Anda di halaman 1dari 7

BAB II

POKOK-POKOK PENGKADERAN

1. Ketentuan Umum

Dalam rangka memahami pengkaderan secara lebih komprehensif dan

terpadu, maka diperlukan adanya kesepahaman pengertian mengenai pokok-pokok

pengkaderan. Antara lain mengenai kader, pengkaderan, sistem pengkaderan,

tujuan pengkaderan, fungsi pengkaderan, asas pengkaderan, dan muatan

pengkaderan.

a. Kader

Kader adalah anggota keluarga mahasiswa FE-UH yang telah berproses dalam

pengkaderan organisasi secara sungguh-sungguh sehingga memiliki

kesadaran, kemampuan, dan komitmen untuk malanjutkan regenerasi dalam

organisasi Lembaga Kemahasiswaan FE-UH.

b. Pengkaderan

Pengkaderan adalah usaha organisasi Lembaga Kemahasiswaan FE-UH secara

sistematis untuk mensosialisasikan dan mengamalkan nilai-nilai dasar

pengkaderan serta mengaktualisasikan potensi anggota Lembaga

Kemahasiswaan FE-UH sehingga tercapai tujuan Lembaga Kemahasiswaan

FE-UH.

c. Sistem pengkaderan

Sistem pengkaderan adalah keseluruhan komponen pengkaderan yang saling

memiliki keterkaitan fungsional yang dilaksanakan secara sistematis dan

konsisten sesuai dengan pedoman pengkaderan Lembaga Kemahasiswaan FE-

UH.
d. Manajemen pengkaderan

Manajemen pengkaderan adalah proses pengelolaan sumber daya manusia/

kader dan sumber daya organisasi secara sistematis, sinergis, dan

berkelanjutan dalam rangka mencapai tujuan pengkaderan pada khususnya dan

tujuan Lembaga Kemahasiswaan FE-UH pada umumnya.

e. Mekanisme pengkaderan

Mekanisme pangkaderan adalah proses yang harus dilalui anggota Lembaga

Kemahasiswaan FE-UH secara bertahap dalam melakukan pengkaderan untuk

mencapai tujuan pengkaderan pada khususnya dan tujuan Lembaga

Kemahasiswaan FE-UH pada umumnya.

f. Metodologi pengkaderan

Metodologi pengkaderan adalah perangkat-perangkat pengkaderan sistemik

yang diproyeksikan untuk mencapai tujuan pengkaderan. Metodologi

pengkaderan ini menyangkut seputar pendekatan, metode (cara), dan

perangkat pendukung (sarana pendidikan kader) seperti sumber-sumber

informasi, tempat, biaya, perlengkapan, dan sebagainya.

2. Tujuan Pengkaderan

Tujuan pengkaderan adalah menciptakan kader-kader Lembaga

Kemahasiswaan FE-UH yang berkualitas yang akan melanjutkan regenerasi

kelembagaan untuk mewujudkan tujuan Lembaga Kemahasiswaan FE-UH.

3. Fungsi Pengkaderan

Pengkaderan Lembaga Kemahasiswaan FE-UH memilki fungsi sebagai motor

penggerak organisasi yang akan mendorong dan melahirkan usaha-usaha yang

terencana, sistemnatis, dan berkelanjutan menuju ke arah tercapainya tujuan

pengkaderan pada khususnya dan tujuan Lembaga Kemahasiswaan FE-UH pada


umumnya. Melalui fungsi pengkaderan ini diharapkan tercipta kesinambungan

regenerasi kelembagaan dan peningkatan peran-peran personal kader dan

kelembagaan FE-UH.

4. Asas-Asas Pengkaderan

Asas pengkaderan adalah prinsip-prinsip yang menjiwai semangat

pelaksanaan pengkaderan.

a. Asas Ketakwaan, pengkaderan itu harus mampu meningkatkan

ketakwaan setiap pribadi kader

b. Asas kemandirian, pengkaderan itu menciptakan kondisi yang dinamis

untuk melahirkan kader-kader yang mandiri dalam bersikap, berpikir,

dan memutuskan sesuatu persoalan pribadi meupun kelembagaan.

c. Asas kamanusiaan, pengkaderan itu harus mampu memberikan

manfaat langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan

masyarakat.

d. Asas persaudaraan, pengkaderan itu mampu menciptakan dan

memperkuat ikatan persaudaraan di kalangan keluarga mahasiswa FE-

UH itu sendiri dan dengan sesamanya.

e. Asas keteladanan, pengkaderan itu harus memperhatikan aspek-aspek

keteladanan sebagai faktor penting dalam proses pengkaderan pada

umumnya dan pelaksanaan asas pengkaderan lain pada khususnya.

f. Asas berkelanjutan, pengkaderan itu harus mampu memproses secara

terus menerus tidak terbatas pada dimensi ruang dan waktu, sekaligus

mampu menopang keberlanjutan organisasi.


g. Asas pemecahan masalah, pengkaderan itu harus mampu memberikan

kerangka analitis, pendekatan ataupun teknik dalam memecahkan

masalah secara rasional, efektif, dan efisien.

5. Muatan pengkaderan/nilai-nilai pengkaderan

Muatan pengkaderan adalah semangat atau isi yang perlu diinternalisasikan,

disosialisasikan, atau dikembangkan dalam setiap bentuk atau model pengkaderan

sesuai dengan proporsinya. Muatan pengkaderan ini, dijabarkan dalam tema-tema

baik yang bersifat teoritis maupun praktis dan dapat dikembangkan secara kreatif

sesuai dengan bentuk/model dan jenjang pengkaderan itu. Karenanya,

muatann/nilai ini tidak bersifat membatasi, tetapi justru memberikan arahan dalam

pengembangan sumber daya kader untuk menuju kualitas kader dan kelembagaan

secara menyeluruh. Beberapa muatan/nilai pengkaderan itu sebagai berikut:

a. Spritualisme

 Keimanan, muatan utama dari nilai keimanan disini adalah bagaimana

supaya pola interksi dan pergaulan dalam lingkungan kampus tidak

melupakan hakikatnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan

 Etika dan Moralitas, muatan utama dari nilai etika dan moralitas disini

adalah bagiamana agar mahasiswa dapat memahami dan menyadari

pentingnya menjaga dan memahami etika pergaulan dan menjunjung

tinggi nilai moral yang ada dalam lingkuangannya, menciptakan tatanan

hidup yang berperadaban tinggi

b. Intelektualitas

 Idealitas, dimaksudkan untuk menjaga citra dan sifat yang melekat dalam

diri seorang mahasiswa yang senantiasa menjaga idealisme, karena

mahasiswa tak terikat dengan kepentinagn yang memihak.


 Kesadaran Kritis, dimaksudkan agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan

objektif dalam menyikapi setiap fenomena yang terjadi pada lingkungan

sekitarnya

 Keilmuan, dimaksudkan agar mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan,

wawasan, dan solusi yang komprehensif atas permasalahan yang terjadi

pada lingkungan sekitarnya. Dapat menunjukkan karakter dan jati dirinya

sebagai kaum akademis

c. Humanitas

 Etika

 Kebersamaan

 Estetika

d. Kepemimpinan

 Tanggungjawab, dimaksudkan agar kader/mahasiswa dalam menjalankan

aktivitas kesehariannya, baik dalam hubungannya dengan aktivitas

keluarga, kemasyarakatan, kebangsaan, ataupun dalam kegiatan akademik

dan organisasi selalu dilandasi atas dasar sikap yang bertanggungjawab

dalam menjalankan hak dan kewajibannya.

 Loyalitas, dimaksudkan agar kader/mahasiswa memiliki rasa pengabdian

yang tinggi dan rasa kepemilikan terhadap organisasi lembaga

kemahasiswaan, dengan maksud dapat membantu organisasi mahasiswa

dalam mencapai tujuan dan sasaran pengkaderannya.

 Profesionalisme, dimaksudkan agar kader/mahasiswa memiliki jiwa

professional, serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam

kegiatan-kegiatan organisasi, seperti memiliki manajemen yang efektif dan

efesien, dapat menghargai waktu, dsb.


 Integritas, dimaksudkan agar kader/mahasiswa dapat mengembangkan

prinsip-prinsip idealisme kemahasiswaan dan keilmuan yang dimilikinya.

Yang dimaksud integritas disini apabila kader/mahasiswa dapat

mengatualisasikan dan menyelaraskan antara pemikirannya dengan sikap

kesehariannya, antara nilai universal ilmu pengetahuan dengan realitas

yang terjadi.

 Kemandirian, dimaksudkan agar kader/mahasiswa dapat mengembankan

sikap yang mandiri, tidak tergantung pada pihak-pihak lain, sehingga

kader/mahasiswa tetap akan terjaga independensinya dan idealismenya.

e. Kemahasiswaan

 Univesalitas ilmu pengetahuan, dimaksudkan agar kader/mahasiswa dapat

memahami substansi sebuah dunia pendidikan dalam hubungannya dengan

realitas lingkungan yang terjadi, kader dapat berpikir holistis, tidak

terjebak pada pemikiran sempit bahwa penguasaan ilmu pengatahuan

hanya terbatas pada jurusan akdemiknya saja.

 Keunhasan, dimaksudkan agar kader/mahasiswa dapat memahami realitas

yang terjadi pada lingkungan UNHAS dan dapat mencarikan solusi atas

sejumlah permasalahan, serta kader/mahasiswa dapat

menjaga/meningkatkan citra UNHAS sebagai sebuah institusi pendidikan

tinggi yang senagtiasa mengembangkan intelektualisme dan moralitas.

 Tri darma perguruan tinggi, dimaksudkan agar kader/mahasiswa dapat

memahami dan mengembangkan prisip-prinsip yang terdapat dalam Tri

Darma Perguruan Tinggi yakni, mengatualisasikan diri dalam aktivitas-

aktivitas yang berlandaskan prinsip pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat.
f. Kelembagaan

 Urgensi kelembagaan, dimaksudkan agar kader/mahasiswa dapat memiliki

pemahaman yang mendalam tentang pentingnya dan manfaat dari

kehadiran lembaga kemahasiswaan ditengah-tengah lingkungan akademik

g. Kebangsaan

 Realitas kebangsaan, dimaksudkan agar kader/mahasiswa sebagai salah

satu elemen kebangsaan dalam posisinya sebagai agent of control dan

agent of change dapat memahami masalah-masalah yang terjadi dalam

penyelenggaraan aktivitas kebengsaan dan kenegaraan yang dalam hal ini

dilakukan oleh pemerintah.

 Solusi kebangsaan, dimaksudkan agar kader/mahasiswa selain mengetahui

realitas permasalahan yang terjadi, juga dapat dan mampu

mengaktualisasikan pemikirannya untuk mengatasi sejumlah permasalahan

yang terjadi, khususnya dalam hal persoalan kebijakan yang dikeluarkan

oleh pemerintah

Anda mungkin juga menyukai