MAKALAH
DISUSUN OLEH
SINDI (K.18.01.025)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen kami dengan
materi “leukemia pada anak”
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang membantu dalam
mengerjakan tugas makalah ini, sehingga tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tugas makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang
LEUKIMIA menjadi keterbatasan kami pula, untuk itu kami meminta saran dan kritik dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, berkah dan
karunianya kepada kita semua dan memberikan imbalan yang setimpal atas semua jeri payah
dari pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada kami serta senantiasa
menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan menjadikan kita sebagai hambanya yang
selalu bersyukur.
Palopo,03,feb,2021
SINDI
2
DAFTAR ISI
KataPengantar……………………………………… i
DaftarIsi ……………………………………………. ii
BAB I: PENDAHULUAN
3
4.1 Kesimpulan …………………………………………13
Daftar Pustaka …………………………………………iii
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).Insidensi Leukemia di Amerika adalah 13 per
100.000 penduduk /tahun ( Wilson, 1991 ) . Leukemia pada anak berkisar pada 3 – 4 kasus
per 100.000 anak / tahun . Untuk insidensi ANLL di Amerika Serikat sekitar 3 per 200.000
penduduk pertahun. Sedang di Inggris, Jerman, dan Jepang berkisar 2 – 3 per 100.000
penduduk pertahun ( Rahayu, 1993, cit Nugroho, 1998 ) .
Pada sebuah penelitian tentang leukemia di RSUD Dr. Soetomo/FK Unair selama bulan
Agustus-Desember 1996 tercatat adalah 25 kasus leukemia akut dari 33 penderita leukemia.
Dengan 10 orang menderita ALL ( 40% ) dan 15 orang menderita AML (60 %)
( Boediwarsono, 1998 ). Berdasarkan dari beberapa pengertian mengenai Leukemia maka
penulis berpendapat bahwa leukemia merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat
pembentuk darah.
1.2 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian
Leukemia, asal berasal dari bahasa yunani leukos-putih dan haima-darah. Leukemia
adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua
kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan
tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-
sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.
Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, Sel-sel baru ini terbentuk meski
tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan
ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah putih abnormal
yang akhirnya mendesak sel-sel lain.
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002
: 248 )
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio
patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.
(Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukemia
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang
menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
2.2 Etiologi
6
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a .Genetik
b. Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana
kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran . Hal ini berlaku juga pada
keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi ( Wiernik,1985 ) .
c.Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom
dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden
yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ANLL ( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ).
d. Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan
leukemia pada hewan termasuk primata . Penelitian pada manusia menemukan adanya RNA
dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi tidak ditemukan pada sel-sel normal
dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang merupakan virus RNA yang menyebabkan
leukemia pada hewan. ( Wiernik, 1985 ) . Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan
leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis leukemia yang ditimbulkan
adalah Acute T- Cell Leukemia . Virus ini ditemukan oleh Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).
e. Bahan Kimia
7
Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan peningkatan
insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering terpapar benzen.
( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan dengan
resiko tinggi dari AML, antara lain : produk – produk minyak, cat , ethylene oxide, herbisida,
pestisida, dan ladang elektromagnetik ( Fauci, et. al, 1998 ) .
f.Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II ) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML . Kloramfenikol,
fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum tulang yang
lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ).
2.3 Klasifikasi
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi
di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan infasi organ non hematologis, seperti meninges,
traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit. Leukemia sering diklasifikasikan sesuai galur sel
yang terkena, seperti limfositik atau mielositik, dan sesuai maturitas sel ganas tersebut,
seperti akut (sel imatur) atau kronis (sel terdeferensiasi).
B. Manifestasi klinis
Kebanyakan tanda dan gejala terjadi akibat berkurangnya produksi sel darah normal.
Kepekaan terhadap infeksi terjadi akibat granulositopenia, kekurangan granulosit; kelelahan
dan kelemahan yang terjadi karena anemia; dan keccendrungan perdarahan terjadi akibat
trombositopenia, kekurangan jumlah trombosit. Proliferasi sel leukemi dalam organ
mengakibatkan berbagai gejala tambahan; nyeri akibat pembesaran limpa atau hati; masalah
8
kelenjar limfa; sakit kepala atau muntah akibat leukemia meningeal (sering terjadi pada
leukemia limfositik); dan nyeri tulang akibat penyebaran sumsum tulang.
Kelainan ini terjadi tanpa peringatan, dengan gejala terjadi dalam periode 1-6 bulan. Hitung
sel darah menunjukan penurunan baik eritrosit maupun trombosit. Meskipun jumlah leukosit
total bisa rendah, normal atau tinggi, namun presentase sel yang normal biasanya sangat
menurun. Specimen sumsum tulang merupakan penegak diagnose, menunjukan kelebihan sel
blast imatur. Adanya batang Auer didalam sitoplasma menunjukan adanya leukemia
mielogenus akut (AML).
C .Penatalaksanaan
Kemoterapi merupakan bentuk terpi utama dan pada beberapa kasus dapat menghasilkan
perbaikan yang berlangsung sampai setahun atau lebih. Obat yang biasanya digunakan
meliputi daunorobicin hydrochloride (cerubidine), cytarabin (cytosar-U), dan mercaptopurine
(purinethol). Asuhan pendukung terdiri atas pemberian produk darah dan penanganan infeksi
dengan segera. Apabila dapat diperoleh jaringan yang cocok dari kerabat dekat, maka dapat
dilakukan transplantasi sumsum tulang untuk memperoleh sumsum tulang normal, setelah
terlebih dahulu dilakukan penghancuran sumsum lekemik dengan kemotrapi.
D.Prognosis
Pasien yang mendapatkan penanganan dapat bertahan hanya sampai 1 tahun, dengan
kematian yang biasanya terjadi akibat infeksi atau perdarahan. Schiller (1992) melaporkan
bahwa pasien yang berusia dibawah 40 tahun, angka ketahanan hidup 5 tahunnya sekitar 2-5
bulan. Percobaan dengan kombinasi baru obat kemoterapi masih terus dilakukan diberbagai
pusat onkologi diseluruh dunia.
Leukemia mielogenus kronis (CML) juga dimasukkan dalam keganasan sel stem
myeloid. Namun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk akut, sehingga
penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom Philadelphia
9
ditemukan pada 90% sampai 95% pasien dengan CML. CML jarang menyerang individu
berusia di bawah 20 tahun, namun insidensinya menignkat sesuai pertambahan usi
F. Manifestasi
Gambaran klinis CML mirip dengan gambaran AML, tetapi tanda dan gejalanya lebih
ringan. Banyak pasien yang menunjukkan tanda gejala selama bertahun-tahun. Terdapat
penignkatan leukosit, kadang sampai jumlah yang luar biasa. Limpa sering membesar.
1) Manifestas
Limfosit imatur berproliferasi dalan sumsum tulang dan jaringan perifer dan
menganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal
terlambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, sel darah merah, dan
trombosit. Eritrosit dan trombosit jumlahnya rendah dan leukosit jumlahnya
dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur. Manifestasi infiltrasi
leukemia ke organ-organ lain lebih sering terjadi pada ALL dari pada bentuk
10
leukemia lain dan mengakibatkan nyeri karena pembesaran hati atau limpa,
sakit kepala, muntah karena keterlibatan meninges, dan nyeri tulang.
2) Penatalaksanaan dan Prognos
Terapi ALL telah mengalami kemajuan, sekitar 60% anak mencapai ketahanan
hidup sampai 5 tahun. Bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan
kombinasi vincristine, prednisone, daunorubicin, dan asparaginase untuk
terapi awal dan dilanjutkan dengan kombinasi mercaptopurine, methotrexate,
vincristine, dan prednisone untuk pemeliharaan. Radiasi untuk daerah
kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi dapat membantu mencegah
kekambuhan pada sistem saraf pusat.
Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala dan baru terdiagosa pada saat pemeriksaan
fisik atu penanganan untuk penyakit lain. Manifestasi yang mungkin terjadi adalah
sehubungan dengan adanya anemia, infeksi, atau pembesaran nodus limfe. Dan organ
abdominal. Jumlah eritrosit dan trombosit mungkin normal atau menurun. Terjadi penurunan
jumlah limfosit. (limfositopenia). Penatalaksanaan medis dan prognosis. Apabila ringan, CLL
tidak memerlukan penanganan. Kemoterapi dengan kortikosteroid dan chlorambucil
(leukeran) sering digunakan apabila gejalanya berat. Banyak pasien yang tidak berespon
terhadap terapi ini dapat mencapai perbaikan dengan pemberian fludarabine monofospat, 2-
chorodeoxyadenosien (2-CBA), atau pentostatin. Efek samping utama obat ini adalah
penekanan sumsum tulang, yang termanifestasi dengan adanya infeksi seperti pneumocystis
carinii, listeria, mikobakteria, virus herpes dan sitomegalovirus. Penanganan intra vena
dengan immunoglobulin cukup efektif mencegah masalah ini pada pasien tertentu. Ketahanan
hidup rata-rata pasien dengan CLL adalah 7 tahun.
11
Komplikasi leukemia meliputi perdarahan dan infeksi, yang merupakan penyebab
utama kematian. Pembentukan batu ginjal, anemia, dan masalah gastrointestinal merupakan
komplikasi lain.
Masalah gastrointestinal dapat terjadi akibat infiltrasi leukosit abnormal ke organ abnominal
selain akibat toksisitas obat kemoterapi. Sering terjadi anoreksia, mual, muntah, diare, dan
lesi mukosa mulut.
2.4 Patofisiologi
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari
perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol mekanisme kontrol
seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode
genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel dan
diferensiasi.
12
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal.
Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat serta bertahan hidup
lebih lama dibandingkan sel normal.
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut:
13
1. Kemoterapi
Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini
menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis
leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebi
Melalui mulut
Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena).
Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh
darah balik besar, seringkali di dada bagian atas – Perawat akan menyuntikkan obat ke
dalam kateter, untuk menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi
rasa tidak nyaman dan/atau cedera pada pembuluh darah balik/kulit.
Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal – jika ahli patologi menemukan
sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang,
dokter bisa memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan obat
langsung ke dalam cairan cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat yang
diberikan melalui suntikan IV atau diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan
sumsum tulang belakang.
a. Fase Induksi Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan
terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan
behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang
ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5
b.Fase Profilaksis Sistem saraf pusatPada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine
dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi
irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem
saraf pusat.
14
c.Konsolidasi pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan
remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara
berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai
respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka
pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.
2.Terapi Biologi
Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk
meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui suntikan
di dalam pembuluh darah balik. Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis, jenis terapi
biologi yang digunakan adalah antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel
leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di
dalam darah dan sumsum tulang. Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi
biologi yang digunakan adalah bahan alami bernama interferon untuk memperlambat
pertumbuhan sel-sel leukemi
3.Terapi Radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi
tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang
besar akan mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat
menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke
seluruh tubuh. (Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum
tulang.)
15
Setelah transplantasi sel induk (stem cell), pasien biasanya harus menginap di rumah sakit
selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi sampai sel-sel
induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah
yang memadai.
3.2 Diagnosa Keperawatan
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan
3.3 Rencana Keperawatan
Intervensi :
16
Tempatkan Px dalam ruangan khusu
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya Px dari sumber infeksi
Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik
mencuci tangan dengan baik.
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif.
Intervensi :
17
Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan
jaringan.
Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan.
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi.
Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri
Intervensi :
Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat,
dan pucat).
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan.
18
Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung.
Rasional : untuk mencegah perdarahan.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan munta
Tujuan : – Tidak terjadi kekurangan volume cairan
Intervensi :
19
Intervensi :
Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat
akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum
tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Penulis berpendapat bahwa leukemia adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan
terjadinya kanker pada alat pembentuk darah..Leukemia akut dan kronis merupakan suatu
bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel
darah yang tidak terkontrol mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan
baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas
pengaturan pertumbuhan sel dan diferensiasi.Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang
yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak
lengkap dan lambat serta bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel normal.Penyebab
leukemia ada beberapa faktor, diantaranya: genetik, saudara kandung, faktor lingkungan,
virus, bahan kimia, dan obat-obatan.Klasifikasi leukimia terdiri dari Leukimia Mielogenus
Akut, Leukimia Mielogenus Kronis, Leukemia Limfositik Akut, Leukemia Limfositik
Kronik.
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai
berikut:
21
6. Nyeri pada tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran
limpa).
Pentalaksanan pada penyakin leukemia meliputi: kemoterapi, terapi biologi, terapi radiasi,
dan transplantasi sel induk.
Untuk menghindari leukimia harus dicegah sedini mungkin, dan ketika sudah ada gejala-
gejala segera periksakan ke dokter.
22
DAFTAR PUSTAKA
23