Anda di halaman 1dari 28

APLIKASI FUNGSI TAN-LINEAR DALAM EKONOMI BISNIS

PAPER

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Ekonomi

Yang diampu oleh Dra. Luh Putu Aswitari, M.Si.

Disusun Oleh :

Adinda Nur Cintya Wati 2007511165

Reyno Ihza Irvano 2007511179

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan paper ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul Aplikasi Fungsi Tan-
Linear Dalam Ekonomi Bisnis tepat waktu. Paper Aplikasi Fungsi Tan-Linear
Dalam Ekonomi Bisnis disusun guna memenuhi tugas ibu Dra. Luh Putu Aswitari,
M.Si. pada mata kuliah Matematika Ekonomi di Universitas Udayana. Selain itu,
penulis juga berharap agar paper ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Aplikasi Fungsi Tan-Linear Dalam Ekonomi Bisnis.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Dra. Luh


Putu Aswitari, M.Si. selaku dosen mata kuliah Matematika Ekonomi. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan paper ini. Penulis menyadari paper ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan paper ini.

Denpasar, 26 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

2.1 Aplikasi Fungsi Kuadrat Dan Fungsi Pecah Dalam Ekonomi Dan
Bisnis……..................................................................................................2
2.2 Fungsi Penerimaan, Biaya dan Profit………………………..……..…8
2.3 Kurva Transformasi Produk………......................................................17
2.4 Hukum Pareto Mengenai Distribusi Penghasilan................................20

BAB III PENUTUP .............................................................................................23

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 23

3.2 Saran ......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kadang kala untuk menggambarkan hubungan antara dua variable ekonomi
tidak cukup dan kurang tepat kalua didekati dengan fngsi linear. Dalam keadaan
demikian tersebut, maka pendekatan atau penggambaran hubungan antara dua
variabel ekonomi tersebut akan lebih baik digunakan tan-linear. Oleh karena itu,
pada paper ini akan menjelaskan mengenai aplikasi tan- linear dalam ekonomi dan
bisnis yang mencakup fungsi permintaan, penawaran, keseimbangan pasar,
keseimbangan pasar yang dikaitkan dengan pajak dan subsidi, Kurva transformasi
produk dan hokum pareto mengenai distribusi penghasilan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana caranya mengaplikasikan fungsi tan linear dalam
ekonomi dan bisnis?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menerapkan fungsi tan-linear, khususnya fungsi
kuadrat, fungsi pecah, fungsi eksponen dan logaritma dalam ekonomi
bisnis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aplikasi Fungsi Kuadrat Dan Fungsi Pecah Dalam Ekonomi Dan Bisnis
a. Fungsi Permintaan, Penawaran Dan Keseimbangan Pasar

Contoh 6-1
Fungsi permintaan dan penawaran sejenis barang adalah,
Qd = -2P2 + 9 Qs = 3P2 -11

Tentukanlah kuantitas dan harga keseimbangan pasar.


a) Buatlah grafik fungsi penawarannya.
b) Buatlah grafik fungsi permintaanya.
c) Tentukanlah harga dan kuantitas keseimbangan pasar.

Penyelesaian
a) Grafik fungsi permintaan

Cara I

Qd = -2P2 + 9 a = -2, b = 0 dan c = 9


−b −0
1) Sumbu simetri adalah P = = =0
2a 2(−2)
−b −D
2) Titik puncak fungsi adalah (( P = , Qd = ) = (0,9)
2a 4a
3) Titik potong fungsi dengan sumbu Q diperoleh bila P = 0,
Qd = -2P2 + 9 Qd = -2 (0)2 + 9 = 9
Jadi, titik potong kurva dengan sumbu Qd adalah (0,9),
4) Titik potong fungsi dengan sumbu P diperoleh bila Qd = 0,

Qd = -2P2 + 9 D = b2 – 4ac
= 02 – 4 (-2) (9)
2P2 =9
= 72 > 0, memiliki dua akar,
P1 dan p2 dan fungsi memotong
sumbu P di dua titik.
2
9
P2 =2

9
P1,2 = √2

P1 = 2,12
P2 = -2,12

Jadi, titik potong kurva dengan sumbu P adalah titik (2,12; 0) dan
(-2,12; 0)

Gambar grafik

Gambar 6.1

Cara II

Dengan mengingat sifat fungsi permintaan, dan demikian juga untuk


fungsi penawaran, hanya kurva/segmen (penggalan)garis/kurva yang
terletak pada kuadran pertama yang bermakna dalam analisis ekonomi.
Maka dari itu akan lebih mudah membuat grafik fungsi permintaan
ataupun fungsi penawaran dengan bantuan tabel hubungan/pasangan
nilai Q dan P berdasarkanatas nilai Q dan P yang memenuhi fungsi
permintaan ataupun fungsi penawaran tersebut.

Agar lebih jelas perhatikan penyelesaian berikut ini.

Qd = -2P2 + 9

Pasangan nilai P dan Q


P 0 1 2 2,12
Qd 9 7 1 0
(P, Qd) (0, 9) (1, 7) (2, 1) (2,12, 0)

3
Gambar grafik

Gambar 6.2

b) Grafik fungsi penawaran

Cara I

Qs = 3P2 - 11 a = 3, b = 0 dan c = -11


−b −0
1) Sumbu simetri adalah P = = =0
2a 2(3)
−b −D
2) Titik puncak kurva adalah (( P = , Qs = ) = (0, -11)
2a 4a
3) Titik potong kurva dengan sumbu Qs, bila P = 0 dan didapat (0, -11)
4) Titik potong kurva dengan sumbu P, bila Q = 0 diperoleh

Qs = 3P2 – 11 D = b2 – 4ac
0 = 3P – 11
2
= 02 – 4 (3) (-11)
= 132 > 0, jadi kurva tersebut
3P2 = 11 memotong sumbu P di dua titik
11
P1,2 = ±√ 3 = ±1,82

Jadi, titik potong kurva fungsi dengan sumbu P adalah titik (-1,82,
0) dan (1,82, 0)

Gambar grafik

4
Gambar 6.3
Cara II

Qs = 3P2 – 11

Hubungan nilai P dan Q


P 1,82 2 4
Qs 0 1 37
(P, Qs) (1,82, 0) (2, 1) (4, 37)

Gambar grafik

Gambar 6.4

c) Keseimbangan pasar akan terjadi bila, Qd = Qs :

Qd = Qs
-2P2 + 9 = 3P2 – 11
5P2 - 20 =0
P2 - 4 =0
P2 =4
P1,2 = √4 = ±2

P1 = 2 dan P2 = -2 (tidak bermakna secara ekonomis)

5
Jadi, PE = 2

Bila nilai P = PE = 2, disubstitusikan ke dalam fungsi permintaan atau


fungsi penawaran, didapat QE,

Qd = -2P2 + 9
QE = -2(2)2 + 9 (gantikan P dengan PE = 2)
QE =1

Jadi, harga dan kuantitas keseimbangan pasar adalah PE = 2 dan QE = 1

Gambar grafik

Gambar 6.5

Contoh 6-2
Bila fungsi permintaan sejenis barang berbentuk P.Qd = 30 dan fungsi
penawarannya berbentuk Qs = 3P – 9, tentukanlah titik keseimbangan
pasar (titik equilibrium) dan buatlah grafiknya.

Penyelesaian
a) P. Qd = 30
30
Qd = (fungsi pecah)
𝑃

Qs = 3P – 9
Keseimbangan pasar akan terjadi, bila Qd = Qs

6
Qd = Qs
30
= 3P – 9
𝑃

30 = 3P2 – 9P
3P2 – 9P – 30 = 0
P2 – 3P – 10 = 0
(P – 5) (P +2) = 0
(P – 5) = 0
P1 = 5 (bermakna)
(P + 2) = 0
P2 = -2 (tak bermakna)
P = PE - 5

Substitusikan PE = 5, ke fungsi permintaan atau fungsi penawaran,


maka akan didapat QE =……?
Qs = 3P – 9
QE = 3(5) – 9 (gantikan P dengan PE = 5)
QE = 6
Jadi, titik keseimbangan pasar adalah E(PE, QE) = E (5, 6)

b. Gambar grafik
30
Qd =
𝑃

P ∞ 30 10 5 3 0
Qd 0 1 3 6 10 ∞
(P, Qd) (∞, 0) (30, 1) (10, 3) (5, 6) (3, 10) (0, ∞)

Qs = 3P – 9
P 3 5
Qs 0 6
(P, Qs) (3, 0) (5, 6)

Gambar grafik

7
Gambar 6.6

2.2 Fungsi Penerimaan, Biaya dan Profit

Contoh 6-3
Fungsi penerimaan total sebuah perusahaan dinyatakan sebagai berikut :
R = f(Q) = 200Q – 4Q2
R = penerimaan total dan Q = kuantitas barang

Pertanyaan
Berapa unit seharusnya perusahaan tersebut berproduksi agar diperoleh
penerimaan total yang maksimum? Berapa total penerimaan
maksimumnya?

Penyelesaian
Q = …? Agar R maksimum
R (maks) = …?

R = 200Q – 4Q2
= -4Q2 + 200Q
y = ax2 + bx + c
a = -4, b = 200 dan c = 0

−𝑏 −𝐷
Titik puncak kurva R adalah (Q = ,𝑅 = )
2𝑎 4𝑎

8
−𝑏 −200 −200
Q= = = = 25
2𝑎 2(−4) −8

(𝑏 2 −4 𝑎𝑐) 2002 −4(−4)(0) 2002


R =− =− =− = 2.500
4𝑎 4(−4) −16

Titik puncak kurva R adalah P(25, 2.500)


Oleh karena a = -4 < 0, maka kurva R tersebut terbuka ke bawah dan
titik puncaknya disebut titik maksimum.

Jadi, agar perusahaan tersebut memperoleh penerimaan total yang


maksimum seharusnya berproduksi sebanyak 25 unit dan
penerimaan total maksimumnya adalah 2.500

Contoh 6-4
Fungsi biaya total sebuah perusahaan untuk memproduksi sejenis
barang
C = f(Q) = Q2 – 16Q + 68

Pertanyaan
a. Berapa biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan oleh
perusahaan?
b. Berapa seharusnya perusahaan tersebut berproduksi agar biaya
total yang dikeluarkan minimum dan berapa (nilai) biaya total
minimumnya?
c. Gambar grafiknya

Penyelesaian
a. FC = …/
Biaya tetap diperoleh bila Q = 0 (tidak berproduksi)
C = Q2 – 16Q + 68
= (0)2 – 16(0) + 68 = 68
Jadi, biaya tetapnya adalah 68.

9
b. Q =….?
C(min) = …?

C = Q2 – 16Q + 68
y = ax2 +bx + c
a = 1, b = -16, c = 68

−𝑏 −𝐷
Titik puncak kurva adalah (Q = ,𝐶 = )
2𝑎 4𝑎
−𝑏 −16
Q= = =8
2𝑎 2(1)

−𝐷 −(−16)2 −4(1)(68)
Q= = =4
4𝑎 4(1)

Titik puncak kurva C adalah P (8, 4)


Oleh karena a = 1 > 0, maka kurva fungsi C terbuka ke atas dan
titik puncak kurva disebut titik minimum.
Jadi, agar biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan
minimum, seharusnya perusahaan tersebut berproduksi
sebanayk 8 unit dan biaya total minumnya sama dengan 4.

c. Gambar grafik
C = Q2 – 16Q + 68
Q 0 8 16
C 68 4 68
(Q, C) (0, 68) (8, 4) (16, 68)

(16, 68) : titik lainnya yang dilalui kurva fungsi


(8, 4) : titik puncak kurva fungsi
(0, 68) : titik potong kurva dengan sumbu C
Q=8 : sumbu simetri

Gambar grafik

10
Gambar 6.7

Contoh 6-5
Fungsi permintaan dan penawaran sejenis barang adalah
Qd = -0,5P + 7 dan Qs = P – 2
Pemerintah mengenakan pajak sebesar t per unit terhadap barang yang
dijual. Agar pemerintah memperoleh penerimaan maksimum dan pajak
(penerimaan pajak yang maksimal),
a. Berapa total pajak maksimum yang diperoleh pemerintah?
b. Hitunglah t per unitnya.

Penyelesaian
Qd = -0,5P + 7
P = -2Q + 14
Qs = P – 2

Sesudah pajak
a. Sebelum pajak
Q dt = -0,5P + 7
Qd = -0,5P + 7 P = -2Q + 14
Qs = P – 2 Q st = (P -t) - 2

Keseimbangan setelah pajak, bila Q dt = Q st


Q dt = Q st
-0,5P + 7 = (P – t) – 2
-0,5P + 7 =P–t–2

11
T = 1,5P + 9
Substitusikan (*) ke dalam (**) didapat
t = 1,5P + 9
= 1,5(-2Q + 14) – 9
= 1,5Q + 21 – 9
= 1,5Q + 12

Total pajak yang diperoleh pemerintah (T)


T = t.Q
= (-3Q + 12)Q
= -3Q2 + 12Q
T = -3Q2 + 12Q

−𝑏 −𝐷
Titik puncak kurva adalah (Q = ,𝐶 = )
2𝑎 4𝑎
−𝑏 −12
Q= = =2
2𝑎 2(−3)

−𝐷 −((12)2 −4(3)(0))
Q= = = 12
4𝑎 4(−3)

Titik puncak kurva T adalah P(2, 12)


Oleh karena a = -3 < 0, maka kurva T tersebut terbuka ke bawah dan titik
puncaknya disebut titik maksimum.

Jadi, pajak total maksimum yang diperoleh pemerintah sebesar 12.

b. T =…?

Q=2
T = t.Q
12 = t. 2
t =6

12
Jadi, besarnya pajak per unit (t) yang dikenakan pemerintah terhadap barang
yang dijual agar diperoleh penerimaan yang maksimum dari pajak sama
dengan 6

Contoh 6-6
Seorang produsen menghadapi fungsi permintaan konsumen terhadap
barangnya, Qd = -0,2P + 20. Biaya total untuk memproduksi barangnya
mengikuti fungsi, C = h(Q) = 50 + 25Q

Pertanyaan
a. Tentukanlah kuantitas produksi yang menghasilkan keuntungan
maksimum
b. Tentukanlah harga jual per unit agar diperoleh keuntungan yang
maksimum
c. Buatlah grafik fungsi keuntungan terhadap Q

Penyelesaian
a. Q = …? Agar keuntungan (π) maksimum
π (maks) = …?

Qd = -0,2P + 20
P = 100 – 5Q (transposisi rumus)
C = h(Q) = 50 + 25Q

R = f(Q) = QP
= Q(100 – 5Q)
R = 100Q – 5Q2 = -5Q2 + 100Q

Fungsi keuntungan/ fungsi laba


π=R−C
π = (−5Q2 + 100Q) − (50 + 25Q) = −5Q2 + 75Q − 50

13
Keuntungan maksimum
π = −5𝑄2 + 75𝑄 − 50
y = ax2 + bx + c
a = -5, b = 75 dan c = -50

−𝑏 −𝐷
Titik puncak kurva adalah (Q = ,π = )
2𝑎 4𝑎
−b −75
Q= = = 7,5
2a 2(−5)

−𝐷 −((75)2 −4(−5)(−50) −5625−1000


Q= = = = 231 25
4𝑎 4(−5) −20

Oleh karena a = -5 < 0, maka kurva fungsi π terbuka ke bawah dan titik
puncak kurva disebut titik maksimum.
Jadi, kuantitas produksi yang menghasilkan keuntungan (laba)
yang maksimum sebanyak 7,5 unit barang. Keuntungan maksimum
yang diperoleh produsen sebesar 231,25

b. P = …? (harga jual per unit)


P = 100 – 5Q
= 100 – 5(7,5) = 62,5

Jadi, harga jual per unit agar diperoleh keuntungan maksimum sama
dengan 62,5

c. Gambar grafik
π = −5Q2 + 75Q − 50

Q 0 7,5 15 14,3 0,7


π -50 231,25 -50 0 0
(Q, π) (0, −50) (7,5,231,25) (15,50) (14,3, 0) (0,7, 0)
1 2 3 4

14
1. Titik potong kurva dengan sumbu x
2. Titik puncak kurva
3. Titik lainnya yang dilalui kurva
4. Titik potong kurva dengan sumbu Q
5. Sumbu simetrinya adalah Q = 7,5

Gambar 6.8

Contoh 6-7
Fungsi laba sebuah perusahan diperkirakan berbentuk fungsi kuadrat,
seperti berikut :
π = f(Q) = aQ2 + bQ + c (a ≠ 0)

Diperkirakan pula bahwa: Jika perusahaan tidak menjual barangnya,


perusahaan akan rugi 25 miliar rupiah. Bila barang yang terjual 4 ton, laba
perusahaan 55 miliar rupiah dan bila yang terjual sebanyak 6 ton, laba
perusahaan sebesar 35 miliar rupiah. Bila π menyatakan laba (dalam miliar
rupiah) dan Q menyatakan kuantitas barang (dalam ton).
a. Tentukanlah fungsi labanya
b. Agar perusahaan tersebut mendapat laba yang maksimum seharusnya
berapa unit barang yang dijual (diproduksi)?

Penyelesaian

15
a. π = f(Q) = aQ2 + bQ + c

Informasi yang tersedia sebagai berikut

Q π (Q, π)
1 0 -25 (0, -25)
2 4 55 (4, 55)
3 6 35 (6, 35)

Dicari terdahulu nilai a, b dan c. Untuk mendapatkan nilai a, b dan c


substitusikan ke tiga titik ke dalam persamaan fungsi laba, sebagai berikut:
1. (Q, π) = (0, -25) π = aQ2 + bQ + c
-25 = a(0)2 + b(0) + c
c = -25

π = aQ2 + bQ + c
2. (Q, π) = (4, 55)
55 = a(4)2 + b(4) − 25
80 = 16a + 4b
20 = 4a + b
b = 20 – 4a

3. (Q, π) = (6, 35) π = aQ2 + bQ + c


35 = a(6)2 + b(6) − 25
60 = 36a + 6b
10 = 6a + b

Substitusikan 2 dan 3, didapat


10 = 6a + b
10 = 6a (20 – 4a)
a = -5

Substitusikan 4 ke 2 atau ke 3, didapat


b = 20 – 4a
b = 20 – 4(-5) = 20 + 20 = 40

Jadi, fungsi labanya adalah

16
π = f(Q) = aQ2 + bQ + c
= f(Q) = -5Q2 + 40Q – 25

b. Q =…? Agar labanya maksimum


−b −40
Q= = =4
2a 2(−5)

Jadi, agar labanya maksimum maka barang yang harus terjual adalah 4 ton.

2.3 Kurva Transformasi Produk


Kurva transformasi produk menyatakan hubungan anatar kuantitas
dari dua jenis barang (joint products) yang dihasilkan oleh perusahaan
dengan menggunakan tenaga kerja dan bahan mentah (material) yang sama.
Secara matematis, kurva transformasi produk adalah tempat kedudukan
kombinasi kuantitas dua jenis barang yang dapat dihasilkan dengan
masukan (input) tertentu (Draper dan Klingman, 1967;Weber, 1982).
Apabila kuantitas kedua jenis barang yang dihasilkan tersebut adalah
Q1 dan Q 2 , kurva transformasi produk akan menunjukkan hubungan antara
Q1 dan Q2 berbanding terbalik yang memiliki arti bila kuantitas Q1
bertambah maka kuantitas Q2 akan berkurang dan sebaliknya. Dalam
prakteknya, banyak proses produksi industri dapat menghasilkan lebih dari
satu keluaran (output), misalnya sejenis barang tetapi dengan kualitas yang
berbeda (kualitas satu, kualitas dua dan seterusnya).
Kurva transformasi produk ini bila digambar, cekung terhadap titik
0 seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.9

17
Contoh 6-8
Sebuah perusahaan memproduksi sejenis barang dengan kualitas yang
berbedayaitu A1 dan A2 , masing-masing sebanyak Q1 dan Q2 unit. Kurva
transformasi produk untuk masukan (input) tertentu yang digunakan adalah
1
Q 2 = 100 − 4 Q12

a. Berapa unit maksimal A1 dan A2 yang dapat diproduksi?


b. Berapa unit barang A1 dan A2 diproduksi agar kuantitas A1 dan A2
sama banyak?

Penyelesaian
a. Bila Q2 = 0, Q1 =….? Bila Q1 = 0, Q2 =….?
1
1 Q2 = 100 − 4 Q12
Q2 = 100 − 4 Q12 1
Q2 = 100 - 4 (0)2
1
0 = 100 - 4 Q12 Q2 = 100
Q12 = 400 Jadi, kuantitas A1 dan A2 yang maksimal dapat
diproduksi masing-masing 20 unit dan 100 unit.
Q1 =√400
(Q1 )1,2 = ±20
(Q1 )1 = 20 (bermakna)
(Q1 )2 = -20 (tak bermakna)

b. Bila Q1 = Q2 , maka Q1 =….? dan Q2 = ….?


1
Q2 = 100− 4 Q12
1
Q1 = 100− 4 Q12 (gantikan Q2 dengan Q1)
Q12 + 4 Q1 – 400 = 0
a = 1, b =, c = −400
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐 −4±√(4)2 −4(1) (−400)
(Q1 )1,2 = =
2𝑎 2(1)
(Q1 )1 = 18,09 (bermakna) dan (Q1 )2 = -22,09 (tak bermakna)

Jadi, kuantitas A1 dan A2 yang harus diproduksi agar A1 dan A2


sama banyak adalah Q1 = Q 2 = 18,09 unit.

18
Contoh 6-9
Suatu perusahaan marmer memproduksi dua jenis marmer dengan
kualitas satu dan dua melalui proses produksi yang sama. Kurva
transformasi produk untuk sejumlah masukan (input) yang
digunakan, dinyatakan oleh persamaan
Q2 = 9 Q12 - 56
Bila Q1 dan Q2 adalah kuantitas masing-masing marmer yang
diproduksi. Berapa unit masing-masing marmer harus diproduksi
agar kuantitas marmer kualitas satu sepertiga kali kuantitas marmer
kualitas dua?

Penyelesaian
1
Q1 = …? Q2 =….? Bila Q1 =3 Q 2

Q2 = 9Q12 - 56
Q2 - 9Q12 + 56 = 0
1
Q2 – 9(3 Q 2 )2 + 56 = 0

Q2 - Q2 2 + 56 = 0
Q2 2 - Q2 – 56 = 0
( Q2 - 8) (Q2 +7) =0
Q2 = 8 (bermakna)
Q2 = -7 (tak bermakna)

Q1 = …?
1 1 8
Q1 = 3 Q2 =3 (8) = 3

1
Jadi, agar kuantitas marmer kualitan satu 3 kali kuantitas marmer

kualitas dua, maka masing-masing marmer harus diproduksi


8
sebanyak 3 unit dan 8 unit.

19
2.4 Hukum Pareto Mengenai Distribusi Penghasilan
Hubungan antara banyaknya individu (N), jumlah penduduk tertentu (a),
dengan batas penghasilan terendah (x), dinyatakan dalam persamaan
hiperbola fermat (Draper dan Klingman, 1967;Weber, 1982), sebagai
berikut:
a
N =xb

0 < N ≤ a dan
0 < x < penghasilan maksimum penduduk

N = banyak individu
a = jumlah penduduk
x = batas penghasilan terendah
b = parameter penduduk yang biasanya diperkirakan 1,5

Per definisi n dan x adalah diskrit, akan tetapi dalam prakteknya, x


dipandang sinambung (kontinu). Untuk penduduk yang berpenghasilan di
atas subsisten, hokum Pareto umumnya cukup teliti dan nilai b dianggap
sama dengan 1,5 (b≈ 1,5).

Grafik persamaannya secara umum seperti dibawah ini

Gambar 6.10

20
Contoh 6-10
Hukum Pareto tentang penghasilan dari sekelompok orang adalah
248.1010
N= 3
𝑥2

x = penghasilan (dalam rupiah), N = banyak individu

Pertanyaan
a. Berapa orangkah yang berpenghasilan diatas satu juta rupiah?
b. Berapa orangkah yang berpenghasilan antara Rp. 6. 400,00 dan Rp.
10.000,00?
c. Berapa penghasilan terendah bagi 10 orang yang berpenghasilan
tertinggi?

Penyelesaian
a. Banyaknya orang yang berpenghasilan di atas satu juta rupiah
x =106
248.1010 248.1010
N= 3 = = 2480
109
(106 )2

Jadi, yang berpenghasilan di atas satu juta rupiah sebanyak


2480 orang.

b. Banyak orang yang berpenghasilan diatas Rp. 6.400,00


x = 6400
248.1010 248.1010 248.1010
N= 3 = = = 4.843.750
106 512.103
(6400)2

Banyak orang yang berpenghasilan di atas Rp. 10.000,00


x = 10.000
248.1010 248.1010
N= 3 = = 248. 104 = 2.480.000
106
(104 )2

21
Jadi, jumlah orang yang berpenghasilan antara Rp. 6. 400,00 sampai
dengan Rp. 10.000,00 adalah 4.843.750 orang dikurangi 2.480.000
0rang = Rp. 2.363.750 orang.

c. N = 10
248.1010
N= 3
𝑥2
248.1010
10 = 3
𝑥2
3
𝑥 2 = 248. 109
3
2
=√248. 109
1
3
= (248. 109 ) 2
2
= (248. 109 )3
2
= (83 . 109 )3
= 82 . 106
x = 64. 106
Jadi, penghasilan terendah dari 10 orang yang berpenghasilan tertinggi
adalah sebesar 64. 106 atau 64 juta rupiah

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan menerapkan fungsi tan-linear dalam ekonomi dan bisnis, kita dapat
menggambarkan hubungan antara dua variabel ekonomi yang tepat.

3.2 Saran
Penulis tentu menyarakan untuk mempelajari fungsi tan-linear, khususnya
fungsi kuadrat, fungsi pecah, fungsi eksponen dan logaritma dalam ekonomi
bisnis karena akan memudahkan kita dalam menggambarkan hubungan antara
dua variabel ekonomi secara tepat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Draper, Jean E., dan Jane S. Klingman. Mathematical Analysis, Business and
Economics Applications, New York: Harper & Row, Pubishers, 1967.

24

Anda mungkin juga menyukai