Anda di halaman 1dari 19

LEGAL ETIK

KEP.JIWA

KELOMPOK 1
PENGERTIAN
 Pengertian Etika keperawatan (nusing ethic)
merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat
seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika
keperawatan di atur dalam kode etik keperawatan.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah aspek aturan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang
keperawatan.
Nilai-Nilai Yang Melandasi Etika Keperawatan
Nilai-nilai yang melandasi etika keperawatan yang mengacu
pada Canadian Nurse Association 1997 yang dapat digunakan
untuk melandasi terapi keluarga yang diberikan secara universal
(Yuni, dkk 2002):
 HEALTH AND WELL BEING
 CHOISE
 DIGNITY
 CONFIDENTLY
 FAIRNESS
 ACCOUNTABILITY
 Practice environments condusive to safe competent and ethical
care.
Selain nilai-nilai yang melandasi etik, berbagai prinsip
yang melandasi etik perlu diketahui oleh perawat mental
psikiatri yakni:
 OTONOMI
 BENEFISIENCE
 NONMALEFISIENCE
 VERACITY
 JUSTICE
 FIDELITY
Hak dan Tanggung Jawab Perawat
Jiwa
Keterampilan utama yang harus dimiliki oleh perawat psikiatri dalam
praktiknya menurut Robert (2002) dalam Stuart & Laraia (2005),
yaitu:
 Mampu untuk mengenali pertimbangan etik dalam praktik psikiatri,
meliputi bekerja dengan pengetahuan mengenai konsep etik sebagai
dasar aplikasi dalam memberikan pelayanan pada penyakit mental.
 Mampu menyadari mengenai nilai-nilai diri sendiri, kekuatan, dan
penyimpangan-penyimpangan sebagaimana aplikasi dalam merawat
pasien, meliputi kemampuan untuk mengenal rasa ketidaknyamanan
dirinya sendiri sebagai satu indikator dari potensial masalh etik.
 Mampu untuk mengidentifikasi keterbatasan
keterampilan dan kompetensi klinik yang dimilikinya
 Mampu untuk mengantisipasi secara spesifik adanya
dilema etik dalam perawatan
 Mampu untuk mengkaji sumber-sumber etik di klinik,
untuk memperoleh konsultasi etik, dan untuk
mengkaji supervisi berkelanjutan untuk kasus sulit
 Mampu untuk mengenal perlindungan tambahan
dalam perawatan klinik pasien dan memonitor
keefektifannya.
Aspek Legal Untuk Kesehatan
Mental Psikiatri
 Aspek legal untuk kesehatan mental psikiatri menurut Townsend (2005),
meliputi: confidentiality anda right to privacy (kerahasiaan dan hak atas
privacy), informed consent, restrain and seclusion. Menurut Hamid
(2005) prinsip etik dalam kesehatan jiwa terkait dengan hak klien,
adalah:
 Self determinatin; menolak tritmen, mencari saran/pendapat, memilih
bentuk tritmen lain
 Informed concent
 Least restrictive environment/ pengekangan seminimal mungkin
 Tidak bersalah karena gangguan jiwa
 Hukum dan sistem perlindungan klien gangguan jiwa
 Keputusan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan klien
Pertimbangan Legal dan Etik
Keperawatan Jiwa
Hospitalisasi Involunter
 Seharusnya klien masuk ke tempat rawat inap atas dasar sukarela
 Keinginan klien untuk tidak mau dirawat di rumah sakit dan diobati
harus dihargai, kecuali mereka membahayakan diri mereka sendiri
atau orang lain.
 Klien dengan kondisi seperti ini dimasukkan ke RS untuk perawatan
psikiatri sampai mereka tidak lagi berbahaya bagi diri mereka sendiri
atau orang lain.
 Seseorang dapat ditahan di fasilitas psikiatri selama 48 sampai 72
jam karena keadaan darurat sampai dapat dilakukan pemeriksaan
untuk menentukn kondisi klien
 Negara memiliki komitmen untuk menangani klien dengan masalah
penyalahgunaan zat yang berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain.
 Komitmen sipil atau hospitalisasi involunter mengurangi hak klien
untuk bebas atau meninggalkan RS ketika ia menginginkannya. Hak
klien yang lain tetap utuh.
Keluar dari Rumah Sakit
 Klien yang masuk RS secara sukarela memiliki hak
untuk meninggalkan RS jika mereka tidak lagi
berbahaya dengan menandatangani suatu permintaan
tertulis.
 Apabila klien masih yang berbahaya bagi dirinya
maupun orang lain ingin pulang, psikiater dapat
menahan klien sampai kondisinya benar-benar aman.
 Studi yang di lakukan Weinberger et al. (1998)
menunjukkan bahwa pengadilan menerima <50%
petisi profesional kesehatan jiwa untuk tindakan
hospitalisasi pada klien psikiatri yang berbahaya.
Hak-Hak Pasien Jiwa
 Hak untuk berkomunikasi dengan orang lain di luar RS
dengan berkorepondensi, telepon dan dapat mendapatkan
kunjungan.
 Hak untuk berpakaian
 Hak untuk beribadah
 Hak untuk dipekerjakan apabila memungkinkan
 Hak untuk menyimpan dan membuang barang
 Hak untuk melaksanakan keinginannya
 Hak untuk memiliki hubungan kontraktual
 Hak untuk membeli barang
 Hak untuk pendidikan
 Hak untuk hapcas corpus
 Hak untuk pemeriksaan jiwa atas inisiatif pasien
 Hak pelayanan sipil
 Hak mempertahankan lisensi hukum; supir, lisensi
profesi
 Hak untuk menuntut dan dituntut
 Hak untuk menikah dan bercerai
 Hak untuk tidak mendapatkan restrain mekanik yang
tidak perlu
 Hak untuk review status secara periodik
 Hak untuk perwalian hukum
 Hak untuk privasi
 Hak untuk informend consent
 Hak untuk menolak perawatan
Konservator
Pengangkatan konservator atau pelindung hukum
merupakan proses yang terpisah dari komitmen sipil.
Individu yang mengalami disabilitas berat terbukti tidak
kompeten tidak dapat menyediakan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal bagi diri mereka sendiri walaupun sumber-
sumber tersedia dan tidak dapat bertindak sesuai keinginan
mereka sendiri, dapat memerlukan pengangkatan seorang
konservator. Pada kasus ini, pengadilan menunjuk
seseorang untuk bertindak sebagai pelindung hukum.
Metode Dalam Pengambilan
Keputusan Etis
 Menunjukan maksud baik
 Mengidentifikasi semua orang penting
 Mengumpulkan semua orang penting.
 Mengidentifikasi prinsip etis yang penting
 Mengusulkan tindakan alternatif
 Melakukan tindakan
Peran Legal Perawat

Perawat jiwa memiliki hak dan tanggung jawab


dalam tiga peran legal:
 Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
 Perawat sebagai pekerja
 Perawat sebagai warga negara
Masalah Legal Dalam Praktek Keperawatan
 Dapat terjadi bila tidak tersedia tenaga keperawatan yang
memadai tidak tersedia standar praktek dan tidak ada
kontrak kerja
 Perawat profesional perlu memahami aspek legal untuk
melindungi diri, melindungi hak-hak pasien dan
memahami batas legal yang mempengaruhi praktek
keperawatan.
 Pedoman legal Undang-undang praktek, peraturan Kep
Men Kes No 1239 dan Hukum adat.
Pertanggungjawaban Pidana Terkait
Dengan Kondisi Jiwa Seseorang
 Pertanggung jawaban pidana terkait dengan
kondisi jiwa seseorang:
 Tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang
yang diduga memiliki kelainan jiwa perlu
mendapatkan penyelidikan dari seorang ahli
kesehatan jiwa (Visum er repertum psikiatrikum;
VER)
 Argumen yang menyebutkan bahwa seseorang yang
didakwa melakukan tindakan kriminal dianggap
tidak bersalah karena orang tersebut tidak bisa
mengontrol perbuatannya atau tidak mengerti
perbedaan antara benar dan salah yang dikenal
sebagai Peraturan M’Naghten.
 Saat orang tersebut memenuhi kriteria, dia dapat
dinyatakan tidak bersalah karena mengalami
gangguan jiwa.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai