● wahai kaum budiman, beramallah sekuat tenaga, jasa kebajikan dan nama
harum'kan dikenang selalu. Untuk menjadi teladan, benahilah diri terlebih
dahulu. Bila diri telah benar, orang pun akan tunduk dan respek. Tegakkan diri
sebagai teladan, maka engkau pun dihormati. kesempurnaan Buddha dicapai
dengan perjuangan nya seorang manusia. itulah perjuangan dalam
memanifestasikan terang Nurani.
12. Menghindari perselisihan sesama saudara agar hati orang tua terbebas dari keresahan.
● Apa itu hormat ? ialah menyediakan sandang dan pangan yang layak, ialah
bersikap dan bertutur kata dengan penuh kelembutan.
● Apa itu patuh ? ialah tidak mengeluh dan membantah saat dimarahi orang tua.
● TInggi nilai harta kekayaan, namun orang tua jauh lebih tinggilah nilainya.
Mengapa ? Harta yang pergi bisa didapatkan kembali, namun kepergian orang tua
saat meninggal dunia adalah kepergiaan yang selama-lamanya.
● ketahui dan ingatlah selalu budi luhur orang tua kepada semua. Berbakti berarti
memahmi dan membalas budi. Berbakti kepada orang tua adalah panggilan
keinsafan Hukum Kebenaran langit dan Bumi.
● Tak hanya dengan mencukupi kebutuhan sandang , pangan , dan papan, berbakti
artinya senantiasa melayani, menjaga , dan merawat orang tua dengan sikap tulus
dan telaten.
● ketika ayah dan bunda akan bepergian, anak yang berbakti akan memperhatikan
segala hal yang dibutuhkan untuk keamanan di tengah perjalanan.
● Berbakti berarti menunjukkan perhatian dan tidak bersikap lalai. Anak yang
berbakti senantiasa berpamitan saat hendak bepergian, sehingga orang tua di
rumah tidak merasa khawatir. Senantiasa menyapa orang tua dengan penuh
kelembutan, inilah cara kita menunjukkan sikap bakti.
2020年11月23日星期一 Diketik Sugianto 23
Bakti Nurani IV
● Berbaktilah kepada orang tua dengan melayani mereka sebaik-baiknya.
Perhatikanlah segalah kebutuhan orang tua dengan hati, ucap kata, dan perbuatan
yang lembut dan tulus. Niat untuk membantah mereka, sebetikpun tak ada.
● Dia yang berbakti selalu patuh, melaksanakan semua tugas yang diberikan, tidak
bertindak ceroboh sesuka hati. Dia yang berbakti tidak mengeluh maupun melawan
saat dimarah, melainkan dengan senyum iklas mengakui kesalahan. Dia yang
berbakti senantiaa terpanggil untuk membahagiakan orang tua.
● Bakti berarti dengan penuh ketulusan menghormati orang tua, bertutur kata dan
bersikap penuh respek terbatas mereka. ketika dimarah, terimalah dengan lapang
dada demi kebahagiaan orang tua. Pahamilah wahai pembina, semada hidup penuh
bakti kepada orang tua, mulialah hidupmu sepanjang masa.
● Wahai pembina, jadilah manusia yang mengenal budi, dan balaslah kebajikan
dengan segenap jiwa dan sekuat tenaga. Hargailah setiap ikatan persaudaraan
yang ada. sadarilah bahwa semua saudara berasal dari satu Maha Bunda yang
sama.
● Wahai pembina ,penuhilah jiwa dengan panggilan cinta kasih, panggilan untuk
menegakkan kebenaran, berprilaku sopan, dan tahu susila. wujudkan panggilan
cinta kasih melalui perjuangan dalam Misi penyatusempurnaan Trilokya. luhurkan
spirit kebenaran dengan menegakkan kesetiaan.
● Saudara dan teman yang bajik saling mengulurkan tangan. Umat manusia bersama-
sama melebur dalam satu panggilan hati untuk mengutamakan pelaksanaan
kewajiban, tanpa berdiskriminasi aku - engkau- dia.Inilah wujud kebajikan.
● seorang pembina juga akan terpanggil untuk bersikap baik, disiplin dalam
berprilaku, bersemangat rela berkorban demi orang lain, menajuhi sifat serakah,
dan malu diri ketika melakukan kesalahan.
● Buah Ilahi yang cemerlang adalah milik mereka yang bajik. Penderitaan dan
kesakitan neraka adalah bagian mereka yang berlaku batil.
● Jangan menodai pembinaan sendiri dengan rokok, arak, judi, dan gaya hidup
berfoya-foya. Belajar dan bekerja keraslah demi masa depan yang cemerlang.
kelak berhasil dalam pekerjaan, menjadi teladan bagi sesama.
Sungguh agung sifat santun, dapat menghormati sesama dan lapang dada
menerima bimbingan dari sesama.
seorang pembina ketuhanan harus memiliki sikap rendah hati dan penuh
kesabaran. Mulialaj dia yang mampu memanifestasikannya dengan sempurna,
karena demikianlah jodoh bajik akan terjalin. Sebagai seorang pembina
Ketuhanan, milikilah sifat ikhlas untuk merugi diri serta tahan menerima
segala nista. Mulialah dia yang mempraktekkannya sepenuh hati dalam hidup.
Dialah yang tak mencari pertengkaran, tidak membenci, tidak membalas.
Dengan sendirinyadosa pun terimpasi.
● Tao adalah pelita yang menyala terangkan Hati Nurani umat manusia. Hati
Nurani cemerlang, teranglah semesta raya. Umat manusia paham akan
Hukum kebenaran, menyalah terang Nurani. Umat manusia mewujudkan
panggilan Nurani, tentramlah dunia. Hati Nurani,Dialah Kebenaran Tuhan.
Demikianlah panggilan hidup pembina Nuraniah.
● Tanpa kecemerlangan Nurani diri, bagaimana akan menggugah Hati Nurani diri,
bagaimana akan menggugah Hati Nurani manusia ? inisiasi ⊙ Shecun-Shemu-
Guru Agung Nurani-telah menyalakan pelita Nurani. inilah kebenaran yang
agung. Pahamilah dengan baik , wahai manusia.
● Tao adalah pelita Hati Nurani. Sepenuh hati membina ketuhanan, adalah untuk
mencapai keinsafan Nurani. Terang cahaya Nurani yang sadar cemerlang
menembus langit dan bumi, membawa kebangkitan bagi semua makhluk .
Wahai manusia, bangkitlah untuk membina Ketuhanan hingga tercapai Nurani
yang sadar cemerlang. Jangan lagi terlelap, menyesatkan diri sendiri.
● Tao adalah pelita Hati Nurani. Segala proses dalam membina Ketuhanan adalah
demi mencapai kesadaran Hati Nurani. Insafilah bahwa Nurani sadar cemerlang
sesungguhnya ada di dalam diri setiap insan. Kenalilah, pancarkanlah,
wujudkanlah hingga hembusan nafas terakhir. Datanglah kebahagiaan, terwujudlah
kedamaian dunia.
● Setiap sebab jodoh bajik yang kita tanam akan mendatangkan sukacita surgawi.
Setiap sebab jodoh bal yang kita ikat membuahkan kesesatan jiwa. Pahamilah
sepenuh hati, segala sebab jodoh berbuah sesuai dengan bibit yang telah disemai.
Oleh karena itu bangunlah ikatan jodoh kebuddhaan dan jodoh Ilahi, sehingga
kelak kita akan menuai kebahagiaan nirwanik. Janganlah menjalin ikatan batil
karena itu adalah sumber samsara.
Ketahuilah bahwa tidak akan ada yang luput dari pengadilan Raja Yama. Karma bajik
maupun batil, semua akan diperhitungkan dengan jelas. Lalu bagaimana dosa karma
bisa dilunasi ?
● s e n a n t i a s a l a h b a n g k i t b e r j u a n g , Tu h a n t i d a k a k a n m e m b i a r k a n p e r l a k u a n s e w e n a n g - w e n a n g b e r l a n g s u n g
p a d a p e m b i n a y a n g t u l u s . Te r u s l a h m e m b i n a d a n m e n g a m a l k a n K e t u h a n a n , M e r i n t i s k e b a n g k i t a n H a t i
Nurani.
● Pembina sejati tahan menerima makian, tiada niat untuk mengobarkan pertengkaran. Pembina sejati tidak
mengeluh meski tertindas, karena menginsafi bahwa menghindar adalah penyelesaian yang terbaik.
Sekalipun mendapatkan fitnahan dan hinaan, ia akan menerimanya dengan lapang dada.
● langit dan bumi akan bersaksi, sehingga pembina yang jujur tak gentar menghadapi hati manusia yang tak
s e l a r a s d e n g a n H u k u m k e b e n a r a n Tu h a n . Ya n g b a j i k a k a n m e n u a i k e b a j i k a n , y a n g b a t i l a k a n m e n u a i
kebatilan. Itulah Hukum kebenaran yang Maha adil dan bebas perangai.
● Pembina sejati senantiasa terpanggil untuk mewujudkan pribadi luhur rela mengalah dan tahan menerima
hinaan. Dengan membina sebab jodoh bajik, tercapailah kesempurnaan jasa kebajikan. Bangkitlah,
berjuanglah demi mencapai Nurani yang sadar cemerlang.
● Membina pencapaian keinsafan Aku sejati ialah membina persatuan jiwa dengan
semua makhluk. Aku sejati Mahasunya,namun dia jualah sumber segala wujud dan
Rupa. Mereka yang menginsafi Aku sejati, memancarkan pribadi agung Maitreya :
tiada niat untuk membalas kejahatan,dalam prilaku dan ucap kata. Ia senantiasa
tersenyum menghadapi segenap prilaku umat manusia, bagaikan Maitreya yang
melihat semua manusia sebagai manifestasi Buddhata Sejati.
● ketahuilah pembina, bahwa tida ada yang perlu dikhawatirkan dari omongan orang lain,
melainkan hendaklah mawas akan diri sendiri, yang tak mampu konsisten melangkahkan
kaki dalam jalan pembinaan.
● seorang pembina ketuhanan yang menolak untuk terlibat dalam segala perselisihan dan
tidak bergosip-melainkan berpegang teguh pada Hati Nurani- pastilah mencapai
kesempurnaan Ilahi. wahai pembina, sadarilah bahwa umat manusia pada hakekatnya
adalah baji. segala kesalahan bersumber dari Sang 'Aku'.
● sadarlah ... kenalilah ... penginsafan akan membuahkan kebangkitan Nurani. Inilah Hukum
Tuhan yang maha adil. Alangkah indahnya dunia, jika umat manusia telah mengenal watak
sejati sehingga tercapailah pribadi yang tiada diskriminasi engkau, aku dan dia.
● Datanglah orang menghinaku, aku akan menghadapinya dengan penuh kesabaran dan kerendahan hati
menahan nista.
● Datanglah orang memfitnahku, aku akan menyambutnya dengan tulus, tanpa dendam maupun kekesalan.
● Datanglah orang memukulku, justru lunaslah segala hutang karmaku. Aku tak lagi galau - gelisah,
berlalulah segala yang berlalu.
● Datanglah orang memakiku, tapi haruslah dengan senang hati aku menerimanya. Begitulah lunas sudah
hutang karma makianku.
● Datanglah orang menghinaku, tapi haruslah dengan hati aku menerimanya. Begitulah lunas sudah hutang
karma hinaanku.
● Datanglah orang memfitnahku, tapi haruslah dengan senang hati aku menerimanya. Begitulah lunas
sudah hutang fitnahanku.
● Datanglah orang memukulku, tapi haruslah dengan senang hati aku menerimanya. Begitulah lunas sudah
hutang pukulanku.
● Dengan pribadi yang rendah hati, kita dapat hidup saling menghormati, saling
menghargai, saling memotivasi,saling menyayangi, dan saling mengalah. Seorang
pembina selalu rela menaggung kesalahan dan tidak menuntut jasa. Begitulah
semoga pembina ketuhanan akan membawa berkah bagi dunia dengan pengamalan
pribadinya yang tiada ingin berselisih.
● Seorang pembina Ketuhanan akan membina pribadi yang lugu-polos, pemaaf, dan berjiwa
besar. Saat dimarah tidak ingin membalas, justru selalu berlapang dada. Meski dipukul tak
ingin melawan, justru mengembangkan jiwa yang tenang tiada amarah. Ia memahami
dengan baik bahwa Hukum Tuhan Mahaadil. Antara bajik dan batil, Tuhan mengetahuinya
dengan jelas.
● Dalam membina Ketuhanan, marilah senantiasa terpanggil untuk membangun pribadi yang
tabah dan sabar. Bagai Maitreya yang lugu, menjadikan diri sebagai teladan dunia. Pahami
bahwa Hukum Tuhan Maha adil, jelas antara Buddha dan manusia. Dia yang bersikap penuh
kasih, itulah Buddha, sedangkan orang awam tersesat oleh keserakahan.
● Berputar-putar dalam samsara, tidak lagi memahmi asal diri yang asali, terbenam
dalam ikatan dunia. Engkau bertanya apa itu karma ?inilah karma.
● hubungan yang semula ilahi, namun kini di dalam samsara, antarsesama saudara
dan sahabat telah terikat hubungan manusiawi. Engkau bertanya apa itu neraka >
inilah neraka.
● Tembusilah kefanaan dunia dalam wujud harta dan nama. Terus menerus, tiada
henti samsara menjerat manusia. semakin erat menggenggam, hati semakin terikat
dalam penderitaan. sadarilah bahwa Hukum kebenaran adil adanya.
● Membina diri bukan berarti terbebas dari segala kesalahan, tetapi adalah
mempertobatkan kesalahan dengan sepenuh hati, dengan mengharapkan
pengampunan dari Tuhan. Terus dan terus bertobat membenahi diri, barulah dapat
mencapai kesempurnaan Nurani. Membina juga berarti senantiasa berjuang dalam
amal, hingga genaplah jiwa yang penuh kebajikan. Demikian , sempurna dalam
perjuangan membina, sempurna pulalah kecemerlangan Nurani.
● Pembina yang rela mengalah, lugu, dan polos akan senantiasa diberkahi oleh
Tuhan. Setiap kebajikan akan membuahkan kebajikan, sebaliknya kebatilan akan
membuahkan kebatilan. Pahamilah hukum ini wahai pembina, bertobatlah secara
Nuraniah dan gigihlah merintis masa depan yang gemilang. Sambut dan
laksanakanlah panggilan Hati Nurani, maka bertambahlah satu Bodhisatva di dunia.