bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu
segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving).
Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu negara
bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD sendiri.
IRD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki tim
kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan yang memebrikan pelayanan pasien
4. Suatu IRD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada
masyarakat dengan problem medis akut
kedokteran yang bersifat khas seing disalah gunakan. Pelayanan gawat darurat
yang sebenarnya bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita ( live
darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap intensif.
3. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.
anggota antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin yang biasa digunakan
adalah (Subagyo, 1993) :
2. Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita gawat darurat
(kondisi stabil / tidak membahayakan nyawa )
3. Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk penderita darurat,
tetapi tidak gawat
4. Hijau : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan yaitu Untuk
bukan penderita gawat.
2. Merah
a) Sumbatan jalan nafas atau distress nafas
b) Luka tusuk
c) Penurunan tekanan darah
f) Luka bakar derajat II >25 % tidak mengenai dada dan muka
g) Diare dengan dehidrasi
h) Patah tulang
3. Kuning
a) Lecet luas
b) Diare non dehidrasi
H. Sarana dan Prasarana Fisik Ruangan Yang Diperlukan di Instalasi Gawat Darurat
2. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda (Alur masuk
kendaraan /pasien tidak sama dengan alur keluar)
3. Harus memiliki ruang dekontaminasi (dengan fasilitas shawer) yang terletak
antara ruang “triage “(ruang penerimaan pasien) dengan ruang tindakan
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas
Kegagalan (kerusakan) sistem/ organ tersebut dapat disebabkan oleh :
a. Trauma / cedera
b. Infeksi
c. Keracunan (polsoning)
d. Degenerasi (kailure)
e. Asfiksi
f. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of water
and electrolie)
Kegagalan sistem saraf pusat,kardiovaskuler,pernafasan dan kehilangan
cedera atau penyakit dan menentukan jenis perawatan gawat darurat serta
transportasi. Dan merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang
pengelolaan.
Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal,
yaitu:
1. METTAG (Triage tagging system).
Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan tindakan.
Prioritas Nol (Hitam) :
a) gagal nafas,
b) cedera torako-abdominal,
Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat :
a) cedera abdomen tanpa shok,
K. Sistem Triase
Non Bencana : Memberikan pelayanan terbaik pada pasien secara individu. Bencana /
Korban Berganda : Memberikan pelayanan paling efektif untuk sebanyak mungkin
pasien
2. Penilaian terfokus.
N. Sasaran Primer dan Sekunder Triase
1. Primer : Mengenal kondisi yang mengancam jiwa.
mewawancara pasien.
4. Pertahankan arus informasi petugas triase dengan area tunggu & area
tindakan. Komunikasi lancar sangat perlu. Bila ada waktu adakan penyuluhan.
5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer aturan triase. Gunakan
3. WASPADA atas pasien dengan ancaman jiwa atau serius potensial terancam
hidup atau anggota badannya harus didahulukan dalam penilaian hingga
kepuasan pasien
Perawat triase menghindari penundaan perawatan yang mungkin
Prinsip umum lain dalam asuhan keperawatan yang di berikan oleh perawat di
ruang gawat darurat antara lain
a. Penjaminan keamanan diri perawatan dan klien terjaga, perawat harus
menerapkan prinsip universal precaution, mencegah penyebaran infeksi
tepat
g. Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu
dijaga
P. Tipe Triage :
evaluasi dini dan perawatan yang tepat. Perawatan yang paling intensif dberikan
pada pasien dengan sakit yang serius meskipun bila pasien itu berprognosis
buruk.
2. Mass Casualty incident
Merupakan triage yang terdapat ketika sestem kegawatdaruratan di suatu
tempat bencana menangani banyak pasien tapi belum mencapai tingat ke
3. Disaster Triage
Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan perawatan intensif
hidup lebih besar dengan intervensi medis yang cepat. Pada disaster triage
dilakukan identifikasi korban yang mengalami luka ringan dan ditunda terlebih
dahulun tanpa muncul resko dan yang mengalami luka berat dan tidak dapat
bertahan. Prioritasnya ditekankan pada transportasi korban dan perawatan
pendekatan yang paling baik karena jika gagal untuk mencapai tujuan misi akan
mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan kesejahteraan populasi yang
lebih besar.
yang dipakai :
1. Three Categories Triage System
Ini merupakan bentuk asli dari system triase, pasien dikelompokkan menjadi :
– Prioritas utama
– Prioritas kedua
– Prioritas rendah
Tipe klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi kurangnya spesifitas dan
subjektifitas dalam pengelompokan dalam setiap grup
– Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan harus sesegera
mungkin)
dilakukan)
– Prioritas menurun (kemungkinan mati dan kelas 4 atau kelas 0)
pengkajian :
– respirasi >30x/menit
c) Delayed
Digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang tidak bisa yang tidak
mempunyai keadaan yang mengancam jiwa dan yang bisa menunggu untuk
beberapa saat untuk mendapatkan perawatan dan transportasi, dengan criteria
– Respirasi <30x/menit
– Ada denyut nadi
Tidak ada tes diagnostik permulaan yang dilakukan sampai tiba waktu
pemeriksaan.
2) Spot check
dalam salah satu dari tiga prioritas pengobatan berikut ini : “gawat
darurat,” “mendesak,” atau “ditunda”. Dapat dilakukan beberapa tes
tunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit (Rea, 1987).
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam unit gawat darurat berdasarkan Prioritas
Perawatannya, antara lain :
lainya.
3. Darurat Tidak Gawat (P3)
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan
darurat. Pasien sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung
EGC
Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat : Jakarta : EGC