Anda di halaman 1dari 12

Santun dan Rukun sebagai

Pemersatu Kebhinekaan
Bangsa Indonesia
Oleh:
G.K.B.R.A.A. Paku Alam

Disampaikan pada acara FGD Forum Pembauran Kebangsaan Kota Yogyakarta.


Senin, 08 Mei 2023
Identifikasi Judul

Santun : halus dan baik budi bahasa serta tingkah lakunya.


Rukun : damai, tidak bertengkar.
Pemersatu : yang mempersatukan.
Kebhinekaan : beraneka ragam yang mengarah pada perbedaan dalam
masing-masing kehidupan.
Bangsa : kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa dan sejarahnya, serta berpemerintahan
sendiri (Sumber: KBBI).
KONSEKUENSI DIY sebagai
kota pendidikan/kota pelajar, kota budaya,
sekaligus kota wisata

 Warga DIY harus dapat mengelola keberadaan para pelajar


dan mahasiswa, baik yang dari DIY maupun pendatang
secara rukun dan damai;
 Warga dan pendatang seharusnya mampu menerima dan
menghargai perbedaan yang ada;
 Berbagai perjumpaan elemen sosial-budaya yang melekat
pada masing-masing pendatang perlu diberi ruang
keharmonisan dalam perbedaan.
 Santun dan rukun bukan suatu kondisi yang datang tiba-tiba,
tetapi suatu kondisi yang harus diupayakan dan
diperjuangkan;

 Kita harus menjadikan santun dan rukun sebagai pakulinan


'kebiasaan’;

 Melalui pembiasaan sikap santun dan rukun akan tercipta


kedamaian karena dalam hidupnya selalu berupaya untuk
saling menghargai, tidak saling menjatuhkan, hidup
bergotong royong, dan menjalin kebersamaan.
Upaya Menumbuhkan Sikap Santun dan Rukun
A. Berdamai dengan diri
• Memahami situasi & kondisi diri;
• Mensyukuri kemurahan-Nya;
• Bersedia memaafkan (diri dan orang lain);
• Berpikir positif dan optimis.

B. Berdamai dengan lingkungan


• Menyadari kenyataan;
• Tidak menuntut;
• Tidak memaksakan kehendak;
• Bersedia "menerima”.

C. Berdamai dengan semesta


• Selalu menyadari sebagai hamba-Nya.
Perolehan Sikap Santun dan Rukun
 Mampu berbagi dengan sesama karena selalu merasa telah
berkecukupan berkat Kasih Tuhan (Udara pemberian Tuhan selalu kita
hirup dengan bebas dan gratis, tidak perlu memakai tabung oksigen);
 Tidak mudah berburuk sangka;

 Hidup tenteram karena tidak berseteru dengan orang lain. Salah satu
penyebab perseteruan adalah merasa paling benar serta tidak mau
terungguli;

 Dilancarkan rejeki, tidak hanya berupa materi tetapi bisa berujud


berbagai kemudahan;
 Selamat, bahagia, penuh semangat.
Sikap santun dan rukun akan memperlancar terciptanya pembauran
kebangsaan karena penyesuaian antara dua atau lebih kebudayaan itu
dilandasi dengan kerendah-hatian dan sikap "tepa-slira"

 Tanpa harus menghilangkan identitas suku dan etnis, jika setiap


warga menjunjung sikap santun dan rukun dengan hati, niscaya akan
memperlancar upaya interaksi dalam bidang bahasa, adat-istiadat,
seni budaya, pendidikan dan perekonomian untuk mewujudkan
kebangsaan Indonesia.
Cuplikan Piwulang R.M. Suryapranata (1911)
R.M Suryapranata: putra K.P.H. Suryaningrat, atau cucu K.G.P.A.A. Paku Alam
III. Beliau adalah kakak kandung Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara)
Yen kowe anglakoni samubarang, kudu kalawan sěněng kang trusing ati
(Jika engkau melakukan sesuatu harus dengan senang hati yang tulus)
Elinga yen ananing kamajuan iku amung saka sethithik
(Ingatlah bahwa kemajuan itu terwujud sedikit demi sedikit)
Aja susah cinacad aja bungah dialěm
(Jangan sedih dihina, jangan bangga ketika dipuji)

Pesan: terus berusaha dan berserah diri pada Tuhan


Cuplikan Piwulang R.M. Suryapranata (1911)
"Ilanging bandha bakal tinuku saka wěkěling gawe. Ilanging kasarasan bakal
tiněmu saka ing jamu. Sěpining kawruh bakal tuwuh saka sinau. Nanging lěbure
wanci iku kang angel dandanane, sabab ora tiněmu saka sakeh sarana, kajaba
amung yen antuk pitulunganing Pangeran”.
Terjemahan:
Hilangnya harta kekayaan dapat terbeli dengan giat bekerja. Hilangnya
kesehatan akan dapat ditemukan (lagi) dengan berobat. Sepinya
pengetahuan akan tumbuh dari belajar. Namun hilangnya waktu itulah
yang sulit diperbaiki, sebab tidak ditemukan dari segenap sarana, kecuali
jika mendapat pertolongan Tuhan.
Pesan: Gunakanlah waktu sebaik mungkin.
Cuplikan Piwulang R.M. Suryapranata (1911)
Dentěměn-tuměměn ing akeh
‘Upayakan bersungguh-sungguh dalam banyak hal’ (istiqomah)
Awit manungsa kang katěkan sabarang karepe, ora liya saka těměn tuměměning ati,
mulane wajib wong ngarah kautaman iku musthia ati kang těměn. Aja leren yen
durung katěkan sědyamu, aja kěmba ing gawe yen arep kasembadan ciptamu.
Satěměne manungsa kang padha misuwur ing kaluhurane iku ora liya-liya saka
tawěkal awake. (Sotya Rinonce, h.44)
Terjemahan:
Asal muasal manusia bisa mencapai semua yang diinginkannya, tidak lain dari hati,
itu sebabnya wajib bagi orang yang mengejar keutamaan memiliki kesungguhan
hati. Jangan berhenti jika tujuanmu belum tercapai, jangan ragu dalam bekerja jika
ingin tercapai impianmu. Sesungguhnya manusia yang tersohor kehormatannya
tersebut tidak lain karena sifat tawakalnya.
PENTING

Potensi dan peran kita


 Setelah mampu mendidik diri, wajib menyebarkan sikap santun dan
rukun ke lingkup keluarga dan masyarakat;
 Saling menghargai dan menghormati sesama;
 Aura positif yang ditimbulkan dari sikap santun dan rukun akan
berpengaruh pada keharmonisan warga DIY maupun pendatang;
 Semoga kita mampu memupuk sikap santun dan rukun untuk
kepentingan bersama, dari Yogyakarta untuk dunia.
Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai