DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
ASTUTI : K.18.01.004
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................1
C. TUJUAN..........................................................................................................1
A. PENGERTIAN ISPA........................................................................................2
B. KLARIFIKASI ISPA........................................................................................3
C. ETIOLOGI ISPA...............................................................................................4
D. PATOFISIOLOGI ISPA...................................................................................4
E. TANDA DAN GEJALA ISPA..........................................................................4
F. CARA DIAGNOSIS.........................................................................................5
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISPA...................................................5
H. CARA PENULARAN PENYAKIT ISPA........................................................6
I. CARA MENGATASI ISPA..............................................................................7
J. PENCEGAHAN ISPA......................................................................................7
K. CONTOH KASUS ISPA...................................................................................10
A. KESIMPULAN.......................................................................................................17
B. SARAN....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) adalah infeksi saluran
pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Secara klinis ISPA
ditandai dengan gejala akut akibat infreksi yang terjadi di setiap bagian
saluran pernafasan dengan berlangsung tidak lebih dari 14 hari,infeksi
saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan
heterogen, yang disebabkan oleh 300 lebih jenis virus, serta jamur.
Virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus yang
meliputi virus influensa, virus pra-influensa. Survei mortalitas yang
dilakukan subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA sebagai penyebab
kematian terbesar di indonesia dengan presentase 22,30% dari seluruh
kematian, bukti bahwa ISPA merupakan penyebab utama kematian adalah
banyaknya penderita ISPA yang terus meningkat.
Menurut WHO ,ISPA merupakan peringkat keempat dari 15 juta
penyebab pada setiap tahunnya ,jumlah setiap tahun kejadian ISPA di
indonesia 150.000 kasus atau dapat dikatakan seorang meninggal tiap 5
menitnya, bahkan 20-30% kematian disebabkan ISPA.
Faktor penting yang mempengaruhi ISPA adalah pencemaran
udara, adanya pencemaran udara d lingkungan rumah akan merusak
mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya
gangguan pernafasan ,selain faktor tersebut peningkatan penyebaran
penyakit ISPA juga dikarenakan oleh perubahan iklim seta rendahnya
kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat .
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian penyakit ISPA ?
2. Apa sajakah gejala dan tanda penyakit ISPA ?
3. Bagaimana cara mengatasi penyakit ISPA ?
3
C. Tujuan
Untuk mengetahui penyakit ISPA ,gejala dan tanda penyakit ISPA
serta cara mengatasi penyakit ISPA.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ISPA
ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) adalah infeksi akut saluran
pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah beserta
adeksanya. ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang
berlangsung sampai 14 hari lamanya. Saluran pernafasan adalah organ
yang bermula dari hidung hingga alveoli serta segenap adeksanya , seperti
sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura, sedangkan yang dimaksud
dengan infeksi adalah masuknya kuman dan mikroorganisme ke dalam
tubuh dan berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti
rhinitis, fhangiritis, dan otitis serta saluran pernafasan bagian bawah
seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis, dan pneumonia yang dapat
berlangsung selama 14 hari, batas waktu 14 hari di ambil untuk
menentukan batas akut dari penyakit tersebut.
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan
keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. ISPA (infeksi saluran
pernafasan akut) adalah suatu penyakit yang banyak di derita oleh anak-
anak baik di negara berkembang maupun di negara maju dan sudah
mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena
penyakitnya cukup gawat. Penyakit –penyakit saluran pernafasan pada
masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa
dewasa.
4
ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) adalah proses inflamasi
yang disebabkan oleh virus ,bakteri, atipikal( mikroplasma), atau aspirasi
substansi asing yang melibatkan suatu atau semua bagian saluran
pernafasan. Infeksi pernafasan akut adalah infeksi yang terutama
mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring, tetapi kebanyakan
penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau
berurutan.
B. Klarifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklarifikasi ISPA
sebagai berikut :
Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
Pneumonia : ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek,bisa disertai
demam,tanpa tarikan dinding dada kedalam,tanpa napas cepat.
Rinofaringitis,faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klarifikasi
penyakit ISPA. Klarifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2
bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan,ada 2 klarifikasi penyakit yaitu :
1. Pneumonia berat : di isolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat
dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat
untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau
lebih.
2. Bukan pneumonia : batuk pilek biasa,bila tidak ditemukan tanda
tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit
yaitu :
1. Pneumonia berat : bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan
dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik
5
napas (pada saat diperiksa anak menarik napas (pada saat diperiksa
anak harus dalam keadaan tenang tidak menangis atau meronta).
2. Pneumonia : bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah
untuk usia 2-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk
usia 1-4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
3. Bukan pneumonia : batuk pilek biasa,bila tidak ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas
cepat(Rasmaliah,2004).
C. Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri,virus dan riketsia. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus,
Pnemococcus, Hemofilus, Bordetella dan Coronavirus. Virus
penyebabnya antara lain golongan Micsovirus, Adenovirus, Coronavirus,
Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus.
D. Patofisiologi ISPA
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum
menunjukkan reaksi apa-apa
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala
penyakit,timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyakit
dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh
dengan atelektasis, menjadi kronos dan meninggal akibat
pneumonia.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-
sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu.
Selain hal itu,hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan
mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas CO2 (polutan
6
utama dalam pencemaran udara),sindroma imotil,pengobatan
dengan O2 konsentrasi tinggi (25% atau lebih).
F. Cara diagnosis
Diagnosis ISPA oleh karena itu virus dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri,
pemeriksaan yang di lakukan adalah biakan virus, serologis, diagnostik
virus secara langsung. Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri
dilakukan dengan pemeriksaan sputum ,biakan darah ,biakan cairan
pleura.
7
Diagnosis etiologi pneumonia pada balita sulit untuk di tegakkan
karena dahak biasanya sukar diperoleh. Sedanglan prosedur
pemeriksaan imunologi belum memberikan hasil yang memuaskan
untuk menentukan adanya bakteri sebagai penyebab pneumonia, hanya
biakan spesimen fungsi atau aspirasi paru serta pemeriksaan spesimen
darah yang dapat di andalkan untuk membantu menegakkan diagnosis
etiologi pneumonia. Pemeriksaan cara ini sangat efektif untuk
mendapatkan dan menentukan jenis bakteri penyebab pneumonia pada
balita, namun disisi lain dianggap prosedur yang berbahaya dan
bertentangan dengan etika (terutama jika semata untuk tujuan
penelitian).
Dinegara maju penumonia pada balita disebabkan oleh virus,
diagnosis pneumonia pada balita didasarkan pada adanya batuk dan
atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi nafas (nafas
cepat) sesuai umur.
8
a. Kelemahan ruangan
b. Suhu ruangan
c. Ventilasi
d. Kepadatan hunian rumah
9
b. Dapat menggunakan obat batuk lainnya yang tidak mengandung
zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan
antihistamin.
3. Pemberian makanan
a. Berikan makanan yang cukup bergizi biarpun hanya sedikit tetapi
berikan secara berulang-ulang.
b. Pemberian ASI pada bayi yang menyusui tetap diberikan.
4. Pemberian minum
a. Usahakan pemberian cairan seperti air putih,air buah dan
sebagainya,diberikan lebih dari biasanya. Ini akan membantu
mengencerkan dahak dan mencegah kekurangan cairan.
b. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu
tebal dan rapat,apalagi jika pada anak yang menderita demam
karena akan menghambat keluarnya panas.
c. Jika pilek,bersihkan hidung untuk mempercepat kesembuhan dan
menghindari komplikasi yang lebih parah.
d. Usahakan lingkungan tetap terjaga dan selalu sehat,yaitu ventilasi
yang cukup,dengan cahaya yang memadai dan tidak berasap.
J. Pencegahan ISPA
Menurut Depkes RI,(2000) pencegahan ISPA antara lain :
a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah
kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit
ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima
sempurna,banyak minum air putih,olahraga dengan teratur,serta
istirahat yang cukup,kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap
sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita
akan semakin meningkat,sehingga dapat mencegah virus/bakteri
penyakit yang akan masuk ketubuh kita.
b. Imunisasi
10
Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak
maupun orang dewasa. Imunisasi dilakukan untuk menjaga
kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang berbagai
macam penyakit yang disebabkan oleh virus/bakteri.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan
mengurangi polusi asap dapur/asap rokok yang ada di dalam
rumah,sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap
tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi
yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar
tetap segar dan sehat bagi manusia.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh
virus/bakteri yang ditularkan oleh penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk kedalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya
berupa virus/bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol
(anatu suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk aerosol
yakni Droplet,Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang
dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara),yang
kedua duet (campuran antara bibit penyakit).
11
Adapun contoh gambar penyakit ISPA yaitu :
12
K. Contoh kasus ISPA
A. Pengkajian ISPA
1. Identitas pasien
Nama : An.K
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status : Belum menikah
Alamat : Jl.Siliwangi Babakan Tasik Rt/Rw
01/12
Kelurahan sawah gede kecamatan
Cianjur
Kabupaten Cianjur Jawa Barat
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal masuk puskesmas : 05 Februari 2016
Diagnosa medis : ISPA
No.Registrasi : 2067
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.Z
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan pasien : Ayah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Alamat : Jl.Siliwangi Babakan Tasik Rt/Rw
01/12
13
Kelurahan sawah gede kecamatan
Cianjur
Kabupaten Cianjur Jawa Barat
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Tn. Dari An.K mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk,pilek
selama 5 hari disertai dengan demam,sakit tenggerokan dan adanya suara
tambahan saat tidur (stridor).
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat pengkajian tanggal 5 Februari 2016 Tn. Dari
An.K mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk, pilek selama
5 hari disertai dengan demam,sakit tenggerokan, dan adanya suara
tambahan (stridor) saat tidur. Skala nyeri 3 dari 0-5.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien sebelumnya sudah pernah megalami penyakit
sekarang tetapi tidak disertai dengan sakit tenggerokan dan suara
tambahan (stridor) ketika sedang tidur.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami
sakit seperti klien tersebut.
14
1. Kepala
Bentuk kepala simetris,warna rambut hitam tebal,kulit kepala tidak
kotor,tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Bentuk mata simetris,konjungtiva non anemis,sklera putih,tidak
ada nyeri tekan. Pupil mengecil ketika diberi rangsangan cahaya.
3. Hidung
Bentuk hidung simetris,klien dapat mencium kayu putih.
4. Mulut
Mulut simetris,bibir kering,tidak ada stomatitis
5. Telinga
Lubang telinga simetris,tidak ada nyeri tekan,klien dapat
mendengar detak jam.
6. Leher
Bentuk leher simetris. Adanya nyeri tekan pada leher.
7. Dada/thorax
Bentuk dada simetris,tidak ada nyeri tekan,adanya suara tambahan
(stridor) ketika sedang tidur.
8. Abdomen
Bentuk abdomen simetris,tidak ada nyeri tekan
9. Punggung
Bentuk punggung simetris,tidak ada nyeri tekan.
10. Ekstremitas
a) Atas
Tangan lengkap simetris,tidak ada nyeri tekan,kuku tidak
kotor dan tidak panjang,tidak ada kelainan.
b) Bawah
Kaki lengkap simetris,tidak ada nyeri tekan,kuku tidak
kotor dan tidak panjang,tidak ada kelainan.
15
D. Data Psikososial
a. Pengkajian psikologi
a) Status emosional : Gelisah
Karena klien terlihat meronta dan
menangis
b) Konsep diri :-
c) Cara berkomunikasi :-
d) Pola interaksi : Baik
Karena masih bisa berinteraksi
dengan perawat
b. Pengkajian sosial
a) Hubungan sosial :-
b) Faktor kultursosial :-
c) Pola hidup : Baik
Karena keluarga Tn.Z menjaga pola
hidup sehat
d) Hubungan dengan keluarga : Baik
Sebagai hubungan peran
anak dan keluarga
c. Kebutuhan dasar/pola aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi : 3x sehari
b) Porsi : 1 porsi habis
c) Jenis makanan :-
d) Keluhan :-
2) Minum
a) Frekuensi : < 8 botol atau gelas/hari
b) Jenis minuman : air putih dan susu formula
16
D. Analisa Data
17
No Diagnosa Tujuan Perencanaan Implement Evaluasi
asi
Intervensi Rasional
P:Intervensi
dilanjutkan
18
2 Pilek Tujuan Lakukan Dengan Melakukan S:Klien
berhubungan panjang: pemberian pemberian pemberian mengatakan
dengan Dalam waktu posisi yang posisi yang posisi yang pilek
masuknya 3x24 jam nyaman nyaman nyaman berkurang
bakteri pada pilek terciptanya sedikit
saluran klien hilang jalan nafas
pernafasan dengan yang bersih O:Klien
kriteria: Berikan dan patent, Memberika terlihat sedikit
DS: Tn dari therapy meningkatn n therapy nyaman
An. K -Klien tidak obat ya obat
mengatakan menghirup Chlorphenir pengeluaran Chlorpheni -Skala 1
pilek selama udara ke amine sekret ramine
5 hari hidung secara Maleate 1 Maleate 1 A:Masalah
berulang- x 1/4 dengan x 1/4 klien teratasi
DO: Klien ulang dan memberikan sebagian
terlihat cepat dengan therapy obat
menghirup adanya suara diharapkan P:Intervensi
udara ke tambahan pilek klien dilanjutkan
hidung secara berkurang
berulang- -Skala 0 atau hilang
ulang dan
cepat dengan S:Klien
adanya suara mengatakan
tambahan Tujuan pilek
pendek: berkurang
-Skala 2 dari Dalam waktu
0-5 8 jam pilek O: Skala 1
klien
berkurang A:Masalah
dengan klien teratasi
kriteria: sebagian
-Klien P: Intervensi
terlihat dilanjutkan
nyaman
19
-Skala 2
P:ntervensi
dilanjutkan
20
DS: Tn dari tenggorokan Vitamin B sakit Vitamin B klien belum
An. K Kompleks 1 tenggorokan Kompleks teratasi
mengatakan x 1/2 klien hilang 1x1/2
sakit dan suara P:Intervensi
tenggorokan Tujuan stridorpun dilanjutkan
dan adanya pendek: hilang
suara Dalam waktu
tambahan 8 jam sakit
saat tidurtenggorokan S:Klien
(stridor) klien mengatakan
berkurang sakit
DO: Klien dengan tenggorokan
terlihat kriteria: dan suara
memegang stridor hilang
tenggorokan Klien terlihat
nyaman O:Klien
terlihat
nyaman
A:Masalah
klien teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan di
rumah
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan adalah hak setiap orang. Masalah kesehatan sama
pentingnya dengan masalah pendidikan,perekonomian dan lain
sebagainya. Usia balita dan anak-anak merupakan usia yang rentan
penyakit. Hingga saat ini salah satu satu penyakit yang banyak di derita
oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai
14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai
dari hidung sampai gelembung paru,beserta organ-organ disekitarnya
seperti : sinus,ruang telinga tengah dan selaput paru.
Program pemberantasan ISPA mengklasifikasi ISPA yaitu :
1. Pneumonia berat
2. Pneumonia
3. Bukan pneumonia
Menurut pelayanan kesehatan bahwa etiologi ISPA terdiri lebih
dari 300 jenis
bakteri,virus dan riketsia. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus
Streptococcus, Stafilococcus, Pnemococcus, Hemofilus, Bordetella dan
Coronavirus. Virus penyebabnya antara lain golongan Micsovirus,
Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus.
B. Saran
22
Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah
karena pneumonia,maka diharapkan penyakit saluran pernapasan
penangananya dapat diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan kepada ibu-
ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara
berkesinambungan,serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA
yang sudah dilaksanakan sekarang ini,diharapkan lebih ditingkatkan lagi.
23