Anda di halaman 1dari 44

Modul Fisika Dasar 1

Disusun Oleh : Dr. Bebeh Wahid Nuryadin, M.Si


Irfan Syafar Farouq, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2020
Modul I

Gerak Satu dan Dua Dimensi

1.1 Tujuan

• Mempelajari gerakan benda yang bergerak dalam satu dimensi.

• Seperti :

• Gerak konstan mobil (GLB)

• Gerak jatuh bebas (GLBB)

• Dengan mengukur waktu, t, di mana benda berada pada posisi, X, Anda dapat menguji
hukum Newton dan mengukur kecepatan dan percepatan.

• Mengkaji efek sudut dan kecepatan pada lintasan proyektil;

• Melakukan beberapa percobaan untuk mendapatkan jangkauan dan ketinggian maksimum.

1.2 Dasar Teori

1.2.1 Hukum Pertama Newton

• Hukum pertama Newton menyatakan bahwa suatu benda akan bergerak dengan kecepatan
konstan jika tidak ada gaya luar yang dikenakan padanya.

• Dengan demikian, mendefinisikan sumbu X untuk berada di sepanjang arah kecepatan,


gerakannya mematuhi:

X=X0 + V0 t

• Di mana X adalah posisi objek pada waktu t, X0 adalah posisinya pada waktu t0, dan V
adalah kecepatannya.

• Anda dapat menguji persamaan ini dengan mendorong benda (sehingga kecepatannya tidak
nol) dan melihat apakah posisi X meningkat secara linear dalam waktu.

• Contoh percobaan dengan mendorong mobil-mobilan dan kemudian mengukur


kecepatannya.

• Dengan bantuan analisis video kita dapat mengukur posisi dan kecepatannya.

1.2.2 Hukum Kedua Newton


• Hukum kedua Newton menyatakan bahwa percepatan a dari benda bermassa m sebanding
dengan gaya total F yang diterapkan padanya, maka

∑F=m∙a

• Jika gaya total konstan, maka akselerasi a adalah konstan dan gerakan benda mematuhi:

X = X0 + V0t + ½ a∙t2

• Dengan V0 kecepatan awal.

• Untuk menguji ini, Anda harus memberikan gaya konstan pada benda.

• Contoh percobaannya adalah menjatuhkan bola dari ketinggian tertentu.

• Dengan bantuan analisis video kita dapat mengukur posisi, kecepatan dan percepatannya.

1.2.3 Gerak Parabola

Gambar 1.1 Gerak Parabola

• Proyektil adalah gerakan parabola yang didefinisikan superposisi dari dua jenis gerakan
yang relatif sederhana: percepatan konstan dalam satu arah, dan kecepatan konstan dalam
arah ortogonal.

• Bola yang dilempar, peluru senapan, bom yang jatuh adalah contoh proyektil. Roket dan
peluru kendali bukanlah proyektil saat propelan terbakar, tetapi menjadi proyektil setelah
gaya pendorong tidak ada lagi.

• Jadi;

• (komponen percepatan gravitasi horizontal) = 0,

• (komponen titik percepatan gravitasi) = -g.


• Mari kita tentukan posisi awal partikel adalah xo = 0, yo = 0, kecepatan vo pada t0 dan sudut
benda antara bidang x adalah Ɵ,

• Lalu kami dapatkan,

Vox = Vo cos (Ɵ)

Voy = Vo sin (Ɵ)

• Oleh karena itu,

vx = v0x = v0 cos(Ɵ)

vy = v0y - gt = v0 sin(Ɵ) - gt

• Maka, perubahan posisi terhadap waktu adalah,

X(t) = v0 cos(Ɵ) t

Y(t) = Y0 + v0 sin(Ɵ) – gt

• Waktu tempuh,

ty-max=v0 sin(Ɵ)/g

tx-max=2 v0 sin(Ɵ)/g

1.3 Panduan Praktikum

1.3.1 Panduan Praktikum (1)

• Proses perekaman video

• Siapkan objek percobaan berupa mobil-mobilan dan bola (berwarna terang).

• Siapkan lintasan sepanjang 100 cm dan ukuran kalibrasinya (penggaris).


• Simpan kalibrasi didekat lintasan, tetapi usahakan tidak mengganggu gerak objek
percobaannya.

• Simpan kamera digital (smartphone) untuk merekam sepanjang lintasannya, usahakan


kamera tetap statis selama merekam video.

• Skema percobaan dapat dilihat pada slide berikutnya.

a. Mengukur Kecepatan Konstan

b. Mengukur Percepatan Gravitasi


1.3.2 Panduan Praktikum (2) - Analisis Gerak

• Analisis gerak menggunakan software Tracker 5.1.5.

• Sila unduh gratis dari laman:

https://physlets.org/tracker/installers/TrackerUpgrade-5.1.5-windows-installer.exe

• Software ini dapat digunakan untuk mengukur perubahan posisi terhadap waktu, membuat
model/simulasi matematikanya. Selain itu dapat digunakan untuk pembelajaran optik dan
lainnya.

1.3.3 Panduan Praktikum (2) - Cara Penggunaan Tracker

1. Unggah video pengamatan

2. Buat koordinat kartesian, searah dengan lintasan.

3. Klik kalibrasi kemudian simpan titik-titik ujung kalibrasi di penggaris.

4. Klik (*Create) untuk membuat benda titik (pengamatan).

5. Misalkan bemper mobil2an sebagai titik pengamatan.

6. Tekan “Shift” kemudian klik di objek pengamatan, automatis frame video berpindah ke
frame selanjutnya.

7. Tekan “Shift” kemudian klik di objek pengamatan berulang hingga selesai pengamatan.

8. Simpan data pengamatan ke Ms. Excel atau WPS

9. Kemudian analisis posisi diam dan bergerak (dan kecepatannya)

a. Jatuh Bebas
b. Model/Simulasi Fisis

Hasil simulasi menunjukan:

y=4,75 t2+4,25E-2 t+1.399

maka percepatan gravitasi adalah sebesar

g = 2*4.75=9,5 m/s2

referensi g = 9,8 m/s2


c. Panduan Percobaan Gerak Parabola (Dua Dimensi )

• Alat dan Bahan:

• Bola atau mobil-mobilan

• Meja

• Kamera smartphone

• Tahapan percobaan

• Kecepatan V0y=0, sedangkan V0x adalah kecepatan bola menggelinding di atas meja.

• Siapkan kamera digital untuk merekam video bola menggelinding di atas meja
kemudian jatuh.

• Lakukan perekaman dari arah kanan atau kiri arah gerak bola.

• Lakukan beberapa perekaman untuk beberapa kecepatan bola menggelinding.

• Lakukan analisis kecepatan awal V0x, perubahan posisi X dan Y, jangkauan X max dan
keterkaitannya dengan V0X.

Menggeliding V0x

Gerak parabola
ax = 0, ay = - g

Meja

Xmax

1.4 Tugas Pendahuluan

 Apa yang kalian ketahui mengenai software tracker pada simulasi ini?
 Tuliskan bunyi Hukum Newton 1 dan 2 beserta contohnya !
 Jelaskan perbedaan gerak satu dimensi dan dua dimensi !
 Bola besi dengan massa sebesar 8 kg. Bola kemudian menggelinding dengan gaya
percepatan 9,8 m/s². Berapa besar gaya yang dibutuhkan dalam menggelindingkan bola?
 Jelaskan dan berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut hukun newton !
 Apa yang dimaksud dengan GLB dan GLBB ?
 Apa yang dimaksud dengan gerak parabola? Sertakan beserta persamaanya.

1.5 Tugas Akhir

• Bagaimana kecepatan Vx dan Vy selama pengamatan gerak parabola.

• Apa keterkaitan Xmax, waktu tempuh dan V0x

• Buatlah kurva dan analisis posisi

• Bandingkan hasil antara data dari simulasi dengan percobaan

• Tuliskan faktor kesalahan yang di lakukan jika hasil percobaan dengan simulasi berbeda
Modul II

Dinamika Usaha dan Energi

2.1 Tujuan

• Menguji konversi usaha menjadi energi kinetik, khususnya usaha yang dilakukan oleh gaya
gravitasi

• Teorema energi kerja-kinetik berkaitan dengan gaya total (gravitasi, gesekan, hambatan
udara, dll) yang bekerja pada sebuah benda, dengan energi kinetik yang diperoleh atau
hilang oleh benda tersebut.

2.2 Dasar Teori

• Dalam fisika, kerja mekanik adalah jumlah energi yang ditransfer oleh suatu gaya.

• Seperti energi, ini adalah besaran skalar, dengan satuan SI joule.

• Istilah kerja pertama kali diciptakan pada tahun 1830-an oleh matematikawan Prancis
Gaspard-Gustave Coriolis.

• Menurut teorema energi kerja jika gaya eksternal bekerja pada suatu benda, menyebabkan
energi kinetiknya berubah dari KE1 menjadi KE2, maka kerja mekanik (W) diberikan oleh;

W = ΔKE = KE2 - KE1= ½ m Δv2

dimana m adalah massa benda dan v adalah kecepatan benda.

• Kerja mekanis yang diterapkan pada suatu benda dapat dihitung dari perkalian skalar gaya
yang diberikan (F) dan perpindahan benda yang sejajar gaya. Ini diberikan oleh perkalian
titik dari F dan vektor perpindahan total s,

W = F . s = F s cos(Ɵ)

• Teknik penghitungan tenaga juga dapat diterapkan pada penghitungan energi potensial.

• Jika suatu gaya tertentu hanya bergantung pada jarak antara dua benda yang berpartisipasi
(gaya gravitasi).

• Maka energi yang dilepaskan dengan mengubah jarak di antara keduanya didefinisikan
sebagai energi potensial. Serta, jumlah energi potensial yang hilang sama dengan dikurangi
usaha yang dilakukan oleh kekuatan,
W= - ΔPE = m.g.(hi-hf)

• Nilai usaha (skalar) dapat berupa positif atau negatif tergantung arah gaya terhadap
perpindahannya.

• Jika gaya yang diberikan pada objek berlawanan arah dengan perpindahannya, maka usaha
yang diberikan bernilai negatif.

• Jika gaya yang diberikan searah dengan perpindahan, maka objek tersebut melakukan usaha
positif.

• Usaha juga dapat bernilai nol (0) atau objek tidak melakukan usaha jika,

• Diberikan gaya namun tidak terjadi perpindahan.

• Gaya yang diberikan tegak lurus dengan perpindahan (cos (90) =0)

2.3 Prosedur Percobaan

• Alat dan bahan

• Papan bidang licin.

• Mobil-mobilan kecil

• smartphone (kamera dan stopwatch)

• Tahapan

• Siapkan papan dengan kemiringan tertentu (10 - 20°), cek menggunakan


trigonometri atau smartphone (aplikasi protaktor).

• Simpan mobil-mobilan di ujung atas papan.

• Siap rekam kamera digital untuk merekam gerak mobil-mobilan, dari sebelah kiri
atau kanan.

• Lepaskan mobil-mobilan sehingga bergerak bebas, sambil direkam.

• lakukan untuk beberapa kemiringan papan.


H
Ɵ

2.4 Tugas Pendahuluan

 Apa yang dimaksud dengan Dinamika?


 Jika ada silinder pada bidang miring. Analisis gaya apa yang bekerja? Rumuskan persamaan
fisikanya !
 Tuliskan turunan rumus dari W = ΔEk !

2.4 Analisis Gerak (Tracker 5.1.5) dan Tugas Akhir

• Cari perubahan posisi mobil-mobilan terhadap waktu menggunakan software Tracker 5.1.5.

• Hitung perubahan kecepatan mobil-mobilan terhadap waktu, kemudian hitung


percepatannya.

• Dapat juga membuat model/simulasi perubahan posisi terhadap waktu untuk fitting
kuadratik.

• Kemudian mendapatkan profil kecepatan dan percepatan menggunakan analisis grafik


(kurva).
Modul III

Momentum Dan Tumbukan

3.1 Tujuan

• memahami prinsip kekekalan momentum.

• menghitung nilai-nilai kecepatan sistem pada berbagai keadaan tumbukan.

• membandingkan nilai momemtum sebelum dan sesudah terjadi tumbukan.

• mengamati peristiwa tumbukan (Impuls) menggunakan smartphone.

• membandingkan nilai energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan

• mengamati berbagai macam jenis tumbukan dua benda.

3.2 Dasar Teori

3.2.1 Momentum

• Dalam mekanika klasik, momentum (dilambangkan dengan P) ditakrifkan sebagai hasil


perkalian dari massa dan kecepatan, sehingga menghasilkan vektor.

• Momentum suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v diartikan
sebagai:

P=mv

• Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor.

• Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor.

• Momentum suatu sistem partikel adalah jumlah vektor dari momenta mereka.

• Jika dua partikel memiliki massa masing-masing m1 dan m2, serta kecepatan v1 dan v2,
momentum totalnya adalah

p = p1 + p2 = m1 v1 + m2 v2

• Momenta lebih dari dua partikel dapat ditambahkan secara lebih umum dengan sebagai
berikut:

p = ∑i mi vi
• Ketika tidak ada gaya luar yang terlibat dalam sistem partikel tersebut. Maka momentum
sistem tersebut akan kekal.

• Misal, ketika kecepatan partikel adalah u1 dan u2 sebelum interaksi, dan sesudahnya adalah
v1 dan v2. Maka,

Pi = Pf

m1 u1 + m2 u2 = m1 v1 + m2 v2.

3.2.2 Tumbukan

a. Tumbukan lenting

• Pada percobaan pertama, dua benda bermassa m dan M akan dimulai dengan kecepatan v1i
dan v2i, Setelah tumbukan, kecepatan menjadi v1f dan v2f.

• Benda akan mengalami tumbukan elastis yang sempurna, sehingga kita dapat
mengasumsikan energi dan momentum yang dikonservasi adalah:

mv1i + Mv2i = m v1f + M v2f (1)

½mv21i + ½Mv22i = ½mv21f + ½Mv22f (2)

b. Tumbukan Tak Lenting

• Ketika terjadi perubahan energi kinetik, maka disebut peristiwa tumbukan tak lenting.
Contohnya adalah tumbukan bandul-peluru, tabrakan mobil dan lainnya.

• Momentum yang dikonservasi mengikuti teorema kekekalan momentum.

mv1i + Mv2i = m v1f + M v2f (1)

3.2.3 Impuls

• Sebuah benda yang diberi gaya akan mengalami percepatan dan perubahan kelajuan selama
gaya tersebut bekerja.

• Semakin lama gaya bekerja, maka semakin besar perubahan momentum yang dialami oleh
benda tersebut.

• Definisi ini berarti bahwa suatu benda yang diberi gaya kecil secara konstan dalam waktu
yang lama dapat mengalami perubahan momentum (kita sebut impuls, J) yang besarnya
sama dengan benda lain yang diberi gaya besar namun dalam waktu yang singkat.
J = Frata-rata (t2 − t1)

• Impuls adalah integral gaya terhadap waktu:

J = F dt

• Ketika tangan (massa m) bergerak dengan kecepatan v0, maka tangan memiliki momentum
P=mv0.

• Ketika tangan menyentuh genting, maka terjadi perubahan kecepatan v f, serta perubahan
momentum ΔP.

• Perubahan momentum tersebut adalah Impuls yang diberikan tangan ke genting, ΔP = J.

• Akibat impuls yang dirasakan genting, maka genting akan merasakan gaya F dalam rentang
waktu Δt yang menyebabkan genting patah atau rusak.

3.3 Prosedur Percobaan

Alat dan bahan

• Aplikasi analisis gerak Tracker 5.1.5

• Lantai licin (atau papan KARAMBOL)

• Tepung/bedak

• 2 buah koin

• Mobil-mobilan besar
• Smartphone

• kamera video

• aplikasi phyphox atau physics toolbox

Momentu
m
v
m 0

Sebelum Tumbukan 1D Setelah Tumbukan


1D
v1 v2i = v1f= v2
m M m 0 M
0

Sebelum Tumbukan 1D Setelah Tumbukan


1D
v2
v1 v2i = M
m M
0
m
v1
Pengukuran Impuls (Percepatan) Menggunakan Smartphone

• Smartphone di simpan di mobil-mobilan Kuning

• Mobil kuning ditabrak dari belakang.

• Kurva percepatan menunjukan adanya impuls akibat tabrakan.

• setelah tabrakan mobil kuning bergerak karena mendapat impuls, yang berubah menjadi
perubahan momentum.
Prosedur Percobaan (3)

Tumbukan Koin

• tebarkan tepung/bedan pada lantai licin.

• rekam semua gerakan koin di atas lantai licin, siapkan ukuran kalibrasi.

• simpan 1 koin diatas papan lalu jentikan koin sehingga bergerak di atas lantai. (rekam)

• siapkan 2 koin, 1 koin diam di tengah kemudian jentikan koin lainnya tepat lurus ke koin
diam tersebut. (rekam)

• lakukan tumbukan 2 koin, sehingga terjadi tumbukan 2 dimensi.

Mengukur Impuls

• instal dan aktifkan aplikasi pengukur percepatan di smartphone.

• simpan pengukur percepatan (smartphone) di atas mobil-mobilan besar.

• dorong mobil-mobilan tersebut, lepaskan hingga menabrak dinding atau penghalang.

• atau, mobil-mobilan ditabrak oleh mobil2an lainnya.

3.4 Tugas Pendahuluan

 Sebutkan tujuan dari praktikum yang dilakukan!


 Jelaskan maksud dari momentum , impuls, dan tumbukan!
 Jelaskan macam macam tumbukan !
 Buktikan persamaan I= Δ P !
 Jelaskan prinsip kerja Akselerometer!
 Jelaskan Bagaimana Hubungan momentum dan impuls!

3.5 Tugas Akhir

 Bagaimana kurva yang terbentuk dari hasil percobaan pertama ? Jelaskan !


 Bagaimana posisi, kecepatan dan impuls dari objek pada percobaan 1? jelaskan1
 Bagaimana Kurva yang terbentuk dari hasil percobaan 2 ? Jelaskan !
 Analisis dan jelaskan perubahan posisi dan Kecepatan dari kurva pada percobaan ke 2 !
 Bagaimana kurva percepatan yang dirasakan oleh pengukur percepatan (smartphone)
tersebut.
Modul IV

Osilasi dan Gaya Pegas

4.1 Tujuan

• Mengamati gerak osilasi bandul matematis.

• Menentukan periode bandul matematis.

• Menentukan nilai pecepatan gravitasi bumi

• Menentukan perubahan panjang S dari beberapa pegas heliks dengan diameter yang berbeda
sebagai fungsi dari gaya gravitasi F yang diberikan oleh beban yang diberikan.

• Mengkonfirmasi Hukum Hooke dan menentukan konstanta pegas D dari pegas heliks
tersebut.

4.2 Dasar Teori

4.2.1 Bandul Matematis

• Bandul matematis adalah suatu titik benda digantungkan pada suatu titk tetap dengan tali.
Jika ayunan menyimpang sebesar sudut θ terhadap garis vertikal maka gaya yang
mengembalikan:

F=m.g. sin(θ) (1)

• untuk nilai θ yang kecil (dalam radian), nilai yang mana s adalah busur lintasan bola dan l
merupakan panjang tali sehingga

F=m.g.s/L (2)

• Ketika tidak ada puntiran maupun gesekan, maka

m.d2s/dt2=m.g.s/L (3)

• Sehingga didapatkan bahwa periode osilasi (t periode) adalah:

tperiode=2π(L/g)1/2 (4)

• dengan g adalah percepatan gravitasi.


Gambar 1: Skema Bandul matematis.

• Harga L dan T dapat diukur pada pelaksanaan percobaan dengan bola logam yang cukup
berat digantungkan dengan tali yang ringan.

• Menentukan g dengan cara ini cukupteliti jika terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

• Tali lebih ringan dibandingkan bolanya.

• Sudut simpangan harus kecil, sudut θ lebih kecil dari 15◦.

• Gesekan dengan udara harus sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

• Tidak ada gaya puntiran (torsi), kawat penggantung tidak boleh terpuntir.

4.2.2 Gaya Pegas

• Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan negatif simpanganx


dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang
ketika x = 0). Secara matematis ditulis:

F = -kΔx

yang mana k merupakan konstanta pegas dan∆x adalah perubahan panjang pegas.
• Jika pegas disusun vertikal dengan beban maka gaya pada pegas berasal dari
berat beban, sehingga jika diketahui besar tetapan pegas, kita dapat menentukan besar
percepatan gravitasi sebagai

• Ketika pegas yang telah diberi beban tersebut diberi simpangan awal dan
dilepaskan maka akan terjadi gerak harmonik sederhana, berdasarkan hukum Newton
II dan hukum Hooke diperoleh periode osilasi T sebagai

Gambar1. Ilustrasi skematis dari ekspansi pegas heliks.

4.3 Tahap Percobaan

4.3.1 Bandul Matematis

• Gantungkan beban bandul (bola besi/batu) menggunakan tali (benang) dengan panjang L.

• Siapkan kamera untuk merekam osilasi (ayunan) bandul, usahakan tegak lurus arah osilasi.
• Kemudian, simpangkan beberapa derajat bandul tersebut dan lepaskan sehingga bandul
berayun stabil.

• Lakukan percobaan tersebut untuk beberapa panjang tali (L) berbeda, misal 50 cm, 100 cm
dan 150 cm.

• Kemudian cari waktu periode ayunan untuk panjang tali (L) berbeda tersebut.

4.3.2 Gaya Pegas

Pengaturan eksperimental diilustrasikan pada Gambar. 2.

• Menggunakan batang dudukan pendek, buat koneksi yang kaku antara dudukan dudukan
MF.

• Jepit batang dudukan panjang di setiap dudukan alas MF sehingga batang disejajarkan
secara vertikal.

• Pasang blok penyangga ke ujung atas batang penyangga kanan, dan tancapkan porosnya.

• Pasang meteran ke ujung atas batang penyangga kiri, dan buka gulungannya.

• Jepit pita pengukur dengan dua pointer, dan perbaiki dengan pita perekat.

• Geser penunjuk atas ke posisi 1 cm.

• Tangguhkan pegas heliks 1 (∅ 15 mm) dari gandar.

• Sejajarkan ketinggian blok penyangga atau batang penyangga sehingga penunjuk atas
menandai ujung atas pegas.
Gambar 2. Pengaturan eksperimental untuk mengukur ekspansi pegas heliks sebagai fungsi gaya
yang bekerja pada pegas.

4.3.3 Tracker

• Undul aplikasi Tracker melalui alamat physlets.org/tracker.

• Setelah berhasil mengunduh, lakukanlah proses instalasi program pada komputer/laptop.

• Bukalah aplikasi tracker, pilihlah menu file > open file di bagian pojok kiri. Setelah itu
carilah (look in) file video tentang gerak yang sudah disimpan di komputer sebelumnya.

• Pilih coordinate axes, sejajarkan dengan tiang pasak pada video dan pilih calibration stick
disejajarkan dengan panjang tali.

• Klik icon Create > Point Mass sehingga munculah box bertuliskan Point Mass A. Kemudian
tekan shift+ctrl maka akan keluar bulat, klik di bandul dan accept pada tabel

• Klik stop apabila sudah sampai osilasi yang dibutuhkan.

• Jika langkah ini sudah dilaksanakan, maka di layar samping kanan secara otomatis akan
muncul grafik dan tabel waktu (t) dan posisi (x & y).

• Didapatkan hasil waktu (t) pada kotak kuning dibawah grafik.

4.4 Analisis data Bandul Matematis


• Periode ayunan dapat dicari dengan menggunakan analisis video atau menggunakan
stopwatch.

• Analisis video dilakukan untuk mencari perubahan posisi bandul terhadap waktu. (TA1)

• Dari data tersebut, carilah selisih waktu rata-rata dari satu puncak ke puncak lainnya (atau
lembah) itulah yang disebut waktu periode (t periode). (TA2)

• Dengan menggunakan persamaan (4) carilah besaran percepatan gravitasi bumi. (TA3)

• Kemudian jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi praktikum ini. (TA4)

4.5 Contoh Data Pengukuran (Gaya Pegas)

• Tabel 1: Panjang pegas L sebagai fungsi dari jumlah n dari beban yang diberikan

Gbr. 3 Hubungan antara perubahan panjang s dan gaya akting F (lingkaran: ∅ = 15 mm, kotak: ∅ =
20 mm)
4.6 Tugas Pendahuluan

 Apa yang dimaksud dengan osilasi? Jelaskan!


 Apakah yang dimaksud dengan periode dan frekuensi? Jelaskan!
 Buktikan Persamaan (4.4)!
 Faktor apa saja yang mempengaruhi besar periode bandul matematis? Apakah massa bandul
berpengaruh?
 Jelaskan Hukum Hooke!
 Apa yang dimaksud dengan gaya pemulih?

4.7 Tugas Akhir

 Periode ayunan dapat dicari dengan menggunakan video atau menggunakan stopwatch.
 Carilah perubahan posisi bandul terhadap waktu dengan analisis video
 Dari data tersebut, carilah selisih waktu rata-rata dari satu puncak ke puncak lainnya (atau
lembah) itulah yang disebut waktu periode (tperiode).
 Dengan menggunakan persamaan (4.4) carilah besaran percepatan gravitasi bumi.
 Butalah grafik hubungan periode (T²) terhadap panjang tali (l) pada bandul, serta tentukan
percepatan gravitasi!
 Buatlah grafik hubungan perubahan panjang dan gaya yang diberikan pada tiap pegas!
 Buatlah grafik T2 dan m, serta tentukan konstanta pegas!
 Jelaskan factor-factor yang mempengaruhi praktikum tersebut!
Modul V

Viskositas

5.1 Tujuan

• Mempelajari dinamika benda dalam cairan.

• Menentukan kecepatan terminal pada suatu zat cair.

• Menentukan koefisien viskositas zat cair berdasarkan hukum Stokes.

• Menentukan besar gaya gesekan dalam zat cair.

Praktikum modul ini akan dilakukan oleh Laboran dan Asisten Praktikum di Lab Fisika
Dasar, praktikan hanya akan dikirimi Video dan data lainnya.

5.2 Dasar Teori

• Suatu benda jika dilepaskan dalam fluida dengan kekentalan tertentu, maka benda tersebut
akan mengalami perlambatan.

• Hal ini disebabkan derajat kekentalan dari cairan/liquid tersebut.Derajat kekentalan suatu
cairan dikenal dengan sebutan viskositas (η).

• Besar gayagesekan pada benda yang bergerak dalam fluida disamping bergantung pada
koefisien kekentalan (η) juga bergantung pada bentuk bendanya.

• Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekannya, Fs, oleh fluida dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Fs = -6 π ƞ r v (1)

• yang mana r merupakan jari-jari bola, v adalah kecepatan bola relatif terhadap fluida.
Gambar 1: Gaya yang bekerja pada benda pada saat kecepatan terminal dicapai.

• Persamaan (6.1) ini dikenal sebagai hukum Stokes dan dalam penerapannya memerlukan
beberapa syarat sebagai berikut:

• Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya jauh lebih besar dari pada ukuran
bola).

• Tidak terjadi aliran turbulensi di dalam fluida.

• Kecepatan v tidak besar, sehingga aliran fluida masih bersifat laminar.

• Jika sebuah bola padat yang rapat massanya ρ dan berjari-jari r dilepaskan tanpa kecepatan
awal di dalam zat cair kental yang rapat massanya ρ0 dengan ρ>ρ0, bola mula-mula akan
mendapat percepatan karena gaya gravitasi dari bola, dan percepatan ini akan memperbesar
kecepatan bola.

• Ketika kecepatan bola Bertambah besar, maka gaya Stokes akan bertambah besar juga
namun dengan arah berlawanan. Sehingga pada suatu saat akan terjadi keseimbangan
diantara gaya-gaya yang bekerja pada bola.

• Kesetimbangan gaya-gaya ini menyebabkan bola bergerak lurus beraturan,yaitu bergerak


dengan kecepatan terminal. Setelah gaya-gaya pada bola setimbang, kecepatan terminal v
dari bola dapat diturunkan sebagai berikut:

v = 2.r 2.g (ρ - ρ0)/9ƞ (2)

dengan g adalah percepatan gravitasi (9.81m/s2) .


Tabel Referensi: Koefisien viskositas beberapa fluida

Fluida Suhu(◦C) Koefisien Viskositas η(Pas)


Gas
Udara 0 0.0171×10−3
20 0.0182×10−3
40 0.0193×10−3
Karbon dioksida 20 0.0147×10−3
Helium 20 0.0196×10−3
Zat cair
Darah 37 4×10−3
Gliserin 20 1500×10−3
Metanol 20 0.584×10−3
Air 0 1.78×10−3
20 1.00×10−3
40 0.651×10−3
Oli motor 0 110×10−3

5.3 Panduan Percobaan

• Alat dan Bahan

• Tabung viskositas 1 buah

• Bola viskositas 2 buah.

• Stopwatch 1 buah

• Mikrometer sekrup 1 buah

• Neraca 1 buah

• Saringan 1 buah

• Oli 1500 mL

• Kamera Digital (smartphone)

A. Mengukur Massa Jenis

• Pertama kita ukur dimensi dan berat dari bola menggunakan mikrometer dan neraca.

• Kedua kita timbang massa minyak sebanyak 100 ml.


• Kemudian hitung massa jenis bola-bola dan minyak tersebut! (TA1)

B. Merekam Kecepatan Terminal Bola Jatuh

• Siapkan tabung viskositas dan isi dengan minyak.

• Siapkan titik-titik kalibrasi pada tabung viskositas.

• Siapkan kamera digital untuk merekan bola jatuh di dalam tabung viskositas (dari depan).

• Jatuhkan bola-bola (besi) tersebut, lakukan beberapa kali.

tabung viskositas
berisi minyak
Bola
Besi

Kamera
Smartphone

5.4 Tugas Pendahuluan

 Apa yang dimaksud dengan koefisien viskositas ?


 Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair? Jelaskan !
 Apa yang mempengaruhi besar gaya gesekan pada benda yang bergerak dalam fluida?
Jelaskan
 Jelaskan bunyi hukum stokes !
 Sebutkan minimal 3 contoh penerapan viskositas dalam kehidupan sehari hari !
5.5 Analisis Data

• Lakukan pengolahan video benda jatuh menggunakan software tracker untuk mendapatkan
perubahan posisi bola terhadap waktu! (TA3)

• Dapatkan data kecepatan terminal dari data tracker dan hitunglah nilai viskositas
menggunakan persamaan (2) pada cairan minyak dan oli.(TA4)

• Lakukan pengolahan video benda jatuh secara manual untuk mendapatkan perubahan posisi
bola terhadap waktu. (TA5)

• Dapatkan data kecepatan terminal dari data manual dan hitunglah nilai viskositas
menggunakan persamaan (2) pada cairan minyak dan oli.(TA6)

• Bandingkan hasil referensi dengan pengukuran data manual dan data tracker yang telah
dilakukan. (TA7)

• Hitung besaran gaya gesekan maksimum yang dirasakan oleh bola-bola tersebut di fluida
minyak tersebut. (TA8)

• Jelaskan pula, faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi percobaan ini. (TA9)


Modul VI

Balon dan Listrik Statis

6.1 Tujuan

1. Dapat menggambarkan model konsep listrik statis secara umum


2. Mengamati adanya sifat kelistrikan dan garis-garis gaya medan listrik statis pada
balon dengan atau tanpa muatan
3. Dapat melakukan simulasi pada balon dan listrik statis
6.2 Dasar Teori

Listrik statis selalu berhubungan dengan gejala kelistrikan yang tidak mengalir,
listrik statis tidak dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain atau hanya bisa
ada sekejap pada suatu tempat.
Medan listrik suatu muatan listrik dapat diartikan sebagai suatu daerah dimana
gaya listrik masih bekerja. Konsep garis-garis gaya medan listrik statis diperkenalkan
oleh Michael Faraday. Hubungan antara garis-garis gaya (imajiner) dan vektor medan
listrik adalah sebagai berikut:
1. Sebuah garis yang bersinggungan dengan garis gaya pada setiap titik
memberikan arah medan pada setiap titik.
2. Jumlah garis gaya dari satu daerah tertutup (tegak lurus terhadap garis)
sebanding denganjumlah muatannya (magnitude).

Gambar 6.1. Garis-garis gaya medan listrik dari muatan titik positif dan negatif.

Gambar 6.2. Garis-garis gaya medan listrik untuk muatan berbeda jenis.
Gambar 6.3. Garis-garis gaya medan listrik antara dua plat paralel.

6.3 Metode Percobaan


Simulasi balon dan listrik statis memungkinkan seseorang secara fleksibel
mengeksplorasi listrik statis dengan konsep-konsep seperti transfer muatan, induksi,
tarik-menarik, tolakan dan pertahanan.

Gambar 1.4. simulasi balon dan listrik statis.

1. Gosok balon kuning pada sweater untuk mengumpulkan muatan


2. Lihat semua muatan, tanpa muatan atau perbedaan
3. Amati apa yang terjadi jika muatan pada balon menutupi dinding
4. Kembalikan balon pada keadaan netral
5. Periksa fenomena tersebut dengan satu balon dan dua balon
6. Lepaskan dinding, dan gunakan dua balon untuk melihat adanya gaya tarik dan
tolakan.
6.4 Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan konsep listrik statis?
2. Jelaskan hukum Coulomb, hukum Gauss, hukum Faraday, hukum Ohm, hukum
Kirchoff?
3. Sebutkan ilmuwan-ilmuwan yang menemukan listrik?
4. Berikan contoh peristiwa penyebab timbulnya listrik statis di alam? Minimal 5
5. Sebutkan kegunaan dan bahaya listrik dalam kehidupan sehari-hari?

6.5 Tugas Akhir


1. Jelaskan bagaimana balon bisa tertarik kuat atau lemah ke sweater?
2. Setelah balon digosok pada sweater, bagaimana muatan pada balon jika dibandingkan
dengan muatan pada sweater? Apa yang terjadi pada muatan positif? Apa yang terjadi
pada muatan negatif? Beri sebuah gambar.
3. Bagaimana simbol +/- membantu anda untuk memutuskan apakah terjadi tarik-
menarik atau tolak-menolak?
4. Bandingkan hasil yang didapat dengan teori
Modul VII

Pengukuran Medan Magnet karena Kumparan Berarus Listrik

7.1 Tujuan
1. Mengukur besar medan karena induksi pada kumparan berarus listrik menggunakan
smartphone magnetometer dengan arus yang berbeda.
2. Mengukur besar medan magnet karena induksi pada kumparan berarus listrik
menggunakan smartphone magnetometer dengan jumlah kumparan yang berbeda

7.2 Teori Dasar


Induksi Magnet di Sekitar Penghantar Lurus Berarus
Besar induksi magnetik di sekitar kawat penghantar lurus berarus yang berjarak 𝛼 dari
kawat berarus listrik I dinyatakan dalam persamaan:

𝜇˳𝛪
𝐵= (5.1)
2𝜋𝛼
Keterangan :
B = kuat medan magnetik (Wb=m2 = tesla)
𝛼 = jarak titik dari penghantar (m)
I = kuat arus listrik (A)
𝜇˳= permeabilitas vakum

Induksi Magnetik pada Sumbu Solenoida


Solenoida didefinisikan sebagai sebuah kumparan dari kawat yang diameternya sangat
kecil dibanding panjangnya. Apabila dialiri arus listrik, kumparan ini akan menjadi magnet
listrik. Medan solenoida tersebut merupakan jumlah vektor dari medan-medan yang
ditimbulkan oleh semua lilitan yang membentuk solenoida tersebut.

Gambar 5.1 Medan magnet pada kumparan selenoida.


Pada Gambar di atas memperlihatkan medan magnetik yang terbentuk pada solenoida.
Kedua ujung pada solenoida dapat dianggap sebagai kutub utara dan kutub selatan magnet,
tergantung arah arusnya. Kita dapat menentukan kutub utara pada gambar tersebut adalah di
ujung kanan, karena garis-garis medan magnet meninggalkan kutub utara magnet. Jika arus I
mengalir pada kawat solenoida, maka induksi magnetik dalam solenoida (kumparan panjang)
berlaku:
𝐵 = 𝜇˳. 𝛪. 𝑛 (5.2)

Persamaan (5.2) digunakan untuk menentukan induksi magnet di tengah solenoida. Sementara
itu, untuk mengetahui induksi magnetik di ujung solenoida dengan persamaan:
𝜇˳.𝛪.𝑛
𝐵= (5.3)
2

Induksi magnetik (B) hanya bergantung pada jumlah lilitan per satuan panjang (n), dan arus (I
). Medan tidak tergantung pada posisi di dalam solenoida, sehingga B seragam. Hal ini hanya
berlaku untuk solenoida tak hingga, tetapi merupakan pendekatan yang baik untuk titik-titik
yang sebenarnya tidak dekat ke ujung.

7. 3 Metode Percobaan

Gambar 7.2. Simulasi Pengukuran Medan Magnet karena Kumparan Berarus Listrik
7. 4 Prosedur percobaan:

1. Download dan install aplikasi java.


2. Buka file simulasi menggunakan aplikasi java yang sudah terinstall, komponen yang
diperlukan sudah terpasang secara otomatis.
3. Tampilkan pengukur medan magnet dengan klik pada pojok kanan atas dan letakkan
disamping kumparan.
4. Klik tombol play untuk memulai simulasi.
5. Variasikan nilai tegangan sebanyak 4 kali.
6. Catat nilai medan magnet yang didapat dari percobaan.
7. Lakukan kembali percobaan dengan kumparan yang berbeda

Tabel 7.1 Data Pengukuran Medan Magnet karena Kumparan Berarus Listrik Jumlah Lilitan pada
Kumparan
Jumlah Lilitan pada Kumparan V (V) I (A) B (T)

7.5 Tugas Pendahuluan

1. Buktikan bahwa kawat lurus berarus listrik akan menghasilkan medan magnet sesuai
dengan persamaan (5.1).
2. Buktikan bahwa medan magnet pada pusat dan ujung kumparan selenoida sesuai dengan
persamaan (5.2) dan (5.3).
7.6 Tugas Akhir

1. Buatlah grafik hubungan antara arus dan medan magnet untuk jumlah kumparan selenoida
berbeda!
2. Lakukan fitting (trendline) dari grafik hubungan antara arus dan medan magnet untuk
jumlah kumparan senoida berbeda!
3. Dengan hasil tersebut cari hubungan arus, jumlah kumparan terhadap medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan selenoida tersebut?
4. Dengan menggunakan hasil pengukuran tersebut, carilah nilai konstanta 𝜇˳.
5. Hitunglah nilai medan magnetik kumparan yang digunakan secara teoritik!

Referensi Utama
R D Septianto, D Suhendra and F Iskandar, Utilisation of the magnetic sensor in a smartphone
for facile magnetostatics experiment: magnetic field due to electrical current in straight and
loop wires, Physics Education 52 (2017) 015015 (7pp)
Modul VII

Gejala Gelombang: Mempelajari Efek Doppler menggunakan Smartphone dan


Simulasi Interaktif PhET

8.1 Tujuan
 Mengamati pelayangan suara (perubahan frekuensi) yang sering disebut efek doppler
menggunakan perangkat smartphone.
 Memanfaatkan efek doppler untuk mengukur kecepatan suara secara mudah.

8.2 Dasar Teori
Pertimbangkan sumber suara dengan frekuensi emisi fe yang bergerak dalam garis
lurus menuju atau menjauh dari detektor suara. Dengan mengasumsikan kecepatan
sumber suara bergerak u lebih kecil dibandingkan kecepatan suara, 0 < u<c . Maka
pergeseran frekuensi ∆f antara frekuensi emisi fe dan frekuensi deteksi fd diberikan
oleh
𝑢
𝛥𝑓 = 𝑓𝑑 − 𝑓𝑒 = ±𝑓𝑒 𝑐∓𝑢 (1)

Tanda-tanda atas (kombinasi plus dan minus) sesuai dengan arah gerak dari sumber
suara yaitu mendekati atau menjauhi pendengar (detektor).

Sekarang mempertimbangkan bahwa sumber suara berosilasi pada tali dengan


kecepatan konstan dan detektor ditempatkan disekitarnya. Maka perubahan frekuensi
suara (pita frekuensi) terus menerus akan muncul karena kecepatan relatif sumber suara
terus berubah antara emitor dan detektor. Gambar . menggambarkan bahwa frekuensi
deteksi maksimum dan frekuensi deteksi minimum diukur ketika vektor kecepatan
mendekati atau menjauhi ke detektor suara. Kecepatan suara dapat dihitung
mengggunakan persamaan (1):

𝑢𝑓𝑑𝑚𝑎𝑥 𝑢𝑓
𝑐=𝑓 = 𝑓 −𝑓𝑑𝑚𝑖𝑛 (2)
𝑑𝑚𝑎𝑥 −𝑓𝑒 𝑒 𝑑𝑚𝑖𝑛
𝑓𝑒 −𝑓𝑑𝑚𝑖𝑛
𝑢=𝑐 (3)
𝑓𝑑𝑚𝑖𝑛

𝑓𝑑𝑚𝑎𝑥 −𝑓𝑒
𝑢=𝑐 (4)
𝑓𝑑𝑚𝑎𝑥

Perhitungan tersebut dilakukan dengan mengabaikan perubahan kondisi eksperimental


seperti kecepatan osilasi tali yang tidak konstan, fluktuasi suhu dan frekuensi emisi.

Penggunaan frekuensi tinggi memberikan keuntungan dimana mampu


menghilangkan kebisingan ambient yang dapat mengganggu pengukuran; kedua,
mahasiswa tidak akan terganggu oleh suara karena konstan; ketiga, frekuensi tinggi
memungkinkan penggunaan kecepatan osilasi rendah.

Gambar 1. Set up percobaan Efek Doppler menggunakan smartphone dan simulasi interaktif
PhET

Gambar 9.2. Kurva frekuensi yang terukur pada percobaan Efek Doppler.
8.3 Metode Percobaan
Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Kuantitas

1 Laptop/Personal Computer 1 buah

2 Smartphone 1 buah

3 Aplikasi Phypox -

4 Aplikasi Java (untuk PC) -

Prosedur Percobaan

Preparasi Praktikum

1. Lakukan pengunduhan software java PC pada situs


berikut: https://www.java.com/en/download/
2. Pilih “all java download” dan unduh file sesuai sepesifikasi PC masing-masing
(hindari pilihan instalasi online)
Jika file java sudah terunduh, lakukan instalasi.

3. Unduh dan install aplikasi Phypox pada smartphone


5. Unduh file simulasi dengan nama “sound_in.jar” pada:
https://bit.ly/Modul9GejalaGelombang

6. Jika file simulasi sudah terunduh, buka file pada PC (file otomatis terbuka
dengan java) kemuadian akan muncul tampilan seperti berikut:

Proses Praktikum

1. Lakukan proses praktikum pada keadaan hening (gangguan suara minim)

2. Pada file simulasi yang telah dibuka, pilih tab “Dengarkan sumber tunggal”

3. Atur frekuensi suara pada file simulasi

4. Tetapkan amplito yang digunakan pada nilai tengah

5. Centang “aktifkan audio” (pastikan volume pada PC maksimal)


6. Pilih “speaker” dan tekan tombol play. Amati bagaimana gelombang bunyi
yang dihasilkan oleh speaker. Lalu tekan tombol pause.

7. Animasi pendengar pada simulasi dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri. Atur
jarak maksimum pendengar dengan sumber bunyi.

8. Letakkan smartphone dekat dengan speaker PC.

9. Buka aplikasi Phypox (sebagai detektor suara yang didengar oleh pendengar dari
sumber) pada smartphone. Pilih mode “efek doppler”, lalu atur besar base frecquency
seperti pada simulasi yang dilakukan, atur frequency range 1:10 dengan base frequency,
atur time step 50 ms dan speed of sound 340 m/s.

10. Pilih “pendengar” pada simulasi dan tekan tombol play, lalu gerakkan animasi
pendengar ke kanan dan kiri sehingga akan mendekati dan menjauhi sumber bunyi secara
berkala (seakan berosilasi) selama 3 menit.

11. Pilih menu result pada aplikasi phypox dan tekan play untuk mendapatkan kurva
dan data hasil praktikum.
12. Langkah 10 dan 11 dilakukan secara bersamaan
13. Lihat hasil data kurva pada detektor kemudian export data pada excel
14. Cari frekuensi minimum (fd min) dan frekuensi maksimum (fd max) pada data
hasil export. Lalu lengkapi tabel berikut.

15. Buatlah grafik hubungan antara frekuensi dan waktu dari data hasil export
16. Ulangi praktikum untuk variasi frekuensi (jarak pendengar dengan sumber tetap)
sebanyak 3 kali, dan variasi jarak pendengar dengan sumber (frekuensi tetap) sebanyak 3
kali.

8.4 Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan apa yang dimaksud gelombang dan suara!
2. Bagaimana proses terjadinya suara?
3. Bagaimana proses terjadinya Efek Doppler?
4. Jelaskan peristiwa Efek Doppler dalam kehidupan sehari-hari!

8.5 Tugas Akhir


1. Hitung kecepatan suaradan kecepatan suaramenggunakan persamaan (3) dan (4)?
2. Jelaskan data yang didapat pada tabel eksperimen secara fisis!
3. Jelaskan secara fisis grafik hubungan frekuensi yang didengar oleh pendengar
terhadap waktu!
4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi eksperimen!

Referensi

P Klein, M Hirth, S Gröber, J Kuhn and A Müller, Classical experiments revisited:


smartphones and tablet PCs as experimental tools in acoustics and optics, Physics
Educat ion 49 (4) (2014) 412-418

Anda mungkin juga menyukai