Calon Kepala Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP Unpad 2021
Georgius Benny
170410190032
Ilmu Pemerintahan
Angkatan 2019
DAFTAR ISI
A. Pembukaan
B. Data Calon Kepala Departemen
1. Identitas
2. Rekam Jejak
3. Motivasi
4. Analisis Diri
C. Alur Berpikir
D. Analisis Filosofis
1. Deskripsi Departemen Propaganda dan Aksi
2. Urgensi Departemen Propaganda dan Aksi dalam BEM FISIP
3. Tugas dan Fungsi Departemen Propaganda dan Aksi
E. Evaluasi Pergerakan FISIP
1. Evaluasi Pergerakan Secara Umum
2. Evaluasi Kinerja Kastrat
F. Analisis Pergerakan
1. Pergerakan Unpad
2. Pergerakan Regional
3. Pergerakan Nasional
G. Analisis SWOT
H. Nilai dan Budaya
I. Visi
J. Misi
K. Alur Kerja
1. Internal Departemen
2. Eksternal Departemen
L. Organigram
M. Fokus Isu
1. Strategis
2. Taktis
3. Grand Issue
4. Alur Pengawalan Isu
N. Program Kerja
1. Proker Fungsional
2. Proker Eventual/SIAT
O. Target
P. Manajemen Internal
1. Gambaran Internal Departemen
2. Spesifikasi Tugas dan Kompetensi
3. Core Competency
4. Kegiatan
Q. Penutupan
R. Referensi
PEMBUKAAN
Hidup Mahasiswa!
Dapat mengucapkan salam di atas adalah sebuah kesempatan luar biasa sehingga menjadi sia-
sia jika salam tersebut tidak diimplementasikan dalam aksi nyata. Menjadi mahasiswa adalah
sebuah kesempatan. Kesempatan untuk memperbaiki nasib keluarga, kesempatan untuk berada
di lingkungan intelektual, dan kesempatan untuk berjuang atas nama orang banyak. Bagi saya
mahasiswa tidak boleh sekedar belajar di kelas lalu pulang. Lebih dari itu ia harus mengabdi
dan berjuang menuju perubahan yang nyata.
Pendidikan mahasiswa disubsidi rakyat melalui pajak. Maka mahasiswa tidak boleh sombong
untuk mengabdi dan dekat kepada rakyat, utamanya mereka yang ditindas oleh ketidakadilan.
Dengan nilai intelektual yang dimiliki dalam jalan juang mahasiswa maka berada di jalan untuk
memperjuangkan keadilan rakyat adalah sebuah kehormatan bagi mahasiswa.
Mengabdi juga wajib dimulai untuk lingkungan sekitar. Mahasiswa seringkali terlalu sombong
untuk memperjuangkan sesama mahasiswa yang membutuhkan keadilan. Badan Eksekutif
Mahasiswa adalah salah satu ruang untuk mengabdi, mengambil peran, dan memberi manfaat.
Maka dari itu BEM bukanlah semata lembaga politis, lebih dari itu BEM harus hadir dan
dirasakan manfaatnya oleh setiap konstituen yang dilayani.
Maka dari itu saya persembahka segenap kelebihan dan kekurangan yang saya miliki serta
gagasan dan mimpi saya untuk BEM FISIP Unpad 2021. Harapannya gagasan dan mimpi yang
saya bawa ini dapat menjadi peluang untuk dapat diimplementasikan menjadi karya dan
manfaat yang besar untuk Keluarga Mahasiswa FISIP Unpad.
1. Identitas
Nama: Georgius Benny Kristiadi
TTL: Bekasi, 14 April 2001
Alamat Rumah: Jalan Yudistiraraya No. 2B, Komplek Pemda, Jatiasih, Bekasi
Alamat Kos: Pondok Abah Uni 2, Ciseke Besar
Jurusan: Ilmu Pemerintahan
Angkatan: 2019
2. Rekam Jejak
a. Pengalaman Organisasi
Jabatan Organisasi Tahun
Staff Departemen BEM Kema Unpad Kabinet 2020
Propaganda dan Aksi Eksplorasi Makna
Kepala Bidang Hubungan KPU Hima Ilmu Pemerintahan 2020
Masyarakat
Anggota Tim Normalisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu 2020
Pemerintahan
Reporter Bidang 1 Lembaga Pers Mahasiswa Warta 2020
Kema Unpad
Volunteer Divisi Content Media Kreatif Filsafat @logosid 2020
Writer
Sekretaris Jenderal Komisi Pengawas Pemilu FISIP 2019
Unpad
Staff Muda Departemen BEM FISIP Unpad Kabinet 2019
Kajian dan Aksi Strategis Jatisagara
Ketua Angkatan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2019 2019
b. Pengalaman Kepanitiaan
Jabatan Kepanitiaan Tahun
Project Officer Garda Padjadjaran School 2020
Kepala Divisi Materi Seminar Nasional FISIP Unpad 2020
Staff Divisi Materi Prototipe 2020
Staff Divisi Acara Osgov 5.0 2020
Project Officer Praktikum Ilmu Pemerintahan 2019 2019
Kepala Divisi Liaison Malam Keakraban Ilmu 2019
Officer Pemerintahan
Wakil Kepala Divisi Mabafest 2019
Keamanan
Project Officer Diskusi Politik Pelajar Bekasi 2018
3. Motivasi
“With great power comes great responsibility”
“When you can do the things that i can but you don’t and then the bad things happen
they happen because of you”
Dua kalimat di atas sebenarnya adalah dialog yang ada di film Spiderman. Kalimat
pertama diucapkan uncle Ben kepada Peter Parker dalam film Spiderman versi lawas
dan kalimat kedua diucapkan oleh Peter Parker kepada Tony Stark dalam film Civil
War. Namun rasanya menjadi relevan jika dikaitkan dengan status mahasiswa sebagai
kaum intelektual.
Bagi saya, mengemban titel mahasiswa adalah sebuah kesempatan berharga sekaligus
langka karena tidak semua orang berkesempatan menempuh pendidikan di perguruan
tinggi. Maka dari itu kesempatan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja, harus ada
dampak baik bagi lingkungan sekitar dan juga masyarakat yang dihasilkan oleh
mahasiswa.
Maka dari itu kalimat pertama yaitu “With great power comes great responsibility”
menjadi sangat relevan dengan titel mahasiswa karena menjadi mahasiswa adalah
sebuah kekuatan besar yang dapat dimanfaatkan untuk berdampak besar bagi
masyarakat. Namun akhirnya kekuatan ini melahirkan tanggung jawab karena biaya
pendidikan mahasiswa sebagian disubsidi oleh masyarakat. Maka mengabdi kepada
masyarakat menjadi pertanggungjawaban mahasiswa.
Konteks mengabdi disini bisa diimplementasikan dalam berbagai hal salah satunya
adalah dalam bidang pergerakan. Sejatinya pergerakan mahasiswa selalu jadi langkah
awal dari sebuah perubahan. Maka dengan minat, kemampuan, dan fokus saya dalam
bidang pergerakan saya berusaha mengabdi kepada masyarakat melalui jalur ini.
Walaupun terkesan utopis namun akhirnya pergerakan adalah tentang mencari dan
membangun momentum menuju perubahan.
Berbicara tentang kalimat kedua yaitu “When you can do the things that you can but
you don’t and then the bad things happen they happen because of you” yang menjadi
kausalitas dari kalimat sebelumnya maka mahasiswa yang memiliki lima peran dan
fungsi sebagai social control, agent of change, guardian of value, moral force, dan iron
stock serta kesempatan untuk mengemban pendidikan di perguruan tinggi menjadikan
mahasiswa wajib bergerak dan bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan sekitar.
Karena bagi saya dosa besar kaum terdidik adalah jika mereka diam saat terjadi
masalah. Mengingat masalah yang tak berhenti datang baik dari segi sosial, ekonomi,
dan politik maka mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengawal setiap
kebijakan yang hadir dari setiap stakeholder agar kebijakan yang dikeluarkan berpihak
kepada kepentingan orang banyak.
Dan gerakan yang diinisiasi dan dirawat oleh mahasiswa salah satunya adalah melalui
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). BEM FISIP Unpad sebagai salah satu organisasi
kemahasiswaan yang memiliki fungsi pergerakan juga aktif bergerak dalam mengawal
dan memastikan kebijakan. Maka dari itu BEM FISIP Unpad bisa menjadi salah satu
aktor utama dalam lingkup Unpad dan saya ingin menjadi bagian bahkan inisiator dari
hal itu.
Mengingat BEM FISIP Unpad kini memasuki periode kepengurusan baru dan adanya
salah satu departemen baru yaitu Departemen Propaganda dan Aksi yang akan menjadi
Departemen Proaksi pertama sepanjang sejarah BEM FISIP Unpad maka saya rasa
menjadi sebuah panggilan bagi saya untuk bergerak menjadi Kepala Departemen
Proaksi dengan segala gagasan serta kelebihan dan kekurangan yang saya miliki.
Maka dari itu saya persembahkan niat serta gagasan yang saja ajukan untuk menjadi
Kepala Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP Unpad 2021 dalam naskah
akademik berikut yang menjelaskan arah gerak Departemen Proaksi di bawah
kepemimpinan saya. Sekian dan terimakasih. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat
Indonesia! Hidup Kema FISIP!
4. Analisis Diri
Analisis diri ini saya bagi ke dalam kekurangan dan kelebihan yang saya miliki secara
personal sebagai salah satu bahan pertimbangan dan transparansi.
a. Kelebihan:
- Memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam bidang politik dan pergerakan
- Memiliki pengalaman mengelola kepanitiaan mega proker Departemen Proaksi
BEM Kema Unpad 2020
- Memiliki banyak referensi baik buku, jurnal, ataupun media politik dan
pergerakan
- Tanggap dan responsif terhadap pemetaan sebuah isu
- Totalitas dan berkomitmen
- Mobilitas cukup tinggi dan fleksibel
- Professional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
- Mampu berpikir kritis dan analitis
- Cair dan bisa menempatkan diri sesuai kebutuhan lingkungan
b. Kekurangan:
- Kurang update soal pop culture
- Kaku dalam berkomunikasi dengan orang baru ataupun yang belum dekat
- Cenderung pragmatis dan realistis
- Tertutup dan hampir tidak pernah terbuka dengan hal-hal pribadi
- Sulit bangun pagi
- Seringkali telat ataupun tidak on time dalam menghadiri sebuah agenda
- Kurang rapi dalam hal administrasi, keuangan, dan pengarsipan
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang saya miliki saya yakin dapat
mengemban amanah sebagai Kepala Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP
Unpad 2021. Untuk memperbaiki serta menambal kekurangan yang saya miliki maka
saya akan terus belajar dan mencari partner yang mampu melengkapi kekurangan yang
saya miliki agar Departemen Proaksi mampu berjalan dengan sebaik-baiknya.
Alur Berpikir
ANALISIS FILOSOFIS
Analisis filosofis ini adalah kondisi ideal dimana Departemen Propaganda dan Aksi BEM
FISIP Unpad 2021 akan menjalankan tugas dan fungsinya. Namun karena Departemen Proaksi
akan menjadi departemen baru di BEM FISIP Unpad maka analisis filosofis ini didasarkan
kepada hasil asesmen, LPJ Departemen Kastrat BEM FISIP Unpad 2020, serta penafsiran dan
analisis dari saya. Analisis filosofis ini akan terbagi ke dalam tiga bagian yaitu Deskripsi
Departemen Proaksi, Urgensi Departemen Proaksi di BEM FISIP, serta tugas dan fungsi
Departemen Proaksi.
Evaluasi pergerakan FISIP ini akan saya bagi ke dalam dua bagian yaitu pergerakan secara
umum dan kinerja Kastrat. Hasil evaluasi ini saya dasarkan kepada asesmen, pengamatan, dan
LPJ Kastrat BEM FISIP 2020. Maka evaluasi pergerakan FISIP adalah sebagai berikut:
Departemen Propaganda dan Aksi yang nantinya akan fokus di bidang pergerakan mahasiswa
akan bersinggungan dengan berbagai elemen dan stakeholders gerakan lainnya. Elemen yang
berada dalam dunia gerakan baik di lingkup kampus Unpad, regional, hingga nasional begitu
beragam mulai dari warna, ideologi, tujuan, kepentingan, dan sebagainya. Maka dari itu saya
rasa perlu menganalisis bagaimana proyeksi dunia gerakan di tahun 2021. Hal ini dimaksudkan
untuk dapat memetakan potensi arah gerak, isu strategis, hingga aliansi. Maka dari itu analisis
ini akan terbagi ke dalam tiga bagian yaitu analisis pergerakan Unpad, regional, dan nasional.
1. Pergerakan Unpad
Untuk melihat bagaimana pergerakan Unpad di tahun 2021 kita bisa menganalisisnya
melalui tiga hal yaitu warna pimpinan BEM se-Unpad, posisi Unpad di antara kampus
lain, dan pergerakan Unpad di tahun sebelumnya. Berdasarkan ketiga hal tersebut maka
muncul analisis berikut:
a. Warna Pimpinan BEM se-Unpad
Warna ideologi pimpinan BEM se-Unpad menjadi penting untuk diketahui agar
peta politik kampus Unpad bisa tergambar dengan jelas sehingga pada akhirnya
terlihat potensi aliansi atau kolaborasi gerakan yang bisa dilakukan oleh BEM
FISIP Unpad utamanya oleh Departemen Proaksi. Setelah melakukan pemetaan dan
asesmen dengan banyak pihak maka saya membagi warna pimpinan BEM se-
Unpad ke dalam empat spektrum yaitu kiri progressif, kiri moderat, kanan moderat,
dan kanan konservatif dengan rincian sebagai berikut:
- BEM Kema: Kanan Konservatif
- BEM FISIP: Kiri Progresif
- BEM FIB: Kanan Konservatif
- BEM FH: Kanan Moderat
- BEM FIKOM: Kanan Konservatif
- BEM FEB: Kanan Moderat
- BEM FKG: Kanan Konservatif
- BEM FK: Kanan Konservatif
- BEM FAPSI: Kiri Moderat
- BEM FKEP: Kanan Moderat
- BEM FMIPA: Kanan Moderat
- BEM FAPERTA: Kanan Moderat
- BEM FAPET: Kanan Konservatif
- BEM FMIPA: Kanan Moderat
- BEM FTG: Kiri Moderat
- BEM FPIK: Kiri Moderat
- BEM FF: Kanan Konservatif
Dari 17 BEM yang ada maka terdapat sebanyak 7 spektrum kanan konservatif, 6
kanan moderat, 3 kiri moderat, dan 1 kiri progressif. Dengan komposisi seperti ini
maka BEM se-Unpad pada periode 2021 ini didominasi oleh warna kanan
konservatif dengan BEM FISIP menjadi satu-satunya BEM dengan warna kiri
progressif. Ditambah melihat BEM Kema yang dipegang kelompok kanan
konservatif maka untuk aliansi gerakan nasional pun kemungkinan besar akan
bergabung bersama BEM SI yang penuh dengan kepentingan.
Dengan fakta ini maka ada hal positif dan negatif yang akan dirasakan oleh BEM
FISIP yaitu BEM FISIP akan menjadi sorotan dan mempunyai potensi untuk
menjadi garda terdepan pergerakan dalam lingkup Unpad. Namun di satu sisi BEM
FISIP akan kesulitan mencari aliansi ataupun kolaborasi. Dengan minimnya potensi
aliansi dan kolaborasi maka BEM FISIP akan lebih sering melakukan kolaborasi
dengan lembaga non BEM baik internal maupun eksternal Unpad.
Jika melihat kepada sejarah, maka BEM dengan warna konservatif cenderung
mengelola gerakan dengan kurang progressif ataupun seringkali disusupi
kepentingan golongan lain. Misalnya pada BEM Kema 2017 dimana saat itu
gerakannya kurang masif sementara pada BEM Kema 2019 gerakannya tidak
representatif. Maka pola ini menurut hipotesis saya akan berlanjut di BEM se-
Unpad dengan kondisi dominasi kanan konservatif.
Maka pergerakan Unpad di tahun ini akan mengarah kepada gerakan yang lamban
dan berpotensi tidak representatif. BEM FISIP dapat mengambil peran dalam
momentum seperti ini untuk menjadi pembeda. Saya mengambil referensi dari
stand up comedy Pandji Pragiwaksono dalam tur Juru Bicara bahwa “sedikit lebih
beda lebih baik daripada sedikit lebih baik”. Dan Departemen Proaksi akan menjadi
garda terdepan BEM FISIP untuk menjadi pembeda dalam gerakan di lingkup
Universitas Padjadjaran.
2. Pergerakan Regional
Mahasiswa Jawa Barat utamanya Bandung dan sekitarnya memiliki sejarah panjang
serta peran besar dalam catatan demokrasi Indonesia. Mahasiswa Jabar selalu menjadi
pionir dari gerakan mahasiswa karena karakteristik gerakan mahasiswa Bandung yang
mampu mensinergikan perbedaan demi perubahan menuju Indonesia yang lebih baik
yang membedakan dengan kota-kota lainnya. Semangat itu tak lepas dari posisi kota
Bandung yang menjadi persemaian gerakan perubahan di Indonesia, sejak era
pergerakan nasional.
Pada era 1970an gerakan mahasiswa Bandung kurang mampu bergerak secara massif
bahkan gerakannya dikenal dengan gerakan “back to campus”. Hal ini dikarenakan
sikap otoriter dan pembredelan gerakan mahasiswa oleh pemerintah. Namun
mahasiswa Bandung mengeluarkan gerakan tuntutan lainnya yaitu menuntut tentara
untuk “back to barrack” karena dwifungsi ABRI mulai merajalela pada masa itu.
Gerakan ini menjadi tonggak awal dari gerakan mahasiswa Jawa Barat hingga muncul
sebuah istilah yang menyatakan bahwa “jika mahasiswa Jawa Barat sudah datang ke
Jakarta maka keadaan negara sudah genting”. Dan hal ini bisa dibuktikan pada gerakan
seperti Reformasi 1998, Reformasi Dikorupsi 2019, hingga Tolak Omnibus Law 2020.
Mahasiswa Jabar selalu menjadi pionir dan lambing dari gerakan mahasiswa itu sendiri.
Pada tahun 2021 ini pergerakan mahasiswa Jabar sebenarnya tidak akan berbeda jauh
dengan keadaan pada 2020. Gerakan Jabar akan didominasi gerakan non BEM yang
cenderung dikuasai oleh organ ekstra sepeti HMI dan KAMMI ataupun aliansi
semacam PRMB. Backingan politik dari organisasi-organisasi ini begitu kuat sehingga
langkah apapun hampir pasti dapat dikatakan aman.
Berbeda dengan BEM, BEM tidak dapat bergerak dengan radikal ataupun sporadis
karena adanya tanggung jawab representasi yang dibawa yaitu konstituten dari masing-
masing BEM. Maka dari itu ketika berbicara tentang gerakan mahasiswa maka
sebenarnya organisasi ekternal bisa lebih leluasa namun secara akademis dan strategis
gerakan BEM lebih baik.
Untuk regional Jabar sendiri pada 2021 nanti analisis saya Unpad sebenarnya bisa
ambill posisi penting mengingat Unpad adalah kampus terbesar di Jawa Barat utamanya
soal gerakan. ITB tidak begitu cakap dan fokus dalam gerakan sehingga kesempatan
Unpad untuk menjadi pimpinan gerakan mahasiswa Jabar terbuka lebar. Namun
kembali lagi ke penjelasan sebelumnya bahwa BEM Kema 2021 cenderung akan
bergabung bersama BEM SI sehingga peluang menjadi pimpinan gerakan Jabar
menjadi sempit. Maka dari itu dominasi organ esktra masih akan berlanjut di Jabar.
3. Pergerakan Nasional
Pergerakan nasional pada 2021 ini masih akan berpusat di media dan hanya sesekali di
jalanan. Baik pergerakan media maupun lapangan semakin menemui kesulitan di tahun
ini dikarenakan pertama pergerakan media dihambat oleh adanya hukum karet dan
kontrol yang membatasi ruang gerak utamanya setelah pemerintah membentuk polisi
siber. Maka lawan pergerakan di media tidak lagi UU ITE dan hacker tapi juga aparat.
Dalam pergerakan lapangan sendiri lawan dari gerakan mahasiswa adalah arogansi
kekuasaan dimana pada hari ini negara mengerahkan seluruh instrumen yang dipunyai
untuk mempertahankan kekuasannya. Pembatasan ruang gerak ini diperparah dengan
keadaan pandemi berkepanjangan. Hari ini pemerintah semakin terbuka untuk
mengkriminalisasi pihak yang berbeda pandangan dari pemerintah dengan dalih
keamanan atau persatuan negara. Seperti pada kasus kriminalisasi Habib Rizieq baru-
baru ini ataupun serangkaian kriminalisasi aktivis mahasiswa yang ditangkap saat
ataupun pasca aksi. Bahkan banyak nyawa melayang di tangan negara karena
represifitas aparat saat aksi massa. Masih hangat di ingatan hingga kini lima mahasiswa
yang gugur saat aksi Reformasi Dikorupsi 2019 masih belum mendapatkan keadilan.
Kriminalisasi bahkan tidak hanya menjerat aktivis mahasiswa. Aktivis masyarakat adat,
lingkungan hidup, hingga agraria juga mendapatkan kriminalisasi dan represifitas
aparat bahkan saat sedang berada di rumahnya. Hal ini semakin menjadi bukti bahwa
arogansi kekuasaan sudah mencapai tahap darurat sehingga butuh antitesis dan
perlawanan dari gerakan mahasiswa.
Dengan keadaan seperti ini maka solidaritas gerakan masyarakat dengan mahasiswa di
dalamnya menjadi penting. Namun bicara gerakan maka kita juga berbicara mengenai
ragam warna dan kepentingan. Dan seringkali kompleksitas keberagaman ini
menimbulkan perpecahan dari gerakan itu sendiri. Kelompok kiri enggan bergabung
dengan kelompok kanan begitupun sebaliknya. Misalnya tidak pernah kita melihat
kolaborasi gerakan aksi massa dari FRI dan FPI. Begitupun dengan mahasiswa tidak
pernah ada sejarahnya akhirnya gerakan kiri dengan kanan akur. Hal ini yang sering
menyebabkan gerakan mahasiswa mudah dipecah belah.
Kompleksitas keberagaman dalam gerakan ini ibarat menjadi pisau bermata dua dimana
di satu sisi menjadi hal yang baik untuk memperkaya khasanah gerakan seperti pada
teori dialektika Hegel dimana perubahan sosial berawal dari pertentangan antar ide.
Namun di sisi lain dialektika antar kelompok gerakan ini seringkali justru menjadi
saling sikut antar keduanya sehingga melahirkan konflik internal gerakan. Hal inilah
yang menyebabkan penguasa adem ayem berada di singgasananya dan akhirnya
masyarakat yang diadu dengan aparat.
Kondisi inilah yang menyebabkan gerakan tidak pernah solid dan menjadi sebuah satu
kesatuan yang utuh. Menurut analisis saya 2021 tidak akan menjadi tahun yang berbeda
dari tahun-tahun sebelumnya. Namun akhirnya kontribusi dan partisipasi mahasiswa
menjadi sangat penting untuk tetap ada. BEM harus mengambil peran itu.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threath). Dalam analisis SWOT dapat digunakan pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif. Dan dalam analisis SWOT Departemen Proaksi saya akan menggunakan analisis
SWOT dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
1. Comparative Advantage
Pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi
suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat
2. Mobilization
Interaksi antara ancaman dan kekuatan. Disini harus dilakukan upaya mobilisasi
sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperkecil ancaman dari
luar tersebut bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang
3. Divestment/Investment
Interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini
memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup
untuk menggarapnya
4. Damage Control
Kondisi yang paling lemah karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi
dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa
bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang
diperkirakan
1. Strength
a. Departemen Proaksi adalah departemen baru yang memiliki bidang sesuai dengan
disiplin ilmu sosial politik
b. Isu sosial politik adalah isu yang diminati Kema FISIP
c. Program kerja yang ditawarkan fresh dan inovatif
2. Weakness
a. Belum memiliki rekam jejak sehingga tidak ada gambaran yang bisa dikenal soal
tupoksi departemen
b. Belum terpetakan minat Kema FISIP untuk bergabung ke Departemen Proaksi
3. Opportunity
a. Kema FISIP senang hal yang berbau pergerakan dan isu sosial politik namun belum
ada wadah di BEM yang menaungi
b. FISIP fakultas paling progressif di Unpad sejauh ini
c. Isu sosial politik adalah isu yang tidak ada habisnya
4. Threat
a. Minimnya pemahaman tentang tupoksi Departemen Proaksi oleh calon pendaftar
b. Kemungkinan besar peminatnya adalah mahasiswa baru yang belum memiliki
pengalaman
Hasil analisis SWOT ini akan saya jawab dalam bentuk strategi menggunakan pendekatan
kualitatif dengan matriks Kearns berikut:
Definisi nilai menurut Koentjaningrat adalah suatu bentuk budaya yang berfungsi sebagai
pedoman bagi setiap manusia di dalam masyarakat. Pedoman ini kemudian digunakan sebagai
landasan dalam berperilaku utamanya yang berhubungan dengan lingkungan sosial
masyarakat. Jika ada individu yang berperilaku tidak sesuai nilai maka biasanya akan diberi
sanksi sosial.
Berangkat dari definisi di atas maka Departemen Proaksi akan memiliki beberapa nilai yang
digunakan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan fungsi baik secara konsep maupun
teknis. Nilai ini pula yang nantinya akan melandasi tiap arah gerak Departemen Proaksi dalam
visi, misi, dan program kerja. Nilai-nilai yang disusun berikut ini mempertimbangkan
kebutuhan internal serta eksternal departemen. Maka dari itu nilai yang akan menjadi pedoman
Departemen Proaksi adalah:
1. Dekat
Dalam menjalankan kepengurusan selama satu periode akan menghabiskan banyak
sekali waktu dan tenaga. Maka dari itu kondisi internal departemen menjadi nilai
pertama yang akan dibangun dengan mewujudkan internal yang dekat, harmonis, dan
terbuka agar setiap beban dan tanggung jawab departemen dapat dijalankan dengan
penuh semangat dan integritas. “Nyaman” adalah kata kunci bagi setiap anggota
Departemen Proaksi agar mampu bekerjasama dalam satu periode kepengurusan.
2. Demokratis
Ragam warna dalam pergerakan baik itu secara ideologis, sosial, agama, preferensi
politik, dan sebagainya adalah senjata utama untuk menciptakan pergerakan yang
dinamis dan strategis. Maka Departemen Proaksi akan menjadi wadah bagi setiap
warna anggotanya untuk dapat terbuka dan open minded satu sama lain. Pengambilan
keputusan departemen juga akan dilakukan secara aspiratif kepada tiap anggota
Departemen Proaksi.
3. Integratif
Dinamika organisasi mahasiswa bersifat sangat dinamis dan taktis utamanya dalam
bidang pergerakan. Maka dari itu integrasi dari setiap program kerja, arsip, database,
dan lain sebagainya menjadi urgen untuk menunjang jalannya organisasi
kemahasiswaan agar mampu resilien dan tetap relevan dengan kondisi apapun yang
akan dihadapi.
4. Resilien
Resilien adalah ketahanan dalam menghadapi perubahan baik dari internal maupun
eksternal. Untuk menghadapi keadaan yang penuh ketidakpastian maka resiliensi
adalah faktor kunci agar organisasi tetap mampu bertahan dan hadir untuk
melaksanakan seluruh tugas, fungsi, hingga program kerja yang dimiliki.
5. Progressif
Mahasiswa sebagai kelompok intelektual harus memiliki semangat untuk berdampak
secara nyata bagi lingkungan sekitar yang dibangun secara bertahap untuk mencapai
kemajuan. Maka nilai progresif yang dimaksudkan sebagai semangat untuk mencapai
kemajuan dan perkembangan yang maksimal serta menjadi langkah nyata untuk
memperbaiki keadaan hari ini.
BUDAYA:
DIALEKTIKA
Departemen Proaksi juga akan memiliki budaya dalam menjalankan fungsinya. Budaya ini
akan berguna sebagai pedoman yang nantinya akan membangun sebuah kebiasaan dan tradisi
dalam Departemen Proaksi. Untuk menentukan budaya apa yang akan dipakai oleh
Departemen Proaksi maka akan digunakan klasifikasi kebudayaan universal menurut
Kluckhon.
Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut
dengan kultural universal. 7 unsur kebudayaan tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan,
sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata
pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian.
Mengingat Departemen Proaksi akan menjadi garda terdepan dalam pergerakan mahasiswa
yang intelektual maka budaya Departemen Proaksi akan menggunakan unsur sistem
pengetahuan. Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan
hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia.
Berangkat dari penjelasan di atas maka sistem pengetahuan dalam kultural universal yang akan
melandasi budaya organisasi Departemen Proaksi adalah “Dialektika”. G.W.F Hegel dalam
teori perubahan sosial mengatakan bahwa proses perubahan sosial didorong dalam tiga tahapan
yaitu:
Ketiga tahapan ini dikenal dengan “Dialektika”. Dialektika Hegel ini kemudian mengilhami
Karl Marx yang menjadi cikal bakal lahirnya komunisme. Karl Marx kemudian bersama
Friedrich Engels menulis buku yang menjadi kitab suci komunisme yaitu “Manifesto Partai
Komunis”. Buku inilah yang menjadi awal dari sejarah panjang pertentangan antar kelas
proletar dan borjuis, kelas pekerja dan pemilik modal, dan kelas komunisme dan kapitalisme.
Dalam kisah lain diceritakan bahwa seorang filsuf Yunani Klasik bernama Socrates yang
dikenal sebagai pionir filsafat Yunani Klasik memperkenalkan sebuah metode berpikir untuk
menemukan kebenaran universal yang dikenal dengan sebutan “Maieutic” yaitu metode
berpikir dengan melemparkan pertanyaan berulang lewat sebuah dialog baik imajinatif maupun
secara langsung. Di kemudian hari metode berpikir ini dikenal dengan sebutan “Dialektika”.
Dengan mendasari pada dua kisah di atas maka Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP
Unpad 2021 akan mengedepankan budaya “Dialektika” dalam internal departemen dengan
rutin mengadakan dialog untuk mewadahi setiap warna yang ada serta bersifat aspiratif dalam
setiap pengambilan keputusan agar setiap individu dalam Departemen Proaksi dapat merasa
nyaman dan dalam jangka panjang memiliki sense of belonging.
Setiap pandangan yang menghasilkan pertentangan ide dan gagasan akan ditampung dalam
Departemen Proaksi, bukan untuk saling dibenturkan satu sama lain tetapi untuk menghasillkan
proses dialektika dan menumbuhkan kultur demokrasi yang baik di dalam internal departemen.
Layaknya Tjokroaminoto yang menampung tiga tokoh bangsa dengan tiga ideologi berbeda
yang sama dalam indekosnya maka Departemen Proaksi akan menjadi rumah bagi ragam
warna ideologi.
Jika urusan rumah tangga departemen sudah selesai maka budaya Dialektika ini akan menjadi
langkah awal dalam terciptanya pergerakan yang dinamis dan progressif agar Departemen
Proaksi mampu menjadi inisiator penggerak dalam mewujudkan FISIP sebagai garda terdepan
pergerakan dalam lingkup internal FISIP, Kampus Unpad, regional, hingga nasional untuk
mendorong terjadinya perubahan agar menjadi kebaikan bagi FISIP, Unpad, dan Indonesia.
VISI
Dengan pembacaan dan analisis kepada pra kondisi, evaluasi, serta proyeksi keadaaan
pergerakan mahasiswa, saya memiliki gagasan yang akan tertuang dalam visi berikut yang akan
menjadi jawaban dari segala permasalahan dan keadaan dunia pergerakan mahasiswa. Visi
saya adalah:
1. Inisiator Penggerak
Departemen Propaganda dan Aksi akan hadir sebagai inisiator dalam setiap langkah
gerak BEM FISIP Unpad dengan mengedepankan pergerakan yang berbasiskan nilai-
nilai intelektual dan bersifat inklusif dengan berbagai pihak untuk menciptakan
kolaborasi gerakan yang kolektif dan representatif.
2. Garda Terdepan Pergerakan
Dengan menjadi inisiator maka Departemen Proaksi akan mengeluarkan berbagai
produk gerakan baik fungsional maupun eventual supaya BEM FISIP Unpad dapat
menjadi Garda Terdepan Pergerakan dalam lingkup kampus, regional, hingga nasional.
Dengan mengedepankan gerakan yang independen, berdikari, dan produktif sehingga
mampu menjadikan FISIP sebagai poros utama pergerakan mahasiswa.
MISI
Untuk mewujudkan visi secara konkret, saya mengkontekstualisasikan visi ke dalam beberapa
turunan misi agar implementasi dari visi bisa berjalan dengan arah gerak yang jelas dan terukur.
Maka dari itu ada lima misi yang konkret untuk mewujudkan visi “Inisiator Penggerak dalam
Mewujudkan FISIP sebagai Garda Terdepan Pergerakan”. Misi saya adalah sebagai
berikut:
1. Gerak Independen
Fokus:
Mengedepankan gerakan yang dilandaskan semangat berdikari
Deskripsi:
Gerakan yang akan dilakukan oleh Departemen Proaksi bersifat berdikari (Berdiri di
Kaki Sendiri) yang memiliki arti bahwa gerakan yang dilakukan tidak bergantung
kepada siapapun dan senantiasa akan melandaskan arah gerak pada kesepakatan
bersama serta menjadi poros gerakan alternatif dalam lingkup eskternal.
Strategi Realisasi:
a. Memperkuat internalisasi nilai kepada anggota Departemen Proaksi
b. Menjadikan hasil konsolidasi ataupun forum kelembagaan FISIP sebagai salah satu
landasan arah gerak
c. Mengedepankan kolaborasi antar internal BEM FISIP baik bersama pimpinan
kabinet, lintas departemen, dan internal Proaksi
2. Gerak Cerdas
Fokus:
Mengedepankan gerakan yang berbasis nilai-nilai intelektual dan akademik
Deskripsi:
Departemen Proaksi akan mengedepankan pergerakan mahasiswa yang intelek dan
akademik agar setiap langkah dan produk gerakan yang dihasilka memiliki landasan,
dasar, hingga output yang jelas. Proses penjaringan, perumusan, dan pernyataan sikap
pun akan dilaksanakan dengan proses yang berbasiskan riset dan data.
Strategi Realisasi:
a. Upgrading dan pelatihan rutin internal Departemen Proaksi yang dibasiskan kepada
core competency yang sudah disusun
b. Melandaskan produk gerakan (media, konten kreatif, dsb) kepada sumber-sumber
akademik dan ilmiah
c. Mengadakan manajemen dan analisis isu baik strategis maupun taktis dalam sebuah
roadmap
d. Melakukan manajemen dan analisis media dalam pembuatan dan pengelolaan akun
media pergerakan BEM FISIP
e. Melakukan penjaringan aspirasi lewat sebuah platform untuk memetakan aspirasi
Kema FISIP sebagai bahan diskusi dalam konsolidasi
f. Membuat platform big data yang terintegrasi sebagai bahan diskusi dalam
konsolidasi dan dasar dari representasi gerakan BEM FISIP
g. Merumuskan landasan akademik (kajian dari Kastrat, konten kreatif media, dan
diskusi publik) sebelum turun aksi
h. Merumuskan Grand Planning pergerakan
3. Gerak Taktis
Fokus:
Menciptakan gerakan yang responsif dan strategis
Deskripsi:
Departemen Proaksi akan menciptakan gerakan yang responsif terhadap dinamika
gerakan dalam berbagai level dan pergerakan yang strategis dalam penyikapan sebuah
isu. Departemen Proaksi juga akan menjadi poros gerakan alternatif dalam lingkup
eksternal jika melting pot di atasnya lamban dalam menginisiasi gerakan.
Strategi Realisasi:
a. Aktif dalam berbagai forum baik internal maupun eksternal
b. Merancang manajemen isu strategis dari awal kepengurusan
c. Melakukan manajemen dan analisis isu untuk isu yang bersifat taktis
d. Merancang tawaran alternatif gerakan dalam forum Kema Unpad
e. Menjadi mitra kritis bagi BEM Kema Unpad
f. Merespon isu secara responsif lewat media pergerakan BEM FISIP
g. Membangun pengawalan isu strategis secara bertahap
h. Pengawalan isu strategis maupun taktis lewat turun aksi
4. Gerak Adaptif
Fokus:
Mengembangkan pergerakan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman
Deskripsi:
Pergerakan mahasiswa di era kini tidak dapat lagi dicitrakan sebagai gerakan yang
garang dan berapi-api ditambah keadaan pandemi dimana sosial media menjadi
platform utama yang diperhatikan utamanya oleh mahasiswa. Maka dari itu
Departemen Proaksi akan menginisiasi gerakan yang adaptif dengan menciptakan
media kreatif serta membaca tren pop culture tanpa menghilangkan esensi dari
pergerakan mahasiswa itu sendiri.
Strategi Realisasi:
a. Menginisasi platform media pergerakan BEM FISIP
b. Melakukan pembacaan kepada tren pop culture yang berkembang di berbagai
media (Instagram, Twitter, Tiktok, dsb)
c. Memproduksi konten kreatif sebagai upaya pencerdasan dalam berbagai bentuk
(Poster, Infografis, Podcast, Meme, dsb)
5. Gerak Kolaboratif
Fokus:
Memperluas jaringan dan relasi dengan berbagai stakeholders gerakan
Deskripsi:
Pergerakan tanpa kolaborasi hanya akan menjadi pergerakan yang lemah. Maka dari itu
Departemen Proaksi akan mengadakan kolaborasi dengan berbagai elemen gerakan
dengan ragam warna yang berbeda dan fokus isu yang berbeda untuk saling menambah
dan menguatkan jaringan dan relasi serta mengetahui berbagai perspektif.
Strategi Realisasi:
a. Memetakan potensi mitra gerakan
b. Membuka komunikasi seluas-luasnya dalam lingkup internal maupun eksternal
c. Mengadakan ruang dialog dan diskusi antar elemen gerakan
d. Melakukan kolaborasi gerakan dalam bentuk konten media ataupun program kerja
ALUR KERJA
Dengan segala konsep kerja dari Departemen Proaksi yang sudah disusun sedemikian rupa
maka dibutuhkan pula flow/alur kerja yang akan menjadi pedoman bagaimana Departemen
Proaksi harus bekerja secara teknis dan praktikal. Alur kerja ini akan melingkupi seluruh aspek
fungsional Departemen Proaksi hingga ke tingkatan pelaksanaan program kerja. Alur kerja ini
terbagi ke dalam dua bagian yaitu alur kerja internal departemen dan alur kerja eksternal
departemen.
Maka dengan mempertimbangan ketiga hal diatas tersusunlah sebuah alur kerja seperti
berikut untuk mengakomodir kebutuhan alur kerja internal Departemen Proaksi:
Penjelasan:
Grand Design departemen akan menjadi dasar dari segala tindakan yang akan diambil
oleh Departemen Proaksi dalam menjalankan fungsinya maka grand design ini perlu
dipahami oleh tiap-tiap individu di dalam departemen. Dengan demikian maka
diperlukanlah internalisasi kepada anggota Departemen Proaksi yang akan dilakukan
lewat rangkaian pertemuan (first meet, rapat mingguan, upgrading, dsb).
Namun pada akhirnya diluar grand design, inovasi dan aspirasi dari tiap anggota
departemen akan menjadi pertimbangan lanjutan untuk dilaksanakan dan akan dibahas
lewat koordinasi internal departemen dalam rapat rutin tiap minggunya. Inisiatif
departemen bisa dijalankan untuk menentukan teknis pelaksanaan grand design
ataupun mengembangkan ide-ide baru. Setelah inisiatif dan koordinasi dilakukan maka
hasilnya akan dibahas dalam rapat pimpinan hingga akhirnya akan dilaksanakan secara
teknis bersama anggota departemen.
Penjelasan:
Dalam menjalankan alur kerja eksternal departemen maka grand design BEM FISIP
menjadi pedoman utama untuk menentukan langkah dan arah gerak yang akan dibahas
bersama dengan pimpinan kabinet (Ketua dan Wakil Ketua BEM). Koordinasi
pimpinan ini kemudian akan disesuaikan dengan grand design departemen serta dibahas
kembali dalam rapat rutin Departemen Proaksi sebelum akhirnya dilaksanakan secara
teknis baik itu secara mandiri ataupun berkolaborasi lintas departemen atau lembaga.
ORGANIGRAM
Organigram adalah bagan atau struktur organisasi yang akan digunakan oleh
Departemen Proaksi guna menentukan kebutuhan internal apa saja untuk menunjang
jalannya tugas dan fungsi Departemen Proaksi. Organigram ini dibuat berdasarkan
banyaknya beban kerja Departemen Proaksi baik dalam fungsional maupun program
kerja.
Mengingat Departemen Proaksi menjalankan tugas dan fungsinya melalui program
kerja baik fungsional maupun eventual maka dengan adanya 7 program kerja fungsional
dan 3 program kerja eventual dengan porsi dan bidangnya masing masing maka
terbentuklah pembagian sebagai berikut:
a. Tim Internal
PJ MSDM
b. Sekretaris Bendahara
Meliputi urusan administratif dan program kerja Database Pergerakan FISIP
c. Tim Propaganda Kreatif
Meliputi program kerja Media Propaganda @rubrikopinifisip,
d. Tim Manajemen Isu dan Pergerakan
Meliputi program kerja Bunga Rampai Pengawalan HAM, Ngobrolin Pergerakan
(NgoPer), Festival HAM, dan Campaign 16 HAKTP
e. Tim Komunikasi dan Diplomasi
Meliputi program kerja Proaksi Menyapa/Proaksi Menyambut
f. Tim Pengembangan Gerakan
Meliputi program kerja Proaksi x Kaderisasi (SiKad) dan FISIP School of
Democracy
Untuk menjalankan fungsi tiap timnya maka dibutuhkan komposisi tim yang ideal
dengan jumlah individu yang memadai di tiap timnya. Maka komposisi ini akan dibagi
ke dalam jumlah penanggung jawab tiap program kerjanya dengan pembagian sebagai
berikut:
a. Tim Internal
- PJ MSDM (1 orang)
- Sekretaris Bendahara (1 orang)
b. Tim Propaganda Kreatif
- Media Propaganda @rubrikopinifisip (3 orang)
c. Tim Manajemen Isu dan Pergerakan
- Bunga Rampai Pengawalan HAM dan Festival HAM (3 orang)
- FISIP Ngopi (2 orang)
d. Tim Komunikasi dan Diplomasi
- Proaksi Menyapa/Proaksi Menyambut (2 orang)
e. Tim Pengembangan Gerakan
- Proaksi x Kaderisasi (2 orang)
- FISIP School of Democracy (2 orang)
Maka Departemen Propaganda dan Aksi BEM FISIP Unpad 2021 akan berjumlah 18
orang dengan rincian 1 Kepala Departemen, 1 Wakil Kepala Departemen, 1 PJ MSDM,
1 SekBen, dan 15 staff.
FOKUS ISU
“Issue is a point of conflict between an organization and one or more of its audiences”
(Regester & Larkin, 2003). “Organization does not simply react to an incident, because issue
management is a planned activity that is analytical and anticipatory in nature” (Noke
Kiroyan). Berangkat dari dua pernyataan di atas maka sebagai departemen yang memiliki
fungsi untuk memanajemen opini publik atas isu yang beredar maka Departemen Propaganda
dan Aksi akan memiliki fokus isu yang dimanajemen secara komprehensif.
Istilah “Manajemen Isu” dipopulerkan oleh W. Howard Chase pada bulan April 1976. Dengan
demikian, secara sederhana, menurut Teresa Yancey Crane sebagai salah satu pendiri Issue
Management Council, isu dapat dikatakan sebagai munculnya kesenjangan antara tindakan
perusahaan dan harapan publik (stakeholders). Manajemen isu adalah proses untuk menutup
kesenjangan ini.
Seluruh organisasi kemahasiswaan akan menghadapi kondisi yang kurang lebih sama dengan
tahun 2020 yaitu masih berkutat dengan pandemi covid-19. Namun hari ini kondisi akan
bertambah semakin tidak terprediksi karena segala kemungkinan dapat terjadi. Di Indonesia
sendiri per tanggal 1 Januari 2021 pertambahan kasus covid-19 harian masih berada di kisaran
5000-8000 namun kondisi masyarakat sudah seperti tidak terjadi apa-apa.
Bagi mahasiswa sendiri khusunya Unpad, semester genap di termin 1 2021 ini sudah pasti akan
dilaksanakan secara daring. Maka permasalahan seperti ukt, fasilitas belajar, hingga repopulasi
Jatinangor secara perlahan akan dihadapi oleh setiap organisasi kemahasiswaan di Unpad.
Maka diperlukan pengawalan isu secara dinamis dan strategis agar kebutuhan mahasiswa di
masa pandemi ini dapat dijembatani oleh BEM kepada stakeholders terkait.
Jika dibuat roadmap secara sederhana maka potensi permasalahan akan lebih tidak terprediksi
kedepannya karena kondisi pandemi menjadikan segala hal penuh ketidakpastian. Semester
ganjil 2021 belum pasti apakah akan daring atau luring. Fase yang akan dialami pun masih
tidak pasti karena bisa saja memiliki beberapa kemungkinan seperti:
Dengan berbagai kemungkinan ini maka organisasi mahasiswa harus memiliki fokus isu yang
bersifat resilien dan adaptif serta harus memetakan roadmap isu secara strategis dan taktis.
Namun sebagai mahasiswa yang memiliki lima peran dan fungsi maka diperlukan juga
pengawalan terhadap isu dalam tingkatan eksternal kampus yaitu lingkup regional dan
nasional. Kondisi negara hari ini masih terjebak dalam krisis berkepanjangan namun
pemerintah seperti tidak tegas dan sigap menangani permasalahan yang ada justru seringkali
pemerintah yang menjadi biang permasalahan.
Pengawalan isu sosial politik menjadi kewajiban BEM FISIP agar mampu memastikan setiap
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah berpihak kepada rakyat. Namun isu di tingkat regional
dan nasional pun sangat dinamis. Hampir setiap hari isu silih berganti secara cepat. Maka
diperlukan prioritas isu untuk dikawal secara berkelanjutan dan isu minor yang akan dikawal
secara taktis.
Dalam menghadapi kondisi seperti saat ini maka resiliensi menjadi kunci utama dalam
menghadapi krisis. Menurut Reivich. K dan Shatte. A yang dituangkan dalam bukunya “The
Resiliency Factor” menjelaskan resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi
terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam
keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma yang dialami
dalam kehidupannya (Reivich. K & Shatte. A, 2002).
Maka Departemen Propaganda dan Aksi akan mengedepankan sifat resilien dalam fokus isu
dengan menggunakan metode City Resilience Framework. Dalam City Resilience Framework
terdapat empat dimensi yaitu:
Dengan metode City Resilience Framework, Departemen Proaksi akan memilah dan memilih
fokus isu berdasarkan beberapa indikator seperti berikut:
1. Isu Strategis
Isu yang sudah pasti akan menjadi perhatian dan memiliki tingkat urgensi yang tinggi
dalam jangka waktu tertentu
2. Isu Taktis
Isu yang sifatnya sangat dinamis dan sulit terprediksi dengan tepat yang bisa muncul
kapan saja
3. Grand Issue
Isu besar yang akan dikawal sepanjang kepengurusan
Maka berangkat dari definisi tersebut fokus isu Departemen Proaksi adalah:
3. Grand Issue
PENEGAKAN HAM
Maka dengan fokus isu yang sudah dipetakan, Departemen Proaksi memiliki arah gerak yang
jelas dan terukur. Namun fokus isu ini juga membutuhkan alur pengawalan isu yang strategis
dan taktis. Maka Departemen Proaksi mencoba merancang alur pengawalan isu yang
disesuaikan dengan dinamika siklus isu yang biasanya terjadi.
Dalam buku “Manajemen Isu dan Krisis” karangan Prayudi menggambarkan bahwa silkus isu
menurut Femes, Klewes, dan Lintemeiner setidaknya akan mengalami fase seperti berikut:
1. Isu Strategis
Seleksi Isu – Roadmap Isu –Framing Isu – Diskusi Internal - Mencari Potensi
Kolaborasi - Rising Awareness Lewat Konten Media – Diskusi Publik – Konsolidasi
Terbuka/Forum Himpunan – Penyikapan Isu – Turun Aksi Jika Diperlukan
2. Isu Taktis
Seleksi Isu - Framing Isu – Diskusi Internal – Rising Awareness
Dengan begitu setidaknya seperti inilah fokus, manajemen, dan alur pengawalan isu yang akan
dilakukan Departemen Proaksi. Namun mengingat dinamika isu yang seringkali sangat
dinamis dan tak terprediksi maka fokus isu bisa saja berubah baik dari strategis menjadi taktis
ataupun sebaliknya.
PROGRAM KERJA
Program kerja adalah landasan bergerak suatu organisasi supaya dapat menjalankan kegiatan
selama satu periode kepengurusan. Melalui rancangan program ini akan tergambarkan apa saja
aktivitas suatu organisasi selama satu periode. Pembuatan program kerja disesuaikan dengan
keperluan dan tujuan organisasi. Terutama poin-poin yang tercantum dalam visi dan misi
organisasi.
Berangkat dari definisi itu maka Departemen Proaksi juga menyusun program kerja untuk
dilaksanakan dalam periode kepengurusan. Program kerja ini secara filosofis ditujukan untuk
menjalankan fungsional dari Departemen Proaksi itu sendiri namun secara praktikal program
kerja ini dibutuhkan Departemen Proaksi untuk menunjukkan kehadiran dan eksistensinya.
Program kerja ini dibentuk dengan berpedoman kepada nilai dan budaya, visi, misi serta
analisis filosofis dan sosiologis dari Departemen Proaksi yang dijelaskan dalam bagian
sebelumnya. Program kerja Departemen Proaksi terbagi ke dalam program kerja fungsional
dan eventual/SIAT. Program kerja fungsional adalah pelaksanaan teknis dari peran dan fungsi
Departemen Proaksi serta tidak terdaftar ke dalam SIAT sementara program kerja
eventual/SIAT adalah program kerja yang dilaksanakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Masing-
masing program kerja fungsional maupun eventual ada yang termasuk ke dalam program kerja
unggulan.
Penjelasan detail mengenai program kerja baik fungsional maupun eventual akan
menggunakan metode golden circle guna menemukan latar belakang filosofis dari tiap program
kerja. Berikut penjelasannya:
What:
What:
@rubrikopinifisip
1. Edukatif
2. Agitatif
3. Responsif
4. Kreatif
What:
What:
What:
Gambaran Substansi:
1. Pengelolaan organisasi mahasiswa
2. Pengelolaan pergerakan
3. Manajemen isu
4. Manajemen aksi
Gambaran Materi:
1. Demokrasi
2. HAM
3. Dasar-Dasar Ideologi
4. Sejarah Pergerakan
5. Pergerakan di Seluruh Dunia
Oktober 2021
Gambaran rangkaian:
1. Seminar HAM
2. Mimbar Bebas
3. Kamisan
4. Audiensi/Aksi di Kejaksaan Agung/Istana dengan membacakan risalah
penegakan HAM
September 2021
c. Campaign 16 HAKTP
Why:
Isu keperempuanan dan gender masih belum menjadi fokus utama di masyarakat
dan cenderung terjadi konforontasi antar dua spektrum ideologi berbeda. Padahal
isu ini menjadi penting dan urgen untuk dikawal sekaligus dipahami oleh
masyarakat utamanya mahasiswa mengingat belum adanya payung hukum yang
mengatur.
Maka dari itu mengingat salah satu fokus isu baik Departemen Proaksi maupun
BEM FISIP Unpad 2021 adalah kekerasan seksual dimana berhubungan sekali
dengan isu keperempuanan dan gender maka Departemen Proaksi akan
menginisiasi jalannya campaign 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
How:
1. Menyusun rangkaian kegiatan
2. Berkolaborasi dengan stakeholder yang concern di isu perempuan
What:
Campaign 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Gambaran Kegiatan:
1. Kampanye media lewat konten dan twibbon
2. Seminar membahas isu kekerasan seksual/RUU PKS
3. Pernyataan sikap terhadap RUU PKS
4. Menekan dikeluarkannya turunan Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020
5. Ditutup lewat aksi Hari HAM Sedunia
Dalam implementasi nilai, visi, dan misi maka suatu organisasi perlu menentukan target apa
yang ingin dicapai dan bagaimana mengukur ketercapaian dari target tersebut lewat sebuah
indikator keberhasilan secara kuantitas. Target ini menjadi garis akhir yang akan berusaha
dicapai lewat serangkaian dinamika perjalanan sebuah organisasi dalam periode
kepengurusannya. Maka dari itu Departemen Propaganda dan Aksi memiliki target sebagai
berikut:
Namun jika hanya target yang dimiliki akan terkesan utopis dan sulit diketahui ketercapainnya
maka dari itu diperlukan sebuah metode untuk mengukur sejauh mana target ini akan dicapai
dan bagaimana cara mencapainya. Hal ini dimaksudkan agar di akhir kepengurusan nanti dapat
diukur pencapaian Departemen Proaksi akan sejauh mana dan dapat menjadi evaluasi bagi
kepengurusan berikutnya.
Untuk mengukur ketercapaian dari target tersebut maka akan digunakan metode SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) untuk tiap-tiap target yang dimiliki.
1. Specific
Target organisasi haruslah jelas dan spesifik agar organisasi dapat fokus dalam usaha
untuk mencapainya. Seperti kata Jack Canfield, penulis Chicken Soup for The Soul,
yang mengatakan bahwa penentuan target yang tidak jelas akan membuahkan hasil
yang tidak jelas. Untuk mengukut kespesifikan target akan menggunakan metode
golden circle (Why, How, What).
Setelah mengetahui bagaimana cara mengukur ketercapaian dari target maka target
Departemen Proaksi akan diukur menggunakan metode SMART seperti yang sudah dijelaskan
di atas.
Dengan ini maka target dari Departemen Propaganda dan Aksi menjadi terukur untuk mampu
diusahakan dan dicapai. Namun karena ini masih rencana awal maka akan sangat mungkin
untuk disempurnakan dengan survey awal, tengah, dan akhir tahun serta pembahasan internal
Departemen Proaksi serta kolaborasi lintas departemen.
MANAJEMEN INTERNAL
3. Core Competency
”Core competencies are the resources and capabilities that comprise the strategic
advantages of a business. A modern management theory argues that a business must
define, cultivate, and exploit its core competencies in order to succeed against the
competition.”
Setidaknya begitulah definisi dari core competency menurut investopedia.com yang
secara ringkasnya memiliki arti bahwa core competency adalah kemampuan yang harus
dimiliki oleh individu dalam perusahaan/organisasi agar bisa menjalankan fungsi dan
tugasnya.
Maka Departemen Proaksi sebagai bagian dari BEM FISIP Unpad 2021 yang
merupakan organisasi mahasiswa perlu juga untuk memiliki core competency untuk
tiap anggota dalam internal departemen yang disesuaikan dengan fungsi Departemen
Proaksi dalam bidang pergerakan mahasiswa.
Dalam penyusunan core competency Departemen Proaksi, digunakan dua landasan
utama yaitu Departemen Proaksi sebagai bagian dari BEM FISIP Unpad dimana salah
satu fungsi BEM adalah pelayanan serta landasan bahwa Departemen Proaksi fokus di
bidang pergerakan mahasiswa. Maka dari itu core competency yang akan dimiliki oleh
Departemen Proaksi adalah:
a. Critical Thinking
b. Political Skill
c. Quality Orientation
d. Professionalism
Dengan core competency ini diharapkan tiap individu dalam Departemen Proaksi akan
terus termotivasi untuk mengejar target organisasi dan personal serta selalu
beriorientasi dalam pencapaian yang maksimal.
4. Kegiatan
Untuk saling mendekatkan antar anggota, internalisasi nilai kepada staff departemen,
hingga menjalankan fungsional harian maka diperlukan beberapa kegiatan untuk
menunjang keberlangsungan Departemen Proaksi. Kegiatan yang akan dilakukan
adalah:
a. First Meet
First meet akan dilaksanakan setelah Departemen Proaksi lengkap dengan seluruh
staff. Dalam kegiatan ini akan ada beberapa agenda yang dilakukan seperti
perkenalan, internalisasi grand design, pembuatan harapan dan action plan, hingga
bonding kecil-kecilan. First meet ini dilakukan sebagai langkah awal untuk
membangun internal departemen yang dekat dan harmonis.
b. Bonding/Sharing
Bonding/sharing akan dilaksakan secara rutin minimal tiap sebulan sekali baik
dalam rapat mingguan ataupun diagendakan dalam sebuah acara tersendiri. Hal ini
dimaksudkan agar ikatan antar anggota dan sense of belonging kepada Departemen
Proaksi menjadi lebih besar secara bertahap dan mampu tetap erat hingga akhir
kepengurusan.
c. Upgrading
Upgrading akan dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu sesuai kesepakatan.
Upgrading dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan anggota departemen
sesuai dengan core competency yang sudah disusun serta agar potensi tiap individu
dalam departemen semakin meningkat.
d. Rapat Mingguan
Rapat mingguan akan dilaksanakan setiap minggunya sesuai dengan jadwal yang
sudah disepakati di awal. Untuk agenda rapatnya sendiri akan disesuikan dengan
kebutuhan dan dinamika organisasi. Dalam rapat mingguan ini juga sesekali akan
diadakan bonding/sharing.
e. Rapat Taktis/Terbatas
Rapat taktis/terbatas dilaksanakan dengan jadwal dan agenda yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan dinamika. Rapat ini bisa dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan dadakan departemen ataupun rapat terbatas bersama penanggung jawab
program kerja.
f. Evaluasi Rutin
Evaluasi rutin akan dilaksanakan tiap dua bulan sekali untuk meninjau sudah sejauh
mana perjalanan Departemen Proaksi dan mengetahui hal-hal apa saja yang harus
diperbaiki oleh departemen. Evaluasi rutin akan disesuaikan pula agendanya antara
untuk seluruh anggota departemen ataupun agenda khusus (program kerja, individu,
dsb)
PENUTUPAN
Kurang lebih inilah mimpi serta gagasan yang saya bawa untuk Departemen Propaganda dan
Aksi BEM FISIP Unpad 2021. Setiap dari mimpi dan gagasan yang saya bawa harapannya bisa
menjadi karya dan memberikan manfaat bagi Kema FISIP dan rakyat Indonesia. Dalam
implementasinya pun saya sangat menerima kritik dan saran untuk membangun Departemen
Propaganda dan Aksi menjadi lebih baik.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih atas perhatiannya dan semoga mimpi dan gagasan
yang saya tawarkan dapat menjadi awal dari karya besar yang akan diwujudkan dalam ruang
bernama BEM FISIP Unpad. Sekian dan terimakasih.
“Karena sejarah telah membuktikan bahwa perubahan-perubahan besar selalu diawali oleh
kibaran bendera-bendera universitas”, (Petikan pidato Hariman Siregar, 31 Desember 1973)
Georgius Benny
REFERENSI
Aryani, L. (2014). Studi Deskriptif Kualitatif Manajemen Isu Tim Pemenangan YURO dalam
Pilkada Karanganyar Periode 2013-2018. Jurnal Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 15-24.
Karni, S., Siregar, B., Cholish, Z., & Hernawan, K. (2010). Titik Rawan Gerakan Mahasiswa.
Pustaka Unpad, 96-97.
Lente, F. V., & Dunlavey, R. (2007). Para Filsuf Jagoan Jilid I. Jakarta: Gramedia.
Lumen Learning. (2018, October 7). Lumen Learning. Retrieved from Lumen Learning:
Cultural Anthropology:
https://courses.lumenlearning.com/culturalanthropology/chapter/cultural-
universals/#:~:text=Cultural%20Universals%201%20Language%20and%20cognition
%20%E2%80%93%20All,death%2C%20and%20other%20ceremonial%20events.%2
0More%20items...%20
Max Manroe. (12, May 2017). Max Manroe: Pengertian Nilai: Fungsi, Ciri-Ciri, Jenis, dan
Contohnya. Retrieved from Max Manroe:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-nilai.html
Muradi. (2014, May 21). Refleksi 14 Tahun Reformasi: Membangun Indonesia dari Bandung.
Pustaka Unpad, pp. 1-3.
Prayudi, A. (2016). Manajemen Isu dan Krisis. Yogyakarat: LPPM UPN Veteran Yogyakarta.
Sprinthink. (2019, November 20). Sprinthink. Retrieved from Sprinthink: Apa Itu Golden
Circle dan Bagaimana Cara Menggunakannya?: https://www.sprinthink.id/apa-itu-
golden-circle-dan-bagaimana-cara-menggunakannya/
Universitas Psikologi. (2018, January 26). Universitas Psikologi. Retrieved from Universitas
Psikologi: Teori Resiliensi (Resilience) Menurut Para Ahli:
https://www.universitaspsikologi.com/2020/01/teori-resiliensi-dan-pengertian-
resilience.html
Dokumen:
Powerpoint:
Manajemen Isu dalam Gerakan Mahasiswa oleh MS. Mujab dalam Garda Padjadjaran School
Sumber Digital: