FISIKA78
FISIKA78
nr FIS 1
D. PENGUKURAN PANJANG
Dalam pengukuran panjang, dapat digunakan:
a. Penggaris/mistar
Penggaris adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 1 mm/0,1 cm.
Pengukuran
x = x 2 – x1 l = x ± Δx
l = 6,7 ± 0,05 cm
b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm/0,01 cm.
3 cm 4 Pengukuran
x = xutama + xnonius l = x ± Δx
skala utama
skala nonius
(geser) Pengukuran
skala utama
0 1 2 3 40 x = xutama + xnonius l = x ± Δx
37 x utama = 3,5 mm x = 3,87 mm
35 x nonius = 0,37 mm l = 3,87 ± 0,005 mm
mm
Panjang pada skala utama (xutama) adalah skala terpanjang yang masih dapat terbaca.
Panjang pada skala nonius (xnonius) adalah skala yang berimpit dengan skala utama.
E. PENGUKURAN MASSA F. PENGUKURAN WAKTU
Dalam pengukuran massa, dapat digunakan: Dalam pengukuran waktu, biasanya digunakan
a. Neraca lengan/Ohaus stopwatch.
Vektor
A. PENDAHULUAN Pengurangan vektor dapat menggunakan sifat
Besaran berdasarkan arahnya terdiri dari: operasi hitung:
1) Besaran skalar, besaran yang tak punya arah. R=A ̅–B ̅=A ̅ + (-B
̅) (berbalik arah)
Contoh: massa (m), panjang (L), waktu (t), Contoh:
kelajuan (v), massa jenis (ρ). Jika diketahui arah vektor A, B, dan C berikut,
2) Besaran vektor, besaran yang punya arah. ̅
B
Contoh: gaya (F⃗ ), percepatan (a
⃗ ), kecepatan ̅
A
(v), momentum (p).
⃗ ⃗
Vektor diberi nama dengan huruf kecil bergaris ̅
C
atas atau menyebut titik pangkal dan ujungnya. Tentukan:
1) Anak panah menunjuk arah yang ditunjuk ̅+B
a. Resultan A ̅
vektor.
̅
B
2) Besar kecilnya vektor dilambangkan
dengan besar kecilnya anak panah. ̅
A
Nilai arah vektor:
1) Vektor positif pada koordinat kartesius
arahnya ke atas (terhadap y) atau ke kanan ̅–B
b. Resultan A ̅
(terhadap x). ̅
-B ̅
B
2) Vektor negatif pada koordinat kartesius
arahnya ke bawah (terhadap y) atau ke kiri ̅
A
(terhadap x).
3) Vektor memiliki resultan yang merupakan
hasil dari penjumlahan, pengurangan atau c. ̅
̅–C
Resultan A
perkaliannya.
̅
-C
B. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN ̅
C
VEKTOR ̅
A
Penjumlahan dan pengurangan vektor
digunakan untuk mencari resultan vektor.
Resultan vektor dapat dicari dengan ̅)
̅+C
d. Resultan –(B
menghubungkan pangkal vektor awal dengan
̅
C
ujung vektor akhir.
̅
-B ̅
B
1) Cara segitiga (dua vektor)
̅
-C
̅
B
̅
A e. ̅–B
Resultan A ̅ dan A
̅–C ̅+B ̅
̅+C
̅ ̅
C
-B
̅
B
2) Cara jajar genjang (dua vektor) ̅
-C
̅ ̅
A
A
̅
A
̅
A
̅
B ̅
C
VEKTOR 1
materi78.co.nr FIS 1
TRIGONOMETRI SEDERHANA Arah resultan terhadap sumbu x dapat
Nilai perbandingan trigonometri dihitung:
sisi depan sudut sisi depan sudut
sinθ = tanθ = y
sisi miring segitiga sisi samping sudut θ = tan-1
sisi samping sudut sinθ
x
cosθ = =
sisi miring segitiga cosθ
Contoh:
Segitiga istimewa Gaya 4 N yang bergerak ke arah utara dan
gaya 10 N yang bergerak ke barat
45o 60o 53o dilambangkan dengan vektor. Tentukan
1 1 3 resultan dan arahnya!
45o 30 o
37o Jawab:
1 √3 4
R = √102 +42 = √100+16
Sudut istimewa R = √116 R = 10,77 N
o o o o o o o
0 30 45 60 90 37 53 4
θ = tan-1 θ = 21,80o (kalkulator)
sin 0 1
/2 1
/2√2 1
/2√3 1 3
/5 4
/5 10
1 4 3 2) Dua buah vektor yang tidak tegak lurus
cos 1 1
/2√3 1
/2√2 /2 0 /5 /5
tan 0 1
/3√3 1 √3 ∞ 3
/4 4
/3 ̅
B R
θ x y R
tanθ =
x γ
F2 = 4 N
Penjumlahan vektor secara analitik dapat
α 60 o
dilakukan dalam tiga kondisi:
F1 = 6 N
1) Dua buah vektor yang tegak lurus
Tentukan nilai resultan dan arah resultan
y vektor F1 dan F2!
R
Jawab:
Sudut 60o merupakan sudut θ.
VEKTOR 2
materi78.co.nr FIS 1
4.sin60 = 6.sinα Arah resultan vektor:
4.1/2√3 = 6.sinα ΣRx
2√3 θ = tan-1
α= sin-1 α = 35,26o (kalkulator) ΣRy
6
3) Lebih dari dua buah vektor Contoh:
Jika terdapat lebih dari dua buah vektor, Suatu benda ditarik oleh tiga buah gaya sesuai
harus diketahui terlebih dahulu resultan diagram dibawah. Tentukan resultan gaya dan
komponen x dan y nya, sehingga menjadi arah perpindahan benda!
dua vektor yang tegak lurus, kemudian
resultan baru dapat dicari. y
y F1
F2
2N 5N
̅x
A ̅
A
53o 37o
x
̅y
A F3 6N
θ1
θ2 x
θ3
̅y
B Jawab:
ΣFx = Fx 1 - Fx 2 + Fx 3
̅
B ̅y
C
̅x
B ΣFx = F1.cos37 – F2.cos53 + F3.cos90
ΣFx = 5.4/5 – 2. 3/5 + 6. 0
̅x
C ̅
C ΣFx = 4 – 1,2 + 0
ΣFx = 2,8 N
Resultan komponen vektor x: ΣFy = Fy + Fy - Fy
1 2 3
VEKTOR 3
materi78.co.nr FIS 1
2) Vektor basis, ditulis dalam vektor satuan. Sifat-sifat perkalian vektor:
Vektor satuan sumbu x adalah i, sumbu y Identitas a×a=0
adalah j, dan sumbu z adalah k.
i×i=j×j=k×k=0
a̅ = x.i + y.j + z.k Vektor
i×j=k j×k=i k×i=j
satuan
Panjang/nilai skalar dari vektor yang ditulis
dalam vektor basis adalah: j × i = -k k × j = -i i × k = -j
Anti- a×b≠b×a
|a̅ | = √x2 +y2 +z2
Komutatif a × b = -(b × a)
Perkalian skalar/titik (•) menghasilkan besaran
skalar, memiliki definisi: a × (b ± c) = (a × b) ± (a × c)
Distributif
̅ = |a||b|cosθ
a̅ • b (b ± c) × a = (b × a) ± (c × a)
Perkalian skalar dengan vektor basis dengan a̅ Sudut dua vektor dapat dicari menggunakan
= (x1, y1, z1) dan b
̅ = (x2, y2, z2) diketahui dapat
perkalian skalar.
dihitung:
̅
a̅ • b
̅ = x1.x2 + y1.y2 + z1.z2
a̅ • b cosθ = ̅|
|a̅ ||b
Sifat-sifat perkalian skalar:
Identitas a • a = |a|2
i•i=j•j=k•k=1
Vektor
satuan i•j=j•k=k•i=0
Komutatif a•b=b•a
Distributif a • (b ± c) = (a • b) ± (a • c)
̅ = |a||b|sinθ e̅
a̅ × b
VEKTOR 4
materi78.co.nr FIS 1
Perpindahan termasuk besaran vektor, yaitu Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
memiliki arah. gerak lurus dengan percepatan tetap.
Konsep perbedaan antara besaran jarak dan GLBB terbagi menjadi GLBB horizontal dan GLBB
besaran perpindahan: vertikal.
Contoh: Grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (v-
t):
Jika seseorang dari kota A akan pergi menuju
kota D melalui jalur biru:
v v
2 km
B C
N
2 km s s
W E t t
S
A D v dipercepat v diperlambat
4 km Gerak horizontal adalah gerak benda yang
Jarak yang ditempuh oleh orang tersebut adalah terjadi pada bidang atau secara
sejauh 7 km. Namun, sejauh apapun jarak yang mendatar/horizontal.
ditempuh, orang itu sebenarnya hanya Besaran-besaran gerak lurus pada GLBB
mengalami perpindahan sejauh 4 km ke arah horizontal dapat dihitung:
timur.
vt = vo + a.t
Kelajuan (v), yaitu jarak yang ditempuh per vt = kec. akhir (m/s)
vo = kec. awal (m/s)
satuan waktu.
s = vo.t + 1/2 a.t2 s = jarak (m)
x a = percepatan (m/s2)
v= x = jarak (m) t = waktu (s)
t t = waktu (s) vt2 – vo2 = 2as
vt = vo + g.t a = -g
vt = kec. akhir (m/s)
vo = kec. awal (m/s)
h = vo.t + 1/2 g.t2 s = jarak (m)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
vt2 – vo2 = 2gh
v0
t h maks =
g
vo ≠ 0
α β W2
T1 T2 Gaya kontak Gaya normal
antar balok tumpukan balok:
α β
N12 = N21 = m1.g N = (m1+m2).g
m Balok 1 Balok 2
W ΣF = 0 ΣF = 0
N12 – m1.g = 0 N – m2.g – N21 = 0
Berlaku aturan sinus: 5) Dua/lebih benda yang terhubung tali diberi
T1 T1 W gaya tarik
= =
sinα sinβ sin90 T1 = T2 a
Balok 2 Balok 3
ΣF = m2.a ΣF = m3.a
a a
T2 – T1 = m2.a W3 – T2 = m3.a
T1
9) Dua benda terhubung tali, salah satu berada
m1 T2 pada bidang, melewati katrol tetap, salah
W1 satu tergantung pada katrol bebas
m2
T1
W2
m1 a1
Percepatan sistem: Balok 1
m2 -m1 ΣF = m1.a T1 = T2 = T3
a= .g T2 T3
m1 +m2 T1 – W1 = m1.a m2 > m1
Balok 2 a1 = 2a2 a2
ΣF = m2.a
W2 – T2 = m2.a
m2
7) Dua benda terhubung tali, salah satu berada
pada bidang, salah satu tergantung pada W2
katrol tetap Percepatan sistem: Balok 1
T1 ΣF = m1.a1
m2 .g
a= T1 = m1.a1
m1 m1 +m2
a
Balok 2
a
m2 > m1 ΣF = m2.a2
T2 W2 – T2 – T3 = m2.a2
T1 = T2
m2 10) Benda berada di atas bidang miring
a
W2
m
Percepatan sistem: Balok 1
ΣF = m1.a θ W.sinθ
m2 .g
a= T1 – W1 = m1.a
m1 +m2 W.cosθ
Balok 2 W θ
ΣF = m2.a Percepatan sistem: Gaya normal:
W2 – T2 = m2.a
a = g.sinθ N = W.cosθ
8) Tiga benda terhubung tali, salah satu berada
pada bidang, melewati dua katrol tetap, dua Sumbu x Sumbu y
lainnya tergantung pada tiap katrol tetap ΣFx = m.a ΣFy = 0
a W.sinθ = m.a N – W.cosθ = 0
T1 T2 11) Benda berada di atas bidang miring, diberi
m2 gaya dorong naik
a F a
a
m3 > m2 > m1
T1 T2 m
m1 m3
θ W.sinθ
W1 W3
W.cosθ
W θ
(m2 -m1 .sinθ) ΣFx = m1.a Persamaan umum yang dapat dibentuk:
a= .g T1 – W1.sinθ = m1.a
m1 +m2 mv2
Balok 2 Fs = fs = μs.N
r
ΣFx = m2.a
Kecepatan maksimum agar benda tidak
W2 – T2 = m2.a
meninggalkan lintasan:
13) Dua benda terhubung tali, keduanya pada
bidang miring, melewati katrol tetap Vmaks = √μs .g.r
Balok 1 Balok 2 W
ΣFx = m1.a ΣFx = m2.a
Persamaan umum yang dapat dibentuk:
T1 – W1.sinα = m1.a W2.sinβ – T2 = m2.a
T ± Wcosθ = Fs
F. KINEMATIKA GERAK MELINGKAR
Penerapan hukum Newton II pada gerak Kecepatan minimum yang dibutuhkan agar
melingkar: benda dapat mencapai titik B dari A adalah:
G.M. horizontal dengan tali vmin = √2.g.r
vmin = √5.g.r
N Ncosθ
N
θ
N
W
Wcosθ N Fs = Nsinθ
W
W
W
W.sinθ
W
θ
N - Wsinθ = -Fs
Vmaks = √g.r
Ayunan konis
L
Lcosθ Tcosθ
T
Fs = Tsinθ
r = Lsinθ
W
W= Tcosθ Fs = Tsinθ
L cosθ
T=√
g
Optika (I)
A. PENDAHULUAN Hukum pemantulan cahaya:
Optika adalah ilmu yang mempelajari cahaya. garis normal
Sifat-sifat cahaya:
1) Memiliki cepat rambat 3,0 x 108 m/s.
2) Merupakan gelombang transversal dan
elektromagnetik. i r
i=r
3) Merambat dalam arah lurus.
4) Arah rambat tidak dapat dipengaruhi medan
Sinar datang, garis normal dan sinar pantul
magnet atau listrik (tidak bermuatan).
terletak pada satu bidang datar.
5) Bagian dari spektrum matahari.
Sifat-sifat cahaya sebagai gelombang Sudut datang (i) cahaya sama dengan
elektromagnetik adalah dapat mengalami: sudut pantul (r).
1) Refleksi (pemantulan) C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN
2) Dispersi/refraksi (pembiasan) Pemantulan cahaya pada cermin terbagi
3) Difraksi (pelenturan) menjadi tiga, yaitu pada cermin datar dan cermin
4) Interferensi (perpaduan) lengkung.
5) Polarisasi (pengkutuban) Pemantulan cahaya pada cermin menghasilkan
Cahaya terdiri dari: dua jenis bayangan:
a. Bayang-bayang (shadow), adalah daerah a. Bayangan sejati/nyata, yaitu bayangan yang
gelap di sekitar benda, yaitu: berada di depan cermin, dapat ditangkap
- Umbra (bayang-bayang inti), tidak layar dan terbalik.
mendapat cahaya sama sekali. b. Bayangan maya/semu, yaitu bayangan yang
- Penumbra (bayang-bayang tambahan), berada di belakang cermin, tidak dapat
masih mendapat sedikit cahaya. ditangkap layar dan tegak/sejajar.
b. Bayangan (image), adalah daerah terang Cermin datar adalah cermin yang permukaannya
yang berupa sinar pantul atau sinar bias. tidak melengkung (datar).
OPTIKA (I) 1
materi78.co.nr FIS 1
Cermin lengkung terdiri dari cermin cekung dan Ruangan pada cermin cembung:
cermin cembung.
Pada cermin lengkung, terdapat beberapa titik, IV I II III
yaitu titik fokus (f) dan pusat kelengkungan (R).
Kedua titik tersebut terletak pada sumbu utama. f R
Nilai jarak fokus dan jari-jari kelengkungan
adalah:
Karena benda selalu berada pada satu ruangan,
1 maka sifat bayangan tidak bermacam-macam.
f= R R = 2f
2
Sifat bayangan adalah maya/semu, tegak/sejajar
Cermin cekung adalah cermin yang dan diperkecil.
permukaannya melengkung ke dalam dan Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung:
mengumpulkan berkas sinar (konvergen).
Ruangan pada cermin cekung:
III II I IV f R
R f
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan seolah-olah dari f.
Sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung b. Sinar yang datang menuju f akan dipantulkan
dapat bermacam-macam. Sifat bayangan sejajar sumbu utama.
ditentukan oleh ruangan cermin. c. Sinar yang datang menuju R akan
Sifat bayangan: dipantulkan kembali ke tempat awal.
Benda Bayangan Sifat bayangan Persamaan cermin lengkung adalah:
I IV maya, tegak, diperbesar f = jarak fokus
1 1 1
= + s = jarak benda
II III sejati, terbalik, diperbesar f s s' s’ = jarak bayangan
III II sejati, terbalik, diperkecil
Pada cermin cembung, nilai f dan s’ adalah
f ∞ -
negatif, sehingga persamaan cermin
R R sejati, terbalik, sama besar lengkungnya menjadi:
a. Penjumlahan ruang benda dengan ruang 1 1 1
bayangan adalah 5. - = +
f s s'
b. Jika ruang bayangan > ruang benda, maka
bayangan diperbesar, dan sebaliknya. Perbesaran benda pada cermin lengkung dapat
Sinar-sinar istimewa cermin cekung: dirumuskan:
R f D. PEMBIASAN CAHAYA
Pembiasan cahaya adalah peristiwa
pembelokan arah rambat cahaya jika cahaya
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan melewati bidang batas dua medium yang
dipantulkan menuju f. berbeda kerapatannya.
b. Sinar yang datang melalui f akan dipantulkan Hukum pembiasan cahaya (Snellius):
sejajar sumbu utama. Sinar datang, garis normal dan sinar bias
c. Sinar yang datang melalui R akan terletak pada satu bidang datar.
dipantulkan kembali ke tempat awal.
Sinar datang dari medium kurang rapat ke
Cermin cembung adalah cermin yang
lebih rapat dibiaskan mendekati garis
permukaannya melengkung ke luar dan
normal, dan sebaliknya.
menyebarkan berkas sinar (divergen).
OPTIKA (I) 2
materi78.co.nr FIS 1
garis normal Sifat bayangan:
a. Penjumlahan ruang benda dengan ruang
bayangan adalah 5.
i b. Jika ruang bayangan > ruang benda, maka
bidang batas bayangan diperbesar.
Benda Bayangan Sifat bayangan
r
I IV maya, tegak, diperbesar
II III sejati, terbalik, diperbesar
III II sejati, terbalik, diperkecil
III II I IV
OPTIKA (I) 3
materi78.co.nr FIS 1
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung: Persamaan lensa adalah:
- f = jarak fokus
1 1 1
= + s = jarak benda
f s s' s’ = jarak bayangan
+ -
d
f1 f'1 2f f2 f'2
Dua lensa berjarak yang dijajarkan akan Perbesaran lensa untuk lensa gabungan
membentuk persamaan lensa baru. berjarak:
Persamaan lensa untuk lensa gabungan Lensa 1 Lensa 2
berjarak:
s'1 s'2
Lensa 1 Lensa 2 M1 = | | M2 = | |
s1 s2
1 1 1 1 1 1
= + = + Perbesaran total
f1 s1 s'1 f2 s2 s'2
d = s’ob + sok
OPTIKA (I) 4
materi78.co.nr FIS 1
Alat Optik
A. PENDAHULUAN Sifat bayangan yang dihasilkan mata adalah
Alat optik adalah alat bantu yang digunakan nyata, terbalik dan diperkecil.
untuk meningkatkan daya penglihatan manusia Daya akomodasi adalah kemampuan mata
karena kemampuannya terbatas. untuk melihat dekat dan jauh dengan cara
Alat optik terdiri dari dua, yaitu: mengubah ketebalan lensa mata.
a. Alat optik alami, yaitu mata. Titik dekat (punctum proximum) adalah jarak
terdekat yang masih dapat dilihat oleh mata
b. Alat optik buatan, contohnya kamera, lup,
dengan jelas.
mikroskop, teropong (teleskop).
Pada mata normal,
B. MATA
Mata adalah alat optik alami yang terdapat pada Pp = 25 cm
makhluk hidup tingkat tinggi.
Bagian-bagian mata: Titik jauh (punctum remotum) adalah jarak
terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata
f g
dengan jelas.
b
a Pada mata normal,
h
i PR = ∞ cm
e
Kelainan mata adalah suatu cacat mata yang
d
disebabkan karena berubahnya titik dekat dan
c j titik jauh mata.
a. Kornea, melindungi bagian depan mata. Miopi (rabun jauh) adalah cacat mata dengan,
b. Aqueous humor, mengatur pembiasan
Pp = 25 cm PR < ∞ cm
cahaya.
c. Otot siliaris, mengatur daya akomodasi sehingga penderita tidak dapat melihat jauh.
lensa mata.
d. Iris, mengatur intensitas cahaya yang masuk
ke mata dengan mengatur ukuran pupil dan i
memberi warna mata.
e. Pupil, lubang pada iris sebagai tempat
masuknya cahaya.
f. Lensa mata, mengatur agar bayangan jatuh Miopi terjadi karena:
tepat pada retina. a. Bayangan jatuh sebelum retina,
g. Vitreous humor, mengisi cairan bola mata b. Bola mata terlalu lonjong,
dan mempertahankan bentuk bola mata.
c. Kelengkungan lensa mata terlalu besar.
h. Retina, tempat jatuhnya bayangan benda.
Miopi dapat ditolong menggunakan kacamata
Terdiri dari sel kerucut yang peka terhadap
berlensa cekung/negatif.
cahaya kuat dan sel batang yang peka
terhadap cahaya lemah. Daya lensa yang dibutuhkan untuk kacamata
penderita miopi adalah:
i. Fovea/bintik kuning, mempertajam
bayangan benda.
100 P = daya lensa (D)
j. Serabut optik, mengirim sinyal ke otak P=-
PR PR = titik jauh penderita (cm)
untuk menginterpretasikan penglihatan.
Cara kerja mata: Hipermetropi (rabun dekat) adalah cacat mata
1) Bayangan benda diterima oleh mata. dengan,
2) Bayangan benda jatuh ke retina dalam
Pp > 25 cm PR = ∞ cm
keadaan terbalik.
3) Sinyal bayangan dikirimkan ke otak untuk sehingga penderita tidak dapat melihat dekat.
diinterpretasikan menjadi terbalik kembali.
OPTIKA (I) 1
materi78.co.nr FIS 1
D. LUP DAN MIKROSKOP
Lup adalah sebuah lensa cembung yang
i berfungsi untuk melihat benda yang tidak terlalu
kecil.
Persamaan lensa berlaku pada lup.
1 1 1 f = jarak fokus
Hipermetropi terjadi karena: = + s = jarak benda ke lup
f s s' s’ = jarak bayangan
a. Bayangan jatuh setelah retina,
Perbesaran lup terdiri dari dua:
b. Bola mata terlalu pipih,
Perbesaran linear
c. Kelengkungan lensa mata terlalu kecil.
Hipermetropi dapat ditolong meng-gunakan s' h'
kacamata berlensa cembung/ positif. M=| |=| |
s h
Daya lensa yang dibutuhkan untuk kacamata
penderita hipermetropi adalah: Perbesaran sudut
Mata tidak berakomodasi
100 P = daya lensa (D)
P=4-
PP Pp = titik dekat penderita (cm) 25
M=
f
Presbiopi adalah cacat mata tua yang
disebabkan oleh faktor usia dengan, Mata berakomodasi maksimum
Pp > 25 cm PR < ∞ cm 25
M= +1
f
Presbiopi menyebabkan kesulitan penglihatan
dekat maupun jauh karena daya akomodasi mata Mata berakomodasi pada jarak x
berkurang.
25 25
Presbiopi dapat ditolong menggunakan M= +
f x
kacamata berlensa bifokal/rangkap, yaitu terdiri
dari lensa cembung di bagian atas dan lensa Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya,
cekung di bagian bawah. tegak, diperbesar.
Astigmatisma atau mata silindris adalah cacat Mikroskop cahaya adalah alat optik yang yang
mata karena bentuk kornea mata tidak bulat. sangat kecil (renik/mikroskopis).
Astigmatisma menyebabkan penglihatan kabur Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu
dan bergaris-garis pada arah tertentu. lensa objektif dan okuler (fob<fok):
Astigmatisma dapat ditolong menggunakan a. Lensa objektif, berhubungan dengan
kacamata berlensa silindris. benda/objek, sifat bayangannya adalah
C. KAMERA nyata, terbalik dan diperbesar.
Kamera adalah alat optik yang berfungsi untuk b. Lensa okuler, berhubungan dengan
mengambil gambar yang disimpan dalam bentuk pengamat, sifat bayangannya maya, terbalik
film atau memori. dan diperbesar.
Komponen kamera menyerupai mata, Lensa okuler bersifat seperti lup dan
diantaranya: merupakan bayangan akhir benda.
1) Shutter berfungsi sebagai kelopak mata. Persamaan lensa berlaku pada mikroskop.
2) Diafragma berfungsi sebagai iris. Lensa objektif
OPTIKA (I) 2
materi78.co.nr FIS 1
Panjang tubus atau jarak lensa objektif dengan Mata berakomodasi
lensa okuler dapat dihitung:
25
d = s’ob + sok Mok = +1
fok
Perbesaran lensa pada mikroskop adalah: Perbesaran total mikroskop adalah perkalian
Lensa objektif dari perbesaran lensa objektif dan okuler.
s'ob h'
Mob = | | M = Mob . Mok M=| |
sob h
Lensa okuler Sifat bayangan yang dihasilkan mikroskop
Mata tidak berakomodasi adalah maya, terbalik, dan diperbesar.
25
Mok =
fok
+ mikroskop +
d
ob ok
1 1 1 d = fob + sok
= +
fob sob s'ob
OPTIKA (I) 3
materi78.co.nr FIS 1
Perbesaran total teropong bintang adalah: Mata berakomodasi
Mata tidak berakomodasi
fob fob fok
M=| | M=| ×( - 1)|
fob sok fok 25
M=| |
fok
Sifat bayangan teropong panggung adalah
Mata berakomodasi maya, tegak, diperbesar.
Teropong bumi adalah teropong yang terdiri
fob fob fok dari tiga lensa cembung, yaitu lensa objektif,
M=| | M=| ×( +1)|
sok fok 25 lensa pembalik, dan lensa okuler.
Panjang tubus dapat dihitung:
Sifat bayangan teropong bintang adalah maya,
Mata tidak berakomodasi
terbalik, diperbesar.
Teropong panggung adalah teropong yang d = fob + 4fp + fok
terdiri dari satu lensa cembung objektif dan satu
lensa cekung okuler. Mata berakomodasi
Panjang tubus dapat dihitung:
d = fob + 4fp + sok
Mata tidak berakomodasi
Perbesaran total teropong bumi adalah:
d = fob - fok Mata tidak berakomodasi
OPTIKA (I) 4
materi78.co.nr FIS 1
Suhu
A. SUHU Termometer memiliki beberapa skala,
Suhu adalah ukuran atau derajat panas dinginnya diantaranya adalah skala Celcius, Reamur,
suatu benda atau sistem. Fahrenheit dan Kelvin.
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang Penetapan skala termometer didasarkan atas
dimiliki molekul-molekul benda yang meng- dua titik acuan skala, yaitu titik tetap atas dan titik
gambarkan gerakan molekul-molekul benda. tetap bawah.
Suatu benda dikatakan: 1) Titik tetap atas (TA) adalah titik didih air
pada tekanan 1 atm.
1) Bersuhu tinggi jika benda itu panas,
memiliki energi kinetik molekul rata-rata 2) Titik tetap bawah (TB) adalah titik beku air
yang tinggi, dan gerakan molekul yang cepat. pada tekanan 1 atm.
2) Bersuhu rendah jika benda itu dingin, dan Skala-skala termometer:
memiliki energi kinetik molekul rata-rata (oC) (oR)
yang rendah, dan gerakan molekul yang
100 TA 80 TA
lambat.
Perubahan suhu dapat menyebabkan
perubahan sifat benda yang disebut dengan sifat 100 80
termometrik.
Sifat termometrik antara lain: 0 TB 0 TB
1) Perubahan wujud
2) Perubahan tekanan
3) Perubahan ukuran (oF) (K)
4) Perubahan warna (peristiwa radiasi)
212 TA 373 TA
5) Perubahan daya hantar listrik
B. TERMOMETER
Termometer adalah alat yang digunakan untuk 180 100
mengukur suhu.
Termometer dibuat berdasarkan sifat 32 TB 273 TB
termometrik.
Macam-macam termometer:
1) Termometer raksa/klinis, didalamnya diisi
raksa yang dapat memuai dan menyusut. Konversi skala dapat dirumuskan:
2) Termometer gas, didalamnya diisi gas X = suhu terukur oX
hidrogen atau helium yang dapat memuai Y = suhu terukur oY
X - XB Y - YB XA = titik atas skala oX
dan menyusut. =
XA - XB YA - YB XB = titik bawah skala oX
3) Termometer hambatan, terbuat dari platina YA = titik atas skala oY
yang kenaikan nilai hambatan listriknya YB = titik bawah skala oX
berbanding lurus dengan kenaikan suhu. sehingga didapat persamaan,
4) Termometer paramagnetik, terbuat dari
logam yang diamati sifat magnetiknya. C R F - 32 K - 273
= = =
5) Termometer optik (pirometer), terbuat dari 5 4 9 5
logam yang diamati perubahan warnanya.
C. PEMUAIAN ZAT
6) Termometer bimetal, terbuat dari dua
Benda yang mengalami perubahan suhu dapat
keping logam tipis yang tingkat
memuai dan menyusut.
kelengkungannya berbanding lurus dengan
kenaikan suhu. Pemuaian zat terdiri dari pemuaian zat padat,
zat cair dan gas.
7) Termokopel (thermocouple), terbuat dari
dua kawat dengan jenis logam yang berbeda Pemuaian zat padat yang dapat terjadi adalah
dan terhubung ke amperemeter. pemuaian panjang, luas, dan volume.
V
L’
Lo = panjang awal (m)
ΔL = LoαΔT ΔL = perubahan
panjang (m) volume
L’ = panjang akhir (m) minimum
L’ = Lo + ΔL
α = koefisien muai
panjang (K-1)
L’ = Lo(1 + αΔT) ΔT = perubahan suhu
(K) 4o C T
Pemuaian luas dapat dirumuskan: Anomali air adalah sifat tidak teratur air yang
ΔL ΔA terjadi pada suhu 0 – 4oC.
Pada suhu tersebut, zat cair yang dipanaskan
bukannya memuai, namun justru menyusut. Hal
A’
ini disebabkan oleh terjadinya peristiwa
Lo Ao
perubahan wujud es menjadi air.
Pemuaian gas yang dapat terjadi adalah
pemuaian volume yang berhubungan dengan
Lo ΔL tekanan dan suhu.
Ao = luas awal (m2) Pemuaian gas dijelaskan oleh hukum Boyle,
ΔA = AoβΔT ΔA = perubahan luas hukum Gay-Lussac, hukum Charles, dan
(m2) persamaan gas ideal.
A’ = Ao + ΔA A’ = luas akhir (m2) Hukum Boyle menghubungkan volume dengan
β = 2α = koefisien muai
tekanan gas.
luas (K-1)
A’ = Ao(1 + βΔT) ΔT = perubahan suhu Tekanan gas pada suhu konstan berbanding
(K) terbalik dengan volume gas, atau hasil kali
Pemuaian volume dapat dirumuskan: antara tekanan dan volume gas pada suhu
konstan adalah konstan.
dapat dirumuskan:
Lo ΔL dapat dirumuskan:
Vo = volume awal (m3) P1 P2 P = tekanan gas (Pa)
ΔV = VoγΔT ΔV = perubahan volume =
T1 T2 T = suhu gas (K)
(m3)
V’ = volume akhir (m3)
V’ = Vo + ΔV Hukum Charles menghubungkan volume
β = 3α = koefisien muai
dengan suhu gas.
volume (K-1)
V’ = Vo(1 + γΔT) ΔT = perubahan suhu Volume gas pada tekanan konstan
(K) berbanding lurus dengan suhu mutlak gas
Pemuaian zat cair yang dapat terjadi adalah tersebut.
pemuaian volume.
Kalor
A. KALOR C. PERUBAHAN WUJUD OLEH KALOR
Kalor adalah energi yang berpindah/ mengalir Kalor dapat menyebabkan perubahan wujud.
dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah untuk mencapai GAS
kesetimbangan termal. 4
6
Satuan kalor yang sering digunakan: 5 3
1J = 0,24 kal
1
1 kal = 4,2 J PADAT CAIR
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang 2
dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1 K
menyerap kalor
pada 1 kg benda. melepas kalor
c = kalor jenis (J/kg K) 1) Peleburan, proses perubahan zat cair
Q Q = energi kalor (J)
c= m = massa benda (kg) menjadi zat padat.
m.∆T
ΔT = perubahan suhu (K) 2) Pembekuan, proses perubahan zat padat
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang menjadi zat cair.
dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1 K. 3) Penguapan, proses perubahan zat cair
menjadi gas.
Q
C= = m.c C = kapasitas kalor (J/K) 4) Pengembunan, proses perubahan gas
∆T
menjadi zat cair.
Energi kalor dapat dirumuskan: 5) Pengkristalan/ deposisi, proses perubahan
gas menjadi zat padat.
Q = m.c.ΔT Q = C.ΔT 6) Penyumbliman, proses perubahan zat padat
menjadi gas.
B. AZAS BLACK
Kalor laten adalah kalor yang diperlukan untuk
Azas Black menjelaskan kekekalan energi kalor: mengubah wujud zat tanpa kenaikan suhu tiap
satuan massa.
Banyaknya kalor yang dilepas sama dengan
banyak kalor yang diterima. Kalor laten terdiri dari kalor lebur/beku dan
kalor uap/embun.
Azas Black dapat dirumuskan: Pada perubahan wujud air dari es menjadi uap,
terjadi peleburan dan penguapan.
m1.c1.(T1-Tc) = m2.c2.(Tc-T2) 1) Penguapan air terjadi di permukaan air pada
suhu sembarang.
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg K) 2) Mendidih adalah peristiwa penguapan di
Tc = suhu campuran (K) seluruh bagian air, terjadi pada suhu 100oC
pada tekanan 1 atm.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kalor. Kalorimeter bekerja berdasarkan 3) Tekanan mempengaruhi titik didih dan titik
azas Black. beku air.
Kalorimeter adalah sistem terisolasi, sehingga Tekanan berbanding lurus dengan titik didih
tidak ada energi kalor yang terbuang ke dan berbanding terbalik dengan titik beku
lingkungan. air.
T (oC)
Q2 = m.c.ΔT3
gas
Qu = m.Lu
100
menguap
cair
Q2 = m.c.ΔT2
Ql = m.Ll
melebur waktu
padat
Q1 = m.c.ΔT1 Qtot = Q1 + Ql + Q2 + Qu + Q3
-10
h.A.t.∆T Q h.A.∆T
Q= H= =
L t L
Konduksi adalah perpindahan kalor dengan zat
perantara tanpa disertai perpindahan partikel- h = koefisien konveksi termal (W/mK)
partikel zat. A = luas penampang (m2)
L = panjang batang (m)
ΔT = selisih suhu tinggi dengan suhu rendah (K)
k.A.t.∆T Q k.A.∆T
Q= H= = Konveksi terjadi pada zat yang merupakan
L t L
fluida, yaitu air atau gas. Konveksi terjadi akibat
Q = energi kalor (J) perbedaan massa jenis.
H = laju perpindahan kalor (J/s)
Jenis-jenis konveksi:
t = waktu perpindahan kalor (s)
k = koefisien konduktivitas termal (W/mK) 1) Konveksi alamiah, terjadi akibat perbedaan
A = luas penampang (m2) massa jenis.
L = panjang batang (m)
ΔT = selisih suhu tinggi dengan suhu rendah (K) Contoh: pemanasan air, ventilasi udara,
cerobong asap, angin darat dan angin laut.
Proses konduksi yaitu:
2) Konveksi paksa, terjadi akibat adanya
1) Pada benda non-logam, perpindahan
tambahan seperti peniupan atau
terjadi akibat getaran partikel yang
pemompaan zat yang dipanaskan ke suatu
menumbuk partikel di sebelahnya, sehingga
tempat.
berlangsung lambat.
Contoh: radiator mobil, pengering rambut,
2) Pada benda logam, perpindahan terjadi
lemari es.
melalui elektron bebas pada lautan valensi
ikatan logam yang mudah berpindah,
sehingga berlangsung cepat.
Listrik Dinamis
A. PENDAHULUAN c. Luas penampang
Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Luas penampang mempengaruhi jumlah arus
Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik yang dapat melewati rangkaian. Luas
listrik berupa gerakan elektron dalam suatu penampang penghantar berbanding terbalik
rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena dengan nilai hambatan.
adanya tegangan listrik. d. Suhu
Arus listrik termasuk ke dalam besaran pokok Suhu mempengaruhi getaran-getaran
dengan satuan Ampere (A). elektron yang mengalir dalam rangkaian.
Arus listrik dapat dirumuskan: Suhu berbanding lurus dengan nilai
hambatan.
Q I = kuat arus listrik (A)
Q = jumlah muatan listrik (C) Hubungan yang didapat dari faktor-faktor
I=
t t = waktu (s) tersebut adalah:
Tegangan listrik atau beda potensial listrik R = hambatan listrik (Ω)
adalah perbedaan jumlah muatan yang terdapat L ρ = hambatan jenis penghantar (Ωm)
R=ρ L = panjang penghantar (m)
pada dua titik yang berbeda dalam suatu A
A = luas penampang penghantar (m2)
rangkaian listrik.
Arus listrik bergerak dari potensial tinggi ke ρ = ρ o (1 + αΔT) R = Ro (1 + αΔT)
potensial rendah, sedangkan aliran elektron
bergerak dari potensial rendah ke potensial ρ = hambatan jenis (Ωm)
tinggi. ρo = hambatan jenis pada suhu To (Ωm)
R = hambatan listrik (Ω)
B. HUKUM OHM Ro = hambatan listrik pada suhu To (Ω)
Hukum Ohm menjelaskan hubungan arus listrik, α = koefisien suhu hambatan jenis
tegangan listrik, dan hambatan listrik. ΔT = T – To = perubahan suhu = (oC)
LISTRIK DINAMIS 1
materi78.co.nr FIS 1
Susunan resistor 4 pita warna: b. Kuat arus listrik rangkaian di seluruh bagian
rangkaian sama.
I = I1 = I2 = I3 = …
V = V1 = V2 = V3 = …
V = V1 + V2 + V3 + …
LISTRIK DINAMIS 2
materi78.co.nr FIS 1
F. HUKUM KIRCHHOFF
Hukum Kirchhoff menjelaskan kuat arus listrik
dan tegangan listrik.
Hukum Kirchhoff I adalah hukum arus listrik
I
Kirchhoff:
A V
Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik
percabangan sama dengan jumlah kuat arus
V yang keluar dari titik tersebut.
I2 I5 I4
I1 + I2 = I3 + 14 + 15
Ohmmeter tersusun atas galvanometer yang Hukum Kirchhoff II adalah hukum tegangan
digunakan untuk mengukur hambatan listrik listrik Kirchhoff:
dengan cara menghitung arus listrik yang Jumlah aljabar gaya gerak listrik (ggl) dan
melewati resistor, kemudian dikalibrasikan ke beda potensial pada rangkaian listrik
satuan Ω. tertutup/loop sama dengan nol.
dapat dirumuskan:
ΣI(R+r) ± Σε = 0
Wattmeter tersusun atas alat ukur kuat arus dan E = gaya gerak listrik pada sumber tegangan (V)
alat ukur tegangan yang disusun sedemikian rupa I = kuat arus listrik (A)
yang digunakan untuk mengukur daya listrik. R = hambatan luar (Ω)
r = hambatan dalam (Ω)
LISTRIK DINAMIS 3
materi78.co.nr FIS 1
4) Jika pada suatu tegangan loop melewati G. GAYA GERAK LISTRIK DAN TEGANGAN JEPIT
kutub negatif terlebih dahulu, maka nilainya Gaya gerak listrik (ggl) adalah tegangan pada
ggl adalah negatif. sumber tegangan pada saat tidak memiliki arus.
+ε -ε
Contoh:
Tentukan kuat arus listrik I1, I2 dan I3 dari r ε
rangkaian listrik berikut!
a b Tegangan jepit (tegangan listrik) adalah
R3 = 2 Ω tegangan pada sumber tegangan pada saat
R2 = 2 Ω
ε2 = 2 V memiliki arus.
Hubungan ggl dan tegangan jepit dapat
I2 ε1 = 6 V dirumuskan:
I1
c d
V = ε – I.r V = tegangan jepit (V)
R1 = 4 Ω
I3 ε = gaya gerak listrik baterai (V)
R4 = 2 Ω
16I1 = 8 εs = n.ε
4(0,125) + 4I2 = 4 I1 = 0,125 A
2) Nilai tahanan hambatan dalam sumber
4I2 = 4 – 0,5
tegangan pengganti adalah pen-jumlahan
I2 = 0,875 A
dari nilai tahanan hambatan dalam seluruh
I3 = 0,125 – 0,875 I3 = -0,75 A sumber tegangan.
Berarti arah arus I3 pada soal salah, seharusnya
menjadi: rs = r1 + r2 + r3 + …
I2 = I1 + 13 untuk hambatan dalam identik,
rs = n.r
LISTRIK DINAMIS 4
materi78.co.nr FIS 1
Dalam rangkaian tegangan listrik paralel: H. ENERGI DAN DAYA LISTRIK
ε1, r1 Energi listrik adalah energi yang dihasilkan oleh
arus listrik karena perpindahan muatan listrik,
dapat dirumuskan:
ε2, r2
V2
W = V.I.t W = I2.R.t W= .t
R
ε3, r3
W = energi listrik (J) R = hambatan listrik (Ω)
V = tegangan listrik (V) t = waktu (s)
1) Nilai ggl seluruh sumber tegangan sama. I = kuat arus listrik (A)
Daya listrik adalah banyaknya energi listrik yang
εp = ε1 = ε2 = ε3 = … digunakan dalam suatu waktu, dapat dirumuskan:
2) Kebalikan nilai tahanan hambatan dalam P = daya listrik (W)
W
sumber tegangan pengganti sama dengan P= W = energi listrik (J)
t t = waktu (s)
penjumlahan dari kebalikan nilai tahanan
hambatan dalam seluruh sumber tegangan. sehingga,
1 1 1 1 V2
= + + +… P = V.I P = I2.R P=
rp r1 r2 r3 R
Tegangan listrik terdiri dari dua jenis, yaitu P = daya listrik (W) I = kuat arus listrik (A)
V = tegangan listrik (V) R = hambatan listrik (Ω)
tegangan DC dan AC.
Alat-alat listrik biasanya memuat spesifikasi
1) Tegangan DC adalah tegangan yang
tegangan dan daya listrik.
dihasilkan sumber tegangan DC (misalnya
Hubungan antara tegangan dan daya listrik pada
baterai, aki) dan arus listrik mengalir searah.
alat listrik dengan menganggap bahwa
Tegangan DC juga dihasilkan sumber
hambatan alat listrik konstan dapat dirumuskan:
tegangan AC yang dilengkapi adaptor
(rectifier). Ps Vs 2
=( )
Tegangan DC biasanya digunakan pada alat- Pt Vt
alat listrik kecil dan mudah dibawa, seperti
Ps = daya sesungguhnya yg diserap (W)
ponsel, kamera, jam, laptop, dll. Pt = daya tertulis (W)
2) Tegangan AC adalah tegangan yang Vs = tegangan sesungguhnya yg diberikan (V)
Vt = tegangan tertulis (V)
dihasilkan sumber tegangan AC dan arus
listrik mengalir bolak-balik secara periodik. I. PENERAPAN LISTRIK DINAMIS DALAM
Tegangan AC biasanya digunakan pada alat- KEHIDUPAN SEHARI -HARI
alat listrik besar, seperti lemari es, mesin cuci, Energi listrik adalah energi yang paling banyak
instalasi listrik dan pembangkit listrik. digunakan dalam peralatan-peralatan di masa
Tegangan DC dan AC dapat dibedakan melalui kini karena mudah diubah ke bentuk energi lain.
alat yang disebut osiloskop. Grafik osiloskop:
Tegangan DC
4
ε=4V
Tegangan AC
+110 2
~ ε = 110 V
-110 2
LISTRIK DINAMIS 5
materi78.co.nr FIS 1
Instalasi listrik di rumah adalah sebagai berikut: Jika beban listrik yang ditanggung instalasi
melebih batas maksimum, maka alat ini akan
SUMBER
TEGANGAN AC memutus instalasi listrik sehingga listrik akan
padam.
4) Panel bagi adalah alat yang membagi arus
kWh-METER menjadi beberapa percabangan sehingga
terbentuk rangkaian paralel.
PEMUTUS Tujuan dari pembuatan rangkaian paralel adalah
DAYA agar seluruh peralatan listrik di rumah
mendapatkan tegangan yang sama dan tetap
sakelar
dapat bekerja meski ada komponen yang putus
PANEL
BAGI atau rusak.
•• •• •• •• ••
Panel bagi tersusun atas berbagai macam
komponen, salah satunya sekring.
alat-alat listrik Sekring berfungsi sebagai pemutus arus. Pada
PENTANAHAN
sekring, terdapat kawat yang akan cair dan putus
1) Sumber tegangan AC adalah sumber energi apabila dialiri arus listrik yang melampai batas
listrik. Di Indonesia, sumber tegangan AC berasal tertentu.
dari PT. PLN Indonesia. Pentanahan (grounding) adalah alat yang
2) kWh-meter adalah alat ukur listrik yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya
digunakan untuk mengukur jumlah energi listrik kerusakan instalasi listrik akibat
yang digunakan. lonjatan/sentakan listrik atau sambaran petir.
3) Pemutus daya atau pembatas daya adalah alat Transmisi listrik jarak jauh yang menggunakan
yang berfungsi untuk membatasi kuat arus dan tegangan AC adalah sebagai berikut:
daya maksimum yang dapat digunakan.
TRANSMISI TEGANGAN
PEMBANGKIT LISTRIK PERKOTAAN RUMAH
TINGGI
10 kV 20 kV 220 V
150 kV
LISTRIK DINAMIS 6
materi78.co.nr FIS 2
∆r = r2 – r1 ∆r = ∆x i + ∆y j
∆r = √∆x2 +∆y2 C
t
O 2 6 10
dengan arah perpindahan: Untuk 0 ≤ t ≤ 2 (garis OA):
∆x xA -x0
∆y v= =
tanθ = ∆t tA -t0
∆x
Untuk 2 ≤ t ≤ 6 (garis AB):
Grafik perpindahan dalam berbagai macam ∆x xB -xA
v= =
gerak terhadap kecepatan dan waktu: ∆t tB -tA
Untuk 6 ≤ t ≤ 10 (garis BC):
v ∆x xC -xB
v= =
∆t tC -tB
mv2
Fs = Fs = m.ω2.r
r
Tmaks .r
vmaks = √
m
Percepatan tangensial/linear pada GMBB:
G.M. horizontal tanpa tali
a. Arahnya searah dengan garis singgung
lingkaran.
b. Arahnya sejajar dengan kecepatan linear. F s = fs
r
c. Arahnya tegak lurus dengan percepatan
sentripetal.
Gaya sentripetal pada gerak ini berupa gaya
d. Mengubah besar kecepatan total benda.
gesek statis yang menahan benda agar tidak
dapat dirumuskan:
tergelincir sewaktu berputar.
dv Persamaan umum yang dapat dibentuk:
at = α.r at =
dt
mv2
Fs = fs = μs.N
Percepatan sentripetal pada GMBB: r
a. Arahnya menuju pusat lingkaran.
Kecepatan maksimum agar benda tidak
b. Arahnya tegak lurus dengan percepatan meninggalkan lintasan:
tangensial.
c. Mengubah arah kecepatan total benda Vmaks = √μs .g.r
(menuju pusat).
N - Wsinθ = -Fs
T
W Kecepatan minimum agar benda tidak
meninggalkan lintasan:
T
T Vmaks = √g.r
θ W
Ayunan konis
Wcosθ W T
θ
W
L
Persamaan umum yang dapat dibentuk:
Lcosθ Tcosθ
T ± Wcosθ = Fs T
N ± Wcosθ = Fs θ
W
Kecepatan minimum pada C agar benda tidak Persamaan umum yang dapat dibentuk:
meninggalkan lintasan: mg
N= Fs = mg tanθ
Vmin = √g.r cos θ
W
W.sinθ
W
θ
Gerak Parabola
tinggi
X y maks maksimum
V0y ay = -g Vx
α
V0
ymaks
V
Vy
jarak
α V0x maksimum
vtx = v0x vty = v0y – g.t Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak
maksimum (waktu total) dapat dihitung:
Hukum Gravitasi
A. HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI 2) Membentuk sudut selain siku-siku terhadap
benda
Gaya gravitasi tergolong menjadi gaya tidak
sentuh. mA
Gaya gravitasi antara dua benda adalah
gaya tarik-menarik dan harganya berbanding FMA F
lurus dengan massa masing-masing benda,
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak θ
antara keduanya. M mB
FMB
Persamaan umum gaya gravitasi untuk dua
2 2
benda sejajar yang memiliki jarak menurut F = √FMA +FMB +2FMA .FMB .cos𝛉
hukum Newton adalah:
3) Tiga benda atau lebih
Fg = resultan gaya gravitasi (N)
m1 .m2 G = tetapan gravitasi (N.m2/kg2)
Fg = G m = massa benda (kg) y
r2 m1
r = jarak kedua pusat benda (m)
FM1
m1 m2
M
θM1 x
r θM3
θM2
Tetapan gravitasi ditemukan oleh seorang FM3
ilmuwan Inggris, Henry Cavendish pada 1798 FM2
m3
menggunakan neraca torsi, sehingga diketahui
memiliki nilai: m2
F G.M
g= g=
F = √FMA 2 +FMB 2 m r2
HUKUM GRAVITASI 1
materi78.co.nr FIS 2
Kuat medan gravitasi dapat dianggap sebagai Gaya gravitasi berperan sebagai gaya
percepatan gravitasi apabila suatu benda tidak sentripetal planet, yang menjaga agar planet
dalam keadaan diam. tetap mengitari matahari pada orbitnya.
Gaya dan percepatan gravitasi berbanding
GMm mv2
terbalik dengan ketinggian/jarak benda/titik Fg = Fs = = mω2R
R2 R
terhadap pusat gravitasi.
Percepatan gravitasi di berbagai ketinggian di Percepatan sentripetal planet menjaga planet
bumi berbeda-beda, dapat dihitung: agar tetap mengitari matahari pada orbitnya.
HUKUM GRAVITASI 2
materi78.co.nr FIS 2
E. KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA
GRAVITASI
Gaya gravitasi mempengaruhi gaya berat benda
di bumi.
w = m.g
1 1
Wg = GMm( - )
r2 r1
G.M
V=–
r
GMm
Ep = –
r
HUKUM GRAVITASI 3
materi78.co.nr FIS 2
Gerak Harmonik
A. HUKUM HOOKE 6) Titik D adalah titik patah, benda akan
patah/putus jika tegangan yang diberikan
Elastisitas adalah kemampuan benda untuk
sampai ke titik tersebut.
kembali ke keadaan awal segera setelah gaya luar
yang diberikan pada benda hilang.
Elastisitas membuat benda mengalami
tegangan dan regangan. L0
B k1
A Fs = F1 = F2 = …
Δx1
F1
Δxs = Δx1 + Δx2 + …
k2
O e
Δx2 1 1 1
1) Masa deformasi elastis adalah perubahan = + +…
F2 ks k1 k2
yang dapat kembali ke bentuk semula.
2) Masa deformasi plastis adalah perubahan
yang tidak dapat berubah kembali ke bentuk Pada susunan paralel pegas berlaku hal berikut:
semula.
3) Grafik OA menunjukkan berlakunya hukum Fp = F1 + F2 + …
k1 k2
Hooke, titik A adalah batas berlakunya
hukum Hooke. Δxp = Δx1 = Δx2 = …
Δx1 Δx2
4) Titik B adalah batas elastis benda. F1 F2
5) Titik C adalah tegangan maksimum, benda kp = k1 + k2 + … + kn
mengalami perubahan bentuk secara
permanen.
GERAK HARMONIK 1
materi78.co.nr FIS 2
B. GERAK HARMONIK Nilai beda fase berkisar antara nol sampai satu,
Gerak harmonik adalah gerak bolak-balik benda dengan nilai bilangan bulat diabaikan.
yang terjadi di sekitar titik keseimbangan. Dua fase dikatakan sefase apabila beda fasenya
nol, dan dikatakan berlawanan apabila beda
fasenya setengah.
θ Kecepatan gerak harmonik merupakan turunan
pertama persamaan simpangan, dapat
A A dirumuskan:
t θ0
θ = 2π ( + )
T 2π
A C
Beda fase (Δφ) adalah selisih antara satu fase
dengan fase lain.
B
t2 - t1
Δφ = φ2 – φ1 Δφ = 1) Periode getaran adalah waktu yang
T
diperlukan benda untuk melakukan satu
getaran.
GERAK HARMONIK 2
materi78.co.nr FIS 2
Satu getaran didefinisikan sebagai gerak
1 1
benda secara harmonik dari titik awal ke titik Ek = m.v2 Ek = k.(A.cosωt)2
2 2
awal kembali melalui titik keseimbangan.
Contoh: Satu getaran adalah,
Dimulai dari A : A-B-C-B-A
Dimulai dari B : B-C-B-A-B atau B-A-B-C-B
Dimulai dari C : C-B-A-B-C EM = Ep
2) Frekuensi getaran adalah banyak getaran EM = Ep + Ek
A
yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu.
y
3) Frekuensi sudut adalah besar sudut yang
terbentuk pada gerak dalam waktu tertentu. titik seimbang
Persamaan yang berlaku pada pegas: EM = Ek
Energi getaran/mekanik adalah penjumlahan
Fp = -m.ω2.y k = m.ω2 dari energi potensial dan energi kinetik.
y
Fp
m.g sinθ
m.g cosθ
m.g
Persamaan yang berlaku pada bandul:
y
Fp = m.g.sinθ
sinθ = √l
l 1 g g
T = 2π√
g
f= √
2π l
ω=√
l
1 1
Ep = F.y Ep = k.(A.sinωt)2
2 2
GERAK HARMONIK 3
materi78.co.nr FIS 2
v1
h1
h2
v1’ h3
h'
e=√
h v’ = √2gh
Fluida Statis
A. PENDAHULUAN Tekanan alat ukur barometer
Fluida adalah segala zat yang dapat mengalir, P=0
yaitu zat cair dan gas.
Fluida statis adalah ilmu yang mempelajari Po
h
fluida dalam keadaan diam.
B. TEKANAN
A B Po = ρ.g.h
Tekanan didefinisikan sebagai besar gaya yang
bekerja pada permukaan benda tiap satuan luas.
P = tekanan (Pa atau Nm-2)
F raksa
P= F = gaya tekan (N)
A A = luas permukaan tekan (m2)
Tekanan bejana U berhubungan
Satuan tekanan yang sering digunakan:
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
h1
= 1,01 bar = 1,01 x 105 Pa h2 oli
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang
dimiliki zat cair yang hanya disebabkan oleh A B
beratnya sendiri. air
Ph = ρ.g.h
ρ1.h1 = ρ2.h2
Ph = tekanan hidrostatik (Pa)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3) C. HUKUM PASCAL
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair dari permukaan (m) Hukum Pascal berbunyi:
Tekanan mutlak adalah penjumlah tekanan Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
yang terdapat dalam suatu zat ditambah dengan ruang tertutup diteruskan sama besar ke
tekanan luar (atmosfer). segala arah.
Tekanan mutlak zat cair
Hukum Pascal dapat dirumuskan:
P = Po + ρ.g.h
F1 F2 F2 D2 2
= =( )
Tekanan gauge (alat ukur) P1 = P2 A1 A2 F1 D1
MEKANIKA FLUIDA 1
materi78.co.nr FIS 2
Gaya Archimedes dapat dirumuskan: 2) Kapal laut
Agar dapat tetap mengapung, besi dibuat
FA = ρf.vbf.g
berongga, sehingga volume air yang
FA = gaya Archimedes (N) dipindahkan menjadi besar, dan me-
ρf = massa jenis fluida (kg/m3) nyebabkan gaya apung menjadi besar.
vbf = volume benda yang tercelup (L)
g = percepatan gravitasi (m/s2) 3) Kapal selam
Memiliki tangki pemberat yang dapat diisi
Persamaan dari hukum Archimedes:
sesuai keperluan. Agar mengapung, tangki
ρb W diisi udara, sedangkan agar tenggelam,
=
ρf FA tangki diisi air.
4) Balon udara
Hukum Archimedes digunakan untuk
Cara kerja balon udara:
menentukan letak benda yang dicelupkan ke
dalam suatu fluida. a. Agar naik, balon diisi gas panas sehingga
volumenya bertambah, volume udara
FA yang dipindahkan menjadi besar, FA > W.
1 b. Setelah ketinggian yang diinginkan
2
FA tercapai, agar balon udara melayang,
volume balon dijaga agar FA = W.
W c. Agar turun, gas panas dikeluarkan dari
3 FA
balon udara sehingga volume balon
berkurang, sehingga FA < W.
W 4
E. TEGANGAN PERMUKAAN DAN KAPILARITAS
W Tegangan permukaan adalah kecenderungan
Kasus yang terjadi pada benda terhadap fluida: permukaaan zat cair untuk menegang sehingga
permukannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan.
1) Terapung (balok 1 dan 2)
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai
Terjadi apabila: W < FA
perbandingan gaya tegangan permukaan
Vbf < Vb
dengan panjang permukaan.
ρb < ρf
γ = tegangan permukaan (N/m)
2) Melayang (balok 3) F
γ= F = gaya tegangan permukaan (N)
Terjadi apabila: W = FA d d = panjang permukaan (m)
MEKANIKA FLUIDA 2
materi78.co.nr FIS 2
2) Jika kohesi < adhesi, maka θ < 90°, dan
terbentuk miniskus cekung.
air
2 γ cos θ
h=
ρ.g.r
h = ketinggian fluida pada pipa kapiler
γ = tegangan permukaan (N/m)
θ = sudut kontak
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitas (m/s2)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
MEKANIKA FLUIDA 3
materi78.co.nr FIS 2
Fluida Dinamis
A. PENDAHULUAN
Fluida adalah segala zat yang dapat mengalir,
A1.v1 A2.v2 A3.v3
yaitu zat cair dan gas.
Fluida dinamis adalah ilmu yang mempelajari
fluida dalam keadaan bergerak. Q 1 = Q2 = … A1v1 = A2v2 = …
Fluida terdiri atas fluida ideal dan fluida sejati. Perbandingan kecepatan aliran fluida dengan
Sifat-sifat fluida ideal: penampangnya memenuhi persamaan berikut:
1) Tidak kompresibel (tak termampatkan)
v1 A2 r2 2 D 2
Artinya tidak mengalami perubahan volume = =( ) = (D2 )
v2 A1 r1 1
atau massa jenis ketika ditekan saat mengalir.
2) Tunak (steady) Debit aliran dapat membangkitkan suatu daya
Artinya kecepatan aliran fluida pada suatu oleh energi potensial fluida dari suatu ketinggian.
titik mempunyai kelajuan konstan. P = daya (W)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
3) Tidak kental (non-viscous) P = ρQgh Q = debit aliran fluida (m3/s)
Artinya tidak mengalami gaya gesekan ketika h = ketinggian aliran fluida (m)
mengalir. C. HUKUM BERNOULLI
4) Aliran garis arus (streamline) Tekanan fluida dan kelajuan fluida pada pipa
Artinya fluida mengalir dalam garis lurus mendatar dijelaskan oleh Azas Bernoulli.
lengkung yang jelas ujung dan pangkalnya.
Sifat-sifat fluida sejati:
1) Kompresibel (dapat termampatkan)
A B
Artinya mengalami perubahan volume atau
massa jenis ketika ditekan saat mengalir.
2) Tak tunak (non-steady) Pada pipa mendatar, tekanan fluida terbesar
ada pada bagian yang kelajuan airnya paling
Artinya kecepatan aliran fluida pada suatu
kecil (diameter melebar).
titik mempunyai kelajuan berubah-ubah.
3) Kental (viscous) Pada pipa mendatar, tekanan fluida terkecil
ada pada bagian yang kelajuan airnya paling
Artinya mengalami gaya gesekan ketika besar (diameter menyempit).
mengalir.
Hukum/persamaan Bernoulli menyatakan:
4) Aliran turbulen (laminar flow)
Jumlah dari tekanan, energi kinetik per
Artinya fluida dapat mengalir secara berputar
volume, dan energi potensial per volume
dengan arah gerak yang berbeda-beda.
memiliki nilai yang sama pada tiap titik di
B. PERSAMAAN KONTINUITAS sepanjang suatu garis arus.
Debit aliran adalah besaran yang menyatakan
volume fluida yang mengalir melalui suatu P2, v2
penampang dalam waktu tertentu.
MEKANIKA FLUIDA 1
materi78.co.nr FIS 2
Hukum Bernoulli dapat diterapkan dalam dua Berlaku persamaan:
kasus, yakni fluida statis dan fluida dinamis.
1) Fluida statis P1 – P2 = 1/2 ρ (v22- v12) = ρgh
A1 ρ’
Berlaku persamaan:
P1, v1
h1 P1 – P2 = 1/2 ρ (v22- v12) = (ρ’ - ρ)gh
x
A2 Kecepatan aliran dapat dihitung:
P2, v2
h2 2(ρ'-ρ)gh
v1 = A2 √
ρ(A1 2 -A2 2 )
Penurunan persamaan teorema Toricelli: Tabung pitot adalah tabung yang digunakan
untuk mengukur kelajuan gas.
Q = A2√2gh1
2.h2
tmaks = √ PB, v’
xmaks = v. t xmaks = 2√h1 .h2 g ρ A
PA, v
Tabung venturi adalah sebuah pipa yang
memiliki bagian menyempit.
h
Venturimeter adalah suatu alat yang dibuat
berdasarkan konsep tabung venturi yang
ρ’
digunakan untuk mengukur kelajuan fluida.
Venturimeter terdiri dari dua: Berlaku persamaan:
1) Venturimeter tanpa manometer (pipa venturi)
PB – PA = 1/2 ρv2 = ρ’gh
2ρ'gh
v=√
ρ
A1 P1, v1 P2, v2 A2
MEKANIKA FLUIDA 2
materi78.co.nr FIS 2
Penggunaan hukum Bernoulli dalam kehidupan E. VISKOSITAS FLUIDA
sehari-sehari: Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu
1) Penyemprot parfum fluida. Fluida yang memiliki viskositas tergolong
Cairan parfum dapat keluar karena: fluida sejati.
a. Diameter pipa kecil. Hukum Stokes menjelaskan bahwa viskositas
b. Pipa yang berhubungan dengan udara menyebabkan kelajuan lapisan-lapisan fluida
luar kelajuannya tinggi dan tekanannya tidak seluruhnya sama pada suatu pipa, karena
rendah (akibat ditekan). adanya gaya gesekan.
c. Pipa yang berhubungan dengan cairan v=0
parfum kelajuannya rendah dan
tekanannya tinggi.
2) Cerobong asap vmaks
Asap dapat keluar karena tekanan udara di
dalam rumah yang besar, berhubungan
Di dinding pipa, kelajuan fluida dapat mencapai
dengan tekanan udara luar yang rendah.
nilai v = 0, sedangkan pada pusat penampang
3) Lubang terowongan terdapat kelajuan terbesar.
Lubang terowongan dibuat di dua tempat Gaya gesekan suatu bola yang bergerak dalam
yang berbeda ketinggiannya, sehingga udara fluida sejati dapat dirumuskan:
dapat masuk ke dalam terowongan akibat
Ff = gaya gesekan fluida (N)
perbedaan tekanan. η = koefisien viskositas (Pa. s)
Ff = 6πηrv
4) Pesawat terbang R = jari-jari bola (m)
v = kelajuan bola (m/s2)
Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang
bekerja pada pesawat, yaitu: Kecepatan terminal adalah kecepatan terbesar
konstan yang dialami benda yang jatuh bebas
a. Gaya berat ke bawah,
dalam suatu fluida sejati/kental.
b. Gaya angkat pesawat ke atas,
Kecepatan terminal terjadi ketika gaya berat,
c. Gaya mesin ke depan,
gaya ke atas fluida, dan gaya gesekan fluida
d. Gaya gesek udara ke belakang. berada dalam kesetimbangan.
FA = pA. A Kecepatan terminal dapat dirumuskan:
g VB (ρB - ρf )
vT =
A vA 6πηr
vA > vB PB > PA
FB – FA = (PB - PA).A
MEKANIKA FLUIDA 3
materi78.co.nr FIS 3
Gelombang
A. PENDAHULUAN Periode gelombang (T) adalah lama waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu getaran.
Gelombang adalah getaran yang merambat.
Gelombang merambat getaran tanpa me- t T = periode (s)
T= t = waktu (s)
mindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di n n = jumlah getaran (kali)
sekitar titik kesetimbangan.
Frekuensi gelombang (f) adalah jumlah getaran
Gelombang berdasarkan medium dibagi menjadi:
yang terjadi dalam satuan waktu.
1) Gelombang mekanik, yaitu gelombang
n f = frekuensi (Hz)
yang membutuhkan medium.
f= n = jumlah getaran (kali)
Contoh: gelombang laut, gelombang bunyi. t t = waktu (s)
2) Gelombang elektromagnetik, yaitu Hubungan periode dan frekuensi:
gelombang yang tidak butuh medium.
Contoh: gelombang cahaya. 1 1
T= f=
Gelombang berdasarkan arah rambat dibagi f T
menjadi: Cepat rambat gelombang dapat dirumuskan:
1) Gelombang transversal, yaitu gelom-bang
yang tegak lurus dengan arah rambat. λ
v=
T v = λ.f
Contoh: gelombang cahaya.
2) Gelombang longitudinal, yaitu gelom- C. GELOMBANG BERJALAN
bang yang searah dengan arah rambat.
Gelombang berjalan adalah gelombang yang
Contoh: gelombang permukaan, gelombang merambat dengan amplitudo tetap atau konstan
bunyi, pegas. di setiap titik yang dilaluinya.
3) Gelombang sirkular, yaitu gabungan Gelombang berjalan memiliki bentuk yang
gelombang transversal dan longitudinal. sinusoidal, sehingga dapat dibentuk sebuah
Contoh: gelombang pada permukaan air. persamaan gelombang berjalan.
B. BESARAN-BESARAN GELOMBANG Fase gelombang (φ) adalah sudut fase yang
Amplitudo adalah simpangan terjauh yang ditempuh tiap satu putaran.
dimiliki suatu gelombang.
t x t = waktu (s)
Panjang gelombang adalah: φ= +
T λ T = periode (s)
1) Gelombang transversal
Sudut fase (θ) adalah sudut yang ditempuh
s gelombang saat bergetar dalam fungsi sinus.
t x
A λ θ = 2π ( + )
T λ
bukit
lembah t Beda fase (Δφ) adalah selisih antara satu fase
dengan fase lain.
-A
∆x
Satu gelombang (λ) transversal adalah satu Δφ = Δx = x2 – x1
λ
bukit dan satu lembah.
2) Gelombang longitudinal Nilai beda fase berkisar antara nol sampai satu,
dengan nilai bilangan bulat diabaikan.
s renggangan
Dua gelombang dikatakan sefase apabila beda
fasenya nol, dan memiliki frekuensi dan titik
simpangan sama dalam waktu yang sama.
rapatan Dua gelombang dikatakan berlawanan apabila
λ A
beda fasenya setengah, dan memiliki frekuensi
Satu gelombang (λ) longitudinal adalah satu sama namun memiliki titik simpangan yang
rapatan dan satu renggangan. bercerminan.
GELOMBANG 1
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan simpangan gelombang berjalan: Persamaan percepatan gelombang berjalan
merupakan turunan pertama persamaan
yp = ± A sin (ω.t ± k.x) kecepatan, dapat dirumuskan:
y = simpangan partikel P (m) dv
A = amplitudo (m) y” = v’ = a = ap = –ω2.A sin (ω.t ± k.x)
dt
ω = frekuensi sudut (rad/s)
t = waktu getar titik asal (s)
Percepatan minimum gelombang terdapat
k = bilangan gelombang
x = jarak partikel P ke asal getaran (m) pada simpul, dan percepatan maksimum
terdapat pada amplitudo.
dimana,
Percepatan maksimum gelombang terjadi pada
2π 2π ω saat sin (ω.t ± k.x) = 1, dapat dirumuskan:
ω = 2πf = k= v=
T λ k
amaks = -ω2.A
Persamaan simpangan menggunakan fase
gelombang: D. GELOMBANG STASIONER
t x Gelombang stasioner (diam) adalah gelombang
yp = ± A sin (2π ( + )) yang merambat dengan amplitudo berubah atau
T λ
tidak konstan di setiap titik yang dilaluinya.
Makna persamaan simpangan:
Gelombang stasioner dapat terbentuk karena:
Amplitudo
1) Dua gelombang koheren bergerak berlawanan
Jika A > 0 (positif), maka arah getar arah di sekitar titik kesetimbangan.
gelombang pertama ke atas lebih dulu. 2) Sebuah gelombang mengalami pemantulan.
Jika A < 0 (negatif), maka arah getar Gelombang stasioner memiliki simpangan
gelombang pertama ke bawah lebih dulu. stasioner, amplitudo stasioner, simpul dan perut.
v maks
F v = cepat rambat gelombang (m/s)
simpul t v=√ F = gaya tegangan tali (N)
μ
μ = massa jenis tali tiap satuan
-A panjang (kg/m)
a maks
m m = massa tali (kg)
μ= L = panjang tali (m)
Persamaan kecepatan gelombang berjalan L
merupakan turunan pertama dari persamaan
simpangan. Refleksi gelombang mekanik akan meng-
hasilkan sebuah gelombang stasioner.
dy Refleksi gelombang pada ujung terikat:
y’ = v = vp = ω.A cos (ω.t ± k.x)
dt
gelombang pantul
Kecepatan minimum gelombang terdapat pada
amplitudo, dan kecepatan maksimum terdapat P1 y1
pada simpul.
S1
Kecepatan maksimum gelombang terjadi pada
saat cos (ω.t ± k.x) = 1, dapat dirumuskan:
y2
vmaks = ω.A As
gelombang datang
GELOMBANG 2
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan gelombang stasioner Dispersi (penguraian gelombang) merupakan
perubahan bentuk gelombang mekanik ketika
yb = 2A sin(k.x) cos(ω.t)
merambat pada suatu medium berbeda.
Amplitudo gelombang stasioner Contoh: penguraian polikromatik (putih) pada
prisma menjadi monokromatik.
As = 2A sin(k.x)
Refraksi (pembiasan gelombang) terjadi
Letak simpul dari Letak perut dari ujung berdasarkan hukum Snellius:
ujung terikat: terikat: garis normal
n-1 2n - 1
xSn = λ xPn = λ
2 4
i
Refleksi gelombang pada ujung bebas: bidang batas
gelombang pantul
r
P1
S1 y1
y2
As
gelombang datang
yb = 2A cos(k.x) sin(ω.t)
Sudut datang (i) gelombang sama dengan Difraksi (pelenturan gelombang) terjadi apabila
sudut pantul (r). suatu gelombang diberi penghalang bercelah.
GELOMBANG 3
materi78.co.nr FIS 3
1) Difraksi pada celah lebar menghasilkan
gelombang dengan muka gelombang hanya y1 + y2
melentur pada tepi celah.
1
E= k.A2 k = 4.π2.m.f2
2
y1 + y2
sehingga,
E = 2.π2.m.f2.A2
y1
y2
GELOMBANG 4
materi78.co.nr FIS 3
Gelombang Bunyi
A. PENDAHULUAN Cepat rambat bunyi pada gas:
Gelombang bunyi tergolong gelombang Y = tetapan Laplace
γRT R = tetapan gas ideal (8,3 J/mol K)
mekanik karena membutuhkan medium untuk v=√ T = suhu mutlak (K)
merambat. Mr
Mr = massa molekul relatif (kg/mol)
Gelombang bunyi tergolong gelombang
C. FREKUENSI BUNYI
longitudinal karena gelombangnya searah
dengan arah rambat. Resonansi adalah bergetarnya suatu benda
karena adanya benda lain yang bergetar akibat
Klasifikasi gelombang bunyi berdasarkan
kesamaan frekuensi.
frekuensinya terdiri dari:
Frekuensi nada dapat dihasilkan dengan
1) Infrasonik, bunyi dengan frekuensi <20 Hz.
menggunakan dawai atau pipa organa.
Bunyi ini dapat didengar oleh hewan seperti
Frekuensi nada dasar (f1) dawai yang terikat
jangkrik, laba-laba, gajah, anjing dan lumba-
kedua ujungnya, menurut hukum Marsenne:
lumba.
2) Audiosonik, bunyi dengan frekuensi 20 Hz L
S S
sampai 20.000 Hz. fo
Bunyi ini dapat didengar oleh manusia dan
1
/2λ
kebanyakan hewan lainnya.
3) Ultrasonik, bunyi dengan frekuensi >20.000 Hz. fo = frekuensi nada
1 F dasar/harmonik kesatu (Hz)
Bunyi ini dapat didengar oleh hewan seperti fo = √ρA L = panjang dawai (m)
kelelawar dan lumba-lumba. 2L
F = gaya tegangan dawai (N)
Bunyi dapat didengar manusia karena: Frekuensi nada atas pertama (f1), kedua (f2), dst.
1) Adanya sumber bunyi. dapat dihitung:
2) Adanya medium rambat bunyi. L L
3) Bunyi tergolong audiosonik. S S S S
S f2 S
B. CEPAT RAMBAT BUNYI f1
3
λ /2λ dst.
Cepat rambat bunyi secara umum dapat
dihitung: n+1 F fn = (n + 1) fo
v = cepat rambat bunyi (m/s)
fn =
2L
√ρA
s fo : f 1 : f 2 = 1 : 2 : 3
v= s = jarak tempuh (m)
t t = waktu (s) Jumlah simpul tiap frekuensi nada adalah n + 2,
dan jumlah perut tiap frekuensi nada adalah n + 1.
Cepat rambat bunyi pada dawai:
Pipa organa adalah suatu kolom udara yang
F F.L F m memiliki lubang di tepi kolom, dan menimbulkan
v=√ v=√ =√ μ= = ρA gelombang stasioner.
μ m ρ.A L
Pipa organa terbuka memiliki ujung yang
v = cepat rambat m = massa tali (kg) berhubungan dengan udara luar, contohnya flute
gelombang (m/s) L = panjang tali (m) dan rekorder.
F = gaya tegangan tali (N) ρ = massa jenis tali
μ = massa jenis tali tiap (kg/m3) Frekuensi nada dasar (fo) pipa organa terbuka:
satuan panjang (kg/m) A = luas penampang (m2) L
Cepat rambat bunyi pada zat padat:
S
1
/2λ
E E = modulus Young (N/m2 atau Pa)
v=√ ρ = massa jenis benda (kg/m3)
fo
ρ
Cepat rambat bunyi pada zat cair: v v = cepat rambat bunyi (m/s)
fo =
2L L = panjang pipa organa (m)
B B = modulus Bulk (N/m2 atau Pa)
v=√ ρ = massa jenis zat cair (kg/m3) Frekuensi nada atas pertama (f1), kedua (f2) dst.
ρ
dapat dihitung:
GELOMBANG 1
materi78.co.nr FIS 3
L D. GEJALA-GEJALA GELOMBANG BUNYI
S λ S Gejala-gejala gelombang bunyi terdiri dari:
f1 1) Refleksi (pemantulan)
Pada pemantulan bunyi berlaku hukum
S S
f2 3 pemantulang gelombang.
/2λ
S Refleksi bunyi dalam ruang tertutup dapat
menimbulkan gaung/kerdam, karena bunyi
v fn = (n + 1) fo pantul dan bunyi asli datang bersamaan.
fn = (n + 1)
2L 2) Refraksi (pembiasan)
fo : f 1 : f 2 = 1 : 2 : 3
Pada pembiasan bunyi berlaku hukum
Jumlah simpul tiap frekuensi nada adalah n + 1, pembiasan gelombang.
sedangkan jumlah perut tiap frekuensi nada Refraksi gelombang menyebabkan petir
adalah n + 2.
malam hari terdengar lebih keras daripada
Panjang pipa organa terbuka pada tiap nada petir siang hari.
dapat dihitung:
Perbedaan Siang Malam
n+1 Udara di atas lebih dingin lebih panas
L= λ Udara di bawah lebih panas lebih dingin
2
dari rapat ke dari kurang
Pipa organa tertutup memiliki ujung yang tidak Refraksi
kurang rapat rapat ke rapat
berhubungan dengan udara luar, contohnya
Bunyi petir lebih pelan lebih keras
klarinet.
Frekuensi nada dasar (fo) pipa organa tertutup: 3) Difraksi (pelenturan)
L Bunyi mudah mengalami difraksi karena
memiliki panjang gelombang yang besar.
S 4) Interferensi (perpaduan)
1
/4λ Interferensi dua buah gelombang bunyi
fo
koheren akan menghasilkan pola terang-
gelap yang merupakan pola interferensi
v v = cepat rambat bunyi (m/s) konstruktif-destruktif.
fo =
4L L = panjang pipa organa (m) Beda lintasan dengan interferensi konstruktif:
GELOMBANG 2
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan efek Doppler dengan tidak Hubungan taraf intensitas bunyi dua sumber
mengabaikan kecepatan angin: bunyi yang berbeda jarak:
(v ± vw ) ± vp vw = kecepatan r2
fp = .fs TI2 = TI1 – 20 log
(v ± vw ) ± vs angin (m/s) r1
v × ∆t
E. INTENSITAS GELOMBANG BUNYI Δd =
2
Intensitas gelombang bunyi adalah daya
gelombang yang dipindahkan melalui bidang 3) Mendeteksi keretakan pada logam
seluas satu satuan yang tegak lurus dengan arah Keretakan logam dideteksi dengan pemindai
rambat gelombang. menggunakan bunyi ultrasonik.
Intensitas gelombang bunyi dapat dihitung: 4) Ultrasonografi (USG)
I = intensitas bunyi (W/m2) Adalah pencitraan medis untuk melihat
P
I= P = daya gelombang (Watt) bagian tubuh menggunakan bunyi ultrasonik.
A A = luas permukaan sumber (m2)
Kelebihan USG:
a. Lebih aman daripada X-Ray, MRI dan CT-
Itot = I1 + I2 + …
Scan.
Persamaan jarak gelombang dari sumbernya b. Dapat melakukan pencitraan 3D organ-
terhadap amplitudo dan intensitas bunyi: organ dalam tubuh.
r = jarak ke sumber (m) c. Dapat mendeteksi perbedaan sel dan
2
r1 a2 r1 I2 a = amplitudo (m) jaringan normal dengan abnormal.
= (r ) =
I1 I = intensitas bunyi
r2 a1 2 5) Mengukur kelajuan darah
(W/m2)
Taraf intensitas bunyi adalah 10 kali logaritma Kelajuan darah dapat diukur dengan
perbandingan intensitas bunyi dengan intensitas menggunakan efek Doppler. Bunyi ultrasonik
ambang bunyi (intensitas terendah). diarahkan menuju pembuluh nadi, dan
Taraf intensitas bunyi dapat dihitung: pergerakan gelombang bunyi tersebut
mengikuti kelajuan aliran darah.
TI = taraf intensitas bunyi (dB)
I I = intensitas bunyi (W/m2)
TI = 10 log Io = intensitas ambang bunyi
Io
(10-12 W/m2)
Gabungan sumber bunyi dengan taraf
intensitas bunyi identik memiliki hubungan:
n2
TI2 = TI1 + 10 log
n1
GELOMBANG 3
materi78.co.nr FIS 3
Gelombang Elektromagnetik
A. PENDAHULUAN 5) Cepat rambat dipengaruhi oleh perme-
abilitas dan permitivitas ruang hampa.
Gelombang adalah getaran yang merambat.
6) Arah rambat tidak dipengaruhi medan listrik
Gelombang elektromagnetik adalah
dan magnet karena gelombang tidak
gelombang yang tidak membutuhkan medium
bermuatan.
untuk merambat.
Teori mengenai gelombang elektromagnetik C. PERCOBAAN HERTZ
dikemukakan melalui hipotesis Maxwell dan Heinrich Hertz adalah ilmuwan yang menguji
percobaan Hertz. dan membuktikan hipotesis Maxwell melalui
percobaan Hertz.
B. HIPOTESIS MAXWELL
Hertz membangkitkan gelombang elektro-
Hipotesis Maxwell berbunyi:
magnetik melalui dua elektroda bola yang
Apabila perubahan medan magnetik dapat diinduksikan tegangan sehingga meng-hasilkan
menimbulkan medan listrik, maka perubahan percikan api.
medan listrik dapat menimbulkan medan
magnet. kapasitor
transmitter
Gelombang elektromagnetik adalah
gelombang yang merupakan gabungan dari
osilasi medan magnet dan medan listrik.
Gelombang elektromagnetik termasuk ke receiver
dalam gelombang transversal. Percikan api yang dihasilkan transmitter
Perambatan gelombang elektromagnetik: berpindah ke receiver dalam bentuk gelombang
medan elektromagnetik.
listrik Sifat-sifat gelombang elektromagnetik hasil
arah percobaan Hertz:
medan
magnet rambat 1) Merupakan gelombang transversal.
2) Dapat merambat tanpa medium.
3) Cepat rambat dalam ruang hampa sama
dengan kecepatan di udara (3,0 x 108 m/s).
4) Arah rambat lurus (tidak dipengaruhi medan
Arah medan magnet dan medan listrik keduanya
listrik dan medan magnet).
tegak lurus satu sama lain, dan keduanya tegak
5) Dapat mengalami refleksi (pemantulan).
lurus terhadap arah rambat.
6) Dapat mengalami dispersi atau refraksi
Cepat rambat gelombang elektromagnetik
(pembiasan).
dipengaruhi oleh:
7) Dapat mengalami difraksi (pelenturan).
c = cepat rambat gelombang
elektromagnetik (2,998 x 108 m/s) 8) Dapat mengalami interferensi (perpaduan).
1 μ₀ = permeabilitas ruang hampa
c= 9) Dapat mengalami polarisasi (pengkutuban).
√μo εo (4π x 10-7 Wb/A.m)
ε₀ = permitivitas ruang hampa D. SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
(8,85418 x 10-12 C/N.m2)
Gelombang elektromagnetik terdiri dari
Sifat-sifat gelombang elektromagnetik bermacam-macam gelombang yang berbeda
menurut Maxwell: frekuensi (f) dan panjang gelombang (λ), namun
1) Merupakan gelombang tranversal. cepat rambat sama, yaitu 3 x 108 m/s.
2) Merupakan gabungan dari osilasi medan Hubungan frekuensi, panjang gelombang, dan
magnet dan medan listrik. cepat rambat gelombang dapat dirumuskan:
3) Medan magnet dan medan listrik memiliki c = cepat rambat gelombang (m/s)
harga maksimum dan minimum pada waktu c = f.λ f = frekueunsi (1/s atau Hz)
dan tempat yang sama. λ = panjang gelombang (m)
4) Cepat rambat gelombang 3,0 x 108 m/s. Jadi, frekuensi dan panjang gelombang
berbanding terbalik.
GELOMBANG 1
materi78.co.nr FIS 3
10-13 10-12 10-11 10-10 10-9 10-8 10-7 10-6 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 1 10 102 103 104
λ (m)
sinar tampak
f (Hz)
20 19 16 15 8 7
10 22
10 21 10 10 10 18
10 17 10 10 10 14
10 13
10 12
10 11
10 10
10 9 10 10 10 6
10 5
GELOMBANG 2
materi78.co.nr FIS 3
Radar atau radio detection and ranging Warna benda muncul karena benda
menggunakan gelombang mikro untuk menyerap dan memantulkan radiasi
mencari dan menentukan jejak/jarak suatu gelombang cahaya tampak.
benda. a. Benda berwarna hitam terjadi karena
Jarak suatu benda yang dicari oleh radar semua spektrum warna diserap.
dapat dirumuskan: b. Benda berwarna putih terjadi karena
s = jarak benda (m) semua spektrum warna dipantulkan.
c.Δt
s= c = cepat rambat gelombang (m/s) c. Benda berwarna selain hitam dan putih
2 Δt = selang waktu pengiriman pulsa (s)
(monokromatik) terjadi karena semua
3) Sinar inframerah (infrared ray) spektrum warna diserap kecuali warna
Adalah gelombang elektromagnetik yang benda itu sendiri.
memiliki panjang gelombang yang lebih 5) Sinar ultraviolet (ultraviolet ray)
panjang dari cahaya merah, dan dapat Adalah gelombang elektromagnetik yang
menembus benda tidak tembus pandang. memiliki panjang gelombang yang lebih
Gelombang sinar inframerah dihasilkan oleh pendek dari cahaya ungu, dan dihasilkan
molekul atau benda yang menghasilkan atom dan molekul dalam loncatan listrik.
panas. Sinar ultraviolet bersumber utama dari
Macam-macam sinar inframerah: matahari yang merupakan hasil dari loncatan
Inframerah λ (m) listrik di permukaannya.
Jarak dekat 3 x 10-6 - 7,8 x 10-7 Sinar ultraviolet yang sampai ke bumi diserap
oleh lapisan ionosfer yang merupakan ozon.
Jarak menengah 3 x 10-5 - 3 x 10-6
Macam-macam sinar ultraviolet:
Jarak jauh 10-3 - 3 x 10-5
a. Sinar UV A (panjang/cahaya hitam)
Contoh penggunaan sinar inframerah:
Panjang gelombang 315 – 400 nm
a. Foto satelit dan luar angkasa
Dapat menembus sampai lapisan
b. Pencitraan awan dan cuaca dermis kulit
c. Pencitraan hiperspektral
Dapat menembus kaca
d. Kamera pendeteksi panas (termal)
Meliputi 95% radiasi di bumi
4) Sinar tampak/cahaya (visible light)
b. Sinar UV B (menengah)
Adalah gelombang elektromagnetik yang
Panjang gelombang 280 – 315 nm
dapat dilihat mata manusia berupa warna.
Dapat menembus sampai lapisan
Perbedaan warna pada sinar tampak
epidermis kulit saja
diakibatkan oleh perbedaan panjang
gelombang dan frekuensi. Tidak dapat menembus kaca
GELOMBANG 3
materi78.co.nr FIS 3
6) Sinar-X (X-ray/Rontgen)
GELOMBANG 4
materi78.co.nr FIS 3
Optika (II)
A. PENDAHULUAN Sudut pembias < 15o
Optika fisis adalah ilmu yang membahas np
kuantitasi cahaya, yaitu difraksi, interferensi dan δm = β ( – 1)
nm
polarisasi cahaya.
Sifat-sifat cahaya: nm = indeks bias medium
np = indeks bias prisma
1) Memiliki cepat rambat 3,0 x 108 m/s.
2) Merupakan gelombang transversal dan C. DISPERSI CAHAYA
elektromagnetik. Dispersi cahaya adalah proses penguraian
3) Merambat dalam arah lurus. cahaya polikromatik menjadi cahaya
4) Arah rambat tidak dapat dipengaruhi medan monokromatik.
magnet atau listrik (tidak bermuatan). Dispersi cahaya pada prisma akan menghasilkan
5) Bagian dari spektrum matahari. spektrum warna pelangi.
OPTIKA (II) 1
materi78.co.nr FIS 3
2) Benda berwarna hitam jika semua spektrum Difraksi pada celah banyak (kisi):
warna yang diterimanya diserap.
3) Benda berwarna x jika spektrum warna x
dipantulkan, dan spektrum warna lain
diserap.
d
Pada sistem yang molekulnya bergerak secara
bebas (langit dan air), warna muncul diakibatkan
oleh penghamburan spektrum warna. d
Warna terdiri dari:
C B M B C G
K W Persamaan difraksi celah banyak
G R M Y
y
R Δs = d.sinθ = d
Y L
cyan, magenta, kuning (CMY), dan lain-lain. d = tetapan kisi/jarak antar celah (m)
k = banyak celah
E. DIFRAKSI CAHAYA
Difraksi cahaya membatasi daya urai atau batas
Difraksi cahaya adalah pelenturan atau
resolusi dan pembesaran alat optik.
penyebaran gelombang cahaya ketika melintasi
Daya urai atau batas resolusi adalah jarak pisah
celah sempit atau ujung penghalang.
terpendek dari dua titik dimana bayangan yang
Difraksi cahaya akan mengakibatkan
dihasilkan masih dapat terlihat sebagai dua titik
interferensi cahaya yang menghasilkan pola
terpisah.
terang-gelap.
Sudut resolusi minimum (Rayleigh) untuk men-
Difraksi pada celah tunggal:
dapatkan daya urai minimum dapat dirumuskan:
OPTIKA (II) 2
materi78.co.nr FIS 3
Interferensi pada celah ganda (Thomas Young): Gelombang cahaya dapat terpolarisasi dengan
cara penyerapan, pemantulan, pembiasan ganda,
dan hamburan.
Polarisasi dengan cara penyerapan dilakukan
y menggunakan sebuah celah (polaroid).
θ
d Polaroid terdiri dari:
1) Polarisator, mengubah cahaya tak ter-
Δs polarisasi menjadi terpolarisasi.
2) Analisator, mengurangi intensitas cahaya
terpolarisasi.
L
Suatu arah gelombang akan terserap oleh celah
Persamaan interferensi celah ganda
apabila celah tidak sejajar dengan arah polarisasi,
y dan tidak akan terserap apabila celah sejajar
Δs = d.sinθ = d
L dengan arah polarisasi.
Hukum Malus pada polarisasi cara penyerapan:
Rumus pola terang Rumus pola gelap
polarisator
1
Δs = n. λ Δs = (n – )λ
2 I1
Io θ 2 I2
Δs = selisih lintasan (m)
θ = sudut deviasi/simpangan θ3
d = jarak antar celah (m)
y = jarak dari terang pusat ke pita gelap ke-n (m) analisator
L = jarak celah ke layar (m) I3
n = pola ke-n (bilangan bulat)
Intensitas cahaya pada polarisator
Jarak antar pola
1
1) Jarak antara terang-gelap yang ber- I1 = Io
sebelahan adalah 1/2. 2
2) Jarak antara terang-terang atau gelap-gelap Intensitas cahaya pada analisator
yang bersebelahan adalah 1.
I2 = I1 cos2θ2 I3 = I2 cos2θ3
Interferensi pada lapisan tipis:
Polarisasi akibat pemantulan dan pembiasan
terjadi jika sinar pantul dan sinar bias membentuk
sudut 90o.
i
udara Pada kejadian tersebut, sinar datang disebut
r minyak sinar polarisasi, dan sudut datang disebut sudut
polarisasi (sudut Brewster).
renggang
Persamaan interferensi lapisan tipis
Δs = 2.n.d.cosr
θB
n1
Rumus pola terang Rumus pola gelap
1
n2
Δs = (m – )λ Δs = m. λ r
2
OPTIKA (II) 3
materi78.co.nr FIS 3
Sudut kritis adalah sudut datang yang membuat
sudut bias membentuk 90o.
renggang
n1
sinar bias n2
ik
rapat
Persamaan sudut kritis
n1
sin ik =
n2
ik = sudut kritis
n1 = indeks bias medium tujuan (renggang)
n2 = indeks bias medium asal (rapat)
1
tanθB =
sin ik
OPTIKA (II) 4
materi78.co.nr FIS 3
Listrik Statis
A. PENDAHULUAN Resultan gaya Coulumb jika terdapat lebih dari
dua benda bermuatan:
Listrik statis adalah listrik yang tidak mengalir
dan berupa muatan listrik pada suatu benda. 1) Muatan segaris
Struktur atom terdiri atas: Ftot = F1 + F2 + F3 + … Fn
1) Neutron, bermuatan netral dan terletak pada
inti atom, tidak berpindah. 2) Muatan membentuk sudut siku-siku pada
2) Proton, bermuatan positif dan terletak pada benda 1
inti atom, tidak berpindah.
Ftot = √F12 2 +F13 2
3) Elektron, bermuatan negatif dan terletak
pada kulit atom, dapat berpindah dengan
3) Muatan tidak membentuk sudut siku-siku
menerima atau melepas energi.
pada benda 1
Muatan listrik muncul akibat adanya perbedaan
jumlah elektron dan proton pada atom benda. Ftot = √F12 2 +F13 2 +2F12 .F13 .cos𝛉
1) Jika proton = elektron, benda netral.
2) Jika proton > elektron, benda positif. Contoh:
3) Jika elektron > proton, benda negatif. Tentukan gaya Coulumb yang dialami benda A
Muatan listrik dapat ditentukan menggunakan yang bermuatan -5 μC jika terdapat benda B
elektroskop. pada jarak 5 m dengan muatan +8 μC!
Jawab:
B. HUKUM COULUMB
Interaksi benda bermuatan listrik: 5m
FAB FBA
1) Konduksi, proses perpindahan elektron – +
benda ke benda lain dengan sentuhan.
qA = -5 μC qB = +8 μC
Elektron berpindah ke benda yang
kekurangan elektron. 5 × 10-6 .8 × 10-6
FAB = 9 x 109 x
2) Induksi, proses pemisahan muatan listrik 52
-2
benda dengan benda lain tanpa sentuhan. FAB = 1,44 x 10 N (ke kanan)
Elektron mendekat ke benda yang Contoh:
kekurangan elekton.
3m 3m
Interaksi benda bermuatan listrik di atas – + +
terhadap benda netral akan mengubah muatan.
q1 = -2 mC q2 = +4 mC q3 = +6 mC
Contoh: kaca + sutra = positif, plastik/ebonit +
wol = negatif. Hitunglah gaya yang dialami benda 1 dan 3!
Hukum Coulumb menyatakan bahwa terdapat Benda 1:
gaya listrik/Coulumb pada dua atau lebih benda F12 F13
– + +
bermuatan listrik yang berinteraksi.
Di udara Di selain udara 2 × 10-3 .4 × 10-3
F12 = 9 x 109 x = 8000 N
32
q1 .q2 q1 .q2
F=k F=k 2 × 10-3 .6 × 10-3
r2 εo .r2 F13 = 9 x 109 x = 3000 N
62
k = tetapan Coulumb (9 x 109 Nm2/C2) Ftot = F12 + F13 = 8000 + 3000 = 11000 N
1
k= εo = permitivitas medium (C2/Nm2) Benda 3:
4πεo
= 8,85 x 10-12 C2/Nm2 (vakum/udara) F31 F32
– + +
F = gaya Coulumb (N)
q = besar muatan listrik (C) 6 × 10-3 . 2 × 10-3
r = jarak antar muatan (m) F31 = 9 x 109 x = 3000 N
62
Sifat-sifat muatan listrik: 6 × 10-3 .4 × 10-3
1) Muatan listrik sejenis akan tolak-menolak. F32 = 9 x 109 x = 24000 N
32
2) Muatan listrik berbeda akan tarik-menarik. Ftot = F32 – F31 = 24000 – 3000 = 21000 N
LISTRIK STATIS 1
materi78.co.nr FIS 3
C. MEDAN LISTRIK, ENERGI POTENSIAL Kuat medan listrik dan potensial listrik pada
LISTRIK, DAN POTENSIAL LISTRIK beberapa keadaan:
Medan listrik adalah daerah di sekitar benda 1) Pada bola konduktor berongga
bermuatan yang masih dipengaruhi gaya Coulumb.
Kuat medan listrik (E) menunjukkan tingkat
kekuatan gaya listrik di sekitar benda bermuatan,
dapat dirumuskan: R
r<R
Pada suatu titik Pada muatan uji
Q F
E=k 2 E= Pada bola berongga, muatan tersebar merata
r q di permukaannya saja.
Q Q
Energi potensial listrik (Ep) adalah energi yang V=k V=k
R r
dimiliki suatu benda bermuatan bila didekatkan
suatu muatan uji. Q = muatan bola berongga (C)
R = jari-jari bola konduktor (m)
Q = besar muatan listrik (C)
Q.q r = jarak titik terhadap pusat bola (m)
Ep = k q = besar muatan uji (C)
r r = jarak antar muatan (m) 2) Antara dua keping sejajar
LISTRIK STATIS 2
materi78.co.nr FIS 3
Potensial listrik: Energi kinetik listrik adalah energi yang dimiliki
Luar keping (r>d) Dalam keping (r<d) suatu benda bermuatan karena ada pergerakan
dan massa.
V = E.d V = E.r
1 m = massa muatan (kg)
E = kuat medan listrik dalam keping (N/C) Ek = m.v2
2 v = kecepatan muatan (m/s)
d = jarak antar keping (m)
r = jarak titik ke keping = 1/2d (m) Kekekalan energi mekanik pada listrik statis:
D. HUKUM GAUSS EM 1 = E M 2
Garis-garis gaya listrik adalah visualisasi vektor Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
medan listrik yang tidak pernah berpotongan dan 1 1
kerapatannya menyatakan kekuatan medan. m.v12 + q.V1 = m.v22 + q.V2
2 2
Garis-garis gaya listrik:
Positif Negatif
F. KAPASITOR
Kapasitor adalah alat penyimpan muatan dan
energi listrik, yang terbuat dari dua keping
+ – konduktor dengan muatan sama besar, namun
berlawanan.
Muatan kapasitor dapat dihitung:
Medan listrik mengarah Medan listrik mengarah
menjauhi benda mendekati benda q = C.V
Interaksi tarik- Interaksi tolak-
Kapasitor biasanya diisi oleh bahan dielektrik
menarik menolak
atau isolator, seperti kertas, kaca, atau plastik,
yang mempengaruhi kapasitansi.
LISTRIK STATIS 3
materi78.co.nr FIS 3
Energi kapasitor yang tersimpan di dalamnya 2) Muatan listrik total kapasitor adalah
yang berupa energi potensial dapat dihitung: penjumlahan dari muatan listrik yang
mengalir ke masing-masing kapasitor.
1 1 1 Q2
E= q.V E= C.V2 E= . q = q1 + q2 + q3 …
2 2 2 C
Rangkaian kapasitor dapat disusun menjadi dua 3) Kapasitas kapasitor pengganti paralel sama
susunan, yaitu rangkaian seri dan rangkaian dengan penjumlahan dari kapasitas seluruh
paralel. kapasitor.
Rangkaian seri adalah rangkaian kapasitor yang Cp = C1 + C 2 + C3 + …
disusun sejajar.
C1 C2 C3 G. APLIKASI KAPASITOR
Aplikasi kapasitor antara lain:
q1 q2 q3
V1 V2 V3 1) Blitz pada kamera menggunakan kapasitor.
2) Alat untuk memilih frekuensi radio.
q 3) Memisahkan arus bolak-balik (AC) dengan
V
arus searah (DC) dengan menghambat arus
AC dan menahan arus DC.
Pada rangkaian seri berlaku hal berikut: 4) Filter pada rangkaian catu daya.
1) Potensial total rangkaian adalah pen- 5) Menghilangkan loncatan api dalam
jumlahan dari potensial seluruh kapasitor. rangkaian saklar.
6) Menghilangkan bunga api pada sistem
V = V1 + V2 + V3 + … pangapian mobil.
7) Menghemat daya listrik dalam rangkaian
2) Muatan listrik yang mengalir melalui tiap
tube lamp.
kapasitor adalah sama.
8) Catu daya cadangan ketika sumber energi
q = q1 = q2 = q3 = … yang menyuplai alat listirk terputus.
1 1 1 1
= + + +…
Cs C1 C2 C3
V1
C2
q2
V2
C3
q3
V3
q
V
V = V1 = V2 = V3 = …
LISTRIK STATIS 4
materi78.co.nr FIS 3
Induksi Magnet
A. PENDAHULUAN C. MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET
Magnet adalah benda yang menghasilkan Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet
medan magnet berupa muatan yang bergerak. yang masih dipengaruhi gaya tarik magnet.
Sifat-sifat magnet: Induksi magnet adalah besar medan magnet
1) Memiliki kutub utara dan selatan yang yang ditimbulkan oleh arus listrik.
menghasilkan medan magnet. Medan magnet menurut percobaan Oersted:
2) Tetap memiliki dua buah kutub meski Di sekitar penghantar berarus listrik, terdapat
magnet dipotong-potong. medan magnet.
3) Dapat menarik benda ferromagnetik (mudah
ditarik dan dijadikan magnet). Induksi magnet menurut hukum Biot-Savart:
N S B
Kutub utara ada pada sisi kiri benda karena
penggosokan dimulai dari kiri dan dengan
sisi kutub utara. Induksi magnet pada berbagai keadaan:
2) Ditempelkan dengan magnet lain. 1) Pada penghantar lurus tak berhingga
N S N S μo .I
I B=
2π.a
Kutub utara ada pada sisi kiri benda karena
sisi kiri adalah tempat kutub selatan a B = induksi magnet di titik X
X (Wb/m2 atau Tesla)
menempel.
μo = permeabilitas ruang
3) Dililit kawat dan dialiri arus listrik DC. B hampa (4π.10-7 Wb/Am)
I = kuat arus listrik (A)
N S a = jarak titik X ke penghantar
(m)
2) Pada penghantar lurus berhingga
μo .I
I θ2 B= (cosθ1+cosθ2)
Kutub ditentukan dengan kaidah tangan 4π.a
kanan.
a μo .I 2L
I X
B B= .
4π.a a√a2 +L2
N S θ1
L B = induksi magnet di titik X
(Wb/m2 atau Tesla)
L = panjang penghantar (m)
INDUKSI MAGNET 1
materi78.co.nr FIS 3
3) Pada penghantar melingkar 5) Pada toroida
Toroida adalah solenoida yang dibentuk
melingkar.
B
a
I BX
O R
Bo θ X
B
R
S
4) Pada solenoida
1) Gaya tarik magnet paling kuat terdapat pada
Solenoida adalah penghantar lingkaran kutub-kutubnya.
dengan jumlah lilitan yang sangat banyak.
2) Arah medan magnet menjauhi kutub utara
B dan mendekati kutub selatan.
3) Kutub sejenis akan saling tolak-menolak, dan
L kutub berlawanan akan saling tarik-menarik.
Visualisasi tiga dimensi vektor medan magnet:
N S
I
B B
B
I
INDUKSI MAGNET 2
materi78.co.nr FIS 3
garis normal Gaya Lorentz menyebabkan penghantar
B
Φ = B.A.cosθ saling menarik/menolak.
θ Dua penghantar dapat saling menarik jika
arus yang dihasilkan searah, dan saling
Φ = fluks magnet (Wb) menolak jika arus yang dihasilkan
A = luas permukaan berlawanan.
yang ditembus (m2)
Momen kopel (τ) adalah momen gaya yang
timbul akibat gaya Lorentz sejajar yang
E. GAYA LORENTZ
berlawanan arah pada dua simpul kumparan.
Gaya Lorentz (F) adalah gaya yang timbul pada
Fcd
muatan yang bergerak dalam medan magnet.
b c
Gaya Lorentz adalah besaran vektor, dan arahnya
ditentukan oleh kaidah tangan kiri Flemming I B
(tegak lurus arus listrik dan medan magnet). a d
F Fab
Momen kopel dapat dihitung:
τ = momen kopel (Nm)
B A = luas penampang
τ = N.B.I.A.sinθ kumparan (m2)
I θ = sudut antara b dan a
INDUKSI MAGNET 3
materi78.co.nr FIS 3
Komponen speaker terdiri atas kerucut,
kumparan solenoida dan magnet.
Cara kerja speaker:
1) Kumparan solenoida dipasang pada salah
satu kutub magnet sehingga menghasilkan
gaya Lorentz dari arus listrik AC.
2) Gaya Lorentz berperan mengubah
gelombang arus listrik AC tertentu dari
receiver menjadi gelombang bunyi dengan
frekuensi tertentu.
3) Kerucut dipasang di depan kumparan untuk
menerima dan menyebarkan gelombang
bunyi yang dihasilkan.
Kereta Maglev adalah kereta yang mengubah
energi listrik menjadi energi gerak menggunakan
induksi magnet.
Di bagian bawah kereta terdapat magnet listrik,
yang melayang di atas rel bermagnet listrik.
Kereta dapat bergerak lebih cepat karena gaya
gesekan berkurang.
INDUKSI MAGNET 4
materi78.co.nr FIS 3
Induksi Elektromagnetik
A. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Ggl induksi dapat dihasilkan dengan cara:
Induksi elektromagnetik adalah besar arus 1) Menggerakkan magnet keluar-masuk
listrik yang ditimbulkan oleh perubahan medan kumparan.
magnet (fluks magnet). 2) Memutar magnet di depan kumparan.
B. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI 3) Memutus-hubungkan arus listrik pada
kumparan primer yang di dekatnya terdapat
Arus induksi adalah arus listrik yang dihasilkan
kumparan sekunder.
induksi elektromagnetik.
4) Mengalirkan arus listrik AC pada kumparan
Gaya gerak listrik induksi (ggl induksi) adalah
primer yang di dekatnya terdapat kumparan
tegangan yang dihasilkan oleh arus induksi.
sekunder.
Hukum Lenz menjelaskan arus induksi.
Ggl induksi dipengaruhi oleh perubahan laju
Arus induksi yang timbul dalam kumparan fluks magnet, oleh karena itu, ggl induksi juga
menghasilkan medan magnet yang dipengaruhi:
berlawanan arah dengan medan magnet
1) Perubahan luas bidang kumparan.
yang menghasilkan arus induksi tersebut.
∆A
Percobaan Faraday menjelaskan bahwa meng- ε = –N.B.cosθ
∆t
gerakkan magnet keluar-masuk kumparan
menyebabkan penyimpangan pada jarum 2) Perubahan induksi magnet (medan magnet).
galvanometer.
Masuk kumparan ∆B
ε = –N.A.cosθ
∆t
v Bind
3) Perubahan orientasi sudut kumparan
S N terhadap medan magnet.
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 1
materi78.co.nr FIS 3
a. Gaya Lorentz berlawanan arah dengan Pada solenoida dan toroida
arah kecepatan, Berisi udara/vakum Berisi bahan
b. Arus induksi tegak lurus dengan arah
medan magnet. μo .N2 .A μr .μo .N2 .A
L= L=
l l
Iind
B (masuk) L = induktansi diri (Henry atau H)
μo = permeabilitas ruang hampa (4π.10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
A = luas penampang (m2)
F l = panjang solenoida (m)
= keliling toroida = 2πr (m)
2) Pada kawat berputar
Energi induktor yang tersimpan di dalamnya
Ggl induksi yang berupa medan magnet dapat dihitung:
1
ε = .B.ω.L2 1
2 E= L.I2
2
B = medan magnet (T)
ω = kecepatan sudut penghantar (rad/s) D. APLIKASI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
L = panjang penghantar (m) Aplikasi induksi elektromagnetik yang utama
Arus induksi adalah transformator dan generator.
Transformator (trafo) adalah alat yang
1 B.ω.L2 digunakan utnuk menaikkan dan menurunkan
Iind = .
2 R tegangan listrik arus AC.
C. INDUKTOR Komponen trafo terdiri atas kumparan primer,
kumparan sekunder, dan inti besi.
Induktor adalah alat penghasil medan magnet
yang dapat digunakan untuk menghasilkan ggl
induksi.
Induktor biasanya merupakan kawat
inti besi
kumparan kumparan
penghantar, kawat melingkar, solenoida, atau
primer sekunder
toroida.
Hukum Henry menjelaskan tentang ggl induksi
terhadap arus listrik.
∆I dI
ε = –L. ε = –L. Cara kerja trafo:
∆t dt
1) Pada kumparan primer mengalir arus listrik
εi = ggl induksi induktor (V) AC yang berubah-ubah besar dan arahnya.
L = induktansi diri (Henry atau V.s/A atau T.m2/A)
ΔI = I2 – I1 = perubahan kuat arus listrik (A) 2) Karena perubahan arus listrik pada kumparan
Δt = t2 – t1 = perubahan waktu (s) primer, maka fluks magnet pada kumparan
Induktansi diri (L) adalah kemampuan suatu sekunder juga berubah-ubah.
induktor dalam menghasilkan ggl induktansi diri 3) Perubahan fluks magnet pada kumparan
dari laju perubahan arus listrik yang terjadi. sekunder menghasilkan ggl induksi dan arus
Induktansi diri pada berbagai keadaan: induksi.
Pada kumparan 4) Terjadi perpindahan daya dari kumparan
primer ke kumparan sekunder.
L = induktansi diri (Henry atau H)
NΦ N = jumlah lilitan
L= Φ = fluks magnet (Wb)
I
I = kuat arus listrik (A)
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 2
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan trafo dapat dirumuskan: Berdasarkan jenis arus listrik yang dihasilkan,
generator terdiri dari:
VP NP IS
= = 1) Generator DC, menghasilkan arus listrik DC,
VS NS IP
dan dilengkapi satu buah cincin belah
(komutator).
Vp dan Vs = tegangan primer dan sekunder (V)
Np dan Ns = jumlah lilitan primer dan sekunder 2) Generator AC, menghasilkan arus listrik AC,
Ip dan Is = arus listrik primer dan sekunder (A) dan dilengkapi dua buah cincin luncur.
Efisiensi trafo adalah presentase keidealan Cara kerja generator:
suatu trafo dalam menaik-turunkan tegangan, 1) Usaha luar berupa energi gerak (misalnya
yaitu berdasarkan jumlah daya yang tidak hilang. gerakan air, udara, atau panas) memutar
Efisiensi trafo dapat dirumuskan: kumparan.
2) Berputarnya kumparan menyebabkan
PS VS .IS
η= x 100% η= x 100% perubahan fluks magnet, dan menghasilkan
PP VP .IP ggl induksi serta arus induksi.
η = efisiensi trafo (%) 3) Komutator berfungsi mengubah arus listrik
Pp dan Ps = daya primer dan sekunder (W) AC menjadi DC pada generator DC, sedang-
Jenis-jenis trafo: kan cincin luncur berfungsi menghasilkan
arus listrik AC pada generator AC.
Trafo step-up Trafo step-down
Ggl induksi yang dihasilkan generator:
penaik tegangan penurun tegangan
Vs > Vp Vs < Vp ε = N.B.A.ω. sinωt
Ns > Np Ns < Np
ε = ggl induksi generator (V)
Is < Ip Is > Ip N = jumlah lilitan
B = medan magnet (T)
Generator (dinamo) adalah alat yang A = luas bidang kumparan (m2)
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. ω = kecepatan sudut kumparan (rad/s)
t = waktu lama perputaran (s)
Komponen generator terdiri atas kumparan
berarus (rotor/berputar), magnet (stator/diam) Ggl induksi maksimum yang dihasilkan
dan cincin. generator terjadi ketika sin ωt = 1.
εmaks = N.B.A.ω
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 3
materi78.co.nr FIS 3
Listrik Bolak-Balik
A. PENDAHULUAN Persamaan arus dan tegangan AC secara umum:
Listrik bolak-balik (AC) dihasilkan dari induksi
V = Vm.sin(ωt) I = Im.sin(ωt)
elektromagnetik.
Arus AC dan tegangan AC adalah arus dan V = tegangan AC (V) I = kuat arus AC (A)
tegangan yang nilainya berubah terhadap waktu Vm = tegangan maks (V) Im = kuat arus maks (A)
ω = frekuensi sudut (rad/s) T = waktu (/s)
secara sinusoidal.
Rangkaian kapasitif murni adalah rangkaian AC
yang hanya mengandung kapasitor saja.
I
Rangkaian Diagram fasor
t
VR
-I
R
VR IR
Grafik arus dan tegangan AC dapat dilihat
menggunakan osiloskop, dan besarnya dapat ~
diukur menggunakan amperemeter, voltmeter Grafik sinusoidal
dan avometer.
B. ARUS AC DAN TEGANGAN AC IR Arus dan
VR tegangan pada
Arus AC dan tegangan AC terdiri dari tiga istilah,
rangkaian
yaitu nilai sesaat, nilai maksimum, nilai efektif, t
resistor adalah
dan nilai rata-rata.
sefase.
Nilai sesaat adalah besar AC pada suatu waktu
tertentu.
Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
Nilai maks adalah besar AC maksimum yang resistif murni:
dapat terjadi. Nilai maks terbaca pada osiloskop.
Nilai efektif adalah besar AC yang setara VR = Vm.sin(ωt) IR = Im.sin(ωt)
dengan besar DC yang menghasilkan jumlah
kalor yang sama pada waktu yang sama. Nilai Hukum Ohm pada rangkaian resistif:
efektif terbaca pada alat ukur listrik. R = hambatan
Vm = Im.R Veff = Ieff.R
resistor (Ω)
Hubungan nilai maks dan nilai efektif:
m = maks Rangkaian induktif murni adalah rangkaian AC
Vm = Veff.√2 Im = Ieff.√2 eff = efektif yang hanya mengandung induktor saja.
Nilai rata-rata adalah besar AC yang setara Rangkaian Diagram fasor
dengan besar DC yang memindahkan muatan VL VR
yang sama pada waktu yang sama.
φ
Nilai rata-rata dapat dihitung: XL IR
2.Vm 2.Im ~
Vrata = Irata =
π π
Grafik sinusoidal
Grafik arus dan tegangan AC berbentuk grafik
sinus, dan digambarkan dalam diagram fasor. Sudut fase arus
Diagram fasor menggambarkan vektor fase arus VR terlambat 90o
dan tegangan AC dengan sudut putar berupa t dari sudut fase
sudut fase gelombang sinus. IR
tegangan.
C. RANGKAIAN LISTRIK BOLAK-BALIK
Rangkaian listrik bolak-balik (AC) dapat Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
dibuat menjadi rangkaian resistif murni, induktif induktif murni:
murni, kapasitif murni dan rangkaian RLC.
VL = Vm.sin(ωt) IL = Im.sin(ωt – 90o)
LISTRIK BOLAK-BALIK 1
materi78.co.nr FIS 3
Reaktansi induktif adalah nilai hambatan yang Tegangan total (V) adalah tegangan gabung
terdapat pada induktor, dapat dirumuskan: total rangkain RLC.
2) Kapasitif
Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
kapasitif murni: Fase arus medahului fase tegangan
sebesar 0o ≤ φ ≤ 90o.
VC = Vm.sin(ωt) IC = Im.sin(ωt + 90o)
Nilai XC > XL.
Reaktansi kapasitif adalah nilai hambatan yang
3) Resistif (resonansi)
terdapat pada kapasitor, dapat dirumuskan:
Arus dan tegangan adalah sefase.
1 1 Nilai XL = XC.
XC = =
ω.C 2πf.C
Impedansi total rangkaian bernilai minimum
XC = reaktansi kapasitif (Ω) (Z = R), sedangkan kuat arus listrik bernilai
ω = frekuensi sudut (rad/s) V
f = frekuensi (Hz) maksimum (I = ).
R
C = kapasitansi (F)
Frekuensi sudut yang dihasilkan rangkaian
Hukum Ohm pada rangkaian kapasitif. RLC yang bersifat resistif:
XC = reaktansi
Vm = Im.XC Veff = Ieff.XC 1
kapasitif (Ω)
ω=
√LC
Rangkaian RLC adalah rangkaian AC yang
mengandung resistor, induktor dan kapasitor seri. Frekuensi resonansi yang dihasilkan
Rangkaian Diagram fasor rangkaian RLC yang bersifat resistif:
VC 1
VL VR f=
VL 2π√LC
φ
XL R
XC VR I
~ VC
LISTRIK BOLAK-BALIK 2
materi78.co.nr FIS 3
D. DAYA RANGKAIAN LISTRIK BOLAK -BALIK
Daya pada rangkaian AC terjadi pada rangkaian
resistif. Pada rangkaian induktif dan kapasitif,
daya rata-rata adalah nol.
Daya rangkaian AC dapat dihitung:
Hubungan dengan tegangan
P = Veff.Ieff.cosφ
P = Ieff2.Z.cosφ P = Ieff2.R
R VR
cosφ = =
Z V
LISTRIK BOLAK-BALIK 3
materi78.co.nr FIS 4
V z
TERMODINAMIKA 1
materi78.co.nr FIS 4
Gas diatomik Usaha (W) pada gas dapat dirumuskan:
Gas diatomik melakukan gerak translasi (vibrasi)
W = P. ΔV W = nRΔT
ke tiga sumbu dan gerak rotasi pada sumbu y dan
z, sehingga f = 5. V
W = ∫V 2 P(V)dV
y 1
D. HUKUM TERMODINAMIKA I ΔU = U2 – U1 W = P. ΔV
Q = ΔU + W P1 P2
=
T1 T2
Q = energi kalor (J)
ΔU = perubahan energi dalam (J) V
W = usaha gas (J)
TERMODINAMIKA 2
materi78.co.nr FIS 4
Pada proses isokhorik, berlaku: Hukum termodinamika I
V1 = V2 ΔV = 0 W = –ΔU
5) Siklus (isotermik)
ΔU = U2 – U1 W=0
P
Hukum termodinamika I
Q = ΔU
V T1 = T2 ΔT = 0
V1 V2
Pada proses isotermik, berlaku: ΔU = 0 W = luas raster grafik
T1 = T2 ΔT = 0 Hukum termodinamika I
Q=W
V2
ΔU = 0 W = nRT.ln
V1
E. HUKUM TERMODINAMIKA II
Hukum termodinamika I Hukum termodinamika II dinyatakan oleh
Q=W Clausius dan Thomas-Kevin-Planck.
5 3 Hukum termodinamika II
CP = nR CV = nR γ ≈ 1,6
2 2
Q1 = W + Q 2 W = Q 1 – Q2
Tetapan Laplace pada gas diatomik:
Efisiensi mesin panas
7 5
CP = nR CV = nR γ ≈ 1,4
2 2 W Q2
η= x 100% η = (1 – ) x 100%
Q1 Q1
Hubungan kapasitas kalor CP dan CV:
TERMODINAMIKA 3
materi78.co.nr FIS 4
Mesin panas Carnot adalah mesin panas yang Mesin dingin Carnot adalah mesin yang bekerja
efisiensinya mendekati 100% atau mesin ideal. berkebalikan dengan mesin panas Carnot, yang
Siklus Carnot: koefisien performansinya besar.
P Q2 T2 Q1 dan Q2 = kalor keluar dan ke dalam (J)
=
Q1 T1 T1 dan T2 = suhu luar dan dalam (K)
Q1 T1
Hukum termodinamika II
W + Q 2 = Q1 W = Q 1 – Q2
T2
Q2 Koefisien performansi mesin dingin
V Q2
T2 T2
kP = =
Q2 T1 -T2 W T1 -T2
T2 Q1 dan Q2 = kalor input dan output (J)
=
Q1 T1 T1 dan T2 = suhu tinggi dan rendah (K)
Hukum termodinamika II
Q1 = W + Q 2 W = Q 1 – Q2
T2 W T2
η = (1 – ) x 100% =1–
T1 Q1 T1
W
Hukum termodinamika II
W + Q 2 = Q1 W = Q 1 – Q2
Q2 Q2
kP = =
W Q1 -Q2
TERMODINAMIKA 4
materi78.co.nr FIS 4
Teori Kuantum
A. PENDAHULUAN Jika suhu makin tinggi, maka pada intensitas
Teori kuantum adalah teori fisika modern yang radiasi maksimum, panjang gelombang (λm)
menjelaskan segala sesuatu yang tidak dapat atau frekuensi gelombang (fm) akan bergeser.
dijelaskan oleh teori fisika klasik.
dapat dirumuskan:
Pengantar teori kuantum antara lain radiasi
benda hitam dan dualisme gelombang-partikel. λm.T = C
B. RADIASI BENDA HITAM
λm = panjang gelombang pada intensitas radiasi
Setiap benda akan memancarkan energi berupa maksimum (m)
gelombang elektromagnetik (cahaya tampak) T = suhu mutlak benda (K)
dalam bentuk radiasi kalor. C = tetapan Wien (2,898 x 10-3 m.T)
TEORI KUANTUM 1
materi78.co.nr FIS 4
Teori Max-Planck menjelaskan bahwa: Potensial henti adalah nilai potensial listrik yang
digunakan untuk membuat elektron yang sedang
Cahaya merupakan pancaran paket
bergerak menjadi berhenti.
energi/kuantum energi yang terkuantisasi/
diskret yang disebut foton. Ek V = potensial henti (Volt)
V= Ek = energi kinetik elektron (J)
e e = muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
Foton adalah bentuk cahaya sebagai partikel
yang merambat lurus berkecepatan: Efek Compton merupakan kebalikan efek
fotolistrik, yaitu peristiwa penghamburan foton
c = λ.f = 3,0 x 108m/s
akibat menumbuk elektron.
Energi foton dipengaruhi oleh frekuensi
gelombang, dapat dirumuskan: E’
E λ'
c
E = h. α
E = h.f λ –
λ
E = energi foton (J)
h = tetapan Planck (6,6 x 10-34 Js) – Ek
f = frekuensi gelombang (Hz)
c = cepat rambat gelombang (3,0 x 108 m/s) Momentum foton adalah nilai momentum yang
λ = panjang gelombang (m)
terjadi ketika foton menumbuk elektron, dapat
Efek fotolistrik dikemukakan oleh Albert dirumuskan:
Einstein dan merupakan peristiwa tereksitasinya
elektron dari logam akibat pancaran energi E h
p= =
foton. c λ
Energi ambang adalah energi foton minimum Pergeseran Compton adalah perubahan
yang dibutuhkan untuk melepas satu partikel panjang gelombang yang terjadi akibat
elektron tereksitasi dari logam, dapat tumbukan foton dengan elektron, dapat
dirumuskan: dirumuskan:
Eo = h.fo Δλ = λ’ - λ Δλ = pergeseran Compton (m)
TEORI KUANTUM 2
materi78.co.nr FIS 4
Fisika Atom
A. PENDAHULUAN Kelebihan teori atom Dalton:
Gagasan awal konsep mengenai atom: 1) Merupakan teori atom pertama yang
memunculkan teori-teori atom lain.
1) Demokritos menyatakan atom bersifat
diskontinu (tidak dapat dibagi lagi). 2) Dapat menerangkan hukum dasar kimia
Lavoisier dan Proust.
2) Aristoteles menyatakan atom bersifat
kontinu (dapat dibagi terus menerus). Kekurangan teori atom Dalton:
Konsep dasar atom tersusun atas tiga partikel 1) Tidak dapat menjelaskan penyebab
subatomik, yaitu elektron, proton, dan neutron. perbedaan sifat atom suatu unsur dengan
unsur lain.
Sifat Elektron Proton Neutron
2) Tidak dapat menjelaskan kelistrikan/muatan
Letak kulit atom inti atom inti atom
materi.
0 1 1
Notasi -1e
p 0n
1 3) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom
0 sma 1 sma 1 sma saling berikatan.
Massa
9,1 x 10-31 kg 1,6 x 10-27 kg 1,6 x 10-27 kg Teori atom Thomson menjelaskan bahwa:
negatif positif netral + + ++
++
Muatan
-1,6 x 10-19 C +1,6 x 10-19 C 0C +
+ +
Goldstein, + +
Penemu Thomson Chadwick + +
Rutherford + +
tabung sinar + +
+ +
katoda, tetes tabung sinar penembakan + +
Percobaan ++ ++
minyak anoda partikel α +
Milikan model atom plum pudding (roti kismis)
Teori-teori atom berkembang melalui beberapa Atom adalah bola pejal padat bermuatan
teori, antara lain teori atom Dalton, Thomson, positif yang didalamnya tersebar elektron-
Rutherford, Bohr, dan kuantum. elektron bermuatan negatif, sehingga saling
B. TEORI ATOM DALTON, THOMSON DAN menetralkan satu sama lain.
RUTHERFORD Thomson melakukan percobaan tabung sinar
Teori atom Dalton menjelaskan bahwa: katoda yang bersifat negatif dalam penemuan
elektron.
Kelebihan teori atom Thomson:
1) Dapat menjelaskan keberadaan partikel
subatomik.
model atom Dalton
2) Dapat menjelaskan massa atom.
Atom adalah partikel terkecil suatu materi 3) Dapat menjelaskan kelistrikan/muatan atom.
yang tidak dapat dibagi lagi. Kekurangan teori atom Thomson:
Atom berbentuk bola pejal padat. 1) Tidak dapat menjelaskan susunan muatan
Atom suatu unsur sifatnya sama, atom positif dan negatif dalam atom.
unsur yang berbeda sifatnya berbeda. Teori atom Rutherford menjelaskan bahwa:
Atom tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan.
Atom-atom dapat berikatan membentuk
senyawa.
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah tetap (hukum Lavoisier).
Perbandingan massa atom-atom
pembentuk suatu senyawa selalu tetap model atom tata surya
(hukum Proust).
FISIKA ATOM 1
materi78.co.nr FIS 4
Atom sebagian besar terdiri atas ruang C. SPEKTRUM ATOM HIDROGEN
kosong. Spektrum atom hidrogen adalah spektrum
Massa atom terpusat pada inti atom yang gelombang yang dipancarkan elektron ketika
bermuatan positif. bertransisi ke tingkat energi yang lebih rendah.
Inti atom dikelilingi elektron yang Spektrum atom hidrogen bersifat diskret,
bermuatan negatif pada lintasan tertentu. berbeda dengan spektrum Rutherford yang
bersifat kontinu.
Rutherford melakukan percobaan hamburan Spektrum atom hidrogen terdiri atas:
sinar α yang dibantu oleh Geiger dan Marsden.
3 H
1 2
lempeng Hg
emas
Ne
sumber
sinar α λ>>
FISIKA ATOM 2
materi78.co.nr FIS 4
Energi elektron
FISIKA ATOM 3
materi78.co.nr FIS 4
2) Gelombang Schrödinger Contoh:
Jika elektron memiliki sifat gelombang, Sub-kulit s p
maka keadaan elektron dinyatakan dalam Harga 0 -1 s.d. 1
fungsi gelombang yang disebut
gelombang Schrödinger. Diagram 0 -1 0 1
FISIKA ATOM 4