Anda di halaman 1dari 70

NASKAH AKADEMIK GRAND DESIGN DEPARTEMEN PROPAGANDA DAN

AKSI BEM FISIP UNPAD 2021

Calon Kepala Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP Unpad 2021

Georgius Benny

170410190032

Ilmu Pemerintahan

Angkatan 2019
DAFTAR ISI

A. Pembukaan
B. Data Calon Kepala Departemen
1. Identitas
2. Rekam Jejak
3. Motivasi
4. Analisis Diri
C. Alur Berpikir
D. Analisis Filosofis
1. Deskripsi Departemen Propaganda dan Aksi
2. Urgensi Departemen Propaganda dan Aksi dalam BEM FISIP
3. Tugas dan Fungsi Departemen Propaganda dan Aksi
E. Evaluasi Pergerakan FISIP
1. Evaluasi Pergerakan Secara Umum
2. Evaluasi Kinerja Kastrat
F. Analisis Pergerakan
1. Pergerakan Unpad
2. Pergerakan Regional
3. Pergerakan Nasional
G. Analisis SWOT
H. Nilai dan Budaya
I. Visi
J. Misi
K. Alur Kerja
1. Internal Departemen
2. Eksternal Departemen
L. Organigram
M. Fokus Isu
1. Strategis
2. Taktis
3. Grand Issue
4. Alur Pengawalan Isu
N. Program Kerja
1. Proker Fungsional
2. Proker Eventual/SIAT
O. Target
P. Manajemen Internal
1. Gambaran Internal Departemen
2. Spesifikasi Tugas dan Kompetensi
3. Core Competency
4. Kegiatan
Q. Penutupan
R. Referensi
PEMBUKAAN

Salam cinta salam juang

Karena dengan cinta kita berjuang

Hidup Mahasiswa!

Hidup Rakyat Indonesia!

Dapat mengucapkan salam di atas adalah sebuah kesempatan luar biasa sehingga menjadi sia-
sia jika salam tersebut tidak diimplementasikan dalam aksi nyata. Menjadi mahasiswa adalah
sebuah kesempatan. Kesempatan untuk memperbaiki nasib keluarga, kesempatan untuk berada
di lingkungan intelektual, dan kesempatan untuk berjuang atas nama orang banyak. Bagi saya
mahasiswa tidak boleh sekedar belajar di kelas lalu pulang. Lebih dari itu ia harus mengabdi
dan berjuang menuju perubahan yang nyata.

Pendidikan mahasiswa disubsidi rakyat melalui pajak. Maka mahasiswa tidak boleh sombong
untuk mengabdi dan dekat kepada rakyat, utamanya mereka yang ditindas oleh ketidakadilan.
Dengan nilai intelektual yang dimiliki dalam jalan juang mahasiswa maka berada di jalan untuk
memperjuangkan keadilan rakyat adalah sebuah kehormatan bagi mahasiswa.

Mengabdi juga wajib dimulai untuk lingkungan sekitar. Mahasiswa seringkali terlalu sombong
untuk memperjuangkan sesama mahasiswa yang membutuhkan keadilan. Badan Eksekutif
Mahasiswa adalah salah satu ruang untuk mengabdi, mengambil peran, dan memberi manfaat.
Maka dari itu BEM bukanlah semata lembaga politis, lebih dari itu BEM harus hadir dan
dirasakan manfaatnya oleh setiap konstituen yang dilayani.

Maka dari itu saya persembahka segenap kelebihan dan kekurangan yang saya miliki serta
gagasan dan mimpi saya untuk BEM FISIP Unpad 2021. Harapannya gagasan dan mimpi yang
saya bawa ini dapat menjadi peluang untuk dapat diimplementasikan menjadi karya dan
manfaat yang besar untuk Keluarga Mahasiswa FISIP Unpad.

Sekian dari saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih banyak


DATA CALON KEPALA DEPARTEMEN

1. Identitas
Nama: Georgius Benny Kristiadi
TTL: Bekasi, 14 April 2001
Alamat Rumah: Jalan Yudistiraraya No. 2B, Komplek Pemda, Jatiasih, Bekasi
Alamat Kos: Pondok Abah Uni 2, Ciseke Besar
Jurusan: Ilmu Pemerintahan
Angkatan: 2019

2. Rekam Jejak
a. Pengalaman Organisasi
Jabatan Organisasi Tahun
Staff Departemen BEM Kema Unpad Kabinet 2020
Propaganda dan Aksi Eksplorasi Makna
Kepala Bidang Hubungan KPU Hima Ilmu Pemerintahan 2020
Masyarakat
Anggota Tim Normalisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu 2020
Pemerintahan
Reporter Bidang 1 Lembaga Pers Mahasiswa Warta 2020
Kema Unpad
Volunteer Divisi Content Media Kreatif Filsafat @logosid 2020
Writer
Sekretaris Jenderal Komisi Pengawas Pemilu FISIP 2019
Unpad
Staff Muda Departemen BEM FISIP Unpad Kabinet 2019
Kajian dan Aksi Strategis Jatisagara
Ketua Angkatan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2019 2019
b. Pengalaman Kepanitiaan
Jabatan Kepanitiaan Tahun
Project Officer Garda Padjadjaran School 2020
Kepala Divisi Materi Seminar Nasional FISIP Unpad 2020
Staff Divisi Materi Prototipe 2020
Staff Divisi Acara Osgov 5.0 2020
Project Officer Praktikum Ilmu Pemerintahan 2019 2019
Kepala Divisi Liaison Malam Keakraban Ilmu 2019
Officer Pemerintahan
Wakil Kepala Divisi Mabafest 2019
Keamanan
Project Officer Diskusi Politik Pelajar Bekasi 2018

3. Motivasi
“With great power comes great responsibility”
“When you can do the things that i can but you don’t and then the bad things happen
they happen because of you”
Dua kalimat di atas sebenarnya adalah dialog yang ada di film Spiderman. Kalimat
pertama diucapkan uncle Ben kepada Peter Parker dalam film Spiderman versi lawas
dan kalimat kedua diucapkan oleh Peter Parker kepada Tony Stark dalam film Civil
War. Namun rasanya menjadi relevan jika dikaitkan dengan status mahasiswa sebagai
kaum intelektual.
Bagi saya, mengemban titel mahasiswa adalah sebuah kesempatan berharga sekaligus
langka karena tidak semua orang berkesempatan menempuh pendidikan di perguruan
tinggi. Maka dari itu kesempatan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja, harus ada
dampak baik bagi lingkungan sekitar dan juga masyarakat yang dihasilkan oleh
mahasiswa.
Maka dari itu kalimat pertama yaitu “With great power comes great responsibility”
menjadi sangat relevan dengan titel mahasiswa karena menjadi mahasiswa adalah
sebuah kekuatan besar yang dapat dimanfaatkan untuk berdampak besar bagi
masyarakat. Namun akhirnya kekuatan ini melahirkan tanggung jawab karena biaya
pendidikan mahasiswa sebagian disubsidi oleh masyarakat. Maka mengabdi kepada
masyarakat menjadi pertanggungjawaban mahasiswa.
Konteks mengabdi disini bisa diimplementasikan dalam berbagai hal salah satunya
adalah dalam bidang pergerakan. Sejatinya pergerakan mahasiswa selalu jadi langkah
awal dari sebuah perubahan. Maka dengan minat, kemampuan, dan fokus saya dalam
bidang pergerakan saya berusaha mengabdi kepada masyarakat melalui jalur ini.
Walaupun terkesan utopis namun akhirnya pergerakan adalah tentang mencari dan
membangun momentum menuju perubahan.
Berbicara tentang kalimat kedua yaitu “When you can do the things that you can but
you don’t and then the bad things happen they happen because of you” yang menjadi
kausalitas dari kalimat sebelumnya maka mahasiswa yang memiliki lima peran dan
fungsi sebagai social control, agent of change, guardian of value, moral force, dan iron
stock serta kesempatan untuk mengemban pendidikan di perguruan tinggi menjadikan
mahasiswa wajib bergerak dan bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan sekitar.
Karena bagi saya dosa besar kaum terdidik adalah jika mereka diam saat terjadi
masalah. Mengingat masalah yang tak berhenti datang baik dari segi sosial, ekonomi,
dan politik maka mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengawal setiap
kebijakan yang hadir dari setiap stakeholder agar kebijakan yang dikeluarkan berpihak
kepada kepentingan orang banyak.
Dan gerakan yang diinisiasi dan dirawat oleh mahasiswa salah satunya adalah melalui
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). BEM FISIP Unpad sebagai salah satu organisasi
kemahasiswaan yang memiliki fungsi pergerakan juga aktif bergerak dalam mengawal
dan memastikan kebijakan. Maka dari itu BEM FISIP Unpad bisa menjadi salah satu
aktor utama dalam lingkup Unpad dan saya ingin menjadi bagian bahkan inisiator dari
hal itu.
Mengingat BEM FISIP Unpad kini memasuki periode kepengurusan baru dan adanya
salah satu departemen baru yaitu Departemen Propaganda dan Aksi yang akan menjadi
Departemen Proaksi pertama sepanjang sejarah BEM FISIP Unpad maka saya rasa
menjadi sebuah panggilan bagi saya untuk bergerak menjadi Kepala Departemen
Proaksi dengan segala gagasan serta kelebihan dan kekurangan yang saya miliki.
Maka dari itu saya persembahkan niat serta gagasan yang saja ajukan untuk menjadi
Kepala Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP Unpad 2021 dalam naskah
akademik berikut yang menjelaskan arah gerak Departemen Proaksi di bawah
kepemimpinan saya. Sekian dan terimakasih. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat
Indonesia! Hidup Kema FISIP!
4. Analisis Diri
Analisis diri ini saya bagi ke dalam kekurangan dan kelebihan yang saya miliki secara
personal sebagai salah satu bahan pertimbangan dan transparansi.

a. Kelebihan:
- Memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam bidang politik dan pergerakan
- Memiliki pengalaman mengelola kepanitiaan mega proker Departemen Proaksi
BEM Kema Unpad 2020
- Memiliki banyak referensi baik buku, jurnal, ataupun media politik dan
pergerakan
- Tanggap dan responsif terhadap pemetaan sebuah isu
- Totalitas dan berkomitmen
- Mobilitas cukup tinggi dan fleksibel
- Professional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
- Mampu berpikir kritis dan analitis
- Cair dan bisa menempatkan diri sesuai kebutuhan lingkungan
b. Kekurangan:
- Kurang update soal pop culture
- Kaku dalam berkomunikasi dengan orang baru ataupun yang belum dekat
- Cenderung pragmatis dan realistis
- Tertutup dan hampir tidak pernah terbuka dengan hal-hal pribadi
- Sulit bangun pagi
- Seringkali telat ataupun tidak on time dalam menghadiri sebuah agenda
- Kurang rapi dalam hal administrasi, keuangan, dan pengarsipan

Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang saya miliki saya yakin dapat
mengemban amanah sebagai Kepala Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP
Unpad 2021. Untuk memperbaiki serta menambal kekurangan yang saya miliki maka
saya akan terus belajar dan mencari partner yang mampu melengkapi kekurangan yang
saya miliki agar Departemen Proaksi mampu berjalan dengan sebaik-baiknya.
Alur Berpikir
ANALISIS FILOSOFIS

Analisis filosofis ini adalah kondisi ideal dimana Departemen Propaganda dan Aksi BEM
FISIP Unpad 2021 akan menjalankan tugas dan fungsinya. Namun karena Departemen Proaksi
akan menjadi departemen baru di BEM FISIP Unpad maka analisis filosofis ini didasarkan
kepada hasil asesmen, LPJ Departemen Kastrat BEM FISIP Unpad 2020, serta penafsiran dan
analisis dari saya. Analisis filosofis ini akan terbagi ke dalam tiga bagian yaitu Deskripsi
Departemen Proaksi, Urgensi Departemen Proaksi di BEM FISIP, serta tugas dan fungsi
Departemen Proaksi.

1. Deskripsi Departemen Propaganda dan Aksi


Deskripsi ini saya dasarkan kepada analisis dan penafsiran saya terhadap Departemen
Proaksi yang ada di BEM Kema Unpad. Departemen Propaganda dan Aksi akan
bergerak di Bidang Pergerakan atau biasa disebut juga Bidang Dinamisasi Kampus dan
Kebijakan Publik. Namun karena di BEM FISIP sendiri tidak terbagi ke dalam bidang-
bidang seperti itu maka Departemen Proaksi akan setara dan saling koordinasi dengan
departemen lain dalam menjalankan tugas dan fungsinya nanti.
Namun saya mengambil referensi dari BEM Kema Unpad yang biasanya menaruh
Departemen Proaksi berada di bawah Bidang Pergerakan ataupun Bidang Dinamisasi
Kampus dan Kebijakan Publik. Dengan berada di bawah Bidang Pergerakan atau
Bidang DKKP maka fokus dari Departemen Proaksi adalah mengelola dan
memanajemen pergerakan mahasiswa dalam rangka mendinamiskan kondisi kampus
dan mengawal kebijakan publik.
Maka dalam BEM FISIP pun deskripsi serta tugas Departemen Proaksi menjadi jelas
yaitu untuk mengelola dan memanajemen pergerakan mahasiswa dalam rangka
mendinamiskan kondisi kampus dan mengawal kebijakan publik yang nantinya akan
terbagi ke dalam detail tugas dan fungsi. Walaupun tidak bergerak di bawah sebuah
bidang yang segmentasinya fokus namun Departemen Proaksi menjadi lebih leluasa
untuk bergerak secara kolaboratif dengan departemen lain secara keseluruhan.

2. Urgensi Departemen Propaganda dan Aksi di BEM FISIP


Mengingat Departemen Propaganda dan Aksi akan jadi departemen baru sepanjang
sejarah BEM FISIP Unpad maka yang kembali harus dianalisis adalah urgensi dari
keberadaan Departemen Proaksi tersebut untuk ada di BEM FISIP. Maka dari itu
analisis ini saya dasarkan kepada hasil asesmen dan pengamatan saya kepada kinerja
Departemen Proaksi di BEM Kema Unpad serta Departemen Kastrat di BEM FISIP
Unpad. Dengan dasar ini saya menyimpulkan bahwa urgensi dari keberadaan
Departemen Proaksi cukup besar.
Analisis saya akhirnya mengarah kepada dua hal yaitu koordinasi serta produk gerakan
yang optimal dari hasil kerja Departemen Proaksi bersama Departemen Kastrat BEM
Kema Unpad serta tidak optimalnya pergerakan yang dilakukan oleh Departemen
Kastrat BEM FISIP Unpad dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Koordinasi dan Produk Gerakan yang Optimal di BEM Kema Unpad
Di dalam Bidang DKKP BEM Kema Unpad 2020 terdapat tiga departemen yaitu
Propaganda dan Aksi, Kajian Strategis, dan Advokasi dan Pelayanan Mahasiswa.
Semua departemen dalam Bidang DKKP memiliki spesifikasi fungsi yang saling
melengkapi. Jika diibaratkan permainan sepakbola maka Departemen Kastrat
adalah bek, Departemen APM adalah gelandang, dan Departemen Proaksi adalah
penyerang. Departemen Kastrat berfungsi menyiapkan pondasi berupa kajian
akademik, Departemen APM berfungsi menjadi penyambung kepentingan antara
mahasiswa dengan stakeholders, dan Departemen Proaksi berfungsi menyiapkan
langkah pengawalan yang strategis.
Dengan pembagian tugas dan fungsi yang jelas dan spesifik ini maka koordinasi
dan produk gerakan yang dihasilkan oleh BEM Kema Unpad 2020 menjadi optimal.
Hal ini bisa dilihat dari jumlah kajian yang dihasilkan mencapai 50, berbagai
langkahh advokasi strategis utamanya soal UKT, PJJ, dan beasiswa, serta produk
propaganda yang memiliki media sendiri dan berbagai produk gerakan lainnya.
Maka dari itu pula tiap departemen punya fokus yang jelas dan terukur sehingga
mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan optimal.

Sumber Gambar: Instagram @bem.unpad


b. Kurang Optimalnya Pergerakan BEM FISIP Unpad
BEM FISIP sendiri memiliki departemen yang fokus dalam bidang pergerakan
yaitu Departemen Kajian dan Aksi Strategis. Seperti BEM Fakultas pada umumnya
fungsi kajian dan fungsi aksi digabung dalam satu departemen. Hal ini di satu sisi
menjadi efisien jika BEM Fakultas yang dimaksud adalah BEM dengan disiplin
ilmu di luar sosial politik. Namun FISIP dengan disiplin ilmu yang fokusnya
dipenuhi dengan dinamika sosial politik maka harus lebih taktis dan siap untuk
mengawal setiap kebijakan publik.
Bidang pergerakan yang fokus utamanya adalah mengawal kebijakan publik dalam
berbagai sektor haruslah menjadi senjata utama yang dimiliki BEM FISIP Unpad
karena ada beban dan tanggung jawab moril yang dimiliki sebagai Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Marwah FISIP yang harusnya menjadi garda terdepan
pergerakan utamanya ketika berbicara tentang isu sosial politik sejauh ini belum
dapat dioptimalkan oleh BEM FISIP Unpad.
Jika mengacu kepada fungsi Departemen Kastrat yang fokus di bidang pergerakan
mahasiswa yang terbagi lagi ke dalam beberapa lingkup yaitu internal kampus,
regional, dan nasional. Maka Departemen Kastrat menjadi satu-satunya departemen
yang mengawal isu sosial politik dan kebijakan publik tanpa adanya sokongan dari
departemen lain dengan fokus yang sama.
Secara praktikal juga akhirnya Departemen Kastrat kurang mampu mengelola dan
memanajemen pergerakan BEM FISIP secara komprehensif dan strategis. Hal ini
didasarkan kepada asesmen evaluasi Departemen Kastrat dimana fungsional dan
program kerja yang fokusnya adalah pergerakan lapangan dan media menjadi
kurang optimal misalnya seperti hanya melakukan 9x Propaganda isu selama
setahun hingga program kerja sekolah pergerakan yang hanya seperti diskusi biasa.

Sumber Gambar: instagram @bemfisipunpad


Berdasarkan data dan hasil evaluasi kepada Departemen Kastrat BEM FISIP Unpad
2020 saya menyimpulkan bahwa fungsi propaganda dan aksi yang berada dalam
lingkup pergerakan mahasiswa lapangan dan media menjadi kurang optimal
sehingga dibutuhkan sebuah departemen baru untuk memenuhi fungsi propaganda
dan aksi. Maka kesimpulan saya adalah Departemen Propaganda dan Aksi perlu
ada dalam bagian BEM FISIP Unpad.

3. Tugas dan Fungsi Departemen Propaganda dan Aksi


Tugas dan fungsi Departemen Proaksi akan fokus berada dalam lingkup pergerakan
mahasiswa baik itu lapangan, media, hingga kaderisasi kader gerakan. Secara detailnya
berikut tugas dan fungsi dari Departemen Proaksi yang saya analisis dan rangkum dari
berbagai tinjauan dan referensi.
a. Tugas
- Merumuskan dan menginisiasi aksi strategis sebagai bentuk nyata pengambilan
sikap sosial politik dalam dan/atau luar negeri BEM FISIP Unpad
- Memberikan stimulus kepada Kema FISIP untuk turut serta berkontribusi
menanggapi isu-isu sosial politik yang telah atau akan dikaji
- Membuka dan membina hubungan baik dengan berbagai elemen gerakan
- Bersama Departemen Kajian Strategis, melakukan pencerdasan secara berkala
untuk Kema FISIP terkait isu kontemporer melalui propaganda kreatif
- Bertanggung jawab kepada Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP Unpad
b. Fungsi
- Key Opinion Leader
Memanajemen opini publik melalui propaganda media
- Think Tank
Bersama Departemen Kastrat menjadi think tank BEM dalam merumuskan
berbagai kebijakan
- Komunikator
Penghubung antara BEM FISIP dengan stakeholders gerakan eksternal
- Eksekutor
Melakukan aksi strategis dalam rangka pengawalan sebuah isu
- Content Creator
Mengeluarkan konten kreatif untuk membumikan serta melangitkan sebuah isu
EVALUASI PERGERAKAN FISIP

Evaluasi pergerakan FISIP ini akan saya bagi ke dalam dua bagian yaitu pergerakan secara
umum dan kinerja Kastrat. Hasil evaluasi ini saya dasarkan kepada asesmen, pengamatan, dan
LPJ Kastrat BEM FISIP 2020. Maka evaluasi pergerakan FISIP adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi Pergerakan secara Umum


a. Tidak adanya Departemen Proaksi sehingga fungsi pergerakan terlalu
menumpuk di Departemen Kastrat
Produk gerakan yang dihasilkan akhirnya tidak produktif dan optimal utamanya
propaganda dan aksi
b. FISIP terlalu oportunis dan tidak menawarkan alternatif gerakan
Hampir tiap tahun FISIP selalu beroposisi terhadap BEM Kema namun hanya
sekedar beroposisi tanpa menawarkan alternatif gerakan yang konkret dan
seringkali FISIP sangat oportunis dalam isu tertentu
c. FISIP tidak konsisten dalam mengawal sebuah isu
Fokus isu yang dimiliki FISIP tidak spesifik sehingga pengawalannya cenderung
tidak konsisten dan latah. Kajian atau propaganda yang dihasilkan pun tergantung
isu yang muncul
d. Fokus antara kajian, propaganda, dan aksi tidak pernah seimbang
Karena tidak adanya Departemen Proaksi menyebabkan fokus dari Departemen
Kastrat terbagi. Kastrat BEM FISIP 2019 lebih fokus di kajian tanpa propaganda
sementara Kastrat BEM FISIP 2020 jumlah kajiannya berbeda jauh dengan jumlah
propaganda ataupun aksi yang dilakukan.
e. Minimnya program kerja untuk membumikan isu ataupun mencetak kader
gerakan
Program kerja yang tidak dilaksanakan secara rutin dan cenderung template dari
tahun ke tahun sehingga tidak adanya pembaharuan
f. Tidak adanya inovasi terkait program kerja
Program kerja yang dijalankan menggunakan metode yang sudah lama dan tidak
ada inovasi baru yang diterapkan
2. Evaluasi Kinerja Kastrat
a. Pembagian jobdesc yang kurang jelas
Dalam Departemen Kastrat BEM FISIP 2020 pembagian tim hanya ada sekben, tim
riset dan kajian, tim media, dan penanggungjawab program kerja sehingga kinerja
akan terlalu tertumpuk di tim tertentu dan pada waktu tertentu pula
b. Serapan realisasi anggaran program kerja yang masih rendah
Program Kerja Anggaran Realisasi
Kelas Pemikiran Rp1.940.000 Rp377.000
Sekolah Pergerakan Rp1.720.000 Rp86.000
Seminar Nasional Rp5.513.300 Rp1.294.898
Policy Dialogue Rp2.580.000 Rp1.377.300

c. Program kerja yang dijalankan kurang dipersiapkan dengan matang.


- Sekolah Pergerakan yang hanya dua kali pertemuan serta tanpa kurikulum yang
komprehensif, branding media yang kreatif, serta penilaian peserta yang tidak
jelas
- Kelas Pemikiran yang hanya dijalankan dua kali sepanjang kepengurusan
- Standarisasi seleksi panitia dan supervisi yang tidak tegas dari program kerja
Seminar Nasional
d. Fokus isu yang terlalu luas dan tidak spesifik
Fokus isu BEM FISIP 2020 terlalu luas dan tidak spesifik yaitu isu-isu sosial politik,
kebijakan publik, dan kekerasan seksual
e. Pengawalan isu yang tidak konsisten dan masif
Dalam isu UKT, FISIP terkesan hanya cari panggung tak tidak mengawal isu secara
konsisten dan masif
f. Kurangnya kerjasama dengan pihak eksternal
Minimnya kolaborasi dengan himpunan, komunitas, LSM, NGO, dsb dalam rilis
kajian ataupun propaganda
g. Aliansi yang dibentuk kurang bisa membangun pergerakan yang masif dan
strategis
BEM FISIP 2020 tergabung dalam aliansi bersama BEM FISIP UI, BEM FISIP
UB, dsb namun aliansi ini dibangun tidak dari awal kepengurusan dan fungsinya
pun akhirnya kurang jelas sehingga pergerakan yang diciptakan kurang masif dan
strategis
h. Akun @rubrikopinifisip yang tidak menjadi media propaganda yang efektif
padahal sudah memiliki modal yang baik
Dengan jumlah followers ratusan, media @rubrikopinifisip tidak dimanfaatkan
untuk menyebar propaganda media yang kreatif dan hanya menjadi ajang lomba
saja di beberapa bulan akhir kepengurusan
i. Kurangnya kolaborasi antar departemen perihal program kerja ataupun
fungsional
Kastrat kurang berkolaborasi dengan departemen lain misalnya Keilmuan ataupun
Humas dalam usaha membangun gerakan yang lebih luas
j. Terlalu mengandalkan Departemen Medfo untuk editing propaganda
Dalam beberapa kesempatan, Kastrat terlalu mengandalkan medfo dalam editing
konten sehingga terkendala SOP dan menjadi kurang taktis
k. Komposisi departemen yang kurang merata
Permasalahan dari tahun ke tahun bahwa tidak jelas bagaimana manajemen internal
Departemen Kastrat. Seringkali hanya mengambil orang-orang yang kritis tanpa
komposisi yang jelas misalnya untuk tim penulisan isu tertentu ataupun editing. Dan
seringkali pula komposisi sifat personal anggota departemen tidak dipetakan
dengan baik.
ANALISIS PERGERAKAN

Departemen Propaganda dan Aksi yang nantinya akan fokus di bidang pergerakan mahasiswa
akan bersinggungan dengan berbagai elemen dan stakeholders gerakan lainnya. Elemen yang
berada dalam dunia gerakan baik di lingkup kampus Unpad, regional, hingga nasional begitu
beragam mulai dari warna, ideologi, tujuan, kepentingan, dan sebagainya. Maka dari itu saya
rasa perlu menganalisis bagaimana proyeksi dunia gerakan di tahun 2021. Hal ini dimaksudkan
untuk dapat memetakan potensi arah gerak, isu strategis, hingga aliansi. Maka dari itu analisis
ini akan terbagi ke dalam tiga bagian yaitu analisis pergerakan Unpad, regional, dan nasional.

1. Pergerakan Unpad
Untuk melihat bagaimana pergerakan Unpad di tahun 2021 kita bisa menganalisisnya
melalui tiga hal yaitu warna pimpinan BEM se-Unpad, posisi Unpad di antara kampus
lain, dan pergerakan Unpad di tahun sebelumnya. Berdasarkan ketiga hal tersebut maka
muncul analisis berikut:
a. Warna Pimpinan BEM se-Unpad
Warna ideologi pimpinan BEM se-Unpad menjadi penting untuk diketahui agar
peta politik kampus Unpad bisa tergambar dengan jelas sehingga pada akhirnya
terlihat potensi aliansi atau kolaborasi gerakan yang bisa dilakukan oleh BEM
FISIP Unpad utamanya oleh Departemen Proaksi. Setelah melakukan pemetaan dan
asesmen dengan banyak pihak maka saya membagi warna pimpinan BEM se-
Unpad ke dalam empat spektrum yaitu kiri progressif, kiri moderat, kanan moderat,
dan kanan konservatif dengan rincian sebagai berikut:
- BEM Kema: Kanan Konservatif
- BEM FISIP: Kiri Progresif
- BEM FIB: Kanan Konservatif
- BEM FH: Kanan Moderat
- BEM FIKOM: Kanan Konservatif
- BEM FEB: Kanan Moderat
- BEM FKG: Kanan Konservatif
- BEM FK: Kanan Konservatif
- BEM FAPSI: Kiri Moderat
- BEM FKEP: Kanan Moderat
- BEM FMIPA: Kanan Moderat
- BEM FAPERTA: Kanan Moderat
- BEM FAPET: Kanan Konservatif
- BEM FMIPA: Kanan Moderat
- BEM FTG: Kiri Moderat
- BEM FPIK: Kiri Moderat
- BEM FF: Kanan Konservatif

Dari 17 BEM yang ada maka terdapat sebanyak 7 spektrum kanan konservatif, 6
kanan moderat, 3 kiri moderat, dan 1 kiri progressif. Dengan komposisi seperti ini
maka BEM se-Unpad pada periode 2021 ini didominasi oleh warna kanan
konservatif dengan BEM FISIP menjadi satu-satunya BEM dengan warna kiri
progressif. Ditambah melihat BEM Kema yang dipegang kelompok kanan
konservatif maka untuk aliansi gerakan nasional pun kemungkinan besar akan
bergabung bersama BEM SI yang penuh dengan kepentingan.

Dengan fakta ini maka ada hal positif dan negatif yang akan dirasakan oleh BEM
FISIP yaitu BEM FISIP akan menjadi sorotan dan mempunyai potensi untuk
menjadi garda terdepan pergerakan dalam lingkup Unpad. Namun di satu sisi BEM
FISIP akan kesulitan mencari aliansi ataupun kolaborasi. Dengan minimnya potensi
aliansi dan kolaborasi maka BEM FISIP akan lebih sering melakukan kolaborasi
dengan lembaga non BEM baik internal maupun eksternal Unpad.

Jika melihat kepada sejarah, maka BEM dengan warna konservatif cenderung
mengelola gerakan dengan kurang progressif ataupun seringkali disusupi
kepentingan golongan lain. Misalnya pada BEM Kema 2017 dimana saat itu
gerakannya kurang masif sementara pada BEM Kema 2019 gerakannya tidak
representatif. Maka pola ini menurut hipotesis saya akan berlanjut di BEM se-
Unpad dengan kondisi dominasi kanan konservatif.

Maka pergerakan Unpad di tahun ini akan mengarah kepada gerakan yang lamban
dan berpotensi tidak representatif. BEM FISIP dapat mengambil peran dalam
momentum seperti ini untuk menjadi pembeda. Saya mengambil referensi dari
stand up comedy Pandji Pragiwaksono dalam tur Juru Bicara bahwa “sedikit lebih
beda lebih baik daripada sedikit lebih baik”. Dan Departemen Proaksi akan menjadi
garda terdepan BEM FISIP untuk menjadi pembeda dalam gerakan di lingkup
Universitas Padjadjaran.

b. Posisi Unpad di Antara Kampus Lain


Unpad di tatanan regional hingga nasional dapat dibilang sebagai kampus yang
“nanggung” karena dibilang kampus besar tidak sepenuhnya namun kalau dibilang
kampus kecil juga bukan. Dengan posisi seperti ini Unpad selalu memiliki dua
pilihan antara bergabung dengan aliansi kampus besar ataupun bersama kampus
kecil. Aliansi ini juga didasarkan warna ideologi pimpinan BEM kampus lain.
Melihat dalam beberapa tahun terakhir tidak ada pola pasti bagaimana BEM se-
Unpad beraliansi. BEM Kema 2020 beraliansi dengan kampus besar seperti UI,
UGM, ITB, dsb sementara BEM Kema 2019 beraliansi dengan BEM SI. Untuk
tataran BEM Fakultas sendiri jarang ada yang memiliki aliansi hanya beberapa
fakultas seperti misalnya BEM FH yang memiliki AMHN (Aliansi Mahasiswa
Hukum Nasional) ataupun BEM FISIP 2020 yang memiliki aliansi bersama BEM
FISIP UI, BEM FISIP UB, dsb.
Dengan kondisi seperti ini maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya BEM Kema
maupun BEM Fakultas memiliki daya tawar yang cukup besar untuk memilih
aliansi gerakan regional maupun nasional. Untuk BEM FISIP sendiri saya rasa
mampu untuk menggaet aliansi yang potensial dan berkualitas mengingat FISIP
Unpad sebagai fakultas terbesar di Unpad dan FISIP terbesar di Indonesia.
Maka BEM FISIP perlu memetakan potensi aliansi baik di tingkat regional dan
nasional dengan menaikkan standar dan juga memilah aliansi berdasarkan
kepentingan ataupun isu. Dengan hal ini maka BEM FISIP akan mampu
menginisiasi sebuah gerakan yang lebih massif dengan lingkup yang lebih besar.

c. Pergerakan Unpad di Tahun Sebelumnya


Pergerakan Unpad pada tahun 2020 dapat dibilang memiliki cakupan yang luas
dimana untuk BEM Kema sendiri membangun aliansi dengan BEM UI, BEM
UGM, BEM ITB, dsb hingga bergabung dengan aliansi Fraksi Rakyat Indonesia.
Warna BEM Kema sendiri cenderung kiri moderat maka hal ini berpengaruh kepada
progresifitas pergerakan BEM Kema pada 2020 lalu.
Dengan produktivitas gerakan yang luar biasa baik dari Departemen Kastrat
maupun Proaksi telah menjadikan BEM Kema 2020 sebagai standar gerakan untuk
penerusnya. Begitupun BEM Kema 2020 membawa beban sejarah dari BEM Kema
2019 yang dapat dibilang memiliki cukup banyak “dosa politik” seperti menjadi
Koordinator Wilayah BEM SI tanpa konsolidasi hingga aksi yang semaunya
sendiri.
Beban sejarah ini pada akhirnya bisa menjadi dua kemungkinan antara standar
tinggi atau dosa politik. Untuk BEM FISIP sendiri, pergerakan pada tahun 2020 lalu
bisa dibilang “nanggung” karena BEM FISIP seringkali normatif dalam forum dan
tidak memberikan tawaran alternatif. Pun dalam beberapa kesempatan BEM FISIP
yang mendapatkan panggung untuk mengawal sebuah isu justru tidak konsisten dan
berkelanjutan seperti pada isu UKT.

2. Pergerakan Regional
Mahasiswa Jawa Barat utamanya Bandung dan sekitarnya memiliki sejarah panjang
serta peran besar dalam catatan demokrasi Indonesia. Mahasiswa Jabar selalu menjadi
pionir dari gerakan mahasiswa karena karakteristik gerakan mahasiswa Bandung yang
mampu mensinergikan perbedaan demi perubahan menuju Indonesia yang lebih baik
yang membedakan dengan kota-kota lainnya. Semangat itu tak lepas dari posisi kota
Bandung yang menjadi persemaian gerakan perubahan di Indonesia, sejak era
pergerakan nasional.
Pada era 1970an gerakan mahasiswa Bandung kurang mampu bergerak secara massif
bahkan gerakannya dikenal dengan gerakan “back to campus”. Hal ini dikarenakan
sikap otoriter dan pembredelan gerakan mahasiswa oleh pemerintah. Namun
mahasiswa Bandung mengeluarkan gerakan tuntutan lainnya yaitu menuntut tentara
untuk “back to barrack” karena dwifungsi ABRI mulai merajalela pada masa itu.
Gerakan ini menjadi tonggak awal dari gerakan mahasiswa Jawa Barat hingga muncul
sebuah istilah yang menyatakan bahwa “jika mahasiswa Jawa Barat sudah datang ke
Jakarta maka keadaan negara sudah genting”. Dan hal ini bisa dibuktikan pada gerakan
seperti Reformasi 1998, Reformasi Dikorupsi 2019, hingga Tolak Omnibus Law 2020.
Mahasiswa Jabar selalu menjadi pionir dan lambing dari gerakan mahasiswa itu sendiri.
Pada tahun 2021 ini pergerakan mahasiswa Jabar sebenarnya tidak akan berbeda jauh
dengan keadaan pada 2020. Gerakan Jabar akan didominasi gerakan non BEM yang
cenderung dikuasai oleh organ ekstra sepeti HMI dan KAMMI ataupun aliansi
semacam PRMB. Backingan politik dari organisasi-organisasi ini begitu kuat sehingga
langkah apapun hampir pasti dapat dikatakan aman.
Berbeda dengan BEM, BEM tidak dapat bergerak dengan radikal ataupun sporadis
karena adanya tanggung jawab representasi yang dibawa yaitu konstituten dari masing-
masing BEM. Maka dari itu ketika berbicara tentang gerakan mahasiswa maka
sebenarnya organisasi ekternal bisa lebih leluasa namun secara akademis dan strategis
gerakan BEM lebih baik.
Untuk regional Jabar sendiri pada 2021 nanti analisis saya Unpad sebenarnya bisa
ambill posisi penting mengingat Unpad adalah kampus terbesar di Jawa Barat utamanya
soal gerakan. ITB tidak begitu cakap dan fokus dalam gerakan sehingga kesempatan
Unpad untuk menjadi pimpinan gerakan mahasiswa Jabar terbuka lebar. Namun
kembali lagi ke penjelasan sebelumnya bahwa BEM Kema 2021 cenderung akan
bergabung bersama BEM SI sehingga peluang menjadi pimpinan gerakan Jabar
menjadi sempit. Maka dari itu dominasi organ esktra masih akan berlanjut di Jabar.

3. Pergerakan Nasional
Pergerakan nasional pada 2021 ini masih akan berpusat di media dan hanya sesekali di
jalanan. Baik pergerakan media maupun lapangan semakin menemui kesulitan di tahun
ini dikarenakan pertama pergerakan media dihambat oleh adanya hukum karet dan
kontrol yang membatasi ruang gerak utamanya setelah pemerintah membentuk polisi
siber. Maka lawan pergerakan di media tidak lagi UU ITE dan hacker tapi juga aparat.

Sumber Gambar: Kompas.com

Dalam pergerakan lapangan sendiri lawan dari gerakan mahasiswa adalah arogansi
kekuasaan dimana pada hari ini negara mengerahkan seluruh instrumen yang dipunyai
untuk mempertahankan kekuasannya. Pembatasan ruang gerak ini diperparah dengan
keadaan pandemi berkepanjangan. Hari ini pemerintah semakin terbuka untuk
mengkriminalisasi pihak yang berbeda pandangan dari pemerintah dengan dalih
keamanan atau persatuan negara. Seperti pada kasus kriminalisasi Habib Rizieq baru-
baru ini ataupun serangkaian kriminalisasi aktivis mahasiswa yang ditangkap saat
ataupun pasca aksi. Bahkan banyak nyawa melayang di tangan negara karena
represifitas aparat saat aksi massa. Masih hangat di ingatan hingga kini lima mahasiswa
yang gugur saat aksi Reformasi Dikorupsi 2019 masih belum mendapatkan keadilan.
Kriminalisasi bahkan tidak hanya menjerat aktivis mahasiswa. Aktivis masyarakat adat,
lingkungan hidup, hingga agraria juga mendapatkan kriminalisasi dan represifitas
aparat bahkan saat sedang berada di rumahnya. Hal ini semakin menjadi bukti bahwa
arogansi kekuasaan sudah mencapai tahap darurat sehingga butuh antitesis dan
perlawanan dari gerakan mahasiswa.

Sumber Gambar: Kumparan.com

Dengan keadaan seperti ini maka solidaritas gerakan masyarakat dengan mahasiswa di
dalamnya menjadi penting. Namun bicara gerakan maka kita juga berbicara mengenai
ragam warna dan kepentingan. Dan seringkali kompleksitas keberagaman ini
menimbulkan perpecahan dari gerakan itu sendiri. Kelompok kiri enggan bergabung
dengan kelompok kanan begitupun sebaliknya. Misalnya tidak pernah kita melihat
kolaborasi gerakan aksi massa dari FRI dan FPI. Begitupun dengan mahasiswa tidak
pernah ada sejarahnya akhirnya gerakan kiri dengan kanan akur. Hal ini yang sering
menyebabkan gerakan mahasiswa mudah dipecah belah.
Kompleksitas keberagaman dalam gerakan ini ibarat menjadi pisau bermata dua dimana
di satu sisi menjadi hal yang baik untuk memperkaya khasanah gerakan seperti pada
teori dialektika Hegel dimana perubahan sosial berawal dari pertentangan antar ide.
Namun di sisi lain dialektika antar kelompok gerakan ini seringkali justru menjadi
saling sikut antar keduanya sehingga melahirkan konflik internal gerakan. Hal inilah
yang menyebabkan penguasa adem ayem berada di singgasananya dan akhirnya
masyarakat yang diadu dengan aparat.

Sumber Gambar: Jurnal Pustaka Unpad

Kondisi inilah yang menyebabkan gerakan tidak pernah solid dan menjadi sebuah satu
kesatuan yang utuh. Menurut analisis saya 2021 tidak akan menjadi tahun yang berbeda
dari tahun-tahun sebelumnya. Namun akhirnya kontribusi dan partisipasi mahasiswa
menjadi sangat penting untuk tetap ada. BEM harus mengambil peran itu.

Sumber Gambar: Twitter @potretlawas


ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threath). Dalam analisis SWOT dapat digunakan pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif. Dan dalam analisis SWOT Departemen Proaksi saya akan menggunakan analisis
SWOT dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan


delapan kotak yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan)
sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat
kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara
faktor-faktor internal dan eksternal. Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Analisis SWOT Opportunity Threats


Strenght Comparative Advantage Mobilization
Weakness Divestment/Investment Damage Control
Keterangan:

1. Comparative Advantage
Pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi
suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat
2. Mobilization
Interaksi antara ancaman dan kekuatan. Disini harus dilakukan upaya mobilisasi
sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperkecil ancaman dari
luar tersebut bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang
3. Divestment/Investment
Interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini
memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup
untuk menggarapnya
4. Damage Control
Kondisi yang paling lemah karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi
dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa
bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang
diperkirakan

Berikut analisis SWOT dari Departemen Proaksi:

1. Strength
a. Departemen Proaksi adalah departemen baru yang memiliki bidang sesuai dengan
disiplin ilmu sosial politik
b. Isu sosial politik adalah isu yang diminati Kema FISIP
c. Program kerja yang ditawarkan fresh dan inovatif
2. Weakness
a. Belum memiliki rekam jejak sehingga tidak ada gambaran yang bisa dikenal soal
tupoksi departemen
b. Belum terpetakan minat Kema FISIP untuk bergabung ke Departemen Proaksi
3. Opportunity
a. Kema FISIP senang hal yang berbau pergerakan dan isu sosial politik namun belum
ada wadah di BEM yang menaungi
b. FISIP fakultas paling progressif di Unpad sejauh ini
c. Isu sosial politik adalah isu yang tidak ada habisnya
4. Threat
a. Minimnya pemahaman tentang tupoksi Departemen Proaksi oleh calon pendaftar
b. Kemungkinan besar peminatnya adalah mahasiswa baru yang belum memiliki
pengalaman
Hasil analisis SWOT ini akan saya jawab dalam bentuk strategi menggunakan pendekatan
kualitatif dengan matriks Kearns berikut:

Analisis SWOT Opportunity Threat


Strength 1. Melakukan 1. Memaksimalkan
optimalisasi tupoksi media sosial
dari Departemen 2. Membuat pemetaan
Proaksi potensi calon
2. Memasifkan pendaftar
pelaksanaan program 3. Mengadakan
kerja lewat program kerja yang
kolaborasi inklusif dan
3. Membumikan dan kolaboratif
melangitkan isu
dengan cara yang
kreatif
Weakness 1. Melakukan 1. Melakukan
internalisasi kepada pendekatan
anggota secara personal
2. Mengadakan ke calon
pelatihan untuk pendaftar yang
mengembangkan berpotensi
potensi anggota 2. Safari himpunan
3. Mengedepankan untuk
budaya kerja yang memaksimalkan
dekat sehingga kolaborasi
menciptakan sense of 3. Mewariskan
belonging Departemen
Proaksi dengan
rekam jejak yang
baik (fungsional,
program kerja,
grand planning
pergerakan)
NILAI

Definisi nilai menurut Koentjaningrat adalah suatu bentuk budaya yang berfungsi sebagai
pedoman bagi setiap manusia di dalam masyarakat. Pedoman ini kemudian digunakan sebagai
landasan dalam berperilaku utamanya yang berhubungan dengan lingkungan sosial
masyarakat. Jika ada individu yang berperilaku tidak sesuai nilai maka biasanya akan diberi
sanksi sosial.

Berangkat dari definisi di atas maka Departemen Proaksi akan memiliki beberapa nilai yang
digunakan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan fungsi baik secara konsep maupun
teknis. Nilai ini pula yang nantinya akan melandasi tiap arah gerak Departemen Proaksi dalam
visi, misi, dan program kerja. Nilai-nilai yang disusun berikut ini mempertimbangkan
kebutuhan internal serta eksternal departemen. Maka dari itu nilai yang akan menjadi pedoman
Departemen Proaksi adalah:

1. Dekat
Dalam menjalankan kepengurusan selama satu periode akan menghabiskan banyak
sekali waktu dan tenaga. Maka dari itu kondisi internal departemen menjadi nilai
pertama yang akan dibangun dengan mewujudkan internal yang dekat, harmonis, dan
terbuka agar setiap beban dan tanggung jawab departemen dapat dijalankan dengan
penuh semangat dan integritas. “Nyaman” adalah kata kunci bagi setiap anggota
Departemen Proaksi agar mampu bekerjasama dalam satu periode kepengurusan.
2. Demokratis
Ragam warna dalam pergerakan baik itu secara ideologis, sosial, agama, preferensi
politik, dan sebagainya adalah senjata utama untuk menciptakan pergerakan yang
dinamis dan strategis. Maka Departemen Proaksi akan menjadi wadah bagi setiap
warna anggotanya untuk dapat terbuka dan open minded satu sama lain. Pengambilan
keputusan departemen juga akan dilakukan secara aspiratif kepada tiap anggota
Departemen Proaksi.
3. Integratif
Dinamika organisasi mahasiswa bersifat sangat dinamis dan taktis utamanya dalam
bidang pergerakan. Maka dari itu integrasi dari setiap program kerja, arsip, database,
dan lain sebagainya menjadi urgen untuk menunjang jalannya organisasi
kemahasiswaan agar mampu resilien dan tetap relevan dengan kondisi apapun yang
akan dihadapi.
4. Resilien
Resilien adalah ketahanan dalam menghadapi perubahan baik dari internal maupun
eksternal. Untuk menghadapi keadaan yang penuh ketidakpastian maka resiliensi
adalah faktor kunci agar organisasi tetap mampu bertahan dan hadir untuk
melaksanakan seluruh tugas, fungsi, hingga program kerja yang dimiliki.
5. Progressif
Mahasiswa sebagai kelompok intelektual harus memiliki semangat untuk berdampak
secara nyata bagi lingkungan sekitar yang dibangun secara bertahap untuk mencapai
kemajuan. Maka nilai progresif yang dimaksudkan sebagai semangat untuk mencapai
kemajuan dan perkembangan yang maksimal serta menjadi langkah nyata untuk
memperbaiki keadaan hari ini.
BUDAYA:
DIALEKTIKA

Departemen Proaksi juga akan memiliki budaya dalam menjalankan fungsinya. Budaya ini
akan berguna sebagai pedoman yang nantinya akan membangun sebuah kebiasaan dan tradisi
dalam Departemen Proaksi. Untuk menentukan budaya apa yang akan dipakai oleh
Departemen Proaksi maka akan digunakan klasifikasi kebudayaan universal menurut
Kluckhon.

Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut
dengan kultural universal. 7 unsur kebudayaan tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan,
sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata
pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian.

Mengingat Departemen Proaksi akan menjadi garda terdepan dalam pergerakan mahasiswa
yang intelektual maka budaya Departemen Proaksi akan menggunakan unsur sistem
pengetahuan. Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan
hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia.

Berangkat dari penjelasan di atas maka sistem pengetahuan dalam kultural universal yang akan
melandasi budaya organisasi Departemen Proaksi adalah “Dialektika”. G.W.F Hegel dalam
teori perubahan sosial mengatakan bahwa proses perubahan sosial didorong dalam tiga tahapan
yaitu:

1. Ide-ide yang bertentangan


2. Upaya untuk menyelesaikan pertentangan tersebut
3. Pertentangan yang akan muncul

Ketiga tahapan ini dikenal dengan “Dialektika”. Dialektika Hegel ini kemudian mengilhami
Karl Marx yang menjadi cikal bakal lahirnya komunisme. Karl Marx kemudian bersama
Friedrich Engels menulis buku yang menjadi kitab suci komunisme yaitu “Manifesto Partai
Komunis”. Buku inilah yang menjadi awal dari sejarah panjang pertentangan antar kelas
proletar dan borjuis, kelas pekerja dan pemilik modal, dan kelas komunisme dan kapitalisme.

Dalam kisah lain diceritakan bahwa seorang filsuf Yunani Klasik bernama Socrates yang
dikenal sebagai pionir filsafat Yunani Klasik memperkenalkan sebuah metode berpikir untuk
menemukan kebenaran universal yang dikenal dengan sebutan “Maieutic” yaitu metode
berpikir dengan melemparkan pertanyaan berulang lewat sebuah dialog baik imajinatif maupun
secara langsung. Di kemudian hari metode berpikir ini dikenal dengan sebutan “Dialektika”.

Dengan mendasari pada dua kisah di atas maka Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP
Unpad 2021 akan mengedepankan budaya “Dialektika” dalam internal departemen dengan
rutin mengadakan dialog untuk mewadahi setiap warna yang ada serta bersifat aspiratif dalam
setiap pengambilan keputusan agar setiap individu dalam Departemen Proaksi dapat merasa
nyaman dan dalam jangka panjang memiliki sense of belonging.

Setiap pandangan yang menghasilkan pertentangan ide dan gagasan akan ditampung dalam
Departemen Proaksi, bukan untuk saling dibenturkan satu sama lain tetapi untuk menghasillkan
proses dialektika dan menumbuhkan kultur demokrasi yang baik di dalam internal departemen.
Layaknya Tjokroaminoto yang menampung tiga tokoh bangsa dengan tiga ideologi berbeda
yang sama dalam indekosnya maka Departemen Proaksi akan menjadi rumah bagi ragam
warna ideologi.

Jika urusan rumah tangga departemen sudah selesai maka budaya Dialektika ini akan menjadi
langkah awal dalam terciptanya pergerakan yang dinamis dan progressif agar Departemen
Proaksi mampu menjadi inisiator penggerak dalam mewujudkan FISIP sebagai garda terdepan
pergerakan dalam lingkup internal FISIP, Kampus Unpad, regional, hingga nasional untuk
mendorong terjadinya perubahan agar menjadi kebaikan bagi FISIP, Unpad, dan Indonesia.
VISI

Dengan pembacaan dan analisis kepada pra kondisi, evaluasi, serta proyeksi keadaaan
pergerakan mahasiswa, saya memiliki gagasan yang akan tertuang dalam visi berikut yang akan
menjadi jawaban dari segala permasalahan dan keadaan dunia pergerakan mahasiswa. Visi
saya adalah:

Inisiator Penggerak dalam Mewujudkan FISIP sebagai Garda Terdepan Pergerakan

Dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Inisiator Penggerak
Departemen Propaganda dan Aksi akan hadir sebagai inisiator dalam setiap langkah
gerak BEM FISIP Unpad dengan mengedepankan pergerakan yang berbasiskan nilai-
nilai intelektual dan bersifat inklusif dengan berbagai pihak untuk menciptakan
kolaborasi gerakan yang kolektif dan representatif.
2. Garda Terdepan Pergerakan
Dengan menjadi inisiator maka Departemen Proaksi akan mengeluarkan berbagai
produk gerakan baik fungsional maupun eventual supaya BEM FISIP Unpad dapat
menjadi Garda Terdepan Pergerakan dalam lingkup kampus, regional, hingga nasional.
Dengan mengedepankan gerakan yang independen, berdikari, dan produktif sehingga
mampu menjadikan FISIP sebagai poros utama pergerakan mahasiswa.
MISI

Untuk mewujudkan visi secara konkret, saya mengkontekstualisasikan visi ke dalam beberapa
turunan misi agar implementasi dari visi bisa berjalan dengan arah gerak yang jelas dan terukur.
Maka dari itu ada lima misi yang konkret untuk mewujudkan visi “Inisiator Penggerak dalam
Mewujudkan FISIP sebagai Garda Terdepan Pergerakan”. Misi saya adalah sebagai
berikut:

1. Gerak Independen
Fokus:
Mengedepankan gerakan yang dilandaskan semangat berdikari
Deskripsi:
Gerakan yang akan dilakukan oleh Departemen Proaksi bersifat berdikari (Berdiri di
Kaki Sendiri) yang memiliki arti bahwa gerakan yang dilakukan tidak bergantung
kepada siapapun dan senantiasa akan melandaskan arah gerak pada kesepakatan
bersama serta menjadi poros gerakan alternatif dalam lingkup eskternal.
Strategi Realisasi:
a. Memperkuat internalisasi nilai kepada anggota Departemen Proaksi
b. Menjadikan hasil konsolidasi ataupun forum kelembagaan FISIP sebagai salah satu
landasan arah gerak
c. Mengedepankan kolaborasi antar internal BEM FISIP baik bersama pimpinan
kabinet, lintas departemen, dan internal Proaksi

2. Gerak Cerdas
Fokus:
Mengedepankan gerakan yang berbasis nilai-nilai intelektual dan akademik
Deskripsi:
Departemen Proaksi akan mengedepankan pergerakan mahasiswa yang intelek dan
akademik agar setiap langkah dan produk gerakan yang dihasilka memiliki landasan,
dasar, hingga output yang jelas. Proses penjaringan, perumusan, dan pernyataan sikap
pun akan dilaksanakan dengan proses yang berbasiskan riset dan data.
Strategi Realisasi:
a. Upgrading dan pelatihan rutin internal Departemen Proaksi yang dibasiskan kepada
core competency yang sudah disusun
b. Melandaskan produk gerakan (media, konten kreatif, dsb) kepada sumber-sumber
akademik dan ilmiah
c. Mengadakan manajemen dan analisis isu baik strategis maupun taktis dalam sebuah
roadmap
d. Melakukan manajemen dan analisis media dalam pembuatan dan pengelolaan akun
media pergerakan BEM FISIP
e. Melakukan penjaringan aspirasi lewat sebuah platform untuk memetakan aspirasi
Kema FISIP sebagai bahan diskusi dalam konsolidasi
f. Membuat platform big data yang terintegrasi sebagai bahan diskusi dalam
konsolidasi dan dasar dari representasi gerakan BEM FISIP
g. Merumuskan landasan akademik (kajian dari Kastrat, konten kreatif media, dan
diskusi publik) sebelum turun aksi
h. Merumuskan Grand Planning pergerakan

3. Gerak Taktis
Fokus:
Menciptakan gerakan yang responsif dan strategis
Deskripsi:
Departemen Proaksi akan menciptakan gerakan yang responsif terhadap dinamika
gerakan dalam berbagai level dan pergerakan yang strategis dalam penyikapan sebuah
isu. Departemen Proaksi juga akan menjadi poros gerakan alternatif dalam lingkup
eksternal jika melting pot di atasnya lamban dalam menginisiasi gerakan.
Strategi Realisasi:
a. Aktif dalam berbagai forum baik internal maupun eksternal
b. Merancang manajemen isu strategis dari awal kepengurusan
c. Melakukan manajemen dan analisis isu untuk isu yang bersifat taktis
d. Merancang tawaran alternatif gerakan dalam forum Kema Unpad
e. Menjadi mitra kritis bagi BEM Kema Unpad
f. Merespon isu secara responsif lewat media pergerakan BEM FISIP
g. Membangun pengawalan isu strategis secara bertahap
h. Pengawalan isu strategis maupun taktis lewat turun aksi
4. Gerak Adaptif
Fokus:
Mengembangkan pergerakan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman
Deskripsi:
Pergerakan mahasiswa di era kini tidak dapat lagi dicitrakan sebagai gerakan yang
garang dan berapi-api ditambah keadaan pandemi dimana sosial media menjadi
platform utama yang diperhatikan utamanya oleh mahasiswa. Maka dari itu
Departemen Proaksi akan menginisiasi gerakan yang adaptif dengan menciptakan
media kreatif serta membaca tren pop culture tanpa menghilangkan esensi dari
pergerakan mahasiswa itu sendiri.
Strategi Realisasi:
a. Menginisasi platform media pergerakan BEM FISIP
b. Melakukan pembacaan kepada tren pop culture yang berkembang di berbagai
media (Instagram, Twitter, Tiktok, dsb)
c. Memproduksi konten kreatif sebagai upaya pencerdasan dalam berbagai bentuk
(Poster, Infografis, Podcast, Meme, dsb)

5. Gerak Kolaboratif
Fokus:
Memperluas jaringan dan relasi dengan berbagai stakeholders gerakan
Deskripsi:
Pergerakan tanpa kolaborasi hanya akan menjadi pergerakan yang lemah. Maka dari itu
Departemen Proaksi akan mengadakan kolaborasi dengan berbagai elemen gerakan
dengan ragam warna yang berbeda dan fokus isu yang berbeda untuk saling menambah
dan menguatkan jaringan dan relasi serta mengetahui berbagai perspektif.
Strategi Realisasi:
a. Memetakan potensi mitra gerakan
b. Membuka komunikasi seluas-luasnya dalam lingkup internal maupun eksternal
c. Mengadakan ruang dialog dan diskusi antar elemen gerakan
d. Melakukan kolaborasi gerakan dalam bentuk konten media ataupun program kerja
ALUR KERJA

Dengan segala konsep kerja dari Departemen Proaksi yang sudah disusun sedemikian rupa
maka dibutuhkan pula flow/alur kerja yang akan menjadi pedoman bagaimana Departemen
Proaksi harus bekerja secara teknis dan praktikal. Alur kerja ini akan melingkupi seluruh aspek
fungsional Departemen Proaksi hingga ke tingkatan pelaksanaan program kerja. Alur kerja ini
terbagi ke dalam dua bagian yaitu alur kerja internal departemen dan alur kerja eksternal
departemen.

1. Alur Kerja Internal


Alur kerja internal Departemen Proaksi akan digunakan sebagai pedoman dalam
menjalankan fungsional departemen yang didasarkan kepada grand design departemen
yang sifatnya sudah terencana. Ada beberapa faktor yang menjadi landasan dari
pembuatan alur kerja internal departemen yaitu:
a. Internalisasi kepada Staff
b. Keterlibatan Staff
c. Aspirasi Staff

Maka dengan mempertimbangan ketiga hal diatas tersusunlah sebuah alur kerja seperti
berikut untuk mengakomodir kebutuhan alur kerja internal Departemen Proaksi:

Grand Design Departemen – Internalisasi – Inisiatif Departemen - Koordinasi


Internal – Koordinasi Pimpinan – Pelaksanaan Teknis

Penjelasan:

Grand Design departemen akan menjadi dasar dari segala tindakan yang akan diambil
oleh Departemen Proaksi dalam menjalankan fungsinya maka grand design ini perlu
dipahami oleh tiap-tiap individu di dalam departemen. Dengan demikian maka
diperlukanlah internalisasi kepada anggota Departemen Proaksi yang akan dilakukan
lewat rangkaian pertemuan (first meet, rapat mingguan, upgrading, dsb).

Namun pada akhirnya diluar grand design, inovasi dan aspirasi dari tiap anggota
departemen akan menjadi pertimbangan lanjutan untuk dilaksanakan dan akan dibahas
lewat koordinasi internal departemen dalam rapat rutin tiap minggunya. Inisiatif
departemen bisa dijalankan untuk menentukan teknis pelaksanaan grand design
ataupun mengembangkan ide-ide baru. Setelah inisiatif dan koordinasi dilakukan maka
hasilnya akan dibahas dalam rapat pimpinan hingga akhirnya akan dilaksanakan secara
teknis bersama anggota departemen.

2. Alur Kerja Eksternal


Alur kerja eksternal akan menjadi pedoman Departemen Proaksi dalam menjalin
hubungan kerja lintas departemen ataupun lintas lembaga. Alur kerja eskternal ini
bersifat lebih dinamis dan fleksibel. Dalam alur kerja ini kesepakatan internal
departemen dan koordinasi pimpinan adalah faktor utama. Maka terbentuklah sebuah
alur kerja sebagai berikut:
Grand Design Organisasi – Arahan dan Koordinasi Pimpinan – Grand Design
Departemen – Koordinasi Internal Departemen – Pelaksanaan Teknis

Penjelasan:
Dalam menjalankan alur kerja eksternal departemen maka grand design BEM FISIP
menjadi pedoman utama untuk menentukan langkah dan arah gerak yang akan dibahas
bersama dengan pimpinan kabinet (Ketua dan Wakil Ketua BEM). Koordinasi
pimpinan ini kemudian akan disesuaikan dengan grand design departemen serta dibahas
kembali dalam rapat rutin Departemen Proaksi sebelum akhirnya dilaksanakan secara
teknis baik itu secara mandiri ataupun berkolaborasi lintas departemen atau lembaga.
ORGANIGRAM

Organigram adalah bagan atau struktur organisasi yang akan digunakan oleh
Departemen Proaksi guna menentukan kebutuhan internal apa saja untuk menunjang
jalannya tugas dan fungsi Departemen Proaksi. Organigram ini dibuat berdasarkan
banyaknya beban kerja Departemen Proaksi baik dalam fungsional maupun program
kerja.
Mengingat Departemen Proaksi menjalankan tugas dan fungsinya melalui program
kerja baik fungsional maupun eventual maka dengan adanya 7 program kerja fungsional
dan 3 program kerja eventual dengan porsi dan bidangnya masing masing maka
terbentuklah pembagian sebagai berikut:
a. Tim Internal
PJ MSDM
b. Sekretaris Bendahara
Meliputi urusan administratif dan program kerja Database Pergerakan FISIP
c. Tim Propaganda Kreatif
Meliputi program kerja Media Propaganda @rubrikopinifisip,
d. Tim Manajemen Isu dan Pergerakan
Meliputi program kerja Bunga Rampai Pengawalan HAM, Ngobrolin Pergerakan
(NgoPer), Festival HAM, dan Campaign 16 HAKTP
e. Tim Komunikasi dan Diplomasi
Meliputi program kerja Proaksi Menyapa/Proaksi Menyambut
f. Tim Pengembangan Gerakan
Meliputi program kerja Proaksi x Kaderisasi (SiKad) dan FISIP School of
Democracy
Untuk menjalankan fungsi tiap timnya maka dibutuhkan komposisi tim yang ideal
dengan jumlah individu yang memadai di tiap timnya. Maka komposisi ini akan dibagi
ke dalam jumlah penanggung jawab tiap program kerjanya dengan pembagian sebagai
berikut:
a. Tim Internal
- PJ MSDM (1 orang)
- Sekretaris Bendahara (1 orang)
b. Tim Propaganda Kreatif
- Media Propaganda @rubrikopinifisip (3 orang)
c. Tim Manajemen Isu dan Pergerakan
- Bunga Rampai Pengawalan HAM dan Festival HAM (3 orang)
- FISIP Ngopi (2 orang)
d. Tim Komunikasi dan Diplomasi
- Proaksi Menyapa/Proaksi Menyambut (2 orang)
e. Tim Pengembangan Gerakan
- Proaksi x Kaderisasi (2 orang)
- FISIP School of Democracy (2 orang)
Maka Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP Unpad 2021 akan berjumlah 18
orang dengan rincian 1 Kepala Departemen, 1 Wakil Kepala Departemen, 1 PJ MSDM,
1 SekBen, dan 15 staff.
FOKUS ISU

“Issue is a point of conflict between an organization and one or more of its audiences”
(Regester & Larkin, 2003). “Organization does not simply react to an incident, because issue
management is a planned activity that is analytical and anticipatory in nature” (Noke
Kiroyan). Berangkat dari dua pernyataan di atas maka sebagai departemen yang memiliki
fungsi untuk memanajemen opini publik atas isu yang beredar maka Departemen Propaganda
dan Aksi akan memiliki fokus isu yang dimanajemen secara komprehensif.

Istilah “Manajemen Isu” dipopulerkan oleh W. Howard Chase pada bulan April 1976. Dengan
demikian, secara sederhana, menurut Teresa Yancey Crane sebagai salah satu pendiri Issue
Management Council, isu dapat dikatakan sebagai munculnya kesenjangan antara tindakan
perusahaan dan harapan publik (stakeholders). Manajemen isu adalah proses untuk menutup
kesenjangan ini.

Sumber Gambar: MS. Mujab dalam Garda Padjadjaran School

Seluruh organisasi kemahasiswaan akan menghadapi kondisi yang kurang lebih sama dengan
tahun 2020 yaitu masih berkutat dengan pandemi covid-19. Namun hari ini kondisi akan
bertambah semakin tidak terprediksi karena segala kemungkinan dapat terjadi. Di Indonesia
sendiri per tanggal 1 Januari 2021 pertambahan kasus covid-19 harian masih berada di kisaran
5000-8000 namun kondisi masyarakat sudah seperti tidak terjadi apa-apa.

Bagi mahasiswa sendiri khusunya Unpad, semester genap di termin 1 2021 ini sudah pasti akan
dilaksanakan secara daring. Maka permasalahan seperti ukt, fasilitas belajar, hingga repopulasi
Jatinangor secara perlahan akan dihadapi oleh setiap organisasi kemahasiswaan di Unpad.
Maka diperlukan pengawalan isu secara dinamis dan strategis agar kebutuhan mahasiswa di
masa pandemi ini dapat dijembatani oleh BEM kepada stakeholders terkait.

Jika dibuat roadmap secara sederhana maka potensi permasalahan akan lebih tidak terprediksi
kedepannya karena kondisi pandemi menjadikan segala hal penuh ketidakpastian. Semester
ganjil 2021 belum pasti apakah akan daring atau luring. Fase yang akan dialami pun masih
tidak pasti karena bisa saja memiliki beberapa kemungkinan seperti:

1. Semester genap (full daring) – Semester ganjil (full daring)


2. Semester genap (full daring) – Semester ganjil (1/2 daring)
3. Semester genap (full daring) – Semester ganjil (full luring)

Dengan berbagai kemungkinan ini maka organisasi mahasiswa harus memiliki fokus isu yang
bersifat resilien dan adaptif serta harus memetakan roadmap isu secara strategis dan taktis.

Namun sebagai mahasiswa yang memiliki lima peran dan fungsi maka diperlukan juga
pengawalan terhadap isu dalam tingkatan eksternal kampus yaitu lingkup regional dan
nasional. Kondisi negara hari ini masih terjebak dalam krisis berkepanjangan namun
pemerintah seperti tidak tegas dan sigap menangani permasalahan yang ada justru seringkali
pemerintah yang menjadi biang permasalahan.

Pengawalan isu sosial politik menjadi kewajiban BEM FISIP agar mampu memastikan setiap
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah berpihak kepada rakyat. Namun isu di tingkat regional
dan nasional pun sangat dinamis. Hampir setiap hari isu silih berganti secara cepat. Maka
diperlukan prioritas isu untuk dikawal secara berkelanjutan dan isu minor yang akan dikawal
secara taktis.

Dalam menghadapi kondisi seperti saat ini maka resiliensi menjadi kunci utama dalam
menghadapi krisis. Menurut Reivich. K dan Shatte. A yang dituangkan dalam bukunya “The
Resiliency Factor” menjelaskan resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi
terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam
keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma yang dialami
dalam kehidupannya (Reivich. K & Shatte. A, 2002).

Maka Departemen Propaganda dan Aksi akan mengedepankan sifat resilien dalam fokus isu
dengan menggunakan metode City Resilience Framework. Dalam City Resilience Framework
terdapat empat dimensi yaitu:

1. Kesehatan dan Kesejahteraan


2. Infrastruktur dan Lingkungan
3. Kepemimpinan dan Strategi
4. Ekonomi dan Masyarakat

Sumber Gambar: https://resilient.chicago.gov/urban-resilience

Dengan metode City Resilience Framework, Departemen Proaksi akan memilah dan memilih
fokus isu berdasarkan beberapa indikator seperti berikut:

1. Magnitude (Skala Besarnya Peristiwa)


2. Prominence (Penting Tidaknya Tokoh yang Terlibat)
3. Proximity (Kedekatan Peristiwa dengan Audiens)
4. Significance (Penting atau Tidaknya Dampak)
5. Actuality (Baru Tidaknya Peristiwa)
6. Human Interest (Aspek Kemanusiaan)
Dan Departemen Proaksi akan memiliki tiga jenis fokus isu yaitu strategis, taktis, dan grand
issue yang masing-masing memiliki pengertian sebagai berikut:

1. Isu Strategis
Isu yang sudah pasti akan menjadi perhatian dan memiliki tingkat urgensi yang tinggi
dalam jangka waktu tertentu
2. Isu Taktis
Isu yang sifatnya sangat dinamis dan sulit terprediksi dengan tepat yang bisa muncul
kapan saja
3. Grand Issue
Isu besar yang akan dikawal sepanjang kepengurusan

Maka berangkat dari definisi tersebut fokus isu Departemen Proaksi adalah:

1. Fokus Isu Strategis


a. Kesehatan dan Kesejahteraan
1. Lingkup Eksternal:
- Penanganan pandemi covid-19 meliputi kebijakan pemerintah, proses
vaksinasi, dan bantuan sosial
2. Lingkup Internal:
- Mental Health
Bekerjasama dengan Departemen Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa
- Kekerasan Seksual
Mengawal turunan Peraturan Rektor Nomer 16 Tahun 2020
- UKT
Pengawalan UKT berkeadilan di semester genap dan ganjil. Memastikan
tidak ada mahasiswa yang tidak berkuliah karena tidak mampu membayar
UKT.
- PSDKU
Pengawalan direktur baru PSDKU
- Pembelajaran Jarak Jauh
Memastikan bantuan subsidi kuota, standar mutu dosen, jadwal kuliah,
sarana pembelajaran daring terpenuhi untuk mahasiswa
b. Infrastuktur dan Lingkungan
1. Lingkup Eksternal:
- Pembebasan lahan untuk pembangunan (Tamansari, Tol Cisumdawu,
Reaktivasi Rel Kereta Api Jatinangor, dsb)
- Pembukaan hutan hijau di Sumatera, Kalimantan, dan Papua
- Climate Crisis
2. Lingkup Internal:
- Sekolah Vokasi
Pengawalan Rencana Strategis Unpad dan janji rektor pada SHBI Desember
2020
- Fasilitas Kampus FISIP Unpad
Bekerjasama dengan BPM untuk menekan dekanat agar memperbaiki
fasilitas di Kampus FISIP Unpad

c. Kepemimpinan dan Strategi


1. Lingkup Eksternal:
- Penegakan HAM
- 2 Tahun Jokowi-Amin (Evaluasi Nawacita 2.0)
- 3 Tahun RK-UU
- Oligarki dan politik dinasti
- RUU urgen (RUU PKS, RUU PPRT, RUU Masyarakat Adat, RUU
Perlindungan Data Pribadi)
- RUU bermasalah (RUU KUHP, RUU Omnibus Law, RUU
Pemasyarakatan)
- Otonomi khusus Papua
2. Lingkup Internal:
- Pengawalan janji rektor dalam Pakta Integritas serta 2 tahun rektor
Menekan realisasi janji rektor
- Pengawalan kepimpinan kepengurusan dekanat baru
Menekan adanya pakta integritas Dekan baru
d. Ekonomi dan Masyarakat:
1. Lingkup Eksternal:
- Pengawalan implementasi Omnibus Law Cipta Kerja (UU No 11 Tahun
2020)
- Resesi ekonomi
- Kesejahteraan masyarakat selama pandemi
2. Lingkup Internal:
- Kesejahteraan mahasiswa selama kuliah daring
Meliputi safety net UKT, PJJ, dan subsidi kuota

2. Fokus Isu Taktis


Pengawalan isu taktis akan bersifat responsif dan dinamis sehingga pemetaan di awal
akan sulit terprediksi dengan tepat. Namun setidaknya akan ada prediksi isu taktis
sepanjang 2021 yaitu:
a. Program Legislasi Nasional DPR 2021 (Prolegnas 2021)
b. Peringatan hari-hari penting (Hari Tani, Hari Buruh, Hari HAM sedunia, 2 Tahun
Reformasi Dikorupsi, dsb)
c. Dan lain sebagainya menyesuaikan isu yang akan datang yang akan disikapi secara
responsif

3. Grand Issue
PENEGAKAN HAM

Maka dengan fokus isu yang sudah dipetakan, Departemen Proaksi memiliki arah gerak yang
jelas dan terukur. Namun fokus isu ini juga membutuhkan alur pengawalan isu yang strategis
dan taktis. Maka Departemen Proaksi mencoba merancang alur pengawalan isu yang
disesuaikan dengan dinamika siklus isu yang biasanya terjadi.

Dalam buku “Manajemen Isu dan Krisis” karangan Prayudi menggambarkan bahwa silkus isu
menurut Femes, Klewes, dan Lintemeiner setidaknya akan mengalami fase seperti berikut:

Emergence – Dissemination – Establishment – Erosion

(Munculnya Isu) – (Isu Menyebar) – (Puncak Isu) – (Isu Perlahan Hilang)


Maka sebagai penyeimbang dari siklus isu, Departemen Proaksi akan memiliki alur
pengawalan isu yang terbagi ke dalam dua fokus isu yang ada yaitu strategis dan taktis dengan
detail sebagai berikut:

1. Isu Strategis
Seleksi Isu – Roadmap Isu –Framing Isu – Diskusi Internal - Mencari Potensi
Kolaborasi - Rising Awareness Lewat Konten Media – Diskusi Publik – Konsolidasi
Terbuka/Forum Himpunan – Penyikapan Isu – Turun Aksi Jika Diperlukan
2. Isu Taktis
Seleksi Isu - Framing Isu – Diskusi Internal – Rising Awareness

Sumber Gambar: MS. Mujab dalam Garda Padjadjaran School

Dengan begitu setidaknya seperti inilah fokus, manajemen, dan alur pengawalan isu yang akan
dilakukan Departemen Proaksi. Namun mengingat dinamika isu yang seringkali sangat
dinamis dan tak terprediksi maka fokus isu bisa saja berubah baik dari strategis menjadi taktis
ataupun sebaliknya.
PROGRAM KERJA

Program kerja adalah landasan bergerak suatu organisasi supaya dapat menjalankan kegiatan
selama satu periode kepengurusan. Melalui rancangan program ini akan tergambarkan apa saja
aktivitas suatu organisasi selama satu periode. Pembuatan program kerja disesuaikan dengan
keperluan dan tujuan organisasi. Terutama poin-poin yang tercantum dalam visi dan misi
organisasi.

Berangkat dari definisi itu maka Departemen Proaksi juga menyusun program kerja untuk
dilaksanakan dalam periode kepengurusan. Program kerja ini secara filosofis ditujukan untuk
menjalankan fungsional dari Departemen Proaksi itu sendiri namun secara praktikal program
kerja ini dibutuhkan Departemen Proaksi untuk menunjukkan kehadiran dan eksistensinya.

Program kerja ini dibentuk dengan berpedoman kepada nilai dan budaya, visi, misi serta
analisis filosofis dan sosiologis dari Departemen Proaksi yang dijelaskan dalam bagian
sebelumnya. Program kerja Departemen Proaksi terbagi ke dalam program kerja fungsional
dan eventual/SIAT. Program kerja fungsional adalah pelaksanaan teknis dari peran dan fungsi
Departemen Proaksi serta tidak terdaftar ke dalam SIAT sementara program kerja
eventual/SIAT adalah program kerja yang dilaksanakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Masing-
masing program kerja fungsional maupun eventual ada yang termasuk ke dalam program kerja
unggulan.

Penjelasan detail mengenai program kerja baik fungsional maupun eventual akan
menggunakan metode golden circle guna menemukan latar belakang filosofis dari tiap program
kerja. Berikut penjelasannya:

1. Program Kerja Fungsional


a. Database Pergerakan FISIP
Why:
Dalam era big data seperti ini maka setiap catatan serta rekap data dan statistik perlu
dimiliki untuk dimanfatakan dalam proses perumusan kebijakan atau untuk
kebutuhan departemen. Dengan adanya database pergerakan maka kontak mitra
pergerakan, data peserta konsolidasi, data peserta program kerja dan yang lainnya
dapat disimpan dan digunakan sebagai bahan analisis.
How:
1. Mencari dan menyimpan kontak-kontak penting
2. Mencatat dan merekap data peserta konsolidasi
3. Mencatat dan merekap data peserta program kerja
4. Mencatat dan merekap data peserta aksi

What:

Database Pergerakan FISIP

Sumber Gambar: Instagram @berbagiperspektif3

b. Media Propaganda @rubrikopinifisip (Program Kerja Unggulan)


Why:
Dinamika isu sosial politik sangat dinamis dan diperlukan pengawalan yang
strategis serta taktis. Maka sebagai mahasiswa FISIP pengetahuan akan
perkembangan dan dinamika isu menjadi sangat penting untuk dimiliki. Namun
seringkali sebuah isu terlalu melangit dan sulit untuk dimengerti oleh mahasiswa
awam.
Maka dari Departemen Proaksi memiliki peran untuk membumikan isu melalui
sebuah media propaganda kreatif yang adaptif dan kekinian sehingga isu menjadi
lebih mudah dimengerti. Pengemasan isu dalam berbagai bentuk konten juga akan
dilakukan agar variasi dari pencerdasan isu itu sendiri menjadi lebih beragam.
How:
1. Merilis media propaganda @rubrikopinifisip dengan konsep yang baru dan
kekinian
2. Merancang manajemen dan analisis media dan substansi konten
3. Melakukan evaluasi rutin
4. Memperbanyak variasi pengemasan konten
5. Berkolaborasi dengan stakeholders lain

What:

@rubrikopinifisip

Konten yang akan ada di media @rubrikopinifisip:

1. Nanti Kita Cerita Tentang Isu Ini (NKCTII)


2. Pojok Politik
3. #OnThisDay
4. Bunga Rampai Pengawalan HAM/Kamisan
5. Aksi Kreatif
6. Live report dan press release aksi

Sifat konten yang akan ada di media @rubrikopinifisip:

1. Edukatif
2. Agitatif
3. Responsif
4. Kreatif

Sumber Gambar: Instagram @bangsamahasiswa


c. Proaksi Menyapa/Proaksi Menyambut
Why:
Pergerakan yang dilakukan secara eksklusif hanya akan menjadi pergerakan yang
berlalu begitu saja dan tidak berdampak. Maka dari itu inklusivitas gerakan
diperlukan untuk meluaskan jaringan agar tercipta sebuah kolaborasi gerakan yang
masif dan berdampak nyata. Menyadari juga bahwa seringkali suatu isu tidaklah
dapat dipahami secara sempurna maka diperlukan kolaborasi dengan stakeholder
yang memang concern di segmentasi isu tertentu.
Berangkat dari hal ini maka Departemen Proaksi sebagai garda pergerakan dari
BEM FISIP Unpad perlu untuk menciptakan ruang dialog untuk menjembatani
BEM FISIP dengan stakeholders gerakan eksternal. Dalam ruang dialog inilah
nantinya potensi kolaborasi dan aliansi dibangun untuk menciptakan pergerakan
yang lebih inklusif dan masif.
How:
1. Memetakan database potensi mitra pergerakan yang disesuaikan dengan nilai
organisasi
2. Proaktif dalam melakukan komunikasi dan diplomasi dengan stakeholders
eksternal
3. Menerima kunjungan atau studi banding dari stakeholders eksternal

What:

Proaksi Menyapa/Proaksi Menyambut

d. FISIP Ngobrolin Pergerakan dan Isu (FISIP Ngopi)


Why:
Fungsi Departemen Proaksi salah satunya adalah untuk membumikan isu-isu yang
menjadi fokus dalam bidang pergerakan mahasiswa. Selain isu, pergerakan pun
perlu dibumikan melalui diskusi-diskusi ringan tanpa sekat. Akhirnya isu dan
pergerakan bukan lagi hal yang melangit dan muluk bagi mahasiswa.
Maka dari itu, Departemen Proaksi akan menginisiasi sebuah platform diskusi yang
akan bersifat borderless sehingga tidak ada hierarkis apapun yang menghalangi
diskusi. Pada akhirnya diskusi ini akan membumikan pergerakan mahasiswa
sehingga mahasiswa lain yang awam akan mulai tertarik untuk terlibat dalam
pergerakan. Lalu yang membedakan diskusi yang diadakan Kastrat dengan Proaksi
adalah diskusi yang diadakan oleh Kastrat tujuan utamanya adalah pencerdasan
sedangkan diskusi yang diadakan oleh Proaksi bertujuan untuk menggiring opini
publik.
How:
1. Menentukan platform diskusi (langsung atau konten)
2. Menentukan topik bahasan
3. Mengundang pembicara yang kompeten
4. Berkolaborasi dengan kelompok diskusi di FISIP
What:
FISIP Ngopi

e. Proaksi x Kaderisasi (SiKad) (Program Kerja Unggulan)


Why:
Sebagai mahasiswa yang memiliki lima peran dan fungsi (Social Control, Agent of
Change, Iron Stock, Guardian of Value, Moral Force) maka menjadi penting bagi
mahasiswa untuk terlibat aktif atau seminimalnya paham mengenai pergerakan
mahasiswa sebagai salah satu implementasi peran dan fungsi mahasiswa. Dan
kaderisasi mahasiswa baru menjadi salah satu platform kunci untuk mengenalkan
pergerakan mahasiswa dalam rangka mencetak kader-kader gerakan di tiap
jurusannya.
How:
1. Merumuskan kurikulum kaderisasi gerakan yang komprehensif
2. Rutin membuka komunikasi dengan himpunan
3. Membuka komunikasi dengan pihak eksternal FISIP

What:

Proaksi x Kaderisasi (SiKad)

Sumber Gambar: Kurikulum GPS 2020


f. Bunga Rampai Pengawalan HAM/Kamisan (Program Kerja Unggulan)
Why:
Hak Asasi Manusia dapat dibilang menjadi isu sepanjang masa karena kasus
pelanggaran HAM di masa lalu masih banyak yang belum terselesaikan hingga hari
ini namun kasus pelanggaran HAM baru juga selalu lahir tiap waktunya. Maka
pengawalan penegakan HAM menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Maka dari
itu Departemen Proaksi akan menginisasi rangkaian bentuk pengawalan terhadap
penegakan HAM di Indonesia yang akan dilakukan melalui konten media yang akan
dirilis tiap hari kamis, aksi kamisan, hingga puncaknya pada Festival HAM.
How:
1. Menyusun rangkaian konten media
2. Menjalin komunikasi dengan stakeholders HAM (Kontras, Komnas HAM,
YLBHI, dsb)
3. Mengikuti aksi kamisan baik di Bandung ataupun Jakarta
4. Mengadakan Festival HAM

What:

Bunga Rampai Pengawalan HAM/Kamisan

Sumber Gambar: https://www.dw.com/id/daftar-pelanggaran-ham-yang-belum-


terselesaikan/g-41737950

g. Resilient Movement Strategic Plan (Program Kerja Unggulan)


Why:
Kondisi dunia dan Indonesia yang masih dilanda pandemi covid-19 dan entah akan
berlangsung sampai kapan membuat organisasi kemahasiswaan harus memiliki
sifat resilien. Maka menjadi adaptif adalah kunci penting untuk mampu melewati
kondisi krisis seperti saat ini. Dengan keadaan ini maka dibutuhkan sebuah
pedoman bagaimana menjalankan organisasi kemahasiswaan di tengah kondisi
krisis dan bisa dipakai dalam jangka waktu panjang.
Departemen Proaksi BEM FISIP sebagai bagian dari organisasi kemahasiswaan
yang fokus di bidang pergerakan mahasiswa juga membutuhkan sebuah pedoman
bagaimana mengelola gerakan mahasiswa di masa yang penuh ketidapastian ini.
Terlebih Departemen Proaksi adalah departemen baru di BEM FISIP Unpad
sehingga dibutuhkan untuk membangun sebuah legacy agar dapat diteruskan di
periode kepengurusan berikutnya.
How:
1. Menyusun daftar kebutuhan dalam RMSP
2. Survey dan assessment kepada pihak internal FISIP
3. Studi banding ke fakultas/kampus lain
What:
Grand Planning Pergerakan (Resilient Movement Strategic Plan)

Gambaran Substansi:
1. Pengelolaan organisasi mahasiswa
2. Pengelolaan pergerakan
3. Manajemen isu
4. Manajemen aksi

2. Program Kerja Eventual/SIAT


a. FISIP School of Democracy (Program Kerja Unggulan)
Why:
FISIP belum mempunyai wadah yang optimal dan strategis guna mencetak kader-
kader pergerakan dengan kompetensi sesuai standar yang sudah disusun. Maka dari
itu marwah FISIP sebagai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik belumlah dapat
terlaksana dengan paripurna jika mahasiswanya belum memiliki pemahaman dalam
bidang sosial, politik, dan pergerakan mahasiswa.
Maka dari itu Departemen Proaksi menginisiasi sebuah wadah berbentuk sekolah
yang akan memberikan pemahaman mengenai sosial, politik, dan pergerakan
mahasiswa guna mengedukasi Kema FISIP sekaligus mencetak kader-kader
gerakan yang mumpuni.
How:
1. Menyusun kurikulum yang komprehensif
2. Menjalin komunikasi rutin dengan himpunan
3. Membangun vibes lewat media
4. Mengundang pembicara ternama dan berkompeten
What:
Sekolah Pergerakan/FISIP School of Democracy

Gambaran Materi:
1. Demokrasi
2. HAM
3. Dasar-Dasar Ideologi
4. Sejarah Pergerakan
5. Pergerakan di Seluruh Dunia

Gambaran Waktu Pelaksanaan:

Oktober 2021

b. Festival HAM (Program Kerja Unggulan)


Why:
Hak Asasi Manusia dapat dibilang menjadi isu sepanjang masa karena kasus
pelanggaran HAM di masa lalu masih banyak yang belum terselesaikan hingga hari
ini namun kasus pelanggaran HAM baru juga selalu lahir tiap waktunya. Maka
pengawalan penegakan HAM menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Namun
awareness publik dan fokus pemerintah terhadap penegakan HAM belum dapat
dikatakan baik.
Dengan segala fakta dan kondisi yang ada maka Departemen Proaksi menginisiasi
sebuah event yang akan menjadi puncak dari bunga rampai yang sudah dirangkai
lewat konten media ataupun aksi kamisan. Festival HAM akan menjadi rangkaian
penutup dari usaha pengawalan HAM oleh Departemen Proaksi.
How:
1. Membangun vibes dan awareness lewat bunga rampai
2. Menjalin komunikasi dengan stakeholders HAM (Kontras, Komnas HAM,
YLBHI, dsb)
3. Mengadakan rangkaian acara Festival HAM
What:
Festival HAM

Gambaran rangkaian:
1. Seminar HAM
2. Mimbar Bebas
3. Kamisan
4. Audiensi/Aksi di Kejaksaan Agung/Istana dengan membacakan risalah
penegakan HAM

Gambaran Waktu Pelaksanaan:

September 2021

c. Campaign 16 HAKTP
Why:
Isu keperempuanan dan gender masih belum menjadi fokus utama di masyarakat
dan cenderung terjadi konforontasi antar dua spektrum ideologi berbeda. Padahal
isu ini menjadi penting dan urgen untuk dikawal sekaligus dipahami oleh
masyarakat utamanya mahasiswa mengingat belum adanya payung hukum yang
mengatur.
Maka dari itu mengingat salah satu fokus isu baik Departemen Proaksi maupun
BEM FISIP Unpad 2021 adalah kekerasan seksual dimana berhubungan sekali
dengan isu keperempuanan dan gender maka Departemen Proaksi akan
menginisiasi jalannya campaign 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
How:
1. Menyusun rangkaian kegiatan
2. Berkolaborasi dengan stakeholder yang concern di isu perempuan
What:
Campaign 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Gambaran Kegiatan:
1. Kampanye media lewat konten dan twibbon
2. Seminar membahas isu kekerasan seksual/RUU PKS
3. Pernyataan sikap terhadap RUU PKS
4. Menekan dikeluarkannya turunan Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020
5. Ditutup lewat aksi Hari HAM Sedunia

Gambaran Waktu Pelaksanaan:

25 November–10 Desember 2021


TARGET

Dalam implementasi nilai, visi, dan misi maka suatu organisasi perlu menentukan target apa
yang ingin dicapai dan bagaimana mengukur ketercapaian dari target tersebut lewat sebuah
indikator keberhasilan secara kuantitas. Target ini menjadi garis akhir yang akan berusaha
dicapai lewat serangkaian dinamika perjalanan sebuah organisasi dalam periode
kepengurusannya. Maka dari itu Departemen Propaganda dan Aksi memiliki target sebagai
berikut:

1. Kema FISIP Cerdas Isu


2. Kema FISIP Belajar Pergerakan
3. BEM FISIP sebagai Referensi Gerakan

Namun jika hanya target yang dimiliki akan terkesan utopis dan sulit diketahui ketercapainnya
maka dari itu diperlukan sebuah metode untuk mengukur sejauh mana target ini akan dicapai
dan bagaimana cara mencapainya. Hal ini dimaksudkan agar di akhir kepengurusan nanti dapat
diukur pencapaian Departemen Proaksi akan sejauh mana dan dapat menjadi evaluasi bagi
kepengurusan berikutnya.

Untuk mengukur ketercapaian dari target tersebut maka akan digunakan metode SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) untuk tiap-tiap target yang dimiliki.

Sumber Gambar: Instagram @lpdp_ri

1. Specific
Target organisasi haruslah jelas dan spesifik agar organisasi dapat fokus dalam usaha
untuk mencapainya. Seperti kata Jack Canfield, penulis Chicken Soup for The Soul,
yang mengatakan bahwa penentuan target yang tidak jelas akan membuahkan hasil
yang tidak jelas. Untuk mengukut kespesifikan target akan menggunakan metode
golden circle (Why, How, What).

Sumber Gambar: http://cre8tivecompass.com/mag/2011/01/31/monday-marketing-minute-28-


do-you-know-your-why
2. Measurable
Keterukuran target menjadi penting agar ketercapainnya pun mampu diukur secara jelas
dan konkret. Keterukuran ini akan menggunakan metode kuantitas atau angka agar
dapat diketahui seberapa jauh organisasi mencapai target tersebut. Maka setidaknya ada
dua pertanyaan yang akan menjadi dasar keterukuran target yaitu:
a. Seberapa banyak yang akan dicapai?
b. Bagaimana cara mengukur ketercapaian tersebut?
3. Achievable
Standar tinggi akan diterapkan dan memang penting dalam organisasi namun juga harus
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan usaha apa saja yang harus
dilakukan untuk mencapai target tersebut agar setiap langkah dalam mencapai target
tersebut menjadi realistis dan jelas. Maka setidaknya ada tiga pertanyaan yang akan
menjadi dasar ketercapaian target yaitu:
a. Bagaimana kondisi sumber daya yang dimiliki?
b. Usaha apa yang akan dilakukan dengan sumber daya tersebut?
c. Apa saja hambatan yang kemungkinan akan ditemui?
4. Relevant
Dalam mencapai target maka organisasi perlu memetakan kebutuhan apa saja yang
harus dimiliki agar target relevan dengan kemampuan yang dimiliki. Dan target juga
harus disesuaikan relevansinya dengan kebutuhan organisasi dan lingkungan
sekitarnya. Maka dari itu setidaknya ada dua pertanyaan yang harus dijawab untuk
mengukur relevansi target yaitu:
a. Apakah sumber daya yang dimiliki relevan dengan target?
b. Apakah usaha yang dilakukan relevan dengan keadaan organisasi?
5. Time-bound
Organisasi memiliki jangka waktu periode yang terbatas maka dari itu target harus
disesuaikan agar mampu tercapai dengan waktu yang dimiliki. Tanpa adanya waktu,
target tidak akan tercapai. Oleh karena itu, Project Management menempatkan waktu
sebagai tiga kendala utama bersama lingkup (scope) dan anggaran (budget). Maka dari
itu ada satu pertanyaan yang menjadi landasan dari target yang akan dicapai yaitu:
a. Kapan target ini akan selesai tercapai?

Setelah mengetahui bagaimana cara mengukur ketercapaian dari target maka target
Departemen Proaksi akan diukur menggunakan metode SMART seperti yang sudah dijelaskan
di atas.

1. Kema FISIP Cerdas Isu


a. Specific
- Why
FISIP memiliki segala variabel yang dibutuhkan untuk menjadi pengawal isu
sosial politik seperti disiplin ilmu sosial politik yang beragam dan komplet,
jumlah mahasiswa yang banyak, hingga kultur pergerakan yang sudah mulai
terlihat. Namun untuk semakin melangitkan Kema FISIP sebagai garda
terdepan pergerakan maka Kema FISIP harus cerdas isu terlebih dahulu.
- How
Departemen Proaksi akan menciptakan ruang dan media untuk proses
pencerdasan dan pembumian isu kepada Kema FISIP yang akan dikemas secara
kreatif dan populis.
- What
Media Propaganda dan Diskusi Publik
b. Measurable
- Seberapa banyak yang akan dicapai?
1. Minimal 10% Kema FISIP follow akun media propaganda di Instagram
2. Diskusi publik yang dihadiri minimal 30 orang
- Bagaimana cara mengukur ketercapaian tersebut?
1. Analisis dan evaluasi media propaganda
2. Rekap dan evaluasi data peserta diskusi
c. Achievable
- Bagaimana kondisi sumber daya yang dimiliki?
Kondisi sumber daya sangat melimpah dan beragam di Kema FISIP dengan
potensi yang luar biasa maka jika mampu diwadahi dan dioptimalkan dengan
baik akan mampu menciptakan gerakan yang solid.
- Usaha apa yang akan dilakukan dengan sumber daya tersebut?
1. Menyusun core competency yang akan diinternalisasikan kepada anggota
departemen lewat upgrading dan dinamika Departemen Proaksi
2. Kolaborasi dengan berbagai stakeholder gerakan
- Apa saja kemungkinan hambatan yang akan ditemui?
1. Kondisi daring sehingga proses internalisasi akan cukup butuh waktu
2. Kultur gerakan yang belum terbangun secara masif dan merata dalam
lingkup Kema FISIP
3. Pemahaman politik dan pergerakan yang kurang
d. Relevant
- Apakah sumber daya yang dimiliki relevan dengan target?
Ya karena marwah mahasiswa FISIP sudah tidak asing dengan dunia politik dan
pergerakan
- Apakah usaha yang akan dilakukan relevan dengan kondisi organisasi?
Ya dengan optimalisasi manajemen internal organisasi
e. Time-bound
- Kapan target ini akan selesai tercapai?
Di akhir kepengurusan (Desember 2021) namun secara berkala (bulanan) akan
diadakan evaluasi dan mengukur sejauh mana ketercapaian target.

2. Kema FISIP Belajar Pergerakan


a. Specific
- Why
Dengan segala potensi yang ada maka sangat mungkin bagi FISIP untuk mampu
jadi poros bahkan pemimpin dari gerakan mahasiswa. Namun paham dan cerdas
akan isu saja belum cukup maka dari itu diperlukan sebuah wadah bagi Kema
FISIP untuk belajar pergerakan.
- How
Departemen Proaksi akan menyediakan wadah bagi Kema FISIP untuk belajar
pergerakan mulai dari materi seperti Demokrasi, HAM, Anti Kekerasan
Seksual, Manajemen Aksi, dsb.
- What
FISIP School of Democary
b. Measurable
- Seberapa banyak yang akan dicapai?
Pada tahun pertama diadakannya FSOD minimal peserta yang ikut adalah 25
orang
- Bagaimana cara mengukur ketercapaian tersebut?
Rekap dan evaluasi data peserta
c. Achievable
- Bagaimana kondisi sumber daya yang dimiliki?
Kema FISIP bisa dibilang sebagai penyumbang massa aksi terbesar setiap
Unpad turun aksi. Pada aksi Reformasi Dikorupsi 24 September 2019 dari +-
1000 mahasiswa Unpad yang turun, mahasiswa FISIP berjumlah +- 2 bis (150
orang). Namun pemahaman Kema FISIP akan pergerakan belumlah mumpuni
maka dibutuhkanlah wadah untuk belajar. Untuk internal departemen sendiri
akan membutuhkan cukup waktu untuk mempelajari dan memahami bagaimana
caranya merancang sebuah sekolah dengan kurikulum yang komprehensif.
- Usaha apa yang akan dilakukan dengan sumber daya tersebut?
1. Assessment kepada Kema FISIP terkait materi apa saja yang akan diberikan
2. Membangun vibes lewat media
3. Pelatihan penyusunan kurikulum
4. Menyusun kurikulum yang komprehensif
- Apa saja kemungkinan hambatan yang akan ditemui?
Untuk tahun pertama diadakannya FSOD maka antusiasme Kema FISIP belum
akan terlalu besar
d. Relevant
- Apakah sumber daya yang dimiliki relevan dengan target?
Ya karena potensi dan semangat besar yang dimiliki Kema FISIP sangat cukup
untuk mengawali adanya sekolah pergerakan di FISIP
- Apakah usaha yang akan dilakukan relevan dengan kondisi organisasi?
Ya dengan pelatihan dan persiapan yang matang
e. Time-bound
- Kapan target ini akan selesai tercapai?
Termin 2 sekitar bulan oktober-november
3. BEM FISIP sebagai Referensi Pergerakan
a. Specific
- Why
FISIP memiliki beban moril sebagai fakultas yang mengemban diksi sosial dan
politik maka pergerakan mahasiswa sebagai salah satu aktualisasi sosial politik
adalah bidang yang secara tak langsung wajib untuk dapat diunggulkan oleh
BEM FISIP sebagai lembaga kemahasiswaan di FISIP. Menjadi referensi
gerakan bagi elemen gerakan lain baik dalam lingkup internal maupun eksternal
kampus.
- How
1. Menginisiasi pergerakan yang adaptif dan kolaboratif
2. Terlibat aktif dalam berbagai forum gerakan
3. Mengeluarkan produk gerakan yang strategis
- What
1. Pengawalan isu yang dinamis dan adaptif
2. Resilient Movement Strategic Plan
3. Roadmap pengawalan isu
b. Measurable
- Seberapa banyak yang akan dicapai?
1. Menerima setidaknya dua ajakan kolaborasi
2. Grafik engagement sosial media yang terus naik
- Bagaimana cara mengukur ketercapaian tersebut?
Platform big data pergerakan
c. Achievable
- Bagaimana kondisi sumber daya yang dimiliki?
FISIP memiliki segala sumber daya yang dimiliki baik infrastrukur maupun
suprastruktur organisasi yaitu jumlah sumber daya manusia yang banyak dan
berkualitas serta budaya pergerakan dan semangat yang besar.
- Usaha apa yang akan dilakukan dengan sumber daya tersebut?
1. Aktif terlibat dalam berbagai forum
2. Optimalisasi potensi internal departemen
3. Kerjasama lintas departemen
- Apa saja kemungkinan hambatan yang akan ditemui?
1. Kondisi pandemi masih berlangsung sehingga mobilitas akan lebih sulit
2. Dibutuhkan internalisasi yang berkelanjutan
d. Relevant
- Apakah sumber daya yang dimiliki relevan dengan target?
Ya karena ragam potensi yang dimiliki FISIP
- Apakah usaha yang akan dilakukan relevan dengan kondisi organisasi?
Ya dengan adanya pelatihan dan internalisasi
e. Time-bound
- Kapan target ini akan selesai tercapai?
Akhir kepengurusan (Desember 2021)

Dengan ini maka target dari Departemen Propaganda dan Aksi menjadi terukur untuk mampu
diusahakan dan dicapai. Namun karena ini masih rencana awal maka akan sangat mungkin
untuk disempurnakan dengan survey awal, tengah, dan akhir tahun serta pembahasan internal
Departemen Proaksi serta kolaborasi lintas departemen.
MANAJEMEN INTERNAL

1. Gambaran Internal Departemen


Dalam membangun internal yang dekat dan harmonis maka kuncinya adalah merawat
perbedaan yang ada dengan memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada tiap-tiap
individu untuk saling berkolaborasi. Dengan menciptakan super team maka internal
departemen akan lebih terjaga kedekatan dan kinerjanya. Dalam super team yang
dibentuk akan menghindari terciptanya “superman” yang terlalu superior.
Dalam teori filsafat Friedrich Nietzsche tentang “ubermensch” atau “superman”
mengatakan bahwa selalu ada manusia yang lebih unggul dari manusia lain sehingga
menciptakan kecemburuan di antara mereka. Akhirnya manusia yang merasa lebih
lemah dari superman berusaha menciptakan lawan yang lebih kuat dan berkuasa dari
superman yaitu “God” atau Tuhan.
God kemudian mengambil alih kekuasaan dan mengalahkan superman. Namun karena
God adalah tokoh imajinatif maka perintah dan kuasanya disampaikan lewat
perpanjangan tangannya yaitu “Agama dan para pengkhotbah”. Namun agama dan para
pengkhotbah ini menjadi legitimasi dari penindasan manusia dan superman.
Akhirnya karena God lewat agama dan para pengkhotbah menjadi terlalu superior maka
melahirkan teori selanjutnya yaitu “Gott ist tot” atau “God is dead” atau “Tuhan telah
mati” dan manusia lah yang telah membunuhnya. Setelah God mati superman kembali
berkuasa. Namun nilai-nilai yang telah God lewat agama dan para pengkhotbahnya
sebarkan akan tetap ada sehingga dialektika antara God dan superman akan abadi.
Maka dari itu internal departemen akan lebih mengembangkan hadirnya super team
untuk membangun internal yang solid dan harmonis dan tanpa persaingan satu sama
lain karena dengan adanya superman maka kecemburuan akan muncul dan hanya akan
memunculkan pertikaian dan persaingan antar anggota.
Maka dari itu internal Departemen Proaksi akan dibentuk sebagai support system bagi
tiap individu yang ada dengan mengedepankan kesetaraan untuk mewujudkan nilai dan
budaya organisasi seperti yang sudah dijelaskan dalam bagian sebelumnya. Dan untuk
membentuk internal departemen menjadi super team akan dilakukan beberapa kegiatan
yang akan dijelaskan dalam bagian berikutnya.
Selain itu Departemen Proaksi yang akan fokus dalam bidang pergerakan yang tentunya
akan bersinggungan dengan banyak pihak eskternal yang diisi oleh keberagaman warna
dan spektrum ideologi maka agar terbiasa dengan kultur politik dan pergerakan yang
beragam warna maka internal Departemen Proaksi akan dibentuk untuk diisi oleh
orang-orang dengan latar belakang sosial, agama, dan warna ideologi yang beragam
agar membangun budaya diskursus dan memperkaya perspektif.
Namun agar tidak terjadi gesekan antar individu dengan warna yang berbeda maka
internalisasi nilai dan budaya organisasi akan dilakukan secara rutin dan bertahap serta
secara berkelanjutan akan membangun budaya diskusi dan sharing baik dalam kegiatan
formal seperti rapat maupun kegiatan non formal seperti bonding.

2. Spesifikasi Tugas dan Kompetensi


a. Kepala Departemen
Tugas:
Kepala Departemen akan bertanggung jawab kepada keseluruhan jalannya
Departemen Proaksi namun akan lebih fokus kepada pergerakan eskternal.
b. Wakil Kepala Departemen
Tugas:
Wakil Kepala Departemen akan bertanggung jawab kepada Kepala Departemen
dan menjadi partner kerja yang akan fokus kepada internal departemen dan urusan
administrasi serta pengarsipan
c. PJ MSDM
Kompetensi:
Adaptif, Komunikatif, Bisa memposisikan diri
d. Sekretaris Bendahara
Tugas:
Mengurus segala hal mengenai administrasi, pengarsipan, dan kebendaharaan serta
keuangan departemen
Kompetensi:
Detail, Teliti, dan Rapi
e. Tim Propaganda Kreatif
Tugas:
Sebagai editor konten dan juga memanajemen akun media propaganda Departemen
Proaksi
Kompetensi:
Bisa editing, Kreatif, dan Update Sosmed
f. Tim Manajemen Isu dan Pergerakan
Tugas:
Sebagai think tank Departemen Proaksi dalam hal isu dan secara teknis akan
menggarap materi konten media yang sifatnya insidental
Kompetensi:
Kritis, Komprehensif, Update Isu
g. Tim Komunikasi dan Diplomasi
Tugas:
Sebagai humas Departemen Proaksi dalam menghubungi pihak eksternal serta
menyusun database mitra pergerakan
Kompetensi:
Komunikatif, dan Cair
h. Tim Pengembangan Gerakan
Tugas:
Mengembangkan produk-produk gerakan dari Departemen Proaksi
Kompetensi:
Kritis dan Mau Belajar

3. Core Competency
”Core competencies are the resources and capabilities that comprise the strategic
advantages of a business. A modern management theory argues that a business must
define, cultivate, and exploit its core competencies in order to succeed against the
competition.”
Setidaknya begitulah definisi dari core competency menurut investopedia.com yang
secara ringkasnya memiliki arti bahwa core competency adalah kemampuan yang harus
dimiliki oleh individu dalam perusahaan/organisasi agar bisa menjalankan fungsi dan
tugasnya.
Maka Departemen Proaksi sebagai bagian dari BEM FISIP Unpad 2021 yang
merupakan organisasi mahasiswa perlu juga untuk memiliki core competency untuk
tiap anggota dalam internal departemen yang disesuaikan dengan fungsi Departemen
Proaksi dalam bidang pergerakan mahasiswa.
Dalam penyusunan core competency Departemen Proaksi, digunakan dua landasan
utama yaitu Departemen Proaksi sebagai bagian dari BEM FISIP Unpad dimana salah
satu fungsi BEM adalah pelayanan serta landasan bahwa Departemen Proaksi fokus di
bidang pergerakan mahasiswa. Maka dari itu core competency yang akan dimiliki oleh
Departemen Proaksi adalah:
a. Critical Thinking
b. Political Skill
c. Quality Orientation
d. Professionalism
Dengan core competency ini diharapkan tiap individu dalam Departemen Proaksi akan
terus termotivasi untuk mengejar target organisasi dan personal serta selalu
beriorientasi dalam pencapaian yang maksimal.

4. Kegiatan
Untuk saling mendekatkan antar anggota, internalisasi nilai kepada staff departemen,
hingga menjalankan fungsional harian maka diperlukan beberapa kegiatan untuk
menunjang keberlangsungan Departemen Proaksi. Kegiatan yang akan dilakukan
adalah:
a. First Meet
First meet akan dilaksanakan setelah Departemen Proaksi lengkap dengan seluruh
staff. Dalam kegiatan ini akan ada beberapa agenda yang dilakukan seperti
perkenalan, internalisasi grand design, pembuatan harapan dan action plan, hingga
bonding kecil-kecilan. First meet ini dilakukan sebagai langkah awal untuk
membangun internal departemen yang dekat dan harmonis.
b. Bonding/Sharing
Bonding/sharing akan dilaksakan secara rutin minimal tiap sebulan sekali baik
dalam rapat mingguan ataupun diagendakan dalam sebuah acara tersendiri. Hal ini
dimaksudkan agar ikatan antar anggota dan sense of belonging kepada Departemen
Proaksi menjadi lebih besar secara bertahap dan mampu tetap erat hingga akhir
kepengurusan.
c. Upgrading
Upgrading akan dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu sesuai kesepakatan.
Upgrading dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan anggota departemen
sesuai dengan core competency yang sudah disusun serta agar potensi tiap individu
dalam departemen semakin meningkat.
d. Rapat Mingguan
Rapat mingguan akan dilaksanakan setiap minggunya sesuai dengan jadwal yang
sudah disepakati di awal. Untuk agenda rapatnya sendiri akan disesuikan dengan
kebutuhan dan dinamika organisasi. Dalam rapat mingguan ini juga sesekali akan
diadakan bonding/sharing.
e. Rapat Taktis/Terbatas
Rapat taktis/terbatas dilaksanakan dengan jadwal dan agenda yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan dinamika. Rapat ini bisa dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan dadakan departemen ataupun rapat terbatas bersama penanggung jawab
program kerja.
f. Evaluasi Rutin
Evaluasi rutin akan dilaksanakan tiap dua bulan sekali untuk meninjau sudah sejauh
mana perjalanan Departemen Proaksi dan mengetahui hal-hal apa saja yang harus
diperbaiki oleh departemen. Evaluasi rutin akan disesuaikan pula agendanya antara
untuk seluruh anggota departemen ataupun agenda khusus (program kerja, individu,
dsb)
PENUTUPAN

Kurang lebih inilah mimpi serta gagasan yang saya bawa untuk Departemen Propaganda dan
Aksi BEM FISIP Unpad 2021. Setiap dari mimpi dan gagasan yang saya bawa harapannya bisa
menjadi karya dan memberikan manfaat bagi Kema FISIP dan rakyat Indonesia. Dalam
implementasinya pun saya sangat menerima kritik dan saran untuk membangun Departemen
Propaganda dan Aksi menjadi lebih baik.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih atas perhatiannya dan semoga mimpi dan gagasan
yang saya tawarkan dapat menjadi awal dari karya besar yang akan diwujudkan dalam ruang
bernama BEM FISIP Unpad. Sekian dan terimakasih.

“Karena sejarah telah membuktikan bahwa perubahan-perubahan besar selalu diawali oleh
kibaran bendera-bendera universitas”, (Petikan pidato Hariman Siregar, 31 Desember 1973)

Calon Kepala Departemen

Propaganda dan Aksi

BEM FISIP Unpad 2021

Georgius Benny
REFERENSI

Adaptation Clearinghouse. (2014, April 14). Adaptation Clearinghouse: City Resilience


Framework. Retrieved from Adaptation Clearinghouse:
https://www.adaptationclearinghouse.org/resources/city-resilience-
framework.html#:~:text=City%20Resilience%20Framework.%20Supported%20by%20The%
20Rockefeller%20Foundation,Foundation%20is%20using%20the%20framework%20to%20c
reate%20

Albanik, H. (2007). PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN DALAM GERAKAN MAHASISWA


KAMPUS 1970-AN SEBAGAI GERAKAN KOREKSI DAN NURANI BANGSA.
Pustaka Unpad, 50-76.

Alexandra, T. (2021, January 7). Investopedia. Retrieved from Investopedia: Core


Competencies: https://www.investopedia.com/terms/c/core_competencies.asp

Aryani, L. (2014). Studi Deskriptif Kualitatif Manajemen Isu Tim Pemenangan YURO dalam
Pilkada Karanganyar Periode 2013-2018. Jurnal Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 15-24.

Dinora, A. (2019). Aristoteles, Socrates, Plato. Yogyakarat: Sociality.

Karni, S., Siregar, B., Cholish, Z., & Hernawan, K. (2010). Titik Rawan Gerakan Mahasiswa.
Pustaka Unpad, 96-97.

Kluckhohn, C. (1953). Universal Categories of Culture. Santa Fe: Harvard University.

Lente, F. V., & Dunlavey, R. (2007). Para Filsuf Jagoan Jilid I. Jakarta: Gramedia.

Lumen Learning. (2018, October 7). Lumen Learning. Retrieved from Lumen Learning:
Cultural Anthropology:
https://courses.lumenlearning.com/culturalanthropology/chapter/cultural-
universals/#:~:text=Cultural%20Universals%201%20Language%20and%20cognition
%20%E2%80%93%20All,death%2C%20and%20other%20ceremonial%20events.%2
0More%20items...%20
Max Manroe. (12, May 2017). Max Manroe: Pengertian Nilai: Fungsi, Ciri-Ciri, Jenis, dan
Contohnya. Retrieved from Max Manroe:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-nilai.html

Muradi. (2014, May 21). Refleksi 14 Tahun Reformasi: Membangun Indonesia dari Bandung.
Pustaka Unpad, pp. 1-3.

Prayudi, A. (2016). Manajemen Isu dan Krisis. Yogyakarat: LPPM UPN Veteran Yogyakarta.

Sprinthink. (2019, November 20). Sprinthink. Retrieved from Sprinthink: Apa Itu Golden
Circle dan Bagaimana Cara Menggunakannya?: https://www.sprinthink.id/apa-itu-
golden-circle-dan-bagaimana-cara-menggunakannya/

Universitas Psikologi. (2018, January 26). Universitas Psikologi. Retrieved from Universitas
Psikologi: Teori Resiliensi (Resilience) Menurut Para Ahli:
https://www.universitaspsikologi.com/2020/01/teori-resiliensi-dan-pengertian-
resilience.html

Dokumen:

LPJ BEM FISIP Unpad 2020 Kabinet Saksanaswara

LPJ BEM Kema Unpad 2020 Kabinet Eksplorasi Makna

Prolegnas DPR 2020

Powerpoint:

Manajemen Isu dalam Gerakan Mahasiswa oleh MS. Mujab dalam Garda Padjadjaran School

Sumber Digital:

Instagram @lpdp_ri, @berbagiperspektif3, @bangsamahasiswa, @bem.unpad,


@bemfisipunpad

Anda mungkin juga menyukai