Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 12

Nama :

1. Ida Ayu Intan Ramanti (2007511152)


2. Yohana (2007511157)
3. Adinda Nur Cintya Wati (2007511165)

Mata Kuliah / Kelas : Ekonomi Mikro / A5

Waktu Kuliah : 08.00 - 11.00 WITA

Dosen : Drs. I Ketut Sutrisna, M.Si.

RINGKASAN MATA KULIAH EKONOMI MIKRO

BAB VIII

HARGA DAN OUTPUT PASAR OLIGOPOLI

Oligopoli daalah organisasi pasar dimana terdapat beberapa penjual suatu komoditi. Oleh
karena itu, tindakan setiap penjual akan memengaruhi penjual lain. Akibatnya, jika kita tidak
membuat beberapa asumsi khusus tentang reaksi perusahaan lain terhadap tindakan perusahaan
yang sedang dianalisis, kita tidak dapat membuat kurva permintaan untuk perusahaan oligopoli
tersebut dan kita akan menghadapi cara penyelesaiaan yang tidak menentu. Untuk setiap asumsi
prilaku khusus yang kita buat, kita dapatkan cara penyelesaiannya yang berbeda. Dengan
demikian kita tidak mempunyai teori umum mengenai oligopoli. Apa yang kita miliki adalah
beberapa model yang berbeda yang sebagian besar hasilnya memuaskan. Adapun berbagai model
untuk menganalisis prilaku oligopolis, yaitu:

1. Model Cournot, model ini mengasumsikan bahwa perusahaan memutuskan secara


independen tingkat produksi yang memaksimalkan laba. Dalam jangka panjang, harga
dan output stabil dalam artian tidak ada kemungkinan perubahan output atau harga yang
akan membuat perusahaan lebih baik.
2. Model Betrand, model betrand berlaku pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi
suatu barang yang homogen dan mengambil keputusannya pada saat yang sama. Namun
dalam model betrand, yang harus ditentukan oleh perusahaan adalah keputusan harga
bukan jumlah output perusahaan.
3. Model Edgeworth, dalam model ini menggunakan asumsi (1) setiap perusahaan
mengahdapi kurva permintaan garis lurus yang sama untuk produknya, (2) setiap
perusahaan mempunyai kapasitas produksi terbatas dan tidak dapat memenuhi seluruh
penawaran pasarnya sendirian, dan (3) setiap perusahaan, dalam mencoba
memaksimumkan keuntungan totalnya mengasumsikan bahwa perusahaan lain
mempertahankan harganya pada tingkat yang konstan. Akibat dari asumsi ini adalah
bahwa akan tedapat fluktuasi harga produk yang terus menerus di antara harga monopoli
dan harga output maksimum dari setiap perusahaan.
4. Model Chamberlin, mengasumsikan bahwa duopolis mengakui saling mengakui
ketergantungan antar mereka, sehingga duopolis tsb menetapkan harga-harga yg sama,
menjual jumlah yg sama, dan memaksimumkan keuntungan bersama. Keseimbangan
pasar terjadi bila ditetapkan satu harga kesepakatan.
5. Model kurva permintaan berlekuk, model ini menjelaskan kekakuan harga yang sering
diamati dalam pasar perusahaan oligopolitis. Sweezy beranggapan bahwa bila ada
produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan kehilangan
konsumen karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan harga dan
sebaliknya. Produsen tidak akan menyesuaikan diri terhadap kenaikan harga melainkan
terhadap penurunan harga. Kurva permintaan “patah” akibat hilang konsumen. Akibatnya
kurva MR juga patah.
6. Model Kartel Terpusat, kartel adalah perusahaan resmi para produsen dalam sebuah
industri yg menetukan berbagai kebijakan bagi seluruh perusahaan dalam kartel itu,
dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan total kartel tersebut.
7. Model Kartel Berbagi Pasar, jenis kartel lain, agak lebih longgar daripada yang terpusat
adalah kartel berbagi-pasar (market-sharing cartel) dimana perusahaan-perusahaan
anggota bermufakat tentang pangsa pasar yang dimiliki masing-masing. Dalam kondisi
tertentu, kartal berbagi-pasar ini dapat pula menghasilkan cara penyelesaian monopoli.
8. Model Kepemimpinan Harga, Dalam model ini terdapat perusahaan dominan yang
bertindak selaku pemimpin dasar, serta perusahaan lainnya sebagai pengikut. Dimana
mereka bereaksi seolah-olah mereka berada dalam pasar yang bersaing sempurna.
9. Model Permainan (Game Theory). Model ini mencoba menjelaskan perilaku perusahaan
dalam pasar duopoli secara lebih realistis. Menurut teori ini duopolis tidak selalu
mengambil keputusan secara kompetitif, tetapi juga kerja sama (cooperatif). Strategi
manapun yang dipilih, dasar pertimbangannya adalah berapa besar hasil yang diperoleh
(pay off).

Dalam jangka pendek, pelaku oligopoli dapat memperoleh keuntungan atau mencapai
kondisi impas ataupun mengalami kerugian. Namun, dalam jangka panjang, perusahaan
oligopolistis akan meningkatkan industrinya kecuali jika mendapat keuntungan atau setidaknya
mencapai kondisi impas dengan membuat skala operasi yang terbaik. Implikasi efisiensi dari
ekuilibrium jangka panjang menurut organisasi pasar yang berbeda yaitu hubungannya dengan
besarnya keuntungan total dimana perusahaan monopoli dan oligopoli kecenderungan
memperoleh keuntungan, hubungannya dengan alokasi sumber daya dimana perusahaan bersaing
sempurna akan berproduksi pada P = LMC dan hubungannya dengan promosi penjualan dimana
pemborosan promosi penjualan cenderung sama dengan nol dalam persaingan sempurna dan
cenderung maksimum dalam persaingan oligopoli serta monopolistis.

Anda mungkin juga menyukai