Anda di halaman 1dari 30

KANDUNGAN OBAT YANG TERDAPAT

PADA TUMBUHAN JAHE (ZINGIBERACEAE)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Morsistum

Disusun oleh :

YOSSI FEBRIANI
NIM 31110052
Farmasi 1A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2011
ABSTRAK

Zingiberaceae (jahe-jahean) merupakan salah satu kelompok


tumbuhan yang telah banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak
hanya sebagai tanaman obat, juga merupakan sumber panghasil
minyak esensial dan bahan bumbu. Selain yang sudah
dibudidayakan, di hutan-hutan Sumatera Barat masih ditemukan
jenis liar Zingiberaceae. Dari studi keanekaragaman yang telah
dilakukan, secara keseluruhan ditemukan 17 jenis Zingiberaceae
di kawasan Cagar alam Rimbo Panti, Sumatera Barat yakni:
Alpinia malaccensis, Amomum gracile, Amomum lappaceum,
Amomum testaceum, Amomum sp., Boesenbergia sp., Etlingera
megalocheilos, Etlingera sp., Geocharis rubra, Globba aurantiaca,
Globba flavibracteata, Globba paniculata, Hedychium
longicornutum, Hornstedtia conica, Hornstedtia rubra, Hornstedtia
tomentosa dan Zingiber sp. Geocharis rubra merupakan temuan
distribusi baru (”new record”) untuk Sumatra. Sedangkan
Etlingera sp. diperkirakan jenis baru (”new species”), namun masih
diperlukan kajian yang lebih rinci untuk menjelaskan status
taksonominya.

Kata kunci : Zingiberacae liar, keanekaragaman, Sumatra, “new


record”, “new species”.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang


telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Morsistum STIKEs Bhakti
Tunas Husada.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan
keritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Penyusun juga menyadari bahwa dalam menyusun
laporan ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari
berbagai pihak, baik bantuan berupa moril maupun materil. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis juga berharap semoga karya tulis ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi yang berkepentingan pada
umumnya.

Tasikmalaya, Juni 2011

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................ 1
B. Tujuan .................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tanaman ................................................. 3
B. Sentra Penanaman .................................................. 5
C. Lingkungan Tumbuh ............................................... 6
D. Syarat Penanaman .................................................. 6
E. Budidaya Tanaman ................................................. 7
F. Panen ...................................................................... 13
G. Khasiat Jahe ........................................................... 15
H. Kadungan Kimia ...................................................... 22
I. Perkembangan Penelitian ........................................ 23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................. 25
B. Saran ...................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika kita melihat perkembangan tanaman obat herbal
Indonesia bisa di katakan sangat jauh dibandingkan dengan
Negara–negara lain, padahal Indonesia kaya akan herbal yang
berlimpah. Namun kenyataannya Indonesia hanya berada di
urutan ke-34 pengekspor herbal di dunia, kalah jauh dengan
singapura yang berada di urutan ke-4 padahal Indonesia lebih
kaya tanaman obatnya dibandingkan Singapura.
Begitu juga dari segi popularitas, herbal Indonesia masih
kalah jauh dari Cina dan India. Cina terkenal
dengan Traditional Chinese Medicine (TCM) dan India terkenal
dengan Ayurvedic yang sudah terkenal di seluruh dunia. Lalu
kemanakah herbal Indonesia?
Manfaat terapi herbal akan semakin terasa untuk
penyakit – penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang disebabkan
karena faktor usia dan kemunduran fungsi organ.  Salah satu
jenis penyakit degeneratif tersebut  adalah kanker. Pengobatan
barat umumnya dalam menghadapi penyakit kanker hanya ada
2 pilihan yaitu operasi yang di lanjutkan dengan kemoterapi
atau kemoterapi saja karena kankernya telah masuk stadium
lanjut. Tujuannya hanya memperlambat dan memperpanjang
usia. Apakah pasiennya sembuh? tentu saja tidak. Disinilah
peran herbal sebagai pelengkap pengobatan medis yang telah di
lakukan. Hasil yang di dapat akan menjadi lebih sempurna.
Contoh beberapa tanaman obat Indonesia yang sangat ampuh
terhadap kanker adalah mahkota dewa, keladi tikus, temu
putih, kulit manggis dan mengkudu.

1
Sebagai kesimpulan, marilah jadikan herbal Indonesia
sebagai pelengkap pengobatan medis, bukan lagi sebagai
alternatif dan jadikan herbal Indonesia sebagai tuan rumah di
negeri sendiri dengan menjadikannya sebagai bagian terapi
alami kita. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

B. Tujuan
Mengetahui kandungan obat yang terdapat pada
tumbuhan jahe (Zingiberaceae).

C. Manfaat
Memberitahu pada pembaca tentang kandungan obat
yang terdapat pada tumbuhan jahe (Zingiberaceae).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman
Nama latin : Zingiber officinale
Nama Daerah : Jahe
Habitat : Jahe tumbuh subur di
ketinggian 0 hingga 1500
meter di atas permukaan
laut, kecuali jenis jahe gajah
di ketinggian 500 hingga
950 meter.
Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang
Kandungan Kimia : Zingerone, shogaols dan
gingerols , minyak volatile
yang membentuk 1-3 persen
dari berat jahe segar.
Khasiat : Analgesik, sedatif ,
antipiretik dan antibakteri.
Nama Simplesia : Zingiberis Rhizoma;
Rimpang Jahe.
Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) : Monocots
(tidak termasuk) : Commelinids
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Z. officinale

3
Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu
kelompok tumbuhan yang kita tahu telah banyak
dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman
obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial,
tanaman industri dan bahan bumbu. Tiga jenis diantaranya
sudah umum diperdagangkan dan dibudidayakan yakni
Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit) dan
Elatteria cardamomum (gardamunggu atau kapulaga).
Masyarakat Sumatera Barat terutama suku Minangkabau
sudah terkenal dengan masakan yang kaya bumbu. Dengan
julukan "nasi padang" pada umumnya orang berfikir akan
masakan yang pedas, bersantan dan kaya bumbu. Bumbu
dasar pada banyak masakan Padang adalah dari kelompok
Zingiberaceae. Rendang adalah salah satu contoh masakan
padang yang cukup terkenal. Bumbu dasar pada masakan
rendang, tiga jenis diantaranya adalah anggota dari family
Zingiberaceae yakni kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber
officinale) dan lengkuas (Alpinia galanga). Sampai saat ini jahe-
jahean yang telah dimanfaatkan merupakan tumbuhan yang
telah dibudidayakan. Keadaan ini menyebabkan jenis jahe-
jahean liar tidak dikenali, padahal jenis liar tersebut masih
banyak dijumpai di hutan-hutan Sumatera Barat.
Jahe-jahean pada umumnya berupa tumbuhan terrestrial
yang tumbuh di hutan tropis, terdapat pada dataran rendah di
hutan-hutan pebukitan, tercatat pada ketinggian 200-500 m
dpl. Habitat yang disenangi jahe-jahean umumnya tempat-
tempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan
sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan
kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya
matahari penuh. Beberapa jenis dari Etlingera tumbuh pada
hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang
mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan

4
beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan
habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa, 1998).
Cagar Alam Rimbo Panti, merupakan salah satu kawasan
konservasi di Sumatera Barat yang masih mempunyai hutan
cukup baik. Kawasan ini mempunyai dua tipe ekosistem hutan
yang unik yakni hutan pebukitan dan hutan rawa, termasuk
rawa air panas. (Sub Balai KSDA, 1999). Keunikan ekosistem
tersebut, membuat kawasan ini juga mempunyai keunikan dan
kekayaan pada floranya. Karena itu penting sekali mengetahui
keanekaragaman tumbuhan di lokasi ini, terutama untuk
keperluan pendidikan, informasi wisata dan konservasi.
Pada kawasan ini sebelumnya sudah pernah dilakukan
beberapa penelitian mengenai keanekaragaman tumbuhan
tetapi hanya terbatas pada pada taksa tertentu saja. Beberapa
penelitian yang pernah dilakukan diantaranya Herbarium
Universitas Andalas. (1995); Widjaja (1999); Nurainas, (2000)
dan Nurainas (2004). Kajian keanekaragaman pada kelompok
Jahe-jahean (Zingiberaceae) ini akan melengkapi data
keanekaragaman flora Cagar Alam Rimbo Panti khususnya dan
Sumatera Barat pada umumnya.

B. Sentra Penanaman
Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di
Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia,
Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari
Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India
merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50
% dari total produksi jahe dunia.

5
C. Lingkungan Tumbuh
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di
atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500
hingga 950 meter.
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan
2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah
lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah
yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

D. Syarat Penanaman
1. Iklim
a. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi,
yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
b. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe
memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain
penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka
sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
c. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe
antara 20-35 derajat C.
2. Media Tanam
a. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang
subur, gembur dan banyak mengandung humus.
b. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat
berpasir dan tanah laterik.
c. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH)
sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum
untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
3. Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan
ketinggian 0-2.000 m dpl. Tetapi pada umumnya di
Indonesia ditanam pada ketinggian 200-600 m dpl.

6
E. Budidaya Tanaman
1. Pembibitan
a. Persyaratan Bibit
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi
syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh
yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan
mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit.
Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
1) Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari
pasar).
2) Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua
(berumur 9-10 bulan).
3) Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit
rimpang tidak terluka atau lecet.
b. Teknik Penyemaian Bibit
Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau
seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya
terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat
dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan.
1) Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur
sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan
sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut
dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5
mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya
potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam
karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam
larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1
menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan
kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan
peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu

7
diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya
diberi abu gosok atau sekam padi, demikian
seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu
gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu
lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.
2) Penyemaian pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10
x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe
gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian
tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami
setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada
bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya
diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian
seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis
rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan
bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan
penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan
fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah
bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak
terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu
dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan
memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
c. Penyiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari
ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut
dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam
larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur
2-4 jam, barulah ditanam.
2. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan

8
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal
harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang
dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yang
ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang
dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau
dikurangi keasaman dengan kapur.
b. Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam
kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk
mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah
dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu
tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun
menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati
terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah
pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat
dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3
minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk
kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
c. Pembentukan Bedeng
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya
jelek dan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan
air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan
dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm,
sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi
lahan.
d. Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar
unsur-unsur hara didalamnya, terutama fosfor (p) dan
calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit
diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi
media perkembangan beberapa cendawan penyebab
penyakit fusarium sp dan pythium sp.

9
Pengapuran juga berfungsi menambah unsur
kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk
mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang
embentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel
buah dan merangsang pembentukan biji.
1) Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan
dolomit > 10 ton/ha.
2) Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5
ton/ha.
3) Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit
0.8 ton/ha.
3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Pembudidayaan jahe secara monokultur pada
suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional,
karena mampu memberikan produksi dan produksi
tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe
secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu
menimbulkan kerugian.
Penanaman jahe secara tumpangsari dengan
tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan
sebagai berikut:
1) Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya
harga.
2) Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja
pemeliharaan tanaman.
3) Meningkatkan produktivitas lahan.
4) Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat
rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman
pengganggu).

10
Praktek di lapangan, ada Jahe yang
ditumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti
ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain.
Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti
jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan
lainnya.
b. Pembuatan Lubang Tanah
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek,
karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya
tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya
buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm
untuk menanam bibit.
c. Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara
melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang
tanam atau alur yang sudah disiapkan. Penanaman jahe
sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar
bulan September dan Oktober.
d. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya
diadakan untuk melihat rimpang yang mati. Bila
demikian harus segera dilaksanakan penyulaman agar
pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal
dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit
rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar.
2) Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman
jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6
minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman
pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe
berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan

11
penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut
rimpangnya mulai besar.

3) Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang
peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik,
maka tanah harus digemburkan. Disamping itu
tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe
yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan
tanah.
Apabila tanaman jahe masih muda, cukup
tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan
jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan berikutnya
dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali
pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus
terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk
menyalurkan kelebihan air.
Pertama kali dilakukan pembumbunan pada
waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri
atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan
dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe.
Namun tergantung kepada kondisi tanah dan
banyaknya hujan.
4) Pemupukan
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman),
tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada
saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang
digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha.
Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang
dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10
gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112

12
kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan.
Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen
(60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha).
Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K
diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya
(2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2
bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan
ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau
dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
5) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman Jahe tidak memerlukan air yang
terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi
pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada
awal musim hujan sekitar bulan September;
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan
mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk disemai
dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida
pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan
pupuk organik cair atau vitamin-vitamin yang
mendorong pertumbuhan Jahe.

F. Panen
1. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe
itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap
masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada
umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan
sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.

13
Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen
setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa
dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun
berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua
mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering
pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari
atau lebih.
b. Cara Panen
Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati
menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan
jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah
dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang
dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe
dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama
1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak
lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi
melainkan agak disebar.
c. Prakiraan Produksi
Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar
antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe
emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.
2. Pascapanen
a. Penyortiran dan Penggolongan
Rimpang kemudian dipilih (sortasi) berdasarkan
ukuran panjang, lebar, besar dan kecil untuk
memisahkan bahan yang berkualitas rendah (rusak)
dengan yang baik (seragam). Sortasi pada kunyit
dilakukan melalui dua tahap, yaitu sortasi basah dan
kering. Sortasi basah dilakukan pada bahan segar untuk
memisahkan bahan-bahan dari kotoran berupa tanah,
sisa tanaman, dan gulma yang dimungkinkan mencemari
bahan hasil panen. Sortasi kering dilakukan pada bahan

14
yang telah mengalami pengeringan guna memisahkan
bahan-bahan dari benda-benda asing, seperti kerikil,
tanah dan kotoran-kotoran lain. Setelah bersih, rimpang
dikumpulkan dalam wadah berupa karung untuk
memudahkan pengangkutan dan mempertahankan
kebersihan rimpang hasil panen selama pengangkutan.
b. Penyimpanan
Rimpang disimpan dalam gudang yang memiliki
ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari
kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas
bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang
cukup, serta bersih dan terbebas dari hama gudang.
Untuk mencegah timbul hama gudang seperti rayap,
dilakukan dengan mengoleskan oli bekas pada lantai
gudang. Setelah oli itu kering baru dipasang bantalan
dari kayu, untuk meletakkan jahe yang telah
dimasukkan dalam karung. Upaya yang dilakukan untuk
menghindari serangan hama/cendawan yaitu dengan
melakukan penyemprotan insektisida/fumigasi sebelum
gudang digunakan.

G. Khasiat Jahe
1. Jahe Dan Kesehatan
Sudah saatnya kita membebaskan diri dari zat-zat
kimia yang dibawa oleh makanan-makanan import, dan
sudah saatnya pula kita merubah filosofi makan kita. Kita
kembalikan lagi ke tujuan awal bahwa kita makan intinya
adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran.
Berbagai jenis minuman nusantara yang dapat
digolongkan sebagai pangan fungsional antara lain wedang
jahe, wedang secang, wedang jeruk, beras kencur, kunyit

15
asam, bir temulawak, bir plethok, ronde, sekoteng, bandrek,
serbat dan dadih. Khasiat minuman tradisional antara lain,
dapat menghangatkan tubuh, mencegah masuk angin,
batuk, influenza, reumatik, meningkatkan stamina tubuh,
melancarkan pencernaan dan anti diare.
Namun dalam hal ini saya akan menitik beratkan
pada Jahe, Kenapa Jahe? Karena Pada Jahe banyak sekali
khasiat untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Adapun
Khasiat Jahe antara lain:
a. Mampu meredakan nyeri lambung dan memulihkan
radang sendi.
b. Jahe terbukti berkhasiat sebagai karminativum atau
dapat merangsang keluarnya gas dari perut sehingga
mampu mengobati masuk angin.
c. Sifatnya yang menghangatkan tubuh juga dipercaya
mengurangi rasa mual, batuk dan gejala flu ringan.
d. Penelitian lain menyebutkan, kandungan enzim protease
dan lipase yang terkandung dalam jahe berfungsi
memecah protein dan lemak. Enzim inilah yang
membantu mencerna dan menyerap makanan sehingga
meningkatkan napsu makan.
e. Jahe juga melindungi sistem pencernaan dengan
menurunkan keasaman lambung. Senyawa aseton dan
methanol pada jahe juga mampu menghambat terjadinya
iritasi pada saluran pencernaan. Manfaatnya, nyeri
lambung bisa dikurangi dengan mengkonsumsi jahe.
Peradangan pada arthritis/radang sendi juga bisa
ditanggulangi dengan banyak mengkonsumsi jahe karena
jahe menghambat produksi prostaglandin, hormon dalam
tubuh yang dapat memicu peradangan.
f. Merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat
memperlebar pembuluh darah sehingga tubuh menjadi

16
hangat, darah mengalir lebih lancar dan tekanan darah
menurun.
g. Jahe Juga mengandung senyawa cineole dan arginine
yang mampu mengatasi ejakulasi dini. Senyawa ini juga
merangsang ereksi, mencegah kemandulan dan
memperkuat daya tahan sperma. Tak salah jika orang
pun menjulukinya sebagai aphrodisiac food atau
makanan pendongkrak gairah seksual, istimewa bukan?
h. Pengobatan kanker indung telur, Jahe merupakan salah
satu senjata yang efektif dalam pengobatan kanker
indung telur.
i. Mencegah kanker kolon, Karena jahe juga bisa
memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker kolorektal.
j. Penyembuhan mual akibat hamil, Hasil review dari
beberapa studi menunjukkan, jahe juga sama efektifnya
dengan vitamin B6 dalam mengatasi mual yang dipicu
oleh kehamilan.
k. Meredakan migraine, Penelitian menemukan, jahe bisa
meredakan rasa sakit migrain dengan cara menghentikan
kerja prostaglandin, penyebab rasa sakit dan peradangan
si pembuluh darah.
l. Meredakan kram, Dalam sistem pengobatan China, jahe
juga digunakan untuk mengatasi kram akibat
menstruasi.
m. Mencegah rasa sakit akibat diabetes, Sebuah studi yang
dilakukan pada tikus penderita diabetes menemukan,
tikus yang diberikan jahe mengalami penurunan kejadian
rasa sakit akibat diabetes.

2. Jahe dan SEKS

17
Kamasutra, buku pedoman seks yang terkenal juga
mengungkapkan peran jahe dalam meningkatkan dorongan
seks. Jahe, merupakan stimulan yang kuat yang mampu
untuk meningkatkan kinerja, memperbaiki ereksi, dan
mencegah ejakulasi dini.
Jika dihubungkan dengan dorongan seks perempuan,
jahe dapat membantu meningkatkan libido dan
meningkatkan sensasi.
Pada pria, jahe mampu meningkatkan hormon
testosteron. Kita ketahui, hormon testosteron merupakan
hormon yang membantu menjaga libido dan dorongan seks
seorang pria.
Panas dari jahe, bisa meniru panas tubuh yang
diproduksi selama rangsangan seksual. Keadaan seperti ini
membantu memicu semacam efek plasebo pada tubuh, yang
membuat orang untuk mengalami rangsangan seksual.
Dengan manfaat jahe seperti di atas, tidak berlebihan
bukan bila di saat malam hari dengan cuaca dingin
konsumsi jahe dengan aneka olahannya sungguh banyak
dimintati! Selain dapat menghangatkan suhu tubuh,
kemampuannya yang membuat seseorang menjadi "greng"
ini rupanya yang membuat jahe senantiasa dicari oleh
banyak orang! Tidak aneh bila jahe menjadi empon-empon
yang harganya relatif lebih mahal dibanding dengan empon-
empon lain !!!

3. Jahe Penghilang Mual dan Kembung


Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagai
salah satu rempah. Hampir semua wilayah di tanah air
umumnya memanfaatkan jahe sebagai salah satu bahan
masakan penting. Dalam taksonomi tanaman, jahe (Zingiber

18
officinale) termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi
Angiospermae, klas Monocotyledonae, ordo Zingiberales,
famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber. Jahe dalam
bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger, ada dalam
bahasa Bengali, jeung, ciang, atau jiang dalam bahasa Cina,
zenzero dalam bahasa Italia, dan jengibre dalam bahasa
Spanyol. Di beberapa daerah di Indonesia juga dikenal
dengan sebutan aliah (Sumatra), jahi (lampung), jae (Jawa,
sasak), jhai (Madura), cipakan (Bali), sipados (Kutai), dan
pese (Bugis). Menurut data dari Bagian Riset dan
Pengembangan PT Sido Muncul, jahe mengandung satu
sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi
minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi
tanaman berasal.
Kandungan utamanya yaitu zingiberene,
arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene. Secara
tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat
batuk, peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan
pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual dan
kembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabuk
udara, atau mabuk laut) bahkan pada beberapa buku teks
pengobatan menganjurkan wanita hamil agar mengonsumsi
jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selama
kehamilan. Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris
yang menunjukkan jahe efektif mengurangi mual bahkan
mual yang timbul setelah operasi.

4. Jahe sebagai Obat dan Bumbu Masakan


Jahe yang berasal dari Asia Tenggara, biasa ditanam
di daerah beriklim tropis dan terkenal dengan umbi akarnya
yang memiliki rasa pedas dan beraroma tajam. Tanaman ini
menghasilkan gerombolan kuncup bunga yang bewarna

19
putih dan merah yang akan merekah pada musim dingin.
Karena keindahan dan kemampuannya beradaptasi dengan
iklim panas, tanaman ini sering digunakan untuk
pertamanan. Batangnya yang berada di bawah permukaan
tanah, membentuk gerombolan, tebal, dan bewarna seperti
tanah. Sedangkan yang di atas tanah, tumbuh sekitar 12
inci dipermukaan, daunnya hijau dan bertulang tipis,
bunganya bewarna putih atau hijau kekuningan. Jahe
merangsang keluarnya ludah. Minyak volatile dan campuran
aroma phenol (seperti pada gingerols dan
shogaols)merupakan komponen penting yang ada pada akar
jahe. Penelitian di bidang pengobatan menunjukkan bahwa
akar jahe efektif untuk mual-mual selama dalam perjalanan.
Karena mengandung banyak antioksidan, maka akarnya
dikeringkan dan dibuat menjadi pil. Gingerale dan bir jahe
telah lama digunakan sebagai pereda sakit perut. Air jahe
digunakan pada banyak negara sebagai pencegah kejang
karena cuaca yang sangat panas. Bubuk jahe yang masih
segar biasanya digunakan untuk pilek, gejala flu, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala.
Menurut beberapa peneliti, jahe dapat menurunkan
kolesterol dan mencegah pembekuan darah, sehingga dapat
terhindar dari struk dan serangan jantung. Karena itulah
jahe harus menjadi makanan sehari-hari. Bicara mengenai
kegunaannya pada masakan, jahe merupakan bahan
penting setiap masakan. Jahe dapat digunakan sebagai
penambah rasa dan pemanis daging sehingga mudah untuk
dicerna. Jahe dapat dipakai dalam keadaan segar atau
kering, diparut atau dicampur gula, dan sebagai sirup atau
cuka. Di samping sebagai penguat rasa pada kari dan
hidangan vegetarian, jahe seringkali digunakan sebagai
campuran teh oleh orang-orang Asia.

20
Di negara-negara seperti China dan Jepang, jahe
digunakan untuk bumbu sup atau saus. Sangat
mengejutkan karena penggunaan jahe pada hidangan-
hidangan Eropa menurun sejak abad ke 18. Namun untuk
minuman, sajian mentah dengan tahu atau mie, roti, kue,
dan biskuit, jahe masih tetap digunakan.

5. Jahe Meredakan Nyeri Lambung sampai Radang Sendi


Jahe (Zingiber officinale) bukan hanya populer sebagai
bumbu masakan, tetapi juga tanaman obat yang telah
dimanfaatkan manusia selama ribuan tahun. Sampai
sekarang jahe masih digunakan secara luas sebagai obat
tradisional untuk mengatasi mual dan gangguan
pencernaan, Karena jahe mengandung sejumlah zat gizi
seperti vitamin A, B1, C, Asam-asam amino, dan sebagainya.
Unsur-unsur berkhasiat obat yang juga memberikan rasa
tajam/kuat pada jahe adalah minyak - minyak asiri,
gingerol, dan shogaol.
Manfaat jahe dapat melindungi sistem pencernaan
dengan menurunkan keasaman lambung (menaikkan pH-
nya), menururnkan sekresi asam lambung tetapi
meningkatkan aktivitas enzim pencernaan. Jahe dapat
mengurangi peradangan pada artritis dengan cara
menghambat produksi prostaglandin (hormon dalam tubuh
yang memicu peradangan), juga membantu melancarkan
pembuangan ampas makanan karena gingeol dalam jahe
dapat mempengaruhi peningkatan sekresi cairan empedu
yang akan mengaktifkan gerak peristaltik usus, juga
mengurangi risiko aterosklerosis dengan cara menghambat
proses penggumpalan darah. Selain itu juga jahe untuk
mengatasi mabuk kendaraan, pusing dan mual, mengurangi
kembung dan nyeri kronis atau rematoid artritis 1-2 gr

21
tepung jahe segar, atau 1,25 cm irisan jahe segar, atau 250
mg suplemen jahe empat kali sehari. Jahe dapat diseduh
dan diminum seperti teh, tiga kali sehari atau jika
diperlukan setiap empat jam sekali.
Teh jahe juga baik untuk meredakan reaksi tak
nyaman akibatnya batuk atau flu. Jika memakai suplemen
jahe pastikan tertulis mengandung gingerol dan shogaol.
Dan untuk mengurangi rasa nyeri dada akibat batuk atau
flu, kunyah sedikit jahe segar, minum teh jahe, atau minum
satu sendok teh madu yang diberi sedikit air perasa jahe.

H. Kadungan Kimia
Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya
berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah.
Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama
zingeron. Selain zingeron, juga ada senyawa oleoresin (gingerol,
shogaol), senyawa paradol yang turut menyumbang rasa pedas
ini.
Zingeron (4-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-butanon)
Zingeron memiliki berat molekul 194,22 g/mol, titik leleh 40-
410C dan titik didih 187-1880C pada 14 mmHg. Berat
molekulnya yang besar dan gugus karbonil yang polar pada
rantainya membuat molekul zingeron saling tarik menarik
secara kuat. Hasilnya, zingeron tidak mudah menguap. Bau
zingeron pada jahe tidak kuat namun ekor hidrokarbonnya
memberikan rasa pada jahe ketika ini kontak dengan
reseptornya.
Zingeron digunakan sebagai perasa buatan Zingeron
ialah suatu pemblok β-adrenoseptor sehingga dapat
menghambat oksidasi lipid. Ini menyebabkan zingeron memiliki

22
efek kardioprotektif sehingga dapat digunakan sebagai obat
berbagai penyakitt kardiovaskular. Zingeron juga memiliki
aktivitas sebagai antioksidan yang berguna bagi kehidupan
manusia.
Jahe merupakan rimpang dari tanaman bernama ilmiah
Zingiber Officinale Roscoe. Tanaman jahe berasal dari Asia
Pasifik dan tersebar dari India sampai Cina. Di dunia
perdagangan, penanaman jahe berdasarkan daerah asalnya,
misalkan jahe Afrika, jahe Chochin atau jahe Jamika. Sejak
250 tahun yang lalu, di Cina Jahe sudah digunakan sebagai
bumbu dapur dan obat. Di Malaysia, Filipina, dan Indonesia
jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sedangkan di
Eropa pada abad pertengahan, jahe digunakan sebagai aroma
pada bir.
Jahe sering kita temui sehari-hari. Banyak manfaat yang
kita dapat dari penggunaan jahe. Diantaranya sebagai bumbu
masak, pemberi aroma, dan rasa pada roti, kue, biscuit,
kembang gula, serta berbagai minuman (bandrek, sekoteng,
dan sirup). Jahe juga dapat digunakan pada obat tradisional
sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin,untuk
mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia,
diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat antimual dan
mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut),
kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, neuropati, sebagai
penawar racun ular dan sebagai obat luar untuk mengobati
gatal digigit serangga, keseleo, bengkak serta memar.

I. Perkembangan Penelitian
Pada 2 Maret 2011 Industri Jahe R & D Levy peraturan
yang diajukan di parlemen. Peraturan memperkenalkan dari 1
April 2011 sebuah undang-undang baru R & D retribusi jahe

23
dibayarkan kepada Research Industri Pedesaan dan
Development Corporation. Retribusi telah dilaksanakan di
bawah Industri Primer (Cukai) Retribusi Undang-Undang 1999
dan Industri Primer Retribusi dan Biaya Koleksi UU 1991
The ad valorem tarif retribusi petani jahe adalah setengah
dari satu persen (0,5%) pada penjualan jahe segar, jahe biji,
jahe dan jahe organik untuk pengolahan, akan dikumpulkan
pada titik domestik pertama penjualan. Pengecualian berlaku
untuk jahe segar yang dijual di pasar ekspor, jahe dijual
langsung kepada publik melalui pasar petani dan warung
pinggir jalan dan jahe benih yang digunakan oleh produsen
benih untuk tumbuh jahe mereka sendiri. Retribusi akan
menarik pembayaran Pemerintah Australia yang cocok untuk
memenuhi syarat R & D pengeluaran.
Sebuah RIS disiapkan oleh Departemen Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan dan disetujui oleh OBPR tersebut.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu
kelompok tumbuhan yang kita tahu telah banyak
dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman
obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial,
tanaman industri dan bahan bumbu. Tiga jenis diantaranya
sudah umum diperdagangkan dan dibudidayakan yakni
Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit) dan
Elatteria cardamomum (gardamunggu atau kapulaga).
Jahe-jahean pada umumnya berupa tumbuhan terrestrial
yang tumbuh di hutan tropis, terdapat pada dataran rendah di
hutan-hutan pebukitan, tercatat pada ketinggian 200-500 m
dpl. Habitat yang disenangi jahe-jahean umumnya tempat-
tempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan
sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan
kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya
matahari penuh. Beberapa jenis dari Etlingera tumbuh pada
hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang
mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan
beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan
habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa, 1998).

B. Saran
Disarankan, pada orang yang mempunyai penyakit
hendaknya diobati dengan cara tradisional, dengan cara
meramu tanaman-tanaman yang ada khasiatnya. Karena obat
tradisional efek kimianya tidak terlalu berlebihan dan tidak
akan menimbulkan over dosis.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unand.ac.id/4021/1/Nuraini_Artikel.pdf
http://obat-obatherbal.com/indonesia-kaya-akan-tanaman-obat-
obat- herbal/
http://id.shvoong.com/f/tags/jahe/page-2/
http://ris.finance.gov.au/2011/05/17/ginger-industry-research-
and- development-rd-levy-regulation-impact-statement-
%E2%80%93-department-of-agriculture-fisheries-and-
forestry/
http://id.wikipedia.org/wiki/Jahe
http://logku.blogspot.com/2011/02/khasiat-kandungan-bahan-
kimia- di-dalam.html
http://www.blogster.com/stinky/nada-sambung

Anda mungkin juga menyukai