumlah baris pada matriks tersebut sama dengan jumlah kolomnya.
Misalnya,
3 7  5
2  3 
4 , 6 3 1 
 1  
 1 8  2
Pada suatu matriks persegi ada yang dinamakan sebagai diagonal
utama dan diagonal sekunder. Perhatikan matriks berikut.

57
 a11 a12 a13 
a 
 21 a 22 a 23 
a31 a32 a33 
Komponen-komponen yang terletak pada diagonal utama pada matriks
tersebut adalah a11, a22 dan a33 (sesuai dengan arsiran yang berasal dari kiri
atas ke kanan bawah). Sebaliknya, komponen-komponen yang terletak
pada diagonal sekunder sesuai dengan arsiran yang berasal dari kiri bawah
ke kanan atas, dalam hal ini a31, a22, a13.
5. Matriks segitiga
Suatu matriks persegi dikatakan sebagai matriks segitiga jika elemen-
elemen yang ada di bawah atau di atas diagonal utamanya (salah satu,
tidak kedua-duanya) bernilai nol. Jika elemen-elemen yang ada di bawah
diagonal utama bernilai nol maka disebut sebagai matriks segitiga atas.
Sebaliknya, jika elemen-elemen yang ada di atas diagonal utamanya
bernilai nol maka disebut sebagai matriks segitiga bawah.
Misalnya,
 5 1 2  7 0 0
 0 4 3  5 1 0
  

 0 0 4
  4 2 3
Matriks segitiga bawah Matriks segitiga atas

6. Matriks Diagonal
Suatu matriks persegi dikatakan sebagai matriks diagonal jika
elemenelemen
yang ada di bawah dan di atas diagonal utamanya bernilai nol, atau dengan
kata lain elemen-elemen selain diagonal utamanya bernilai nol.
Misalnya,
 4 0 0
 1 0  0
0 2 0
 4 
 0 0 1
7. Matriks Skalar
Suatu matriks diagonal dikatakan sebagai matriks skalar jika semua
elemen-elemen yang terletak pada diagonal utamanya memiliki nilai yang
sama, misalnya,
5 0 0
9 0 0
0 5 0
 9  
0 0 5

8. Matriks Identitas dan materiks satuan


Suatu matriks skalar dikatakan sebagai matriks identitas jika semua elemen
yang terletak pada diagonal utamanya bernilai satu, sehingga
matriks identitas disebut juga matriks satuan.
Misalnya,
1 0 0
1 0 0
0 1 0
 1  
0 0 1 

58
Operasi pada Matriks
a b e f
jika terdapat dua matrik A dan B yang bernilai A   c d  dan B   g h  maka
   
dapat dilakukan oresasi aljabar yaitu:

1. operasi Penjumlahan
a b   e f 
A B    
c d   g h 
a  e b  f 
 
c  g d  h 

2. Operasi Pengurangan
a b   e f 
A B    
c d   g h 
a  e b  f 
 
c  g d  h 

3. Operasi Perkalian
Pada operasi perkalian matrik, bias terjadi perkalian scalar maupun perkalian
antar matriks
a. perkaian skalar
a b 
k. A  k  
c d 
ka kb 
 
 kc kd 
b. perkalian antar matriks
a b   e f 
A* B    
c d  g h 
ae  bg af  bh
 
 ce  dg cf  dh 
Determinan Matriks
1. Determinan matrik berordo 2 x 2 (ordo 2 x 2 artinya pada matriks tersebut
terdapat dua buah baris dan dua buah kolom)
contoh:
Tentukan determinan dari matriks A
peny:
a b
A Det A = A = ad – bc
c d 
 2  3
Soal: tentukan determinan dari A   1
 2 
Peny:
 2  3
A maka Det A = 2(-2) – (-3)1
 1 2 
= -4+3
= -1

59
2. Determinan matrik berordo 3 x 3 (ordo 3 x 3 artinya pada matriks tersebut
terdapat tiga buah baris dan tiga buah kolom)
contoh:
a b c
Tentukan determinan dari matriks A  d e f 
 g h i 
peny:
Agar mudah dalam menentukan determinan matriks A, tambahkan kolom 1
dan kolom 2 setelah matriks sehingga
a b c a b ca b
A  d e f  menjadi
d
 e f  d e
 g h i   g h i  g h
Untuk menentukan Det A = A , lakukan perkalian silang
a b c a b
d e f  d e
 Det A = (a.e.i + b.f.g + c.d.h) – (c.e.g + a.f.h + b.d.i)
 g h i  g h

 2 0  3
Soal: tentukan determinan dari A   1 1 2 
 0 2 1 
Peny:
 2 0  3  2 0  3  2 0
A   1 1 2  A   1 1 2  1 1
 0 2 1   0 2 1  0 2

maka Det A = {(-2)(-1)1 +0(2)0 + (-3)(1)2}-{(-3)(-1)0 + (-2)2(2) +0(1)1}


= (2 + 0 - 6) – (0 – 6 + 0)
= -4 + 6
=2
Matriks Transpose

Matriks transpose adalah suatu matriks yang mengubah baris pada matriks menjadi
kolom
Contoh
a b a c
A maka matriks transpose dari A adalah A  b d 
t

c d   

Matrik Adjoint

Matriks adjoint adalah matrik yang merupakan transpose dari matriks kofaktor dari
suatu matriks. Dalam mencari matriks adjoin, maka kita harus melakukan ekspansi
baris dan kolom untuk semua elemen. Tidak seperti dalam mencari determinan
dimana hanya satu baris atau kolom saja yang diekspansi. Misal ada matriks
bujursangkar berorde 2, maka akan ada 4 elemen yang harus dicari kofaktornya.

Contoh :

60
a b
A Akan dicari matriks adjoin dari A
c d 
C11 C21 
Maka kofaktor dari A adalah C A   
C12 C22 
C11= (-1)1+1 d = d
C12= (-1)1+2 c =-c
C21= (-1)2+1 b =-b
C22= (-1)2+2 a = a
 d  c
Diperoleh nilai CA =  b a 
kofaktor dari CA adalah matriks Adjoin A =

 d  b
 c a 

Untuk matrik yang berordo 3 x 3 hal yang sama juga dapat dilakukan, artinya ada 9
elemen yang harus dicari nilai cofaktornya
Misal
a b c
A   d e f 
 g h i 
C11= (-1)1+1 (e.i - h.f) C23= (-1)2+3 (a.h - b.g)
C12= (-1)1+2 (d.i - f.g) C31= (-1)3+1 (b.f - e.c)
C13= (-1)1+3 (d.h - e.g) C32= (-1)3+2 (a.f - c.d)
C21= (-1)2+1 (b.i - c.h) C33= (-1)3+3 (a.e - d.b)
C22= (-1)2+2 (a.i - c.g)
Soal:
 1 1 2
Tentukan matriks adjoin dari B    2 2 0 
 0 1  1
Peny:
1. tentukan elemen-elemen matrik kofaktor
2 0 1 2
C11     2 C21    3
1  1 1  1
1 2
C31     4
2 0
 2 0 1 2
C12     2 C22     1
 0  1 0  1
 1 2
C32     4
 2 0
 2 2 1 1
C13     2 C23     1
 0 1  0 1
 1 1
C33    4
 2 2

2. Susun elemen-elemen matriks


 2 3  4
adjB    2 1  4
  2 1 4 

61
Matriks Invers
Matriks A dikatakan saling invers dengan matriks B apabila matriks A dikalikan
matriks B akan menghasilkan Matriks Identitas.
Cara mencari Invers dari satu matriks.
a b
Andai A   c d  tentukan invers matriks A (invers matriks A ditulis A1 )
 
Invers matriks A
1
A1  adj A
det A
Contoh
 1 1 2
Tentukan invers matrik B    2 2 0 
 0 1  1
Det B = -8
1
B 1  adj B
det B
  2 3  4
1
B    2  1  4
1

8
 2  1 4 
1 3 1 
4  8 2 
1 1 1 
 
4 8 2 
1 1 1
 
 4 8 2 
Pada invers matriks berlaku B x B-1 = I

PENERAPAN MATRIKS PADA SYSTEM PERSAMAAN LINIER


Metode cramer
Metode cramer didasarkan atas perhitungan determinan matriks. Suatu sistem
persamaan linier yang dapat dibentuk ke dalam matriks bujursangkar dapat
diselesaikan dengan metode cramer jika nilai determinannya tidak samadengan nol.
Contoh:
Tentukan titik potong garis 2x + y +1 = 0 dan garis 2y + 3x + 4 = 0
Peny:
Kedua persamaan dapat dituliskan
2x + y + 1 = 0
3x + 2y + 4 = 0
Dalam bentuk matriks
2 1  x    1  2 1
3      andai 3  A
 2  y    4   2
Maka det A = 1, karena det A = 1 maka metode cramer dapat digunakan
Untuk menentukan nilai x maka pada kolom pertama digantikan dengan nilai
akhir
1 1
A1 =  4 2

62
1 1
Det A1 =  ( 2( 1)  ( 4)1)  2
4 2
A1
x
A
2

1
2
Untuk mencari nilai y maka nilai pada kolom kedua digantikan dengan nilai hasil
2  1
A2 = 3  4

2 1
Det A2 =  ( 2( 4)  ( 1)3)  3
3 4
A2
y
A
3

1
 3
Soal-soal:
1. tentukan hasil operasi matriks berikut:
 2 
2  1  3 2   1 2
3 2
a. 0 
 1   2 2
d.  1    2 
2

  1  3 
 5 
1  1
2  1
1 2 1 2 2
b. 0  1   2 2 
e. 2  
     0  1  3 2

 
0 2  1 2 1 2
c. 2  3   2 1  f. 3 2 2
    
2. Tentukan hasil perkalian matriks berikut
 2 0
a.   1 2  2 1
 
0 2    2
b. 1
  1  1 
0 2  1 0  1
c. 1  1 0  2  1

 
  0  1
 1 3 1 
1
1

d.  2 2 0   1 2
 1 2 
0 1   0 3
 3  3
 2 
3. tentukan invers dari matriks
1 2
a. 0  1
 

63
 
 1 3 1 
b.  2 2 0 
 1
0 1  
 3
 
0 1  1
1 
c.  1 2
2 
0  3 3
 2 
4. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan berikut dengan menggunakan
matriks
a. 2x + y - 3 = 0
X +y+4=0
b. 2y + 3x -15 = 3
2x + y - 8 = 1
c. 2x + 3y – z = 2
x + 2y + z = 6
3x – y + 2z = 10
5. Harga pembelian dua buah tas dan tiga buah pensil adalah Rp. 75.000,-
harga 10 pensil dan 1 tas adalah Rp 40.000,- tentukan harga satu buah tas
dan satu buah pensil. ( gunakan matriks dalam menyelesaikannya)

Soal analisis input – output.

1. Hubungan input – output anatar sektor dalam perekonomian sebuah negara


diketahui seperti ditunjukkan dalam tabel transaksi berikut ini :

Output
Permintaan Output
Pertanian Industri Jasa
Akhir Total
Input

Pertanian 20 35 5 40 100
Industri 15 80 60 135 290
Jasa 10 50 55 120 235

Nilai tambah 55 125 115 70 365

Output total 100 290 235 365 990

(a) Hitunglah masing – masing koefisien inputnya.


(b) Jika permintaan akhir terhadap sektor pertanian, sektor industri dan sektor
jasa diharapkan masing – masing berubah menjadi 100, 300 dan 200,
berapakah output total yang baru bagi masing – masing sektor tersebut ?.

64
(c) Hitung pula nilai tambah yang baru bagi masing – masing sektor.
Untuk data serupa dengan soal no. 1, hitunglah output total per sektor bila
permintaan akhirnya berubah menjadi 30 untuk sektor pertanian, 150 ( industri )
dan 125 ( jasa ).

BAB VII
LIMIT DAN KEKONTINUAN

Limit merupakan nilai pendekatan atas satu bilangan dalam satu fungsi

x2  4
f(x) =
x2

65
untuk x = 2 maka f(x) akan bernilai tidak terdifinisi, namun bagaimana jika nilai x
mendekati 2 misal 1,9999 atau 2,0001.

Perhatikan hasil perhitungan berikut

X 1 1,5 1,75 1,9 1,9999 2 2,0001 2,1 2,25 2,5 3


F(x) 3 3,5 3,75 3,9 3,9999 4 4,0001 4,1 4,25 4,5 5

Dapat diartikan bahwa untuk nilai x mendekati 2 maka fungsi (x) akan mendekati
nilai 4. Secara matematis ditulis
f(x)=(x*x - 4)/(x - 2)
x 2  Series
4 1
lim f ( x) 
x  2Series 2
x2

y
7

4 O

1
x
-3 -2 -1 1 2 3 4 5 6
-1

Definisi Intuitif
Misalkan y=f(x) suatu fungsi, a dan L bilangan riil sedemikian hingga:
• Bila x mendekati a tetapi x¹a, maka f(x) mendekati L
• Misalkan f(x) dapat kita buat sedekat mungkin ke L dg membuat x cukup
dekat a tetapi tdk sama dg a
• Maka dapat dikatakan bhw limit f(x) bila x mendekati a adalah L,

lim f ( x )  L
xa
Contoh :
Tentukan nilai dari:
x2 1
lim
x 1 x 1
Peny:
Jika nilai 1 langsung dimasukan ke dalam persamaan, maka akan menghasilkan nilai
0
yang hasilnya tidak diketahui, maka cara ini tidak dapat dilakukan. Persamaan
0
tersebut harus disederhanakan terlebih dahulu sehingga diperoleh:

66
x2 1 ( x  1)( x  1)
lim  lim
x 1 x 1 x 1 ( x  1)
 lim( x  1)
x 1

 (1  1)
2
Limit Kiri dan Limit Kanan
Limit kiri adalah suatu pendekatan dari arah sebelah kiri atau dari bawah nilai yang
didekati. Begitu juga sebaliknya dengan limit kanan.
X 1 1,5 1,75 1,9 1,9999 2 2,0001 2,1 2,25 2,5 3
F(x) 3 3,5 3,75 3,9 3,9999 4 4,0001 4,1 4,25 4,5 5
Limit kiri limit kanan
Suatu fungsi dikatakan mempunyai limit jika nilai limit kiri sama dengan nilai limit
kanan.
Contoh:
Tentukan apakah fungsi berikut mempunyai limit. lim 3x  5
2
x 2

Peny:
1. tentukan nilai limit kiri dari fungsi:
lim 3 x 2  5  3(2) 2  5
x 2

7
2. tentukan nilai limit kanan
1. lim C  C 2 (Hk. Konstanta) .
x  a lim 3 x  5  3( 2)  5
2

x2
Jika limit berikut ada lim f ( x )  L dan lim g ( x)  M maka :
 7 x a xa

2. 3. lim
karena  g (limit
[ f ( x )nilai x)] kiri
[lim x)] kanan
danf (limit ( x)]  sama
[lim gadalah L  Mmaka
(Hk. Penjumlaha
fungsi tersebutn)
xa xa xa
memiliki
contoh : limit
tentukan nilai lim (3 x 2  4 x)
Hukum-hukum limit: x 1

peny :
lim (3 x 2  4 x )  lim 3 x 2  lim 4 x
x 1 x 1 x 1
Hukum-hukum pada limit
 3(1)  4(1) 2

7
3. lim[ f ( x) g ( x)]  [lim f ( x)][lim g ( x )]  LM (Hk. Perkalian)
x a xa x a

contoh
lim (3 x 2 .4 x)  [lim 3 x 2 ][lim 4 x]
x 1 x 1 x 1

 3(1) .4(1) 2

 12
f ( x) lim f ( x) L
4. lim  xa  asalkan jika M  0. (Hk. Pecahan)
x a g ( x) lim g ( x) M
xa

contoh
3 x 2 [lim 3x2 ]
lim  x 1
x 1 4 x [lim 4 x ]
x 1

3(1) 2

4(1)
3 67

4
5. Jika n suatu bilangan bulat positif dan jika a  0 untuk nilai n genap,
maka
lim n x  n a . (Hk.Akar)
x a

contoh
lim 3 3 x 2  3 3(3) 2
x 3

3
6. Misalkan lim g ( x )  L dan lim f ( x )  f ( L) maka
xa xL

lim f ( g ( x ))  f (lim g ( x))  f ( L). (Hk.Substitusi/ Limit Komposisi)


x a x a

Soal-soal terjawab
3x 2  8
lim
x 0 x2
peny :
nilai 0 langsung dapat dim asukkan sehingga
3 x 2  8 3(0) 2  8
lim 
x 0 x2 02
8

2
4
x2 1
2. lim
x 1 x 2  3x  2
Peny:
Pada limit ini kita tidak bias memasukan nilai 1 kedalam persamaan
mengingat jika kita masukan 1 maka hasilnya tidak diketahui atau tidak terdifinisi,
maka persamaan tersebut harus disederhanakan terlebih dahulu:
x2 1 ( x  1)( x  1)
lim  lim
x 1 x  3x  2
2 x 1 ( x  1)( x  2)
x 1
 lim
x 1 x  2

lim x  1
 x 1
lim x  2
x 1

11

1 2
 2

Soal-soal latihan

68
x2  1
1. lim
x 1 x  3

x 2  2 x  15
lim
2. x 3 2
x ( x  3)
x 3
3. lim
x 3 x9
x2 1
4. lim
x 1 x 1
9  x2
5. lim
x 3
4  x2  7

BAB VIII
TURUNAN (DIFFERENSIAL)
dy
Jika y = f(x), maka turunan pertamanya dinotasikan dengan y’ = = f’(x) dengan
dx
dy f ( x  h)  f ( x )
= Lim
dx h0 h

Contoh
Tentukan turunan dari f(x) = 2x2
peny:
f(x)= 2x2
dy f ( x  h)  f ( x )
= Lim
dx h0 h
2( x  h ) 2  2 x 2
Lim
= h 0 h

69
2 x 2  4 xh  h 2  2 x 2
= Lim
h0 h
= Lim 4x  h
h 0

= 4x

Ini juga dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus fungsi tunggal


y = k xn → y’= dy/dx = k.n xn-1
2
y = 2x maka
y’=dy/dx = 2.2 x2-1
= 4x
1. Turunan Konstanta
dy
Jika y = k, dimaka k adalah konstanta maka y’ = =0
dx
Contoh:
Tentukan turunan dari : y = 3
Peny:
dy
Y’ = =0
dx
2. turunan fungsi tunggal
dy
Jika y = k.xn, dengan n adalah konstanta maka y’= = n.k.xn-1
dx
Contoh
Tentukan turunan dari : y = 3x-2
Peny:
dy
Y’ = = -2.3.x-2-1
dx
= -6x-3
3. turunan penjumlahan dan pengurangan
dy
jika y = u + v, maka y’ = = u’ + v’
dx
contoh:
tentukan turunan dari
y = x1/3 + 2x-3
peny:
dy 1 13 1
y’ = = x  2.3.x 31
dx 3
2
1 
= x 3  6 x 4
3
1 6
= 2  x4
3x 3
4. Turunan perkalian
Jika y = u . v, maka y’ = u’v + v’u
Contoh:
Tentukan turunan dari
y = x2(1 + x)
penyelesaian

70
jika kita menggunakan cara ”turunan perkalian” maka :
u = x2 u’ = 2x
v = 1+ x v’ = 1
sehingga
dy
y’ = = 2x(1+ x) + 1.x2
dx
= 2x + 2x2+ x2
= 3x2 + 2x
5. turunan pembagian
u u '.v  v '.u
jika y = , maka y’ =
v v2
contoh
tentukan turunan dari:
6
y=
2x  1
peny
dari soal diketahui bahwa:
u=6 u’ = 0
v = 2x – 1 v’ = 2
maka turunannya adalah
dy 0.( 2 x  1)  2.6
y’ = =
dx (2 x  1) 2
 12
=
2x  4x  1
2

6. turunan fungsi komposit


dy dy du
jika y = f(u), dimana u merupakan suatu fungsi maka y’ = = .
dx du dx
contoh
tentukan turunan dari
y = (-3x3 + 1)2
peny:
dari soal diketahui:
du
u = (-3x3 + 1) u’ = =-9x2
dx
dy
y = u2 y’ = = 2u
du
maka turunannya adalah
dy dy du
y’ = = .
dx du dx

= 2u . (-9x2)
= 2(-3x3+ 1)(-9x2)
= 54x5 – 18x2
7. turunan fungsi log
dy 1
jika y = alog x, maka y’ = =
dx x ln a
dy 1
jika y = ln x , maka y’ = =
dx x

71
dy f ' ( x)
jika y = ln f(x) → y’ = =
dx f ( x)
contoh:
r. tentukan turunan dari y = 2log 3
s. tentukan turunan dari y = ln 2
peny:
dy 1
1. y’ = =
dx 3 ln 2
dy 1
2. y’ = =
dx 5
soal- soal terjawab
Tentukan turunan dari:
1. y = 4x3 +2x5
Peny:
Penyelesaian persamaan ni dapat menggunakan rumus fungsi majemuk no 4
y = u ± v → y’ = u’ ± v’
dy
y = 4x3 +2x5 turunannya adalah y’= =3.4 x3-1 + 2.5 x5-1
dx
= 12 X2 +10 X4
2. Y = X3(2X2 +3)
Peny:
Penyelesaian persamaan ni dapat menggunakan rumus fungsi majemuk no 5
y = u. v → y’ = u’ v + v’ u
dy
y = x3 (2x2 +3) turunannya adalah y’= =3.x3-1 (2x2+3)+ x-3(2.2x2-1)
dx
= 6 X4 +9 x2 +4 X4
= 10X4 +9X2
Persamaan ini juga dapat diseselaikan dengan cara mengoperasionalkan
persamaan terlebih dahulu sehingga menjadi
Y = x3 (2x2 +3)
dy
= 2x5 +3x3 sehingga turunannya adalah y’= =10X4 +9X2
dx
x2
3. y 
x2 1
Peny:

4. Tentukan Turunan pertama dari f(x) = (x2 - 4)(x4 +3) adalah f’(x)=….
jawab:
Menggunakan rumus : . y = u. v → y’ = u’ v + v’ u
u = (x2 - 4) ; v =(x4 +3)
u’ = 2x ; v’ = 4x3
y’ = u’ v + v’ u = 2x. (x4 +3) + 4 x3 . (x2 - 4)
= 2 x5 + 6x + 4 x5 - 16 x3
= 6 x5 - 16 x3 + 6x
= 2x (3 x4 - 8 x2 +3)
Soal-soal latihan
dy
A. Tentukan dari
dx

72
1. y = -5x3
3
2. y =  1
x 3
3. y = x (x2 +1)
1
4. y =
2x  3
3

2x  2
5. y =
x2
5x 2  2 x  6
6. y =
3x  1
B. tentukan turunan dari
1. y = 3x8
2. y = 3 x
1
3. y = 3x3 + x
2
4. y = x2 (2x3 + 3)
x 2  2x  1
5. y =
2x
6. y = log 2x
7. y = log 2x3
8. y = 2 ln x
9. y = 2 ln x2
10. y = ln (2x – 3)
11. f(x) = (x + 1)(2x – 3)
12. f(x) = 10(3x + 1)(1 – 3x)
1
13. f(x) =
2  x2
2  x2
14. f(x) =
2
Aplikasi Hitung Diferensial di Bidang Ekonomi

Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan pada barang tertentu merupakan perbandingan/rasio antara
perubahan relatif dari harga. Jika harga suatu barang turun sebesar x % dan
mengakibatkan jumlah barang bersangkutan yang diminta naik sebesar y% dapat
dikatakan elastisitas permintaan berang tersebut adalah
x%
y%
Jika fungsi permintaan dinyatakan dengan Qd = f(P), maka elastisitas permintaannya
adalah

% Q d
d 
%P
dQd P
 .
dP Qd
Contoh:

73
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukan oleh persamaan Q d = -2P2 + 3. Tentukan
elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 3
Peny:
dQd
Qd = -2P2 + 3 Q' d   4 P
dP
% Q d
d 
% P
dQd P
 .
dP Qd
Sehingga elastisitas permintaan adalah:
% Qd
d 
% P
dQd P
 .
dP Qd
P
 4 P.
 2P 2  3
 4P 2

 2P 2  3
Untuk P = 3 maka
 4(3) 2
d 
 2(3) 2  3
12

5
Ini berarti bahwa apabila pada harga p = 3, jika harga naik (turun) sebesar 1 persen
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang (bertambah) sebesar 12/5
persen.
Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan
jumlah barang yang ditawarkan karena adanya perubahan harga terhadap barang
tersebut. Elastisitas penawaran dapat dinyyatakan sebagai berikut:
% Q s
d 
%P
dQs P
 .
dP Qs
Contoh
Fungsi penawaran suatu barang dicerminkan oleh Qs = 3P2 -100. berapa elastisitas
penawarnya pada tingkat harga P = 10 dan P = 20.
Peny:
dQs
Qs = 3P2 - 100 Q' s   6 P
dP
% Q s
s 
% P
dQs P
 .
dP Qs
Sehingga elastisitas permintaan adalah:

74
% Qs
s 
%P
dQs P
 .
dP Qs
P
 6 P.
3P  100
2

6P 2

3P 2  100
Untuk P = 10 maka
6(10) 2
s 
3(10) 2  100
3
Untuk P = 20 maka
6(20) 2
s 
3( 20) 2  100

Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi adalah koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah
output yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah input yang digunakan.
Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan
P = f(x) ; dimana P = jumlah output yang dihasilkan
X = jumlah input yang digunakan
Dengan demikian maka elastisitas produksi adalah

% P
p 
% x
dP X
 .
dx P
Contoh
Fungsi penawaran suatu barang dicerminkan oleh P = 3x 2 -100x. berapa elastisitas
produksi pada tingkat penggunaan faktor produksi sebanyak 10 unit dan 15 unit.
Peny:
P = 3X2 - 100X P '  6 X  100
% P
p 
% x
dP X
 .
dx P
Sehingga elastisitas produksinya adalah:
%P
p 
%x
dP X
 .
dx P
X
 6 X  100
3 X  100 X
2

1
 6 X  100
3 X  100

75
Untuk x = 10 maka
500
p 
200
5

2
Untuk x = 20 maka
1100
p 
500
11

5
diketahui fungsi permintaan suatu barang P = 40 – 3Q pada tingkat harga P = 25
terjadi kenaikan harga sebesar 10 %. Tentukan elastisitas permintaanya
peny:
1. tentukan dahulu jumlah barang yang diminta pada saat P = 25
p = 25 maka Q = 5
2. tentukan kenaikan harga dalam hal ini 10% sehingga
P = 25 x 10%
= 2,5
3. tentukan harga setelah naik 10%
P setelah kenaikan = 25 + 2,5
= 27,5
4. tentukan jumlah barang yang diminta setelah harga naik yaitu:
P = 40 – 3Q
27,5 = 40 –3Q
Q = 4,167
5. tentukan perubahan jumlah barang yang diminta
4,167 – 5 = - 0,833
6. tentukan persentase penurunan jumlah barang
 0,833
x100%  16,67%
5
7. kesimpulan: elastisitas permintaan pada saat P = 25 adalah
 16,67%
 
10%
 1,67
penyelesaian soal ini dapat dilakukan dengan metode turunan yaitu:
P = 40 – 3Q Pada saat P = 25 maka Q = 5
dP dQ 1
 3 dengan demikian maka 
dQ dP 3
dari rumusan turunan untuk elastisitas permintaan diketahui bahwa
P dQ
 .
Q dP
25 1
 .
5 3
 1,67
contoh:
1. jika diketahui fungsi penawaran suatu barang adalah P = 12 + 5 Q. tentukan
elastisitas penawaran pada saat haraga P = 22

76
Peny:
P = 12 + 5Q
Pada saat P = 22 maka Q = 2
dP dQ 1
 5 dengan demikian maka 
dQ dP 5
dari rumusan turunan untuk elastisitas penawaran diketahui bahwa
P dQ
 .
Q dP
22 1
 .
2 5
 2,2
2. jika diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang adalah P = 9 –
Q2 da P = 6 + 2Q . Tentukan elastisitas permintaan dan penawaran pada saat
keseimbangan pasar
peny:
keseimbangan pasar terjadi pada saat fungsi permintaan sama dengan
fungsi penawaran sehingga
9 – Q2 = 6 + 2Q
Q2 + 2Q – 3 = 0
(Q + 3)(Q – 1) = 0
Q1 = -3 dan Q2 = 1 ( diambil yang bertanta positif)
Jadi titik keseimbangan pasarnya adalah Qe = 1 dan Pe = 8
Untuk mencari elastisitas permintaan maka digunakan fungsi permintaan
yaitu
P = 9 – Q2
dP dQ 1
 2Q dengan demikian maka 
dQ dP 2Q
dari rumusan turunan untuk elastisitas permintaan diketahui bahwa
Pe dQ
d  .
Qe dP
8 1
 .( )
1 2Q
8 1
 .( )
1 2 .1
 4

Untuk mencari elastisitas permintaan maka digunakan fungsi penawaran


yaitu
P = 6 + 2Q
dP dQ 1
 2 dengan demikian maka 
dQ dP 2
dari rumusan turunan untuk elastisitas penawaran diketahui bahwa

77
Pe dQ
s  .
Qe dP
8 1
 .( )
1 2
8 1
 .( )
1 2
4
1. diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah Q = 65 –4P 2, hitung
elastisitas pada saat harga adalah 4

Marginal Cost (MC)


Fungsi biaya adalah hubungan fungsional antara jumlah satuan rupiah yang
merupakan biaya dalam proses produksi (termasuk biaya-biaya yang menunjang)
dengan jumlah satuan output yang diproduksi selama jangka waktu tertentu.
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan baik yang bersifat tetap
maupun bersifat variabel disebut Total Cost atau biaya total yang dinyatakan
dengan notasi TC, sehingga fungsi TC dapat dinyatakan sebagai:
TC = FC + VC
dengan:
VC : variable cost atau biaya tetap adalah segala macam biaya yang dikeluarkan
berhubungan dengan besar kecilnya unit produksi yang dihasilkan.
FC : fix cost atau biaya variabel adalah segala macam biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan tidak memandang apakah perusahaan sedang
menghasilkan barang atau tidak. Biaya tetap ini biasanya dalam bentuk gaji
karyawan, abodeman, sewa dan sebagainya.

Marginal Cost (MC) atau biaya marginal adalah tambahan biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk penambahan unit yang diproduksi. Jika Q kontinu maka
Marginal Cost (MC) dihitung sebagai turunan dari fungsi TC ke Q atau:
dTC
MC = dQ
Pada umumnya fungsi biaya total yang non linier berbentuk fungsi kubik, sehingga
fungsi biaya marginalnya berbentuk kuadrat. Kurva biaya marginal (MC) selalu
mencapai minimumnya tepat pada saat kurva biaya total (TC) berada pada posisi
titik beloknya.
Contoh:
Andai fungsi total cost adalah
TC = Q3 - 6Q2 + 20Q + 8
Maka fungsi marginal cost adalah
dTC
MC = dQ =3Q2 – 12Q + 20
Kurva Marginal Cost mencapai minimum pada saat kurva biaya total berada pada
titik belok.
Marginal cost minimum terjadi pada saat
(MC)’ = 0, sehingga
dMC
(MC)’ = dQ = 6Q -12 = 0

78
6Q= 12
Q=2
MC minimum adalah f(x)=x*X*X-6X*X+20X
f(x)=3x*X-12X+20
MC = 3Q2 – 12Q + 20
Series 1
= 3(2)2 – 12(2) + 20 Series 2
= 12 – 24 + 20 Series 3
= 8 (nilai MC minimum) Series 4
Jd Marginal cost minimum sebesar 8 terjadi pada tingkat output tambahan Q = 2
Titik belok fungsi Total cost terjadi pada titik Q = 2 dengan nilai TC adalah
TC = Q3 - 6Q2 + 20Q + 8
= (2)3 – 6(2)2 + 20(2) + 8
= 8 – 24 +40 + 8
= 32
Titik belok fungsi Total cost (2,32)
Grafiknya adalah sebagai berikut:

P
44
42 TC
40
38
36
34
32 titik belok TC
30
28
26 MC
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6 MC minimum
4
2 Q
-2 2 4 6 8
-4

Marginal Revenue (MR)


Marginal Revenue (MR) adalah penerimaan tambahan yang diterima perusahaan
ketika perusahaan menjual satu unit output tambahan. Jika Q fungsi kontinu maka
Marginal Revenue (MR) dihitung sebagai turunan pertama dari Total Revenue (TR)
ke Q atau dapat dinyatakan sebagai:
TR = f(Q), dimana TR adalah Total Revenue
Q adalah output
Maka Marginal Revenue(MR) dapat dinyatakan
dTR
MR = dQ
Contoh:
Jika diketahui fungsi permintaan suatu barang ditunjukan oleh P = 8 - 2 Q
Tentukan
1. fungsi penerimaan total (TR)
2. fungsi penerimaan marginal (MR)
3. berapa tingkat output agar R maximum

79
4. gambarkan kurvanya
peny:
a. Fungsi Total Revenue
TR = P . Q
= (8 – 2Q) . Q
= 8Q – 2Q2
b. fungsi marginal revenue
MR = (TR)’ = 8 – 4Q
c. jumlah output yang dihasilkan atau dijual agar penerimaan total maxsimum
adalah
ini terjadi saat MR = 0
sehingga
MR = 8 – 4Q = 0
4Q = 8
Q=2
Jadi output yang dihasilkan atau dijual sebanyak 2
f(x)=8x-2x*x
TR maksimum adalah:
f(x)=8-4x
TR = 8Q – 2Q2
2 Series 1
= 8(2) – 2 (2) Series 2
= 8 Jadi penerimaan total maksimum adalah 8
d. gambar kurva
12 TR

10
TR maximum saat MR = 0
8

2
Q
-8 -6 -4 -2 2 4 6 8 10 12 14 16 18
-2 TR
-4

-6

-8 MR
-10

Keuntungan Maximum
Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang
dikeluarkan. Dengan penerimaan total lebih besar dari biaya total. Secara
matematis dapat dituliskan
 = TR – TC
Untuk mencari keuntungan maksimum, dapat digunakan pendekatan turunan yaitu:
 ’ = TR’ – TC’
= MR – MC
 optimum jika  ’ = 0 maka keuntungan optimum terjadi saat
MR – MC = 0

80
Atau
MR = MC
Untuk mengetahui apakah  ’=0 merupakan keuntungan atau kerugian maksimum,
maka perlu diuji dengan mencari turunan kedua dari  (  ’’). Jika
 ’’ > 0 , maka diperoleh  minimum atau kerugian maksimum
 ’’ < 0 , maka diperoleh  maksimum atau keuntungan maksimum.
Dengan demikian syarat untuk keuntungan maksimum adalah
1.  ’ = 0 atau MR = MC
2.  ’’ < 0 atau MR’ < MC’
Contoh
Diketahui fungsi penerimaan total
TR = - 2Q2 + 400Q
Dan fungsi biaya total
TC = Q3 – 54,5Q2 + 850Q + 100
Tentukan keuntungan maksimum
Peny:
TR = - 2Q2 + 400Q
TC = Q3 – 54,5Q2 + 850Q + 100
 = TR – TC
= - 2Q2 + 400Q - (Q3 – 54,5Q2 + 850Q + 100)
= - Q3 + 52,5 Q2 - 450Q - 100
 ’ = -3Q2 + 105 Q – 450
Keuntungan optimum terjadi saat  ’ = 0 sehingga
-3Q2 + 105 Q – 450 = 0
Q2 - 35 Q + 150 = 0
(Q - 5 )(Q - 30 ) = 0
Q1 = 5
Q2 = 30
Nilai Q1 dan Q2 ini dimasukan kedalam turunan kedua dari  . Jika nilai yang
didapat menghasilkan angka < 0 maka itulah titik maksimum ( Q maksimum)
 ’’ = -6Q + 105
Untuk Q1 = 5 maka  ’’ = -6(5) + 105 = 75 > 0 (titik minimum)
Untuk Q2 = 30 maka  ’’ = -6(30) + 105 = -75 < 0 ( titik maksimum)
Untuk mencari keuntungan maksimum maka digunakan Q2 =30 sehingga:
Masukan nilai Q2 kedalam persamaan  yaitu
 = - Q3 + 52,5 Q2 - 450Q + 100
= - (30)3 + 52,5(30)2 -450(30) +100
= -27000 + 47250 -13500 + 100
= 6850
Jadi keuntungan maksimum adalah 6850

FUNGSI PRODUKSI
fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk
semua kombinasi masukan.
Menentukan fungsi produksi
Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam bentuk:
Q = f (X 1, X 2, X 3 ,…, X n)

81
di mana:
Q = jumlah output
X 1, X 2, X 3 ,…, X n = jumlah input faktor (seperti modal, tenaga kerja, tanah atau
bahan baku).
Jika Q bukan matriks (yaitu skalar, vektor, atau bahkan matriks diagonal), maka
bentuk ini tidak mencakup produksi bersama, yang merupakan proses produksi
yang memiliki beberapa co-produk. Di sisi lain, jika f peta dari R n ke R k maka fungsi
produksi bersama mengekspresikan penentuan jenis k output yang berbeda
berdasarkan pada penggunaan bersama dari jumlah tertentu dari input n.
Salah satu formulasi, tidak mungkin relevan dalam praktek, adalah sebagai fungsi
linear:
Q=a+bX1+X2+cdX3+…
di mana a, b, c, dan d adalah parameter yang ditentukan secara empiris.
Lain adalah sebagai Cobb-Douglas fungsi produksi:
Para fungsi produksi Leontief berlaku untuk situasi di mana input harus digunakan
dalam proporsi yang tetap, mulai dari yang proporsi, jika penggunaan satu input
meningkat tanpa orang lain meningkat, output tidak akan berubah. Ini fungsi
produksi diberikan oleh Bentuk-bentuk lain termasuk elastisitas substitusi yang
konstan fungsi produksi (CES), yang merupakan bentuk umum dari fungsi Cobb-
Douglas, dan fungsi produksi kuadrat. Bentuk terbaik dari persamaan untuk
menggunakan dan nilai-nilai parameter (a, b, c, …) bervariasi dari perusahaan ke
perusahaan dan industri untuk industri. Dalam fungsi produksi jangka pendek
setidaknya satu dari X ‘s (input) adalah tetap. Dalam jangka panjang semua faktor
input adalah variabel pada kebijaksanaan manajemen.

Soal :

Diketahui fungsi produksi Q=10 K 0,5 L 0,5


B = 100 , pL =5,pK=15

Tentukan Q maksimum

Cara Substitusi
Q  = 10 K 0,5 L 0,5
MPL  = 5 L -0,5 K 0,5  =5.K0,5 /L0,5
MPK =  5 K -0,5 L 0,5  =5.L0,5 /K0,5

Syarat Untuk Q maksimum :


MPL /MPK  = PL/PK
5.K 0,5/L 0,5  :  5.K 0,5/L 0,5    = 5/15

K/L = 1/3
3K  = L

Substitusikan pada persamaan garis anggaran


100=5L + 15K
100=5(3K)+15K

82
100=30K
K = 3,33 dibulatkan 3,0
L = 9,99 dibulatkan 10.

Berapa besar Q maksimum? Kita masukkan nilai K = 3,3, L = 10 ke dalam fungsi


produksi :

Q = 10 L0,5 K0,5

Q = 10 (10)0,5 (3,3)0,5
  
 = 57,45

B = 15(3,3) + 5(10)
   =  99,50 (B mendekati 100 karena ada oembulatan )

Apakah benar Q maksimum dan sesuai dengan anggaran perusahaan yang


tersedia ?  Hal ini bisa dicek dengan memasukkan nilai K dan L yang berbeda dalam
fungsi produksi.
Misalnya, untuk kombinasi K = 3, dan L = 9, atau kombinasi K = 3,50 dan L = 10.

K = 3, L = 9

Nilai Q = 10 (9) 0,5 (3)0,5


             = 51,96 ( Q < 57,16 )

Namun, perlu juga di cek dengan anggaran yang tersedia L

B = PK.K + PL,L
B = 3,50,  L = 10

Nilai Q = 10(10)0,5 (3,5)0,5


             = 112,5 ( Q > 57,16 )

Seperti di atas, perlu juga memeriksa dengan anggaran yang tersedia.

B = 15(3,5) + 5(10) = 102,5


B > 100, berarti defisit Anggaran

Angka Pengganda Lagrange


Fungsi produksi Q = 10 K0,5 L0,5 diubah menjadi fungsi Lagrange sebagai berikut :
Fungsi Lagrange :
L =  10 (0,5) K0,5 L -0,5 + a ( 100 – pk K – pl L)
¶ L / ¶ K = ( 5L 0,5 / K 0,5 ) - a PK = 0
¶ K / ¶ L = ( 5K 0,5 / L 0,5 ) - a PL = 0
¶ L / ¶ a = 100 – PK K - PL L = 0

83
Dengan menyamakan masing – masing persamaan menjadi nol dan
menyelesaikannya dalam sistem persamaan maka diperoleh kesetaraan L dalam K
dan :
L = 3 K = 10
K = 10/3 = 3,33

FUNGSI PRODUKSI

Produksi Total : P = f (Q)


P = keluaran ; X = masukan
Produksi Marjinal : MU = R’ ≈ = f’ (X)
Produk total tak lain adalah Integral dari Produk marjinal
U = ∫ MP d X = ∫ f’ (X) d X
Contoh Soal:
Produk marjinal sebuah perusahaan ditunjukkan oleh MP = 18 X – 3 X 2 carilah
persamaan produk total dan produk rata-ratanya.
Produk total : P = ∫ MP d Q
= ∫ (18 X – 3X2) d X
= 9X2– X3
Produk rata-rata : AP = = 9X– X2
Dalam persamaan produk total juga kontanta k = 0, sebab tidak aka nada barang (P)
yang dihasilkan jika tidak ada bahan (X) yang diolah atau digunakan.

SOAL TERJAWAB

1.      Fungsi permintan diberikan P = 3Q+27, di mana P: Price (harga) dan Q:


Output.Bagaimanakah fungsi marginal pendapatannya (Marginal Revenue) dan
berapa nilai marginal pendapatannya jika perusahaan memproduksi 10 output,
serta terangkan artinya.
Jawab : fungsi total pendapatan (Total Revenue)
R = P.Q
R = (3Q+27).Q
R = 3Q2+27Q
Fungsi marginal pendapatan (Marginal Revenue)
MR = dR/dQ = 6Q + 27
Jika perusahan berproduksi pada tingkat output Q = 10 , maka
MR = dR/dQ = 6Q + 27 = 6(10) + 27 = 60 +27 = 87
Artinya : untuk setiap peningkatan penjualan Q yang dijual sebanyak 1 unit akan
menyebabkan adanya tambahan pendapatan sebesar 87, sebaliknya untuk setiap
penurunan penjualan Q yang dijual sebanyak 1 unit akan banyak menyebabkan
adanya pengurangan pendapatan sebesar 87

2.      Fungsi Permintaan diberikan Q = 6 - 5P, dimana P: Price (harga) dan Q:


Penjualan.

84
Bagaimanakah Fungsi marginal pendapatanya (Marginal Revenue) dan berapakah
nilai marginal pendapatanya jika perusahaan memproduksi baru 1 penjualan ,serta
terangkan artinya.
Jawab:
Karena fungsi permintaanya Q = 6 - 5P, dimana harus diubah dahulu menjadi
P = 6/5 –1/5Q
Barulah mencari fungsi total pendapatan (Total Revenue):
R = P.Q
R = (6/5 – 1/5Q) Q R = 6/5Q-1/5Q2

Fungsi marginal pendapatan (Marginal Revenue):


MR = dR/dQ = 6/5 - 2/5Q
Jika perusahaan berproduksi pada tingkat output Q = 1, maka
MR= dR/dQ = 6/5 - 2/5.(1) = 6/5 - 2/5 = 4/5
artinya :untuk setiap peningkatan penjualan Q yang dijual sebanyak 1 unit akan
menyebabkan adanya tambahan pendapatan sebesar 4/5,sebaliknya untuk setiap
penurunan penjualan Q yang dijual sebanyak 1 unit akan menyebabkan adanya
pengurangan pendapatan sebesar 4/5, sebaliknya untuk setiap penurunan

3. Fungsi Pendapatan Rata-rata (Average Revenue) diberikan AR = 80 – 4 Q


Bagaimanakah fungsi marginal pendapatannya (Marginal Revenue) dan berapakah
nilai marginal pendapatannya jika perusahaan memproduksi 7 output, serta
terangkan artinya.
Jawab:
Fungsi total pendapatan ( Total Revenue) :
R = AR . Q
R = (80 – 4 Q) Q
R = 80 Q – 4 Q2
Fungsi marginal pendapatan (Marginal Revenue) :
MR = dR/dQ = 80 - 8 Q
Jika perusahaan memproduksi pada tingkat output Q = 7, maka
MR = dR/dQ = 80 - 8(7) = 80 – 56 = 24
Artinya: untuk setiap peningkatan output Q yang di jual sebanyak 1 unit akan
menyebabkan adanya tambahan pendapatan sebesar 24, sebaliknya untuk setiap
penurunan penjualan Q yang di jual sebanyak 1 unit akan menyebabkan adanya
pengurangan pendapatan sebesar 24.

4.Fungsi pendapatan rata-rata (Average Revenue) di berikan AR = 30. e Q/2


Bagaimanakah fungsi marginal pendapatannya (Marginal Revenue) dan berapakah
nilai marginal pendapatannya jika perusahaan memproduksi 2 penjualan, serta
terangkan artinya.
Jawab :
Funsi total pendapatan (Total Revenue) :
R=AR.Q
R=(30.e Q/2)Q
R=30Q.e Q/2
Fungsi marginal pendapatan (Marginal Revenue) :

85
Dengan mengambil U = 30 Q. Sehingga U’=30
Dan V = e Q/2 Sehingga V’=1/2.e Q/2
Maka MR= dR/dQ = U’ V+U V’
= 30.e Q/2+30 Q.1/2.e Q/2
= 30.e Q/2+15 Q. e Q/2
= e Q/2(30+15 Q)
Jika perusahaan berproduksi pada tingkat output Q = 2
Maka MR = dR/dQ = e Q/2 ( 30+15 Q) = e 2/2 ( 30+15.2) = 60 e
Artinya : untuk setiap peningkatan penjualan Q yang di jual 1 unit akan
menyebabkan adanya tambahan pendapatan sebesar 60 e, sebaliknya untuk setiap
penurunan penjualan Q yang di jual sebanyak 1 unit akan menyebabkan adanya
pengurangan pendapatan sebesar 60 e.

Contoh soal: Marginal Biaya (Marginal Cost)


3.      Fungsi Total Biaya suatu perusahaan dinyatakan sebagai berikut:
C = Q3 - 4Q2 + 10Q + 75
Bagaimanakah fungsi marginal biayanya (Marginal cost) dan berapakah nilai
marginal biaya tersebut jika perusahaan memproduksi 2 penjualan, serta terangkan
arti.
Jawab:
Fungsi total biaya (total biaya):
C = Q3 - 4Q2 + 10Q + 75
Fungsi Marginal Biaya (marginal cost):
C’ = 3Q2 - 8Q + 10
Jika perusahaan berproduksi pada tingkat penjualan Q = 2, maka
MC = C’= 3Q2 - 8Q + 10 = 3(2)2 - 8(2) + 10 = 12 – 16 + 10 = 6
Artinya: Untuk setiap peningkatan penjualan Q yang dijual sebanyak 1 unit akan
menyebabkan adanya tambahan biaya sebesar 6, sebaliknya untuk setiap
penurunan penjualan Q yang dijual sebanyak 1 unit akan menyebabkan adanya
pengurangan biaya sebesar 6.
Contoh: memaksimasi total pendapatan (total revenue)
1.      Harga jual barang P = - 2Q + 16, tentukan berapa output yang harus
diproduksi dan dijual agar diperoleh total pendapatan maksimum.
Jawab:
Fungsi total pendapatan:
P = - 2Q + 16
R = P.Q = (- 2Q + 16) Q
R = - 2Q2 + 16Q
Langkah pertama mencari turunan pertama fungsi total pendapatan kemudian
dibuat = 0
R’ = - 4Q + 16 = 0
4Q = 16
Q=4
Agar dijamin bahwa jika menjual sebanyak Q = 4 maka akan diperoleh total
pendapatan maksimum, maka lakukanlah langkah kedua yaitu mencari turunan
kedua fungsi total pendapatan:
R” = - 4

86
Ternyata R” = - 4 < 0 sehingga diperoleh nilai maksimum
Jadi output yang harus diproduksi dan dijual agar diperoleh total pendapatan
maksimum yaitu sebanyak 4.
Total pendapatan maksimumnya:
R = - 2Q2 + 16Q
R = - 2(4)2 + 16(4)
R = 32
Jadi ketika menjual produk sebanyak 4, maka akan diperoleh total pendapatan
maksimum sebesar 32.

Contoh soal: Memaksimasi Marginal Pendapatan (marginal revenue)


2.            Harga jual barang P = 16 - 2Q, tentukan berapa output yang harus
diproduksi dan dijual agar diperoleh marginal pendapatan maksimum. Berapakah
marginal pendapatan maksimum tersebut?
Jawab:
Fungsi permintaan: P = 16 - 2Q
Fungsi total pendapatan: R = P.Q = (16 - 2Q) Q
= 16Q – 2Q2
Fungsi marginal pendapatan: MR = 16Q - 2Q2
Turunan pertama: MR’ = 16 - 4Q = 0
16 = 4Q
Q=4
Turunan kedua: MR” = - 4 < 0
Jadi output yang harus diproduksi dan dijual agar diperoleh marginal pendapatan
maksimum sebanyak 4.
Marginal pendapatan maksimumnya: MR = 16Q - 2Q2
= 16(4) - 2(4)2
= 48

contoh soal: Meminimumkan Total Biaya (Total Cost)


3.      Biaya total dinyatakan dengan C(Cost) = 5Q2 - 1000Q + 85000
Pada tingkat produksi berapakah akan menyebabkan total biaya minimum?
Berapakah total biaya minimum tersebut?
Jawab:
C = 5Q2 - 1000Q + 85000
C’= 10Q – 1000 = 0
10Q = 1000
Q = 100
C” = 10 > 0
Jadi total biaya minimum akan tercapai jika berproduksi sebanyak 100 unit.
Total biaya minimumnya sebesar:
C = 5Q2 - 1000Q + 85000
C = 5(100)2 - 1000(100) + 85000
C = 35000
Jadi total biaya minimumnya sebesar: 35000
Contoh soal: Meminimasi Marginal Biaya (Marginal Cost)

87
4.            Biaya total dinyatakan dengan C (Cost) = Q3 -90Q2 + 2800Q + 56500
Pada tingkat produksi berapakah akan menyebabkan marginal biaya minimum?
Berapakah marginal biaya minimum tersebut?
Jawab:
Fungsi total biaya: C = Q3 - 90Q2 + 2800Q + 56500
Fungsi marginal biaya: MC = 3Q2 - 180Q + 2800
Turunan pertama: MC’= 6Q – 180 = 0
6Q = 180
Q = 30
Turunan kedua: MR” = 6 > 0
Jadi output yang harus diproduksi agar diperoleh marginal biaya minimum sebanyak
30.
Marginal biaya minimum: MC = 3Q2 - 180Q + 2800
= 3(30)2 - 180(30) + 2800
= 100
Jadi marginal biaya minimum akan tercapai jika berproduksi sebanyak 30 unit:100

Contoh soal : Memaksimasi laba / keuntungan / provit


5.            Di berikan fungsi permintaan dan fungsi biaya masing-masing sebagai
berikut:
P = 1000 - 2Q Dan C = Q3 - 59Q2 + 1315Q + 2000
Berapakah produk yang harus di produksi dan di jual sehingga dapat di peroleh laba
yang maksimum ? Berapakah laba maksimum tersebut ?
Jawab:
Fungsi pendapatan: R = P.Q
R = (1000 - 2Q).Q
R = 1000 Q - 2 Q2
Fungsi biaya: C = Q3 - 59Q2 +1315Q + 2000
Fungsi laba: Laba = Pendapatan – biaya
Laba = (1000Q - 2Q2) - (Q3 - 59Q2 + 1315Q + 2000)
Laba = - Q3 + 57Q2 - 315Q - 2000
Turunan pertama: Laba = -3Q2 + 114Q - 315
= Q2 - 38Q + 105
= (Q - 3) (Q - 35) = 0
Q1 = 3 Dan Q2 = 35

Turunan kedua: Laba” = - 6Q + 114


Untuk Q1 = 3, maka turunan ke dua = - 6(3) + 114 = 96 > 0
Berarti jika di produksi output sebanyak 3, maka labanya akan minimum.
Untuk Q2 = 35, maka turunan ke dua = - 6(35) + 114 = - 96 < 0
Berarti jika di produksi output sebanyak 35, maka labanya akan maksimum.
Laba maksimum nya sebesar :
Laba = - Q3 + 57Q2 - 315Q - 2000
= - (35)3 + 57(35)2 - 315(35) - 2000
= 13925

88
Jadi dengan memproduksi dan menjual output sebanyak 35 akan di peroleh laba
maksimum sebanyak : 13925

Contoh soal: Memaksimasi Penerimaan Pajak


Salah satu sumber penerimaan pemerintah adalah dengan penarikan pajak,
misalnya pajak penjualan yang di kenakan pemerintah terhadap setiap unit yang di
produksi dan di jual oleh pengusaha. Pemerintah berupaya untuk memaksimumkan
penerimaan pajak tersebut. Untuk itu pemerintah harus menentukan berapa tarif
pajak yang akan di berlakukannya sehingga akan di peroleh pajak maksimum. Total
pajak yang akan di terima perintah : T = t. Q* di mana t: tarif pajak yang di kenakan
pemerintah dan Q*= Jumlah output yang di produksi dan di jual pengusaha
sehingga di peroleh laba maksimum, yang telah mempertimbangkan biaya pajak.
Dari sudut pandang pengusaha setelah ada pengenaan pajak dari pemerintah:
Laba = pendapatan – (biaya + pajak)
= R – (C+T), R: Pendapatan
=R–C–T C: Biaya
=R–C–tQ T: Pajak
Q :Tingkat output yang di produksi dan di jual oleh pengusaha, yang memberikan
laba maksimum setelah mempertimbangkan adanya pajak penjualan dan
pemerintah.

6.            Total pendapatan dan total biaya di berikan sebagai berikut :


R = 15Q - 2Q2 Dan C = 3Q
Berapakah tarif pajak yang sebaiknya di kenakan pemerintah kepada pengusaha
agar pemerintah memperoleh total pajak maksimum ? Berapakah total pajak
maksimum yang di peroleh ?
Jawab:
Dari sudut pandang pengusaha:
Laba = R – C – t Q
= 15 Q – 2 Q2 – 3Q – t Q
= -2 Q2 + 12Q – t Q
Turunan pertama: Laba’ = - 4Q + 12 – t = 0
12 – t = 2Q
2Q = 12 - t
Q* = 12 - t
4
Q* = b – ¼ t
Turunan ke dua: Laba = - 4 < 0
Jadi dengan memproduksi sebanyak Q* = 3 – ¼ t, pengusaha akan memperoleh laba
maksimum.
Dari sudut pandang pemerintah:
Pajak: T =t (3 – ¼ t)
=3t – 1/4 t2
Turunan pertama: T1 = 3 – ½ t = 0
T=6
Turunan ke dua : T” = -½
Jadi tarif pajak yang memberikan total pajak maksimum sebesar: 6

89
Karena Q* = 3 ¼ t = 3 – 6/4 (6) = 3 – 1,5 = 1,5
Maka total pajak maksimum: T = t . Q* = 1,5 = 9
Jadi total pajak yang yang di terima pemerintah sebesar: 9
Contoh soal:
7.            Fungsi penerimaan dan fungsi biaya suatu produk di nyatakan sebagai
berikut:
R = 360 Q – 10,5 Q2 Dan C = 100 Q – 4 Q2
Berapakah produk harus di buat dan di jual perusahaan agar di peroleh laba
maksimum?
Berapakah laba maksimum tersebut?
Jika pemerintah ingin memperoleh pajak penjualan yang maksimum, berapakah
tarif pajak yang harus di kenakan pemerintah kepada perusahaan tersebut?
Berapakah total pajak maksimum yang di dapat pemerintah?
Berapakah laba maksimum yang di terima perusahaan setelah di kenakan pajak ?
Jawab:
Dari sudut pandang pengusaha:
Laba = R – C – t Q
= 360 Q – 10,5 Q2 – (100 Q – 4 Q2) – t Q
= 360 Q – 10,5 Q2 – 100 Q + 4 Q2 – t Q
= 260 Q – 6,5 Q2 – t Q
Turunan pertama: Laba’ = 260 – 13 Q – t = 0
260 – t = 13 Q
Q = 260 – t
13
Q*= 20 – 1 t
13
Turunan ke dua : Laba’’ = - 13 < 0
Jadi dengan memproduksi sebanyak Q* = 20 – 1/ 13 t, pengusaha akan memperoleh
laba maksimum.
Dari sudut pandang pemerintah:
Pajak: T = t Q*
= t (20 – 1/13 t)
= 20 t – 1/3 t 2
Turunan pertama : T’ = 20 – 2/13 t = 0
20    = 2/13 t
t = 130
Turunan ke dua : T’’ = - 2/13
Jadi taruf pajak yang memberikan total pajak maksimum sebesar : 130
Karena Q2 = 20 – 1 t
13
= 20 – 1 (130)
13
= 20 – 10
= 10
Maka
Total pajak maksimum:
T = t . Q*

90
= 130 . 10
= 1300
Jadi total pajak yang di terima pemerintah sebesar 1300.
Laba maksimum yang di terima oleh pemerintah besarnya:
Laba = 260 Q – 6,5Q2 – t Q
= 260 (10) – 6,5(10)2 – (130)(10)
= 2600 – 65 – 1300
= 1235
Jadi pemerintah menerima laba maksimum sebesar 1235

SOAL LATIHAN
APLIKASI DIFERENSIAL DALAM EKONOMI
1. Jika fungsi biava total adalah TC = 4 + 2Q + Q2,
(a) carilah biaya rata-rata minimum, dan
(b) gambarkanlah kurva biava total dan rata-rata dalam satu diagram.
2.Jika fungsi biaya total adalah TC = Q2 + Q + 8,
(a) carilah biaya rata-rata minimum, dan
(b) gambarkanlah kurva biaya total dan rata-rata dalam satu diagram.
3. Untuk masing-masing fungsi biaya total berikut ini, tentukanlah fungsi biaya
variabei (TVC) dan biaya tetap (TFC), kemudian carilah biaya variabei rata-rata (AVC)
minimum.
a. TC = 0,6Q-24Q + 410Q +150 0
b. TC = 2Q -30Q + 200Q + 100
c. TC -0,3Q -12Q + 182Q + 700
d. TC = 0,004Q -Q + 80Q + 1600
4.Untuk masing - masing fungsi biaya rata-rata berikut ini, carilah biaya rata-rata
minimum dan tunjukkanlah bahwa pada biaya rata-rata minimum ini, biaya
marginalnya sama dengan biaya rata-rata.
a. A C =25-8 Q + Q2
b. A C =3 Q + 5 + 6Q-1
c.AC = 2Q + 5 + 18Q-1
d. AC =6 Q + 7 + 36Q-1
5.Jika diketahui fungsi penerimaan total berikut ini, carilah penerimaan total (TR)
maksimum.
a. T R = -0,0016Q2 + 0,04Q
b. T R = -0,03Q2+ 81Q
c. TR =-0,02Q3+ 24Q
d. T R = 57Q -0,2Q2
e. T R = 12Q -0,04Q2
f. T R = 450Q -3Q2
g. T R = 54Q-0,1Q2
h. T R = 80Q-Q2
i. TR=50Q-1/4Q2
j. T R = 320Q –0,1Q2
6.Jika diketahui fungsi permintaan 3P = 105 -Q,

91
Tentukan Penerimaan Maksimum.
Gambarkanlah kurv
a permintaan,Penerimaan,Marginal dan Penerimaan Total dalam satu
diagram!

DIFERENSIAL BERANTAI

Penerapan Teori Diferensial Berantai


Teori diferensial berantai di terapkan dalam masalah produksi di antaranya untuk
mencari:
I.                   Marginal Revenue Product Of Labour (MRP L)*
II.                Marginal Revenue Product Of Capital (MRP C)*

Contoh Soal: Marginal Revanue Product Of Labour (MRPL)


1.            Fungsi pendapatan dari suatu pabrik di berikan sebagai berikut:
R = - Q2 = 140 Q + 5 DI Mana Q adalah produksi, sedangkan fungsi produksinya Q =
4 L.
Jika jumlah tenaga kerja yang ada 10 orang:
      Berapakah ‘Marginal Physical Product Of Labour (MRP L)’ Dan jelaskan artinya!
      Berapakah ‘Marginal Revenue Product Of Labour (MRP L)’ Dan jelaskan artinya!
Jawab:
Fungsi Produksi: Q = 4 L Sehingga
Marginal Physical product of labour (MRP L): =4
Artinya: Pada tingkat tenaga kerja berjumlah 10 orang,
# untuk setiap penambahan tenaga kerja sebanyak 1 orang akan
menyebabkan penambahan jumlah barang yang diproduksi sebanyak 4 unit;
sebaliknya
# untuk setiap pengurangan tenaga kerja sebanyak 1 orang akan
menyebabkan pengurangan jumlah barang yang diproduksi sebanyak 4 unit
Fungsi pendapatan: R = - Q2 + 140Q + 5
´Marginal Revenue: = - 2Q + 140

Mencari Marginal Revenue Product of Labour (MRPL):

= .

= (-2Q + 140) (4)

= -8Q + 560

92
Jadi Marginal Revenue Product of Labour (MRPL) = - 8Q + 560
=- 8 (4L) + 560
= - 32 L + 560
Untuk tenaga kerja sebanyak 10 orang, maka MRPL = -32(10) + 560
= -320 + 560
= 240
Artinya: Pada tingkat tenaga kerja berjumlah 10 orang,
# untuk setiap penambahan tenaga kerja sebanyak 1 orang akan
menyebabkan penambahan pendapatan sebanyak 240; sebaliknya
# untuk setiap pengurangan tenaga kerja sebanyak 1 orang akan
menyebabkan pengurangan pendapatan sebanyak 240

contoh soal: marginal revenue product of capital (MRPC)


2.                  Fungsi pendapatan dari suatu pabrik diberikan sebagai berikut: R = -
3000Q2 + 410000Q + 7 di mana Q adalah produksi, sedangkan fungsi produksinya Q
= 3C. Jika kapital yang dimiliki 1000:
         Berapakah ‘Marginal Physical Product of Capital (MPPC)´ dan jelaskan artinya!
         Berapakah Marginal Revenue Product of Capital (MRPC)´ dan jelaskan artinya!
Jawab:
Fungsi produksi: Q = 3C sehingga
Marginal Physical Product of capital (MRPC): Dq = 3dC
Artinya: Pada tingkat kapital sebanyak 1000,
# untuk setiap penambahan kapital sebanyak 1 akan menyebabkan
penambahan jumlah barang yang diproduksi sebanyak 3 unit; sebaliknya
# untuk setiap pengurangan kapital sebanyak 1 akan menyebabkan
pengurangan jumlah barang yang diproduksi sebanyak 3 unit.

Fungsi pendapatan: R = -3000Q2 + 410000Q + 7 maka

Marginal revenue: = -6000Q + 410000

Mencari Marginal Revenue Product of Capital (MRPC):

= .

= (-6000Q + 410000) (3)

= -18000Q + 1230000000
Jadi marginal revenue product of capital (MRPL)
= -18000Q+1230000000
= -18000(3C)+1230000000
= -54000C+1230000000

Untuk kapital sebanyak 1000 maka MRPL


= -54000C+1230000000

93
= -54000(1000)+1230000000
= -54000000+1230000000
= 1176000000
Artinya: Pada tingkat kapital sebanyak 1000, maka
# untuk setiap penambahan kapital sebanyak 1 akan menyebabkan
penambahan pendapatan sebanyak 1176000000 sebaliknya
# untuk setiap pengurangan kapital sebanyak 1 akan menyebabkan
pengurangan pendapatan sebanyak 1176000000

Penerapan Teori Diferensial Parsial


Teori Diferensial Parsial diterapkan dalam berbagai masalah di antaranya untuk
mencari:
I.             Elastisitas Parsial
II. Optimasi 2 variabel:

Maksimasi pendapatan
Minimasi biaya
Maksimasi laba/keuntungan
III. Mencari marginal rate technical substitution(MRTS)

INTEGRAL
Permasalahan kita adalah mencari fungsi F yang turunannya adalah suatu fungsi f
yang diketahui. Jika fungsi F yang demikian ada, maka fungsi tersebut disebut anti
turunan dari fungsi f
Definisi : Fungsi F disebut antiturunan ( integral tak tertentu) dari f pada suatu
interval I
d
jika F ( x)  F ' ( x)  f ( x) untuk semua x di dalam I , yang dinotasikan dengan
dx
 f ( x )dx  F ( x )
Contoh
1 3
F(x) = x adalah antiturunan dari f (x) = x2 , karena F’(x) = x2 = f (x).
3

94
1 3
Tetapi perhatikan bahwa fungsi g(x) = x + 20 juga memenuhi g’(x) = x2.
3
1 3
Ternyata, sebarang fungsi berbentuk g(x) = x + C , dengan C konstanta
3
1
merupakan antiturunan dari f . Dengan demikian diperoleh ∫ x2 dx = x 3 + C
3
Teorema : Jika F antiturunan ( integral tak tertentu) dari f pada interval I , maka
antiturunan yang paling umum adalah F(x) + C , dengan C konstanta sebarang, dan
dinotasikan dengan  f (x) dx = F(x) +C.
Teknik pengintegralan
 kdx  kx  c ; k adalah konstanta
1
 kx dx  k x n 1  c
n

n 1
 (u  v)dx   udx   vdx ; u dan v adalah fungsi dari x
1
 x dx  ln x  c
 edx  kx  c
Dalam menyelesaikan soal integral, diusahakan mengubah setiap bentuk persoalan
kedalam bentuk rumus dasar.

Contoh:
Tentukan integral dari:
dx
1.  3
x
2.  (2 x  3 x  6)dx
2

3.  (1  x) x dx
3x 3  x  2
4.  dx
x2
Peny:
dx 1
1.  3 =  3 dx
x x
= 
3
x dx
1
= x 31  C
1  (3)
1
=  x 2  C
2
1
= C
2x 2
 (2 x  3 x  6) dx =  2 x dx   3 xdx   6 dx
2 2
2.
1 1 11
=2 x 2 1  3 x  6x  c
2 1 11
2 3
= x3  x 2  6x  c
3 2

95
3.  (1  x) x dx = ( xx x ) dx

=  x dx   x x dx
1 3
=  x 2 dx   x 2 dx
1 3
1 1 1 1
x2  x2  C
= 1 3
1 1
2 2
3 5
1 2 1 2
x  x C
= 3 5
2 2
3 5
2 2
= x2  x2 C
3 5
2 2
= x x  x2 x  C
3 5
3x 3  x  2 3x 3 x 2
4.  x 2 dx =
x 2
dx   2 dx   2 dx
x x
1 2
=  3 xdx   dx   2 dx
x x
=    2 x dx
1 2
3 x dx  x dx 
3 2 2
= x  ln x   c
2 x
Metode substitusi
u n 1
1.  u du =
n
 c, n  1 , dimana u adalah fungsi f(x)
n 1
1
2.  du = ln u + c
u
au
3.  a du =
u
 c; a  0, a  1
ln a
4.  e du = eu + c
u

Contoh:
Tentukan integral dari fungsi berikut
1.  ( x  2) 3 x dx
3 2 2

6x 2
2.  ( x 3  2) 3 dx
3.  3 x 1  2 x 2 du
Peny:
1.  ( x  2) 3 x dx , bentuk ini diubah kedalam bentuk dasar substitusi
3 2 2

du du
Misal : x3 + 2 = u ; maka  3x 2 --- dx  substitusikan ini pada soal
dx 3x 2
2 du
 ( x  2) 3x dx =  u .3x 3x 2
3 2 2 2

=  u du
2

1
= u 3  c ; karena u = x3 + 2 , maka
3

96
1 3
= ( x  2) 3  c
3
6x 2
2.  ( x 3  2) 3 dx
du
Misal : u = x3 + 2; du = 3x2 dx----------------------- dx 
3x 2
6x 2 6 x 2 du
 ( x 3  2) 3 dx =  u 3 . 3x 2
2
=  3 du
u
=  2u du
3

1
= 2  c karena u = x3 +2, maka
u
1
= c
( x  2) 2
3

3.  3 x 1  2 x 2 du kerjakan untuk latihan

Integral Tertentu
Integral tertentu adalah integral dari suatu fungsi yang nilai-nilai variabel bebasnya
telah diketahui (ditentukan). Integral tertentu digunakan untuk menghitung luas
area yang terletak diantara y = f(x) dan sumbu horizontal x dalam suatu
rentang wilayah yang dibatasi oleh x = a dan x = b
Dalam integral tak tentu sebelumnya,  f ( x)dx  F ( x)  c
Jika ingin mengetahui hasil integrasi tersebut untuk suatu rentangan wilayah
tertentu, antara x = a dan x = b, dimana a < b, maka x dapat disubstitusi dengan
nilai-nilai a dan b sehingga ruas kanan persamaan di atas menjadi:
{F(b) +c}- {F(a) + c} = F(b) – F(a)
F(b) – F(a) adalah hasil integral tertentu dari fungsi f(x) antara a dan b. secara
lengkap persamaan dapat ditulis menjadi
b

 f ( x)dx  [ F ( x)]  F (b)  F (a )


b
a
a

Kaidah-kaidah integrasi tertentu


Jika a < b maka berlaku
b

 f ( x)dx  [ F ( x)]  F (b)  F (a )


b
1. a
a
a

2.  f ( x)dx  0
a
b a

3. 
a
f ( x ) dx    f ( x ) dx
b
b b

4.  kf ( x ) dx k  f ( x ) dx
a a
b b

5.  { f ( x)  g ( x)}dx    g ( x )}dx
a a

97
c b b

6. 
a
f ( x ) dx   f ( x )dx 
c
 f ( x)dx
a
dengan a < c < b

Contoh
Hitung hasil dari
2

1.  ( x  2)dx
0
3
1
2. 
0 1 x
dx

3. 
1
1  3 x dx

Peny:
2 2
1 2
1.  ( x  2)dx
0
= 2
x  2x
0

1 1
= ( 2) 2  2( 2)  ( 0) 2  2( 0)
2 2
=6
3
1
2. 
0 1 x
dx gunakan metode substitusi; misal u = 1 + x, maka du = 1dx, sehingga

3 3
1 1

0 1 x
dx = 
0 u
du

3 1

= u 2
du
0
3

= 2
0
u du
3
=2 1 x
0

=4
8

3. 
1
1  3 x dx kerjakan untuk latihan

Soal-soal
Menghitung luas daerah
Integral tertentu dapat digunakan untuk menghitung luas daerah yang dibatasi oleh
suatu fungsi.
Contoh
Tentukan luas daerah antara x = 1 dan x = 3 yang dibatasi oleh garis y = x dan sumbu
x
Peny;
untuk lebih jelas gambaran daerah yang ditanyakan, maka gambar dulu bentuk
grafik nya:

98
f(x)=x
f(x)=0
Shading 1

y= x
3

x
1 2 3 4

2. Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = x2+2x-3, garis x = 0, x =2 dan
sumbu x
Peny:
Gambar dari fungsi adalah:

y
4

1
x
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4
f(x)=x*x+2x-3
Shading 1
1 2 x=2; y>0
Luas daerah =   ( x  2 x  3)dx   ( x  2 x  3)dx
2 2
f(x)=0
0 1

1 1 1 2
= ( x 3  x 2  3x) 0
 ( x 3  x 2  3x ) 1
3 3
1 3 1 1 1
= {(  1  12  3)  ( 0 3  0 2  0)}  {( 2 3  2 2  3.2)  ( 13  12  3}
3 3 3 3
1 8 1
= {(   1  3)  0)}  {(  4  6)  (  1  3}
3 3 3
5 2 5
=   ( }
3 3 3
=4

3. Hitung luas daerah yang dibatasi oleh parabola y = x2 – 4 dan garis y = 3x

99
f(x)=x*x-4
Shading 1
f(x)=3x
Series 1
Series 2
Peny:
Titik potong parabola f(x) = y = x2 – 4
Dan garis lurus g(x) = y = 3x
Adalah (4,12) dan (-1,-3)
15 y f(x) = 3x
f(x) = x2 - 4 14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1 x
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-2
-3
-4
-5
-6
-7
4

Luas daerah =  g ( x) 
1
f ( x ) ; g(x) – f(x) karena pada interval -1 sampai 4 posisi

g(x) berada di atas sehingga:


4

 (3x  ( x  4))
2
Luas daerah =
1
3 1 4
= x 2  x 3  4 x 1
2 3
3 1 3 1
= 4 2  4 3  4.4  ( (1) 2  ( 1) 3  4.(1)
2 3 2 3
48 64 3 1
=   16  (   4)
2 3 2 3
125
=
6

Aplikasi Integral
1. Fungsi Biaya
Fungsi biaya total (total cost) : TC = f(Q)
dTC
Biaya Marjinal (Marginal cost) : MC = TC’ = dQ =f”(Q)
Karena integral merupakan antiturunan, maka integral dari fungsi marginal cost
merupakan fungsi biaya total

TC =  MCdQ   f ' (Q ) dQ
contoh
Jika diketahui Marginal cost suatu perusahaan adalah MC = 2Q2 -8Q + 15

100
Tentukan fungsi biaya total dan biaya rata-rata
Peny:
Biaya total
TC =  MCdQ
=  (2Q  8Q  15)dQ
2

2 3
= Q  4Q 2  15Q  C
3
Biaya rata-rata :
TC 2
AC = Q = Q 2  4Q  15  C Q
3
Dimana C merupakan Biaya tetap. Jika biaya tetap adalah 10 maka:
2 3
TC = = Q  4Q 2  15Q  10
3
TC 2 2
AC = Q = Q  4Q  15  10 Q
3
Fungsi Penerimaan
Total penerimaan : TR = f(Q)
dTR
Penerimaan Marginal : MR = TR’ = dQ = f(Q)
Penerimaan total merupakan integral dari Penerimaan Marginal. Sehingga dapat
dituliskan
TR =  MRdQ   f ' (Q) dQ
Contoh:
Tentukan fungsi total revenue dan penerimaan rata-rata dari suatu perusahaan jika
penerimaan marginalnya; MR = 18 - 4Q
Peny:
Penerimaan total (total Revenue) :
TR =  MRdQ
=  (18  4Q) dQ
= 18Q – 2Q2 + C
C pada penerimaan total selalu bernilai 0 karena penerimaan tidak ada jika barang
yang dihasilkan atau terjual pun tidak ada. Jadi Total Revenue adalah
TR = 18Q – 2Q2
Penerimaan rata-rata adalah:
TR
AR = Q = 18 – 2Q
Surplus Konsumen
Surplus konsumen (Consumers Surplus)(CS) merupakan suatu keuntungan lebih
yang dimiliki oleh konsumen sebagai akibat harga pasar lebih rendah dari harga
yang diinginkan konsumen. Andai harga suatu barang yang ada di pasar adalah Rp.
7500,-/unit, sedangkan konsumen mampu membeli barang tersebut dengan harga
diatasnya anggap Rp 10.000,-/unit. Selisih kemampuan dan keinginan tersebut
merupakan surplus konsumen dalam hal ini sebesar Rp. 2.500,-/ unit
Fungsi permintaan P = f(x) merupakan jumlah suatu barang yang akan dibeli oleh
konsumen pada tingkat harga tertentu. Jika harga pasar adalah Pe , dan konsumen
sanggup membayar diatas Pe , maka harga ini merupakan keuntungan baginya.

101
x = 4 - 0.1y*y
f(x)=4
Shading 1
f(x)=SQRT ((4-x)/0.1)
x=2.4; 0<y<4

Secara matematis besarnya surplus konsumen ditunjukan oleh luas area kurva
permintaan tetapi di atas tingkat harga pasar.

P
7
R (0 , P)
6

Pe 4 E(Q e , P e)

2
fungsi permintaan P=f(Q)
1
Q
-2 -1 1 2 Qe 3 4 5 6 7

Surplus konsumen adalah daerah yang diarsir yaitu segitiga PeRE dengan rentang
daerah yang dibatadi oleh Q = 0 sebagai batas bawah dan Q = Qe sebagai batas atas.
Luas daerah SC adalah luas trapesium 0QeER – luas persegi 0 Qe E Pe, sehingga
Qe

SC=  f (Q)dQ  Q .P
0
e e


Dalam hal fungsi permintaan yang berbentuk Q = f(P); p adalah nilai p untuk Q = 0;
maka Consumens surplusnya adalah

p
SC=  f ( P)dP
pe

Contoh:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukan oleh Q =50 – 0,02P 2 hitung surplus
konsumen jika tingkat harga pasar adalah 40
Peny:
Q =50 – 0,02P2 ,Jika P = 0 maka Q = 50 dan Jika Q = 0 maka P = 50
Pada saat Pe = 40 maka Qe = 18. Maka grafiknya adalah sebagai berikut

102
f(x)=50-0.02x*x
Shading 1
X=40; 0<Y<18.2
f(x)=18.2

60

40

Surplus konsumen

20 E
Pe

Q
-15 -10 -5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
Qe

-20


p
SC =  f ( P)dP
pe

50

 (50  0,02 P
2
SC = )dP
18
0,02 3 50
= (50P - p ) 18
3
2500 116,64
= 2500 - - (90 - )
3 3
= 2410-

Surplus Produsen
Surplus Produsen merupakan keuntungan lebih yang dinikmati produsen sebagai
akibat harga pasar lebih tinggi dari harga yang diinginkan. Misal harga yang
diinginkan adalah Rp. 7500,-/unit sedangkan harga pasar adalah Rp. 10.000,-/unit.
Selisih Rp. 2.500,-/unit merupakan keuntungan bagif(x)=0.022x*x
produsen +1x +yang
20 disebut surplus
Series 1
produsen. Series 2
Fungsi penawaran P = f(Q) menunjukan jumlah suatu barang yng dijual produsen
f(x)=39.63
Shading 1
pada tingkat harga tertentu. Secara geometri besarnya surplus produsen ditunjukan
oleh luas daerah diatas kurva penawaran tetapi dibawah tingkat harga pasar.
P
p = f(Q)
50

pe 40 E(Q e, P e)
surplus
produsen
30

20
D (0, P)

10

Q
-5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

103
Besarnya Surplus Produsen adalah luas persegi 0 Q e E Pe dikurangi luas travesium 0
Qe E D.
Dapat dinyatakan:
Qe

Ps = Qe .Pe   f (Q)dQ
0

Jika fungsinya dalam bentuk Q = f(P) maka


Pe

PS =  f ( P)dP
p

contoh
sebuah perusahaan mempunyai fungsi penawaran terhadap barang yang
diproduksinya adalah:
P = 0,2 Q +10. Berapa Surplus produsen jika tingkat harga keseimbangan pasar
adalah 12

Peny:
P = 0,2 Q +10 dapat juga ditulis dalam bentuk Q yaitu
Q = 5P – 50
Untuk
P = 0 maka nilai Q = -50
Q = 0 maka nilai P = 10
Pada saat keseimbangan pasar Pe = 12 maka
Qe = 5P – 50
= 10
f(x)=0.2x+10
Gambar gurvanya adalah :
Series 2
y
18 f(x)=12
Shading 1
16

14

12
surplus
10 produsen

2
x
-5 5 10 15 20 25
-2

-4

Cara I
Pe

PS =  f ( P)dP yang digunakan adalah persamaan dalam bentuk P yaitu Q = 5P –


p

50

104
12

=  5 P  50dP
10

5 2 12
= P  50 P 10
2
5 5
= (12) 2  50(12)  ( (10) 2  50(10))
2 2
= 360 – 600 – 250 + 500
= 10

Cara II
Qe

PS = Qe .Pe   f (Q)dQ
0
10

= 10.12   (0,2Q  10)dQ


0
10
= 120 –(0,1)(Q2 +10Q) 0
= 120 – 110
= 10
SOAL TERJAWAB
akni integrasi, dapatlah dicari fungsi asal dari fungsi tersebut atau fungsi totalnya.

1.fungsi biaya

Contoh kasus:
Biaya marjinal suatu perusahaan ditunjukkan oleh MC = 3Q2 - 6Q + 4. Carilah
persamaan biaya total dan biaya rata-ratanya.

Jwb:

Biaya total C = f(Q)


Biaya marjinal : MC = C1 = dC/dQ = f1 (Q)
Biaya total tak lain adalah integrasi dari biaya marginal

C = ∫ MC dQ = ∫ f1 (Q) dQ

Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:


Biya total : C = ∫ MCdQ
= ∫ (3Q2 - 6Q + 4.) dQ
= Q3 - 3Q2 + 4Q + k
Biaya rata-rata : C/Q = Q3 - 3Q2 + 4Q + k/Q
Konstanta k tak lain adalah biaya tetap. Jika diketahui biaya tetap tersebut adalah 4,
maka:
C = Q3 - 3Q2 + 4Q + 4
AC = Q3 - 3Q2 + 4Q + 4/Q

105
2.fungsi penerimaan

Contoh kasus:
Carilah persamaan penerimaan total dan penerimaan rata-rata dari suatu
perusahaan jika penerimaan marjinalnya MR = 16 – 4Q.

Jwb:

Penerimaan total : R = f(Q)


Penerimaan marjinal : MR = R1 = dR/dQ = f1 (Q)
Penerimaan total tak lain adalah integral dari penerimaan marjinal

R = ∫ MR dQ = ∫ f1 (Q) Dq

Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:


Penerimaan total : R = ∫ MR dQ
= ∫ (16 – 4Q) dQ
= 16Q – 2Q2
Penerimaan rata-rata : AR = R/Q = 16 – 2Q
Dalam persamaan penerimaan total konstanta k = 0, sebab penerimaan tidak akan
ada jika tak ada barang yang dihasilkan atau terjual.

3.fungsi utilitas

Contoh kasus:
Carilah persamaan utilitas total dari seorang konsumen jika utilitas marjinalnya MU
= 90 – 10Q

Jwb:

Utilitas total : U = f(Q)


Utilitas marjinal : MU = U1 = dU/dQ = f1 (Q)
Utilitas total tak lain adalah integral dari utilitas marjinal

U = ∫ MU dQ = f1 (Q) dQ

Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:


Utilitas total: U = ∫ MU dQ
= ∫ (90 – 10Q) dQ
= 90Q – 5Q2
Seperti halnya produk total dan penerimaan total, disinipun konstanta k = 0, sebab
tak ada kepuasan atau utilitas yang diperoleh seseorang jika tak ada barang yang
dikonsumsi.

4.fungsi produksi

106
Contoh kasus:
Produk marjinal sebuah perusahaan dicerminkan oleh MP = 18x – 3x2 . carilah
persamaa produk total dan produk rata-ratanya.

Jwb:

Produsi total :P = f(x) dimana.


P = keluaran; x = masukan
Produk marjinal : MP = P1 = dP/dX = f1 (x)
Produk total tak lain adalah integral dari produk marjinal

P = ∫ MPdX = ∫ f1 (x) dX

Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:


Produk total : P = ∫ MPdX
= ∫ (18x – 3x2 ) dX
= 9x2 – x3
Produk rata-rata : AP = p/x = 9x – x2

5.fungsi konsumsi dan tabungan

Contoh kasus:
carilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan masyarakat sebuah negara jika
diketahui outonomous consumption-nya sebesar 30 milyar dan MPC = 0,8.

Jwb:

Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyataka fungsional
terhadap pendapatan nasional (Y).
C = f(Y) = a + By
MPC = C 1 = dC/dY = f 1 (Y) = b
Karena Y = C + S, maka
S = g(y) = -a + (1 – b) Y
MPS = S1 = dS/dY = g 1 (Y) = (1 – b)
Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi da tabungan masing-masing adalah integral
dari marginal propensity to consume dan marginal propensity to save.

C = ∫ MPC dY = F(Y) + k k ≡ a
S = ∫ MPS dY = G(Y) + k k ≡ -a

Konstanta k pada fungsi produksi ada fungsi tabungan masing-masing adalah


outonomous consumption dan outonomous saving.

107
Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:
C = ∫ MPC dY = ∫ 0,8 Y + 30 milyar.
S = ∫ MPS dY = ∫ 0,2 Y – 30 milyar.
Atau S = Y – C = Y – (0,8 Y – 30 milyar) = 0,2Y – 30 milyar.

tentukan integral
1.  x dx
7

 5x
7
2. dx
2
3.  x  3 dx
 ( x  4 x)dx
3
4.
5.  (3 x  4 x )dx
3 2

6.  x (2 x  3)dx
3

x2
7. x 2
 4x
dx

8. Hitung lah luas daerah yang dibatasi oleh y = x2 dan garis y = 3


9. tentukan luas daerah yang dibatasi oleh y = 2- x2 dan sumbu x
10. tentukan luas daerah

Daftar Pustaka

Bumulo, Hussain. dan Mursinto, Djoko., 2006, Matematika untuk Ekonomi dan
Aplikasinya, Malang: Bayumedia.
Chiang, AC. and Wainwright, K., 2005, Dasar-dasar Matematika Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.

108
Dumairy., 1996, Matematika Terapan untuk Bisnis dan ekonomi. BPFE, Yogyakarta
Desmizar,.2003, Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis. Reneka Cipta. Jakarta
Mursita, Danang., 2007. Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi. Rekayasa Sains.
Bandung.
Moesono, D., 1989, Kalkulus 1, Surabaya: Unipress IKIP Surabaya
Nicholson, Walter., 2002, Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Jakarta:
Erlangga.
Purcell, EJ and Varberg, D., 1987, Kalkulus dan Geometri Analitis, Jakarta: Erlangga.
Putong, Iskandar., 2007, Economic Pengantar Micro dan Makro. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Samuelson, Paul A and Nordhaus, WD., 2003. Ilmu Mikro Ekonomi. Jakarta: Media
Global Edukasi.
Tim koordinasi, 2000, Ekonomi Mikro Pengantar. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara Bagian Penerbit.
Varberg, D. and Purcell, EJ., 2001, Kalkulus, Jakarta: Erlangga.
Yahya, Yusuf., D. Suryadi.,Agus. S., 2005. Matematika Dasar untuk Perguruan
Tinggi. Ghalia Indonesia. Bogor.

109

Anda mungkin juga menyukai