Anda di halaman 1dari 10

FAMILY CENTER CARE

A. Definisi
Family Centered Care muncul sebagai konsep penting dalam perawatan kesehatan pada akhir

abad ke 20. Konsep family centered care awalnya dikembangkan di Negara-negara


diuntungkan secara ekonomi, didasarkan pada pentingnya memenuhi kebutuhan pisikososial

dan perkembangan anak dengan penekanan pada peran keluarga dan pemahaman bahwa
keluarga merupakan sumber utama kekuatan dan dukungan anak (American Pediatric Role).

Family centered care sebagai standar perawatan kesehatan anak di banyak Rumah Sakit dan
peraktek klinik. Meskipun dukungan luas namun family centered care kurang

diimplementasikan kedalam peraktik klinik (Denmis, 2012).


Family Centered Care di defenisikan menurut (Fiane, 2012), sebagai suatu

pendekatan inovatif dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi tindakan


keperawatan yang diberikan kepada anak didasarkan pada mamfaat hubangan antar

perawat dan keluarga yaitu orang tua.

B. Tujuan
Tujuan penerapan konsep Family Centered Care dalam perawatan anak, menurut Brunner

and Suddarth (Fretes, 2012) adalah memberikan kesempatan bagi orangtua untuk merawat
anak mereka selama proses hospitalisasi dengan pengawasan dari perawat sesuai dengan

aturan yang berlaku


Selain itu Family Centered Care juga bertujuan untuk meminimalkan trauma selama

perawatan anak dirumah sakit dan meningkatkan kemandirian sehingga peningkatan


kualitas hidup dapat tercapai (American Academy of Pediatrics 2003).

C. Elemen Family-Centered Care

Sembilan element Family-Centered Care yang teridentifikasi oleh ACCH (Shclton et al., 1987)5:
1. Keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan sementara kehadiran profesi kesehatan

fluktuatif
2. Memfasilitasi kolaborasi orang tua

3. professional pada semua level perawatan kesehatan.


4. Meningkatkan kekuatan keluarga, dan

5. mempertimbangkan metode-metode alternative dalam koping.


6. Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan informasi lebih komplit oleh orang tua

tentang perawatan anaknya yang tepat.


7. Menimbulkan kelompok support antara orang tua.
8. Mengerti dan memanfaatkan sistem pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan

perkembangan bayi, anak, dewasa dan keluarganya


9. melaksanakan kebijakan dan program yang tepat, komprehensif meliputi dukungan

emosional dan finansial dalam memenuhi kebutuhan kesehatan keluarganya.


10. Menunjukkandesaintransportasi

11. perawatan kesehatan fleksibel, accessible, dan responsive terhadap kebtuhan pasien
12. Implementasi kebijakan dan program yang tepat komprehensif meliputi dukungan

emosional dengan staff.

D. Alasan dilakukan Family-Centered Care


1. Membangun sistem kolaborasi daripada kontrol.

2. Berfokus pada kekuatan dan sumber-sumber keluarga daripada kelemahan keluarga


3. Mengakui keahlian keluarga dalam merawat anak seperti sebagaimana profesional

4. Mebangun pemberdayaan daripada ketergantungan


5. Meningkatkan lebih banyak sharing informasi dengan pasien, keluarga dan pemberi

pelayanan dari pada informasi hanya diketahui oleh professional.


6. Menciptakan program yang fleksibel dan tidak kaku.

E. Kebijakan terkait family centered care

1. Jam kunjung
Seiring dengan pemahaman keluarga sebagai sumber kekuatan dan pendukung yang

utama bagi anak, maka kebijakan tentang jam kunjungan, ijin menemani anak selama
dirawat harus disesuaikan dengan konsep Family-Centered Care. Dalam konsep Family-

Centered Care, keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan sementara kehadiran
profesi kesehatan fluktuatif. Adalah sangat ideal jika anak dapat didampingi selama 24

jam oleh orang tuanya. Tidak perlu ada jam kunjung yang restrictive terhadap
kenyamanan anak terhadap orang tua. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan dalam

kebijakan adalah mengenai Visiting time, orang tua yang tinggal bersama anak di rumah
sakit (Stay with child),

Waktu kunjungan untuk anak perlu diatur oleh pihak pembuat kebijakan dirumah sakit
secara arif, kunjungan untuk orang tua seharusnya tidak dibatasi. Kunjungan dari sibling

perlu diberikan, karena untuk meminimalkan kecemburuan dan memberikan support


system pada anak. Hal yang perlu diperhatikan adalah kunjungan keluarga keruangan

perawatan memperhatikan prinsip aseptik dengan mencuci tangan sebelum dan setelah
kunjungan, pemakaian baju khusus untuk ruangan khusus dalam rangka meminimalkan
infeksi nosokomial. Baju untuk pengunjung dibuat menarik dengan motif dan corak yang

cocok untuk anak-anak.


2. Pre- hospital Konseling

Konseling yang dilakukan tenaga kesehatan kepada orang tua dan anak, terkait dengan
kebijakan, prosedur dan peraturan rumah sakit sebelum anak dirawat. Konseling ini

dilihat dari prinsip family centered care, petugas kesehatan memberikan hak informasi
yang jelas kepada klien dan keluarga. Menghormati anak dan keluarga, bahwa mereka

memiliki hak untuk bertanya.


3. Prosedur (treatment)

a. Mempertahankan perasaan mengkontrol


Mempertahankan kebebasan anak untuk bergerak

Restrain untuk pemasangan intravena pada anak yang kooperatif tidak diperlukan. Hal
ini akan memberikan kebebasan pada anak untuk bergerak, fasilitasi dengan kursi

roda pada anak yang mengalami kesulitan berjalan, agar dapat berkeliling ruangan
dengan pengawasan. Pemeriksaan fisik yang membutuhkan pengekangan seperti

pemeriksaan telinga dengan otoskopi, dapat melibatkan orang tua untuk memegang
posisi anak. Kehadiran orang tua akan meminimalkan kecemasan, dan hal ini perawat

menghargai hak anak.


Pengaturan jadwal kegiatan untuk anak

Mengatur jadwal aktivitas anak pada saat dirawat dengan melibatkan anak dan
orangtua. Pengaturan jadwal dengan berdasarkan aktivitas yang dilakukan dirumah

seperti jam mandi, makan, nonton televisi, bermain. Pengaturan jadwal ini akan
membantu anak beradaptasi, meningkatkan kontrol diri terhadap aktivitas selama

dirawat dan meminimalkan kejadian anak kekurangan istirahat, seperti; anak sedang
istirahat, kemudian ada suster yang memberikan tindakan pada anak, sehingga waktu

istirahat anak berkurang.


Fasilitasi kemandirian anak

Anak dilibatkan dalam proses keperawatan dengan melibatkan kemandirian melalui


self care seperti; mengatur jadwal kegiatan, memilih makanan, mengenakan baju,

mengatur waktu tidur. Prinsip tindakan iniadalah perawat respek terhadap


individualitas pasien dan keputusan yang diambil pasien.

Berikan pemahaman atau informasi


Anak pra-sekolah memiliki kemampuan kognitif berfikir magis yang mengakibatkan

kesalahan interpretasi terhadap sakit dan perawatan. Anak merasa sakit sebagai
hukuman. Petugas kesehatan memberikan informasi yang jelas tentang prosedur yang
akan dilakukan, berikan kesempatan anak memegang alat yang akan digunakan untuk

pemeriksaan, misalnya stetoskop.

b. Meminimalkan injuri dan nyeri


Protap prosedur khusus/Standar operasional prosedur atraumatic care

Persepsi nyeri anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitif


anak yang berada pada tahap pre-operasional dan fikiran magis. Prinsip tindakan

pada anak pra-sekolah adalah atraumatik care. Adanya prosedur khusus untuk
perawatan di ruang anak yang membedakan dengan dewasa akan meminimalkan

ketakukan anak, misalnya melakukan prosedur dengan kegiatan bermain terlebih


dahulu.

Perawat sebelum melakukan tindakan, hendaknya menanyakan persepsi anak


terhadap tindakan yang akan dilakukan. Tindakan menyuntik dipersepsikan anak

akan membuat darah mengalir keluar. Perawat perlu menjelaskan pada anak,
bahwa setelah tindakan injeksi selesai dan bekas suntikan ditutup dengan plester,

maka darah akan berhenti keluar.

c. Meminimalkan dampak pemisahan pada pra-sekolah


Melibatkan orang tua dan keluarga dalam perawatan anak

Prinsip family centered care mendukung sepenuhnya keterlibatan keluarga dalam


perawatan anak, mulai dari pengkajian, perencananaan, implementasi, evaluasi dan

pembuatan kebijakan. Melibatkan orang tua dalam perawatan anak akan


memberikan pengalaman positif pada keluarga untuk merawat anak, memahami

reaksi anak selama sakit dan melakukan tindakan antisipasi dimasa mendatang.
Mempromosikan self mastery

Perawat membantu klien dengan menfasilitasi pengalaman positif selama dirawat,


sehingga peningkatkan perasaan otonomi anak, mengidentifikasi kekuatan

atau kompetensi anak selama penyembuhan dan dapat digunakan sebagai dasar
pengalaman untuk dimasa mendatang.

Mempertahankan sosialisasi
Menfasilitasi terbentuknya support grup diantara orang tua dan anak, sehingga

orang tua dan anak mendapatkan dukungan dari lingkungan. Misalnya grup orang
tua dengan talasemia, grup anak dengan penyakit asma. Perawat dapat

menfasilitasi grup untuk tukar menukar pengalaman selama merawat dengan


anak, baik melalui kegiatan informal atau formal seperti seminar.
Beberapa tindakan yang dapat diterapkan sebagai bentuk aplikasi di tatanan klinik terkait
penerapan Family Centered Care (FCC):

1.  Orientasi keluarga: Mengorentasikan keluarga di lingkungan tatanan klinis atau ICU baik
lingkungannya, peralatan-peralatannya, dan tindakan medisnya.

2.  Terbentuknya Family Care Specialist (FCS): Perawat yang tergabung dalam FCS ini yang
mengkoordinasi dan bertanggungjawab dalam menerapkan strategi supaya keluarga juga terlibat

dalam perawatan pasien kritis


3.      Visitasi terbuka: visitasi dengan melibatkan keluarga didalamnya

4.      Mengijinkan keluarga untuk ada didekat pasien selama pasien dilakukan tindakan/prosedur
5.      Dibentuk dan dijalankannya family support group

6.      Mendorong keterlibatan keluarga dalam perawatan

Anda mungkin juga menyukai