JURUSAN FISIKA
2020
Modul I
1.1 Tujuan
• Seperti :
• Dengan mengukur waktu, t, di mana benda berada pada posisi, X, Anda dapat menguji
hukum Newton dan mengukur kecepatan dan percepatan.
• Hukum pertama Newton menyatakan bahwa suatu benda akan bergerak dengan kecepatan
konstan jika tidak ada gaya luar yang dikenakan padanya.
X=X0 + V0 t
• Di mana X adalah posisi objek pada waktu t, X0 adalah posisinya pada waktu t0, dan V
adalah kecepatannya.
• Anda dapat menguji persamaan ini dengan mendorong benda (sehingga kecepatannya tidak
nol) dan melihat apakah posisi X meningkat secara linear dalam waktu.
• Dengan bantuan analisis video kita dapat mengukur posisi dan kecepatannya.
∑F=m∙a
• Jika gaya total konstan, maka akselerasi a adalah konstan dan gerakan benda mematuhi:
X = X0 + V0t + ½ a∙t2
• Untuk menguji ini, Anda harus memberikan gaya konstan pada benda.
• Dengan bantuan analisis video kita dapat mengukur posisi, kecepatan dan percepatannya.
• Proyektil adalah gerakan parabola yang didefinisikan superposisi dari dua jenis gerakan
yang relatif sederhana: percepatan konstan dalam satu arah, dan kecepatan konstan dalam
arah ortogonal.
• Bola yang dilempar, peluru senapan, bom yang jatuh adalah contoh proyektil. Roket dan
peluru kendali bukanlah proyektil saat propelan terbakar, tetapi menjadi proyektil setelah
gaya pendorong tidak ada lagi.
• Jadi;
vx = v0x = v0 cos(Ɵ)
vy = v0y - gt = v0 sin(Ɵ) - gt
X(t) = v0 cos(Ɵ) t
Y(t) = Y0 + v0 sin(Ɵ) – gt
• Waktu tempuh,
ty-max=v0 sin(Ɵ)/g
tx-max=2 v0 sin(Ɵ)/g
https://physlets.org/tracker/installers/TrackerUpgrade-5.1.5-windows-installer.exe
• Software ini dapat digunakan untuk mengukur perubahan posisi terhadap waktu, membuat
model/simulasi matematikanya. Selain itu dapat digunakan untuk pembelajaran optik dan
lainnya.
6. Tekan “Shift” kemudian klik di objek pengamatan, automatis frame video berpindah ke
frame selanjutnya.
7. Tekan “Shift” kemudian klik di objek pengamatan berulang hingga selesai pengamatan.
a. Jatuh Bebas
b. Model/Simulasi Fisis
g = 2*4.75=9,5 m/s2
• Meja
• Kamera smartphone
• Tahapan percobaan
• Kecepatan V0y=0, sedangkan V0x adalah kecepatan bola menggelinding di atas meja.
• Siapkan kamera digital untuk merekam video bola menggelinding di atas meja
kemudian jatuh.
• Lakukan perekaman dari arah kanan atau kiri arah gerak bola.
• Lakukan analisis kecepatan awal V0x, perubahan posisi X dan Y, jangkauan X max dan
keterkaitannya dengan V0X.
Menggeliding V0x
Gerak parabola
ax = 0, ay = - g
Meja
Xmax
Apa yang kalian ketahui mengenai software tracker pada simulasi ini?
Tuliskan bunyi Hukum Newton 1 dan 2 beserta contohnya !
Jelaskan perbedaan gerak satu dimensi dan dua dimensi !
Bola besi dengan massa sebesar 8 kg. Bola kemudian menggelinding dengan gaya
percepatan 9,8 m/s². Berapa besar gaya yang dibutuhkan dalam menggelindingkan bola?
Jelaskan dan berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut hukun newton !
Apa yang dimaksud dengan GLB dan GLBB ?
Apa yang dimaksud dengan gerak parabola? Sertakan beserta persamaanya.
• Tuliskan faktor kesalahan yang di lakukan jika hasil percobaan dengan simulasi berbeda
Modul II
2.1 Tujuan
• Menguji konversi usaha menjadi energi kinetik, khususnya usaha yang dilakukan oleh gaya
gravitasi
• Teorema energi kerja-kinetik berkaitan dengan gaya total (gravitasi, gesekan, hambatan
udara, dll) yang bekerja pada sebuah benda, dengan energi kinetik yang diperoleh atau
hilang oleh benda tersebut.
• Dalam fisika, kerja mekanik adalah jumlah energi yang ditransfer oleh suatu gaya.
• Istilah kerja pertama kali diciptakan pada tahun 1830-an oleh matematikawan Prancis
Gaspard-Gustave Coriolis.
• Menurut teorema energi kerja jika gaya eksternal bekerja pada suatu benda, menyebabkan
energi kinetiknya berubah dari KE1 menjadi KE2, maka kerja mekanik (W) diberikan oleh;
• Kerja mekanis yang diterapkan pada suatu benda dapat dihitung dari perkalian skalar gaya
yang diberikan (F) dan perpindahan benda yang sejajar gaya. Ini diberikan oleh perkalian
titik dari F dan vektor perpindahan total s,
W = F . s = F s cos(Ɵ)
• Teknik penghitungan tenaga juga dapat diterapkan pada penghitungan energi potensial.
• Jika suatu gaya tertentu hanya bergantung pada jarak antara dua benda yang berpartisipasi
(gaya gravitasi).
• Maka energi yang dilepaskan dengan mengubah jarak di antara keduanya didefinisikan
sebagai energi potensial. Serta, jumlah energi potensial yang hilang sama dengan dikurangi
usaha yang dilakukan oleh kekuatan,
W= - ΔPE = m.g.(hi-hf)
• Nilai usaha (skalar) dapat berupa positif atau negatif tergantung arah gaya terhadap
perpindahannya.
• Jika gaya yang diberikan pada objek berlawanan arah dengan perpindahannya, maka usaha
yang diberikan bernilai negatif.
• Jika gaya yang diberikan searah dengan perpindahan, maka objek tersebut melakukan usaha
positif.
• Usaha juga dapat bernilai nol (0) atau objek tidak melakukan usaha jika,
• Gaya yang diberikan tegak lurus dengan perpindahan (cos (90) =0)
• Mobil-mobilan kecil
• Tahapan
• Siap rekam kamera digital untuk merekam gerak mobil-mobilan, dari sebelah kiri
atau kanan.
• Cari perubahan posisi mobil-mobilan terhadap waktu menggunakan software Tracker 5.1.5.
• Dapat juga membuat model/simulasi perubahan posisi terhadap waktu untuk fitting
kuadratik.
3.1 Tujuan
3.2.1 Momentum
• Momentum suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v diartikan
sebagai:
P=mv
• Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor.
• Momentum suatu sistem partikel adalah jumlah vektor dari momenta mereka.
• Jika dua partikel memiliki massa masing-masing m1 dan m2, serta kecepatan v1 dan v2,
momentum totalnya adalah
p = p1 + p2 = m1 v1 + m2 v2
• Momenta lebih dari dua partikel dapat ditambahkan secara lebih umum dengan sebagai
berikut:
p = ∑i mi vi
• Ketika tidak ada gaya luar yang terlibat dalam sistem partikel tersebut. Maka momentum
sistem tersebut akan kekal.
• Misal, ketika kecepatan partikel adalah u1 dan u2 sebelum interaksi, dan sesudahnya adalah
v1 dan v2. Maka,
Pi = Pf
m1 u1 + m2 u2 = m1 v1 + m2 v2.
3.2.2 Tumbukan
a. Tumbukan lenting
• Pada percobaan pertama, dua benda bermassa m dan M akan dimulai dengan kecepatan v1i
dan v2i, Setelah tumbukan, kecepatan menjadi v1f dan v2f.
• Benda akan mengalami tumbukan elastis yang sempurna, sehingga kita dapat
mengasumsikan energi dan momentum yang dikonservasi adalah:
• Ketika terjadi perubahan energi kinetik, maka disebut peristiwa tumbukan tak lenting.
Contohnya adalah tumbukan bandul-peluru, tabrakan mobil dan lainnya.
3.2.3 Impuls
• Sebuah benda yang diberi gaya akan mengalami percepatan dan perubahan kelajuan selama
gaya tersebut bekerja.
• Semakin lama gaya bekerja, maka semakin besar perubahan momentum yang dialami oleh
benda tersebut.
• Definisi ini berarti bahwa suatu benda yang diberi gaya kecil secara konstan dalam waktu
yang lama dapat mengalami perubahan momentum (kita sebut impuls, J) yang besarnya
sama dengan benda lain yang diberi gaya besar namun dalam waktu yang singkat.
J = Frata-rata (t2 − t1)
J = F dt
• Ketika tangan (massa m) bergerak dengan kecepatan v0, maka tangan memiliki momentum
P=mv0.
• Ketika tangan menyentuh genting, maka terjadi perubahan kecepatan v f, serta perubahan
momentum ΔP.
• Akibat impuls yang dirasakan genting, maka genting akan merasakan gaya F dalam rentang
waktu Δt yang menyebabkan genting patah atau rusak.
• Tepung/bedak
• 2 buah koin
• Mobil-mobilan besar
• Smartphone
• kamera video
Momentu
m
v
m 0
• setelah tabrakan mobil kuning bergerak karena mendapat impuls, yang berubah menjadi
perubahan momentum.
Prosedur Percobaan (3)
Tumbukan Koin
• rekam semua gerakan koin di atas lantai licin, siapkan ukuran kalibrasi.
• simpan 1 koin diatas papan lalu jentikan koin sehingga bergerak di atas lantai. (rekam)
• siapkan 2 koin, 1 koin diam di tengah kemudian jentikan koin lainnya tepat lurus ke koin
diam tersebut. (rekam)
Mengukur Impuls
4.1 Tujuan
• Menentukan perubahan panjang S dari beberapa pegas heliks dengan diameter yang berbeda
sebagai fungsi dari gaya gravitasi F yang diberikan oleh beban yang diberikan.
• Mengkonfirmasi Hukum Hooke dan menentukan konstanta pegas D dari pegas heliks
tersebut.
• Bandul matematis adalah suatu titik benda digantungkan pada suatu titk tetap dengan tali.
Jika ayunan menyimpang sebesar sudut θ terhadap garis vertikal maka gaya yang
mengembalikan:
• untuk nilai θ yang kecil (dalam radian), nilai yang mana s adalah busur lintasan bola dan l
merupakan panjang tali sehingga
F=m.g.s/L (2)
m.d2s/dt2=m.g.s/L (3)
tperiode=2π(L/g)1/2 (4)
• Harga L dan T dapat diukur pada pelaksanaan percobaan dengan bola logam yang cukup
berat digantungkan dengan tali yang ringan.
• Menentukan g dengan cara ini cukupteliti jika terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
• Tidak ada gaya puntiran (torsi), kawat penggantung tidak boleh terpuntir.
F = -kΔx
yang mana k merupakan konstanta pegas dan∆x adalah perubahan panjang pegas.
• Jika pegas disusun vertikal dengan beban maka gaya pada pegas berasal dari
berat beban, sehingga jika diketahui besar tetapan pegas, kita dapat menentukan besar
percepatan gravitasi sebagai
• Ketika pegas yang telah diberi beban tersebut diberi simpangan awal dan
dilepaskan maka akan terjadi gerak harmonik sederhana, berdasarkan hukum Newton
II dan hukum Hooke diperoleh periode osilasi T sebagai
• Gantungkan beban bandul (bola besi/batu) menggunakan tali (benang) dengan panjang L.
• Siapkan kamera untuk merekam osilasi (ayunan) bandul, usahakan tegak lurus arah osilasi.
• Kemudian, simpangkan beberapa derajat bandul tersebut dan lepaskan sehingga bandul
berayun stabil.
• Lakukan percobaan tersebut untuk beberapa panjang tali (L) berbeda, misal 50 cm, 100 cm
dan 150 cm.
• Kemudian cari waktu periode ayunan untuk panjang tali (L) berbeda tersebut.
• Menggunakan batang dudukan pendek, buat koneksi yang kaku antara dudukan dudukan
MF.
• Jepit batang dudukan panjang di setiap dudukan alas MF sehingga batang disejajarkan
secara vertikal.
• Pasang blok penyangga ke ujung atas batang penyangga kanan, dan tancapkan porosnya.
• Pasang meteran ke ujung atas batang penyangga kiri, dan buka gulungannya.
• Jepit pita pengukur dengan dua pointer, dan perbaiki dengan pita perekat.
• Sejajarkan ketinggian blok penyangga atau batang penyangga sehingga penunjuk atas
menandai ujung atas pegas.
Gambar 2. Pengaturan eksperimental untuk mengukur ekspansi pegas heliks sebagai fungsi gaya
yang bekerja pada pegas.
4.3.3 Tracker
• Bukalah aplikasi tracker, pilihlah menu file > open file di bagian pojok kiri. Setelah itu
carilah (look in) file video tentang gerak yang sudah disimpan di komputer sebelumnya.
• Pilih coordinate axes, sejajarkan dengan tiang pasak pada video dan pilih calibration stick
disejajarkan dengan panjang tali.
• Klik icon Create > Point Mass sehingga munculah box bertuliskan Point Mass A. Kemudian
tekan shift+ctrl maka akan keluar bulat, klik di bandul dan accept pada tabel
• Jika langkah ini sudah dilaksanakan, maka di layar samping kanan secara otomatis akan
muncul grafik dan tabel waktu (t) dan posisi (x & y).
• Analisis video dilakukan untuk mencari perubahan posisi bandul terhadap waktu. (TA1)
• Dari data tersebut, carilah selisih waktu rata-rata dari satu puncak ke puncak lainnya (atau
lembah) itulah yang disebut waktu periode (t periode). (TA2)
• Dengan menggunakan persamaan (4) carilah besaran percepatan gravitasi bumi. (TA3)
• Tabel 1: Panjang pegas L sebagai fungsi dari jumlah n dari beban yang diberikan
Gbr. 3 Hubungan antara perubahan panjang s dan gaya akting F (lingkaran: ∅ = 15 mm, kotak: ∅ =
20 mm)
4.6 Tugas Pendahuluan
Periode ayunan dapat dicari dengan menggunakan video atau menggunakan stopwatch.
Carilah perubahan posisi bandul terhadap waktu dengan analisis video
Dari data tersebut, carilah selisih waktu rata-rata dari satu puncak ke puncak lainnya (atau
lembah) itulah yang disebut waktu periode (tperiode).
Dengan menggunakan persamaan (4.4) carilah besaran percepatan gravitasi bumi.
Butalah grafik hubungan periode (T²) terhadap panjang tali (l) pada bandul, serta tentukan
percepatan gravitasi!
Buatlah grafik hubungan perubahan panjang dan gaya yang diberikan pada tiap pegas!
Buatlah grafik T2 dan m, serta tentukan konstanta pegas!
Jelaskan factor-factor yang mempengaruhi praktikum tersebut!
Modul V
Viskositas
5.1 Tujuan
Praktikum modul ini akan dilakukan oleh Laboran dan Asisten Praktikum di Lab Fisika
Dasar, praktikan hanya akan dikirimi Video dan data lainnya.
• Suatu benda jika dilepaskan dalam fluida dengan kekentalan tertentu, maka benda tersebut
akan mengalami perlambatan.
• Hal ini disebabkan derajat kekentalan dari cairan/liquid tersebut.Derajat kekentalan suatu
cairan dikenal dengan sebutan viskositas (η).
• Besar gayagesekan pada benda yang bergerak dalam fluida disamping bergantung pada
koefisien kekentalan (η) juga bergantung pada bentuk bendanya.
• Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekannya, Fs, oleh fluida dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Fs = -6 π ƞ r v (1)
• yang mana r merupakan jari-jari bola, v adalah kecepatan bola relatif terhadap fluida.
Gambar 1: Gaya yang bekerja pada benda pada saat kecepatan terminal dicapai.
• Persamaan (6.1) ini dikenal sebagai hukum Stokes dan dalam penerapannya memerlukan
beberapa syarat sebagai berikut:
• Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya jauh lebih besar dari pada ukuran
bola).
• Jika sebuah bola padat yang rapat massanya ρ dan berjari-jari r dilepaskan tanpa kecepatan
awal di dalam zat cair kental yang rapat massanya ρ0 dengan ρ>ρ0, bola mula-mula akan
mendapat percepatan karena gaya gravitasi dari bola, dan percepatan ini akan memperbesar
kecepatan bola.
• Ketika kecepatan bola Bertambah besar, maka gaya Stokes akan bertambah besar juga
namun dengan arah berlawanan. Sehingga pada suatu saat akan terjadi keseimbangan
diantara gaya-gaya yang bekerja pada bola.
• Stopwatch 1 buah
• Neraca 1 buah
• Saringan 1 buah
• Oli 1500 mL
• Pertama kita ukur dimensi dan berat dari bola menggunakan mikrometer dan neraca.
• Siapkan kamera digital untuk merekan bola jatuh di dalam tabung viskositas (dari depan).
tabung viskositas
berisi minyak
Bola
Besi
Kamera
Smartphone
• Lakukan pengolahan video benda jatuh menggunakan software tracker untuk mendapatkan
perubahan posisi bola terhadap waktu! (TA3)
• Dapatkan data kecepatan terminal dari data tracker dan hitunglah nilai viskositas
menggunakan persamaan (2) pada cairan minyak dan oli.(TA4)
• Lakukan pengolahan video benda jatuh secara manual untuk mendapatkan perubahan posisi
bola terhadap waktu. (TA5)
• Dapatkan data kecepatan terminal dari data manual dan hitunglah nilai viskositas
menggunakan persamaan (2) pada cairan minyak dan oli.(TA6)
• Bandingkan hasil referensi dengan pengukuran data manual dan data tracker yang telah
dilakukan. (TA7)
• Hitung besaran gaya gesekan maksimum yang dirasakan oleh bola-bola tersebut di fluida
minyak tersebut. (TA8)
6.1 Tujuan
Listrik statis selalu berhubungan dengan gejala kelistrikan yang tidak mengalir,
listrik statis tidak dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain atau hanya bisa
ada sekejap pada suatu tempat.
Medan listrik suatu muatan listrik dapat diartikan sebagai suatu daerah dimana
gaya listrik masih bekerja. Konsep garis-garis gaya medan listrik statis diperkenalkan
oleh Michael Faraday. Hubungan antara garis-garis gaya (imajiner) dan vektor medan
listrik adalah sebagai berikut:
1. Sebuah garis yang bersinggungan dengan garis gaya pada setiap titik
memberikan arah medan pada setiap titik.
2. Jumlah garis gaya dari satu daerah tertutup (tegak lurus terhadap garis)
sebanding denganjumlah muatannya (magnitude).
Gambar 6.1. Garis-garis gaya medan listrik dari muatan titik positif dan negatif.
Gambar 6.2. Garis-garis gaya medan listrik untuk muatan berbeda jenis.
Gambar 6.3. Garis-garis gaya medan listrik antara dua plat paralel.
7.1 Tujuan
1. Mengukur besar medan karena induksi pada kumparan berarus listrik menggunakan
smartphone magnetometer dengan arus yang berbeda.
2. Mengukur besar medan magnet karena induksi pada kumparan berarus listrik
menggunakan smartphone magnetometer dengan jumlah kumparan yang berbeda
𝜇˳𝛪
𝐵= (5.1)
2𝜋𝛼
Keterangan :
B = kuat medan magnetik (Wb=m2 = tesla)
𝛼 = jarak titik dari penghantar (m)
I = kuat arus listrik (A)
𝜇˳= permeabilitas vakum
Persamaan (5.2) digunakan untuk menentukan induksi magnet di tengah solenoida. Sementara
itu, untuk mengetahui induksi magnetik di ujung solenoida dengan persamaan:
𝜇˳.𝛪.𝑛
𝐵= (5.3)
2
Induksi magnetik (B) hanya bergantung pada jumlah lilitan per satuan panjang (n), dan arus (I
). Medan tidak tergantung pada posisi di dalam solenoida, sehingga B seragam. Hal ini hanya
berlaku untuk solenoida tak hingga, tetapi merupakan pendekatan yang baik untuk titik-titik
yang sebenarnya tidak dekat ke ujung.
7. 3 Metode Percobaan
Gambar 7.2. Simulasi Pengukuran Medan Magnet karena Kumparan Berarus Listrik
7. 4 Prosedur percobaan:
Tabel 7.1 Data Pengukuran Medan Magnet karena Kumparan Berarus Listrik Jumlah Lilitan pada
Kumparan
Jumlah Lilitan pada Kumparan V (V) I (A) B (T)
1. Buktikan bahwa kawat lurus berarus listrik akan menghasilkan medan magnet sesuai
dengan persamaan (5.1).
2. Buktikan bahwa medan magnet pada pusat dan ujung kumparan selenoida sesuai dengan
persamaan (5.2) dan (5.3).
7.6 Tugas Akhir
1. Buatlah grafik hubungan antara arus dan medan magnet untuk jumlah kumparan selenoida
berbeda!
2. Lakukan fitting (trendline) dari grafik hubungan antara arus dan medan magnet untuk
jumlah kumparan senoida berbeda!
3. Dengan hasil tersebut cari hubungan arus, jumlah kumparan terhadap medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan selenoida tersebut?
4. Dengan menggunakan hasil pengukuran tersebut, carilah nilai konstanta 𝜇˳.
5. Hitunglah nilai medan magnetik kumparan yang digunakan secara teoritik!
Referensi Utama
R D Septianto, D Suhendra and F Iskandar, Utilisation of the magnetic sensor in a smartphone
for facile magnetostatics experiment: magnetic field due to electrical current in straight and
loop wires, Physics Education 52 (2017) 015015 (7pp)
Modul VII
8.1 Tujuan
Mengamati pelayangan suara (perubahan frekuensi) yang sering disebut efek doppler
menggunakan perangkat smartphone.
Memanfaatkan efek doppler untuk mengukur kecepatan suara secara mudah.
8.2 Dasar Teori
Pertimbangkan sumber suara dengan frekuensi emisi fe yang bergerak dalam garis
lurus menuju atau menjauh dari detektor suara. Dengan mengasumsikan kecepatan
sumber suara bergerak u lebih kecil dibandingkan kecepatan suara, 0 < u<c . Maka
pergeseran frekuensi ∆f antara frekuensi emisi fe dan frekuensi deteksi fd diberikan
oleh
𝑢
𝛥𝑓 = 𝑓𝑑 − 𝑓𝑒 = ±𝑓𝑒 𝑐∓𝑢 (1)
Tanda-tanda atas (kombinasi plus dan minus) sesuai dengan arah gerak dari sumber
suara yaitu mendekati atau menjauhi pendengar (detektor).
𝑢𝑓𝑑𝑚𝑎𝑥 𝑢𝑓
𝑐=𝑓 = 𝑓 −𝑓𝑑𝑚𝑖𝑛 (2)
𝑑𝑚𝑎𝑥 −𝑓𝑒 𝑒 𝑑𝑚𝑖𝑛
𝑓𝑒 −𝑓𝑑𝑚𝑖𝑛
𝑢=𝑐 (3)
𝑓𝑑𝑚𝑖𝑛
𝑓𝑑𝑚𝑎𝑥 −𝑓𝑒
𝑢=𝑐 (4)
𝑓𝑑𝑚𝑎𝑥
Gambar 1. Set up percobaan Efek Doppler menggunakan smartphone dan simulasi interaktif
PhET
Gambar 9.2. Kurva frekuensi yang terukur pada percobaan Efek Doppler.
8.3 Metode Percobaan
Alat dan Bahan
2 Smartphone 1 buah
3 Aplikasi Phypox -
Prosedur Percobaan
Preparasi Praktikum
6. Jika file simulasi sudah terunduh, buka file pada PC (file otomatis terbuka
dengan java) kemuadian akan muncul tampilan seperti berikut:
Proses Praktikum
2. Pada file simulasi yang telah dibuka, pilih tab “Dengarkan sumber tunggal”
7. Animasi pendengar pada simulasi dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri. Atur
jarak maksimum pendengar dengan sumber bunyi.
9. Buka aplikasi Phypox (sebagai detektor suara yang didengar oleh pendengar dari
sumber) pada smartphone. Pilih mode “efek doppler”, lalu atur besar base frecquency
seperti pada simulasi yang dilakukan, atur frequency range 1:10 dengan base frequency,
atur time step 50 ms dan speed of sound 340 m/s.
10. Pilih “pendengar” pada simulasi dan tekan tombol play, lalu gerakkan animasi
pendengar ke kanan dan kiri sehingga akan mendekati dan menjauhi sumber bunyi secara
berkala (seakan berosilasi) selama 3 menit.
11. Pilih menu result pada aplikasi phypox dan tekan play untuk mendapatkan kurva
dan data hasil praktikum.
12. Langkah 10 dan 11 dilakukan secara bersamaan
13. Lihat hasil data kurva pada detektor kemudian export data pada excel
14. Cari frekuensi minimum (fd min) dan frekuensi maksimum (fd max) pada data
hasil export. Lalu lengkapi tabel berikut.
15. Buatlah grafik hubungan antara frekuensi dan waktu dari data hasil export
16. Ulangi praktikum untuk variasi frekuensi (jarak pendengar dengan sumber tetap)
sebanyak 3 kali, dan variasi jarak pendengar dengan sumber (frekuensi tetap) sebanyak 3
kali.
Referensi