PERSAINGAN
OLIGOPOLI
Pasar ini memiliki tujuan agar para konsumen dapat leluasa memilih produk yg mereka
inginkan. dgn begitu produsen akan terus meningkatkan kualitas produk yg mereka jual
serta memenuhi kebutuhan konsumen mereka. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
para produsen.
Untuk tetap bertahan & terus meningkatkan produk yg mereka jual, maka para produsen
harus terus menerus meriset pasar & membuat produk baru yg lebih baik dari produk
sebelumnya agar para konsumen tertarik & membeli produk tersebut. Meskipun terlihat
lebih susah dgn usaha pada umumnya, tetapi dgn menjadi produsen dlm oligopoli dapat
lebih menguntungkan terutama pada strategi pemasaran yg dilakukan.
CIRI – CIRI PASAR OLIGOPOLI
Memiliki 2 Produsen atau lebih
Dalam pasar oligopoli ini dijalankan oleh 2 (dua) konsumen atau lebih. Sedangkan untuk
produsen kurang dari 10 produsen, maka dari itu pasar ini disebut dgn pasar persaiangan tdk
sempurna karna konsumen lebih banyak dari pada produsen.
Kelebihan Kekurangan
Keterangan gambar :
A. Ologopoli tanpa diferensiasi produk, dimana kurva seorang produsen itu tdk bisa
ditentukan & tdk bisa di analisa.
B. Oligopoli dgn diferensiasi produk, dimana kurva permintaan seorang produsen itu dpt
ditentukan & dpt di analisa.
PERSAINGAN OLIGOPOLI
Dlm kasus B tsb mengartikan bahwa seorang produsen mungkin menganggap bahwa
kurva permintaannya adalah kurva permintan yg paling rendah, sehingga bisa menentukan
tingkat output & harga jualnya.
Karena adanya ketergantungan antar perusahaan dlm suatu industri tsb itulah maka
prilaku suatu perusahaan tentu akan sulit dianalisa, karena setiap perusahaan tahu bahwa
setiap perubahan kebijakan harga , kualitas, output & iklan itu akan mendorong reaksi dari
pesaingnya. & setiap perusahaan bisa beraksi jika perusahaan lain mengubah
kebijakannya. Dlm pasar persaingan sempurna yg perusahaannya menjual produk yg
sama, tdk ada keinginan untuk membuat iklan yg bertujuan untuk mempromosikan
produknya, semua itu di karenakan konsumen sudah tahu bahwa semua produk dlm pasar
persaingan sempurna adalah sama. Contohnya adalah gandum.
Tetapi lain halnya dlm pasar oligopoli, sebuah perusahaan sering kali mengeluarkan uang
jutaan rupiah bahkan milyaran rupiah yg hanya bertujuan untuk mendefrensiasikan produk
mereka. Walaupun cara tsb tdk begitu berarti tetapi ada sebagian informasi yg dpt diterima
oleh konsumen, pendefrensiasian produk tsb tdklah bermanfaat karena tdk ada pengaruh
apapun bagi konsumen kecuali perusahaan tsb memberikan pilihan produk yg lebih luas di
pasaran.
PERSAINGAN OLIGOPOLI
Sebagai contoh terdpt 2 perusahaan yg akan
mengeluarkan iklan dgn tujuan untuk menarik
pembeli yaitu perusahaan rokok Marlboro &
Camel, jika kedua perusahaan itu memilih untuk
membuat iklan maka keduanya akan tetap dpt
membagi pasar walaupun konsekwensi yg akan
mereka hadapi adalah mereka akan mendptkan
laba yg rendah karena telah dikurangi oleh biaya
iklan yg mahal yg harus mereka tanggung.
Akan tetapi jika salah satu diantara mereka
memutuskan untuk tdk membuat iklan sedangkan
yg lain membuat iklan maka, perusahaan yg
membuat iklan tsb akan mendptkan lebih banyak
keuntungan sehingga perusahaan yg tdk
melaygkan iklan akan kehilangan konsumen &
akan mengakibatkan jumlah permintaan terhadap
produknya bisa menurun.
PERSAINGAN OLIGOPOLI
Oligopoli
Model Bertrand
prilaku mereka itu menjadi sulit.
Maka dari itu kita tdk bisa hanya Duopoli
Model
mengandalkan teori oligopoli saja
untuk menjelaskan keadaan dlm
Chamberlin
Kartel
pasar oligopoli, tapi kita juga butuh Model
model-model lain yg umum yg dpt Stackelberg
menjelaskan keadaan dlm pasar
oligopoli secara rinci.
1. DUOPOLI
Duopoli adalah bentuk sederhana dari oligopoli yg berarti suatu bentuk pasar dimana
penawaran suatu jenis barang hanya dikuasai oleh 2 perusahaan.
dlm duopoli penjual pertama harus mamperhatikan reaksi penjual kedua, & dlm duopoli
penjual juga harus menentukan berapa jumlah barang yg akan diproduksi & juga
menentukan harga yg akan di tawarkan di pasaran.
a. MODEL COURNOT
Dlm model Cournot barang yg dihasilkan itu juga bersifat homogen & struktur biaya
produksinya sama dgn biaya produksi marginal yg = 0. Secara umum bisa di katakan
bahwa jika dipasar terdpt 2 perusahaan maka masing-masing perusahaan akan
menentukan berapa banyak kuantitas yg akan diproduksi, setelah menentukan jumlah
produksi maka mereka akan menentukan harga yg bisa diterima di pasar. Katakanlah
fungsi total biaya masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: Kita memakai contoh
dari produsen rokok Marloboro & Camel
Marloboro TC1 = 10 Q1
Camel TC2 = 10 Q2
Maka dpt diakatakan kedua perusahaan mempunyai marginal cost (MC) Rp10 per unit.
Apabila Q1 = Q2 = 10, maka total cost (TC) = 100, jadi P = 100 – Q1 – Q2 = 80. (Q1 = Q2
=10, maka P = 80 Karena suatu harga (P) itu akan dpt ditentukan jika jumlah produksi yg
ditawarkan di pasar telah ditentukan, yaitu seperti Marloboro yg akan menentukan berapa
jumlah produksi (Q1) yg akan dia keluarkan dgn tdk lupa memperhatikan jumlah produksi
pesaingnya (Q2) yaitu Camel.
Begitu juga sebaliknya, Camel akan menentukan jumlah produksi (Q2) dgn memperhatikan
juga berapa produksi Marloboro (Q1).
a. MODEL COURNOT
Keseimbangan model Caurnot ini akan terjadi jika :
Marloboro dpt memaksimalkan keuntungannya.
Camel juga dpt memaksimalkan keuntungannya juga.
Dan seluruh produksi Marloboro & Camel (Q1+Q2) telah habis dlm pasar.
Dan keseimbangan dlm model Cournot ini hampir sama/ hampir mendekati dgn
keseimbangan pasar bersaing sempurna.
b. MODEL BERTRAND
Dlm model ini seorang penjual dlm menentukan harga itu bertujuan untuk mendptkan
keuntungan yg maksimal yaitu dgn cara menghitung harga yg telah di sepakati bersama.
dlm model ini masing-masing perusahaan berharap pesaingnya itu untuk tetap
mempertahankan tingkat harga jualnya. Misalnya kita gunakan contoh Marloboro &
Camel tadi :
Marginal Cost MC1 = MC2 = Rp 10
Permintaan P = 100 –Q1 – Q2
Sekarang anggaplah Marloboro menjual barangnya seharga Rp 40 (P1 = Rp 40,-), maka
Camel akan menjual barangnya seharga Rp 39,- (P2 = Rp 39,-) yg Camel berharap dpt
merebut pasar Marloboro & akhirnya Marloboro jadi (Q1 = 0), situasi ini dpt digambarkan
sebagai berikut :
P = 100 – Q1 – Q2
39 = 100 – 0 – Q2
Q2 = 100 – 39
Q2 = 61
b. MODEL BERTRAND
Dari ilustrasi ini tentu saja Marloboro tdk akan diam saja, dia juga menurunkan harga
Rp38,- demi agar pasarnya tdk hilang.
Jika para produsen itu terus berlomba menurunkan harga maka dlm situasi ini ada yg di
untungkan yaitu masyarakat, karena masyarakat untuk mendapatkan barang yg mereka
inginkan itu mereka dapat membeli dgn harga yg rendah.
Tapi sekarang yg jadi masalah adalah, kapan keseimbangan itu akan tercapai jika
produsen-produsen itu terus menurunkan harganya, jawabannya adalah para produsen
tersebut akan berhenti menurunkan harga jika harga mereka sama dgn biaya marginal.
Antara Marloboro & Camel tdk akan menurunkan harganya lagi karena jika itu terjadi
berarti mereka jual-rugi (PC < MC) & tdk akan mendapatkan untung.13 Maka dlm model
bertrand ini, masing-masing perusahaan tdk mengarah kepada keuntungan pasar yg
maksimum & juga tdk pada tingkat keuntungan yg rendah.
c. MODEL CHAMBERLIN
Model Chamberlin ini dlm pasar oligopoli menyatakan bahwa, suatu keseimbangan yg
stabil akan terjadi jika dlm pasar tersebut sepakat hanya memakai satu harga.
Hal ini disebabkan karena masingmasing perusahaan menyadari bahwa mereka saling
tergantung satu sama lain. Penetapan suatu harga tersebut bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan perusahaan mereka masing-masing.
dlm model Chamberlin ini, membolehkan masuknya perusahaan baru yg akan bergabung
dlm pasar. Masuknya perusahaan baru ini bertujuan supaya terciptanya keseimbangan
yg stabil yg tdk dapat di pecahkan oleh pasar monopoli.
d. MODEL STACKELBERG
Model ini dianggap sebagai salah satu produsen yg cukup kuat posisinya dlm pasar,
sehingga dapat memaksa perusahaan pesaingnya untuk mengakui & mengikuti segala
aturannya.
dlm hal ini perusahaan yg terkuat tersebut bertindak seperti monopolis. dlm model ini di
jelaskan bahwa apabila dipasar terdapat seorang produsen yg kuat posisinya dlm pasar/
yg bisa disebut market leader, maka dimungkinkan keseimbangan dlm pasar itu akan
terbentuk stabil.
2. KARTEL
Model ini biasanya hanya untuk pasar oligopoli yg telah bergabung. kartel adalah suatu
perjanjian/ kesepakatan yg bersifat resmi diantara beberapa perusahaan dlm oligopoli.
Perjanjian kesepakatan tersebut menetapkan suatu harga & menyepakati jumlah yg akan
di produksi masing-masing anggota. Tujuan kartel adalah untuk memaksimumkan
keuntungan bersama.
Keuntungan yg maksimum itu akan mudah dicapai jika kartel menaikan harga produknya,
mengurangi jumlah output dipasar, & menghalangi masuknya pesaing baru. Maka dlm hal
ini yg merasa di rugikan adalah konsumen, karena harga menjadi lebih tinggi akibat
output yg terbatas.
Laba kartel itu begitu menggoda, karena laba yg mereka dapatkan adalah laba yg
bersifat monopoli. Dlm kartel, setelah mereka menentukan harga untuk masing-masing
anggota & telah merasakan keuntungannya, biasanya masing-masing produsen
mempunyai inisiatif sendiri untuk melakukan kecurangan demi mendapatkan keuntungan
yg lebih banyak lagi, yaitu dgn secara diam-diam produsen memproduksi lebih banyak
dari jumlah yg ditentukan/ disepakati bersama.
Apabila kadaan ini mereka jalani scr terus menerus maka model kartel ini akan hancur.
2. KARTEL
Contoh:
Kasus dugaan kartel persekongkolan harga antara PT Yamaha Indonesia
Motor Manufacturing (YMMI) & PT Astra Honda Motor (AHM). Saat ini
penguasaan pangsa pasar untuk skutik oleh AHM lebih dari 67 persen &
Yamaha lebih dari 29 persen. Jika dugaan kartel terbukti, kedua
perusahaan menguasai hampir 97 persen pangsa pasar sepeda motor
skutik.
2. KARTEL
Perusahan yg Melakukan Kartel
Di Indonesia kerjasama dlm bentuk kartel terjadi pada PT Semen
Gresik, PT Holcim Indonesia & PT Indocement yg menguasai 88%
pangsa pasar & mampu untuk mengontrol harga semen didalam
negeri.
Di Jerman terdapat enam produsen semen terbesar yg
bekerjasama dlm bentuk kartel, seperti Alsen AG “Kini Holcim
Deutschland AG” Dyckerhoff, Heidelberg Cement AG, Lafarge
Zement GmbH, Readymix AG “Kini Cemex Deutschland AG” &
Schwenk Zement KG.
Di Inggris ada empat perusahaan semen utama yg paling banyak
dilaporkan melakukan kartel, yakni Buxton Lime Industries, Castle
“Heidelberg”, Cemex UK & Lafarge.
Perusahaan semen yg melakukan kartel diwilayah Uni Eropa ialah
Holcim, Heidelberg, Dyckerhoff AG, Lafarge & Cemex yg tersebar
di Jerman, Inggris, Perancis, Belgia, Belanda & Luxemburg.
Perusahaan raksasa dibidang pertanian Cargill Inc & Bunge Ltd
melakukan kerjasama kartel pada bidang pedagang & distributor
sereal & produk pertanian.